1. ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN DAN BAYI
BARU LAHIR
MODUL
Komplikasi/Penyulit Persalinan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Endang Suwanti
Ari Kurniarum
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
KEGIATAN BELAJAR II
Distocia Pada Kala III dan IV
SEMESTER 3
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karunia-Nyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir.
Buku ini disusun sebagai referensi dan
bahan belajar untuk mahasiswa program
Pendidikan Jarak Jauh Program D.III
Kebidanan yang diselenggarakan oleh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima kasih
atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Kebidanan
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
3. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI i
DAFTAR ISTILAH ii
PENDAHULUAN 1
KEGIATAN BELAJAR 2: DISTOCIA PADA KALA III DAN IV 3
I Tujuan Pembelajaran 3
II Pokok-pokok Materi 3
III Uraian Materi 3
1. Atonia Uteri 4
2. Retensio Plasenta 5
3. Emboli Ketuban 6
4. Robekan Jalan Lahir 7
5. Inversio Urteri 8
6. Syok Obtetrik 9
IV Rangkuman 10
V Evaluasi Formatif 11
VI Tugas Mandiri 13
Daftar Isi
5. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Mata kuliah ini memberikan kemampuan
pada mahasiswa untuk memberikan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin pathologi,
yang didasari konsep-konsep, sikap dan
ketrampilan serta hasil evidence based
dalam praktik intranatal yang menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan. Sebagai
bidan, kita mengetahui bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan kejadian fisiologis
normal. Akan tetapi berdasarkan penelitian
15% kehamilan berpotensi mengalami
komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu
yang memerlukan pengetahuan yang luas
serta keahlian bidan dalam resiko tinggi dan
banyak bidan merasa kurang percaya diri
dalam situasi luar biasa atau kedaruratan
yang sangat mengancam jiwa.
Dalam modul ini anda akan mempelajari
asuhan persalinan dengan beberapa
penyulit yang dapat mengancam jiwa ibu,
sehingga diperlukan pengetahuan yang
luas serta keahlian bidan dalam mengatasi
resiko tinggi. Kemampuan tersebut sangat
penting bagi bidan karena apabila kejadian
yang merugikan dapat di prediksi dan
dilakukan tindakan untuk pencegahan atau
bidan siap menanganinya secara efektif,
kemungkinan perbaikan pada ibu dan bayi
akan meningkat. Kemampuan tersebut
juga sangat penting bagi mahasiswa,
karena kemampuan ini akan menjadi bekal saat belajar di klinik dan Rumah Sakit untuk bisa
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan baik.
Untuk membantu anda menguasai kemampuan diatas, dalam modul ini akan disajikan
Gambar : Ibu hamil
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
pembahasan dan latihan dalam butir uraian
dalam dua kegiatan belajar (KB) yaitu:
KB 1: Penyulit/ komplikasi kala I dan II
persalinan meliputi ; distosia kelainan
presentasidanposisi,distosiakarenakelainan
his, distosia karena kelainan alat kandungan,
distosia karena kelainan janin, distosia karena
kelainan jalan lahir.
KB II : Penyulit/ komplikasi kala III dan IV
persalinan meliputi;perdarahanpostpartum
primer, atonia uteri, retensio plasenta, emboli
air ketuban, robekan jalan lahir, robekan
perineum, robekan serviks, robekan dinding
vagina, inversio uteri, syok obstetrik.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
Untukmenguasaimoduliniselainmahasiswa
harus pernah memperoleh mata kuliah
Anatomi, Fisiologi dan konsep persalinan
persalinan normal.
Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari
modul ini, ikuti petunjuk belajar sebagai
berikut:
a. Bacalah dengan cermat bagian
pendahuluan ini sampai Anda memahami
betul apa, untuk apa dan bagaimana
mempelajari modul ini.
b. Baca bagian demi bagian dan temukan
kata kunci dan kata-kata yang dianggap
baru. Carilah arti dari kata-kata tersebut
dalam kamus anda.
c. Tangkaplah pengertian demi pengertian
dari isi modul ini melalui pemahaman
sendiri dan tukar pikiran dengan teman
anda, Dosen atau tutor anda
d. Mantapkan pemahaman anda melalui
diskusi mengenai pengalaman simulasi
dan demonstrasi dalam kelompok kecil
atau klasikal pada saat tutorial.
e. Carilah informasi sebanyak-banyaknya
tentang materi modul untuk lebih
memahami materi yang anda pelajari.
Gambar : Ibu hamil akan melahirkan
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 2 Penyulit/Komplikasi Persalinan Kala III dan IV
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok-Pokok Materi
Setelah membaca modul ini diharapkan anda mampu melakukan asuhan pada ibu bersalin
dengan penyulit kala III dan IV persalinan
Setelah membaca modul ini diharapkan anda mampu melakukan asuhan pada ibu bersalin
dengan penyulit kala III dan IV persalinan.
1. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Perdarahan Post partum
Primer
2. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Atonia Uteri
3. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Retensio Plasenta
4. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Emboli Air Ketuban
5. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Robekan Jalan Lahir,
perineum, serviks dan dinding vagina
6. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Inversio Uteri
7. Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan distosia karena Syok Obstetrik
Perdarahan pasca persalianan adalah kahilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir
yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perdarahan pasca persalinan primer
terjadi dalam 24 jam pertama. Ada beberapa kemungkinan penyebab yaitu:
1. Atonia uteri
2. Perlukaan jalan lahir
3. Retensio plasenta
4. Tertinggalnya sebgian plasenta di dalam uterus
5. Kelainan proses pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia
6. Penatalaksanaan kala III yang salah
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Uraian
Materi
1. Atonia Uteri
a. Pengertian
Atonia ueteri merupakan penyebab
terbanyak perdarahan post partum dini
(50%), dan merupakan alasan paling
sering untuk melakukan histerektomi
postpartum.Kontraksiuterusmerupakan
mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan setelah melahirkan. Atonia
terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya
tonus/ kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta
lahir.
b. Etiologi
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor predisposisi
(penunjang), seperti:
1). Regangan rahim berlebihan, seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion atau paritas
tinggi.
2). Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3). Meltipara dengan jarak kelahiran yang pendek.
4). Partus lama / partus terlantar
5). Malnutrisi
6). Penanganan yang salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya: plasenta belum
terlepas dari dinding uterus.
7). Adanya mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim.
c. Penatalaksanaan
1). Masase fundus uteri segera setelah lahirnay plasenta (maksimal 15 detik)
2). Pastikan bahwa kantung kemih kosong
3). Lakukan kompresi bimanual interna selama 5 menit. Kompresi uterus ini akan
memberikan tekanan langsung pada pembuluh terbuka di dinding dalam uterus dan
merangsang miometrium untuk berkontraksi.
4). Anjurkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna.
5). Keluarkan tangan perlahan – lahan.
6). Berikan ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan bila hipertensi).
7). Ergometrin akan bekerja selama 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi uterus.
8). Pasang infuse menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 cc ringer laktat
Gambar : Ibu menyusui bayinya
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
+20 unit oksitosin
9). Ulangi kompresi bimanual interna (KBI) yang digunakan bersama ergometrin dan
oksitosin akan membantu uterus berkontraksi.
10).Dampingi ibu ketempat rujukan. Teruskan melakukan KBi. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh terbuka dinding uterus dan
merangsang miometrium untuk berkontraksi.
11).Lanjutkan infuse ringer laktat +20 unit oksitosin dalam 500 ml larutan dengan laju
500 ml/ jam hingga tiba ditempat rujukan. Ringer laktat kan membantu memulihkan
volume cairan yang hilang selama perdarahan.
2. Retensio Plasenta
a. Pengertian
Retensio plasenta adalah lepas plasenta tidak bersamaan sehingga masih melekat pada
tempat implantasi, menyebabkan retraksi dan kontraksi otot uterus sehingga sebagian
pembuluh darah tetap terbuka serta menimbulkan perdarahan.
b. Etiologi
1). Faktor maternal: gravida tua dan multiparitas.
2). Faktor uterus: bekas section caesarea, bekas pembedahan uterus, tidak efektifnya
kotraksi uterus, bekas kuretase uterus, bekas pengeluaran manual plasenta, dan
sebagainya.
3). Faktor plasenta: plasenta previa, implantasi corneal, plasenta akreta dan kelainan
bentuk plasenta.
c. Klasifikasi
1). Plasenta adhesiva: plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam.
2). Plasenta akreta: vili korialis tumbuh menembus miometrium sampai ke serosa.
3). Plasentainkreta:vilikorialistumbuhlebihdalamdanmenembusdesiduaendometrium
sampai ke miometrium.
4). Plasenta perkreta: vili korialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum dinding
rahim.
5). Plasenta inkarserata: tertahannya plasenta di dalam kavum uteri disebabkan oleh
konstriksi ostium uteri.
Gambar : Ibu Hamil
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
d. Penatalaksanaan
Apabila plasenta belum lahir ½-1 jam setelah bayi lahir terlebih lagi apabila disertai
perdarahan lakukan plasenta manual.
3. Eemboli Ketuban
a. Pengertian
Emboli air ketuban adalah masuknya air ketuban beserta komponennya kedalam sirkulasi
darah ibu. Yang dimaksud komponen disini adalah unsure – unsur yang terdapat di air
ketuban seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin dan
cairan kental.
b. Etiologi
Belum jelas diketahui secara pasti.
c. Faktor Resiko
1). Multipara
2). Solusio plasenta
3). IUFD
4). Partus presipitatus
5). Suction curettage
6). Terminasi kehamilan
7). Trauma abdomen
8). Versi luar
9). Amniosentesis
d. Gambaran Klinik
1). Umumnya terjadi secara mendadak
2). Pasien hamil tiba – tiba mengalami kolaps
3). Menjelang akhir persalinan pasien batuk – batuk, sesak terengah – engah, dan kadan
cardiac arrest.
e. Penatalaksanaan
1). Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan dberikan secara agresif
2). Terapi awal adalah memperbaiki cardiac output dan mengatasi DIC
3). Bila anak belum lahir, lakukan section caesarea dengan catatan dilakukan setelah
keadaan umum ibu stabil.
4). X-Ray torax memperlihatkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium
kanan dan ventrikel kanan.
5). Pemeriksaan laboratorium: asidosis metabolic (penurunan PaO2 dan PaCO2)
6). Terapi tambahan:
a) Resusitas cairan
b) Infuse dopamine untuk memperbaiki cardiac output
c) Adrenalin untuk mengatasi anafilaksis
d) Terapi DIC dengan fresh frozen plasma
e) Terapi perdarahan pasca persalinan dengan oksitosin
f) Segera rawat di ICU
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
4. Robekan Jalan Lahir
Trauma jalan lahir perlu mendapatkan perhatian khusus,
karena dapat menyebabkan:
a. Disfungsional organ bagian luar sampai alat reproduksi
vital
b. Sebagai sumber perdarahan yang berakibat fatal.
c. Sumber atau jalannya infeksi.
Klasifikasi robekan jalan lahir adalah sebagai berikut:
a. Robekan Perineum
1). Pengertian
Adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik
secara spontan maupun dengan alat atau tindakan.
Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah
dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.
2). Etiologi
a). Kepala janin terlalu cepat lahir
b). Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
c). Adanya jaringan parut pada perineum
d). Adanya distosia bahu
3). Klasifikasi
a). Derajat satu: robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum.
b). Derajat dua: robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum dan otot – otot perineum.
c). Derajat tiga: robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum dan otot – otot perineum dan sfingter ani eksterna
d). Derajat empat: robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan sfingter ani yang
meluas sampai ke mukosa.
4). Penatalaksanaan
a). Derajat I: robekan ini kalau tidak terlalu besar, tidak perlu dujahit
b). Derajat II: lakukan penjahitan
c). Derajat III dan IV: lakukan rujukan
b. Robekan Serviks
1) Pengertian
Persalinan selalu mengakibatkan robekan serviks, sehingga serviks seorang
multipara berbeda dari yang belum melahirkan pervaginan. Robekan serviks yang
luas menimbulkan perdarahandan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila
terjadi perdaraha yang tidak berhentimeskipun plasenta sudah lahir lengkap dan
uterus sudah berkontraksi baik perlu diperkirakan perlukaan jalan lahir, khususnya
robekan serviks uteri.
2) Etiologi
a) Partus presipitatus
b) Trauma karena pemakaian alat – alat kontrasepsi
Gambar : Ibu muda
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
c) Melahirkan kepala pada letak sungsang secara paksa, pembukaan belum lengkap.
d) Partus lama.
3) Diagnosis
Diagnosis ditegakan melalui pemeriksaan spekulum.
4) Penatalaksanaan
a). Jepit klem ovum pada ke-2 biji sisi portio yang robek, sehingga perdarahan dapat
segera dihentikan.
b). Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan
dimulai dari ujung atas robekan kea rah luar sehingga semua robekan dapat
dijahit.
c). Setelah tindakan periksa TTv, KU, TFU dan perdarahan
d). Beri antibiotic profilaksis, kecuali bila jelas – jelas ditemui tanda – tanda infeksi.
c. Robekan Dinding Vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai.
Robekan terjadi pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum.
1) Penatalaksanaan
a). Pada robekan yang kecil dan superfisiil, tidak diperlukan penanganan khusus.
b). Pada robekan yang lebar dan dalam, perlu dilakukan penjahitan secara jelujur.
c). Apabila perdarahan tidak bisa diatasi, lakukan laparotomi dan pembukaan
ligamentum latum.
d). Jika tidak berhasil, lakukan pengangkatan arteri hipogastrika.
5. Inversio Uteri
a. Pengertian
Inversion uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
ke dalam kavum uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse jika bagian dalam menjadi
diluar saat melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya dilakukan dengan berjalannya
waktu, lingkaran konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan
terisi darah.
b. Etiologi
1) Grande multipara
2) Atonia uteri
3) Kelemahan alat kandungan
4) Tekanan intraabdominal yang tinggi (batuk dan mengejan)
5) Cara crade yang berlebihan
6) Tarikan tali pusat
7) Manual plasenta yang terlalu dipaksakan
8) Retensio plasenta
c. Penatalaksanaan
1). Lakukan pengkajian ulang
2). Pasang infuse
3). Berikan petidin dan diazepam IV dalam spuit berbeda secara perlaha – lahan, atau
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
anastesia umum jika diperlukan.
4). Basuh uterus dengan antiseptic dan tutup dengan kain basah (NaCl hangat) menjelang
operasi
5). Lakukan reposisi
6. Syok Obstetrik
a. Pengertian
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan yang tidak
mampu mengeluarkan hasil metabolism.
b. Penyebab
1) Perdarahan
2) Infeksi berat
3) Solusio plasenta
4) Inversion uteri
5) Emboli air ketuban
6) Komplikasi anestesi
c. Gejala Klinik
1) Tekanan darah menurun
2) Nadi cepat dan lemah
3) Keringat dingin
4) Sianosis jari – jari
5) Sesak nafas
6) Penglihatan kabur
7) Gelisah
8) Oligouria
d. Penatalaksanaan
Penanganan syok terdiri dari tiga garis utama, yaitu:
1) Pengembalian fungsi sirkulasi darah dan oksigenasi
2) Eradikasi infeksi
3) Koreksi cairan dan elektrolit.
Gambar : Bayi baru lahir
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Rangkuman
Komplikasi persalinan kala III dan IV merupakan masalah yang terjadi setelah janin lahir/ berada
diluar rahim. Komplikasi yang terjadi adalah perdarahan yang sering menyebabkan kefatalan/
kematian bila tidak ditangani sesegera mungkin. Perdarahan post partum dibagi menjadi dua
yaitu perdarahan primer dan sekunder, perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama
dan sekunder sesudah itu. Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post partum adalah; Atonia
uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, terlepasnya sebagian plasenta dari uterus,
tertinggalnya sebagian dari plasenta umpamanya klotiledon atau plasenta suksenturiata.
Kadang-kadang perdarahan disebabkan oleh kelainan proses pembekuan darah akibat dari
hipofibrinogenemia(solution plasenta, retensi janin mati dalam uterus, emboli air ketuban).
Penanganan yang dilakukan pada setiap kasus berbeda-berbeda tergantung pada kasus
yang diderita/ banyaknya perdarahan. Misalnya pada atonia uteri penanganannya dengan
melakukan Kompresi Bimanual Interna/Eksterna, bila perdarahan tidak dapat diatasi untuk
menyelamatkan nyawa ibu maka dilakukan histerektomi supravaginal. Pada retensio plasenta
penanganannya manual plassenta. Sedang pada inversion uteri penanganannya dengan
reposisi pervaginam jika masih tetap maka dilakukan laparotomi, dan pada perlukaan jalan
lahir maka penanganannya dengan penjahitan
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Evaluasi
Formatif
Setelah anda memahami modul penyulit persalinan ini, cobalah kerjakan tes formatif di bawah
ini untuk mengukur pemahaman anda terhadap materi yang sudah anda pelajari, kemudian
cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang sudah tersedia. Anda dinyatakan tuntas
menguasai materi ini apabila anda sudah benar minimal 80% dari seluruh soal yang anda
jawab apabila belum mencapai 80%, coba anda
KASUS 1
Ny. U, 36 tahun, G VII PV AI . Segera setelah plasenta lahir lgkp tjd perdarahan, kontraksi uterus
lembek serta TFU sulit ditentukan. Hasil pemeriksaan tidak ada robekan jalan lahir,kandung
kemih kosong.
1. Ny. U kemungkinan mengalami ….
A. Atonia Uteri
B. Ruptur Uteri
C. Inversio Uteri
D. Laserasi Portio
E. Laserasi Perineum
2. Tindakan yang harus dilakukan pada Ny U adalah….
A. Mengosongkan kandung kemih
B. Memberikan obat anti coagulan
C. Memberikan injeksi utero tonika
D. Memeriksa kelengkapan plasenta
E. Melakukan kompresi bimanual interna
3. Faktor predisposisi pada kasus Ny U adalah ….
A. Gemelli
B. Usia ibu
C. Primipara
D. Multipara
E. Grande multipara
4. Apabila tidak segera ditangani, kemungkinan yang terjadi ….
A. Syok septic
B. Syok anafilaktic
C. Syok neurogenic
D. Syok kardiogenic
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
E. Syok hipovolemik
5. Penanganan awal agar tidak terjadi syok pada kasus Ny U, dilakukan tindakan ….
A. Pemberian antibiotik
B. Pemberian analgetik
C. Pemberian diuretika
D. Pemberian injeksi vitamin K
E. Pemberian cairan infus RL
KASUS II
Ny. K P5A0, 15 menit yang lalu telah melahirkan bayi laki-laki dan sudah mendapatkan 10 IU
oksitosin, plasenta belum lahir PPV : darah ± 600 cc.
6. Berdasarkan data perdarahan yang dialami Ny. K termasuk perdarahan...
A. Perdarahan pasca persalinan late
B. Perdarahan pasca persalinan dini
C. Perdarahan pasca persalinan tersier
D. Perdarahan pasca persalinan primer
E. Perdarahan pasca persalinan sekunder
7. Tindakan bidan selanjutnya adalah...
A. Melakukan PTT ulang
B. Kompresi bimanual interna
C. Melakukan manual plasenta
D. Menyuntik 10 UI oksitosin yang ke 2
E. Menunggu lepasnya plasenta sampai 30 menit
8. Setelah tindakan sesuai jawaban soal no 2, dan setelah 30 menit plasenta belum lahir maka
diagnosa Ny. K adalah...
A. H.P.P
B. Atonia uteri
C. Inversio uteri
D. Plasenta restan
E. Retensio plasenta
9. Tindakan bidan selanjutnya apabila 30 menit plasenta belum lahir adalah...
A. KBI
B. Kuretase
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Tugas
Mandiri
1. Bacalah referensi lain minimal 3 referensi yang mendukung materi dalam modul sehingga
anda mempu menguasai materi tersebut, jika anda menjumpai kata-kata sulit maka carilah
arti dari kata-kata tersebut dalam kamus kebidanan atau anda dapat bertukar pikiran
dengan teman anda, dosen atau tutor anda.
2. Lakukan praktek mandiri yaitu melalui simulasi dan demonstrasi di laboratorium atau
membentuk kelompok kecil dengan teman belajar anda
C. Digital plasenta
D. Manual plasenta
E. Penegangan tali pusat terkendali
10. Untuk menghindari tuntutan hukuman sebelum melakukan tindakan maka dilakukan...
A. Informed consent
B. Komunikasi terapeutik
C. Komunikasi inter personal
D. Komunikasi informasi edukasi
E. Konseling tentang tindakan medis
4) Membimbing teknik relaksasi