1. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
1
MODUL 1
KONSEP DASAR STUDI ISLAM
erbicara mengenai studi tentang agama pada awal tahun 1970-an dianggap
tabu. Orang akan berkata: kenapa agama yang sudah begitu mapan mau
diteliti; agama adalah wahyu Allah. Sikap seperti itu terjadi juga di Barat.
Dalam pendahuluan buku Seven Theories Of Religion dikatakan, dahulu orang Eropa
menolak anggapan adanya kemungkinan meniliti agama. Sebab, antara ilmu dan nilai,
antara ilmu dan agama (kepercayaan), tidak bisa disinkronkan.1
Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin
terwujudnya kesejahtera lahir dan batin di tengah-tengah umat Islam. Aturan-aturan
agama yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam
sumber ajarannya, Al-Qur‟an dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam
mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial,
menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter,
kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan,
berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Dalam penelitian keagamaan modern dijelaskan bahwa “agama” mempunyai
banyak wajah (multiface), tidak lagi seperti orang dahulu memehaminya, yang semata-
mata berkaitan dengan persoalan ketuhanan, kepercayaan, kredo, pedoman hidup,
ultimate concern, dan seterusnya. Akan tetapi, agama juga berkaitan dengan persoalan
historis kultural yang merupakan keniscayaan manusia belaka.2
Berkaitan dengan penelitian agama di atas, ada tiga hal sebagai wilayah terapan
suatu metode ataupun pendekatan, hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Charles J.
1
Atho Mudzahar, Pendekatan Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2007.hlm .11
2
Koko Abdul Kodir, Metode Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2014, hlm. 15, lihat juga Ahmad
Norma Permana, Metodologi Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, hlm. 1
B
2. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
2
Adam, pertama, definisi “Islam” dan “Agama”. Kedua, pendekatan yang relevan dalam
proses pengkajian Islam. Ketiga: bidang kajian dalam penelitian dan pengkajian Islam.
Dari sanalah diharapkan dapat ditemukan pemahaman yang komprehensif mengenai cara
menjalankan pengkajian agama Islam yang semestinya.3
A. Pengertian Studi Islam
Studi Islam merupakan istilah yang dipakai untuk kajian yang meneliti dan
mendalami tentang Islam. Studi Islam dikenal juga dengan sebutan Dirasah Islamiyyah
atau Islamic Studies. Secara terminologis, Studi Islam adalah kajian secara sistematis dan
terpadu untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang
berkaitan dengan agama Islam, yang terdiri dari pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam
maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan. Sumber utama dalam Studi Islam
yaitu Al-Qur‟an dan Hadits, yang keduanya merupakan sumber pokok ajaran Islam.
Kedua sumber ini sebagai pijakan dan pegangan dalam mengakses wacana pemikiran dan
membumikan praktik penghambaan kepada Allah, baik bersifat teologis maupun
humanistis.
Maka dapat dipahami bahwa istilah studi Islam digunakan ketika seseorang ingin
membahas kajian-kajian tentang berbagai cara atau metode yang dapat digunakan dalam
studi Islam. Secara sederhana, dalam studi Islam diperlukan metode, yang dalam
perkuliahan diajarkan sebuah mata kuliah, yaitu mata kuliah Metodologi Studi Islam
(yang selanjutnya disingkat MSI). MSI Senditi adalah suatu ilmu yang mempelajari
seperangkat metode atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan kajian-kajian
seputar studi Islam, baik secara normatif, filosofis, historis, komparatif, dan sebagainya.
Metodologi Studi Islam merupakan suatu kajian atas seperangkat konsep-konsep tentang
paradigma, pendekatan dan metode yang dipergunakan untuk mengkaji dan meneliti
Islam sebagai obyek studi. Pengkajian yang dilakukan terhadap Islam menggunakan
prosedur-prosedur ilmiah sehingga menghasilkan pengetahuan yang komprehensif
tentang Islam dengan cara yang cepat dan tepat.
Karena, tanpa metode yang tepat, sangat dimungkinkan terjadi kesalahan dalam
memahami Islam, sehingga menghasilkan pengetahuan yang tidak komprehensif bahkan
3
Ibid., hlm. 16
3. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
3
menyimpang. Selain itu, penggunaan metode yang tepat akan berdampak pada
pengembangan ilmu sehingga umat Islam juga diharapkan agar mampu menjawab
tantangan zaman sehingga Islam sebagai rahmatan lil alamin dapat tercapai.
B. Ruang Lingkup Studi Islam
Studi Islam bisa dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Dengan perkataan lain, usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk-beluk atau
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran, sejarah maupun praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari”4
Studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang
dipraktikan dalam sejarah dan kehidupan manusia, sedangkan pengetahuan agama
pengetahuan yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran allah dan rasul-Nya secara
murni tanpa dipengaruhi sejarah, seperti akidah, ibadah, membaca al-Qur‟an dan akhlak.
Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari segi sisi:5
a. Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final
dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
b. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
c. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
Bila Islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi Islam dapat dibatasi pada
tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran
teks wahyu, maka hal ini dipandang sudah tidak memerlukan lagi penelitian didalamnya.
C. Urgensi dan Tujuan Mempelajari Studi Islam
Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin banyaknya komunitas umat
Islam, maka saat ini kita dihadapkan sama tantangan kehidupan dan budaya modern yang
sangat komplek, maka studi Islam dipandang menjadi hal yang sangat urgen untuk
dilakukan. Urgensi tersebut dapat diuraikan dan dipahami sebagai berikut6
:
1. Agar umat Islam mampu memahami dan mengamalkan Islam secara kaffah.
4
Koko Abdul Kodir., op., cit. hlm, 18
5
M. Nurhakim, Metodologi Studi Islam, Yogyakarta: UMM Press, 2004, hlm. 34
6
Muhaimin,.Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005, hlm.3-8
4. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
4
Dengan mempelajari studi Islam, diharapkan umat Islam, memahami agama yang
dianutnya secara Kaffah. Kaffah mengandung arti sempurna dan menyeluruh, yaitu
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Seperti perintah
Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2]: 208, yaitu:
َ
ي
َ
ُ
دَعْ
مُ
كَلُهَّنِإَ ِ
انطَّْي
َالش ِ
اتوُطُ
َخْاوُعِبَّتَتالَوًةَّفآَكِ
مْلِّ
َالس ِ
َِفْاوُلُ
خْ
َادْاوُنَآمينِ
ذَّلاَاهُّياَأ
ٌَّ
و
َن
يِبُّ
م
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu”(QS. Al Baqarah [2]: 208)7
.
Ayat di atas menjelaskan bahwa umat Islam harus mentaati ajaran agama yang
diturunkan Allah Swt tanpa memilih-milih mana yang disukai dan mana yang tidak
disukai.Semua ajaran dalam Islam harus diyakini dengan sepenuh hati tanpa keraguan
sedikitpun karena itu datang dari Allah Swt. Maka yang menjadi patokan utama dalam
beragama adalah wahyu, baru setelah itu akal. Jangan sampai akal menafikan wahyu
karena dianggap bertentangan dengan akal. Manusia tidaklah diberi pengetahuan oleh
Allah SWT kecuali hanya sedikit saja. Sehingga ilmu Allah Swt yang maha luas tidak
mungkin dapat dijangkau oleh akal manusia seluruhnya. Seperti firman Allah Swt dalam
QS. Al-Kahfi ayat [18]: 109, yaitu:
َْ
حبْلَادِ
فنَل ِّ
ِّبَر ِ
اتمِلكِاَلً
اددِ
َمُ
رْ
حبْلَاانَك ْ
وَلْ
لُق
َانْئ ِ
َج ْ
ولَو ِّ
ِّبَر ُ
اتمِلَكدفْنَتْ
نَألْبَقُ
ر
اً
ددَمِ
هِلْثِِ
ِب
Artinya: “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".( QS. Al-Kahfi ayat [18]:
109)8
Dan dalam Al-Qur‟an QS. Al-Isra‟ [17]: 85 Allah Swt juga menjelaskan bahwa
akal manusia tidak dapat menjangkau semua ilmu Allah Swt, misalkan saja tentang ruh,
yaitu:
َ
وُّ
َالرِ
لُقَِ
وحُّ
َالرِ
نَعكونُلأْ
سيو
ًَ
يلِلَق َّ
الِإَِ
مْلِعْلَانِ
َمْ
مُيتُِوتأَامَو ِّ
ِّبَرِ
رْ
مَأْ
نِ
َمُ
ح
7
Departeman Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Dipenogoro, 2010, hlm. 50
8
Ibid., hlm. 459
5. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
5
Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".( QS. Al-
Isra‟ [17]: 85)9
Berbagai pendekatan, model, dan metode dikembangkan dalam Studi Islam untuk
dapat memahami Islam secara kaffah. pendekatan, model, dan metode yang
dikembangkan tentunya yang relevan digunakan untuk penelitian ilmu agama dan dalam
ranah kemampuan akal dan nalar. Ketika sudah memasuki wilayah yang bersifat ghaib
maka akal tidak akan bisa menjangkaunya dan diserahkan sepenuhnya kepada wahyu
yang dilandasi oleh keyakinan dan keimanan.
2. Alternatif Menyelesaikan Problematika Hidup Umat Islam.
Saat ini umat Islam masih sangat terbelakang dan lemah dalam segala bidang
kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam harus bisa melakukan
gerakan pemikiran yang dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang dan
oprasional untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut. Sehingga umat
Islam tidak termarginalkan lagi dalam berbagai hal kehidupan.
Dalam posisi problematis ini, jika umat Islam hanya berpegang pada ajaran-ajaran
hasil penafsirsn ulama terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun-temurun
kemudian dianggapnya sebagai sebuah ajaran, maka berarti mereka mengalami
kemandegan intelektual yang pada gilirannya akan menghadapi masa depan yang suram.
Disisi lain, jika mereka melakukan usaha pembaharuan dan pemikiran kembali secara
kritis dan rasional terhadap ajaran-ajaran Islam, maka akan dianggap umat yang
meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap ajaran Islam yang dianggapnya sudah matang
dan sempurna. Melalui pendekatan yang objektif rasional, studi Islam diharapkan
memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang
problematis tersebut.
Sebagai agama yang rahmatullah lil „alamin, Islam tentunya mempunyai konsep
ajaran yang bersifat manusiawi dan universal, yang dapat menyelamatkan umat manusia
dan alam semesta dari kehancurannya. Akan tetapi, kondisi kehidupan sosial budaya dan
peradaban umat Islam dalam keadaaan lemah dan tidak berdaya berhadapan dengan
budaya dan peradaban manusia dan dunia modern. Disinilah urgensi nya studi Islam,
9
Ibid., hlm. 437
6. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
6
yaitu untuk menggali ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni, dan yang bersifat
manusiawi. Dari situlah kemudian diajarkan dan ditransformasikan kepada generasi
penerusnya yang bisa menawarkan alternatif sebagai solusi dalam memecahkan
permaslahan yang dihadapi oleh umat manusia dalam dunia modern10
.
Studi-studi Islam akan sulit menjadi bagian dari solusi probelmatika di atas ketika
dilakukan dengan menutup diri dari penggunaan berbagai perspektif dan metodologi yang
luas dan beragam. Analisis yang tajam atas doktrin Islam dan masalah yang menggelayuti
dunia muslim baru bisa dilakukan bila seseorang memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang Islam dan dunia muslim, Metodologi Studi Islam diharapkan mampu
membantu seseorang mendapatkan hal di atas11
.
3. Mengembalikan Ajaran Islam yang Asli dan Murni, serta Islam yang Rahmatan
lil Alamiin.
Urgensi Studi Islam di sini untuk menggali kembali ajaran Islam yang murni, yang
mana dewasa ini ajaran Islam murni sudah mulai terpinggirkan dikarenakan
perkembangan zaman. Dengan mengembalikan ajaran Islam yang asli dan murni ini
maka diharapkan akan mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin. Sehingga nilai-nilai
Islam bisa beradaptasi dan berhadapan dengan perkembangan zaman.
4. Sebagai Solusi Agar umat Islam mengalami kemajuan.
Kajian Islam yang minim metodologi akan melahirkan muslim yang tidak mampu
menggali potensinya sendiri dan miskin kreatifitas. Kajian Islam tersebut gagal menjadi
daya dobrak bagi kemajuan masyarakat12
. Melalui Metodologi Studi Islam diharapkan
masyarakat Islam mengalami kemajuan dan tidak tertinggal lagi oleh barat.
D. Tujuan Studi Islam
Bagi umat Islam, mempelajari Islam mungkin hal yang sangat penting dalam
rangka memantapkan keimanan dan mengamalkan ajaran Islam, sedangkan bagi non
10
Rosihon Anwar, et. al, Pengantar Study Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 25
11
Muhyar Fanani, op., cit. hlm. xiii
12
Ibid, hlm., xv
7. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
7
muslim hanya sekedar diskursus ilmiah, bahkan mungkin mencari kelemahan umat Islam.
Dengan demikian tujuan studi Islam bisa dirumuskan sebagai berikut13
:
1. Untuk Mempelajari Secara Mendalam Apa Sebenarnya (Hakikat) Agama Islam
Allah menurunkun agama sebagai alat untuk membimbing, mengarahkan serta
menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya manusia di
muka bumi. Allah juga menurunkan ajaran Islam sebgai fase awal dari pertumbuhan dan
perkembangan akal dan budaya manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajaran
agam Islam telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan akal fikiran dan budaya serta agama.
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang
asli.
Agama Islam adalah agama fitrah sehingga pokok-pokok ajarannya tentu sesuai
dengan fitrah manusia, pokok-pokok ajaran agama Islam tersebut akan tumbuh dan
berkembang secara operasional dan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fitrah
manusia tersebut.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agam Islam yang
tetap abadi serta dinamis.
Problematika dan tuntutan hidup menjadi lebih kompleks, hal ini terjadi seiring
berkembangnya zaman yang semakin modern, namun agama Islam sebagai agama
samawi terakhir membawa ajaran-ajaran yang berifat final dan mampu memecahkan
problematika kehidupan manusia yang semakin komplek tersebut .
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai –nilai dasar
ajaran agama Islam, dan bagaimana membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perklembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman
modern.
Nilai dan prinsip dasar ajaran agama Islam diharapkan menjadi alternatif yang bisa
mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern serta faktor dinamika lainnya dari sistem budaya dan peradaban
manusia menuju terwujudnya kondisi kehidupan yang adil dan makmur.
13
Ibid., 32-36
8. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
8
E. Sejarah Perkembangan Studi Islam
Studi Islam sudah dikenal sejak lama dalam sejarah peradaban Islam, studi Islam
merupakan proses panjang dalam sejarah perkembangan Islam, yang mengalami pasang
surut. Dari uraian berikut ini akan dipahami bagaimana pasang surutnya studi Islam
dalam sejarah perkembangan umat Islam.
1. Studi Islam pada Masa Klasik.
Berdasarkan potongan sejarah timbulnya Islam, peradaban Islam dunia meliputi
dua kerajan besar, yaitu persia dan bizantium yang bersuku badui dan pengembala unta
hidup mereka bersuku-suku (kabilah) dengan matapencaharian mereka adalah
berdagang14
. Pendidikan Islam pada masa-masa awal perkembangan Islam dilaksanakan
di masjid-masjid. Mahmud Yunus menjelaskan bahwa pusat-pusat studi Islam pada awal-
awal perkembangannya adalah Makkah dan Madinah (Syam); Bashrah dan Kuffah (Irak);
Damaskus dan Palestina (Syam); dan Fistat (Mesir). Madrasah Makkah dipelopori oleh
Muadz bin Jabal, Madrasah Madinah dipelopori oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman,
Madrasah Basrah dipelopori oleh Abu Musa al-Asy‟ari dan Anas Ibn Malik, Madrasah
Kuffah dipelopori oleh Ali bin Abi Thalib dan Abdulah ibn Mas‟ud, Madrasah Damaskus
(syiria) dipelopori Ubadah dan Abu Darda, sedangkan Madrasah Fistat (Mesir) dipelopori
oleh Abdullah ibn Amr bin „Ash15
.
2. Sudi Islam pada Masa Kejayaan Islam
Setelah berkembangnya Islam, tepatnya pada masa kejayaan Islam. Studi Islam
dipusatkan di ibu kota negara yaitu bagdad. Di istana dinasti bani abbas pada masa
berkuasanya putra Harun al-Rasyid yaitu al-Makmun (813-833), didirikanlah bait al-
hikmah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang mempunyai fungsi ganda;
sebagai perpustakaan serta lembaga pendidikan (sekolah), dan sebagai pusat
14
Koko Abdul Kodir., op., cit. hlm, 22
15
Atang Abadul Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Studi Islam, Bandung: Rosda Karya, 2004, hlm.
9-10, lihat juga Fasiar Ananda Arfa. dkk, Metode Studi Islam; Jalan Tengah Memahami Islam, PT.
Rajagrafindo Persada, 2015, hlm. 59-61, lihat juga. Koko Abdul Kodir., op., cit. hlm, 22
9. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
9
penerjemahan karya-karya yunani kuno ke dalam bahasa arab dalam rangka melakukan
akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan16
.
Pada masa yang sama, di Eropa (spanyol) terdapat pusat kebudayaan yang
merupakan tandingan pusat kebudayaan baghdad, tepatnya di Universitas Cordova, yang
didirikan oleh salah satu Khalifah Dinasti Bani Umayah yaitu Abdurrahman III (929-
961). Di bagian timur Baghdad juga didirikan madrasah Nidzamiah yang didirikan oleh
perdana menteri Nidzham al-Muluk; di Kairo (Mesir) didirikan Universitas al-Azhar yang
didirikan oleh Dinasti Fatimiyyah. Dengan demikian, pusat-pusat studi Islam pada masa
kejayaan Islam adalah; Baghdad, Spanyol dan Mesir.
No Benua/Kota Lembaga Pendiri
1 Asia (Baghdad)
1. Bait al-Hikamah
2. Madrasah Nizhamiah
Al-Makmun
2 Eropa (Spanyol) Universitas Cordova Abdurrahman III
3 Afrika (Mesir) Universitas Al-Azhar Fatimiah
3. Studi Islam pada Masa Modern.
Studi Islam sekarang ini mengalami perkembangan cukup pesat hampir di seluruh
dunia, baik negara Islam maupun negara non Islam. Di negara Islam terdapat pusat-pusat
studi Islam, seperti Universitas Ummul Quro di Arab Saudi dan Universitas al-Azhar di
Kairo. Di Iran didirikan Universitas Teheran. Di Universitas ini, studi Islam dilakukan
pada satu fakultas yaitu Kuliyyat Ilahiyat (Fakultas Agama). Di Universitas Damaskus
(Syiria), studi Islam dipusatkan di Kuliyyat Al-Syariah (Fakultas Syariah) yang mana di
dalamnya terdapat program studi Ushuluddin, Tasawuf dan sejenisnya. Di indonesia
kajian Islam dilaksanakan di 53 PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) yang
terdiri dari 11 UIN, 23 IAIN, dan 19 STAIN. Disamping pada PTAIN studi Islam
terdapat pada sejumlah perguruan tinggi swasta, seperti UNISBA (Bandung),
UNISSULA (Semarang), UII (Yogyakarta), dan UMY (Yogyakarta).
Studi Islam pada negara-negara non Islam diselenggarakan di beberapa negara,
diantaranya India, Amerika, Inggris dan Kanada. Di India pusat studi Islam terdapat di
16
Fasiar Ananda Arfa. dkk, Metode Studi Islam; Jalan Tengah Memahami Islam, PT. Rajagrafindo
Persada, 2015, hlm. 59-61, lihat juga Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI
Press, 1985, jilid I, hlm. 68-69.
10. Modul Pembelajaran Metodologi Studi Islam 2021
10
Universitas Aligarh dan Jam‟iah Milia Islamia. Di Universitas Aligarh studi Islam dibagi
dua: Islam sebagai doktrin dikaji di Fakultas Ushuluddin yang mempunyai dua Jurusan,
yaitu Jurusan Madzhab Ahlu Sunnah dan Jurusan Madzhab Syi‟ah. Sedangkan Islam
sebagai sejarah dikaji pada Fakultas Humaniora Jurusan Islamic Studies. Di Jam‟iah
Milia Islamia, New Delhi, studi Islam dikaji di fakultas humaniora yang membawahi
Arabic Studies, Persian Studies dan Political Science.
Di Amerika kajian Islam diselenggarakan di Chicago University. Kajian Islam
berada pada pusat Studi Timur Tengah dan Jurusan Bahasa, serta Kebudayaan Timur
Dekat. Pada lembaga ini, kajian Islam lebih mengutamakan kajian tentang pemikiran
Islam, bahasa Arab, naskah-naskah klasik, dan bahasa-bahasa Islam non Arab. Selain
kaijan-kajian di atas, kajian Islam di Amerika pada umumnya mengutamakan sejarah
studi Islam, sastra dan ilmu-ilmu sosial.17
17
Atho Mudzahar, Pendekatan Studi Islam dalam teori dan praktik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar ,
1998.hlm .24-29. Lihat juga Fasiar Ananda Arfa. Dkk Metode Studi Islam; Jalan Tengah Memahami Islam,
PT. Rajagrafindo Persada, 2015, hlm. 62.