SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
FALSAFAH KESATUAN ISLAM
ARTIKEL
OLEH :
ALDA VIRA PRAMESTI
NIM : 2205056075
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
PEMBAHASAN
Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan tidak bisa di pisahkan, faktanya kedua
hal tersebut berjalan seiringan. Di Agama Islam sendiri mendukung umatnya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan urusan di dunia yang semakin lama
semakin maju. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Agama Islam mendasarkan pada
empat faktor, yaitu : pertama, Agama Islam merupakan agama yang menghormati akal dan
mempergunakan akalnya untuk memikirkan hal-hal yang ada di alam semesta ini :kedua,
Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayatnya : ketiga, Islam melarang
umatnya untuk taklid buta, yaitu menelan mentah-mentah sesuatu tanpa di periksa dan diteliti
terlebih dahulu faktanya: keempat, Islam memerintahkan untuk memeriksa dan membuktikan
suatu kebenaran ( Anshari 1989 ; 161-165 ). Adanya dinamika internal dalam menafsirkan
Islam dalam menyelesaikan berbagai masalah menjadikan konstribusi yang nyata dan
alternatif yang menunujukkan bahwa Islam adalah agama dengan dimensi yang luas. Karena
hal tersebutlah ilmuwan-ilmuwan Islam berani mengembangkan keilmuan Islam lebih luas
lagi.
Dalam upaya memecahkan masalah keumatan yang begitu dinamis, para ilmuwan
Islam menggunakan berbagai macam upaya. Upaya tersebut di harapkan dapat digunakan
sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran Islam. Karena didalam Islam terdapat
ajaran di berbagai bidang kehidupan, mulai dari agama, ibadah dan muamalah yang di
dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, masalah sosial, budaya, ekonomi,
politik, lingkungan, dan berbagai bidang lainnya. Karakteristik tersebut dapat di petakan
menjadi lima ( Nata, 1998 : 80-85).
Pertama,dalam bidang agama ajaran Islam memiliki karakteristik yang mengakui
adanya pluralisme sebagai kenyataan dan juga mengakui adanya universalisme. Karena hal
itulah kemudian dijadikan sebagain landasan untuk membangun konsep toleransi kepada umat
beragama lainnya. Dapat disimpulkan bahwa Islam bersifat toleran, moderat, pemaaf, tidak
memaksakan kehendak, dan saling menghargai perbedaan. Kedua, dalam bidang ibadah
ajaran agama Islam terdapat dua bentuk ibadah. Yaitu ibadah umum dan ibadah khusus, yang
di maksud dengan ibadah umum adalah ibadah yang berkaitan dengan muamalah (hubungan
antar sesama umat Allah) sedangkan ibadah secara khusus adalah ibadah-ibadah yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT melalui rasul-Nya akan tata cara dan perinciannya dalam
beribadah. Ketiga, dalam bidang aqidah Islam harus berpengaruh terhadap segala aktivitas
yang di lakukan oleh manusia pada tataran lebih lanjut. Iman harus berimplikasi pada tingkah
laku dan perbuatan sehari-hari. Dengan demikian disimpulan jika aqidah bukan hanya sekedar
keyakinan tetapi acuan dasar dalam bertingkah laku. Keempat, dalam bidang ilmu dan
kebudayaan ajaran Islam bersifat terbuka, akomodif namun juga selektif. Keilmuan dan
kebudayaan Islam juga harus selektif dalam menerima sebuah kritik dan masukan. Kelima,
dalam bidang sosial dan kemasyarakatan ajaran Islam lebih menekankan kepada urusan
muamalah yang di dalam Al-Qur’an pembahasannya lebih besar dari urusan ibadah. Oleh
karena itu, Islam sangat memperhatikan aspek kehidupan sosial, membicarakan aspek
kehidupan sosial dalam pandangan Islam secara tidak langsung menolak kehidupan yang
sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan urusan agama dan dunia.
A. Kekayaan Tradisi Keilmuan Islam
Keilmuan Islam memiliki tiga unsur yang sangat prinsipil, yaitu : pertama, keilmuan
Islam ciptaan orang-orang Islam; kedua, keilmuan Islam didasarkan pada ajaran-ajaran Islam,
dengan bersumberkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW; ketiga, keilmuan Islam
merupakan pencerminan dari ajaran-ajaran Islam (Abdullah, 2006:17).
Nurcholish Madjid ( Abdullah, 2006; 171) mengemukakan bahwa ilmu agama dalam
konteks ini keilmuan Islam merupakan hasil pelaksanaan perintah Allah untuk
memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, antara iman dan ilmu
tidak dapat terpisahkan, meskipun kedua hal tersebut dapat dibedakan. Ilmu dan agama tidak
dapat di pisahkan sebab dalam agama Islam sendiri terdapat perintah untuk mencari ilmu
untuk membimbing moral dan etis dalam pengaplikasiannya. Di sisi lain, ilmu berbeda
dengan iman, karena ilmu sendiri berdasarkan pada observasi terhadap alam semesta dan di
susun melalui proses berpikir dan penalaran yang masuk akal sehingga bisa di terima oleh
masyarakat. Sedangkan iman sendiri berdasarkan pada Al-Qur’an dan sunnah-sunnah rasul.
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama Islam. Ilmu
keislaman kemudian berkembang sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat. Jika
pada masa Nabi Muhammad SAW, keilmuan Islam bertujuan utama untuk menegakkan
tauhid sehingga yang ditegakkan pada masa itu adalah ilmu aqidah, ilmu ibadah, dan ilmu
qiraah. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, kebutuhan umat Islam semakin lebih kompleks,
terutama untuk menjawab persoalan-persoalan yang tidak pernah ada di masa Nabi
Muhammad SAW ketika masih hidup. Seiring berkembangnya waktu dinamika dan
kebutuhan masyarakat semakin luas dan berkembang sehingga hal tersebut membuat
keilmuan Islam juga semakin berkembang dan juga berimplikasi terhadap kehidupan
masyarakat sekarang.
Kekayaan tradisi keilmuan Islam, selain berasal dari sumber yang baku Al-Qur’an dan
sunnah, juga berasal dari sumber dinamika yaitu ijtihad. Ijtihad adalah penggunaan penalaran
kritis yang mendalam untuk memahami kedalam dan keluasan isi kandungan Al-Qur’an dan
sunnah Nabi. Ijtihad merupakan penggunaan akal semaksimal mungkin untuk memahami,
memikirkan dan mencoba menafsirkan ajaran agama (wahyu). Berbeda dengan wahyu yang
bersifat mutlak, ijtihad memiliki sifat relatif. Seluruh hasil ijtihad, kebenarannya
dikembalikan kepada Allah, sebab Allahlah yang lebih mengetahui tentang kebenaran yang
hakiki (Abdullah,1995:12).
Dengan ijtihad para ulama islam, keilmuan islam semakin banyak dan berkembang.
Semakin beragam ijtihad yang dilakukan oleh para ulama, maka semakin luas dan beragam
pula keilmuan Islam.Sebagai contoh, upaya-upaya ijtihad yang dilakukan intelektual Muslim
pada zaman kebesaran Baghdad. Pada pertengahan, Baghdad menjadi pusat keilmuan karena
ijtihad yang dilakukan oleh intelektual muslim dengan memanfaatkan falsafat dan logika.
Selain itu ada contoh berijtihad yang belum pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW
adalah hukum Islam mengenai pasangan yang membutuhkan bayi tabung. Hal ini
diperbolehkan dengan beragam syarat yang mengiringi. Sedangkan contoh ijtihad pada masa
kekhalifahan adalah peristiwa yang terjadi di zaman Khalifah Umar bin Khattab. Pada saat iti
para pedagang muslim mengajukan suatu pertanyaan pada Khalifah, yakni berapa besar cukai
yang wajib dikenakan kepada para pedagang di wilayah Khalifah. Jawaban dari pertanyaan
tersebut belum termuat secara perinci di Al-Qur’an atau hadist, maka Umar bin Khattab
melakukan ijtihad bersama para pemuka agama Islam yang paham hukum.
B. Hubungan Islam dengan Sains
Pengaruh peradaban Islam Andalusia terhadap dunia barat bukan hanya dalam bidang
filsafat, melainkan dalam bidang sains juga. Pada abad ke-11 dan ke-12, Andalusia menjadi
pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di Eropa. Pada masa itulah peradaban Islam di
Andalusia memperoleh puncak kejayaannya. Proses transfer keilmuan tidak hanya dipusatkan
di lembaga-lembaga pendidikan, melainkan juga di masjid, di istana khalifah, rumah pribadi,
kedai-kedai dan pasar buku.
Sains dan agama adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan
sumber nilai bagi kehidupan manusia. Meskipun secara filosofis keduanya berbeda namun
secara historis pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif baik dalam konteks
kontraproduktif maupun konteks mutualistik (Arifin, 2008 : 173). Langkah konsolidatif ini,
disimpulkan dalam riset Zainul Arifin, dilakukan supaya di antara keduanya tidak menjadi
instrumen dan media perseteruan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, namun
sebaliknya, keduanya semestinya menjadi sumber inspirasi meningkatkan kearifan dan
kesadaran dinamis diri manusia dalam hubungannya dengan alam, secara makrokosmik, dan
dengan sesama manusia, secara mikrokosmik, serta dengan Tuhann, secara transendental.
Oleh sebab itu, agama dan sains perlu meniscayakan diri untuk sama-sama mengabdi untuk
kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia (2008:174)
Sebagaimana agamawan, saintis memiliki langkah kerja yang khas dengan menggunakan
berbagai tata cara yang berpola atau dengan keteraturan tertentu. Pola kerja ilmiah bisa saja
berupa pelukisan, pengamanan, penggolongan, pengukuran, penguraian, penyelidikan,
percobaan dan perbadingan. Tata cara ilmiah terdiri dari serangkaian tata langkah yang tertib,
yang pada umumnya berupa : penentuan masalah, perumusan patokan duga (hipotesis),
pengumpulan bahan keterangan, penurunan kesimpulan, dan pengujian hasil. Pelaksanaan
pola-pola dari tata cara ilmiah biasanya memerlukan rincian lebih lanjut berupa aneka tata
kerja.
Dalam diskursus relasi agama dan sains telah melahirkan sejumlah nama tokoh dan
pemikiran-pemikiran yang bisa dijadikan pertimbangan untuk memahami persoalan duniawi.
Para tokoh ini telah berusaha memetakan relasi agama dan sains berdasarkan sudut pandang
masing-masing, sehingga kita bisa menggunakannya seacra komplementaif dan komprehensif
dalam memahami persoalan anatra agama dan sains, bahkan termasuk dengan falsafat. Sebut
saja, Mikael Stenmark yang berupaya memetakan relasi sains dan agama, dengan
menawarkan tipologi yang disebutnya sebagai “model multidimensional”. di mana ia
menawarkan beberapa dimensi dalam sains dan agama terlebih dahulu, kemudian
mengeksplorasi masing-masing sains dan agama dalam dimensi-dimensi tersebut. Sementara
dari kalangan saintis berlatarkan Islam juga mengalami dinamika yang menggambarkan dan
meyakinkan. Misalnya, Mehdi Golshani mengajukan gagasan perlunya penafsiran Islam
melalui apa yang di sebut sebagai “Sains Islam”.
Pada akhirnya mengenal dan memahami tipologi-tipologi relaisonal antara sains dan
agama, termasuk dari keragaman prespektif dan latar belakang para penulis dan pemikirannya
sangat bermanfaat untuk segera menyadarkan kita bahwa ternyata ada banyak pilihan yang
bisa dipertimbangkan dan diambil dalam melihat hubungan sains dan agama sehingga kita
tidak bisa dengan mudahnya untuk melangsungkan bahwa kedua hal tersebut bertentangan
atau justru sebaliknya.
KESIMPULAN
Hubungan sains dan agama tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal tersebut berjalan
beriringan. Dalam pengembangan agama Islam terdapat empat faktor pendukung yaitu :
pertama, Agama Islam merupakan agama yang menghormati akal dan mempergunakan
akalnya untuk memikirkan hal-hal yang ada di alam semesta ini :kedua, Islam mewajibkan
umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayatnya : ketiga, Islam melarang umatnya untuk
taklid buta, yaitu menelan mentah-mentah sesuatu tanpa di periksa dan diteliti terlebih dahulu
faktanya: keempat, Islam memerintahkan untuk memeriksa dan membuktikan suatu
kebenaran ( Anshari 1989 ; 161-165 ). Didalam Islam juga terdapat ajaran diberbagai bidang
kehidupan, mulai dari agama, ibadah dan muammalah. Karakteristik tersebut dapat di petakan
menjadi lima, yaitu : pertama, didalam bidang agama Islam memiliki karakteristik yang
mengakui adanya pluralisme sebagai kenyataan dan mengakui juga adanya universalisme;
kedua, dalam bidang ibadah ajaran agama Islam terdapat dua ibadah, yaitu : ibadah umum dan
ibadah khusus; ketiga, dalam bidang aqidah Islam berpengaruh terhadap segala aktivitas yang
dilakukan oleh manusia; keempat, dalam bidang ilmu kebudayaan Islam juga harus selektif
menerima sebuah kritikan; kelima, dalam bidang sosial dan kemasyarakatan ajaran Islam
lebih menekankan kepada urusan muammalah. Keilmuan Islam memiliki tiga unsur yang
sangat prinsipil, pertama, keilmuan Islam ciptaan orang-orang Islam; kedua, keilmuan Islam
didasarkan pada ajaran-ajaran Islam, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi
Muhammad SAW; ketiga, keilmuan Islam merupakan pencerminan dari ajaran-ajaran Islam
(Abdullah, 2006:17). Ilmu dan agama tidak dapat dipisahlkan namun kedua hal tersebut dapat
dibedakan. Karena di dalam Islam sendiri terdapat perintah untuk menuntut ilmu.
Ilmu keislaman adalah sesuatu yang berkaitan dengan agama Islam yang berkembang
sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat. Kekayaan sumber Islam selain berasal
dari Al-Qur’an dan sunnah, juga berasal dari ijtihad para ulama Islam. Berbeda dengan wahyu
yang bersifat mutlak maka ijtihad bersifat dinamis, karena seluruh hasil ijtihad kebenarannya
dikembalikan ke Allah, sebab Allahlah yang lebih mengetahui tentang kebenarannya. Sains
dan agama adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai
bagi kehidupan manusia. Meskipun secara filosofis keduanya berbeda namun secara historis
pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif baik dalam konteks kontraproduktif maupun
konteks mutualistik (Arifin, 2008 : 173). Langkah konsolidatif ini, disimpulkan dalam riset
Zainul Arifin, dilakukan supaya di antara keduanya tidak menjadi instrumen dan media
perseteruan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, namun sebaliknya, keduanya
semestinya menjadi sumber inspirasi meningkatkan kearifan dan kesadaran dinamis diri
manusia dalam hubungannya dengan alam, secara makrokosmik, dan dengan sesama
manusia, secara mikrokosmik, serta dengan Tuhann, secara transendental. Oleh sebab itu,
agama dan sains perlu meniscayakan diri untuk sama-sama mengabdi untuk kepentingan
kesejahteraan dan kemakmuran manusia (2008:174). Dalam diskursus relasi agama dan sains
telah melahirkan sejumlah nama tokoh dan pemikiran-pemikiran yang bisa dijadikan
pertimbangan untuk memahami persoalan duniawi. Para tokoh ini telah berusaha memetakan
relasi agama dan sains berdasarkan sudut pandang masing-masing, sehingga kita bisa
menggunakannya secara komplemantif dan komprehensif dalam memahami persoalan antara
agama dan sains, bahkan termasuk dengan falsafat.
DAFTAR PUSTAKA
M.Phil, Badrul Munir Chair. 2020. Falsafah Kesatuan Ilmu. Semarang : SeAP (Southeast
Asia Publishing)
Hidayatullah, Syarif. 2019. Agama dan Sains : Sebuah kajian tentang relasi dan metodologi.
Jurnal Filsafat. Vol.29. No 1 Februari 2019.

More Related Content

Similar to FALSAFAH KESATUAN ISLAM DAN ILMU

tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamInggrid Cliquers
 
PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docx
PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docxPEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docx
PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docxadammaulana49
 
kelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxkelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxFauziahPane
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamAbdul Hadi
 
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatifKuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatifFara Omar
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxFaizahNurAtika1
 
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docxPENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docxAvontur
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaHaubibBro
 
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...2220202187
 
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupManusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupFara Timoor
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Asma'ul Khusna
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianRoisMansur
 
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatIntegrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatEeLly Lunjani
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Early Ridho Kismawadi
 

Similar to FALSAFAH KESATUAN ISLAM DAN ILMU (20)

tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islam
 
PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docx
PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docxPEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docx
PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
kelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxkelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptx
 
Konstruksi studi islam
Konstruksi studi islamKonstruksi studi islam
Konstruksi studi islam
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatifKuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptx
 
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docxPENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
 
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
 
studi islam.docx
studi islam.docxstudi islam.docx
studi islam.docx
 
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupManusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidup
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
 
Pengertian islam
Pengertian islamPengertian islam
Pengertian islam
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
 
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatIntegrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

FALSAFAH KESATUAN ISLAM DAN ILMU

  • 1. FALSAFAH KESATUAN ISLAM ARTIKEL OLEH : ALDA VIRA PRAMESTI NIM : 2205056075 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2022
  • 2. PEMBAHASAN Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan tidak bisa di pisahkan, faktanya kedua hal tersebut berjalan seiringan. Di Agama Islam sendiri mendukung umatnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan urusan di dunia yang semakin lama semakin maju. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Agama Islam mendasarkan pada empat faktor, yaitu : pertama, Agama Islam merupakan agama yang menghormati akal dan mempergunakan akalnya untuk memikirkan hal-hal yang ada di alam semesta ini :kedua, Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayatnya : ketiga, Islam melarang umatnya untuk taklid buta, yaitu menelan mentah-mentah sesuatu tanpa di periksa dan diteliti terlebih dahulu faktanya: keempat, Islam memerintahkan untuk memeriksa dan membuktikan suatu kebenaran ( Anshari 1989 ; 161-165 ). Adanya dinamika internal dalam menafsirkan Islam dalam menyelesaikan berbagai masalah menjadikan konstribusi yang nyata dan alternatif yang menunujukkan bahwa Islam adalah agama dengan dimensi yang luas. Karena hal tersebutlah ilmuwan-ilmuwan Islam berani mengembangkan keilmuan Islam lebih luas lagi. Dalam upaya memecahkan masalah keumatan yang begitu dinamis, para ilmuwan Islam menggunakan berbagai macam upaya. Upaya tersebut di harapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran Islam. Karena didalam Islam terdapat ajaran di berbagai bidang kehidupan, mulai dari agama, ibadah dan muamalah yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, masalah sosial, budaya, ekonomi, politik, lingkungan, dan berbagai bidang lainnya. Karakteristik tersebut dapat di petakan menjadi lima ( Nata, 1998 : 80-85). Pertama,dalam bidang agama ajaran Islam memiliki karakteristik yang mengakui adanya pluralisme sebagai kenyataan dan juga mengakui adanya universalisme. Karena hal itulah kemudian dijadikan sebagain landasan untuk membangun konsep toleransi kepada umat beragama lainnya. Dapat disimpulkan bahwa Islam bersifat toleran, moderat, pemaaf, tidak memaksakan kehendak, dan saling menghargai perbedaan. Kedua, dalam bidang ibadah ajaran agama Islam terdapat dua bentuk ibadah. Yaitu ibadah umum dan ibadah khusus, yang di maksud dengan ibadah umum adalah ibadah yang berkaitan dengan muamalah (hubungan antar sesama umat Allah) sedangkan ibadah secara khusus adalah ibadah-ibadah yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT melalui rasul-Nya akan tata cara dan perinciannya dalam beribadah. Ketiga, dalam bidang aqidah Islam harus berpengaruh terhadap segala aktivitas yang di lakukan oleh manusia pada tataran lebih lanjut. Iman harus berimplikasi pada tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Dengan demikian disimpulan jika aqidah bukan hanya sekedar keyakinan tetapi acuan dasar dalam bertingkah laku. Keempat, dalam bidang ilmu dan kebudayaan ajaran Islam bersifat terbuka, akomodif namun juga selektif. Keilmuan dan kebudayaan Islam juga harus selektif dalam menerima sebuah kritik dan masukan. Kelima, dalam bidang sosial dan kemasyarakatan ajaran Islam lebih menekankan kepada urusan muamalah yang di dalam Al-Qur’an pembahasannya lebih besar dari urusan ibadah. Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan aspek kehidupan sosial, membicarakan aspek kehidupan sosial dalam pandangan Islam secara tidak langsung menolak kehidupan yang sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan urusan agama dan dunia.
  • 3. A. Kekayaan Tradisi Keilmuan Islam Keilmuan Islam memiliki tiga unsur yang sangat prinsipil, yaitu : pertama, keilmuan Islam ciptaan orang-orang Islam; kedua, keilmuan Islam didasarkan pada ajaran-ajaran Islam, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW; ketiga, keilmuan Islam merupakan pencerminan dari ajaran-ajaran Islam (Abdullah, 2006:17). Nurcholish Madjid ( Abdullah, 2006; 171) mengemukakan bahwa ilmu agama dalam konteks ini keilmuan Islam merupakan hasil pelaksanaan perintah Allah untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, antara iman dan ilmu tidak dapat terpisahkan, meskipun kedua hal tersebut dapat dibedakan. Ilmu dan agama tidak dapat di pisahkan sebab dalam agama Islam sendiri terdapat perintah untuk mencari ilmu untuk membimbing moral dan etis dalam pengaplikasiannya. Di sisi lain, ilmu berbeda dengan iman, karena ilmu sendiri berdasarkan pada observasi terhadap alam semesta dan di susun melalui proses berpikir dan penalaran yang masuk akal sehingga bisa di terima oleh masyarakat. Sedangkan iman sendiri berdasarkan pada Al-Qur’an dan sunnah-sunnah rasul. Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama Islam. Ilmu keislaman kemudian berkembang sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat. Jika pada masa Nabi Muhammad SAW, keilmuan Islam bertujuan utama untuk menegakkan tauhid sehingga yang ditegakkan pada masa itu adalah ilmu aqidah, ilmu ibadah, dan ilmu qiraah. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, kebutuhan umat Islam semakin lebih kompleks, terutama untuk menjawab persoalan-persoalan yang tidak pernah ada di masa Nabi Muhammad SAW ketika masih hidup. Seiring berkembangnya waktu dinamika dan kebutuhan masyarakat semakin luas dan berkembang sehingga hal tersebut membuat keilmuan Islam juga semakin berkembang dan juga berimplikasi terhadap kehidupan masyarakat sekarang. Kekayaan tradisi keilmuan Islam, selain berasal dari sumber yang baku Al-Qur’an dan sunnah, juga berasal dari sumber dinamika yaitu ijtihad. Ijtihad adalah penggunaan penalaran kritis yang mendalam untuk memahami kedalam dan keluasan isi kandungan Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Ijtihad merupakan penggunaan akal semaksimal mungkin untuk memahami, memikirkan dan mencoba menafsirkan ajaran agama (wahyu). Berbeda dengan wahyu yang bersifat mutlak, ijtihad memiliki sifat relatif. Seluruh hasil ijtihad, kebenarannya dikembalikan kepada Allah, sebab Allahlah yang lebih mengetahui tentang kebenaran yang hakiki (Abdullah,1995:12). Dengan ijtihad para ulama islam, keilmuan islam semakin banyak dan berkembang. Semakin beragam ijtihad yang dilakukan oleh para ulama, maka semakin luas dan beragam pula keilmuan Islam.Sebagai contoh, upaya-upaya ijtihad yang dilakukan intelektual Muslim pada zaman kebesaran Baghdad. Pada pertengahan, Baghdad menjadi pusat keilmuan karena ijtihad yang dilakukan oleh intelektual muslim dengan memanfaatkan falsafat dan logika. Selain itu ada contoh berijtihad yang belum pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW adalah hukum Islam mengenai pasangan yang membutuhkan bayi tabung. Hal ini diperbolehkan dengan beragam syarat yang mengiringi. Sedangkan contoh ijtihad pada masa kekhalifahan adalah peristiwa yang terjadi di zaman Khalifah Umar bin Khattab. Pada saat iti para pedagang muslim mengajukan suatu pertanyaan pada Khalifah, yakni berapa besar cukai yang wajib dikenakan kepada para pedagang di wilayah Khalifah. Jawaban dari pertanyaan tersebut belum termuat secara perinci di Al-Qur’an atau hadist, maka Umar bin Khattab melakukan ijtihad bersama para pemuka agama Islam yang paham hukum.
  • 4. B. Hubungan Islam dengan Sains Pengaruh peradaban Islam Andalusia terhadap dunia barat bukan hanya dalam bidang filsafat, melainkan dalam bidang sains juga. Pada abad ke-11 dan ke-12, Andalusia menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di Eropa. Pada masa itulah peradaban Islam di Andalusia memperoleh puncak kejayaannya. Proses transfer keilmuan tidak hanya dipusatkan di lembaga-lembaga pendidikan, melainkan juga di masjid, di istana khalifah, rumah pribadi, kedai-kedai dan pasar buku. Sains dan agama adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Meskipun secara filosofis keduanya berbeda namun secara historis pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif baik dalam konteks kontraproduktif maupun konteks mutualistik (Arifin, 2008 : 173). Langkah konsolidatif ini, disimpulkan dalam riset Zainul Arifin, dilakukan supaya di antara keduanya tidak menjadi instrumen dan media perseteruan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, namun sebaliknya, keduanya semestinya menjadi sumber inspirasi meningkatkan kearifan dan kesadaran dinamis diri manusia dalam hubungannya dengan alam, secara makrokosmik, dan dengan sesama manusia, secara mikrokosmik, serta dengan Tuhann, secara transendental. Oleh sebab itu, agama dan sains perlu meniscayakan diri untuk sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia (2008:174) Sebagaimana agamawan, saintis memiliki langkah kerja yang khas dengan menggunakan berbagai tata cara yang berpola atau dengan keteraturan tertentu. Pola kerja ilmiah bisa saja berupa pelukisan, pengamanan, penggolongan, pengukuran, penguraian, penyelidikan, percobaan dan perbadingan. Tata cara ilmiah terdiri dari serangkaian tata langkah yang tertib, yang pada umumnya berupa : penentuan masalah, perumusan patokan duga (hipotesis), pengumpulan bahan keterangan, penurunan kesimpulan, dan pengujian hasil. Pelaksanaan pola-pola dari tata cara ilmiah biasanya memerlukan rincian lebih lanjut berupa aneka tata kerja. Dalam diskursus relasi agama dan sains telah melahirkan sejumlah nama tokoh dan pemikiran-pemikiran yang bisa dijadikan pertimbangan untuk memahami persoalan duniawi. Para tokoh ini telah berusaha memetakan relasi agama dan sains berdasarkan sudut pandang masing-masing, sehingga kita bisa menggunakannya seacra komplementaif dan komprehensif dalam memahami persoalan anatra agama dan sains, bahkan termasuk dengan falsafat. Sebut saja, Mikael Stenmark yang berupaya memetakan relasi sains dan agama, dengan menawarkan tipologi yang disebutnya sebagai “model multidimensional”. di mana ia menawarkan beberapa dimensi dalam sains dan agama terlebih dahulu, kemudian mengeksplorasi masing-masing sains dan agama dalam dimensi-dimensi tersebut. Sementara dari kalangan saintis berlatarkan Islam juga mengalami dinamika yang menggambarkan dan meyakinkan. Misalnya, Mehdi Golshani mengajukan gagasan perlunya penafsiran Islam melalui apa yang di sebut sebagai “Sains Islam”. Pada akhirnya mengenal dan memahami tipologi-tipologi relaisonal antara sains dan agama, termasuk dari keragaman prespektif dan latar belakang para penulis dan pemikirannya sangat bermanfaat untuk segera menyadarkan kita bahwa ternyata ada banyak pilihan yang bisa dipertimbangkan dan diambil dalam melihat hubungan sains dan agama sehingga kita tidak bisa dengan mudahnya untuk melangsungkan bahwa kedua hal tersebut bertentangan atau justru sebaliknya.
  • 5. KESIMPULAN Hubungan sains dan agama tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal tersebut berjalan beriringan. Dalam pengembangan agama Islam terdapat empat faktor pendukung yaitu : pertama, Agama Islam merupakan agama yang menghormati akal dan mempergunakan akalnya untuk memikirkan hal-hal yang ada di alam semesta ini :kedua, Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayatnya : ketiga, Islam melarang umatnya untuk taklid buta, yaitu menelan mentah-mentah sesuatu tanpa di periksa dan diteliti terlebih dahulu faktanya: keempat, Islam memerintahkan untuk memeriksa dan membuktikan suatu kebenaran ( Anshari 1989 ; 161-165 ). Didalam Islam juga terdapat ajaran diberbagai bidang kehidupan, mulai dari agama, ibadah dan muammalah. Karakteristik tersebut dapat di petakan menjadi lima, yaitu : pertama, didalam bidang agama Islam memiliki karakteristik yang mengakui adanya pluralisme sebagai kenyataan dan mengakui juga adanya universalisme; kedua, dalam bidang ibadah ajaran agama Islam terdapat dua ibadah, yaitu : ibadah umum dan ibadah khusus; ketiga, dalam bidang aqidah Islam berpengaruh terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia; keempat, dalam bidang ilmu kebudayaan Islam juga harus selektif menerima sebuah kritikan; kelima, dalam bidang sosial dan kemasyarakatan ajaran Islam lebih menekankan kepada urusan muammalah. Keilmuan Islam memiliki tiga unsur yang sangat prinsipil, pertama, keilmuan Islam ciptaan orang-orang Islam; kedua, keilmuan Islam didasarkan pada ajaran-ajaran Islam, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW; ketiga, keilmuan Islam merupakan pencerminan dari ajaran-ajaran Islam (Abdullah, 2006:17). Ilmu dan agama tidak dapat dipisahlkan namun kedua hal tersebut dapat dibedakan. Karena di dalam Islam sendiri terdapat perintah untuk menuntut ilmu. Ilmu keislaman adalah sesuatu yang berkaitan dengan agama Islam yang berkembang sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat. Kekayaan sumber Islam selain berasal dari Al-Qur’an dan sunnah, juga berasal dari ijtihad para ulama Islam. Berbeda dengan wahyu yang bersifat mutlak maka ijtihad bersifat dinamis, karena seluruh hasil ijtihad kebenarannya dikembalikan ke Allah, sebab Allahlah yang lebih mengetahui tentang kebenarannya. Sains dan agama adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Meskipun secara filosofis keduanya berbeda namun secara historis pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif baik dalam konteks kontraproduktif maupun konteks mutualistik (Arifin, 2008 : 173). Langkah konsolidatif ini, disimpulkan dalam riset Zainul Arifin, dilakukan supaya di antara keduanya tidak menjadi instrumen dan media perseteruan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, namun sebaliknya, keduanya semestinya menjadi sumber inspirasi meningkatkan kearifan dan kesadaran dinamis diri manusia dalam hubungannya dengan alam, secara makrokosmik, dan dengan sesama manusia, secara mikrokosmik, serta dengan Tuhann, secara transendental. Oleh sebab itu, agama dan sains perlu meniscayakan diri untuk sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia (2008:174). Dalam diskursus relasi agama dan sains telah melahirkan sejumlah nama tokoh dan pemikiran-pemikiran yang bisa dijadikan pertimbangan untuk memahami persoalan duniawi. Para tokoh ini telah berusaha memetakan relasi agama dan sains berdasarkan sudut pandang masing-masing, sehingga kita bisa menggunakannya secara komplemantif dan komprehensif dalam memahami persoalan antara agama dan sains, bahkan termasuk dengan falsafat.
  • 6. DAFTAR PUSTAKA M.Phil, Badrul Munir Chair. 2020. Falsafah Kesatuan Ilmu. Semarang : SeAP (Southeast Asia Publishing) Hidayatullah, Syarif. 2019. Agama dan Sains : Sebuah kajian tentang relasi dan metodologi. Jurnal Filsafat. Vol.29. No 1 Februari 2019.