Ekstraksi iodin dengan kloroform dilakukan untuk menghitung jumlah zat yang terekstraksi dan menentukan konstanta distribusi. Iodin diekstraksi satu, dua, dan tiga kali dengan kloroform. Konstanta distribusi rata-rata didapatkan sebesar 5,2761, sedangkan persentase iodin yang terekstraksi berturut-turut adalah 41,17%, 92,94%, dan 98%.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis komposisi semen, termasuk proses pembuatan dan analisis kadar zat-zat penting seperti CaO, MgO, dan Al2O3. Proses pembuatan semen melibatkan pembakaran campuran bahan baku hingga menjadi serbuk. Analisis kadar zat-zat dilakukan menggunakan metode titrasi kompleksometri dan permangganatometri.
Dokumen ini merupakan laporan analisis total kandungan semen 2 yang meliputi kadar Al2O3, CaO, dan MgO menggunakan metode kompleksometri. Dilakukan preparasi larutan induk, penetapan kadar Al2O3 dengan kompleksometri pada pH 5-6 menggunakan EDTA dan indikator xylenol orange, penetapan kadar CaO pada pH 11 dengan indikator murexid, dan penetapan kadar MgO dengan mengendapkan CaO terlebih
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan gas hidrogen dari limbah aluminium, cara mengisolasi gas hidrogen, dan pembuatan tawas dari limbah reaksi gas hidrogen.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis komposisi semen, termasuk proses pembuatan dan analisis kadar zat-zat penting seperti CaO, MgO, dan Al2O3. Proses pembuatan semen melibatkan pembakaran campuran bahan baku hingga menjadi serbuk. Analisis kadar zat-zat dilakukan menggunakan metode titrasi kompleksometri dan permangganatometri.
Dokumen ini merupakan laporan analisis total kandungan semen 2 yang meliputi kadar Al2O3, CaO, dan MgO menggunakan metode kompleksometri. Dilakukan preparasi larutan induk, penetapan kadar Al2O3 dengan kompleksometri pada pH 5-6 menggunakan EDTA dan indikator xylenol orange, penetapan kadar CaO pada pH 11 dengan indikator murexid, dan penetapan kadar MgO dengan mengendapkan CaO terlebih
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan gas hidrogen dari limbah aluminium, cara mengisolasi gas hidrogen, dan pembuatan tawas dari limbah reaksi gas hidrogen.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat unsur halogen seperti klor, brom dan iod serta cara pembuatannya. Juga membahas tentang ion kompleks dan sifat khas unsur transisi seperti besi dan mangan melalui serangkaian percobaan.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Analisis kation golongan satu dilakukan dengan mereaksikan larutan contoh dengan HCl untuk membentuk endapan klorida dari Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Kation-kation tersebut kemudian diidentifikasi melalui reaksi berikut: Pb2+ dengan K2CrO4 membentuk endapan kuning, Hg2+ dengan NH4OH membentuk endapan hitam, dan Ag+ dengan HNO3 membentuk endapan putih.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan dan karakterisasi isomer cis dan trans dari senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat(III).
2. Terdapat dua cara pembuatan yaitu untuk isomer trans dengan melarutkan terlebih dahulu kedua reaktan secara terpisah, sedangkan untuk isomer cis dengan mencampurkan langsung kedua reaktan.
3. Uji kemurnian
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Gravimetri digunakan untuk menentukan kadar seng dalam seng sulfat. Seng diendapkan sebagai NH4ZnPO4 dalam suasana netral dengan menambahkan natrium asetat dan diendapkan dengan (NH4)2HPO4. Endapan dicuci dengan (NH4)2HPO4 1% panas dan ditimbang setelah dikeringkan.
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Dokumen tersebut membahas tentang pemisahan kation golongan IIB melalui analisis kualitatif. Golongan IIB terdiri atas sub-golongan tembaga dan arsenik. Kation-kation golongan IIB dapat dipisahkan berdasarkan warna endapan sulfida yang dihasilkan ketika direaksikan dengan hidrogen sulfida. Prosedur pemisahan mencakup proses pencucian, filtrasi, dan penambahan berbagai reagen untuk mengidentifikasi kation-kation tertentu se
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kation melalui analisis kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeteksi unsur kimia dalam larutan tidak diketahui dengan mereaksikan larutan tersebut dengan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kation-kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat kimianya terhadap pereaksi tertentu seperti asam klorida dan hidrogen sulfida. Golongan I
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat unsur halogen seperti klor, brom dan iod serta cara pembuatannya. Juga membahas tentang ion kompleks dan sifat khas unsur transisi seperti besi dan mangan melalui serangkaian percobaan.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Analisis kation golongan satu dilakukan dengan mereaksikan larutan contoh dengan HCl untuk membentuk endapan klorida dari Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Kation-kation tersebut kemudian diidentifikasi melalui reaksi berikut: Pb2+ dengan K2CrO4 membentuk endapan kuning, Hg2+ dengan NH4OH membentuk endapan hitam, dan Ag+ dengan HNO3 membentuk endapan putih.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan dan karakterisasi isomer cis dan trans dari senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat(III).
2. Terdapat dua cara pembuatan yaitu untuk isomer trans dengan melarutkan terlebih dahulu kedua reaktan secara terpisah, sedangkan untuk isomer cis dengan mencampurkan langsung kedua reaktan.
3. Uji kemurnian
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Gravimetri digunakan untuk menentukan kadar seng dalam seng sulfat. Seng diendapkan sebagai NH4ZnPO4 dalam suasana netral dengan menambahkan natrium asetat dan diendapkan dengan (NH4)2HPO4. Endapan dicuci dengan (NH4)2HPO4 1% panas dan ditimbang setelah dikeringkan.
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Dokumen tersebut membahas tentang pemisahan kation golongan IIB melalui analisis kualitatif. Golongan IIB terdiri atas sub-golongan tembaga dan arsenik. Kation-kation golongan IIB dapat dipisahkan berdasarkan warna endapan sulfida yang dihasilkan ketika direaksikan dengan hidrogen sulfida. Prosedur pemisahan mencakup proses pencucian, filtrasi, dan penambahan berbagai reagen untuk mengidentifikasi kation-kation tertentu se
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kation melalui analisis kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeteksi unsur kimia dalam larutan tidak diketahui dengan mereaksikan larutan tersebut dengan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kation-kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat kimianya terhadap pereaksi tertentu seperti asam klorida dan hidrogen sulfida. Golongan I
Laporan praktikum iodometri menjelaskan tentang prinsip dan prosedur analisis titrimetrik untuk menentukan kadar logam atau senyawa oksidator seperti besi dan tembaga dengan mereaksikan larutan sampel dengan larutan iodium dan natrium tiosulfat sebagai titran. Peralatan dan bahan kimia yang digunakan dijabarkan, data pengamatan dan perhitungan kadar zat diuraikan, serta kesimpulan bahwa titrasi iodometri
Dokumen tersebut membahas tentang kenaikan titik didih zat cair akibat penambahan zat terlarut, termasuk rumus untuk menghitung kenaikan titik didih dan contoh soal terkait.
Laporan praktikum organik II tentang sintesis asam oksalat dari gula pasir. Tujuannya adalah mensintesis dan menentukan titik leleh serta rendemen asam oksalat. Asam oksalat disintesis dengan mengoksidasi gula pasir menggunakan asam nitrat sebagai oksidator. Hasil reaksi kemudian direkristalisasi untuk menghasilkan kristal asam oksalat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Luas permukaan/bidang kontak antara zat yang bereaksi. Semakin besar luas permukaan/bidang kontak, semakin banyak zat yang dapat bertemu dan bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin besar.
2. Suhu. Semakin tinggi suhu, molekul zat akan bergerak lebih cepat sehingga kemungkinan tumbukan antar molekul meningkat dan laju reaksi a
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Praktikum kimia organik mengenai percobaan pembuatan aseton dari 2-propanol melalui oksidasi dengan K2Cr2O7 dan KMnO4 sebagai oksidator. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konversi menjadi aseton lebih tinggi ketika menggunakan KMnO4 dibandingkan K2Cr2O7.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian prediksi SNMPTN bidang kimia tahun 2012 yang meliputi materi reaksi kimia, sifat asam basa, elektrokimia, termodinamika, dan unsur-unsur kimia beserta sifat-sifatnya. Soal-soal tersebut diantaranya meminta menghitung besaran kimiawi, menjelaskan alasan suatu pernyataan, menentuk
Metode penetapan kadar kalsium karbonat (CaCO3) melalui proses pendapan ion kalsium (Ca2+) menjadi kalsium oksalat (CaC2O4) dengan pereaksi amonium oksalat dalam kondisi pH sedikit basa. Sisa pijar CaO selanjutnya diubah menjadi CaSO4 yang lebih stabil dengan asam sulfat.
Laporan praktikum menganalisis kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri menggunakan NaEDTA sebagai titran. Tujuannya adalah menentukan kesadahan sampel air. Standarisasi larutan NaEDTA dilakukan dengan larutan standar Ca2+ sebanyak tiga kali ulangan. Analisis sampel air memberikan hasil rata-rata kesadahan sebesar 121,67 ppm yang termasuk kategori tinggi.
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Sabun terdiri dari surfaktan, builder, pemutih, enzim, dan polimer yang membantu membersihkan dengan mengurangi tegangan permukaan dan mencegah kotoran terbentuk kembali. Surfaktan diklasifikasikan menjadi anionik, nonionik, kationik, dan amfoterik berdasarkan muatannya dalam air dan meliputi senyawa seperti ammonium sulfonat, LAS, dan alkylbenzen sulfonat.
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...AwandaGita
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil pengujian kualitas air limbah laboratorium kimia meliputi uji pH, suhu, oksigen terlarut, klorida, total suspended solid, kesadahan total, chemical oxygen demand, logam berat menggunakan spektroskopi serapan atom. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi beberapa parameter seperti klorida, total suspended solid, dan logam berat menurun setelah dilakukan filtrasi.
Kelompok 3 Kelas C melakukan ekstraksi kafein dari teh dengan tujuan mengetahui cara ekstraksi dan menganalisis hasilnya dengan KLT dan FTIR. Mereka mendapatkan 0,0398 gram kafein sebelum rekristalisasi, namun tidak didapatkan setelah rekristalisasi. Hasil uji KLT memberikan nilai Rf 0,3684, sedangkan FTIR mengidentifikasi gugus-gugus fungsi kafein.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat fisik unsur-unsur blok d pada tabel periodik, termasuk kepadatan, titik leleh dan didih, jari-jari ion, dan energi ionisasi. Unsur-unsur blok d memiliki kepadatan yang lebih besar dari blok s karena susunan atom yang lebih rapat, sehingga memiliki ikatan logam yang lebih kuat dan titik leleh serta didih yang lebih tinggi. Jari-jari ion dan energi ionisasi
Aplikasi ini bertujuan untuk menghubungkan investor, petani dan pembeli melalui sistem pertanian hidroponik secara digital. Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan modal usaha kepada petani serta menjadi salah satu alternatif investasi bagi investor.
Dokumen ini memberikan instruksi cara membuat mainan squishy dari poli metil metakrilat dengan menggunakan bahan kimia seperti aseton dan memanaskannya hingga menyatu sebelum ditambahkan bahan lain seperti shampoo mobil, pewarna, dan bedak bayi. Proses pembuatannya meliputi penimbangan bahan, pencampuran, dan pengeringan adonan di spons sebelum menjadi mainan squishy.
1. KAK KELOMPOK 3 KELAS C
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Enggar Fachrina Sari NRP: 01211640000004
2. Wahyu Dwi Gunawan NRP: 01211640000005
3. Awanda Gita NRP: 01211640000007
4. Rio Pridatama NRP: 01211640000013
EKTRAKSI IODIUM
I2 DENGAN
KHLOROFORM
13. Pembuatan Larutan HCl 2N
Pembuatan larutan HCl dilakukan dilemari asam menggunakan labu ukur 250 mL.
HCl pekat = 41,66 mL 12N. Warna larutan HCl adalah tidak berwarna
Pembuatan Larutan KIO3 0,1 N
Massa KIO3 = 3,5675 gram. Padatan KIO3 berwarna putih. Diencerkan di labu ukur 1000 mL.
Hasil larutan tidak berwarna.
Pembuatan Larutan Na2S2O3
Padatan Na2S2O3 2,6309 gram berwarna putih. Menggunakan labu ukur 100 mL. Padatan
Na2CO3 0,0237 gram berwarna putih. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna.
Hasil dan Pembahasan
14. Standarisasi Larutan Na2S2O3 (Dilakukan DUPLO)
Larutan Na2S2O3 dalam buret. Larutan ini sebagai larutan baku sekunder (larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya)
a. Pertama
Massa KI = 2,0155 gram. KI padatan berwarna putih. Volume KIO3 = 25 mL. Larutan HCl = 10
mL 2N. Campuran larutan KI(s) + KIO3 (aq) + HCl (aq) berwarna coklat tua sebagai larutan primer.
Dititrasi Na2S2O3 dengan menghasilkan warna kuning jerami. Di uji dengan 5 tetes amilum
sampai warna kuning kecoklatan. Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga warna kuning
kecoklatan hilang. Di tetesi 2 tetes amilum untuk membuktikan larutan berada di titik akhir
titrasi. Volume total Na2S2O3 = 23,4 mL.
B. Kedua
Standarisasi dilakukan dengan prosedur yang sama seperti diatas. Yang berbeda adalah :
Massa KI = 2,0155 gram dan Volume total Na2S2O3 = 23,3 mL
15. Pembuatan Larutan I2
Massa I2 = 0,6370 gram padatan berwarna hitam. Ditambahkan KI untuk membantu
melarutkan I2 karena I2 bersifat non polar sehingga tidak bisa larut dalam aquades yang
bersifat polar. Padatan KI berwarna putih. Larutan yang dihasilkan berwarna coklat tua.
Penetuan Kadar I2 Sebelum Ekstraksi
Bertujuan untuk mendapatkan nilai X0
a. Titrasi pertama
Larutan iodin = 25 mL. Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 menjadi kuning jerami. Ditetesi 5
tetes amilum menjadi kehitaman. Di titrasi lagi dengan Na2S2O3 sampai hitam hilang dan
larutan menjadi tidak berwarna. Di tetesi 2 tetes amilum lagi untuk membuktikan larutan
berada di titik akhir. Volume total Na2S2O3 = 4,25 mL.
b. Titrasi kedua
Prosedur yang dilakukan sama seperti titrasi pertama. Yang berbeda adalah volume total
Na2S2O3 = 4,25 mL.
17. Penetuan Kadar I2 Setelah Ekstraksi Satu Kali (Dilakukan Duplo)
Untuk mendapatkan nilai X1
a. Titrasi pertama
Larutan iodin = 25 mL. Digunakan corong pisah dan ditambahkan larutan 10 mL CHCl3
sebagai pelarut organik. Dikocok 5 menit dengan membuka kran corong pisah agar gas
yang ada didalamnya keluar. Terbentuk fasa atas aqueous (berwarna cokelat karena
mengandung iodin) dan fasa bawah organik (berwarna ungu). Fasa aqueous dititrasi
dengan Na2S2O3 menjadi kuning jerami. Ditetesi 5 tetes amilum menjadi coklat kehitaman.
Di titrasi lagi dengan Na2S2O3 sampai warna coklat kehitaman hilang dan larutan menjadi
tidak berwarna. Di tetesi 2 tetes amilum lagi untuk membuktikan larutan berada di titik
akhir. Volume total Na2S2O3 = 1,1 mL.
b. Titrasi kedua
Prosedur yang dilakukan sama seperti titrasi pertama. Yang berbeda adalah volume total
Na2S2O3 = 3,9 mL. Hal ini dikarenakan kran yang dibuka pada buret terlalu lama.
20. Penetuan Kadar I2 Setelah Ekstraksi Dua Kali (Dilakukan Duplo)
Untuk mendapatkan nilai X2
a. Titrasi pertama
Larutan iodin = 25 mL. Digunakan corong pisah dan ditambahkan larutan 10 mL CHCl3
sebanyak 2 kali sebagai pelarut organik. Dikocok 5 menit dengan membuka kran corong
pisah agar gas yang ada didalamnya keluar. Terbentuk fasa atas aqueous (berwarna cokelat
karena mengandung iodin) dan fasa bawah organik (berwarna ungu). Fasa aqueous
dititrasi dengan Na2S2O3 menjadi kuning jerami. Ditetesi 5 tetes amilum menjadi coklat
kehitaman. Di titrasi lagi dengan Na2S2O3 sampai warna coklat kehitaman hilang dan
larutan menjadi tidak berwarna. Di tetesi 2 tetes amilum lagi untuk membuktikan larutan
berada di titik akhir. Volume total Na2S2O3 = 0,3 mL.
b. Titrasi kedua
Prosedur yang dilakukan sama seperti titrasi pertama. Yang berbeda adalah volume total
Na2S2O3 = 0,3 mL.
23. Penetuan Kadar I2 Setelah Ekstraksi Tiga Kali (Dilakukan Duplo)
Untuk mendapatkan nilai X3
a. Titrasi pertama
Larutan iodin = 25 mL. Digunakan corong pisah dan ditambahkan larutan 10 mL
CHCl3 sebanyak 3 kali sebagai pelarut organik. Dikocok 5 menit dengan membuka
kran corong pisah agar gas yang ada didalamnya keluar. Terbentuk fasa atas
aqueous (berwarna cokelat karena mengandung iodin) dan fasa bawah organik
(berwarna ungu). Fasa aqueous dititrasi dengan Na2S2O3 menjadi kuning jerami.
Ditetesi 2 tetes amilum menjadi bening dan sedikit kuning. Di titrasi lagi dengan
Na2S2O3 sampai larutan menjadi tidak berwarna. Volume total Na2S2O3 = 0,1 mL.
b. Titrasi kedua
Prosedur yang dilakukan sama seperti titrasi pertama. Yang berbeda adalah volume
total Na2S2O3 = 0,05 mL.
28. • Hasil Ekstraksi Ketiga
Diperoleh konstanta distribusi I2 rata-rata adalah 5,2761
29. Berdasarkan percobaan yang dilakukan , telah berhasil diekstraksi
larutan I2 dengan variasi jumlah ekstraksi, yaitu 1 kali ekstraksi, 2 kali
ektraksi, dan 3 kali ekstraksi diperoleh nilai KD berturut-turut adalah
1,8424 ; 6,8716 ; 7,1144, dengan KD rata-rata sebesar 5,2761
sedangkan %I2 yang terekstrak berturut-turut adalah 41,1765% ;
92,9412% ; 98% dengan rata-rata 77.3726%. Dari jumlah KD dapat
dilihat bahwa distribusi I2 menuju fasa organik (khloroform) meningkat
seiring semakin banyaknya jumlah tahap ekstraksi yang diikuti dengan
%I2 yang terekstrak.
KESIMPULAN