Dokumen tersebut membahas tentang analisis komposisi semen, termasuk proses pembuatan dan analisis kadar zat-zat penting seperti CaO, MgO, dan Al2O3. Proses pembuatan semen melibatkan pembakaran campuran bahan baku hingga menjadi serbuk. Analisis kadar zat-zat dilakukan menggunakan metode titrasi kompleksometri dan permangganatometri.
Dokumen ini merupakan laporan analisis total kandungan semen 2 yang meliputi kadar Al2O3, CaO, dan MgO menggunakan metode kompleksometri. Dilakukan preparasi larutan induk, penetapan kadar Al2O3 dengan kompleksometri pada pH 5-6 menggunakan EDTA dan indikator xylenol orange, penetapan kadar CaO pada pH 11 dengan indikator murexid, dan penetapan kadar MgO dengan mengendapkan CaO terlebih
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Dokumen tersebut membahas beberapa metode penetapan kadar zat kimia menggunakan titrasi yodometri dan indikatornya, yaitu penetapan kadar NaBO3.4H2O menggunakan kanji, penetapan kadar klor aktif menggunakan kanji, dan penetapan kadar timbal menggunakan reaksi pemberian warna dan titrasi.
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetriErvan Maulana
Kalium kromat direduksi menjadi kromium trioksida yang kemudian diendapkan menjadi kromium hidroksida hijau dengan amonia. Kromium dihitung kadarnya dengan membandingkan berat awal dan akhir sampel setelah diendapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis komposisi semen, termasuk proses pembuatan dan analisis kadar zat-zat penting seperti CaO, MgO, dan Al2O3. Proses pembuatan semen melibatkan pembakaran campuran bahan baku hingga menjadi serbuk. Analisis kadar zat-zat dilakukan menggunakan metode titrasi kompleksometri dan permangganatometri.
Dokumen ini merupakan laporan analisis total kandungan semen 2 yang meliputi kadar Al2O3, CaO, dan MgO menggunakan metode kompleksometri. Dilakukan preparasi larutan induk, penetapan kadar Al2O3 dengan kompleksometri pada pH 5-6 menggunakan EDTA dan indikator xylenol orange, penetapan kadar CaO pada pH 11 dengan indikator murexid, dan penetapan kadar MgO dengan mengendapkan CaO terlebih
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Dokumen tersebut membahas beberapa metode penetapan kadar zat kimia menggunakan titrasi yodometri dan indikatornya, yaitu penetapan kadar NaBO3.4H2O menggunakan kanji, penetapan kadar klor aktif menggunakan kanji, dan penetapan kadar timbal menggunakan reaksi pemberian warna dan titrasi.
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetriErvan Maulana
Kalium kromat direduksi menjadi kromium trioksida yang kemudian diendapkan menjadi kromium hidroksida hijau dengan amonia. Kromium dihitung kadarnya dengan membandingkan berat awal dan akhir sampel setelah diendapkan.
Titrasi redoks adalah titrasi larutan zat reduktor dengan larutan zat oksidator sebagai standarnya atau sebaliknya. Oksidasi melepaskan elektron sedangkan reduksi menangkap elektron. Permanganometri menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran untuk menganalisis zat-zat tertentu seperti besi, timbal, dan asam oksalat.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut berisi 14 soal tentang perhitungan kimia yang meliputi komposisi massa, volume gas, stoikiometri reaksi kimia, dan lainnya. Soal-soal tersebut memberikan data-data seperti massa atom relatif unsur-unsur kimia, persamaan reaksi, volume dan jumlah zat yang direaksikan untuk menghitung variabel tertentu seperti jumlah atom, massa, atau volume gas hasil reaksi.
Dokumen tersebut merangkum prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar Zn dalam ZnSO4 dengan metode gravimetri. Zn akan diendapkan sebagai NH4ZnPO4 dan ditimbang setelah dikeringkan untuk menghitung kadar Zn didalam sampel ZnSO4.
Dokumen ini memberikan informasi tentang penetapan kadar asam askorbat dalam vitamin C menggunakan metode titrasi yodometri. Metode ini melibatkan oksidasi asam askorbat oleh larutan I2 yang ditambahkan berlebih dan kelebihan I2 dititrasi dengan Na2S2O3 menggunakan indikator kanji. Perhitungan kadar asam askorbat didasarkan pada perbandingan volume larutan penitrat antara sampel dan blanko.
Penetapan cr metode gravimetri (kelompok5 11 1)sucinurfazri
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif kadar kromium dalam kalium kromat dengan metode gravimetri. Tahapannya meliputi pereaksian kalium kromat dengan asam sulfat menjadi kromium oksida, reduksi menjadi kromium hidroksida, dan pengendapan untuk dipisahkan dan diukur beratnya. Hasil pengukuran berat digunakan untuk menghitung kadar kromium secara teoritis dan praktis untuk diband
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang reaksi berbagai kation logam dengan berbagai pereaksi seperti asam, basa, dan senyawa lainnya. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kation logam tertentu.
Titrasi redoks merupakan metode analisis kuantitatif yang memanfaatkan reaksi redoks untuk menentukan kadar zat. Metode ini meliputi permanganometri, cerimetri, dikromatometri, bromometri, iodometri dan iodometri. Pereaksi yang digunakan antara lain KMnO4, Ce4+, Cr2O7=, Br2, I2 dan Na2S2O3. Titrasi redoks dapat digunakan untuk menganalisis berbagai zat seperti besi
Titrasi redoks adalah titrasi larutan zat reduktor dengan larutan zat oksidator sebagai standarnya atau sebaliknya. Oksidasi melepaskan elektron sedangkan reduksi menangkap elektron. Permanganometri menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran untuk menganalisis zat-zat tertentu seperti besi, timbal, dan asam oksalat.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut berisi 14 soal tentang perhitungan kimia yang meliputi komposisi massa, volume gas, stoikiometri reaksi kimia, dan lainnya. Soal-soal tersebut memberikan data-data seperti massa atom relatif unsur-unsur kimia, persamaan reaksi, volume dan jumlah zat yang direaksikan untuk menghitung variabel tertentu seperti jumlah atom, massa, atau volume gas hasil reaksi.
Dokumen tersebut merangkum prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar Zn dalam ZnSO4 dengan metode gravimetri. Zn akan diendapkan sebagai NH4ZnPO4 dan ditimbang setelah dikeringkan untuk menghitung kadar Zn didalam sampel ZnSO4.
Dokumen ini memberikan informasi tentang penetapan kadar asam askorbat dalam vitamin C menggunakan metode titrasi yodometri. Metode ini melibatkan oksidasi asam askorbat oleh larutan I2 yang ditambahkan berlebih dan kelebihan I2 dititrasi dengan Na2S2O3 menggunakan indikator kanji. Perhitungan kadar asam askorbat didasarkan pada perbandingan volume larutan penitrat antara sampel dan blanko.
Penetapan cr metode gravimetri (kelompok5 11 1)sucinurfazri
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif kadar kromium dalam kalium kromat dengan metode gravimetri. Tahapannya meliputi pereaksian kalium kromat dengan asam sulfat menjadi kromium oksida, reduksi menjadi kromium hidroksida, dan pengendapan untuk dipisahkan dan diukur beratnya. Hasil pengukuran berat digunakan untuk menghitung kadar kromium secara teoritis dan praktis untuk diband
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang reaksi berbagai kation logam dengan berbagai pereaksi seperti asam, basa, dan senyawa lainnya. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kation logam tertentu.
Titrasi redoks merupakan metode analisis kuantitatif yang memanfaatkan reaksi redoks untuk menentukan kadar zat. Metode ini meliputi permanganometri, cerimetri, dikromatometri, bromometri, iodometri dan iodometri. Pereaksi yang digunakan antara lain KMnO4, Ce4+, Cr2O7=, Br2, I2 dan Na2S2O3. Titrasi redoks dapat digunakan untuk menganalisis berbagai zat seperti besi
Ekstraksi iodin dengan kloroform dilakukan untuk menghitung jumlah zat yang terekstraksi dan menentukan konstanta distribusi. Iodin diekstraksi satu, dua, dan tiga kali dengan kloroform. Konstanta distribusi rata-rata didapatkan sebesar 5,2761, sedangkan persentase iodin yang terekstraksi berturut-turut adalah 41,17%, 92,94%, dan 98%.
Metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar hipoklorit dalam zat pemutih pakaian. Sampel zat pemutih diencerkan tujuh kali dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat untuk menghasilkan kadar sebesar 0,98%, lebih rendah dari kadar yang tercantum pada kemasan.
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Laporan praktikum organik II tentang sintesis asam oksalat dari gula pasir. Tujuannya adalah mensintesis dan menentukan titik leleh serta rendemen asam oksalat. Asam oksalat disintesis dengan mengoksidasi gula pasir menggunakan asam nitrat sebagai oksidator. Hasil reaksi kemudian direkristalisasi untuk menghasilkan kristal asam oksalat.
Penetapan kadar kalsium dalam kalsium karbonat dilakukan dengan mengendapkan ion kalsium menjadi kalsium oksalat dalam kondisi sedikit basa menggunakan amonium oksalat. Kalsium oksalat kemudian dipanaskan menjadi kalsium oksida yang tidak stabil sehingga dikonversi menjadi kalsium sulfat yang lebih stabil dengan menambahkan asam sulfat. Kalsium sulfat akhirnya ditimbang untuk menentukan kad
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai uji untuk menganalisis karbohidrat, termasuk uji untuk mendeteksi gula, monosakarida, ketosa, aldosa, galaktosa, dan amilum. Berbagai uji tersebut melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan kehadiran jenis karbohidrat tertentu.
Metode penetapan kadar kalsium karbonat (CaCO3) melalui proses pendapan ion kalsium (Ca2+) menjadi kalsium oksalat (CaC2O4) dengan pereaksi amonium oksalat dalam kondisi pH sedikit basa. Sisa pijar CaO selanjutnya diubah menjadi CaSO4 yang lebih stabil dengan asam sulfat.
Similar to analisa titrimetri Reduksi Oksidasi (20)
3. anny_rachman 3
• Bila dlm suasana basa/asam lemah akan
terbentuk endapan coklat MnO2 yg mengganggu.
• Bila dg HCl akan dioksidasi mjd Klor, sedang HNO3 bersifat
oksidator juga
• Rx : MnO4
- + 8 H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O
C2O4
2- 2CO2 + 2e
2MnO4
- + 16H+ + 5C2O4
2- 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
• K Permanganat : sbg lar baku sekunder dan autoindikator
( Permanganat berwarna ungu tidak berwarna / vv)
• Titrasi dibantu dg pemanasan unt mempercpt rx
• Baku primer unt penetapan kadar Permanganat :
asam oksalat atau Na oksalat
5. anny_rachman 5
Cara pembakuan :
10 ml Na Oksalat 0,1 N ditambah aquades
secukupnya, di+ H2SO4 4N 10 cc, dipanaskan hingga
suhu 70oC, kmd dititrasi dg larutan Kalium
permanganat 0,1N sampai warna merah jambu pucat
mantap selama 15 dtk. Suhu akhir titrasi boleh < 60oC
( misal 9,8 ml)
Cara Penetapan Kadar :
5 ml sampel CaBr2 ditambah aquades qs , ditamnah
H2SO4 5 cc, dititrasi dg KMnO4 sampai warna pink
konstan selama 15 detik (misal 5,2 ml)
6. anny_rachman 6
I. Hitung N asam oksalat :
B = V.N.BE N = B/(V.BE) = 200mg/(250ml.126/2) = 0,0127
II. Hitung N KMnO4 dg rumus V1N1=V2N2
10. 0.0127 = 9.8 x N KMnO4
N KMnO4 = 0.0130
III. Hitung kadar CaBr2 ( BM = 200 atau BE 200:2 =100 )
CaBr2 : 150 mg dalm 100 ml
kadar sampel(%) = (V.N)titran x BE sampelxD x 100%
Berat sampel
= (5,2 x 0,0130)x100 x 100/5 x 100%
150 mg
=90,13%
7. 7
1. Apa yg dimaksud permanganometri
2. Zat apa yg ditentukan dg
permanganometri
3. Apa maksud autoindikator
4. Zat baku primer apa untuk membakukan
lar KMnO4
5. Buat Reaksi lengkap antara :
# baku primer d baku sekunder
# baku sekunder dg sampel
# dan tentukan BE masing2
8. anny_rachman 8
• Dapt digun unt penetapan kadar oksidator(Iodometri)
maupun reduktor ( Iodimetri)
• prinsip penetapan kadar :
Iodimetri z uji ( reduktor ) dititrasi dg lar Iodium
Iodometri z uji ( oksidator ) mula-2 di rx dg ion
Iodida ber> , kmd Iodium (I2) yg terbentuk dititrasi dg
lar Tiosulfat
• Indikator : autoindikator (I2) ,lar amilum, CHCl3
• Penamb lar kanji dilakukan menjelang TAT, krn bila di+
sjk awl titrasi Iod-amilm yg terbentuk sulit dipecah
tdk tjd End point ( warna tetap biru tidak hilang)
https://youtu.be/jdH5RO8oHvk
9. anny_rachman 9
Prinsip reaksi
• Rx Iodimetri : Reduktor + I2 I-
coklat/biru dg amilum tdk warna
Cara pembakuan :
10 cc baku primer As2O3 + Aq qs + amilum 10% 5 tetes ( colorless)
) , dititrasi dengan Iodium sampai biru
Reaksi pembakuan : 2H2O+ As2O3 As2O5 + 4H+ 4e
2e + I2 2I-
Cara penetapan kadar :
10 cc vit C + Aq qs + amilum 10% 5 tetes ( colorless) ) , dititrasi
dengan Iodium sampai biru
Rx PK :???
10. As2O3 As2O5
pd TAT : I2 +amilum
+S2O3=…ditandai warna biru
I2_Amilum
KIO3+ H2SO4+KI I2
Na2S2O3
Iodometri Iodimetri
I2/Iodium
S2O3= + Amilum
pd TAT : Biru __> td berwarna
11. Oksidator + KI ber > I2
I2 + amilum + 2S2O3
2- 2I- + S4O6
2-
coklat/biru tdk warna
Cara pembakuan :
10 cc baku primer KIO3 + Aq qs + H2SO4 4N 10 cc + KI 1 gram , didiamkan
sampai terbentuk Iodium ( coklat ) . Dititrasi menggunakan Na tiosulfat
sampai kuning muda + amilum 10% 5 tetes ( biru ) , dilanjutkan titrasi
sampai tidak berwarna
Rx : 1. 6H++ 6e + IO3- I- + 3H2O 2. I2 + Na2S2O3 S4O62-
2I- I2 +2e
IO3- I2
Cara penetapan kadar :
10 cc sampel CuSO4 + Aq qs + H2SO4 4N 10 cc + KI 1 gram , didiamkan
sampai terbentuk Iodium ( coklat ) . Dititrasi menggunakan Na tiosulfat
sampai kuning muda + amilum 10% 5 tetes ( biru ) , dilanjutkan titrasi
sampai tidak berwarna (putih susu)
Rx : ???
11
13. Contoh soal
• Baku primer KIO3 1,3000 gram/150 cc…hitung N KIO3 ?
BA K = 35 I = 127 O =16 BM KIO3=210 BE=
210/6=35
• Titrasi pembakuan dipipet 10 cc baku primer dan TAT 9
cc….hitung N Na2S2O3 ?
• Sampel yg diuji CuSO4. 5H2O dg berat 1,20 g dalam 500 ml
Aq. Diambil 10 cc d dititrasi dg Lar Tiosulfat diatas, dg TAT 7
cc. berapa kadar Cu( Ba = 63,6) tsb Cu2+ Cu+
NKIO3= B/V.BE = 1,3 g/(0,15Lx35) =0,25 mol eq/L
V1N1=V2N2 10x 0,25=9N2 N2Tiosulfat= 0,28
Kadar Cu = 7x 0,28x63,6x500/10x100% = 519,4%
1200 mg
anny_rachman 13
Cu /CuSO4.
5H2O
63,6/198
x100% =31%