2. REGULASI STUNTING
• PERPRES 72 TAHUN 2021 TTG PERCEPATANPENURUNAN
STUNTING
• PERBUB NO 19 TAHUN 2021 TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENURUNAN STUNTING KABUPATEN TEBO
• SK BUPATI TEBO NO. 288 TAHUN 2021 TTG PERAN DESA
3. APA ITU STUNTING ?
Stunting menurut Kementerian Kesehatan adalah kondisi gagal
pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama
sehingga lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki
keterlambatan dalam berfikir.
Stunting menurut Perpres 72 Tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kroniks dan infeksi berulang yang
ditandai panjang dan tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan
Kementerian Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang standar antropometri,
stunting adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar
deviasi (pendek/stunted) dan kurang dari – 3SD (sangat pendek/severely
stunted).
4. Apa saja dampak Stunting ?
DAMPAK JANGKA PENDEK
Terganggunya perkembangan otak
Kecerdasan berkurang
Gangguan metabolisme dalam tubuh
Gangguan pertumbuhan fisik
Stunting memiliki dampak pada menurunnya kualitas sumber
daya manusia, produktifitas dan daya saing. Bagaimana
pemetaan dampaknya?
Menurunnya kemampuan kognitif dan
prestasti belajar
Menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah terpapar penyakit
Meningkatnya risiko memiliki penyakit
diabetes, obesitas, penyakit jantung,
pembuluh daerah, kanker,, stroke dan
disabilitas pada usia tua
DAMPAK JANGKA PANJANG
5. PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2021
TARGET 2024 TERKAIT PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Persentase ibu hamil
Kurang Energi Kronik (KEK)
yang mendapatkan
tambahan asupan gizi.
Persentase ibu hamil yang
mengonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD)
Persentase remaja putri
yang mengonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD)
Persentase bayi usia kurang
dari 6 bulan mendapat Air
Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Persentase anak usia 6-23
bulan yang mendapat
Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI).
Persentase anak berusia di
bawah lima tahun (balita)
gizi buruk yang mendapat
pelayanan tata laksana gizi
buruk.
Persentase anak berusia di
bawah lima tahun (balita)
yang dipantau
pertumbuhan dan
perkembangannya.
Persentase anak berusia di
bawah lima tahun (balita)
gizi kurang yang mendapat
tambahan asupan gizi.
Persentase anak berusia di
bawah lima tahun (balita)
yang memperoleh
imunisasi
dasar lengkap.
Target Intervensi Spesifik
(Penyebab Langsung Stunting)
Target Intervensi Sensitif
(Penyebab Tidak Langsung Stunting
90% 80% 58%
80% 80% 90%
90% 90% 90%
Persentase pelayanan Keluarga
Berencana (KB)
pascapersalinan.
Persentase kehamilan yang
tidak diinginkan.
Cakupan calon Pasangan Usia Subur
(PUS) yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan sebagai
bagian dari pelayanan nikah.
Persentase rumah tangga yang
mendapatkan akses air minum
layak di kabupaten/kota lokasi
prioritas.
Persentase rumah tangga yang
mendapatkan akses sanitasi (air
limbah domestik) layak di
kabupatenlkota lokasi prioritas.
Cakupan Bantuan Jaminan
Nasional. Penerima Iuran (PBI)
Kesehatan
Cakupan keluarga berisiko
Stunting yang memperoleh
pendampingan.
Jumlah keluarga miskin
dan rentan yang memperoleh
bantuan tunai bersyarat.
Persentase target sasaran yang
memiliki pemahaman yang baik
tentang Stunting di lokasi
prioritas.
Jumlah keluarga miskin dan
rentan yang menerima bantuan
sosial pangan.
Persentase desa/kelurahan Stop
Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) atau
Open Defecation Free (ODF).
70 % 15,5% 90 %
90 % 90 %
112,9
Juta
90 % 10 Juta 70 %
90 %
15,6%
(Lampiran A Perpres 72/2021)
6. 1. Penyediaan data:
1. Penapisan kesehatan reproduksi bagi
calon pengantin/calon Pasangan Usia
Subur (PUS) 3 (tiga) bulan pranikah;
2. Penapisan ibu hamil;
3. Penapisan keluarga terhadap ketersediaan
pangan, pola makan, dan asupan gizi;
4. Penapisan keluarga dengan Pasangan Usia
Subur (PUS) pascapersalinan dan pasca
keguguran;
5. Penapisan keluarga terhadap pengasuhan
anak berusia di bawah lima tahun (balita);
6. Penapisan keluarga terhadap kepemilikan
sarana jamban dan air bersih; dan
7. Penapisan keluarga terhadap kepemilikan
sarana rumah sehat.
2. Pendampingan:
1. Penyuluhan;
2. Fasilitasi pelayanan rujukan; dan
3. Fasilitasi penerimaan program bantuan
sosial.
• Pendampingan calon pengantin/calon
Pasangan Usia Subur (PUS) wajib
diberikan 3 (tiga) bulan pranikah sebagai
bagian dari pelayanan nikah.
• Pendampingan Ibu Hamil.
• Pendampingan Baduta.
3. Surveilans keluarga berisiko
Stunting:
• Menyediakan data keluarga berisiko
stunting
• Memberikan pertimbangan
pengambilan tindakan yang dibutuhkan
dalam Percepatan Penurunan Stunting
4. Audit kasus Stunting:
Mencari penyebab terjadinya kasus
Stunting sebagai upaya pencegahan
terjadinya kasus serupa.
Kegiatan Dalam Percepatan Penurunan Stunting
Ada anggarannya di BOKB kab/ kota
serta BKKBN provinsi, dilakukan
bersama pakar.
• Pendampingan oleh 233 Tim
Pendamping Keluarga
• TPK sudah dilatih pd thn 2023
Penggunaan aplikasi elsimil + e PPGBM
Penggunaan aplikasi elsimil + e PPGBM+
Kartu Kembang Anak+ rekam medis
7. Praktek
pengasuhan
yang tidak baik
Terbatasnya layanan kesehatan
termasuk layanan ANC-Ante
Natal Care, Post Natal dan
pembelajaran dini yang
berkualitas
Kurangnya akses
ke makanan
begizi
Kurangnya akses
ke air bersih dan
sanitasi
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
8. Target Percepatan Penurunan Prevalensi
Stunting Provinsi Jambi 2021-2024
Sumber: PERDA NOMOR 11 Tahun 2021 tentang RPJMD PROVINSI JAMBI 2021-2026
KABUPATEN/KOTA SSGI 2021 TARGET 2022 TARGET 2023 TARGET 2024
Kerinci 26,7 20 18 16
Merangin 19,7 13 11 9
Sarolangun 21,4 15 13 11
Batanghari 24,5 18 16 14
Muara Jambi 27,2 20 18 16
Tanjung Jabung Timur 25,6 18 16 14
Tanjung Jabung Barat 19,8 13 11 9
Tebo 26,2 20 18 16
Bungo 22,9 16 14 12
Kota Jambi 17,4 11 9 7
Kota Sungai Penuh 25,0 19 17 15
PROVINSI JAMBI 22,4 16 14 12
9. Hasil SSGI Tahun 2022
Provinsi Jambi
Sumber: SSGI 2022
No KABUPATEN/KOTA SSGI 2021 SSGI 2022 Capaian
1 Batanghari 24,5 26,3 +1,8
2 Kota Sungai Penuh 25 26 +1
3 Tebo 26,2 25 -1,2
4 Kerinci 26,7 24,2 -2,5
5 Tanjung Jabung Timur 25,6 22,5 -3,1
6 Muara Jambi 27,2 18,6 -8,6
7 Sarolangun 21,4 16,8 -4,6
8 Bungo 22,9 15,4 -7,5
9 Merangin 19,7 14,5 -5,2
10 Kota Jambi 17,4 14 -3,4
11 Tanjung Jabung Barat 19,8 9,9 -9,9
Jambi 24,5 26,3 +1,8
10. Pilar 3
Konvergensi Program
Pusat, Daerah dan
Desa
KERANGKA PIKIR PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Peningkatan
cakupan
intervensi
pada sasaran
1.000 HPK
Pilar 1
Komitmen dan Visi
Kepemimpinan
Perbaikan
Asupan Gizi
Pilar 2
Kampanye Nasional
dan Perubahan
Perilaku
Konsumsi
Gizi
Pola Asuh
Stunting
Pilar 4
Ketahanan Pangan
dan Gizi
Pelayanan
Kesehatan Penurunan
Infeksi
Kesehatan
Lingkungan
Pilar 5
Pemantauan dan
Evaluasi
17
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024
Penurunan Stunting memerlukan
implementasi intervensi lintas sektor
(spesifik dan sensitif) secara terintegrasi di
tingkat pusat dan daerah
• Air bersih dan sanitasi
• Bantuan Pangan Non-Tunai
• Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
• Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
• Program Keluarga Harapan (PKH)
• Bina Keluarga Balita (BKB)
• Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
• Fortifikasi pangan
• Anemia
• BBLR
• ASI Eksklusif
• Diare
• Kecacingan
• Gizi Buruk
• Tablet Tambah Darah (bumil dan remaja)
• Promosi dan Konseling Menyusui
• Promosi dan Konseling PMBA
• Suplemen Gizi Makro (PMT)
• Tata Laksana Gizi Buruk
• Pemantauan dan Promosi Pertumbuhan
• Pemantauan Perkembangan
• Suplementasi Kalsium
• Suplementasi Vitamin A
• Suplementasi zinc untuk diare
• Pemeriksaan kehamilan
• Imunisasi
• Suplemen gizi mikro (Taburia)
• Pemberian Obat Cacing
• Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
DAMPAK
INTERMEDIATE
OUTCOME
OUTPUT
INTERVENSI
STRA
TEGI
12. LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN STUNTING :
FOKUS 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
13.
14. •Dampak yang ditimbulkan malnutritition
pada periode ini bersifat permanen
dan berjangka panjang
Mengapa 1000 HPK?
15.
16. 25% berat otak dewasa
70% berat otak dewasa
90% berat otak dewasa
1.4 KG
16
PERTUMBUHAN OTAK
Usia 2 tahun
Usia 5 tahun
Lahir
Dewasa
80% sel otak manusia dibentuk pada saat janin sampai usia 2
tahun
17. STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)
2/15/2018
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal
Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
19. Continuum of Care
Pemeriksaan
Kehamilan
Persalinan, nifas
& neonatal
Pelayanan
bagi bayi
Pelayanan bagi
balita
Pelayanan bagi
anak SD
Pelayanan bagi anak
SMP/A & remaja
•P4K
•Buku KIA
•ANC terpadu
•Kelas Ibu Hamil
•Fe & asam folat
•PMT ibu hamil
•TT ibu hamil
•Inisiasi Menyusu Dini
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B
•Rumah Tunggu
•Kemitraan Bidan Dukun
•KB pasca persalinan
•PONED-PONEK
•ASI eksklusif
•Imunisasi dasar lengkap
•Pemberian makan
•Penimbangan
•Vit A
•MTBS
• Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
• PMT
•Penjaringan
•Bln Imunisasi Anak Sekolah
•Upaya Kes Sekolah
•PMT
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
HIV/AIDS, NAPZA dll
• Fe
• Konseling
• Pelayanan KB
• PKRT
Pelayanan
PUS & WUS
Lansia
• Kualitas
• Degenerasi
Peran 1000 HPK yang bisa dilakukan oleh LP/LS
PENDIDIKAN,D
ESA
KEMENAG.ORGANISASI
KEAGAMAAN,BKKBN
PKK,POSYANDU
20. Kemkes:
Intervensi Spesifik
dan PMT
BKKBN:
Kampung KB Kemensos:
Program Keluarga
Harapan
Kemenag:
Program Catin
PUPR:
Bedah Rumah,
PAMSINAS, STBM
Kementan:
Kawasan Rumah
Pangan Lestari
KKP:
Kampanye Makan
Ikan
Kemendes:
Bantuan Kegiatan
Posyandu
KUKM:
Usaha UKM
Ormas:
Kampanye,
Edukasi
Perusahaan:
CSR bantuan PMT
BOK
Dana Desa
Dana CSR
Dana PKH
Dana KRPL
Dana Bedah Rmh,
Sanitasi Dana Bibit Ikan
KUNCI:
• Integrasi Lokus (Desa)
• Integrasi Sasaran
(Keluarga Bumil dan
Balita)
Asupan
Makanan
Ketahanan Pangan Keluarga
Pola Asuh Balita
Survailans
Gizi
Lumbung Pangan Desa
PROSES INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
TERINTEGRASI DI DESA
POTENSI
SUMBERDAYA
DI PROVINS
21. ANAK USIA SEKOLAH ( KELAS EMPAT SEKOLAH DASAR)
TINGGI BADAN BERBEDA
Sumber Foto: Dr. Atmarita, thn 2011
Anak yang mana saja yang stunting?
PENTING : STUNTING TIDAK BISA DINILAI DARI PERAWAKAN NAMUN PENENTUAN STUNTING DILAKUKAN
MELALUI PENGUKURAN SESUAI STANDAR DAN DIBANDINGKAN DENGAN STANDAR WHO
Standar WHO
1
4
2
5
3 6 7
22. 1
Pemantauan pertumbuhan anak
secara teratur (penimbangan
setiap bulan, pengisian KMS,
penentuan status pertumbuhan
berdasarkan kenaikan berat
badan)
Menindaklanjuti setiap kasus
gangguan pertumbuhan
(konseling dan rujukan)
3
Tindak lanjut hingga penetapan
kebijakan dan program di tingkat
masyarakat, dan meningkatkan
motivasi untuk memberdayakan
keluarga
2
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA
Titik berat pada upaya pencegahan dan penanggulangan
keadaan gizi balita
23. Balita Stunting dg status Gizi
Kurang diberi PMT
Pemulihan
BALITA stunting dgn
kondisi Gizi Buruk
Dirawat
Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI/gizi lebih
Pemberian kapsul vit A
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK
Kegiatan Perbaikan Gizi
di Lapangan dan di Puskesmas/rumah sakit
Pabrikan LOKAL
Pusat BOK
Stunting Gizi
Buruk
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF
Tidak Naik TB/Stunting Rawat Inap/TFC
Rawat Jalan
24. ENUMERATOR
REKAPITULASI
DATA RUTIN dari
POSYANDU
PUSKESMAS
POSYANDU
PENGUMPULAN DATA
RUTIN POSYANDU
ePPGBM
Data individu
by name by address
REKAPITULASI
DATA RUTIN DARI
PUSKESMAS
KABUPATEN
PUSAT
ALUR PELAKSANAAN
Pengiriman pencatatan
feedback
Laporan
feedback
feedback
informasi
PROVINSI SEKTOR LAIN
Entry data/
feedback
PEMANFAATAN INFORMASI
informasi
Entry data
EPPGBM menjadi sumber
data dan informasi untuk
kegiatan Surveilans Gizi
25. Pemantauan Pertumbuhan dan
Perkembangan Balita
Pertumbuhan anak merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif,
terukur, dan terjadi secara fisik. Pertumbuhan dan perkembangan pada
anak usia dini 1-5 tahun dapat dipantau dengan mengukur tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, dan pengukuran sesuai usia lainnya
dengan menggunakan alat ukur standar tertentu.
Sedangkan perkembangan adalah kemampuan untuk menambah
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya anak dapat
berjalan atau berbicara. Perkembangan dapat diamati dari cara dia
bermain, belajar, berbicara dan berperilaku.
26. 1. Faktor Internal meliputi jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik,
dan kromosom.
2. Faktor Eksternal tumbuh kembang anak meliputi keadaan lingkungan
sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
27. 1. Usia 0-4 Bulan
Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang. Gantung
benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat oleh si Kecil. Ajak si
Kecil tersenyum, bicara, dan mendengarkan musik.
2. Usia 4-6 Bulan
Sering tengkurapkan si Kecil. Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di
depan matanya. Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian. Beri mainan
benda yang besar dan berwarna.
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BALITA
28. 3. Usia 6-12 Bulan
Ajari si Kecil untuk duduk, ajak main ci-luk-ba, ajari memegang dan
makan biskuit, ajari memegang benda kecil dengan 2 jari, ajari berdiri
dan berjalan dengan berpegangan, ajak bicara sesering mungkin, latih
mengucapkan ma.. ma.. pa.. pa, beri mainan yang aman dipukul-pukul.
4. Usia 1-2 Tahun
Ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan
menyapu, ajak membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas,
ajari menyebut bagian tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi,
ajak bermain
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BALITA
29. 6. Usia 3-5 Tahun
Minta si Kecil menceritakan apa yang ia lakukan, dengarkan ia ketika
bicara, jika ia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi si Kecil ketika
mencoba hal-hal baru.
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BALITA