2. STUNTING
Definisi (Perpres No.72 Tahun 2021)
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada dibawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
Ciri-ciri Stunting
Seorang anak dikategorikan stunting bila tinggi badannya
dibawah dari anak seusianya sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Sesuai dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) menurut Peraturan Kementerian
Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang standar
antropometri, stunting adalah anak balita dengan nilai z-
scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi (pendek/stunted)
8. 1000 HPK ADALAH PERIODE EMAS ANAK
UNTUK BERTUMBUH DAN BERKEMBANG
SECARA OPTIMAL, GANGGUAN PADA
PERIODE INI KHUSUSNYA KEKURANGAN
ASUPAN GIZI
AKAN BERDAMPAK PADA
KELANGSUNGAN HIDUP DAN TUMBUH
KEMBANG ANAK YANG BERSIFAT PERMANEN
DAN BERJANGKA PANJANG
SERTA SULIT DIPERBAIKI SETELAH ANAK
BERUSIA 2 TAHUN.
9. Pertumbuhan
massa tubuh
dan komposisi badan
Metabolisme
glukosa, lipids, protein
Hormon/receptor/gen
Perkembangan
otak
Kognitif dan
Prestasi belajar
Kekebalan
Kapasitas kerja
Diabetes, Obesitas,
Penyakit jantung dan
pembuluh darah,
kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
bayi 2 tahun)
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Mati
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
MENGAPA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN,
PENTING?
9
10. • PERBAIKI STATUS GIZI IBU, BILA KEK
DIBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN
Periode dalam Kandungan (280 hari)
PASTIKAN IBU
MENGKONSUMSI GIZI
SEIMBANG DENGAN PORSI
DAN JUMLAH YANG CUKUP,
SERTA BANYAK MAKAN
SAYUR DAN BUAH
• PASTIKANI IBU MENGKONSUMSI
TABLET Fe
11. Periode 0-6 bulan (180 hari)
INISIASI MENYUSU DINI
ASI EKSKLUSIF
KONSELING ASI DAN GIZI PADA IBU
MENYUSUI
MEMANTAU PERTUMBUHAN
SECARA TERATUR
IMUNISASI
12. Periode 6-24 Bulan (540 hari)
BERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI YANG BERGIZI
SEIMBANG SESUAI USIA ANAK
AJARKAN IBU UNTUK MEMBERIKAN MP-ASI YANG
SESUAI USIA ANAK (JENIS DAN KONSISTENSINYA
DUKUNG IBU TERUS MEMBERIKAN ASI SAMPAI 2
TAHUN
AJARKAN IBU UNTUK MENGOLAH DAN MEMILIH
MAKANAN YANG MURAH DAN BERNILAI GIZI TINGGI
MEMANTAU PERTUMBUHAN DAN MEMERIKSAKAN
KESEHATAN ANAK SECARA TERATUR
13. Lahir
Usia 2 tahun
Usia 5 tahun
Dewasa
25% berat otak dewasa
70% berat otak dewasa
90% berat otak dewasa
1,4 kg
15. KERANGKA PENANGANAN STUNTING
Intervensi Gizi Spesifik
(berkontribusi 30%)
Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan
ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.
Intervensi spesifik bersifat jangka pendek,
hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif
pendek.
Intervensi Gizi
Sensitif
(berkontribusi 70 %)
Intervensi yang ditujukan melalui berbagai
kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat
umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK.
1
2
17. 17
PERAN OPD DALAM AKSI KONVERGENSI STUNTING
Intervensi Gizi Spesifik:
Dinas Kesehatan:
• Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon
pengantin, ibu hamil
• Promosi ASI Eksklusif
• Promosi Makanan Pendamping-ASI
• Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium
• Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah
• Suplemen gizi mikro (Taburia)
• Suplemen gizi makro (PMT)
• Kelas Ibu Hamil
• Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan
perilaku
• Pemberian obat cacing
• Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
• Suplementasi vitamin A
• Jaminan Kesehatan Nasional
Intervensi Gizi Sensitif:
Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPEDA :
• Koordinasi penganggaran kegiatan percepatan penurunan
stunting
• Penguatan koordinasi perencanaan percepatan penurunan
stunting
Dinas Pendidikan & Kebudayaan :
• PAUD dengan muatan pendidikan gizi dan kesehatan
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja
Dinas PUPR :
• Sarana air bersih dan sanitasi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan :
• Pembinaan iodidasi industri garam rakyat
• Pengawasan fortifikasi garam beryodium
• Pengawasan SNI wajib produk industri hasil tanaman
pangan
18. 18
Intervensi Gizi Sensitif:
DPPKB:
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Remaja
termasuk madrasah dan pondok pesantren
• Bina Keluarga Balita untuk peningkatan pengetahuan
dan keterampilan orang tua dan anggota kelurga lain
dalam pembinaan tumbuh kembang anak sejak dalam
kandungan
Kementerian Agama:
• Pendidikan gizi dan kesehatan kepada calon pengantin
melalui KUA
• Pendidikan Kesehatan dan gizi untuk di madrasah dan
pondok pesantren
• Mendorong peran serta ulama untuk pendidikan gizi dan
kesehatan
Kelautan dan Perikanan
• Pemasaran dan promosi hasil kelautan dan perikanan
Intervensi Gizi Sensitif:
DISDUKCAPIL
• Nomor Induk Kependudukan
• Akta kelahiran
• Fasilitasi program dan kegiatan gizi dalam APBD
DPMD:
• Pengangaran Dana Desa untuk kegiatan gizi
• Pendampingan nagari dalam Konvergensi stunting Nagari
• Pembentukkan Rumah Desa Sehat
DPPKAD:
• Dana Insentif Daerah Dan Penganggaran
DISTAN KP:
• Ketahanan pangan
• Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
BPOM:
• Keamanan pangan
• Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan secara berkala
19. 19
Intervensi Gizi Sensitif:
DISKOMINFO
• Kampanye nasional terkait stunting
Dinas Sosial dan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak :
• Bantuan Pangan Non-Tunai dengan sumber protein (telur)
• PKH, pemanfaatan fasilitator untuk pendidikan gizi dan pemantauan kepatuhan layanan kesehatan
• Family Development Sesion (FDS) pada PKH
• KPM yang mendapatkan bantuan sosial pangan
Peran Lembaga/Organisasi Non-Pemerintah:
• Pendanaan.
• Tenaga ahli.
• Pelatihan kepada aparat.
• Penyuluhan dan pendampingan.
• Kampanye pola hidup sehat.
• Peralatan.
• Bangunan dan atau bahan bangunan.
• Penyaluran obat-obatan, bahan makanan, dan vitamin.
• Dan sebagainya.
20. PERAN PEMERINTAHDESA/KELURAHAN
“Desa berkewajiban mendukung kegiatan-kegiatan
pembangunan yang menjadi program prioritas
nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya”
(Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014)
21. Peran Pemerintah Desa untuk mendukung
pencegahan stunting:
a. Mensosialisasikan kebijakan pencegahan stunting kepada
masyarakat.
b. Melakukan pendataan terhadap kelompok sasaran, permasalahan
terkait stunting, cakupan layanan dasar kepada masyarakat, kondisi
penyedia layanan,dan sebagainya .
c. Pembentukan dan pengembangan Rumah Desa Sehat (RDS)
sebagai sekretariat bersama yang berfungsi untuk ruang belajar
bersama, penggalian aspirasi, aktualisasi budaya, aktivitas
kemasyarakatan, akses informasi serta forum masyarakat peduli
kesehatan, pendidikan dan sosial.
22. d. Menyelenggarakan rembuk stunting desa.
e. Tersusunnya rencana aksi pencegahan stunting di desa dan daerah.
f. Menyiapkan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan pelaku desa lainnya
yang terkait dengan pencegahan stunting.
g. Meningkatkan pelayanan posyandu, peningkatan layanan kegiatan
pengasuhan, penyuluhan pola hidup sehat pada PAUD, dan lainnya dalam
upaya pencegahan stunting.
h. Meningkatkan atau membangun sarana dan prasarana intervensi gizi sensitif
sesuai dengan kewenangannya.
Peran pemerintah desa untuk mendukung pencegahan stunting
(lanjutan..):
23. i. Meningkatkan kapasitas aparat desa, KPM, dan masyarakat melalui pelatihan yang
dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah lainnya.
j. Pemantauan pelaksanaan program/kegiatan pencegahan stunting, serta pengisian
dan pelaporan scorecard desa kepada OPD terkait.
k. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pencegahan stunting, mengukur
capaian kinerja desa, dan melaporkan kepada bupati/walikota melalui camat.
l. Melakukan pemutahiran data secara berkala sebagai dasar penyusunan rencana
program/kegiatan pencegahan stunting tahun berikutnya
Peran pemerintah desa untuk mendukung pencegahan stunting
(lanjutan..):
26. DAFTAR NAMA-NAMA BALITA STUNTING UPTD PUSKESMAS LANGSA TIMUR BULAN FEBRUARI TAHUN 2023
No Nama JK Tgl Lahir Nama Ortu Desa/Kel Usia Saat Ukur Berat Tinggi BB/U TB/U BB/TB
1 QHALFI L 2019-11-12 ZAINUL SAFTIAWARDA / DENI ALUE MERBAU 3 Tahun - 3 Bulan - 1 Hari 11.7 88 Normal Pendek Gizi Baik
2 FATIMAH LATIF P 2020-07-05 SWINTA / SAFRI ALUE MERBAU 2 Tahun - 7 Bulan - 9 Hari 10.4 82 Normal Pendek Gizi Baik
3 M. FARHAN SIREGAR L 2020-06-01 NOVIRANTIKA ALUE PINEUNG TIMUE 2 Tahun - 8 Bulan - 13 Hari 10.5 86 Kurang Pendek Gizi Baik
4 INARA QARESYA PUTRI P 2021-06-05 AGUSFIANA / RAMLI ALUE PINEUNG 1 Tahun - 8 Bulan - 11 Hari 9 75 Normal Pendek Gizi Baik
5 AULIA RAMADHANI P 2020-05-03 RUDI SYAHPUTRA / JUMIATI BUKET RATA 2 Tahun - 9 Bulan - 12 Hari 9.6 83 Kurang Pendek Gizi Baik
6 M. RIZAL L 2019-09-21 NURBADRIAH / EFERI CINTA RAJA 3 Tahun - 4 Bulan - 23 Hari 12 89 Normal Pendek Gizi Baik
7 AHMAD MUZAMMIL L 2020-05-19 SITI HAJAR / MARZUKI CINTA RAJA 2 Tahun - 8 Bulan - 26 Hari 11 86 Normal Pendek Gizi Baik
8 KARIRA ZAFINA P 2018-07-08 NUR SALEHA KAPA 4 Tahun - 7 Bulan - 7 Hari 12.5 95 Kurang Pendek Gizi Baik
9 SALSABILA NATASYA P 2019-04-10 MISRIANISA KAPA 3 Tahun - 10 Bulan - 5 Hari 12.3 89 Normal Pendek Gizi Baik
10 AULIA RAMADHAN L 2019-05-24 SUSANTI KAPA 3 Tahun - 8 Bulan - 22 Hari 11.5 92 Kurang Pendek Gizi Baik
11 M. QAIS AZ ZAYYAN L 2022-10-07 KHAIRATI / RAMADANIL S KAPA 0 Tahun - 4 Bulan - 8 Hari 4.8 55 Sangat Kurang Sangat Pendek Gizi Baik
12 M. RAIS ARRAYAN L 2022-10-07 KHAIRATI / RAMADANIL S KAPA 0 Tahun - 4 Bulan - 8 Hari 4.9 55 Sangat Kurang Sangat Pendek Gizi Baik
13 AFIFATUN NAFISAH P 2019-03-22 NURSAADAH MATANG PANYANG 3 Tahun - 10 Bulan - 23 Hari 11.5 93 Kurang Pendek Gizi Baik
14 ZAHIRA MUMTAZA P 2019-07-09 FAUZIAH / CHAIRUDDIN MATANG SEUTUI 3 Tahun - 7 Bulan - 7 Hari 11 91 Kurang Pendek Gizi Baik
15 PUTROE FHONNA P 2021-07-07 ASMAYANI / YUSNI MATANG SEUTUI 1 Tahun - 7 Bulan - 8 Hari 10 75 Normal Pendek Gizi Baik
16 HAFUZA AL HANNAN L 2020-10-20 CUT RAHMI SEUNEUBOK ANTARA 2 Tahun - 3 Bulan - 24 Hari 10 83 Kurang Pendek Gizi Baik
17 T. ATHARAUF SHARIQLIE L 2018-11-17 WULANDARI SIMPANG WIE 4 Tahun - 2 Bulan - 28 Hari 12.8 93 Kurang Pendek Gizi Baik
18 KANIA AURA ZUHRA P 2018-08-07 SAUDAH NIAR SIMPANG WIE 4 Tahun - 6 Bulan - 8 Hari 12.5 93 Kurang Pendek Gizi Baik
19 DELVI ARISKA P 2020-04-03 DELIANA SIMPANG WIE 2 Tahun - 10 Bulan - 12 Hari 11.2 83 Normal Pendek Gizi Baik
20 MELANI NUR AISYAH P 2021-02-08 SALIATI / SUHERMAN SIMPANG WIE 2 Tahun - 0 Bulan - 5 Hari 10.8 79 Normal Pendek Gizi Baik
21 AINUN MARDIAH P 2019-03-13 SUPRIADI / ROSDIANA SUKAREJO 3 Tahun - 11 Bulan - 4 Hari 11 90 Kurang Pendek Gizi Baik
22 DAFA MAULA L 2019-12-13 DANI / DEWI SUKAREJO 3 Tahun - 2 Bulan - 3 Hari 12.5 88 Normal Pendek Gizi Baik
23 M. SAUQI L 2020-05-16 Siti / Arrahman SUKAREJO 2 Tahun - 9 Bulan - 0 Hari 10.5 86 Kurang Pendek Gizi Baik
24 KANAKA GILANG L 2020-03-27 YESI ULANDARI / SURIJAL SUKAREJO 2 Tahun - 10 Bulan - 20 Hari 10.5 87 Kurang Pendek Gizi Baik
25 M. FAUZUL SAFII L 2019-04-13 HALIMATUN SAKDIAH / ZULKIFLI SUNGAI LUENG 3 Tahun - 10 Bulan - 3 Hari 12.5 92 Normal Pendek Gizi Baik
26 ESHAL RIHANNA YARMA P 2019-09-20 MAWARDAH / BAHTIAR SUNGAI LUENG 3 Tahun - 4 Bulan - 26 Hari 11.4 88 Kurang Pendek Gizi Baik
27 AFDALUL ZIKRI L 2020-12-23 NURAMLAH SUNGAI LUENG 2 Tahun - 1 Bulan - 23 Hari 10 81 Normal Pendek Gizi Baik
This slide comes from The Report of the Commission for Nutrition in the first decade of the millennium prepared for the ACC/SCN. The commission was chaired by Prof P James.
It shows how inadequate fetal and infant growth can lead to four main areas of negative consequences.
One is death, since one half of child deaths have under nutrition as an underlying cause,, i.e. they would not have died from the infection if they had been better nourished.
The second is that brain development is affected, leading to long tern damage to cognitive and educational performance (increased school repetition rates etc).
The third is that the size of the body is compromised (stunting) and tissue development impaired such that work capacity is reduced as is immune capacity.
The fourth area of consequence is that of metabolic programming to cope with a resource scarce environment, (the thrifty phenotype) which leads to all the chronic degenerative disease of adulthood, including obesity.
It is noteworthy that the causes of obesity and stunting are both rooted in fetal and infant growth. In developed countries, both conditions are more common among the poor than they are among the rich.
INADEQUATE FOETAL AND INFANT GROWTH = STUNTING = OBESITY
Masa sejak janin dalam kandungan sampai usia balita sering disebut “window of opportunities” atau masa emas atau sering juga disebut periode kritis. Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan bahwa terjadi proses pertumbuhan yang tidak ditemui pada kelompok usia lainnya.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa 90 % pertumbuhan otak manusia terjadi sejak janin sampai sebelum anak berusia 5 tahun, bahkan 70 % pertumbuhan otak terjadi dibawah usia2 tahun. Ini artinya, bila terjadi gangguan pertumbuhan pada masa tersebut sehingga pertumbuhan otak tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka pertumbuhan tidak bisa dikejar pada periode berikutnya, walaupun kebutuhan gizinya dipenuhi. Jadi anak tetap akan mengalami gangguuan pertumbuahan otak.
Oleh karena itu pembangunan SDM harus dimulai sejak bayi dalam kandungan sampai dengan usia balita.