MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
1. 1
1
Oleh
Isti Mey Faizia, S.Gz
Koordinator Program Gizi
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
STRATEGI PENURUNAN ANGKA
STUNTING MENUJU TERWUJUDNYA
INDONESIA EMAS 2045
2. 2
Target penurunan stunting, menjadi 14% di tahun 2024
Pandemi COVID-19
36.8
35.6
37.2
34
30.8
27.7
24.4
21.6
17.8
14
2007 2010 2013 2016 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
: Riskesdas : SSGI
Target RPJMN
Angka stunting SSGI turun dari 24.4% di 2021 menjadi 21.6% di 2022
3. 3
Hasil SSGI tahun 2022 SulawesiTengah, balita stunting mengalami
penurunan 1,5%menjadi 28.2%
SSGI SKI SSGI
2019 2021 2022
2023
(target
RPJMN)
2024
(target
RPJMN)
Stunting 30,8 29,7 1, 5 28,2 16% 14,0
Underweight 20,8
1, 2
13% 12%
23,8 25,0
Wasting 8,5 9,4
1, 9
11,3 7,3% 7,0%
Overweight - - - 3% 2%
Penurunan angka
stunting sebesar 1,5%dari
2021 ke 2022 – perlu
konsisten turun 7,1%per
tahun untuk mencapai
target 2024
Underweight dan wasting
juga perlu diwaspadai
karena merupakan awal
dari terjadinya stunting
5. 5
Prevalensi Stunting Sulawesi Tengah Tahun 2023
20.5
17.7 17.6
15.2
14.5
12.6
11.6
10.2
9.8 9.7
6.6 6.4 6.2
12.2
0
5
10
15
20
25
Donggala Sigi Banggai
Kepulauan
Morowali
Utara
Buol Banggai Poso Tojo Una
Una
Parigi
Moutong
Toli-Toli Morowali Banggai
Laut
Kota Palu SULTENG
Stunting
Sumber : Sigizi Terpadu
6. 6
Prevalensi Stunting Sulawesi Tengah Bulan Maret
2024
Sumber : Sigizi Terpadu
17.0
15.8
5.6
10.4
21.0
6.8
8.0
9.3
15.9
17.4
15.7 15.5
11.7
13.5
0
5
10
15
20
25
Stunting
7. STUNTING
Gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak
akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi
berulang.
panjang atau tinggi
badan di bawah standar
yang ditetapkan oleh
menteri yang
menyelenggarakan
urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
PERPRES NO. 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
1. Menurunkan prevalensi
stunting
2. Meningkatkan kualitas
penyiapan kehidupan
berkeluarga
3. Menjamin pemenuhan
asupan gizi
4. Memperbaiki pola asuh
5. Meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan
6. Meningkatkan akses air
minum dan sanitasi
TUJUAN
Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan
Percepatan Penurunan Stunting, K/L, Pemerintah
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten kota, dan Pemerintah Desa melakukan:
a. penguatan perencanaan dan penganggaran;
b. peningkatankualitaspelaksanaan;
c. peningkatan kualitas Pemantauan, Evaluasi,
dan pelaporan; dan
d. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
PENYELENGGARAAN
8. 8
Stunting : Tinggi Badan Menurut Umur tidak sesuai. Menunjukkan status
pertumbuhan dan perkembangan anak.
• Otak dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupan. Gagal tumbuh (stunting) pada
periode ini tidak hanya terjadi pada tampak fisik (pendek) namun juga pada
perkembangan kognitif.
• Perkembangan awal otak memiliki dampak jangka panjang terhadap kemampuan
anak untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan.
• Intervensi sebelum lahir dan setelah lahir sangat penting.
9. •Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan
produksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus,
kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan
tambak-tambak perikanan
Pembangunan Infrastruktur
•Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan
ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita,
kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-
kematian ibu-kematian bayi, peningkatan kualitas
pendidikan, vokasi, membangun lembaga
manajemen talenta Indonesia, dan dukungan bagi
diaspora bertalenta tinggi
Pembangunan SDM
•Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan
pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasi
lainnya
Mendorong Investasi
•Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin
simple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani,
kecepatan memberikan izin, efisiensi lembaga
Reformasi Birokrasi
•Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran,
memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi,
memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Penggunaan APBN
KOMITMEN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN SDM
10. Intervensi Sensitif
(Penyebab tidak langsung)
70% pelayanan KB pascapersalinan
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
bagian pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air minum
layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi (air
limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021
10
Target
Target
Intervensi Spesifik
(Penyebab Langsung)
Sebelum
Lahir
58% remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
80% ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan
90%
ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan
asupan gizi
Setelah
Lahir
80% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
80%
anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI)
90% balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi
90% balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
90% balita memperoleh imunisasi dasar lengkap
11. Sumber: Sigizi Terpadu ePPGBM, dan Laporan program
Intervensi Spesifik Capaian 2023 Target 2023
Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 62,3% 75
Ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan 81,0% 85
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi 92,8% 85
Bayi < 6 bulan mendapatASI Eksklusif 54,0% 75
Anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 92,0% 70
Balita dipantau pertumbuhan 71,6% 80
Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi 84,6% 85
Balita gizi buruk mendapat pelayanan tatalaksana gizi buruk 84,0% 87
Bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap 89,3% 90
Sasaran memiliki pemahaman yang baik tentang stunting di lokasi prioritas
74% (dari survey, belum
menggambarkan lokasi
prioritas) Belum ada
Desa/kelurahan Stop BABS 45,75% 70
Capaian Intervensi Spesifik Sulawesi Tengah Tahun 2023
12. 12
Sebelas intervensi spesifik stunting difokuskan pada masa Sebelum
Kelahiran dan Anak Usia 6-23 bulan
12
Skrining anemia
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja
putri
Pemeriksaan kehamilan (ANC)
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu hamil
Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (KEK)
ASI eksklusif
Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi
baduta
Tata laksana balita dengan masalah gizi (Weight
faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk
dan stunting)
Pemantauan pertumbuhan balita
Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi
Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga
termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
1
2
3
4
5
7
8
9
6
10
11
Intervensi Spesifik (30%)
Remaja
Putri
Ibu
Hamil
Balita
Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi
Sebelum lahir Setelah lahir
1 2
18.5
11.7
13.7
22.4
26.2
22.5
20.4
0-5 bulan 6-11 bulan 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59 bulan
Lahir
Sumber: SSGI 2022
13. Kemkes:
Intervensi Spesifik
dan PMT
BKKBN:
• Kampung KB
• Tim Pendamping
Keluarga Risiko Stunting
Kemensos:
Program Keluarga
Harapan
Kemenag:
Program Catin
PUPR:
Bedah Rumah,
PAMSINAS, STBM
Kementan:
Kawasan Rumah
Pangan Lestari /PPL
KKelautanP:
Kampanye Makan
Ikan
Kemendes:
Bantuan Kegiatan
Posyandu
KUKM:
Usaha UKM
Ormas:
Kampanye, Edukasi
Perusahaan:
CSR bantuan PMT
BOK
Dana Desa
Dana CSR
Dana PKH
Dana KRPL
Dana Bedah Rmh,
Sanitasi Dana Bibit Ikan
KUNCI:
• Integrasi Lokus
• Integrasi Sasaran (Keluarga
Bumil dan Balita)
Asupan
Makanan
Ketahanan Pangan Keluarga
Pola Asuh Balita
Survailans
Gizi
Lumbung Pangan Desa
PROSES INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
TERINTEGRASI DI DESA/KELURAHAN
POTENSI
SUMBERDAYA
DI KABUPATEN/
KECAMATAN/
DESA/KEL.
14. 14
Intervensi Spesifik Minimal di Tingkat Desa
Jenis Intervensi (yang dapat dilakukan oleh Kader)
Persentase Remaja Putri mengkonsumsi TTD
Upaya yang dapat dilakukan:
a. Pembinaan dalam pembentukan/ Aktivasi Posyandu Remaja di wilayah kerja sebagai sarana Edukasi dan
pelayanan kesehatan khususnya pada remaja putri (bekerjasama dengan Puskesmas, organisasi kepemudaan,
dll)
b. Mendorong partisipasi kader kesehatan, kader remaja dan pendamping keluarga dalam memonitoring Konsumsi
TTD pada remaja putri,
Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil KEK
a. Berkoordinasi dan berperanserta aktif membantu Bidan Desa dan Tenaga Puskesmas untuk melakukan identifikasi
sasaran sesuai kriteria berdasar Laporan rutin yang ada,
b. Pengadaan jumlah MT sesuai dengan sasaran dengan berkoordinasi bersama pihak terkait lainnya
c. Penyuluhan/ edukasi serta konseling.
d. Pendampingan sasaran dalam mengonsumsi MT melalui kader kesehatan, pendamping keluarga dengan di
damping oleh bidan desa maupun pihak keluarga.
Ibu hamil mengkonsumsi TTD
a. Berkoordinasi dan berperan serta aktif membantu Bidan Desa dan Tenaga Puskesmas untuk melakukan
identifikasi sasaran sesuai kriteria berdasar Laporan rutin yang ada,
b. Mendorong Pelaksanaan minum TTD Bersama pada kelas ibu hamil,
c. Pendampingan sasaran minum TTD menggunakan Buku KIA,
d. Pendampingan sasaran dalam meminum TTD.
15. 15
Intervensi Spesifik Minimal di Tingkat Desa
Jenis Intervensi (yang dapat dilakukan oleh Kader)
ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan
Koordinasi dan berperan aktif dalam pengawasan Bidan Desa untuk :
a. Ikut serta dalam penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif melalui pendampingan keluarga dll)
b. Membantu akses informasi mengenai konseling menyusui kepada ibu hamil dan ibu menyusui
c. Mendorog pemanfaatan buku KIA dan ikut serta dalam kelas ibu balita
MP-ASI bagi baduta
Tambahan asupan gizi bagi balita kurang gizi
Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi buruk
a. Berkoordinasi dengan bidan desa untuk memfasilitasi penyelenggaraan/ Penyediaan MPASI bagi Baduta dan
Tatalaksana Pemberian asupan gizi pada balita kurang gizi dan gizi buruk sesuai dengan standar yang berlaku.
b. Membantu alur pelaporan pada balita kurang gizi dan balita gizi buruk kepada petugas kesehatan.
Pemantauan tumbuh kembang balita
Mendorong masyarakat untuk hadir memanfaatkan Posyandu Balita
Optimalisasi pemanfaatan buku KIA bagi keluarga dalam upaya Pemantauan tumbuh kembang balita
Imunisasi dasar lengkap bagi balita
Pelaksanaan pendampingan keluarga
Optimalisasi penggunaan buku KIA dalam pelaksanaan Imunisasi dasar lengkap
16. 16
Intervensi Sensitif Minimal di Tingkat Desa
Keluarga Berencana paska persalinan;
Penurunan kehamilan tidak diinginkan;
Calon pengantin melakukan pemeriksaan Kesehatan;
Penyediaan akses air minum layak bagi rumah tangga;
Penyediaan sarana sanitasi layak bagi rumah tangga;
Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional bagi RT berpenghasilan rendah;
Pendampingan bagi keluarga berisiko stunting;
Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga miskin dan rentan;
Pemberian pemahaman tentang stunting;
Bantuan pangan bagi keluarga miskin dan rentan;
Desa tanpa Buang Air Besar Sembarangan/BABS.
17. TERIMA KASIH
S A L A M SEHAT
PRODUKTIF
S E M A N G A T Niat baik – Kerja keras – Rasional – Ikhlas