SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
DINKES
PROV.NTB
dikes_ntbpro
dinkes.ntbprov.go.id
dinkesprovNTB
dinkespro_ntb
DinkesProvNTB
KESMAS.NTB
Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja
Ikhlas
INTERVENSI
STUNTING
dr. H. L. Hamzi Fikri, MM, MARS
BIDANGPELAYANAN
INTERVENSISENSITIFDAN
INTERVENSISPESIFIK
Koor.BidKesehatanAnggota
OPDTerkait
PERATURAN PRESIDEN NO.72 TAHUN
2021
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)
RENCANA AKSI NASIONAL (RAN)
Terdapat 29 indikator dengan PJ-nya adalah Pemerintah
Daerah kab/kota dengan unit intervensi remaja, ibu hamil, ibu
masa interval, balita dan keluarga (sumber: Perpres 72/2021)
‘’TPPS ‘’
Mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan sistem manajemen data yang tekait
dengan percepatan penurunan stunting, …Koordinasi, …
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
5 Pilar Strategi Percepatan Penurunan Stunting
PILAR 1
Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di
kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah
kabupatenfkota, dan
Pemerintah Desa;
Peningkatan
komunikasi
perubahan
perilaku dan
pemberdayaan
masyarakat;
PILAR 2
peningkatan
konvergensi
Intervensi Spesifik
dan Intervensi
Sensitif di K/L,
Pemerintah
Provinsi,
Pemerintah
Kab/kota, dan
Pemerintah Desa
PILAR 3
Peningkatan
ketahanan
pangan dan gizi
pada
tingkat individu,
keluarga, dan
masyarakat;
PILAR 4
Penguatan dan
pengembangan
sistem, data,
informasi, riset, dan
inovasi.
PILAR 5
KERANGKA KONSEPTUAL PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
DI 63 SEKOLAH
DI NUSA TENGGARA BARAT
Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan di 63 sekolah di:
1. Kota Mataram
2. Kab. Lombok Barat
3. Kab. Lombok Utara
4. Kab. Lombok Tengah
5. Kab. Lombok Timur
dengan total 6300 Pelajar mengikuti Aksi Bergizi di Sekolah
PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun kepada pelajar di sekolah. Ingat, sebelum
makan, pastikan sudah cuci tangan pakai sabun ya!
PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
AKTIVITAS FISIK
Kegiatan Aksi Bergizi di Sekolah dimulai dengan melakukan senam bersama.
Latih tubuh kita dengan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari
PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
SARAPAN GIZI SEIMBANG
Tidak lupa sarapan bersama sebelum beraktivitas dengan makan-makanan bergizi seimbang.
PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
MINUM TABLET TAMBAH DARAH
Minum sebutir Tablet Tambah Darah 1x seminggu bagi remaja putri agar terhindar dari ANEMIA
Trend Perkembangan Status Gizi Tahun 2022
15.62
14.04
FEBRUARI AGUSTUS
% BERAT BADAN
SANGAT KURANG
(BB/U)
Underwight
PENCAPAIAN :
1. Jumlah Balita di Ukur Bulan Februari
442.769 /484.276 (91.43%)
2. Jumlah Balita di ukur bulan Agustus
455.070/451.281 (99.17%)
3. Estimasi Penurunan stunting per enam
bulan sebesar 1.8%
4. Terdapat 4.556 anak balita terkonfirmasi
perubahan status gizi (TB/U)
5. Konsistensi target penurunan Underwight,
Wasting dan stunting di tahun 2022 dengan
target 18%, trend positif mengalami
penurunan
TANTANGAN :
1. Belum 100 % Bayi balita di ukur
69167
63379
FEBRUARI AGUSTUS
∑ BERAT BADAN
SANGAT KURANG
(BB/U)
Underwight
18.79
16.99
FEBRUARI AGUSTUS
% PENDEK / KERDIL
(TB/U)
Stunting
80812
76256
FEBRUARI AGUSTUS
∑ PENDEK / KERDIL
(TB/U)
Stunting
6.76
5.75
FEBRUARI AGUSTUS
% GIZI BURUK
(BB/TB)
Wasting
29143
25771
FEBRUARI AGUSTUS
∑ GIZI BURUK
(BB/TB)
Wasting
PENCAPAIAN INDIKATOR SPESIFIK STUNTING
19.02
23.51
19.23
16.99
25.9
23.51
19.23
18
0
5
10
15
20
25
30
2019 2020 2021 2022
Stunting Target
No INDIKATOR SPESIFIK % TARGET 2022 CAPAIAN STATUS
1 D/S 75 84.77 ON TRACK
2 IMD 62 84.30 ON TRACK
3 ASI EKSLUSIF 50 84.45 ON TRACK
4 PMT BALITA GIZI KURANG 85 74.15 ON PROSES
5 TTD IBU HAMIL 80 65.28 ON PROSES
6 TTD REMATRI 54 24.35 ON PROSES
7 PMT IBU HAMIL KEK 80 92.83 ON TRACK
8 VITAMIN A 88 94.26 ON TRACK
9 BBLR 3.8 4.0 ON PROSES
10 SURVEILANS GIZI 80 100 ON TRACK
11 PUSK TATALAKSANA GIZI
BURUK
20 30 ON TRACK
Catatan : Indikator Program Spesifik Stunting mengalami
penguatan untuk pemecahan Stunting di NTB
DATA STATUS GIZI BALITA KABUPATEN/KOTA PENGUKURAN AGUSTUS PROVINSI NTB 2022
(BERDASARAN SURVEILANS GIZI MELALUI e-PPGBM) ; PUBLISH
Data Tanggal : 2022-09-16 00:08:08
No Kabupaten/Kota
Underwight Stunting Wasting
Sasaran % Entri
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. KAB LOMBOK BARAT 11277 18.18 11587 18.69 3532 5.70 62026 100.00
2. KAB LOMBOK TENGAH 12723 13.88 18683 20.81 5009 5.57 91637 100.00
3. KAB LOMBOK TIMUR 17327 14.09 21589 17.63 6384 5.21 122992 100.00
4. KAB SUMBAWA 3074 8.48 2925 8.11 1662 4.60 37416 96.90
5. KAB DOMPU 2303 11.03 2715 13.00 1177 5.64 20878 100.00
6. KAB BIMA 4627 10.70 6003 13.88 3462 8.01 43777 100.00
7. KAB SUMBAWA BARAT 1376 11.79 1025 8.78 679 5.82 11671 100.00
8. KAB LOMBOK UTARA 4493 19.20 5379 22.99 888 3.80 24225 96.59
9. KOTA MATARAM 4582 17.37 4462 17.08 2141 8.19 27658 95.39
10. KOTA BIMA 1597 12.49 1788 14.18 837 6.63 12790 100.00
JUMLAH 63379 14.04 76156 16.99 25771 5.75 455070 99.17
8.11
8.78
13.00
13.88
14.18
16.99
17.08
17.63
18.69
20.81
22.99
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
KAB SUMBAWA
KAB SUMBAWA BARAT
KAB DOMPU
KAB BIMA
KOTA BIMA
NTB
KOTA MATARAM
KAB LOMBOK TIMUR
KAB LOMBOK BARAT
KAB LOMBOK TENGAH
KAB LOMBOK UTARA
UPDATE PERSENTASE STUNTING 10 KABUPATEN/KOTA, PENGUKURAN AGUSTSU
TAHUN 2022 (PUBLIS)
TARGET TAHUN 2022 < 18%
95.39
96.59
96.90
99.17
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00
KOTA MATARAM
KAB LOMBOK UTARA
KAB SUMBAWA
NTB
KAB BIMA
KAB LOMBOK BARAT
KAB LOMBOK TENGAH
KAB LOMBOK TIMUR
KAB DOMPU
KAB SUMBAWA BARAT
KOTA BIMA
UPDATE PERSENTASE ENTRY e-PPGBM 10 KABUPATEN/KOTA, PENGUKURAN AGUSTUS TAHUN 2022
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
mencegah
gangguan
• Upaya-upaya untuk
dan mengurangi
secara langsung
• Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan
• Kegiatannya antara lain seperti
imunisasi, PMT ibu hamil dan
balita, monitoring pertumbuhan
balita di Posyandu
• Sasaran: khusus kelompok
1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu
Menyusui, dan Anak 0-23 bulan)
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SENSITIF
• Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara
tidak langsung
pada umumnya non-kesehatan
antara lain
bersih, kegiatan
• Berbagai kegiatan pembangunan
• Kegiatannya
penyediaan air
penanggulangan kemiskinan, dan
kesetaraan gender
• Sasaran: masyarakat umum, tidak
khusus untuk 1000 HPK
29
INTERVENSI GIZI SPESIFIK DENGAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
30
INTERVENSI SPESIFIK PADA
1000 HPK
PMT Ibu Hamil KEK
Pemberian TTD untuk Bumil
Promosi dan Konseling PMBA
(IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI
dan lanjutkan ASI sd 2 thn)
Pemantauan Pertumbuhan
Tatalaksana Gizi Buruk
Pemberian Vitamin A
PMT Balita Kurus
Kelas Ibu
Hamil
DINKES.PROV.NTB
PENCEGAHAN STUNTING
DINKES.PROV.NTB
1. POLA KONSUMSI
Hidangan sehari-hari penduduk Indonesia terbesar dari konsumsi serealia
(257,7 gram/orang/hari), diikuti kelompok ikan (78,4 gram/orang/hari),
kelompok sayur dan olahan (57,1 gram/orang/hari), kacang dan olahan
(56,7 gram/orang/hari), daging dan olahan (42,8 gram/orang/hari) dan
kelompok umbi (27,1 gram/orang/hari). Kelompok bahan makanan lainnya
dikonsumsi lebih sedikit, termasuk susu bubuk dan susu cair.
PERILAKU
KONSUMSI
KURANG GIZI
MAKRO
Pola makan adalah kebiasaan makan seseorang atau sekelompok orang
untuk memilih makanan yang dikonsumsinya yang dipengaruhi oleh
instrinsik - fisiologis, psikologis, dan ekstrinsik – lingkungan alam
(kebiasaan makan pada umumna, pangan lokal), budaya, agama, dan dan
lingkungan sosial.
Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang
sayur dan buah, kurang gizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan,
dan MPASI
DINKES.PROV.NTB
Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur
dan buah, kuranggizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI
Rerata konsumsi jeroan & olahan, ikan dan olahan, telur dan
olahan, susu bubuk dan olahan, susu cair, minyak dan olahan serta
gula dan konfeksionari penduduk Indonesia adalah sebesar 2,1
gram, 78,4 gram, 19,7 gram, 4,9 gram , 3,6 gram, 37,4 gram dan
15,7 gram per orang per hari. Dari konsumsi kelompok bahan
makanan sumber protein hewani, terlihat yang banyak dikonsumsi
penduduk adalah ikan dan olahan diikuti telur dan olahan,
sedangkan konsumsi susu bubuk dan olahan, susu cair serta jeroan
dan olahan termasuk yang rendah (Sumber: SKMI 2014).
PERILAKU
KONSUMSI
KURANG
PROTEIN
HEWANI
DINKES.PROV.NTB
Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur
dan buah, kuranggizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI
Secara nasional rata-rata total konsumsi sayuran dan buah
penduduk sekitar 108,8 gram. Menurut kelompok umur terlihat
rata-rata konsumsi terkecil pada kelompok umur 0-59 bulan,
diikuti dengan anak sekolah dan remaja.
PERILAKU KONSUMSI
KURANG SAYUR &
BUAH Dibandingkan dengan anjuran WHO maupun PGS 2014, rata-
rata total konsumsi sayuran dan buah baik nasional, per
kelompok umur maupun menurut provinsi masih lebih
rendah dari 400 gram/orang/hari. Berdasarkan proporsi
penduduk yang mengonsumi total sayuran dan buah kurang
dari 400 gram/orang/hari masih besar yaitu sekitar 97 persen,
proporsinya hampir sama pada semua kelompok umur.
DINKES.PROV.NTB
Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur
dan buah, kurang gizimikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI
PRAKTEK IMD,
ASI EKSKLUSIF
6 BULAN DAN
MPASI
Pemberian prelakteal kepada bayi baru lahir: susu formula (79,8%), susu non formula
(1,6%), madu/madu+air (14,3%), air gula (4,15), air tajin (1,6%), air kelapa (0,9%), kopi
(0,9%), teh manis (1,2%), air putih (13,2%), bubur tepung/bubur saring (2,7%), pisang
dihaluskan (4,1%), nasi dihaluskan (2,3%). Persentase bayi baru lahir yang diberikan
susu formula seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kuintil indeks
kepemilikan teratas (tertinggi 90,6% dan 89,5%).
ASI sebagai sumber zat gizi terlengkap dan terbaik bagi bayi, dg kolostrum yang
sangat dbutuhkan bayi untuk melawan infeksi, sementara sistem imun tubuhnya
masih berkembang, ternyata dari data RISKESDAS 2013 Dalam Angka, belum
diupayakan kesuksesan pemberiannya kepada bayi. Persentase proses mulai
menyusu pada anak umur 0-23 bulan menurut provinsi mulai dari menyusu
kurang dari satu jam setelah bayi lahir (Inisiasi Menyusu Dini) adalah 34,5
persen, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan
terendah di Papua Barat (21,7%)
DINKES.PROV.NTB
2. POLA ASUH
Kunjungan ANC yang terjadwal sejak
kehamilan dan selama kehamilan
sangatlah penting untuk kondisi kesehatan
dan tumbuh kembangnya, sehingga
mendukung pertumbuhan janin yang
optimal
PERILAKU
PENGASUHAN
KESEHATAN
-
ANC
(Kuhnt J dan Vollmer S 2017)
Sehingga dapat mencegah dimulai
terjadinya stunting dalam kandungan
(Nohora F Ramirez dkk 2012, Schmidt dkk 2002
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan
afeksi
DINKES.PROV.NTB
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhankesehatan, tumbuh kembang dan afeksi
Pemantuan kondisi dan kesehatan
Bayi baru lahir atau Kunjungan
Neonatal (KN) yang dilakukan
pada saat bayi berumur 6-48 jam
(KN1),
3-7 hari (KN2), dan 8-28 hari (KN3)
sangatlah penting
PERILAKU
PENGASUHAN
KESEHATAN
-
NEONATAL
(Lawn JE dkk 2005)
Riskesdas 2013: cakupan kunjungan neonatal
lengkap masih sangat rendah: 39,3%, tertinggi di
Yogyakarta (58,3%) dan terendah di Papua
Barat (6,8%). Alasan tidak melakukan pemeriksaan
neonatal (kelompok umur 0-5 bulan): bayi tidak sakit
(78,9%), bayi tidak boleh dibawa pergi (8,2%), tempat
pelayanan jauh 11,2%), tidak punya biaya 4,7%).
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi
PERILAKU
PENGASUHAN
KESEHATAN
-
ANAK BALITA
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan agar anak
baduta sehat tetap sehat dan terhindar dari berbagai
penyakit infeksi (Olofin dkk 2013), agar proses tumbuh
kembangnya tidak terganggu. Secara nasional cakupan
imunisasi dasar pada anak baduta Lengkap: 59,2%;
Tidak lengkap: 32,1%; Tidak imunisasi:
2013).
Keluarga tidak mengijinkan (27,2% / 25,1%)
T
akut anak menjadi panas (28,2% / 29,7%)
Anak sering sakit (7,5% / 5,7%)
Tidak tahu tempat imunisasi (5,0% / 8,7%)
T
empat imunisasi jauh (21,5% / 22%)
Sibuk/repot (18,7% / 14,2%)
8,7% (Riskesdas
DINKES.PROV.NTB
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi
PERILAKU PENGASUHAN
TUMBUH KEMBANG
DAN AFEKSI Lebih dari
30% anak balita
sama sekali tidak
pernah
ditimbang
(Gardner JM Powel dkk 2005).
Tumbuh kembang anak balita TDK dapat
dipenuhi hanya oleh kecukupan gizi &
pengasuhan kesehatannya saja. Tiap tahap
pertumbuhan anak balita membutuhkan
stimulasi dari pengasuhnya khususnya
kasih sayang/afeksi ibunya, serta
lingkungannya. T
anpa afeksi & stimulasi ibu
& lingkungannya semua upaya pemberian
gizi dan pengasuhan kesehatan yang
diberikan tidak akan cukup berdampak bagi
tumbuh kembangnya.
DINKES.PROV.NTB
3. HIGIENIS PRIBADI - CTPS
Lima waktu penting cuci tangan pakai
sabun:
1.sebelum makan
2.sesudah buang air besar
3.sebelum memegang bayi
4.sesudah membersihkan buang air besar
(BAB)
5.sebelum menyiapkan makanan
Riset Curtis & Cairncross (2003), CTPS di
waktu-waktu penting dapat mengurangi risiko
anak terkena diare sebesar 42 -44% atau bila
diterjemahkan lebih lanjut, CTPS
dapat mencegah 1 juta kematian anak balita
per tahunnya.
• CTPS atau Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan
perilaku efektif mencegah diare pada bayi/balita.
• Fakta CTPS:
DINKES.PROV.NTB
, -
FAKTA CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Hasil Studi IUWASH, (2016) di 15 kabupaten kota menunjukkan hasil yang belum begitu
menggembirakan. Prosentase responden yang sama sekali tidak mempraktikkan CTPS di 5 waktu
penting merupakan mayoritas, yaitu sekitar 67% dari total responden
65% ibu balita tidak
melakukan CTPS
Hasil Responden
dari ibu balita atau
kelompok berisiko
5% mencuci tangan pakai sabun di
semua 5 waktu penting
35% ibu balita
melakukan CTPS
30% melakukan CTPS di sebagian
dari 5 waktu-waktu penting (1-4
waktu penting)
DINKES.PROV.NTB
4. SOSIAL BUDAYA
dikalangan wanita Sunda (Penelitian
Anggorodi
Sangihe dan T
alaud (Ulaen 1998), perempuan
di
Adat makanan ditemui di banyak masyarakat di
dunia, termasuk di Indonesia. Makanan atau
sumber gizi yang dipantang oleh ibu hamil dan
ibu nifas seperti : ikan, telur, cumi, dll
Pantang makanan adalah bahan makanan
atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh
para individu dalam masyarakat karena
alasan yang bersifat budaya.
Kehamilan diyakini oleh banyak orang dari berbagai budaya sebagai suatu kondisi khusus
yang penuh bahaya. Bahaya bagi ibu hamil dan janinnya dan dianggap dapat terjadi
dalam berbagai situasi, baik dari alam nyata maupun gaib (Swasono 1998:7). Untuk
melindungi ibu dan janinnya berbagai masyaakat di dunia diharuskan mematuhi larangan-
larangan tertentu yang harus dipatuhi oleh ibu hamil dan ibu masa nifas.
DINKES.PROV.NTB
5. EKONOMI KELUARGA
Data Susenas
2016:
Penelitian Vonny dkk
(2013)
Penduduk dengan pengeluaran >
Rp. 500.000/bulan memiliki
konsumsi energi melebihi dr yang
dianjurkan
(> 2000 kkal/kap/hari)
Di daerah nelayan di Jayapura
menunjukan balita yang mempunyai
orang tua dengan tingkat
pendapatan kurang memiliki resiko
4x lebih besar menderita status gizi
kurang dibanding dengan anak
balita yang memiliki orang tua
dengan tingkat pendapatan cukup
Pekerjaan Orang Tua
Menentukan
pendapatan
keluarga Penduduk dengan pengeluaran Rp.
150.000 - Rp. 499.000/bulan memiliki
konsumsi energi dibawah yang
dianjurkan ( 1799 – 1374 kkal/kap/hari)
Berdampak pada
kesehatan
keluarga
DINKES.PROV.NTB
Rendahnya akses
terhadap
MAKANAN
dari segi jumlah
dan kualitas gizi
POLA ASUH
yang kurang baik
terutama pada
perilaku dan praktek
pemberian makan
bayi dan anak
Rendahnya akses
terhadap
PELAYANAN
KESEHATAN
termasuk akses
sanitasi dan air
bersih
PERBAIKAN POLA MAKAN-POLA ASUH- PELAYANAN KESEHATAN
(PERBAIKAN AKSES SANITASI DAN AIR BERSIH) DAN PERUBAHAN PERILAKU
DINKES.PROV.NTB
Faktor Penyebab Yang Memungkinkan Masih Tingginya Masalah Stunting
Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) yang belum optimal
Hygine sanitasi lingkungan dan perorangan serta akses air bersih masih
belum sesuai standar
Adanya penyakit penyerta (TB, Diare, ISPA, Pneumonia, dll)
Akses pelayanan kesehatan terhambat
Kondisi ekonomi menurun
KENDALA DALAM PENANGANAN
STUNTING
KEBIJAKAN UNTUK PENURUNAN STUNTING DI NTB
Pelayanan
kesehatan primer
Pelayanan kesehatan
menggunakan
pendekatan siklus hidup.
Penguatan pencegahan faktor risiko,
deteksi dini, dan aksi multisektoral
Penguatan sistem kesehatan di semua level
pemerintah
Peningkatan Sinergisme lintas sektor, pusat dan daerah
Prioritas Pembangunan Kesehatan
pada tahun 2020 – 2024 sesuai
dengan RESENTRA Kementrian
Kesehatan Tahun 2020 – 2024
SEHAT DIMULAI DARI SAYA…..POSYANDU SAHABAT MASYARAKAT
Seksi Gizi & Promkes 2022
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx

PPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptx
PPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptxPPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptx
PPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptxRimaAmalia14
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...sofyansauri36
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...sisrinirahayu1
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...YernimaDaeli1
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...MughniEfendi
 
Bahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.ppt
Bahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.pptBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.ppt
Bahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.pptMJPutra2
 
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Mohdsargawi
 
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptxdeniridwan5
 
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxMateri Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxErwinLantoni
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Muh Saleh
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfpuskkintamaniIII
 
Kebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptx
Kebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptxKebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptx
Kebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptxcintyayudaningsih
 
kebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdf
kebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdfkebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdf
kebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdfRudyArisPurwanto
 
PIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkesPIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkesErwinsyah Blue
 
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfStranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfTaruliRohanaSinaga1
 
Peran Nakes Dalam Penanganan Stunting
Peran Nakes Dalam Penanganan StuntingPeran Nakes Dalam Penanganan Stunting
Peran Nakes Dalam Penanganan StuntingAriefSyarifudin9
 
MATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptx
MATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptxMATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptx
MATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptxpromkesdkk42
 
rencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinan
rencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinanrencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinan
rencana Aksi pencegahan Stunting PengasinanPKMPENGASINAN1
 
STUNTING GILI INDAH.pptx
STUNTING GILI INDAH.pptxSTUNTING GILI INDAH.pptx
STUNTING GILI INDAH.pptxlilikfatmawati1
 

Similar to Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx (20)

PPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptx
PPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptxPPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptx
PPT Kabid Kesmas Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan-1.pptx
 
stunting.ppt
stunting.pptstunting.ppt
stunting.ppt
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
 
Bahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.ppt
Bahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.pptBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.ppt
Bahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkesda Tahun 2018.ppt
 
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
 
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
 
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxMateri Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
 
Kebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptx
Kebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptxKebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptx
Kebijakan Stunting Kab.Cianjur.pptx
 
kebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdf
kebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdfkebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdf
kebijakanstuntingkab-221226133601-29e61774.pdf
 
PIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkesPIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkes
 
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfStranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
 
Peran Nakes Dalam Penanganan Stunting
Peran Nakes Dalam Penanganan StuntingPeran Nakes Dalam Penanganan Stunting
Peran Nakes Dalam Penanganan Stunting
 
MATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptx
MATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptxMATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptx
MATERI Pelembagaan LKD posyandu2.pptx
 
rencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinan
rencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinanrencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinan
rencana Aksi pencegahan Stunting Pengasinan
 
STUNTING GILI INDAH.pptx
STUNTING GILI INDAH.pptxSTUNTING GILI INDAH.pptx
STUNTING GILI INDAH.pptx
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 

Recently uploaded (9)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 

Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx

  • 2. BIDANGPELAYANAN INTERVENSISENSITIFDAN INTERVENSISPESIFIK Koor.BidKesehatanAnggota OPDTerkait PERATURAN PRESIDEN NO.72 TAHUN 2021 Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. (sumber : Perpres 72 Tahun 2021) RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) Terdapat 29 indikator dengan PJ-nya adalah Pemerintah Daerah kab/kota dengan unit intervensi remaja, ibu hamil, ibu masa interval, balita dan keluarga (sumber: Perpres 72/2021) ‘’TPPS ‘’ Mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan sistem manajemen data yang tekait dengan percepatan penurunan stunting, …Koordinasi, …
  • 4. 5 Pilar Strategi Percepatan Penurunan Stunting PILAR 1 Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah Desa; Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; PILAR 2 peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif di K/L, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/kota, dan Pemerintah Desa PILAR 3 Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat; PILAR 4 Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi. PILAR 5
  • 5. KERANGKA KONSEPTUAL PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
  • 6. PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI 63 SEKOLAH DI NUSA TENGGARA BARAT Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan di 63 sekolah di: 1. Kota Mataram 2. Kab. Lombok Barat 3. Kab. Lombok Utara 4. Kab. Lombok Tengah 5. Kab. Lombok Timur dengan total 6300 Pelajar mengikuti Aksi Bergizi di Sekolah
  • 7. PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING CUCI TANGAN PAKAI SABUN Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun kepada pelajar di sekolah. Ingat, sebelum makan, pastikan sudah cuci tangan pakai sabun ya!
  • 8. PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING AKTIVITAS FISIK Kegiatan Aksi Bergizi di Sekolah dimulai dengan melakukan senam bersama. Latih tubuh kita dengan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari
  • 9. PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING SARAPAN GIZI SEIMBANG Tidak lupa sarapan bersama sebelum beraktivitas dengan makan-makanan bergizi seimbang.
  • 10. PERAN BERSAMA DINKES DAN DIKBUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING MINUM TABLET TAMBAH DARAH Minum sebutir Tablet Tambah Darah 1x seminggu bagi remaja putri agar terhindar dari ANEMIA
  • 11. Trend Perkembangan Status Gizi Tahun 2022 15.62 14.04 FEBRUARI AGUSTUS % BERAT BADAN SANGAT KURANG (BB/U) Underwight PENCAPAIAN : 1. Jumlah Balita di Ukur Bulan Februari 442.769 /484.276 (91.43%) 2. Jumlah Balita di ukur bulan Agustus 455.070/451.281 (99.17%) 3. Estimasi Penurunan stunting per enam bulan sebesar 1.8% 4. Terdapat 4.556 anak balita terkonfirmasi perubahan status gizi (TB/U) 5. Konsistensi target penurunan Underwight, Wasting dan stunting di tahun 2022 dengan target 18%, trend positif mengalami penurunan TANTANGAN : 1. Belum 100 % Bayi balita di ukur 69167 63379 FEBRUARI AGUSTUS ∑ BERAT BADAN SANGAT KURANG (BB/U) Underwight 18.79 16.99 FEBRUARI AGUSTUS % PENDEK / KERDIL (TB/U) Stunting 80812 76256 FEBRUARI AGUSTUS ∑ PENDEK / KERDIL (TB/U) Stunting 6.76 5.75 FEBRUARI AGUSTUS % GIZI BURUK (BB/TB) Wasting 29143 25771 FEBRUARI AGUSTUS ∑ GIZI BURUK (BB/TB) Wasting
  • 12. PENCAPAIAN INDIKATOR SPESIFIK STUNTING 19.02 23.51 19.23 16.99 25.9 23.51 19.23 18 0 5 10 15 20 25 30 2019 2020 2021 2022 Stunting Target No INDIKATOR SPESIFIK % TARGET 2022 CAPAIAN STATUS 1 D/S 75 84.77 ON TRACK 2 IMD 62 84.30 ON TRACK 3 ASI EKSLUSIF 50 84.45 ON TRACK 4 PMT BALITA GIZI KURANG 85 74.15 ON PROSES 5 TTD IBU HAMIL 80 65.28 ON PROSES 6 TTD REMATRI 54 24.35 ON PROSES 7 PMT IBU HAMIL KEK 80 92.83 ON TRACK 8 VITAMIN A 88 94.26 ON TRACK 9 BBLR 3.8 4.0 ON PROSES 10 SURVEILANS GIZI 80 100 ON TRACK 11 PUSK TATALAKSANA GIZI BURUK 20 30 ON TRACK Catatan : Indikator Program Spesifik Stunting mengalami penguatan untuk pemecahan Stunting di NTB
  • 13. DATA STATUS GIZI BALITA KABUPATEN/KOTA PENGUKURAN AGUSTUS PROVINSI NTB 2022 (BERDASARAN SURVEILANS GIZI MELALUI e-PPGBM) ; PUBLISH Data Tanggal : 2022-09-16 00:08:08 No Kabupaten/Kota Underwight Stunting Wasting Sasaran % Entri Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. KAB LOMBOK BARAT 11277 18.18 11587 18.69 3532 5.70 62026 100.00 2. KAB LOMBOK TENGAH 12723 13.88 18683 20.81 5009 5.57 91637 100.00 3. KAB LOMBOK TIMUR 17327 14.09 21589 17.63 6384 5.21 122992 100.00 4. KAB SUMBAWA 3074 8.48 2925 8.11 1662 4.60 37416 96.90 5. KAB DOMPU 2303 11.03 2715 13.00 1177 5.64 20878 100.00 6. KAB BIMA 4627 10.70 6003 13.88 3462 8.01 43777 100.00 7. KAB SUMBAWA BARAT 1376 11.79 1025 8.78 679 5.82 11671 100.00 8. KAB LOMBOK UTARA 4493 19.20 5379 22.99 888 3.80 24225 96.59 9. KOTA MATARAM 4582 17.37 4462 17.08 2141 8.19 27658 95.39 10. KOTA BIMA 1597 12.49 1788 14.18 837 6.63 12790 100.00 JUMLAH 63379 14.04 76156 16.99 25771 5.75 455070 99.17
  • 14. 8.11 8.78 13.00 13.88 14.18 16.99 17.08 17.63 18.69 20.81 22.99 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 KAB SUMBAWA KAB SUMBAWA BARAT KAB DOMPU KAB BIMA KOTA BIMA NTB KOTA MATARAM KAB LOMBOK TIMUR KAB LOMBOK BARAT KAB LOMBOK TENGAH KAB LOMBOK UTARA UPDATE PERSENTASE STUNTING 10 KABUPATEN/KOTA, PENGUKURAN AGUSTSU TAHUN 2022 (PUBLIS) TARGET TAHUN 2022 < 18%
  • 15. 95.39 96.59 96.90 99.17 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 KOTA MATARAM KAB LOMBOK UTARA KAB SUMBAWA NTB KAB BIMA KAB LOMBOK BARAT KAB LOMBOK TENGAH KAB LOMBOK TIMUR KAB DOMPU KAB SUMBAWA BARAT KOTA BIMA UPDATE PERSENTASE ENTRY e-PPGBM 10 KABUPATEN/KOTA, PENGUKURAN AGUSTUS TAHUN 2022
  • 16. INTERVENSI GIZI SPESIFIK mencegah gangguan • Upaya-upaya untuk dan mengurangi secara langsung • Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan • Kegiatannya antara lain seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu • Sasaran: khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan) KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI INTERVENSI GIZI SENSITIF • Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung pada umumnya non-kesehatan antara lain bersih, kegiatan • Berbagai kegiatan pembangunan • Kegiatannya penyediaan air penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender • Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK 29
  • 17. INTERVENSI GIZI SPESIFIK DENGAN PENDEKATAN SIKLUS HIDUP 30 INTERVENSI SPESIFIK PADA 1000 HPK PMT Ibu Hamil KEK Pemberian TTD untuk Bumil Promosi dan Konseling PMBA (IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI dan lanjutkan ASI sd 2 thn) Pemantauan Pertumbuhan Tatalaksana Gizi Buruk Pemberian Vitamin A PMT Balita Kurus Kelas Ibu Hamil
  • 19. DINKES.PROV.NTB 1. POLA KONSUMSI Hidangan sehari-hari penduduk Indonesia terbesar dari konsumsi serealia (257,7 gram/orang/hari), diikuti kelompok ikan (78,4 gram/orang/hari), kelompok sayur dan olahan (57,1 gram/orang/hari), kacang dan olahan (56,7 gram/orang/hari), daging dan olahan (42,8 gram/orang/hari) dan kelompok umbi (27,1 gram/orang/hari). Kelompok bahan makanan lainnya dikonsumsi lebih sedikit, termasuk susu bubuk dan susu cair. PERILAKU KONSUMSI KURANG GIZI MAKRO Pola makan adalah kebiasaan makan seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan yang dikonsumsinya yang dipengaruhi oleh instrinsik - fisiologis, psikologis, dan ekstrinsik – lingkungan alam (kebiasaan makan pada umumna, pangan lokal), budaya, agama, dan dan lingkungan sosial. Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur dan buah, kurang gizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI
  • 20. DINKES.PROV.NTB Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur dan buah, kuranggizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI Rerata konsumsi jeroan & olahan, ikan dan olahan, telur dan olahan, susu bubuk dan olahan, susu cair, minyak dan olahan serta gula dan konfeksionari penduduk Indonesia adalah sebesar 2,1 gram, 78,4 gram, 19,7 gram, 4,9 gram , 3,6 gram, 37,4 gram dan 15,7 gram per orang per hari. Dari konsumsi kelompok bahan makanan sumber protein hewani, terlihat yang banyak dikonsumsi penduduk adalah ikan dan olahan diikuti telur dan olahan, sedangkan konsumsi susu bubuk dan olahan, susu cair serta jeroan dan olahan termasuk yang rendah (Sumber: SKMI 2014). PERILAKU KONSUMSI KURANG PROTEIN HEWANI
  • 21. DINKES.PROV.NTB Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur dan buah, kuranggizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI Secara nasional rata-rata total konsumsi sayuran dan buah penduduk sekitar 108,8 gram. Menurut kelompok umur terlihat rata-rata konsumsi terkecil pada kelompok umur 0-59 bulan, diikuti dengan anak sekolah dan remaja. PERILAKU KONSUMSI KURANG SAYUR & BUAH Dibandingkan dengan anjuran WHO maupun PGS 2014, rata- rata total konsumsi sayuran dan buah baik nasional, per kelompok umur maupun menurut provinsi masih lebih rendah dari 400 gram/orang/hari. Berdasarkan proporsi penduduk yang mengonsumi total sayuran dan buah kurang dari 400 gram/orang/hari masih besar yaitu sekitar 97 persen, proporsinya hampir sama pada semua kelompok umur.
  • 22. DINKES.PROV.NTB Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur dan buah, kurang gizimikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI PRAKTEK IMD, ASI EKSKLUSIF 6 BULAN DAN MPASI Pemberian prelakteal kepada bayi baru lahir: susu formula (79,8%), susu non formula (1,6%), madu/madu+air (14,3%), air gula (4,15), air tajin (1,6%), air kelapa (0,9%), kopi (0,9%), teh manis (1,2%), air putih (13,2%), bubur tepung/bubur saring (2,7%), pisang dihaluskan (4,1%), nasi dihaluskan (2,3%). Persentase bayi baru lahir yang diberikan susu formula seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan teratas (tertinggi 90,6% dan 89,5%). ASI sebagai sumber zat gizi terlengkap dan terbaik bagi bayi, dg kolostrum yang sangat dbutuhkan bayi untuk melawan infeksi, sementara sistem imun tubuhnya masih berkembang, ternyata dari data RISKESDAS 2013 Dalam Angka, belum diupayakan kesuksesan pemberiannya kepada bayi. Persentase proses mulai menyusu pada anak umur 0-23 bulan menurut provinsi mulai dari menyusu kurang dari satu jam setelah bayi lahir (Inisiasi Menyusu Dini) adalah 34,5 persen, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan terendah di Papua Barat (21,7%)
  • 23. DINKES.PROV.NTB 2. POLA ASUH Kunjungan ANC yang terjadwal sejak kehamilan dan selama kehamilan sangatlah penting untuk kondisi kesehatan dan tumbuh kembangnya, sehingga mendukung pertumbuhan janin yang optimal PERILAKU PENGASUHAN KESEHATAN - ANC (Kuhnt J dan Vollmer S 2017) Sehingga dapat mencegah dimulai terjadinya stunting dalam kandungan (Nohora F Ramirez dkk 2012, Schmidt dkk 2002 Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi
  • 24. DINKES.PROV.NTB Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi perilaku pengasuhankesehatan, tumbuh kembang dan afeksi Pemantuan kondisi dan kesehatan Bayi baru lahir atau Kunjungan Neonatal (KN) yang dilakukan pada saat bayi berumur 6-48 jam (KN1), 3-7 hari (KN2), dan 8-28 hari (KN3) sangatlah penting PERILAKU PENGASUHAN KESEHATAN - NEONATAL (Lawn JE dkk 2005) Riskesdas 2013: cakupan kunjungan neonatal lengkap masih sangat rendah: 39,3%, tertinggi di Yogyakarta (58,3%) dan terendah di Papua Barat (6,8%). Alasan tidak melakukan pemeriksaan neonatal (kelompok umur 0-5 bulan): bayi tidak sakit (78,9%), bayi tidak boleh dibawa pergi (8,2%), tempat pelayanan jauh 11,2%), tidak punya biaya 4,7%).
  • 25. Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi PERILAKU PENGASUHAN KESEHATAN - ANAK BALITA Imunisasi adalah upaya yang dilakukan agar anak baduta sehat tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi (Olofin dkk 2013), agar proses tumbuh kembangnya tidak terganggu. Secara nasional cakupan imunisasi dasar pada anak baduta Lengkap: 59,2%; Tidak lengkap: 32,1%; Tidak imunisasi: 2013). Keluarga tidak mengijinkan (27,2% / 25,1%) T akut anak menjadi panas (28,2% / 29,7%) Anak sering sakit (7,5% / 5,7%) Tidak tahu tempat imunisasi (5,0% / 8,7%) T empat imunisasi jauh (21,5% / 22%) Sibuk/repot (18,7% / 14,2%) 8,7% (Riskesdas
  • 26. DINKES.PROV.NTB Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi PERILAKU PENGASUHAN TUMBUH KEMBANG DAN AFEKSI Lebih dari 30% anak balita sama sekali tidak pernah ditimbang (Gardner JM Powel dkk 2005). Tumbuh kembang anak balita TDK dapat dipenuhi hanya oleh kecukupan gizi & pengasuhan kesehatannya saja. Tiap tahap pertumbuhan anak balita membutuhkan stimulasi dari pengasuhnya khususnya kasih sayang/afeksi ibunya, serta lingkungannya. T anpa afeksi & stimulasi ibu & lingkungannya semua upaya pemberian gizi dan pengasuhan kesehatan yang diberikan tidak akan cukup berdampak bagi tumbuh kembangnya.
  • 27. DINKES.PROV.NTB 3. HIGIENIS PRIBADI - CTPS Lima waktu penting cuci tangan pakai sabun: 1.sebelum makan 2.sesudah buang air besar 3.sebelum memegang bayi 4.sesudah membersihkan buang air besar (BAB) 5.sebelum menyiapkan makanan Riset Curtis & Cairncross (2003), CTPS di waktu-waktu penting dapat mengurangi risiko anak terkena diare sebesar 42 -44% atau bila diterjemahkan lebih lanjut, CTPS dapat mencegah 1 juta kematian anak balita per tahunnya. • CTPS atau Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan perilaku efektif mencegah diare pada bayi/balita. • Fakta CTPS:
  • 28. DINKES.PROV.NTB , - FAKTA CUCI TANGAN PAKAI SABUN Hasil Studi IUWASH, (2016) di 15 kabupaten kota menunjukkan hasil yang belum begitu menggembirakan. Prosentase responden yang sama sekali tidak mempraktikkan CTPS di 5 waktu penting merupakan mayoritas, yaitu sekitar 67% dari total responden 65% ibu balita tidak melakukan CTPS Hasil Responden dari ibu balita atau kelompok berisiko 5% mencuci tangan pakai sabun di semua 5 waktu penting 35% ibu balita melakukan CTPS 30% melakukan CTPS di sebagian dari 5 waktu-waktu penting (1-4 waktu penting)
  • 29. DINKES.PROV.NTB 4. SOSIAL BUDAYA dikalangan wanita Sunda (Penelitian Anggorodi Sangihe dan T alaud (Ulaen 1998), perempuan di Adat makanan ditemui di banyak masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Makanan atau sumber gizi yang dipantang oleh ibu hamil dan ibu nifas seperti : ikan, telur, cumi, dll Pantang makanan adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya. Kehamilan diyakini oleh banyak orang dari berbagai budaya sebagai suatu kondisi khusus yang penuh bahaya. Bahaya bagi ibu hamil dan janinnya dan dianggap dapat terjadi dalam berbagai situasi, baik dari alam nyata maupun gaib (Swasono 1998:7). Untuk melindungi ibu dan janinnya berbagai masyaakat di dunia diharuskan mematuhi larangan- larangan tertentu yang harus dipatuhi oleh ibu hamil dan ibu masa nifas.
  • 30. DINKES.PROV.NTB 5. EKONOMI KELUARGA Data Susenas 2016: Penelitian Vonny dkk (2013) Penduduk dengan pengeluaran > Rp. 500.000/bulan memiliki konsumsi energi melebihi dr yang dianjurkan (> 2000 kkal/kap/hari) Di daerah nelayan di Jayapura menunjukan balita yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendapatan kurang memiliki resiko 4x lebih besar menderita status gizi kurang dibanding dengan anak balita yang memiliki orang tua dengan tingkat pendapatan cukup Pekerjaan Orang Tua Menentukan pendapatan keluarga Penduduk dengan pengeluaran Rp. 150.000 - Rp. 499.000/bulan memiliki konsumsi energi dibawah yang dianjurkan ( 1799 – 1374 kkal/kap/hari) Berdampak pada kesehatan keluarga
  • 31. DINKES.PROV.NTB Rendahnya akses terhadap MAKANAN dari segi jumlah dan kualitas gizi POLA ASUH yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktek pemberian makan bayi dan anak Rendahnya akses terhadap PELAYANAN KESEHATAN termasuk akses sanitasi dan air bersih PERBAIKAN POLA MAKAN-POLA ASUH- PELAYANAN KESEHATAN (PERBAIKAN AKSES SANITASI DAN AIR BERSIH) DAN PERUBAHAN PERILAKU
  • 32. DINKES.PROV.NTB Faktor Penyebab Yang Memungkinkan Masih Tingginya Masalah Stunting Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) yang belum optimal Hygine sanitasi lingkungan dan perorangan serta akses air bersih masih belum sesuai standar Adanya penyakit penyerta (TB, Diare, ISPA, Pneumonia, dll) Akses pelayanan kesehatan terhambat Kondisi ekonomi menurun
  • 34. KEBIJAKAN UNTUK PENURUNAN STUNTING DI NTB Pelayanan kesehatan primer Pelayanan kesehatan menggunakan pendekatan siklus hidup. Penguatan pencegahan faktor risiko, deteksi dini, dan aksi multisektoral Penguatan sistem kesehatan di semua level pemerintah Peningkatan Sinergisme lintas sektor, pusat dan daerah Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2020 – 2024 sesuai dengan RESENTRA Kementrian Kesehatan Tahun 2020 – 2024
  • 35. SEHAT DIMULAI DARI SAYA…..POSYANDU SAHABAT MASYARAKAT Seksi Gizi & Promkes 2022 TERIMAKASIH