# 22.07.2021 Kondisi gizi di indonesa saat ini -SM.pdfFelisha8
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi gizi di Indonesia saat ini yang masih menghadapi masalah stunting lebih dari 30% pada anak, serta target penurunan stunting menjadi 14% dan wasting 7% pada tahun 2024. Dokumen juga menjelaskan pentingnya pemantauan pertumbuhan balita secara berkala untuk mendeteksi gangguan gizi secara dini.
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Pemerintah berkomitmen menurunkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama 2020-2024 dengan target stunting 14% dan wasting 7% pada 2024. Upaya yang dilakukan meliputi program gizi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak hingga usia 2 tahun serta remaja puteri, serta penguatan sistem surveilans, edukasi masyarakat, dan keterlibatan pemerintah daerah. Sasaran strategis pembinaan
# 22.07.2021 Kondisi gizi di indonesa saat ini -SM.pdfFelisha8
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi gizi di Indonesia saat ini yang masih menghadapi masalah stunting lebih dari 30% pada anak, serta target penurunan stunting menjadi 14% dan wasting 7% pada tahun 2024. Dokumen juga menjelaskan pentingnya pemantauan pertumbuhan balita secara berkala untuk mendeteksi gangguan gizi secara dini.
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Pemerintah berkomitmen menurunkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama 2020-2024 dengan target stunting 14% dan wasting 7% pada 2024. Upaya yang dilakukan meliputi program gizi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak hingga usia 2 tahun serta remaja puteri, serta penguatan sistem surveilans, edukasi masyarakat, dan keterlibatan pemerintah daerah. Sasaran strategis pembinaan
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptxseberangsaja
Dokumen tersebut membahas konsep dan kebijakan percepatan penurunan stunting di desa, termasuk penjelasan tentang stunting, penyebabnya, mengapa stunting menjadi prioritas, sasaran dan target penurunan stunting, serta peran desa dalam melaksanakannya melalui layanan dasar dan koordinasi antar pelaku terkait.
audit kegiatan stunting desa di kabupaten aceh tengah pada tahun 2023 yang dilaksanakan oleh TPPS ddan Tim Audit stunting dalam rangka melaksanakan rencana aksi percepatan penurunan stunting.
Identifikasi risiko pada audit kasus stunting ini adalah menemukan atau mengetahui risiko-risiko potensial penyebab langsung (asupan tidak adekuat, penyakit infeksi) dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita
Sedangkan penyebab risiko pada audit kasus stunting ini adalah identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.
Masalah gizi masih tinggi
Deteksi dini diperlukan untuk mencegah stunting dan kekurangan gizi lain
Anak perawakan pendek dipastikan penyebabnya apakah stunting atau sebab lain
Stunting menyebabkan gangguan perkembangan diduga karena gangguan perkembangan otak
Stunting memerlukan diagnosis dan tatalaksana komprehensif untuk kemungkinan adanya penyakit penyerta dan masalah lainnya seperti faktor ekonomi keluarga, pengetahuan orang tua, pola asuh, aspek psikologis, kesalahan pengukuran dan lain-lain sehingga tatalaksananya lebih spesifik
Peran serta aktif Nakes perlu ditingkatkan
Pemanfaatan buku KIA perlu ditingkatkan
Permasalahan internal ; Kertas kerja audit kurang lengkap dalam pengisiannya, tim AKS kurang terkoordinasi, Tim AKS kurang lengkap sehingga perlu direvisi
Dibutuhkan dukungan semua pihak untuk menurunkan angka stunting
Pemahaman orangtua tentang stunting rendah
Perlakuan pemberian makan belum konsekuen dan bervariasi spt mengupayakan, membiarkan dan mencubit jika anak tidak mau makan
Orang tua sedih, kecewa dan kesal mendengar anaknya stunting
Keberfungsian/Peran ayah belum maksimal.
Task Developmental anak masih banyak terabaikan
Orang tua merasa bingung dengan masa depan anak.
Intervensi dan konseling pada setiap sasaran agar asupan nutrisi dapat sesuai dan adekuat melalui cara yang terintegrasi
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, yang merupakan masalah gizi multidimensi yang memerlukan kerja sama lintas sektor dan tingkat pemerintahan. Dokumen ini menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan desa untuk memastikan program-program gizi dan kesehatan mencapai sasaran rumah tangga yang membutuhkan.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui sosialisasi dan pendampingan keluarga, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan.
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang Kebijakan Program Kesehatan Balita dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) terkait Program TB, yang bertujuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan balita melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, kerjasama lintas program, dan pemberdayaan masyarakat."
Dokumen tersebut membahas pendekatan manajemen program gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan intervensi. Secara khusus dibahas mengenai ruang lingkup masalah gizi di Indonesia seperti stunting, kurang vitamin A, dan yodium serta langkah-langkah untuk menanggulanginya melalui intervensi spesifik dan sensitif.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Muh Saleh
"[Ringkuman] Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 memfokuskan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, serta peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit melalui sasaran menurunkan angka kematian ibu dan bayi, stunting pada balita, serta pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional."
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya di rumah tangga. PHBS merupakan kumpulan perilaku yang diterapkan berdasarkan kesadaran untuk meningkatkan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek PHBS di rumah tangga seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan hidup bersih dan sehat, serta peran kader dalam
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptxseberangsaja
Dokumen tersebut membahas konsep dan kebijakan percepatan penurunan stunting di desa, termasuk penjelasan tentang stunting, penyebabnya, mengapa stunting menjadi prioritas, sasaran dan target penurunan stunting, serta peran desa dalam melaksanakannya melalui layanan dasar dan koordinasi antar pelaku terkait.
audit kegiatan stunting desa di kabupaten aceh tengah pada tahun 2023 yang dilaksanakan oleh TPPS ddan Tim Audit stunting dalam rangka melaksanakan rencana aksi percepatan penurunan stunting.
Identifikasi risiko pada audit kasus stunting ini adalah menemukan atau mengetahui risiko-risiko potensial penyebab langsung (asupan tidak adekuat, penyakit infeksi) dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita
Sedangkan penyebab risiko pada audit kasus stunting ini adalah identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.
Masalah gizi masih tinggi
Deteksi dini diperlukan untuk mencegah stunting dan kekurangan gizi lain
Anak perawakan pendek dipastikan penyebabnya apakah stunting atau sebab lain
Stunting menyebabkan gangguan perkembangan diduga karena gangguan perkembangan otak
Stunting memerlukan diagnosis dan tatalaksana komprehensif untuk kemungkinan adanya penyakit penyerta dan masalah lainnya seperti faktor ekonomi keluarga, pengetahuan orang tua, pola asuh, aspek psikologis, kesalahan pengukuran dan lain-lain sehingga tatalaksananya lebih spesifik
Peran serta aktif Nakes perlu ditingkatkan
Pemanfaatan buku KIA perlu ditingkatkan
Permasalahan internal ; Kertas kerja audit kurang lengkap dalam pengisiannya, tim AKS kurang terkoordinasi, Tim AKS kurang lengkap sehingga perlu direvisi
Dibutuhkan dukungan semua pihak untuk menurunkan angka stunting
Pemahaman orangtua tentang stunting rendah
Perlakuan pemberian makan belum konsekuen dan bervariasi spt mengupayakan, membiarkan dan mencubit jika anak tidak mau makan
Orang tua sedih, kecewa dan kesal mendengar anaknya stunting
Keberfungsian/Peran ayah belum maksimal.
Task Developmental anak masih banyak terabaikan
Orang tua merasa bingung dengan masa depan anak.
Intervensi dan konseling pada setiap sasaran agar asupan nutrisi dapat sesuai dan adekuat melalui cara yang terintegrasi
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, yang merupakan masalah gizi multidimensi yang memerlukan kerja sama lintas sektor dan tingkat pemerintahan. Dokumen ini menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan desa untuk memastikan program-program gizi dan kesehatan mencapai sasaran rumah tangga yang membutuhkan.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui sosialisasi dan pendampingan keluarga, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan.
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang Kebijakan Program Kesehatan Balita dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) terkait Program TB, yang bertujuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan balita melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, kerjasama lintas program, dan pemberdayaan masyarakat."
Dokumen tersebut membahas pendekatan manajemen program gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan intervensi. Secara khusus dibahas mengenai ruang lingkup masalah gizi di Indonesia seperti stunting, kurang vitamin A, dan yodium serta langkah-langkah untuk menanggulanginya melalui intervensi spesifik dan sensitif.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Muh Saleh
"[Ringkuman] Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 memfokuskan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, serta peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit melalui sasaran menurunkan angka kematian ibu dan bayi, stunting pada balita, serta pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional."
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya di rumah tangga. PHBS merupakan kumpulan perilaku yang diterapkan berdasarkan kesadaran untuk meningkatkan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek PHBS di rumah tangga seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan hidup bersih dan sehat, serta peran kader dalam
Similar to Materi 02 - DPD Persagi Propinsi Jateng (JSN-UNNES 28 April 2022).pdf (20)
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
Materi 02 - DPD Persagi Propinsi Jateng (JSN-UNNES 28 April 2022).pdf
1. PENGEMBANGAN PROGRAM GIZI DALAM
PENANGANAN STUNTING
MARDIANA, M.Si.
“Preventing Disease, Prolonging Life, and Improving Quality of Life”
http://ikm.unnes.ac.id/ gizi@mail.unnes.ac.id ikm@mail.unnes.ac.id
2. ANEMIA
Usia 15-24 tahun : 32%
Usia 5-14 tahun : 26%
98% belum
minum tablet
tambah darah
dalam jumlah
yang cukup
1 dari 4 remaja
mengalami stunting
1 dari 7 remaja
Ibu Hamil Anemia
48,9%
Ibu Hamil KEK
17,3%
Obesitas 18+
21,8%
Stunting Balita
30,8% (Riskesdas 2018)
24,4 % (SSGI, 2021)
Wasting Balita
10,2%
Overweight
Balita
8%
2024 : 14%
3
RISKESDAS, 2018; GSHS, 2015; SDT, 2104; SDKI, 2017; Hardinsyah, 2014
mengalami overweight
6. DEFINISI STUNTING
• Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga
tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya, sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu
kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama.
• Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2Tahun 2020
tentang standar antropometri penilaian status gizi anak, stunting atau pendek merupakan
status gizi yang didasarkan pada indeks Tinggi Badan menurut umur (TB/U) dengan Z-
score kurang dari -2 SD (standar deviasi).
7.
8.
9.
10.
11.
12. 12
Konvergensi Stunting dan Integrasi MultiSektor
8 Aksi Konvergensi di Tingkat Kab/Kota
“Merupakan instrumen dalam bentuk kegiatan untuk
meningkatkan integrasi intervensi dalam penurunan stunting”
PIC:
Baperlitbangda
PIC:
Baperlitbangda
PIC: Sekda
PIC: Dinpermades
PIC:
Baperlitbangda
PIC: Dinkes
PIC: Sekda &
Baperlitbangada
PIC:
Dinpermades
Pendekatan Multi-sektor
“tidak terbatas pada sektor kesehatan”
Intervensi
Terintegrasi
Kesehatan
dan Gizi
Air Minum
dan Sanitasi
Pengasuhan
dan PAUD
Perlindungan
Sosial
Ketahanan
Pangan
Konvergen
si
13. STRATEGI PENURUNAN STUNTING DALAM
PERPRES 72TAHUN 2021
• Menurunkan prevalensi Stunting;
• Meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga;
• Menjamin pemenuhan asupan gizi;
• Memperbaiki pola asuh;
• Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan;
• Meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
14. 5 PILAR STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(dalamPerpresNo. 72 T
ahun2021)
Kelompok Sasaran
▪ Remaja
▪ Calon pengantin
▪ Ibu hamil
▪ Ibu menyusui
▪ Anak berusia 0 –59
bulan
15. INTERVENSISPESIFIKDAN SENSITIF
(dalamPerpresNo. 72 T
ahun2021)
Target Intervensi Spesifik Target Intervensi Sensitif
70
%
15,5
%
90
%
100
%
%
%
90
%
90
90
%
90
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
KBpascapersalinan
Kehamilan yang tidak diinginkan
PUS memdapat pemerikaan kesehatan
Akses air minum layak di kab/kota
Akses sanitasi di kab/kota lokus
Desa/keluarahan BABS atau ODF
Sasaran denganpemahaman baik tentang
stunting
Pendampingankeluarga berisiko stunting
90
%
90
%
90
%
90
%
80
%
80
%
80
%
90
%
58
%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Balita memperoleh IDL
Balita gizikurangmendapat PMT
Balita dipantau pertumbuhan
Balita gizi buruk mendapat tatalaksana gizi
buruk
Anak 6-23 blnmendapat MP-ASI
Bayi < 6 blnmendapat ASI eksklusif
Ibu hamil mengonsumsi TTD
Ibu hamil KEK mendapat PMT
Remaja putrimengonsumsi TTD
27
16. Indikator Sasaran Target
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
dari 40% penduduk berpendapatan terendah.
112,9juta
penduduk
Keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuantunai
bersyarat.
10 juta keluarga
Keluarga miskin dan rentan yang menerimabantuansosial
pangan.
15.600.039
keluarga
Target Intervensi Sensitif lainnya
17. UPAYA PENURUNAN STUNTING SESUAI RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
(RPJMN) 2020-2024
• Peningkatan Kesehatan Ibu, anak, KB, dan Kesehatan reproduksi
• Percepatan perbaikan gizi masyarakat
• Peningkatan pengendalian penyakit
• Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
• Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
19. PERAN KADER DALAM PENCEGAHAN STUNTING
• Memberikan penyuluhan dan konseling Kesehatan Ibu dan Anak
• Memantau pertumbuhan balita dalam pengisian KMS/ Grafik pertumbuhan dalam
KIA sebagai deteksi stunting
20.
21.
22. PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN
DAN PENANGULANGAN STUNTING
• Pencegahan dimulai dari penyiapan kehidupan berkeluarga, dengan mencegah
kehamilan dini dan menjaga jarak kehamilan
• Keluarga berperan melalui praktek pengasuhan yang baik, terutama pada periode
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Orangtua (terutama Ibu) (IMD, ASI Eksklusif,
PMBA, pemantauan tumbuh kembang)
• Keluarga wajib memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik mengenai gizi seimbang
23. PENELITIAN STUNTING
• Mukuria, 2016 ➔dibutuhkan keterlibatan ayah maupun pengasuh lainnya dalam pola asuh melalui
peningkatan pengetahuan dan praktik pemberian makan.
• Britto, 2017 ➔ pola asuh dianggap penting untuk pencegahan stunting.
Himawati, 2020 ➔ kader dapat membantu tugas nakes (edukasi, bimbingan,
pemantauan tumbang) pada yankes dasar.
Ihat Hatimah, 2021 ➔ pemberdayaan masyarakat melalui parenting model dapat
menurunkan kejadian stunting
24. PENELITIAN STUNTING
Aini, 2021➔ kader merupakan orang terdekat dalam masyarakat→turun langsung
ke lapangan untuk deteksi stunting
Lauto, 2021➔ Intervensi pengasuhan oleh relawan terlatih kepada ibu anak efektif
untuk mempromosikan perkembangan anak
PERU : Pelibatan semua sektor termasuk masyarakat (Huico, 2020)
25. PENELITIAN STUNTING
Zimbabwe : Intervensi model kelompok peduli kesehatan ➔ perubahan signifikan dalam
perilaku dan praktik kesehatan
Zephia, 2019→ Kepemimpinan & koordinasi yang tepat ➔ mempengaruhi praktik
pengasuhan anak
Martha, 2020 & Luoto, 2021 ➔ Stunting dapat dicegah & dideteksi sebelumnya oleh
nakes, kader, ibu melalui pemeriksaan tumbuh kembang dan pelibatan aktif
masyarakat.
Perlu upaya bersama ➔ Multisektor dengan pendekatan berbasis pemberdayaan
dan berbasis pengasuhan.
26. REFERENSI
• Peraturan Presiden RI No 72 Tahun 2021Tentang Percepatan Penurunan Stunting
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No 2 Tahun 2020Tentang Standar Antropometri Anak
• Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI. 2018.“Situasi Balita Pendek (Stunting) di
Indonesia”. Dalam Buletin Jendela data dan Informasi Kesehatan,Edisi I, halaman 1-13
• Kementerian Kesehatan RI.2018.”Data Stunting di Indonesia. Pedoman, Panduan, dan Juknis Pencegahan
Stunting”.
• Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2018.Warta Kesmas: Cegah Stunting Itu Penting.
Jakarta.Kementerian Kesehatan RI
• Paparan Kadinkes dalam Webinar Persakmi. 16 Maret 2022