2. TAHAPAN DALAM INTERVENSI GIZI
u Tahap 1 :Melakukan Analisis Situasi.
u Tahap 2: Menentukan Perilaku Prioritas.
u Tahap 3: Menentukan Kelompok Sasaran.
u Tahap 4: Menentukan Hambatan.
3. TAHAPAN ANALISIS KELOMPOK
SASARAN INTERVENSI GIZI
u Langkah 1: lakukan curah gagasan untuk semua kelompok yang mungkin dijadikan
target sasaran yang paling penting. Sasaran prioritas tidaklah selalu sasaran yang terkena
pengaruh, namun bisa jadi adalah kelompok lain yang perilakunya harus berubah.
u Langkah 2: tuliskan semua sasaran yang potensial dan alasannya. Misalnya: perilaku
memberikan ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan dapat menargetkan kelompok ibu (karena
mereka mungkin tidak yakin bisa memberikan cukup ASI bagi bayinya), kelompok ayah
(karena mereka khawatir/gelisah mendengar bayinya menangis, sehingga memberikan
makanan tambahan untuk menenangkannya), atau kelompok ibu mertua (yang
percaya bahwa makanan tambahan merupakan suplemen yang bermanfaat, karena
mereka telah melakukannya untuk anak mereka sebelumnya).
u Langkah 3: pilih sasaran prioritas. Sasaran prioritas untuk (perilaku) adalah (sasaran
kelompok) karena (alasan).
u Langkah 4: deskripsikan karakter sasaran prioritas serinci mungkin berdasarkan apa yang
sudah dipelajari dalam analisis situasi, atau berdasarkan pengalaman langsung.
4. CARA MENENTUKAN SEBUAH
INTERVENSI GIZI
1. Pemilihan intervensi gizi berdasarkan diagnosis gizi dan etiologi
2. Strategi intervensi gizi dipilih dengan melihat tujuan intervensi,
seperti
• Merubah asupan gizi, pengetahuan dan perilaku terkait gizi
• Akses pada pelayanan/asuhan
3. Tujuan intervensi yang ditetapkandapat digunakan sebagai
basis untuk memonitor perkembangan dan mengukur
outcomes
4. FOKUS pada isu yang akan ditangani, berupa aksi/kegiatan
dan menggunakan sumber-sumberdaya yang bada
9. TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024
24,4% Balita di Indonesia
mengalami Stunting (SSGI, 2021)
37.20
30.80
27.67
25.84
19.00
14.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Capaian Bussiness as Usual Skenario Kebijakan Target 14% (2024)
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024
1,3 % /tahun
1,7 % /tahun
3,0 % /tahun
Rata-rata
Penurunan
Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*
2%/tahun (2005-2015)
Peru Vietnam
Target 2024:
Penurunan 2X lipat dari Tren
Saat Ini
Perlu Kerja Keras
0,8%/tahun (2000-2015)
*World Bank (2017)
TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
27,7% 24,1% 21,1% 18,4% 16% 14%
24,4
10. Stunting adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)
“
11. TUJUAN DAN KELOMPOK SASARAN
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
1. Menurunkan prevalensi Stunting;
2. Meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan
berkeluarga;
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi;
4. Memperbaiki pola asuh;
5. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan;
dan
6. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
Pasal 2 Ayat (1) dan (2)
Dalam rangka Percepatan Penurunan
Stunting, ditetapkan Strategi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting.
Tujuan Stranas:
Kelompok
Sasaran: (Pasal
3
o
) Remaja;
o Calon pengantin;
o Ibu hamil;
o Ibu menyusui; dan
o Anak berusia 0 -
59 bulan.
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting dilaksanakan untuk
mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2O3O
12. Penyelenggaraan Percepatan Penurunan
Stunting dalam Perpres 72/2021
5 PILAR STRANAS
1. Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga,
RENCANA AKSI NASIONAL
Ps 8 (3)
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku
dan pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif di
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dan Pemerintah Desa;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;
5. Penguatan dan pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi
1. Penyediaan data keluarga
berisiko stunting
2. Pendampingan keluarga
berisiko stunting
3. Pendampingan semua calon
pengantin/calon PUS;
4. Surveilans keluarga berisiko
stunting
5. Audit kasus stunting
STRANAS:
Acuan Dalam Rangka
Menyelenggarakan
Percepatan Penurunan
Stunting
13. à 9 Indikator à 11 Indikator
Target Antara Percepatan Penurunan Stunting
(Lampiran A Perpres 72/2021)
14. 1. Persentase calon
pengantin/calon ibu yang
menerima Tablet
Tambah Darah (TTD)
2. Cakupan calon PUS yang
menerima pendampingan
kesehatan reproduksi
dan edukasi gizi sejak 3
bulan pra-nikah
3. Persentase remaja putri
yang menerima layanan
pemeriksaan status
anemia (hemoglobin)
1. Persentase ibu hamil
Kurang Energi Kronik
(KEK) yang menerima
tambahan asupan gizi
2. Persentase ibu hamil
yang mengonsumsi
Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
1. Persentase pelayanan
keluarga berencana
pasca melahirkan
2. Persentase unmet need
pelayanan keluarga
berencana
1. Persentase balita yang memperoleh
imunisasi dasar lengkap
2. Persentase bayi usia kurang dari 6
bulan mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif
3. Persentase anak usia 6-23 bulan
yang mendapat Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
4. Persentase anak berusia di bawah
lima tahun (balita) gizi buruk yang
mendapat pelayanan tata laksana
gizi buruk
5. Persentase anak berusia di bawah
lima tahun (balita) gizi kurang yang
mendapat tambahanasupan gizi.
Calon
pengantin/remaja
Ibu hamil
Ibu masa
interval
Balita (0-59 bulan)
Keluarga:
1. Persentase keluarga yang stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
2. Persentase keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting
4. Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain
beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
5. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
6. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
7. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
8. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
9. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
10. Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko Stunting
Kelompok
sasaran
Indikator Stranas Untuk Pemda Kab/Kota
(Lampiran B Perpres 72/2021)
Terdapat 22
indikator dengan PJ-
nya adalah Pemerintah
Daerah kab/kota
dengan unit intervensi
remaja, ibu hamil, ibu
masa interval, balita
dan keluarga
(sumber: Perpres
72/2021)
15. STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Pilar
1
Pilar
2
Pilar
3
Pilar
4
Pilar
5
PERAN
KEMENDAGRI
RPJMD
RKPD
APBD
Komitmen
Peningkatan Komitmen dan visi
kepemimpinan di k/l, pemprov,
pemda kab/kota, dan pemdes.
Peningkatan komunikasi
perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat.
Peningkatan konvergensi,
intervensi spesifik dan sensitive
di k/l, pemprov, pemda kab/kota,
dan pemdes.
Peningkatan ketahanan pangan
dan gizi pada tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat.
Penguatan dan pengembangan
sistem, data, informasi riset, dan
inovasi
KEPEMIMPINAN
DAERAH
5 PILAR
STRATEGI NASIONAL DAN
UPAYA MANAJERIAL PEMDA
DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN PREVALENSI
STUNTING MELALUI 8 AKSI
KONVERGENSI
16. Intervensi Penurunan
Stunting di Kabupaten/
Kota
8 AKSI
Integrasi
Dokumen lengkap dapat diunduh pada tautan:
http://bit.ly/pedomanintegrasi
Aksi integrasi adalah instrumen dalam bentuk
kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam
penurunan stunting
1.
Analisis situasi
PIC: Bappeda
2.
Rencana Kegiatan
PIC: Bappeda
3.
5. 6. 7. 8.
Rembuk Stunting
PIC: Sekda/Bappeda
4.
Perbup/Perwali:
Kewenangan
Desa
PIC: BPMD
Pembinaan KPM
PIC: BPMD
Manajemen Data
PIC: Bappeda
Pengukuran&
Publikasi
Stunting
PIC: Dinkes
Reviu Kinerja
Tahunan
PIC: Sekda& Bappeda
17
17. SUMBER-SUMBER PENDANAAN
PelaksanaanKegiatan
APBN:
ü Kementerian/Lembaga
ü DAKFisik (Air Minum,Sanitasi, Antropometri, Penyediaan pelayanan Keluarga
Berencana,Irigasi pendukungkedaulatanpangandll)
ü DAK Non Fisik (Bantuan Operasional Kesehatan, Bantuan Operasional
Penyelenggaraan Pendidikan Usia Dini , Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
KeluargaBerencanadll)
ü ProgramHibahAir MinumdanSanitasi (MBR)
APBDProv
1. APBD Kabupaten (Air Minum Perkotaan,Air Minum Perdesaan, Jamban Keluarga,
Belanja Hibah kepada KB, TK dan SPS (PAUD), Kawasan Rumah Pangan
Lestari, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dll)
2. APBDes/ DanaDesa
3. CSR
4. Lain-lain
18. PERAN KABUPATEN/KOTA DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
1. Menyiapkan kebijakan berkaitan dengan penurunan stunting
2. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal secara Maksimal
3. Menetapkan target percepatan penurunan stunting untuk mendukung
pencapaian target nasional
4. Menetapkan program dan kegiatan terkait penurunan stunting, dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran
5. Meningkatkan alokasi dan efektifitas penggunaan dana desa untuk
penurunan stunting
6. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
penurunan stunting
7. Untuk Penurunan Stunting Pemda melaksanakan 8 aksi konvergensi
8. Melibatkan peran multisektor termasuk non pemerintahahan dalam upaya
penurunan stunting
19. A
B
C
Memberikan dukungan dalam
pemantauan dan verifikasi data di
tingkat desa
Melakukan pendampingan
pelaksanaan kegiatan di tingkat
desa
Peran Kecamatan
Melakukan koordinasi di tingkat
kecamatan dan pertemuan berkala
dengan apparat desa dan
masyarakat
Peran Desa
1
Melakukan
sinkronisasi
perencanaan &
penganggaran
Memperkuat
pemantauan
dan evaluasi
6
Meningkatkan
kapasitas
aparat desa,
kader, dan
masyarakat
5
Mengoordinasi
kan pendataan
sasaran secara
rutin
4
3
Memastikan
sasaran
prioritas
menerima
intervensi
2
Mengoptimal
Kan
penggunaan
dana desa
22
20. DEFINISI
Proses untuk
mengidentifikasi
sebaran stunting
dalam wilayah
kabupaten/kota,
keluarga berisiko
stunting, cakupan
intervensi, situasi
ketersediaan
program, dan
praktik manajemen
layanan
TUJUAN
• Menentukan Lokasi
dan Program
Prioritas
• Perbaikan
Manajemen
Pelayanan Untuk
Meningkatkan
Akses dan Mutu
Pelayanan
Kesehatan bagi
sasaran keluarga
Terhadap
Intervensi Gizi
Spesifik dan
Sensitif
Aksi (Analisis Situasi)
u OUTPUT
• Desa/kelurahan
u prioritas intervensi
• Kebutuhan Program
• Kendala dan
Rekomendasi
Perbaikan Layanan
Prioritas
• Rekomendasi
Penguatan Koordinasi
dalam sinkronisasi
Program
21. 1. Analisis sebaran
prevalensi stunting
& keluarga berisiko
stunting dalam
wilayah kab/kota
• Bagaimana pola sebaran
prevalensi stunting dan
keluarga berisiko stunting
dalam wilayah kab/kota?
2. Analisis
ketersediaan
program &
kesenjangan
cakupan layanan
• Bagaimana
ketersediaan program &
kesenjangan cakupan
pada setiap intervensi
gizi prioritas
3. Analisis situasi
penyampaian
layanan pada 5
(lima) kelompok
sasaran
• Apa yg menjadi
kendala penyedia
layanan dalam
penetapan 5 (lima)
kelompok sasaran
sebagai target
penerima manfaat
Keputusan 1:
1. Lokasi-lokasi fokus penurunan
stunting
2. Lokasi-lokasi fokus
penanganan keluarga berisiko
stunting
Keputusan 2:
1. Program alokasinya perlu
diprioritaskan
2. Jenis sumber daya yg diperlukan
3. Realokasi atau menambah alokasi
program
Keputusan 3: upaya
perbaikan manajemen
untuk memastikan 5 (lima)
kelompok sasaran menjadi
target penerima manfaat
Keputusan 4: Koordinasi yg diperlukan untuk meningkatkan
konvergensi intervensi gizi prioritas bagi 5 (lima) kelompok sasaran
TAHAPAN ANALISIS SITUASI
22. DATA SASARAN STUNTING
DATA BERSUMBER DARI DINAS KESEHATAN & DINAS PPKB
Berapa Jumlah
Keluarga Berisiko
Stunting ?
2
Berapa
Jumlah
Keluarga ?
Berapa Jumlah
Balita ?
1 3
Berapa Jumlah
Balita Status
Pendek + Sangat
Pendek ?
4
Berapa % dari
Jumlah Keluarga
Resiko Stunting &
Balita Stunting ?
5
23. 1. Jumlah Keluarga Berisiko Stunting
2. Jumlah Kasus Balita Stunting (Pendek & Sangat
Pendek)
3. Persentase (%) Prevalensi Stunting
4. Cakupan Layanan
24. ANALISIS KETERSEDIAAN PROGRAM DAN
KESENJANGAN CAKUPAN LAYANAN
DATA YANG DIBUTUHKAN, MELIPUTI:
• DATA HASIL PEMETAAN
PROGRAM/KEGIATAN INTERVENSI GIZI
SPESIFIK DAN GIZI SENSITIF DI
KAB/KOTA DAN DESA
• DATA SUMBER DAYA PENYELENGGARA
LAYANAN (DATA SUPPLY)
• DATA PERSENTASE CAKUPAN
INTERVENSI PRIORITAS YANG TERDIRI
DARI 29 INDIKATOR UTAMA YANG
DIRINCI UNTUK TINGKAT
DESA/KEC/PUSKESMAS
TUJUAN ANALISIS KETERSEDIAAN PROGRAM:
1. Ketersediaan (ada/tidaknya) program/kegiatan
untuk setiap intervensi gizi spesifik dan sensitif
2. Ketersediaan (ada/tidaknya) program/kegiatan
penyediaan intervensi gizi spesifik dan sensitif
berdasarkan kecamatan dan desa
3. Daftar kecamatan/desa berdasarkan kelengkapan
program/kegiatan untuk intervensi gizi spesifik dan
sensitif
TUJUAN ANALISIS GAP CAKUPAN LAYANAN
1. Program/kegiatan yang perlu diprioritaskan
pengalokasian/penyediaannya karena cakupan
layanan yang relatif rendah
2. Sumber daya penyelenggaraan layanan yang
perlu disediakan/ditingkatkan dalam rangka
peningkatan cakupan layanan
26. ANALISIS GAP CAKUPAN LAYANAN
¢ Analisis gap dilakukan dengan melihat hasil analisis situasi dan hasil pemetaan program, kegiatan dan sumber pembiayaan.
¢ Hasil analisis situasi dan pemetaan program/kegiatan dapat digunakan untuk menyusun rencana kerja:
1. Jika berdasarkan hasil pemetaan program dan kegiatan diketahui program/kegiatan sudah ada, tetapi kondisi
stunting dan cakupan layanan di suatu desa belum cukup baik, maka harus dilakukan evaluasi pelaksanaan
program tersebut. Evaluasi diarahkan pada:
⚫ Ketercukupan program, kegiatan dan sumber pembiayaan
⚫ Efektivitas pelaksanaan program, kegiatan dan sumber pembiayaan
⚫ Konvergensi program/kegiatan sektor lainnya yang mendukung penurunan stunting
2. Jika berdasarkan hasil pemetaan program dan kegiatan diketahui program/kegiatan belum ada, dan berdasarkan
hasil analisis situasi kondisi stunting dan cakupan layanan di desanya belum cukup baik, maka perlu disusun
program dan kegiatan baru di lokasi tersebut, misalnya :
⚫ Relokasi sasaran program/kegiatan
⚫ Usulan kegiatan pada tahun berjalan melalui APBD Perubahan
⚫ Program/Kegiatan diusulkan pada tahun berikutnya.
3. Jika berdasarkan hasil pemetaan program dan kegiatan diketahui program/kegiatan sudah ada, dan berdasarkan
hasil analisis situasi kondisi stunting dan cakupan layanannya sudah baik, maka program/kegiatan tersebut perlu
dilanjutkan.
27. Permasalahan Penyampaian Layanan
Kelompok Sasaran
1. Mengidentifikasi mengapa cakupan itu rendah dengan melihat Aspek :
Akses, SDM, Logistik, dan Infrastruktur (supply side).
2. Mengidentifikasi mengapa cakupan itu rendah dengan melihat dari sisi
target grup (5 kelompok Sasaran) terkait dengan perilaku masyarakat,
indirect cost, culture barriers (demand side)
3. Mengidentifikasi Masalah Penyampaian Layanan Pada Sasaran Prioritas
terkait dengan ketepatan pada sasaran prioritas (Service Delivery)
4. Merekomendasikan program/kegiatan yang dibutuhkan dari analisa
tersebut
28. Ciri-Ciri Anak Stunting
1. Tanda pubertas terlambat
2. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebIh
pendiam, tidak banyak melakukan
eye contact
3. Pertumbuhan terhambat
4. Wajah tampak lebih muda dari
usianya
5. Pertumbuhan gigi terlambat
6. Performa buruk pada tes perhatian dan
memori belajar