SlideShare a Scribd company logo
KONSEP DASAR PEMEBRDAYAAN LANSIA
SISTEMATIKA
PEMAPARAN
Pendahuluan
Pemberdayaan
LanJut Usia
Tahapan
Pemberdayaan
Lansia
Pendahuluan
1
3
PROYEKSI PENDUDUK LANSIA
TAHUN 2010-2035
• UHH meningkat dari 69,8 th
(2010)  70,9 th (2016)
diperkirakan meningkat menjadi
72,4 th (2035)
• Dampaknya terjadi peningkatan
jumlah penduduk Lansia pada
tahun 2035 15,77% (48 juta)
meningkat dua kali lipat
dibanding pada tahun 2010
sebesar 7,56% (18 juta)
4
9,3
UHH Indonesia tahun 2010 -2015 dan proyeksi tahun 2035
Peningkatan populasi lansia yang disertai proses
penuaan alamiah
mengharuskan upaya yang tepat dan intensif untuk
mewujudkan lansia yang SMART (sehat, mandiri,
aktif,dan produktif)
Untuk mewujudkan kondisi lansia tersebut, harus
dimulai dari keluarga dan dilakukan dengan
pendekatan siklus hidup
Dampak dari Pendekatan siklus hidup, -- >
- meningkatkan status kesehatan individu pada
kelompok usia bersangkutan
- akhirnya meningkatkan derajat kesehatan lansia
secara paripurna.
Peningkatan status
kesehatan keluarga
menyeluruh
Mempersiapkan kualitas
status kesehatan lansia
masa depan
6
Bayi
Balita
Anak SD
Anak SMP/A & remaja
Persalinan, nifas &
neonatal
•Penjaringan kes. peserta
didik
•BIAS, UKS
•PMT-AS
• Penjaringan kes. Peserta
didik
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
HIV/AIDS,NAPZA dll
• Pemberian Tablet
tambah darah
• Konseling
Kespro
• Pelayanan KB
• KIE Kespro
Catin
• PKRT
Mendorong persalinan di
Fasyankes
•APN (MAK III) dan KF
•IMD, Vit K 1 inj, Imm Hep B
•Rumah Tunggu
•Kemitraan Bidan Dukun
•KB pasca persalinan
•PONED-PONEK
•P4K
•Buku KIA
•ANC terpadu
•Kelas Ibu Hamil
•Fe & asam folat
•PMT ibu hamil
•TT ibu hamil
•ASI eksklusif
•Imunisasi
dasar lengkap
• MP-ASI
•Penimbangan
•Vit A
•MTBS, MTBM
• Pemantauan
pertumbuhan
&
perkembanga
n
• PMT
PROGRAM KESEHATAN KELUARGA
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
PUS & WUS
HULU  HILIR
Pemeriksaan
Kehamilan
Lansia berkualitas
• Pelayanan Kes.preventif dan
promotif di Posyandu Lansia /
Posbindu
• Pelayanan Kes. Santun Lansia di
Puskesmas dan RS
• Peningkatan kualitas Hidup Mandiri
(Home care/long term care)
• Perlambatan proses Degeneratif
(fisik, kognitif)
• Meningkatkan Peran dalam kes
.Keluarga dan masarakat 6
Ibu hamil dgn
anemia 37,1%
(Riskesdas
2013)
ibu hamil KEK
24,2%
(Riskesdas
2013)
ibu hamil dgn
hipertensi
5,8% (usia 15-
19 tahun) dan
44% (usia 45-
49 tahun) --
Riskesdas
2007
diabetes pada
ibu hamil usia
40-44 tahun :
1,6% --
Riskesdas
2007
K4 sebesar
70,0%
(Riskesdas
2013)
PN sebesar
86,9%
(Riskesdas
2013)
MASALAH KESEHATAN IBU HAMIL
permasalahan
pada ibu
hamil
mempengaruhi
kehamilan
kualitas bayi
yang
dilahirkan
Rancah:
Bayi BBLR
10,2%.
Cakupan ASI
eksklusif :
30,2 %
Balita gizi
buruk 5,7%,
gizi kurang
13,9%, gizi
kurus 12,1%
Balita
stunting
37,2%
Balita gizi
lebih 11,9%
(Pusdatin
2015)
imunisasi
dasar
lengkap
pada bayi
baru 86.54%
cakupan
desa/kelura
han UCI
sebesar
82.30%.
MASALAH KESEHATAN BALITA DAN ANAK USIA PRA
SEKOLAH
Masalah
kesehatan pada
balita dan usia
prasekolah
masalah gizi,
penyakit infeksi,
dan gangguan
tumbuh kembang
Kebiasaan sikat gigi
kurang dari 2 kali
sehari 10,8%.
konsumsi sayur dan
buah kurang dari 5
porsi per hari 78,4%.
Konsumsi fast food
sekali atau lebih per
hari 53%
Jarang sarapan sebesar
45,9%
Prevalensi kurus
11,2% (usia 5-12
tahun), 11,1% (usia 13-
15 tahun) dan 9,4%
usia 16-18 tahun
Prevalensi pendek
30,7% usia 5-12 tahun,
35,1% usia 13-15 tahun
31,4% usia 16-18
tahun.
Persentase gemuk
18,8% (usia 5-12
tahun), 19,8% (usia 13-
15 tahun) dan 7,3%
usia 16-18 tahun.
MASALAH KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN
REMAJA
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015
anak usia 13-18
tahun yang
pernah merokok
21,1%,
anak yang
pernah
mengonsumsi
minuman
beralkohol 10,8%
dan
mengonsumsi
narkoba 5%
Pelajar SMP dan
SMA yang
pernah
mengonsumsi
minuman
beralkohol 17,3%
laki-laki dan
5,3% perempuan
Pengguna NAPZA
usia remaja
14.000 orang
tahun 2015 (data
BNN)
PUS
menggunakan
kontrasepsi
59,7%
Status gizi usia
>18 tahun :
gizi kurang
11,1%,
gizi lebih 11,5%,
dan obesitas
14,8%.
Obesitas
sentral usia ≥
15 tahun
26,6%.
Hipertensi
berdasarkan
hasil
pengukuran
25,8% (usia ≥
18 tahun)
Diabetes
Melitus 2,1%
(usia ≥ 15
tahun)
MASALAH KESEHATAN
USIA DEWASA DAN PRA LANSIA
Estimasi
prevalensi HIV
secara nasional
diperkirakan
0.41% (2013)
10 tahun terakhir,
penularan HIV
bergeser dari
penggunaan alat
suntik tidak steril di
kalangan pengguna
NAPZA suntik
(penasun) menjadi
melalui hubungan
seksual
hipertensi
(57,6%)
artritis (51,9%) Stroke (46,1%)
masalah gigi
dan mulut
(19,1%)
penyakit paru
obstruktif
menahun
(8,6%)
diabetes
mellitus (4,8%).
MASALAH KESEHATAN LANJUT USIA
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Analisa lanjut Riskesdas 2007
22,65% lansia
under weight
15,58% lansia
over weight.
INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS)
IKS NASIONAL : 0,162
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 2 Agustus 2018
CAPAIAN 12 INDIKATOR
NASIONAL
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 2 Agustus 2018
• Apabila kondisi
pada setiap
kelompok umur
tidak diperbaiki,
maka di masa
depan lansia yang
mengalami
masalah
kesehatan dan
penurunan
kapasitas
fungsional akan
besar jumlahnya
Saat ini
• Mengakibatkan
ketergantungan
lansia terhadap
bantuan dalam
melakukan aktifitas
sehari-hari,
sehingga menjadi
beban sosial dan
ekonomi yang berat
bagi keluarga,
masyarakat dan
negara.
Dampak
• Mencanangkan
PIS-PK yang
menjadikan
kegiatan
pemberdayaan
keluarga
sebagai
prioritas.
• Sejalan dengan
RAN Kesehatan
Lansia tahun
2016-2019
strategi 6
Rencana ke depan
• Adanya
potensi dan
peran yang
dimiliki lansia
Dasar
pertimbangan
LATAR BELAKANG
Karakter lansia yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman,
kemampuan dan kearifan
memiliki peran yang penting di dalam
keluarga dan masyarakat
mereka akan lebih didengar dan
dihormati sehingga
mampu mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan, sikap, dan
perilaku keluarga dan masyarakat
Pengembangan Pemberdayaan Lansia
--- > juga dapat meningkatkan fungsi
kognitif lansia
LATAR BELAKANG
Pemberdayaan Lanjut Usia
2
16
KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN
Tumbuh dan berkembangnya
partisipasi dipengaruhi oleh 3 faktor
Sumber: Wilson
Kegiatan pemberdayaan pada setiap individu dan
organisasimerupakan suatu siklus kegiatan
6. Aktif dalam kegiatan sosial masyarakat
5. Mampu mempengaruhi keluarga
4. Senang bersilaturahmi
3. Sosok yang Berpengalaman, Bijaksana/Arif dan
Religius
2. Sebagai “Teladan / Role Model ” yang baik
1. Usia ≥ 60 tahun  masih memiliki potensi
7. Didengar dan dihormati keluarga
Proporsi Lansia Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2017
19
POTENSI LANJUT USIA
Penduduk Lansia aktif bekerja makin meningkat dari 46,5% tahun 2015, menjadi 47,92 % tahun 2017
Laki-laki (62,29%) lebih banyak bekerja dibanding perempuan (33,79%),
sementara Perempuan lebih banyak menjadi ibu rumah tangga (50,06%:
‘Potensi Lansia dapat berpartisipasi dan berdaya guna’
Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin
Sumber: BPS, Sakernas 2017
PENGERTIAN
PEMBERDAYAAN LANSIA
Proses pemberian informasi,
kemampuan dan motivasi bagi lansia
agar lansia dapat berperan dalam
kegiatan pembangunan yang
berlangsung di masyarakat, termasuk
di dalam bidang kesehatan
20
PRINSIP PEMBERDAYAAN LANJUT USIA
1. Kesukarelaan -- > adanya keinginan dan motivasi dari diri sendiri;
2. Otonom : kemampuan untuk mandiri atau melepaskan diri dari
ketergantungan
3. Keswadayaan : kemampuan untuk melaksanakan kegiatan dengan
penuh tanggung jawab, tanpa menunggu dukungan dari pihak luar
4. Partisipatif : keterlibatan semua stakeholder terkait, sejak
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi, dan pemanfaatan hasil-hasil kegiatannya;
5. Egaliter :menempatkan semua pemangku kepentingan dalam
kedudukan yang setara/sejajar
6. Demokrasi
7. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling
peduli
8. Kebersamaan
9. Akuntabilitas : terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan;
10.Desentralisasi : memberi kewenangan kepada setiap daerah
(kecamatan, desa/kelurahan) untuk mengoptimalkan sumberdaya yang
dimiliki.
ALTERNATIF KEGIATAN PEMBERDAYAAN
LANJUT USIA DI BERBAGAI BIDANG
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang usaha ekonomi produktif 
sektor Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah (UKM), sektor pertanian,
sektor perdagangan, sektor perindustrian dan sebagainya.
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam peningkatan kesejahteraan sosial
lansia,  sektor sosial, misalnya aktif pada kegiatan Program Keluarga
Harapan (PKH) dan sebagainya
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam peningkatan ketahanan keluarga, 
sektor Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembinaan Keluarga
(KKBPK), melalui kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL).
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang pendidikan,  sektor
pendidikan. Misalnya ikut dalam pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), dan sebagainya.
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang pariwisata,  sektor
pariwisata, misalnya aktif dalam kelompok kesenian atau budaya, menjadi
pemandu wisata dan sebagainya.
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang kerohanian,  sektor agama,
misalnya membina kegiatan peribadatan, ikut aktif pada kegiatan di
kelompok pemulasaran jenazah, dan sebagainya.
Berperilaku
sehat
Hasil penelitian (jurnal Evolution and Human Behaviour) : pemberdayaan
lansia dalam keluarga mempunyai manfaat positif bagi pemeliharaan fungsi
kognitif (Arpino & Bordone, 2014), bahkan berpengaruh pada perlambatan
mortalitas pada Lansia (Hilbrand et al., 2017).
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Lansia memahami tentang kesehatan keluarga dengan
pendekatan siklus hidup
Lansia mampu memberikan edukasi dan motivasi ttg
kesehatan kepada keluarganya sesuai dengan kelompok
usia
Lansia mampu mengenali masalah dan memberi
saran/solusi apabila ada masalah kesehatan keluarga.
Lansia mampu memberikan edukasi dan motivasi tentang
kesehatan kepada masyarakat
Lansia dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan
keluarga dan masyarakat
SASARAN PEMBERDAYAAN LANSIA
PRIMER
Sasaran Pemberdayaan
 Pra lanjut usia (usia 45-59
tahun).
 Lanjut usia (usia ≥ 60 tahun)
 tingkat kemandirian A
(mandiri) dan B
(ketergantungan ringan dan
sedang)  pemeriksaan
dengan menggunakan
Instrumen Activities of Daily
Living (ADL) dengan Barthel
Indeks Modifikasi.
Sasaran Penerima Manfaat
 Keluarga dengan lanjut usia
sebagai kepala keluarga atau
anggota keluarga
 Kelompok lanjut usia
 Masyarakat
SEKUNDER
 Petugas kesehatan,
 Pemerintah daerah,
 Tokoh masyarakat,
 Organisasi masyarakat
dan lembaga swadaya
masyarakat,
 Swasta dan sebagainya.
TERSIER
 Pembuat kebijakan
publik baik di tingkat
pusat maupun
daerah.
28
PEMBERDAYAAN LANSIA DALAM
MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN
KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. Peran Lansia Pada Setiap Kelompok Usia
1.Dalam meningkatkan kesehatan Ibu Hamil dan Nifas
2.Dalam meningkatkan kesehatan Balita
3.Dalam meningkatkan kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja
4.Dalam meningkatkan kesehatan Dewasa dan Pra Lansia
5.Dalam meningkatkan kesehatan Lansia
B. Peran Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Ibu Hamil dan Nifas
1. Memberi nasihat gizi,
aktivitas fisik dan hal yang
harus dihindari ibu hamil.
2.
Mengingatkan
untuk periksa
ke nakes
3. Menganjurkan ibu hamil mengikuti kelas ibu
hamil
4. Mengingatkan ibu
hamil untuk membawa
dan memanfaatkan buku
KIA
5. Mengingatkan ibu
hamil untuk minum TTD
6. Menasehati bumil
utk stimulasi u
optimalisasi
perkembangan otak
janin
7. Mendukung
perencanaan
persalinan dan
menasihati untuk
melahirkan di
fasilitas kesehatan
8. Mendorong untuk segera ke
fasilitas kesehatan bila ada
tanda bahaya kehamilan,
persalinan dan nifas
9. Memberi
nasihat dan
mendukung IMD
11. Menyarankan
keluarga untuk
menjadi peserta
BPJS
10. Menyarankan ibu hamil untuk
merencanakan penggunaan
kontrasepsi paska persalinan
PERAN LANSIA
 PARADE LANSIA DI KAB. SIJUNJUNG
Inovasi Daerah
Kesehatan Balita
1. Memberi nasihat
tentang pemberian
ASI
2. Menganjurkan
pemberian MP ASI
setelah usia 6
bulan
3. Mengingatkan
dan memastikan
bayi/Balita
mendapat
imunisasi dasar
lengkap dan
lanjutan
4. Mengingatkan dan
memastikan bayi/Balita
mendapat Vit A 5. Mengingatkan ibu utk
membawa dan
memanfaatkan buku KIA
6. Mengingatkan orang tua
untuk membawa bayi/Balita ke
Posyandu atau ke fasilitas
kesehatan seperti Puskesmas
untuk mendapatkan
pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan
10. Mengenali tanda-tanda bahaya dan
membantu mencari pertolongan bila bayi/
Balita sakit
8. Menganjurkan orangtua untuk mengikuti
kelas ibu Balita
9. Mengingatkan orang tua untuk mengantar
Balita ke PAUD Holistik Integratif.
7. Memantau dan melakukan
stimulasi tumbang Bayi/Balita
serta menyarankan konsultasi
bila tumbuh kembang
berbeda dgn anak lain
seusianya
11. Menjaga agar
bayi/ Balita
terlindungi dari
kekerasan dan
kecelakaan
PERAN LANSIA
 PAGUYUBAN KAKEK NENEK ASUH, NEKDULSI, KAKEK
NENEK ASIEK, YUKENSI
Inovasi Daerah
Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja
1. Mengajarkan
PHBS
2. Memberi nasihat
atau memfasilitasi agar
anak usia sekolah dan
remaja mendapatkan
gizi seimbang
3. Mengingatkan
remaja putri untuk
mengkonsumsi TTD
4. Menganjurkan anak
usia sekolah dan remaja
untuk melakukan
aktivitas fisik dan
olahraga.
5. Mengingatkan anak
usia sekolah untuk
mendapatkan imunisasi
anak sekolah (BIAS)
6. Memberi edukasi tentang
kesehatan reproduksi pada
anak usia sekolah dan remaja
7. Memantau perilaku
berisiko pada anak usia
sekolah dan remaja
serta memberi nasehat
bila ditemukan
8. Menasihati anak usia
sekolah dan remaja
untuk mencegah
terjadinya kecelakaan
9. Melindungi anak usia sekolah
dan remaja dari tindak kekerasan
PERAN LANSIA
Kesehatan Dewasa
dan Pra Lansia
1. Menganjurkan mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang
2. Menganjurkan dan
memberi teladan untuk
aktivitas fisik dan olah raga
sesuai kemampuan
3.
Menganjurkan
dan memberi
teladan utk
tidak merokok
dan tidak
menggunakan
NAPZA
4. Menganjurkan
perlunya pemeriksaan
kesehatan berkala.
5. Menganjurkan merencanakan kehamilan utk
menghindari ‘4 Terlalu’ dan kehamilan tidak
diinginkan
6. Memberikan contoh kehidupan rumah tangga
yang sehat dan bebas dari kekerasan rumah tangga
dan mencari bantuan bila ada kekerasan dalam
rumah tangga.
7. Menjaga komunikasi yang baik antar
anggota keluarga, menyarankan rekreasi
untuk mengurangi stres
8. Menganjurkan untuk
tetap mempertahankan
kapasitas inteligensia
pada dewasa dan pra
Lansia sehingga tetap
produktif.
PERAN LANSIA
Kesehatan
Lansia
1. Melakukan dan
memberikan
keteladanan dalam
mengkonsumsi
makanan dengan
gizi seimbang.
2.Mempertahank
an dan
meningkatkan
kapasitas
inteligensia
sehingga tetap
aktif dan
produktif
3. Melakukan dan
memberikan
keteladanan dalam
aktivitas fisik dan
olah raga
4. Mengikuti
kegiatan di
posyandu
lansia/posbindu
5. Melakukan kegiatan
yang bermanfaat bagi
dirinya, orang lain dan
lingkungannya
6. Beribadah dengan baik.
9. Selalu
bersilaturahmi
7. Melakukan perilaku hidup sehat (CERDIK)
8. Mengenali masalah kesehatan dan mencari solusi
10. Mengikuti
program JKN
PERAN LANSIA
Meningkatkan Status
Kesehatan Masyarakat
Lansia sesuai kemampuannya
dapat berperan dalam kegiatan
masyarakat
PERAN LANSIA
Inovasi
Daerah
 DUTA LANSIA DI PKC. KEBON
JERUK
Penyelenggaraan Pemberdayaan
Lansia di Puskesmas
3
38
TAHAP-TAHAP
PENYELENGGARAAN
PEMBERDAYAAN
LANSIA
39
Konsep Dasar Pemberdayaan Lansia.ppt

More Related Content

What's hot

Kespro bagi catin
Kespro bagi catinKespro bagi catin
Kespro bagi catin
wawanhermawan72
 
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATANLeaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Muh Saleh
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
CindyElvinaRatnaDewa
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduMuh Saleh
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)
BidangTFBBPKCiloto
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
sehatnegeriku
 
Posyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptxPosyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptx
MiftahulHuda476813
 
1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
ArbiansyahHidayat
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
Rita Pranawati
 
Pengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja kemenkes
Pengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja  kemenkesPengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja  kemenkes
Pengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja kemenkes
Lia Meiliyana
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptxPEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
EkaCahya16
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Zakiah dr
 
Konsep Dasar Puskesmas
Konsep Dasar PuskesmasKonsep Dasar Puskesmas
Konsep Dasar Puskesmas
abu hanafie
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
Dokter Tekno
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
BidangTFBBPKCiloto
 
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataIsu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Muh Saleh
 

What's hot (20)

Kespro bagi catin
Kespro bagi catinKespro bagi catin
Kespro bagi catin
 
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATANLeaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
 
Power Point PHBS
Power Point PHBSPower Point PHBS
Power Point PHBS
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)
 
Indikator promkes
Indikator promkesIndikator promkes
Indikator promkes
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
 
Posyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptxPosyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptx
 
1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
 
Pengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja kemenkes
Pengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja  kemenkesPengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja  kemenkes
Pengenalan program kesehatan anak usia sekolah dan remaja kemenkes
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptxPEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA.pptx
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016
 
Konsep Dasar Puskesmas
Konsep Dasar PuskesmasKonsep Dasar Puskesmas
Konsep Dasar Puskesmas
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
 
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan KesehataIsu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
Isu Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehata
 

Similar to Konsep Dasar Pemberdayaan Lansia.ppt

Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnyaMateri tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
anikastuti4
 
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hiKebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
kang gunawan
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
RidaNengsih
 
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptxMateri Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
HarrySetiawan45
 
URGENSI PAUD
URGENSI PAUDURGENSI PAUD
URGENSI PAUD
yusnialdarwis1
 
Ka lansia umi kasih
Ka lansia umi kasihKa lansia umi kasih
Ka lansia umi kasih
iim bastari
 
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
RikiTandianan
 
Materi 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptx
Materi 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptxMateri 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptx
Materi 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptx
DamayaniSkm
 
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptx
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptxKebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptx
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptx
HazimiWati
 
Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019
ainunchairat
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
ssuseraf14b7
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
ekosaputro62
 
Ketahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptxKetahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptx
yuliaulfa9
 
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
FitriFajriyahTsany
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptx
AchmadAS
 
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaPelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
DhestaAdeanggaJuanda1
 
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptx
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptxPeningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptx
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptx
Adam Superman
 
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxMateri Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
ErwinLantoni
 
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptxCEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
MohammadRezzaRizaldi
 

Similar to Konsep Dasar Pemberdayaan Lansia.ppt (20)

Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnyaMateri tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
 
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hiKebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
 
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptxMateri Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
 
URGENSI PAUD
URGENSI PAUDURGENSI PAUD
URGENSI PAUD
 
Ka lansia umi kasih
Ka lansia umi kasihKa lansia umi kasih
Ka lansia umi kasih
 
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
 
Materi 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptx
Materi 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptxMateri 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptx
Materi 1 Kompetensi Dasar Orientasi Kader dalam Pengelolaan Posyandu OK.pptx
 
prinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu giziprinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu gizi
 
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptx
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptxKebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptx
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja(1).pptx
 
Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
 
Ketahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptxKetahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptx
 
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptx
 
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaPelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
 
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptx
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptxPeningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptx
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.pptx
 
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxMateri Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
 
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptxCEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
 

Recently uploaded

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 

Recently uploaded (20)

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 

Konsep Dasar Pemberdayaan Lansia.ppt

  • 4. PROYEKSI PENDUDUK LANSIA TAHUN 2010-2035 • UHH meningkat dari 69,8 th (2010)  70,9 th (2016) diperkirakan meningkat menjadi 72,4 th (2035) • Dampaknya terjadi peningkatan jumlah penduduk Lansia pada tahun 2035 15,77% (48 juta) meningkat dua kali lipat dibanding pada tahun 2010 sebesar 7,56% (18 juta) 4 9,3 UHH Indonesia tahun 2010 -2015 dan proyeksi tahun 2035
  • 5. Peningkatan populasi lansia yang disertai proses penuaan alamiah mengharuskan upaya yang tepat dan intensif untuk mewujudkan lansia yang SMART (sehat, mandiri, aktif,dan produktif) Untuk mewujudkan kondisi lansia tersebut, harus dimulai dari keluarga dan dilakukan dengan pendekatan siklus hidup Dampak dari Pendekatan siklus hidup, -- > - meningkatkan status kesehatan individu pada kelompok usia bersangkutan - akhirnya meningkatkan derajat kesehatan lansia secara paripurna. Peningkatan status kesehatan keluarga menyeluruh Mempersiapkan kualitas status kesehatan lansia masa depan
  • 6. 6 Bayi Balita Anak SD Anak SMP/A & remaja Persalinan, nifas & neonatal •Penjaringan kes. peserta didik •BIAS, UKS •PMT-AS • Penjaringan kes. Peserta didik • Kespro remaja • Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll • Pemberian Tablet tambah darah • Konseling Kespro • Pelayanan KB • KIE Kespro Catin • PKRT Mendorong persalinan di Fasyankes •APN (MAK III) dan KF •IMD, Vit K 1 inj, Imm Hep B •Rumah Tunggu •Kemitraan Bidan Dukun •KB pasca persalinan •PONED-PONEK •P4K •Buku KIA •ANC terpadu •Kelas Ibu Hamil •Fe & asam folat •PMT ibu hamil •TT ibu hamil •ASI eksklusif •Imunisasi dasar lengkap • MP-ASI •Penimbangan •Vit A •MTBS, MTBM • Pemantauan pertumbuhan & perkembanga n • PMT PROGRAM KESEHATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN PUS & WUS HULU  HILIR Pemeriksaan Kehamilan Lansia berkualitas • Pelayanan Kes.preventif dan promotif di Posyandu Lansia / Posbindu • Pelayanan Kes. Santun Lansia di Puskesmas dan RS • Peningkatan kualitas Hidup Mandiri (Home care/long term care) • Perlambatan proses Degeneratif (fisik, kognitif) • Meningkatkan Peran dalam kes .Keluarga dan masarakat 6
  • 7. Ibu hamil dgn anemia 37,1% (Riskesdas 2013) ibu hamil KEK 24,2% (Riskesdas 2013) ibu hamil dgn hipertensi 5,8% (usia 15- 19 tahun) dan 44% (usia 45- 49 tahun) -- Riskesdas 2007 diabetes pada ibu hamil usia 40-44 tahun : 1,6% -- Riskesdas 2007 K4 sebesar 70,0% (Riskesdas 2013) PN sebesar 86,9% (Riskesdas 2013) MASALAH KESEHATAN IBU HAMIL permasalahan pada ibu hamil mempengaruhi kehamilan kualitas bayi yang dilahirkan Rancah:
  • 8. Bayi BBLR 10,2%. Cakupan ASI eksklusif : 30,2 % Balita gizi buruk 5,7%, gizi kurang 13,9%, gizi kurus 12,1% Balita stunting 37,2% Balita gizi lebih 11,9% (Pusdatin 2015) imunisasi dasar lengkap pada bayi baru 86.54% cakupan desa/kelura han UCI sebesar 82.30%. MASALAH KESEHATAN BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH Masalah kesehatan pada balita dan usia prasekolah masalah gizi, penyakit infeksi, dan gangguan tumbuh kembang
  • 9. Kebiasaan sikat gigi kurang dari 2 kali sehari 10,8%. konsumsi sayur dan buah kurang dari 5 porsi per hari 78,4%. Konsumsi fast food sekali atau lebih per hari 53% Jarang sarapan sebesar 45,9% Prevalensi kurus 11,2% (usia 5-12 tahun), 11,1% (usia 13- 15 tahun) dan 9,4% usia 16-18 tahun Prevalensi pendek 30,7% usia 5-12 tahun, 35,1% usia 13-15 tahun 31,4% usia 16-18 tahun. Persentase gemuk 18,8% (usia 5-12 tahun), 19,8% (usia 13- 15 tahun) dan 7,3% usia 16-18 tahun. MASALAH KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015 anak usia 13-18 tahun yang pernah merokok 21,1%, anak yang pernah mengonsumsi minuman beralkohol 10,8% dan mengonsumsi narkoba 5% Pelajar SMP dan SMA yang pernah mengonsumsi minuman beralkohol 17,3% laki-laki dan 5,3% perempuan Pengguna NAPZA usia remaja 14.000 orang tahun 2015 (data BNN)
  • 10. PUS menggunakan kontrasepsi 59,7% Status gizi usia >18 tahun : gizi kurang 11,1%, gizi lebih 11,5%, dan obesitas 14,8%. Obesitas sentral usia ≥ 15 tahun 26,6%. Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran 25,8% (usia ≥ 18 tahun) Diabetes Melitus 2,1% (usia ≥ 15 tahun) MASALAH KESEHATAN USIA DEWASA DAN PRA LANSIA Estimasi prevalensi HIV secara nasional diperkirakan 0.41% (2013) 10 tahun terakhir, penularan HIV bergeser dari penggunaan alat suntik tidak steril di kalangan pengguna NAPZA suntik (penasun) menjadi melalui hubungan seksual
  • 11. hipertensi (57,6%) artritis (51,9%) Stroke (46,1%) masalah gigi dan mulut (19,1%) penyakit paru obstruktif menahun (8,6%) diabetes mellitus (4,8%). MASALAH KESEHATAN LANJUT USIA Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Analisa lanjut Riskesdas 2007 22,65% lansia under weight 15,58% lansia over weight.
  • 12. INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS) IKS NASIONAL : 0,162 Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 2 Agustus 2018
  • 13. CAPAIAN 12 INDIKATOR NASIONAL Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 2 Agustus 2018
  • 14. • Apabila kondisi pada setiap kelompok umur tidak diperbaiki, maka di masa depan lansia yang mengalami masalah kesehatan dan penurunan kapasitas fungsional akan besar jumlahnya Saat ini • Mengakibatkan ketergantungan lansia terhadap bantuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari, sehingga menjadi beban sosial dan ekonomi yang berat bagi keluarga, masyarakat dan negara. Dampak • Mencanangkan PIS-PK yang menjadikan kegiatan pemberdayaan keluarga sebagai prioritas. • Sejalan dengan RAN Kesehatan Lansia tahun 2016-2019 strategi 6 Rencana ke depan • Adanya potensi dan peran yang dimiliki lansia Dasar pertimbangan LATAR BELAKANG
  • 15. Karakter lansia yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan kearifan memiliki peran yang penting di dalam keluarga dan masyarakat mereka akan lebih didengar dan dihormati sehingga mampu mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, sikap, dan perilaku keluarga dan masyarakat Pengembangan Pemberdayaan Lansia --- > juga dapat meningkatkan fungsi kognitif lansia LATAR BELAKANG
  • 17. KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN Tumbuh dan berkembangnya partisipasi dipengaruhi oleh 3 faktor Sumber: Wilson Kegiatan pemberdayaan pada setiap individu dan organisasimerupakan suatu siklus kegiatan
  • 18. 6. Aktif dalam kegiatan sosial masyarakat 5. Mampu mempengaruhi keluarga 4. Senang bersilaturahmi 3. Sosok yang Berpengalaman, Bijaksana/Arif dan Religius 2. Sebagai “Teladan / Role Model ” yang baik 1. Usia ≥ 60 tahun  masih memiliki potensi 7. Didengar dan dihormati keluarga
  • 19. Proporsi Lansia Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2017 19 POTENSI LANJUT USIA Penduduk Lansia aktif bekerja makin meningkat dari 46,5% tahun 2015, menjadi 47,92 % tahun 2017 Laki-laki (62,29%) lebih banyak bekerja dibanding perempuan (33,79%), sementara Perempuan lebih banyak menjadi ibu rumah tangga (50,06%: ‘Potensi Lansia dapat berpartisipasi dan berdaya guna’ Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Sumber: BPS, Sakernas 2017
  • 20. PENGERTIAN PEMBERDAYAAN LANSIA Proses pemberian informasi, kemampuan dan motivasi bagi lansia agar lansia dapat berperan dalam kegiatan pembangunan yang berlangsung di masyarakat, termasuk di dalam bidang kesehatan 20
  • 21. PRINSIP PEMBERDAYAAN LANJUT USIA 1. Kesukarelaan -- > adanya keinginan dan motivasi dari diri sendiri; 2. Otonom : kemampuan untuk mandiri atau melepaskan diri dari ketergantungan 3. Keswadayaan : kemampuan untuk melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, tanpa menunggu dukungan dari pihak luar 4. Partisipatif : keterlibatan semua stakeholder terkait, sejak pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil-hasil kegiatannya; 5. Egaliter :menempatkan semua pemangku kepentingan dalam kedudukan yang setara/sejajar 6. Demokrasi 7. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling peduli 8. Kebersamaan 9. Akuntabilitas : terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan; 10.Desentralisasi : memberi kewenangan kepada setiap daerah (kecamatan, desa/kelurahan) untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki.
  • 22. ALTERNATIF KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DI BERBAGAI BIDANG Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang usaha ekonomi produktif  sektor Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah (UKM), sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor perindustrian dan sebagainya. Kegiatan pemberdayaan lansia dalam peningkatan kesejahteraan sosial lansia,  sektor sosial, misalnya aktif pada kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) dan sebagainya Kegiatan pemberdayaan lansia dalam peningkatan ketahanan keluarga,  sektor Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembinaan Keluarga (KKBPK), melalui kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL). Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang pendidikan,  sektor pendidikan. Misalnya ikut dalam pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya. Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang pariwisata,  sektor pariwisata, misalnya aktif dalam kelompok kesenian atau budaya, menjadi pemandu wisata dan sebagainya. Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang kerohanian,  sektor agama, misalnya membina kegiatan peribadatan, ikut aktif pada kegiatan di kelompok pemulasaran jenazah, dan sebagainya.
  • 24. Hasil penelitian (jurnal Evolution and Human Behaviour) : pemberdayaan lansia dalam keluarga mempunyai manfaat positif bagi pemeliharaan fungsi kognitif (Arpino & Bordone, 2014), bahkan berpengaruh pada perlambatan mortalitas pada Lansia (Hilbrand et al., 2017). TUJUAN UMUM
  • 25. TUJUAN KHUSUS Lansia memahami tentang kesehatan keluarga dengan pendekatan siklus hidup Lansia mampu memberikan edukasi dan motivasi ttg kesehatan kepada keluarganya sesuai dengan kelompok usia Lansia mampu mengenali masalah dan memberi saran/solusi apabila ada masalah kesehatan keluarga. Lansia mampu memberikan edukasi dan motivasi tentang kesehatan kepada masyarakat Lansia dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat
  • 26. SASARAN PEMBERDAYAAN LANSIA PRIMER Sasaran Pemberdayaan  Pra lanjut usia (usia 45-59 tahun).  Lanjut usia (usia ≥ 60 tahun)  tingkat kemandirian A (mandiri) dan B (ketergantungan ringan dan sedang)  pemeriksaan dengan menggunakan Instrumen Activities of Daily Living (ADL) dengan Barthel Indeks Modifikasi. Sasaran Penerima Manfaat  Keluarga dengan lanjut usia sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga  Kelompok lanjut usia  Masyarakat SEKUNDER  Petugas kesehatan,  Pemerintah daerah,  Tokoh masyarakat,  Organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat,  Swasta dan sebagainya. TERSIER  Pembuat kebijakan publik baik di tingkat pusat maupun daerah.
  • 27.
  • 28. 28 PEMBERDAYAAN LANSIA DALAM MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN KELUARGA DAN MASYARAKAT A. Peran Lansia Pada Setiap Kelompok Usia 1.Dalam meningkatkan kesehatan Ibu Hamil dan Nifas 2.Dalam meningkatkan kesehatan Balita 3.Dalam meningkatkan kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja 4.Dalam meningkatkan kesehatan Dewasa dan Pra Lansia 5.Dalam meningkatkan kesehatan Lansia B. Peran Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat
  • 29. Kesehatan Ibu Hamil dan Nifas 1. Memberi nasihat gizi, aktivitas fisik dan hal yang harus dihindari ibu hamil. 2. Mengingatkan untuk periksa ke nakes 3. Menganjurkan ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil 4. Mengingatkan ibu hamil untuk membawa dan memanfaatkan buku KIA 5. Mengingatkan ibu hamil untuk minum TTD 6. Menasehati bumil utk stimulasi u optimalisasi perkembangan otak janin 7. Mendukung perencanaan persalinan dan menasihati untuk melahirkan di fasilitas kesehatan 8. Mendorong untuk segera ke fasilitas kesehatan bila ada tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas 9. Memberi nasihat dan mendukung IMD 11. Menyarankan keluarga untuk menjadi peserta BPJS 10. Menyarankan ibu hamil untuk merencanakan penggunaan kontrasepsi paska persalinan PERAN LANSIA
  • 30.  PARADE LANSIA DI KAB. SIJUNJUNG Inovasi Daerah
  • 31. Kesehatan Balita 1. Memberi nasihat tentang pemberian ASI 2. Menganjurkan pemberian MP ASI setelah usia 6 bulan 3. Mengingatkan dan memastikan bayi/Balita mendapat imunisasi dasar lengkap dan lanjutan 4. Mengingatkan dan memastikan bayi/Balita mendapat Vit A 5. Mengingatkan ibu utk membawa dan memanfaatkan buku KIA 6. Mengingatkan orang tua untuk membawa bayi/Balita ke Posyandu atau ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk mendapatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan 10. Mengenali tanda-tanda bahaya dan membantu mencari pertolongan bila bayi/ Balita sakit 8. Menganjurkan orangtua untuk mengikuti kelas ibu Balita 9. Mengingatkan orang tua untuk mengantar Balita ke PAUD Holistik Integratif. 7. Memantau dan melakukan stimulasi tumbang Bayi/Balita serta menyarankan konsultasi bila tumbuh kembang berbeda dgn anak lain seusianya 11. Menjaga agar bayi/ Balita terlindungi dari kekerasan dan kecelakaan PERAN LANSIA
  • 32.  PAGUYUBAN KAKEK NENEK ASUH, NEKDULSI, KAKEK NENEK ASIEK, YUKENSI Inovasi Daerah
  • 33. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. Mengajarkan PHBS 2. Memberi nasihat atau memfasilitasi agar anak usia sekolah dan remaja mendapatkan gizi seimbang 3. Mengingatkan remaja putri untuk mengkonsumsi TTD 4. Menganjurkan anak usia sekolah dan remaja untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga. 5. Mengingatkan anak usia sekolah untuk mendapatkan imunisasi anak sekolah (BIAS) 6. Memberi edukasi tentang kesehatan reproduksi pada anak usia sekolah dan remaja 7. Memantau perilaku berisiko pada anak usia sekolah dan remaja serta memberi nasehat bila ditemukan 8. Menasihati anak usia sekolah dan remaja untuk mencegah terjadinya kecelakaan 9. Melindungi anak usia sekolah dan remaja dari tindak kekerasan PERAN LANSIA
  • 34. Kesehatan Dewasa dan Pra Lansia 1. Menganjurkan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang 2. Menganjurkan dan memberi teladan untuk aktivitas fisik dan olah raga sesuai kemampuan 3. Menganjurkan dan memberi teladan utk tidak merokok dan tidak menggunakan NAPZA 4. Menganjurkan perlunya pemeriksaan kesehatan berkala. 5. Menganjurkan merencanakan kehamilan utk menghindari ‘4 Terlalu’ dan kehamilan tidak diinginkan 6. Memberikan contoh kehidupan rumah tangga yang sehat dan bebas dari kekerasan rumah tangga dan mencari bantuan bila ada kekerasan dalam rumah tangga. 7. Menjaga komunikasi yang baik antar anggota keluarga, menyarankan rekreasi untuk mengurangi stres 8. Menganjurkan untuk tetap mempertahankan kapasitas inteligensia pada dewasa dan pra Lansia sehingga tetap produktif. PERAN LANSIA
  • 35. Kesehatan Lansia 1. Melakukan dan memberikan keteladanan dalam mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. 2.Mempertahank an dan meningkatkan kapasitas inteligensia sehingga tetap aktif dan produktif 3. Melakukan dan memberikan keteladanan dalam aktivitas fisik dan olah raga 4. Mengikuti kegiatan di posyandu lansia/posbindu 5. Melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungannya 6. Beribadah dengan baik. 9. Selalu bersilaturahmi 7. Melakukan perilaku hidup sehat (CERDIK) 8. Mengenali masalah kesehatan dan mencari solusi 10. Mengikuti program JKN PERAN LANSIA
  • 36. Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat Lansia sesuai kemampuannya dapat berperan dalam kegiatan masyarakat PERAN LANSIA
  • 37. Inovasi Daerah  DUTA LANSIA DI PKC. KEBON JERUK

Editor's Notes

  1. Hingga saat ini, capaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) nasional adalah 0,159 yang berarti ada 15,9% dari keluarga yang telah dikunjungi merupakan keluarga sehat, di mana IKS tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,339. Pada Provinsi yang jumlah kunjungan keluarga di Aplikasi KS kurang dari 1% IKS belum dapat ditampilkan karena hasilnya belum stabil. Dengan nilai Indeks yang rendah tersebut, diperlukan kerja cerdas dan kerja keras jajaran kesehatan di daerah, disertai dukungan semua pihak terutama jajaran Pemerintah Daerah dan lintas sektor, antara lain melalui GERMAS. Wujudnya di tingkat operasional antara lain adalah penguatan UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) seperti Posyandu, Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM), PAUD, UKS/M, Poskestrenkat, UKK, dan lainnya baik dari jumlah maupun kualitas. Dari hasil IKS yang didapat, setiap daerah harus merencanakan intervensi lanjut berupa inovasi-inovasi program sekaligus menentukan target peningkatan IKS untuk setiap tahun. Bila perlu, IKS dapat dijadikan salah satu indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
  2. Pemberdayaan Lansia dikembangkan berdasarkan pertimbangan atas adanya potensi yang dimiliki Lansia yang masih sehat maupun mengalami gangguan kesehatan ringan. Penelitian membuktikan bahwa Lansia yang masih bersilaturahmi dan mempunyai kegiatan sosial di masyarakat serta masih bekerja, memiliki kualitas hidup yang lebih baik (CAS UI, 2015). Karakter Lansia yang mempunyai pengalaman, kebijaksanaan, kemampuan, didengar dan dihormati masyarakat akan mampu mempengaruhi keluarganya dalam berperilaku sehat dan mengatasi masalah kesehatan keluarga. Namun belum semua lansia mempunyai pemahaman dan kemampuan untuk mendukung perilaku sehat dalam keluarga.
  3. Berdasarkan data Sakernas tahun 2015, sebanyak 46,5% Lansia masih aktif bekerja. Data ini menunjukkan bahwa Lansia tersebut masih potensial dan diharapkan dapat tetap berpartisipasi dan berdaya guna.
  4. Pengertian : proses pemberian informasi, kemampuan dan motivasi bagi Lansia agar Lansia berperilaku sehat, berperan dalam mengembangkan perilaku sehat dan mampu memberi solusi apabila ada permasalahan kesehatan dalam keluarga dan masyarakat. Lansia yang telah ‘berdaya’ akan dapat menjadi tauladan, dapat memberi edukasi, motivasi dan membantu mencari solusi apabila ada permasalahan dalam keluarga atau masyarakat sekitarnya.
  5. Tujuan : Mengoptimalkan peran Lanjut Usia dalam peningkatan status kesehatan keluarga. Dengan peran tersebut Lansia juga mendapat kesempatan mengaktualisasi diri, merasa berguna dan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan akan dapat mencegah terjadinya demensia dan penyakit degeneratif lainnya. Di sisi lain, kondisi kesehatan keluarga, baik dari bayi, anak, remaja, dewasa hingga Lansia masih relatif rendah (Litbangkes, 2014). Hasil penelitian dalam jurnal Evolution and Human Behaviour menyebutkan bahwa pemberdayaan lansia dalam keluarga mempunyai manfaat positif bagi pemeliharaan fungsi kognitif (Arpino & Bordone, 2014), bahkan berpengaruh pada perlambatan mortalitas pada Lansia (Hilbrand et al., 2017).
  6. Dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil dan nifas : Memberi nasihat gizi, aktivitas fisik dan hal yang harus dihindari ibu hamil. Mengingatkan untuk memeriksakan kehamilan dan nifas ke tenaga kesehatan. Menganjurkan ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil. Mengingatkan ibu hamil untuk membawa dan memanfaatkan buku KIA. Mengingatkan ibu hamil untuk minum TTD Memberi nasihat kepada ibu hamil agar melakukan stimulasi untuk optimalisasi perkembangan otak janin. Mendukung perencanaan persalinan dan menasihati untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Mendorong untuk segera ke fasilitas kesehatan bila ada tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas. Memberi nasihat dan mendukung IMD Menyarankan ibu hamil untuk merencanakan penggunaan kontrasepsi paska persalinan. Menyarankan keluarga untuk menjadi peserta BPJS
  7. Dalam meningkatkan kesehatan Balita : Memberi nasihat tentang pemberian ASI eksklusif 6 bulan, dan diteruskan sampai usia 2 tahun. Menganjurkan pemberian makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan. Mengingatkan dan memastikan bayi/Balita mendapat imunisasi dasar lengkap dan lanjutan. Mengingatkan dan memastikan bayi/Balita mendapat vit A. Mengingatkan ibu untuk membawa dan memanfaatkan buku KIA. Mengingatkan orang tua untuk membawa bayi/Balita ke Posyandu atau ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk mendapatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Mengenali tanda-tanda bahaya dan membantu mencari pertolongan bila bayi/ Balita sakit. Menganjurkan orangtua untuk mengikuti kelas ibu Balita Mengingatkan orang tua untuk mengantar Balita ke PAUD Holistik Integratif. Memantau dan melakukan stimulasi tumbuh kembang Bayi/Balita serta menyarankan untuk konsultasi bila tumbuh kembang berbeda dengan anak lain seusianya. Menjaga agar bayi/ Balita terlindungi dari kekerasan dan kecelakaan.
  8. Dalam meningkatkan kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja : Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Memberi nasihat atau memfasilitasi agar anak usia sekolah dan remaja mendapatkan gizi seimbang. Mengingatkan remaja putri untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Menganjurkan anak usia sekolah dan remaja untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga. Mengingatkan anak usia sekolah untuk mendapatkan imunisasi anak sekolah (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Memberi edukasi tentang kesehatan reproduksi pada anak usia sekolah dan remaja. Memantau perilaku berisiko pada anak usia sekolah dan remaja serta memberi nasehat bila ditemukan. Melindungi anak usia sekolah dan remaja dari tindak kekerasan. Menasihati anak usia sekolah dan remaja untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
  9. Dalam meningkatkan kesehatan Dewasa dan Pra Lansia : Menganjurkan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Menganjurkan dan memberi teladan untuk aktivitas fisik dan olah raga sesuai kemampuan. Menganjurkan dan memberi teladan untuk tidak merokok dan tidak menggunakan NAPZA. Menganjurkan perlunya pemeriksaan kesehatan berkala. Menganjurkan merencanakan kehamilan untuk menghindari ‘4 Terlalu’ dan kehamilan tidak diinginkan Memberikan contoh kehidupan rumah tangga yang sehat dan bebas dari kekerasan rumah tangga dan mencari bantuan bila ada kekerasan dalam rumah tangga. Menjaga komunikasi yang baik antar anggota keluarga, menyarankan rekreasi untuk mengurangi stres. Menganjurkan untuk tetap mempertahankan kapasitas inteligensia pada dewasa dan pra Lansia sehingga tetap produktif.
  10. Dalam meningkatkan kesehatan Lansia : Melakukan dan memberikan keteladanan dalam mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas inteligensia sehingga tetap aktif dan produktif Melakukan dan memberikan keteladanan dalam aktivitas fisik dan olah raga. Melakukan perilaku hidup sehat (CERDIK). Mengikuti kegiatan di kelompok lansia (posyandu lansia/posbindu) Melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungannya. Selalu bersilaturahmi. Beribadah dengan baik. Mengenali masalah kesehatan dan mencari solusi. Mengikuti program BPJS.
  11. Dalam meningkatkan kesehatan Masyarakat: Lansia sesuai kemampuannya dapat berperan dalam kegiatan masyarakat antara lain kegiatan Posyandu, Posyandu Lansia/Posbindu, PAUD, memberi keteladan dalam kesehatan lingkungan, aktif dalam gerakan sayang ibu, mendorong terciptanya lingkungan ramah usia (age friendly), mencegah kekerasan dan sebagainya.