Salah satu pendampingan yang dilakukan oleh kader dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka mencegah stunting adalah menyiapkan calon pengantin (Catin) yang mempunyai kesiapan baik secara fisik maupun mental.
Penyiapan Catin ini, seyogyanya dilakukan oleh lingkup keluarga sejak mereka masih remaja. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orangtua yang memiliki remaja adalah dengan memperhatikan pola makan dan pemberian tablet Zat Besi (Fe).
Pemberian Fe ini penting untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja putri. Terlebih ketika remaja putri menstruasi akan mengalami kekurangan Zat Besi.Oleh sebab itu, selain mengkonsumsi tablet FE, remaja putri juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan vitamin yang cukup.
Setelah remaja putri beranjak dewasa dan akan melaksanakan pernikahan, maka tugas selanjutnya bagi kader TPK adalah memberikan pendampingan bagi Catin, minimal 3 bulan sebelum pernikahan.
Konsep pendampingan Catin yang dilakukan adalah menilai status gizi calon Pasangan Usia Subur (PUS) sejak 3 bulan sebelum menikah (pra nikah), sehingga akan terkoreksi sebelum masuk masa pernikahan dan bulan madu.Beberapa kasus yang sering ditemui pada Catin adalah banyaknya remaja atau pasangan usia subur yang status gizinya ada yang sebahagian anemia, yang kalau tidak dicegah akan berpotensi lahirnya bayi stunting.
Salah satu pendampingan yang dilakukan oleh kader dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka mencegah stunting adalah menyiapkan calon pengantin (Catin) yang mempunyai kesiapan baik secara fisik maupun mental.
Penyiapan Catin ini, seyogyanya dilakukan oleh lingkup keluarga sejak mereka masih remaja. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orangtua yang memiliki remaja adalah dengan memperhatikan pola makan dan pemberian tablet Zat Besi (Fe).
Pemberian Fe ini penting untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja putri. Terlebih ketika remaja putri menstruasi akan mengalami kekurangan Zat Besi.Oleh sebab itu, selain mengkonsumsi tablet FE, remaja putri juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan vitamin yang cukup.
Setelah remaja putri beranjak dewasa dan akan melaksanakan pernikahan, maka tugas selanjutnya bagi kader TPK adalah memberikan pendampingan bagi Catin, minimal 3 bulan sebelum pernikahan.
Konsep pendampingan Catin yang dilakukan adalah menilai status gizi calon Pasangan Usia Subur (PUS) sejak 3 bulan sebelum menikah (pra nikah), sehingga akan terkoreksi sebelum masuk masa pernikahan dan bulan madu.Beberapa kasus yang sering ditemui pada Catin adalah banyaknya remaja atau pasangan usia subur yang status gizinya ada yang sebahagian anemia, yang kalau tidak dicegah akan berpotensi lahirnya bayi stunting.
Triple Burden of Malnutrition
“an incongruous situation in which large shares of their populations are either hungry, suffering from micronutrient
deficiencies (hidden hunger), or dealing with the consequences of overweight and obesity or more than one of these conditions simultaneously
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) Materi BKKBN_PERAN TPK.pdf
1. PERAN TIM PENDAMPING KELUARGA (TPK)
DALAM MENDUKUNG LAYANAN GIZI SPESIFIK
KELUARGA BERESIKO STUNTING
I MADE YUDHISTIRA D, M.Psi
Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan
Jakarta, 30 Agustus 2022
2. “Penurunan angka
stunting 5 tahun lalu di
37% sudah turun
menjadi 27,6% di 2019.
Target kita 2024 itu
14%, sudah didesain
konsolidasi
anggarannya,
programnya,
semuanya.”
“Petugas Penyuluh KB Desa dan Sub-petugas Penyuluh KB
seluruhnya berjumlah 1,2 juta. Tadi dr. Hasto (Kepala BKKBN)
menyampaikan agar ini bisa ditambah, saya jawab bisa. Karena
memang yang dibutuhkan sekarang ini adalah yang ada di
lapangan, operasional, langsung menyentuh masyarakat.”
“Yang dikerjakan oleh BKKBN sangat strategis bagi masa depan
bangsa dan negara, karena sesungguhnya keluarga adalah
tiang negara.”
“Jumlah penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh generasi
muda, yang baru berkeluarga dan yang akan berkeluarga.
Tahun 2025-2035 adalah puncaknya bonus demografi.”
“Harus kita siapkan sehingga saat Indonesia emas, yang
muncul adalah keluarga yang sehat, produktif dan memiliki
kualitas. Di tangan merekalah nasib bayi yang baru lahir
maupun yang akan lahir ke depannya.”
“Karena sasaran utama binaan BKKBN adalah generasi muda.
Keluarga-keluarga muda, lebih berkarakter digital, aktif di
media sosial. Metode komunikasinya harus berubah,
kekinian.”
“Sosialisasi bukan hanya perihal jumlah anak dan jarak antar
kelahiran. Yang sangat penting disampaikan juga membangun
ketahanan keluarga secara utuh dalam berbagai bidang.”
Seluruh kementerian dan lembaga yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan ini akan dikoordinasikan oleh Menko PMK dan
BKKBN memegang kendali pencegahan stunting mulai saat ini.”
Presiden Jokowi
Saat Membuka Rapat Koordinasi
Nasional
Kemitraan Program Bangga
Kencana, Kamis, 28 Januari 2021
3. SDM Unggul, Indonesia Maju
Memiliki kecerdasan
yang komprehensif
(produktif dan inovatif)
Damai dalam
interaksi sosialnya
dan berkarakter kuat
Sehat menyehatkan
dalam interaksi
alamnya
Berperadaban
unggul
VISI INDONESIA 2045
Pembangunan
yang merata
dan inklusif
Negara yang
demokratis,
kuat dan bersih
Ekonomi yang
maju dan
berkelanjutan
8. Praktek pengasuhan yang
tidak baik
1
• Kurang pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan
• 30% dari anak usia 0-6 bulan tidak
mendapatkan ASI Eksklusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak
menerima Makanan Pendamping Asi
Kurangnya akses ke
makanan bergizi
2
• 1 dari 3 Ibu hamil anemia
• Makanan bergizi dianggap mahal
Terbatasnya layanan Kesehatan
termasuk layanan ANC, post natal
dan pembelajaran dini yang
berkualitas
4
Kurangnya akses ke air bersih dan
sanitasi 3
• 1 dari 5 rumah tangga masih buang air besar di ruang
terbuka
• 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air
minum bersih
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di
Pendidikan anak usia dini
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi
suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di posyandu
• Tidak mendapat akses yg memadai ke layanan
imunisasi
Stunting disebabkan oleh faktor
multidimensi. Intervensi paling
menentukan pada 1.000 HPK . Apa
penyebab nya?
9. 32%
Kondisi Anemia
17,3%
hamil dengan risiko kurang
energi kronik
Sumber : Riskesdas 2018
REMAJA PUTRI IBU HAMIL
48,9%
Anemia
Ketika seorang remaja
menjadi ibu yang
kurang gizi dan anemia
Kemudian saat hamil tidak
mendapatkan asupan gizi
yang mencukupi
Dan Ibu hidup di
lingkungan dengan
sanitasi kurang memadai
Stunting terjadi dimulai dari pra-konsepsi
10. Ketahanan
pangan
Kemensos
Keluarga
Program menjadi terakses dengan baik sesuai harapan
Program sudah ada, dan terakses dengan baik sesuai harapan
Belum ada program untuk keluarga, diusulkan dengan tepat data oleh BKKBN
BKKBN
BKKBN
K/L Lain
K/L Lain
11. ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL
Pendekatan Keluarga
1. Menurunkan prevalensi
stunting
2. Meningkatkan kualitas
penyiapan kehidupan
berkeluarga
3. Menjamin pemenuhan
asupan gizi
4. Memperbaiki pola asuh
5. Meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan
6. Meningkatkan akses air
minum dan sanitasi
1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dan Pemerintah Desa;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
individu, keluarga, dan masyarakat;
5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
riset, dan inovasi
1. Penyediaan data keluarga
berisiko stunting
2. Pendampingan keluarga
berisiko stunting
3. Pendampingan semua calon
pengantin/calon PUS;
4. Surveilans keluarga berisiko
stunting
5. Audit kasus stunting
KELOMPOK SASARAN
1. Remaja 2. Calon Pengantin
3. Ibu Hamil & Ibu Pasca Persalinan, 4. Ibu Menyusui
5. Anak Berusia 0 – 59 bulan
12. KEBIJAKAN & STRATEGI
PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Penajaman intervensi ‘hulu’ dengan prioritas
mencegah lahirnya anak stunting.
Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Stunting (RAN PASTI)
Critical success factor
PROGRAM INKUBASI
Finalisasi
(penyediaan data, pendampingan dan surveilans
keluarga berisiko stunting dan audit kasus stunting)
memastikan keluarga mampu
mempersiapkan kehidupan berkeluarga.
E - SURVEILANS
Tim Pendamping
Keluarga
Mendampingi keluarga
berisiko stunting
dengan baseline hasil
PK 2021
SATU
DATA
PASTI
• Mempersiapkan kesehatan
calon pengantin/calon ibu
• Memastikan asuhan ibu hamil
dan ibu pasca melahirkan
dilakukan sesuai standar
• Mendampingi ibu menyusui dan
pengasuhan 1000 HPK
14. Layanan Intervensi
Spesifik
Layanan Intervensi
Sensitif
Intervensi Yang Akan Dilakukan
(%) kehamilan yang tidak
diinginkan
(%) ibu hamil Kurang Energi
Kronik (KEK) yang
mendapatkan tambahan
asupan gizi.
(%) remaja putri yang
mengonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD).
(%) ibu hamil yang
mengonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) min. 90 tablet
selama masa kehamilan.
(%) anak usia 6-23 bulan
yang mendapat Makanan
Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI).
(%) anak berusia di bawah
lima tahun (balita) yang
dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya.
(%) bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif.
(%) anak berusia di bawah lima
tahun (balita) gizi buruk yang
mendapat pelayanan tata
laksana gizi buruk.
(%) anak berusia di bawah lima
tahun (balita) gizi kurang yang
mendapat tambahan asupan
gizi.
(%) balita yang
memperoleh imunisasi
dasar lengkap
(%) pelayanan Keluarga
Berencana (KB) pasca
persalinan.
Cakupan PUS yang
memperoleh pemeriksaan
kesehatan sebagai bagian
dari pelayanan nikah.
(%) rumah tangga yang
mendapatkan akses sanitasi
layak di kab/kota lokasi
prioritas.
Cakupan keluarga berisiko
Stunting yang memperoleh
pendampingan
(%) target sasaran yang
memiliki pemahaman baik
tentang Stunting di lokasi
prioritas
(%) rumah tangga yang
mendapatkan akses air
minum layak di kab/kota
lokasi prioritas.
Cakupan Penerima Bantuan
Iuran Jaminan Kesehatan
Nasional dari 40% penduduk
berpendapatan terendah.
Jumlah keluarga miskin dan
rentan yang memperoleh
bantuan tunai bersyarat.
Jumlah keluarga miskin dan
rentan yang menerima
bantuan sosial pangan.
(%) desa/kelurahan stop Buang
Air Besar Sembarangan atau
Open Defecation Free
STRUKTUR PERPRES 72
TAHUN 2021
15. TIM PENDAMPING KELUARGA
Tugas utama:
• Meningkatkan akses informasi dan
pelayanan melalui:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayanan rujukan,
c. fasilitasi penerimaan program
bantuan sosial
• Mendeteksi dini faktor resiko
stunting (spesifik & sensitif);
Sasaran Pendampingan Keluarga
Catin Ibu Hamil Pascapersalinan Anak 0-5 Tahun
Unsur dalam Tim:
• Bidan atau nakes lainya
• Kader TP PKK
• Kader KB/Kader
Pembangunan lainnya
200.000 Tim
DILATIH
DIBERI PULSA
DIBERI OPERASIONAL
16. PENDAMPINGAN KELUARGA :
Serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi
pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberiaan bantuan sosial
yang bertujuan untuk meningkatkan akses informasi dan
pelayanan kepada keluarga dan/atau keluarga beresiko
stunting seperti ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0 –
59 bulan, serta semua calon pengantin/calon pasangan usia
subur melalui pendampingan 3 (tiga) bulan pranikah sebagai
bagian dari pelayanan nikah untuk deteksi dini faktor risiko
stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau pencegahan
pengaruh dari faktor risiko stunting.
17. KRITERIA DAN KOMPOSISI
KRITERIA :
Ijazah Pendidikan Bidan
Kemampuan komunikasi
Kemampuan gadget
KOMPOSISI :
Ideal : Bidan, jika tidak tersedia
bidan maka bisa digantikan
dengan Tenaga Kesehatan lain.
Minimal 1 Tim di Desa terdapat
Bidan
KRITERIA :
Pengurus/Anggota TP PKK (SK)
Berdomisili di Desa/Kelurahan
Kemampuan komunikasi
Kemampuan gadget
KOMPOSISI :
Dapat berasal dari pengurus
ataupun anggota dari Pokja I s.d
Pokja IV
KRITERIA :
Pengurus/Anggota IMP (SK)
Berdomisili di Desa/Kelurahan
Kemampuan komunikasi
Kemampuan gadget
KOMPOSISI :
PPKBD, Sub PKKBD, Kader
Poktan, Kader Dasawisma,
Tenaga Penggerak Program/Desa,
Kader Organisasi Agama/Kemasy,
TOMA/TOGA
18. KOORDINATOR & PEMBERI
PELAYANAN MEDIS
PENGGERAK & FASILITOR
(MEDIATOR)
PENCATATAN DAN PELAPORAN
DATA PENDAMPINGAN
PEMBAGIAN PERAN DARI MASING-MASING PIHAK
TIM PENDAMPING KELUARGA
20. Langkah I1
PENDAMPINGAN
KELUARGA
Langkah 1
KOORDINASI
DENGAN
TPPS DESA/
KELURAHAN
Langkah III
PENCATATAN
PELAPORAN
LANGKAH KERJA TPK :
1. Tim Pendamping Keluarga berkoordinasi dengan TPPS
sekaitan dengan rencana kerja, sumber daya,
pemecahan kendala pelaksanaan pendampingan
keluarga di lapangan.
2. Pelaksanaan pendampingan yang meliputi penyuluhan,
fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan
program bantuan sosial kepada sasaran prioritas
percepatan penurunan Stunting sesuai dengan
kebutuhan mereka dalam kerangka percepatan
penurunan Stunting.
3. Tim pendamping keluarga melakukan pencatatan dan
pelaporan hasil pendampingan dan pemantauan
keluarga berisiko Stunting sebagai bahan pertimbangan
pengambilan tindakan yang dibutuhkan dalam upaya
percepatan penurunan Stunting. Pencatatan dan
pelaporan dilakukan melalui sistem aplikasi dan/atau
manual.
21. Penapisan Dan Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting
Calon
PUS
PUS Baru
Penapisan
Pendampingan
Hamil
PUS
Lama
Bumil KEK,
Anemia, PJT,
4 T
Bumil sehat
Penapisan
Pendampingan
Kelahiran
KB PP
Bayi normal
• Pre-term
• BBLR
• PB < 48 cm
Penapisan
bayi
Penapisan PUS
Tdk KB PP
Pendampingan
MP-ASI
Bayi 6-23 bln
Bayi 0 -23 bln
Pendampingan
Remaja
10-24 th
Tdk hamil
Hamil
Tdk Hamil
Penapisan
Bumil sehat
Fase calon PUS
Fase hamil
Fase paska persalinan/
balita 0-59 bulan
Sasaran
unmet
need
Bukan
Calon
PUS
Bayi 24-59bln
22. 22
PASANGAN USIA SUBUR
1. Skrining kelayakan calon ibu hamil
2. Pendampingan dan pelayanan kontrasepsi
untuk menunda kehamilan
3. Penajaman Promosi, KIE dan Komunikasi Antar
Pribadi/Konseling
CALON PENGANTIN
1. Skrining kelayakan menikah 3 bulan sebelum
hari H
2. Pendampingan ketat bagi catin tidak lolos
skrining
1 3
MASA NIFAS 4
1. Memastikan KBPP, Asi ekslusif, imunisasi,
asupan gizi busui, dan tidak ada komplikasi
masa intes
2. Memastikan kunjungan postnatal care
(PNC)
BALITA0-23 BULAN 5
BALITA 0-59 BULAN
1. Skrining awal bayi baru lahir
2. Pendampingan Tumbuh Kembang
bayi lahir sehat
3. Pendampingan dan pelayanan bayi 0-
23 bulan dengan risiko stunting
6
Pendampingan pengasuhan dan pemantauan
tumbuh kembang balita
PENDAMPINGAN KELUARGA BERKELANJUTAN
MASA
KEHAMILAN
1. Pendampingan skrining awal
2. Pendampingan ketat kehamilan
risiko stunting dan patologis
3. Pendampingan kehamilan sehat
4. Pendampingan janin terindikasi
risiko stunting
5. Deteksi dini stiapp penyulit
23. SARANA DAN PRASARANA
Menggunakan Sarana dan Prasarana yang telah tersedia di
layanan-layanan masyarakat atau fasilitas Kesehatan
24. Kegiatan prioritas meliputi:
a) Pendataan dan penapisan
keluarga berisiko stunting
yang termutakhirkan
b) Pendataan dan penapisan
keluarga prasejahtera
c) Pendataan dan penapisan
keluarga berisiko stunting
yang menerima fasilitas
lingkungan sehat
Alur Data, Penapisan dan Surveilan
Menyiapkan dan melaporkan
25. Alur Audit Kasus Stunting
Menemukan dan Menyelesaikan
Audit kasus stunting dilakukan untuk menyelesaikan
masalah yang terkait:
1. sistem pelayanan kesehatan,
2. manajemen pendampingan keluarga;
3. medical problem (permasalahan medis) terkait
kasus stunting.
Pada area sistem pelayanan kesehatan dan
manajemen pendampingan keluarga audit stunting
dilakukan secara berjenjang dan berlapis.
Masalah dan kendala yang dihadapi di tingkat
desa/kelurahan ke bawah dilakukan audit kasus
melalui “rembuk stunting”.. Jika masalahnya
belum dapat dituntaskan, akan dibahas di tingkat
kecamatan melalui minilok.
Jika masalahnya belum terpecahkan akan dibahas
melalui rembuk stunting di kabupaten/kota.
Berlapis maksudnya adalah petugas berdasarkan
keilmuannya yaitu mulai dari bidan sampai dokter
umum atau dokter spesialis dan mulai dari kader
sampai ahli gizi.
26. 1. Persentase remaja putri yang
mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) Target 58% 2024
2. Persentase calon PUS/calon ibu
yang menerima Tablet Tambah
Darah (TTD) 90% 2024
3. Cakupan calon PUS yang
menerima pendampingan
kesehatan reproduksi dan
edukasi gizi sejak 3 bulan pra-
nikah
4. Persentase remaja putri yang
menerima layanan pemeriksaan
status anemia (hemoglobin)
5. Persentase pasangan calon
pengantin yang mendapatkan
bimbingan perkawinan dengan
materi pencegahan Stunting.
1. Persentase ibu hamil Kurang
Energi Kronik (KEK) yang
menerima tambahan asupan gizi
2. Persentase ibu hamil yang
mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan Target
80% 2024
3. Persentase kehamilan yang tidak
diinginkan.
1. Persentase pelayanan keluarga
berencana pasca melahirkan
2. Persentase unmet need
pelayanan keluarga berencana
1. Persentase balita yang memperoleh
imunisasi dasar lengkap.
2. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
3. Persentase anak usia 6-23 bulan yang
mendapat Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI)
4. Persentase anak berusia di bawah lima
tahun (balita) gizi buruk yang mendapat
pelayanan tata laksana gizi buruk
5. Persentase anak berusia di bawah lima
tahun (balita) gizi kurang yang mendapat
tambahan asupan gizi.
6. Persentase anak berusia di bawah lima
tahun (balita) yang dipantau pertumbuhan
dan perkembangannya.
Calon pengantin/remaja Ibu hamil Ibu masa interval Balita (0-59 bulan)
Keluarga:
1. Cakupan keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan/cakupanpendampingan keluarga berisiko Stunting
2. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan social pangan/Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima
variasi bantuan pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI).
3. Persentase target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang Stuntingdi lokasi prioritas.
4. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan tunai bersyarat/Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan
tunai bersyarat
5. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandangmasalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
6. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandangmasalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
7. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
8. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri.
9. Persentase RT yang mendapatkan akses air minum layak di kab kota lokasi prioritas
10. Persentase RT yang mendapatkan akses sanitasi air limbah domestic layak di kab kota lokasi prioritas
Kelompok
sasaran
INDIKATOR BERBASIS KELUARGA
sumber: Perpres stunting no 72/2021