SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
((Generating FunctionsGenerating Functions))
Fungsi pembangkitFungsi pembangkit
Fungsi pembangkit digunakan untuk
merepresentasikan barisan secara efisien
dengan mengkodekan unsur barisan
sebagai koefisien dalam deret pangkat
suatu variabel x .
Fungsi pembangkit dapat digunakan untuk:
 memecahkan berbagai masalah
counting,
 memecahkan relasi recurrence, dan
 membuktikan identitas kombinatorik.
Definisi dan contohDefinisi dan contoh
Definisi.
Fungsi pembangkit (generating function) untuk barisan
bilangan real: a0, a1, …, ak, … adalah deret pangkat tak
hingga:
.......)(
0
10 ∑
∞
=
=++++=
k
k
k
k
k xaxaxaaxG
Contoh 1.
a. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 5
adalah
∑
∞
=
+
0
)3(
k
k
xk
k
k
k
x∑
∞
=0
3
∑
∞
=0
5
k
k
x
b. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = k+3
adalah
c. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 3k
adalah
Contoh 2Contoh 2
Tentukan fungsi pembangkit dari barisan
1, 1, 1, 1, 1, 1
Solusi.
Fungsi pembangkit dari barisan 1,1,1,1,1,1
adalah:
1 + x + x2
+ x3
+ x4
+ x5
1
16
−
−
=
x
x
ContohContoh
Contoh 3.
Fungsi pembangkit dari barisan
1, 1, 1, 1, …
adalah
1 + x + x2
+ x3
+ …
Contoh 4.
Fungsi pembangkit dari barisan
1, a, a2
, a3
, …
adalah
1 + ax + a2
x2
+ a3
x3
+ …
1||jika,
1
1
<
−
= x
x
1||jika,
1
1
<
−
= ax
ax
Teorema 1Teorema 1
Contoh 5.
Misal f(x) = 1/(1-x)2
.
Tentukan koefisien a0, a1, … dalam ekspansi f(x) = ∑ akxk
.
Solusi.
.)1(1
)1(
1
)1(
1
)1(
1
00 0
2 ∑∑ ∑
∞
=
∞
= =
+=







=
−
⋅
−
=
− k
k
k
k
k
j
xkx
xxx
Jadi, ak = k+1.
( ) .)()(
dan)()()(
Maka,.)(dan)(Misal
0 0
0
00
∑ ∑
∑
∑∑
∞
= = −
∞
=
∞
=
∞
=
=
+=+
==
k
kk
j jkj
k
k kk
k
k k
k
k k
xbaxgxf
xbaxgxf
xbxgxaxf
Koefisien Binomial DiperluasKoefisien Binomial Diperluas
Misalkan u bilangan real dan k bilangan bulat tak
negatif.
Maka koefisien binomial diperluas didefinisikan
sebagai:




=
>
+−−
=





.0jika,1
,0jika,
!
)1)...(1(
k
k
k
kuuu
k
u
Contoh 6.
Tentukan nilai dari:
a.






5
2/1
.4
!3
)4)(3)(2(
3
2
−=
−−−
=




−





−
3
2
.
!5
)42/1)(32/1)(22/1)(12/1)(2/1(
5
2/1 −−−−
=




b.
Teorema Binomial DiperluasTeorema Binomial Diperluas
Teorema 2.
Misal x bilangan real dengan |x| < 1 dan
u bilangan real.
Maka,
.)1(
0
∑
∞
=






=+
k
ku
x
k
u
x
Catatan.
Jika u bilangan bulat positif maka
Teorema Binomial Diperluas menjadi
Teorema Binomial.
Contoh 7Contoh 7
Tentukan fungsi pembangkit untuk
(1+x)-n
dan (1-x)-n
,
dengan n bilangan bulat positif.
Solusi.
k
k
kn
k
kn
xkknCx
x
k
n
x
),1()1()1(Maka,
.)1(2,TeoremaMenurut
0
0
−+−=+





−
=+
∑
∑
∞
=
−
∞
=
−
∑
∞
=
−
−+=−
−
0
),1()1(
:xdgnxmenggantiDengan
k
kn
xkknCx
Soal 1Soal 1
Tentukan koefisien x10
dalam deret pangkat
fungsi-fungsi berikut ini:
a. 1/(1+x)2
b. 1/(1-2x)
c. x4
/(1-3x)3
Masalah Counting dan Fungsi PembangkitMasalah Counting dan Fungsi Pembangkit
Contoh 8.
Tentukan banyaknya solusi dari n1 + n2 + n3 = 17, bila n1, n2
dan n3 bilangan bulat taknegatif dengan 2 ≤ n1 ≤ 5, 3 ≤ n2 ≤ 6
dan 4 ≤ n3 ≤ 7.
Solusi.
Banyaknya solusi dinyatakan oleh koefisien x17
dalam
ekspansi:
(x2
+x3
+x4
+x5
) (x3
+x4
+x5
+x6
) (x4
+x5
+x6
+x7
).
Setiap bentuk x17
dalam perkalian ini didapat dengan
mengalikan
xn1
pada faktor pertama dengan
xn2
pd faktor kedua dan
xn3
pada faktor ketiga
yang memenuhi: n1 + n2 + n3 = 17.
Bila dihitung, didapat koefisien x17
adalah 3.
Jadi, ada tepat 3 solusi.
Contoh 9Contoh 9
Ada berapa cara untuk membagikan 8 kue yang identik
kepada 3 anak jika setiap anak menerima sedikitnya 2 kue
dan tidak lebih dari 4 kue?
Solusi.
Misalkan cn: banyaknya cara membagikan n kue.
Karena setiap anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak
lebih dari 4 kue, maka untuk setiap anak ada suatu faktor
yang berbentuk:
(x2
+ x3
+ x4
)
dalam fungsi pembangkit barisan {cn}.
Karena ada 3 anak maka fungsi pembangkitnya adalah:
(x2
+ x3
+ x4
)3
.
Cara untuk membagikan 8 kue adalah koefisien dari x8
,
yakni 6. Jadi, ada 6 cara untuk membagikan 8 kue kepada
3 anak tadi.
Gunakan fungsi pembangkit untuk
menentukan banyaknya cara
mendistribusikan 25 donat identik
kepada 4 polisi sehingga setiap polisi
mendapatkan sedikitnya 3 dan tidak
lebih dari 7 donat.
Soal 2Soal 2
Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya
cara memilih pecahan mata uang bernilai Rp. 100, Rp. 500
dan Rp. 1000 jika kita ingin membayar suatu barang yang
bernilai Rp. r, apabila:
a. urutan pemilihan diperhatikan atau
b. tidak diperhatikan.
Contoh.
Untuk membayar Rp. 600, ada 2 cara bila urutan tidak
diperhatikan, yaitu
(Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100)
atau (Rp. 100, Rp. 500)
dan ada 3 cara bila urutan diperhatikan, yaitu
(Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100),
(Rp. 100, Rp. 500), atau
Contoh 10Contoh 10
b. Jika urutan pemilihan tidak diperhatikan.
Karena masing-masing pecahan dapat dipergunakan
berkali-kali, maka
• faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 100
adalah
1 + x + x2
+ x3
+ …,
• faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 500
adalah
1 + x5
+ x10
+ …,
• faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 1000
adalah
1 + x10
+ x20
+ …
Jadi, banyaknya cara pemilihan pecahan mata uang untuk
membayar seharga Rp. r adalah koefisien dari xr/100
dalam
fungsi pembangkit
(1 + x + x2
+ x3
+ …) (1 + x5
+ x10
+ …) ( 1 + x10
+ x20
+ …)
Contoh 10…Contoh 10…
a. Jika urutan pemilihan diperhatikan.
Banyaknya cara untuk menggunakan tepat n
pecahan untuk membayar seharga Rp. r adalah
koefisien xr/100
dalam
(x + x5
+ x10
)n
Karena kita dapat menggunakan berapa pun
jumlah pecahan, maka banyaknya cara pemilihan
pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r
adalah koefisien dari xr/100
dalam
1 + (x + x5
+ x10
)+ (x + x5
+ x10
)2
+ …
Contoh 10…Contoh 10…
5252
1
1
)(1
1
xxxxxx −−−
=
++−
=
Gunakan fungsi pembangkit untuk
menentukan banyaknya cara untuk menukar
uang $100 dengan menggunakan pecahan:
a) $10, $20 dan $50
b) $5, $10, $20 dan $50
c) $5, $10, $20 dan $50; bila setiap pecahan
digunakan sedikitnya sekali.
d) $5, $10 dan $20; bila setiap pecahan
digunakan sedikitnya sekali tapi tidak lebih
dari 4 kali.
Soal 3Soal 3
Contoh 11Contoh 11
Gunakan fungsi pembangkit untuk menghitung banyaknya
cara memilih r obyek dari n jenis benda berbeda jika kita
harus memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenisnya.
Solusi.
Misalkan ar: banyaknya cara memilih r obyek dari n jenis
benda bila dari setiap jenis terpilih sedikitnya satu
objek.
Karena kita perlu memilih sedikitnya satu obyek dari setiap
jenis, maka setiap jenis menyumbangkan faktor
(x + x2
+ x3
+ …)
pada fungsi pembangkit.
Akibatnya, fungsi pembangkit G(x) dari barisan {ar} adalah
G(x) = (x+x2
+ x3
+ …)n
= xn
(1+x+x2
+ x3
+ …)n
= xn
/ (1-x)n
.
Dengan menggunakan Teorema Binomial Diperluas:
∑
∑∑
∑∑
∞
=
∞
=
∞
=
+
∞
=
∞
=
−
−−=
−−=−+=
−−+−=−




−
=
−=
−
=
nr
r
nt
t
r
rn
rr
r
rn
r
rn
nn
n
n
xnrrC
xnttCxrrnC
xrrnCxx
r
n
x
xx
x
x
xG
.),1(
),1(),1(
)1)(,1()1()(
)1.(
)1(
)(
0
0
0
Jadi, ada C(r-1,r-n) cara memilih.
Contoh 11…Contoh 11…
Fungsi Pembangkit dan Solusi RelasiFungsi Pembangkit dan Solusi Relasi
RecurrenceRecurrence
Contoh 12.
Cari solusi relasi recurrence ak = 3ak-1 untuk k = 1, 2, 3, …
dengan kondisi awal a0 = 2.
Solusi.
Misal G(x): fungsi pembangkit untuk barisan {ak},
Maka,
.32Jadi,
.32)(maka
1
2
Karena,
.
31
2
)(Jadi,
.2)3(
3)(3)(
.)(
00
110
1 10
1 1
1
0
k
k
k
k
k
k
kk
k
kk k
k
k k
k
k k
k
k k
k
k k
a
xxGxa
ax
x
xG
xaaa
xaxaxxGxG
xaxaxxG
⋅=
==
−
−
=
=−+=
−=−
==
∑∑
∑
∑∑
∑∑
∞
=
∞
=
−
∞
=
∞
= −
∞
=
∞
= −
+∞
=
k
k k xaxG ∑
∞
=
= 0
)(
Fungsi Pembangkit dan PembuktianFungsi Pembangkit dan Pembuktian
IdentitasIdentitas
Contoh 13.
Gunakan fungsi pembangkit untuk membuktikan:
bulat.nbila),,2(),(0
2
nnCknC
n
k
=∑ =
Solusi.
C(2n,n) adalah koefisien xn
dlm ekspansi (1+x)2n
.
Akan tetapi, (1+x)2n
= [(1+x)n
]2
.
= [C(n,0)+C(n,1)x+ … + C(n,n)xn
]2
.
Koefisien dari xn
dlm ekspansi ini:
C(n,0)C(n,n) + C(n,1)C(n,n-1) + … + C(n,n)C(n,0).
Ini sama dgn ∑ C(n,k)2
, krn C(n,n-k) = C(n,k).
Karena C(2n,n) dan ∑ C(n,k)2
menyatakan koefisien xn
dlm
(1+x)2n
maka haruslah
.),2(),(0
2
nnCknC
n
k
=∑ =

More Related Content

What's hot

Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiOnggo Wiryawan
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Risna Riany
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanPersamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanDian Arisona
 

What's hot (20)

Ring Polonomial
Ring PolonomialRing Polonomial
Ring Polonomial
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Ring
RingRing
Ring
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanPersamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
 

Viewers also liked

Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1radar radius
 
Matdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitMatdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitCeria Agnantria
 
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3radar radius
 
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4radar radius
 
Fungsi Pembangkit dan deret kuasa
Fungsi Pembangkit dan deret kuasaFungsi Pembangkit dan deret kuasa
Fungsi Pembangkit dan deret kuasaFauziyyah alimuddin
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 

Viewers also liked (10)

Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
 
Matdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitMatdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkit
 
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
Matematika diskrit: fungsi pembangkit part 3
 
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
 
Fungsi Pembangkit dan deret kuasa
Fungsi Pembangkit dan deret kuasaFungsi Pembangkit dan deret kuasa
Fungsi Pembangkit dan deret kuasa
 
Fungsi Rekursif
Fungsi RekursifFungsi Rekursif
Fungsi Rekursif
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 

Similar to Matematika Diskrit part 2

Similar to Matematika Diskrit part 2 (20)

Kartu soal sma n 5 manisah
Kartu soal sma n 5   manisahKartu soal sma n 5   manisah
Kartu soal sma n 5 manisah
 
13184085.ppt
13184085.ppt13184085.ppt
13184085.ppt
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
Presentasi 3.2
Presentasi 3.2Presentasi 3.2
Presentasi 3.2
 
Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2
 
Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2
 
Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2
 
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxRangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
 
Materi Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptx
Materi Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptxMateri Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptx
Materi Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptx
 
Tutorial visual basic
Tutorial visual basicTutorial visual basic
Tutorial visual basic
 
Lk 12 hal 19
Lk 12 hal 19Lk 12 hal 19
Lk 12 hal 19
 
prog-linear-oke1.ppt
prog-linear-oke1.pptprog-linear-oke1.ppt
prog-linear-oke1.ppt
 
program-linier.ppt
program-linier.pptprogram-linier.ppt
program-linier.ppt
 
R5 b kel 3
R5 b kel 3R5 b kel 3
R5 b kel 3
 
Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2Kelas xii bab 2
Kelas xii bab 2
 
R5 b kel 3
R5 b kel 3R5 b kel 3
R5 b kel 3
 
Tugas Program Linier
Tugas Program LinierTugas Program Linier
Tugas Program Linier
 
Bab 5 program linear
Bab 5 program linearBab 5 program linear
Bab 5 program linear
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 

More from radar radius

Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxGas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxradar radius
 
Urutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarUrutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarradar radius
 
Tauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamTauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamradar radius
 
Problematika dakwah
Problematika dakwahProblematika dakwah
Problematika dakwahradar radius
 
Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)radar radius
 
Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2radar radius
 
Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2radar radius
 
Fenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatFenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatradar radius
 
Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2radar radius
 
Doa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapDoa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapradar radius
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewanradar radius
 

More from radar radius (20)

Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxGas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
 
IPA SMP_KK C.pdf
IPA SMP_KK C.pdfIPA SMP_KK C.pdf
IPA SMP_KK C.pdf
 
IPA SMP_KK B.pdf
IPA SMP_KK B.pdfIPA SMP_KK B.pdf
IPA SMP_KK B.pdf
 
الإيمان
الإيمانالإيمان
الإيمان
 
Wahyu
WahyuWahyu
Wahyu
 
Urutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarUrutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besar
 
Toleransi
ToleransiToleransi
Toleransi
 
Toleransi (hadis)
Toleransi (hadis)Toleransi (hadis)
Toleransi (hadis)
 
Tauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamTauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islam
 
Tajwid (mad)
Tajwid (mad)Tajwid (mad)
Tajwid (mad)
 
Qurdis 7 1
Qurdis 7 1Qurdis 7 1
Qurdis 7 1
 
Qurban
QurbanQurban
Qurban
 
Problematika dakwah
Problematika dakwahProblematika dakwah
Problematika dakwah
 
Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)
 
Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2
 
Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2
 
Fenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatFenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamat
 
Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2
 
Doa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapDoa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkap
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Matematika Diskrit part 2

  • 1. Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit ((Generating FunctionsGenerating Functions))
  • 2. Fungsi pembangkitFungsi pembangkit Fungsi pembangkit digunakan untuk merepresentasikan barisan secara efisien dengan mengkodekan unsur barisan sebagai koefisien dalam deret pangkat suatu variabel x . Fungsi pembangkit dapat digunakan untuk:  memecahkan berbagai masalah counting,  memecahkan relasi recurrence, dan  membuktikan identitas kombinatorik.
  • 3. Definisi dan contohDefinisi dan contoh Definisi. Fungsi pembangkit (generating function) untuk barisan bilangan real: a0, a1, …, ak, … adalah deret pangkat tak hingga: .......)( 0 10 ∑ ∞ = =++++= k k k k k xaxaxaaxG Contoh 1. a. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 5 adalah ∑ ∞ = + 0 )3( k k xk k k k x∑ ∞ =0 3 ∑ ∞ =0 5 k k x b. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = k+3 adalah c. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 3k adalah
  • 4. Contoh 2Contoh 2 Tentukan fungsi pembangkit dari barisan 1, 1, 1, 1, 1, 1 Solusi. Fungsi pembangkit dari barisan 1,1,1,1,1,1 adalah: 1 + x + x2 + x3 + x4 + x5 1 16 − − = x x
  • 5. ContohContoh Contoh 3. Fungsi pembangkit dari barisan 1, 1, 1, 1, … adalah 1 + x + x2 + x3 + … Contoh 4. Fungsi pembangkit dari barisan 1, a, a2 , a3 , … adalah 1 + ax + a2 x2 + a3 x3 + … 1||jika, 1 1 < − = x x 1||jika, 1 1 < − = ax ax
  • 6. Teorema 1Teorema 1 Contoh 5. Misal f(x) = 1/(1-x)2 . Tentukan koefisien a0, a1, … dalam ekspansi f(x) = ∑ akxk . Solusi. .)1(1 )1( 1 )1( 1 )1( 1 00 0 2 ∑∑ ∑ ∞ = ∞ = = +=        = − ⋅ − = − k k k k k j xkx xxx Jadi, ak = k+1. ( ) .)()( dan)()()( Maka,.)(dan)(Misal 0 0 0 00 ∑ ∑ ∑ ∑∑ ∞ = = − ∞ = ∞ = ∞ = = +=+ == k kk j jkj k k kk k k k k k k xbaxgxf xbaxgxf xbxgxaxf
  • 7. Koefisien Binomial DiperluasKoefisien Binomial Diperluas Misalkan u bilangan real dan k bilangan bulat tak negatif. Maka koefisien binomial diperluas didefinisikan sebagai:     = > +−− =      .0jika,1 ,0jika, ! )1)...(1( k k k kuuu k u Contoh 6. Tentukan nilai dari: a.       5 2/1 .4 !3 )4)(3)(2( 3 2 −= −−− =     −      − 3 2 . !5 )42/1)(32/1)(22/1)(12/1)(2/1( 5 2/1 −−−− =     b.
  • 8. Teorema Binomial DiperluasTeorema Binomial Diperluas Teorema 2. Misal x bilangan real dengan |x| < 1 dan u bilangan real. Maka, .)1( 0 ∑ ∞ =       =+ k ku x k u x Catatan. Jika u bilangan bulat positif maka Teorema Binomial Diperluas menjadi Teorema Binomial.
  • 9. Contoh 7Contoh 7 Tentukan fungsi pembangkit untuk (1+x)-n dan (1-x)-n , dengan n bilangan bulat positif. Solusi. k k kn k kn xkknCx x k n x ),1()1()1(Maka, .)1(2,TeoremaMenurut 0 0 −+−=+      − =+ ∑ ∑ ∞ = − ∞ = − ∑ ∞ = − −+=− − 0 ),1()1( :xdgnxmenggantiDengan k kn xkknCx
  • 10. Soal 1Soal 1 Tentukan koefisien x10 dalam deret pangkat fungsi-fungsi berikut ini: a. 1/(1+x)2 b. 1/(1-2x) c. x4 /(1-3x)3
  • 11. Masalah Counting dan Fungsi PembangkitMasalah Counting dan Fungsi Pembangkit Contoh 8. Tentukan banyaknya solusi dari n1 + n2 + n3 = 17, bila n1, n2 dan n3 bilangan bulat taknegatif dengan 2 ≤ n1 ≤ 5, 3 ≤ n2 ≤ 6 dan 4 ≤ n3 ≤ 7. Solusi. Banyaknya solusi dinyatakan oleh koefisien x17 dalam ekspansi: (x2 +x3 +x4 +x5 ) (x3 +x4 +x5 +x6 ) (x4 +x5 +x6 +x7 ). Setiap bentuk x17 dalam perkalian ini didapat dengan mengalikan xn1 pada faktor pertama dengan xn2 pd faktor kedua dan xn3 pada faktor ketiga yang memenuhi: n1 + n2 + n3 = 17. Bila dihitung, didapat koefisien x17 adalah 3. Jadi, ada tepat 3 solusi.
  • 12. Contoh 9Contoh 9 Ada berapa cara untuk membagikan 8 kue yang identik kepada 3 anak jika setiap anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak lebih dari 4 kue? Solusi. Misalkan cn: banyaknya cara membagikan n kue. Karena setiap anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak lebih dari 4 kue, maka untuk setiap anak ada suatu faktor yang berbentuk: (x2 + x3 + x4 ) dalam fungsi pembangkit barisan {cn}. Karena ada 3 anak maka fungsi pembangkitnya adalah: (x2 + x3 + x4 )3 . Cara untuk membagikan 8 kue adalah koefisien dari x8 , yakni 6. Jadi, ada 6 cara untuk membagikan 8 kue kepada 3 anak tadi.
  • 13. Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara mendistribusikan 25 donat identik kepada 4 polisi sehingga setiap polisi mendapatkan sedikitnya 3 dan tidak lebih dari 7 donat. Soal 2Soal 2
  • 14. Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara memilih pecahan mata uang bernilai Rp. 100, Rp. 500 dan Rp. 1000 jika kita ingin membayar suatu barang yang bernilai Rp. r, apabila: a. urutan pemilihan diperhatikan atau b. tidak diperhatikan. Contoh. Untuk membayar Rp. 600, ada 2 cara bila urutan tidak diperhatikan, yaitu (Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100) atau (Rp. 100, Rp. 500) dan ada 3 cara bila urutan diperhatikan, yaitu (Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100), (Rp. 100, Rp. 500), atau Contoh 10Contoh 10
  • 15. b. Jika urutan pemilihan tidak diperhatikan. Karena masing-masing pecahan dapat dipergunakan berkali-kali, maka • faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 100 adalah 1 + x + x2 + x3 + …, • faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 500 adalah 1 + x5 + x10 + …, • faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 1000 adalah 1 + x10 + x20 + … Jadi, banyaknya cara pemilihan pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien dari xr/100 dalam fungsi pembangkit (1 + x + x2 + x3 + …) (1 + x5 + x10 + …) ( 1 + x10 + x20 + …) Contoh 10…Contoh 10…
  • 16. a. Jika urutan pemilihan diperhatikan. Banyaknya cara untuk menggunakan tepat n pecahan untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien xr/100 dalam (x + x5 + x10 )n Karena kita dapat menggunakan berapa pun jumlah pecahan, maka banyaknya cara pemilihan pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien dari xr/100 dalam 1 + (x + x5 + x10 )+ (x + x5 + x10 )2 + … Contoh 10…Contoh 10… 5252 1 1 )(1 1 xxxxxx −−− = ++− =
  • 17. Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara untuk menukar uang $100 dengan menggunakan pecahan: a) $10, $20 dan $50 b) $5, $10, $20 dan $50 c) $5, $10, $20 dan $50; bila setiap pecahan digunakan sedikitnya sekali. d) $5, $10 dan $20; bila setiap pecahan digunakan sedikitnya sekali tapi tidak lebih dari 4 kali. Soal 3Soal 3
  • 18. Contoh 11Contoh 11 Gunakan fungsi pembangkit untuk menghitung banyaknya cara memilih r obyek dari n jenis benda berbeda jika kita harus memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenisnya. Solusi. Misalkan ar: banyaknya cara memilih r obyek dari n jenis benda bila dari setiap jenis terpilih sedikitnya satu objek. Karena kita perlu memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenis, maka setiap jenis menyumbangkan faktor (x + x2 + x3 + …) pada fungsi pembangkit. Akibatnya, fungsi pembangkit G(x) dari barisan {ar} adalah G(x) = (x+x2 + x3 + …)n = xn (1+x+x2 + x3 + …)n = xn / (1-x)n .
  • 19. Dengan menggunakan Teorema Binomial Diperluas: ∑ ∑∑ ∑∑ ∞ = ∞ = ∞ = + ∞ = ∞ = − −−= −−=−+= −−+−=−     − = −= − = nr r nt t r rn rr r rn r rn nn n n xnrrC xnttCxrrnC xrrnCxx r n x xx x x xG .),1( ),1(),1( )1)(,1()1()( )1.( )1( )( 0 0 0 Jadi, ada C(r-1,r-n) cara memilih. Contoh 11…Contoh 11…
  • 20. Fungsi Pembangkit dan Solusi RelasiFungsi Pembangkit dan Solusi Relasi RecurrenceRecurrence Contoh 12. Cari solusi relasi recurrence ak = 3ak-1 untuk k = 1, 2, 3, … dengan kondisi awal a0 = 2. Solusi. Misal G(x): fungsi pembangkit untuk barisan {ak}, Maka, .32Jadi, .32)(maka 1 2 Karena, . 31 2 )(Jadi, .2)3( 3)(3)( .)( 00 110 1 10 1 1 1 0 k k k k k k kk k kk k k k k k k k k k k k k k a xxGxa ax x xG xaaa xaxaxxGxG xaxaxxG ⋅= == − − = =−+= −=− == ∑∑ ∑ ∑∑ ∑∑ ∞ = ∞ = − ∞ = ∞ = − ∞ = ∞ = − +∞ = k k k xaxG ∑ ∞ = = 0 )(
  • 21. Fungsi Pembangkit dan PembuktianFungsi Pembangkit dan Pembuktian IdentitasIdentitas Contoh 13. Gunakan fungsi pembangkit untuk membuktikan: bulat.nbila),,2(),(0 2 nnCknC n k =∑ = Solusi. C(2n,n) adalah koefisien xn dlm ekspansi (1+x)2n . Akan tetapi, (1+x)2n = [(1+x)n ]2 . = [C(n,0)+C(n,1)x+ … + C(n,n)xn ]2 . Koefisien dari xn dlm ekspansi ini: C(n,0)C(n,n) + C(n,1)C(n,n-1) + … + C(n,n)C(n,0). Ini sama dgn ∑ C(n,k)2 , krn C(n,n-k) = C(n,k). Karena C(2n,n) dan ∑ C(n,k)2 menyatakan koefisien xn dlm (1+x)2n maka haruslah .),2(),(0 2 nnCknC n k =∑ =