Dokumen tersebut membahas tentang masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelas, di mana guru hanya fokus pada penyampaian materi tanpa melibatkan siswa secara aktif. Siswa pun terlihat tidak tertarik dan gaduh sehingga proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Dokumen ini mengkritik pendekatan mengajar guru yang masih tradisional dan perlu diperbaharui.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Guru Pendidikan
1. Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.
Teknologi Pendidikan-Pascasarjana
Universitas Adi Buana Surabaya
2. Ilustrasi
Hampir 1 jam guru telah menyampaikan materi.
Materi yang disampaikan telah dipelajarinya pada malam harinya
Sebagian besar siswa tidak tertarik pada materi tersebut, karena
materi yang disampaikan sama dengan apa yang ada di buku
Siswa gelisah, sehingga ada siswa yang ngobrol, ngantuk,
bercanda…etc
Sambil memukul-mukul “mistar” guru berkata…”anak2 tolong
perhatikan materi ini PENTING, dan soal ulangan tidak jauh dari
apa yang dijelaskan..!!??”
Segeri siswa sejenak diam dan kembali memperhatikan….dan
selang waktu tertentu kembali siswa gaduh…..
ANEHNYA….Guru menganggap siswa bandel…
Setelah “BEL” berbunyi…Baik Guru dan Siswa sebagai keluar dari
mimpi buruk…
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG GURU INI ?
3. Apa yang telah dilakukan guru ???
Ketika mengajar Guru tidak berusaha untuk mencari
informasi, apakah materi tersebut telah dipahami atau
belum ? Sehingga siswa menganggap materi tersebut
tidak penting….
Dalam proses pembelajaran Guru tidak mengajak
siswa untuk berpikir…. Guru berpikir bahwa mengusai
materi lebih penting dibandingkan mengembangkan
kemampuan berpikir….
Guru tidak berusaha mencari umpan
balik…..mengapa siswa tidak mau mendengarkan
penjelasan…..
Guru menganggap bahwa ia orang yang paling
mampu mengusai materi daripada siswa…Siswa
4. Teori dan praktek dalam merancang,
mengembangkan, mendayagunakan,
mengelola, menilai dan meneliti
proses, sumber dan sistem belajar
pada manusia
5. 4Pendekatan dlm Menjalankan
Fungsinya
1. Pendekatan ISOMERISTIK (penggabungan berbagai
kajian/bidang keilmuan.
2. Pendekatan BERSISTEM & MENSISTEM (memandang
sesuatu secara menyeluruh, berurutan & terarah dlm
memecahkan persoalan)
3. Pendekatan SINERGISTIK (yg menjamin adanya nilai
tambah dr seluruh kegiatan dibanding dijalankan sendiri2)
4. Pendekatan EFEKTIVITAS & EFISIENSI (dgn mendaya-
gunakan sumber yg sengaja dikembangkan & sumber yg
tersedia)
6. MASALAH UMUM PENDIDIKAN
Pendidikan Faktor Kunci Pembangunan
1. Apakah TIK pendidikan dapat membantu memecahkan
masalah?
2. Bagaimana meningkatkan mutu yg menghasilkan manusia
bersaingdi kancah Global ?
3. Bagaimana memberi pelayanan pendidikan &
belajar yg seluas-luasnya ?
7. APA PENYEBAB DASARNYA ?
Alvin Toffler
Kejutan masa depan (future shock) yaitu tekanan yang
mengguncangkan dan hilangnya orientasi yang dialami
oleh individu-individu jika individu tersebut dihadapkan
dengan terlalu banyak perubahan dalam waktu yang
terlalu singkat
(William F.O’neil, 2001).
8. Lanjutan:
KITA tengah terlibat dalam pergumulan
politik dan ideologi melalui arena
pendidikan ?
Pendidikan yang dimuliakan, sakral dan
penuh kebajikan ternyata juga
mengandung penindasan
Sumber kesulitan BERAT BERUBAH.
9. Bagaimana Pendidikan Kita ?
1. Pendidikan di Indonesia sudah pada kondisi
PAYAH
2. Seharusnya pendidikan MEMILIKI sifat
progresif, bukan PENINDASAN dalam situasi
kelas yang terkekang.
3. Pebelajar dihadapkan pada suatu kegiatan
yang dari tahun ke tahun mempunyai
kebiasaan mendapatkan materi yang sama,
jawaban dalam ujian yang juga harus sama.
10. Lanjutan:
4. GURU hanya untuk mentransfer materi dan target
kurikulum TIDAK memperdulikan bagaimana
membelajarkan untuk menguasai kemampuan
sesuai dengan perkembangan pebelajar
5. Dick dan Carey (1994): Pembelajar belakangan
kurang memperhatikan strategi pembelajarannya.
Umumnya GURU mempertahankan gaya yang
telah usang
11. Bagaimana Seharusnya
?
Pembelajaran dibentuk menjadi lebih bermakna tanpa adanya
tekanan-tekanan.
Di Indonesia dalam undang-undang Peraturan Pemerintah tentang
Standar Proses yaitu: PP.No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1 yaitu:
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
pebelajar untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis pebelajar.
13. KONSEP, PRINSIP, TEORI
BELAJAR BERKELANJUTAN
PESERTA DIDIK AKTIF MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA
SISTEM TERBUKA & MULTI MAKNA
PEMBELAJARAN
TEORI PEMBELAJARAN
SUMBER BELAJAR
PENILAIAN OTENTIK
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
SEKOLAHRUMAH (HOMESCHOOLING)
14. KERANGKA TEORI & MODEL PEMBELAJARAN
Karakteristik
Pemelajar
Kesesuaian, efektifitas, efisiensi
& daya tarik pembelajaran
Karakteristik Mata
AjaranTujuan Kendala
Strategi
Pengorganisasian
Strategi
Pengelolaan
Strategi
Penyajian
KONDISI
METODE
HASIL
17. SOCRATES: Mengajarkan
bagaimana cara memperoleh
kebenaran, keindahan & kebajikan
dgn cara dialog berdasarkan
kehidupan sehari-hari.
PLATO: Kebenaran, keindahan &
kebajikan adalah bersifat universal,
mk pendidikan juga bersifat
universaL
18. ARISTOTELES: Manusia sbg makhluk
yg rasional.
Oleh krn itu manusia memiliki
kemampuan mengamati & memahami
hukum alam yg mengatur kehidupan.
Manusia mampu menerapkan
pikirannya dlm perilaku etik & politik.
Tujuan manusia adalah BAHAGIA,
oleh krn itu perlu keselarasan.
Aristoteles menekan perlunya
pendidikan kalau tidak masyarakat
akan terpuruk.
19. JAN KOMENSKY (1592-1970)
Pendidik dr MORAVIA
1. Lingkungan sekolah hrs didasarkan
pd prinsip pertumbuhan &
perkembangan anak secara wajar,
dengan memperbolehkan segala
kegiatan yg sesuai.
2. Pengajaran hrs berlangsung dlm
suasana menyenangkan
(menggunakan bahasa yg dikenal &
mempresentasikan objek yg dikenal
20. JEAN JACQUES ROUSSEAU (1712-1778)
Pendidik asal PERANCIS kelahiran SWISS
1. Masyarakat telah memenjarakan anggotanya
melalui serangkaian lembaga.
2. Anak2 hrs dibebeskan dr penjara yg paling
menekan yaitu sekolah yg mengharuskan anak unt
menerima gagasan, kebiasaan & perilaku yang
ditentukan sebelumnya.
3. Lingkungan alam merupakan guru yang paling
baik.
4. Pengetahuan berkembang melalui pengindraan &
perasaan, oleh karena itu..........
5. Rousseau menganjurkan adanya kebebasan dan
21. JOHANN PESTALOZZI (1747-1827)
Pendidik asal SWISS
1. Hakekatnya manuasia terlahir BAIK,tetapi RUSAK
tertular oleh masyarakat yg KORUPTIF.
2. Ini tercermin dgn sekolah TRADISIONAL yg
membosankan yg menekankan Pengulangan &
hafalan.
3. Sekolah Tradisional HARUS dirombak.
4. Karena Pembelajaran hrsmengikuti perkembangan
alamiah: Kongrit ke Abstrak, Lingkungan dekat ke
jauh, mudah ke sukar dll)
22. FREIDRICH FROEBEL (1782-1852)
Pendidik asal JERMAN
1. Terkenal dengan Pendidikan Usia Dini
(Kingdergarten)
2. Cara mengajar sebaiknya yg berbasis
AKTIVITAS DIRI.
3. LIGKUNGAN diciptakan sesuai saat
mengikuti pembelajaran.
4. Pendidikan harus berlangsung dengan
memperhatikan harga diri siswa.
23. JOHANN HERBART (1776-1841)
Pendidik asal JERMAN
1. Manusia pada dasarnya baik, akan tetapi bila
Moral tdk dikembangkan cenderung membuat
kesalahan.
2. Proses Pendidikan hendaknya berlangsung 5
tahap: Persiapan, Persentasi, Asosiasi,
Sistematisasi & Aplikasi.
3. Peembelajar hrs mampu menjawab:
Apa yg telah diketahui oleh pebelajar ?
Pertanyaan apa yg seharusnya saya ajukan ?
Peristiwa apa yg hrs saya kaitkan ?
Kesimpulan apa yg hrs ditarik ?
Bagaimana spebelajar menerapkan apa yg telah dipelajari?
24. HERBERT SPENCER (1820-1903)
Pendidik asal INGGRIS
1. Pendidikan harus dikembangkan sesuai
dengan bakat dan tuntutan lingkungan.
2. Individu yang paling kuat dalam suatu
generasi akan selamat, oleh karena
itu...........
3. Pendidikan yang dikembangkan manusia
harus mampu bertahan hidup.
4. Mampu menguasai kegiatan secara efisien,
dan
5. Mampu meningkatkan efektifitas kinerja
25. JOHN DEWEY (1859-1952)
Pendidik asal AMERIKA
1. Pendidikan merupakan proses sosial dimana
anggota masyarakat yg belum matang diajak
ikut berpartisipasi dl masyarakat.
2. Tujuan Pendidikan memberikan kontribusi
dalam perkembangan pribadi dan sosial
seseorang, melalui pengalaman &
pemecahan masalah yg berlangsung secara
reflektif.
26. JOHN DEWEY (1859-1952)
Pendidik asal AMERIKA
1. Pembelajar mempunyai pengalaman langsung dr
keterlibatannya dlm suatu kegiatan yg diminatinya
2. Berdasarkan pengalaman pembelajar mempunyai
masalah khusus yg merangsang pikirannya
3. Pembelajar mempunyai atau mencari informasi
yg diperlukan unt memecahkan masalah
4. Pembelajar mengembangkan berbagai kemungkinan
& solusi tentatif unt. Memecahkan masalah
5. Pembelajar menguji kemungkinan dgn jalan
menerapkannya unt. Memecahkan masalah
27. IVAN ILLICH (1926-1990)
Pendidik asal NEW YORK - AMERIKA
1. MEKSIKO: DESCHOOLING SOCIETY (
masyarakat bebas sekolah).
2. Masyarakat di sekolah membelenggu
perkembangan pribadi & masyarakat.
3. Masyarakat dibebaskan dr sekolah krn belajar
sepanjang hayat.
4. Belajar sebenarnya berlangsung di luar sekolah
tanpa arahan guru
5. Objek pendidikan (sumber pengetahuan diperoleh)
adalah perpustakaan,workshop, galeri seni dll)
28. PAULO FREIRE ( ? -1997)
Pendidik asal BRASIL
Tujuan pendidikan adalah pembebasan yg permanen
yg berlangsung 2 tahap.
1. Pertama tahap kesadaran akan penindasan.
2. Kedua tahap membangun kemantapan dgn aksi
budaya yg membebaskan.
Freire prihatin adanya kesenjangan antara yg kaya
dan yg miskin.
Sekolah telah menjadi elitis & terisolasi dr masyarakat &
kemudian dibawa ke program pembelajaran & akhirnya
kembali ke realitas nyata dengan paksis baru.
29. KI HAJAR DEWANTARA ( 1889 -1959)
Pendidik asal INDONESIA
1. TUT WURI HANDAYANI, HING MADYA MANGUN
KARSA, HING NGARSA SUNG TULADA.
2. Tujua Pendidikan di kalisifikasi dgn istilah TRI-
NGA (NGA adalah hurug terakkhir abjad Jawa
Ajisaka)
3. NGA yg pertama: “ngerti” (memahami atau
aspek Intelektual).
4. NGA yg kedua: “ngrasa” (merasakan atau
aspek afeksi)
5. NGA yg ketiga: “nglakoni” (mengerjakan
30. KI HAJAR DEWANTARA ( 1889 -1959)
Pendidik asal INDONESIA
6. Dilakukan sebelum BLOOM merumuskan
taxonominya.
7. Hak setiap orang untuk mengatur dirinya,oleh krn
itu ..........
8. Pembelajaran HARUS mendidikan anak menjadi
manusia yg merdeka batin, pikiran dan tenaga.
9. Pengajaran JANGAN terlampau mengutamakan
kecerdasan pikiran karena hal itu dpt memisahkan
orang terpelajar dengan rakyat.
31. MOHAMMAD SYAFEI ( 1889 -1969)
Pendidik asal SUMATRA BARAT - INDONESIA
1. Dasar Pendidikan adalah berpikir secara logis &
rasional dan meninggalkan cara berpikir mistik &
tahayul.
2. Isi pendidikan disesuaikan dgn kebutuhan
masyarakat & kegunaan hsl pendidikan unt
kemajuan masyarakat.
3. Pendidikan hrs menanamkan rasa percaya diri &
berani bertanggung jawab.
4. Masyarakat yg menilai lulusan & memberikan
pengakuan, jadi tdk perlu mengikuti aturan
pemerintah (jaman penjajahn Belanda) yg mendidik
secara elitis unt kepentingan jajahan.
32. PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
(Education Technology)
1. Teknologi untuk Pendidikan (Technology for
Education)
2. Teknologi Informasi (Information Technology / IT)
3. Teknologi Komunikasi dan Informasi (Information
and Communication Technology / ICT)
4. Online Learning
5. E-Learning
6. APAPUN NAMANYA yang peggunaannya untuk
membantu PROSES PEMBELAJARAN
33. PENGALAMAN NEGARA TETANGGA
Myanmar, Singapura, Vietnam,
Filipina, Brunei Darussalam, Thailand,
Malaysia
Semua berusaha meningkatkan mutu
masyarakat & bangsanya memasuki
era globalisasi melalui pendidikan
DAN
34. 5. Keberhasilan penggunaan teknologi bukan
terletak seberapa canggihnya peralatan
teknologinya, tetapi pada manusia
Teknologi digunakan sbg bagian integral PBM di
luar maupun di dalam sekolah
Pelatihan guru,instruktur, kepala sekolah &
tenaga pendidik lainnya dilakukan secara kontinyu
& berkesinambungan
Materi ajar berkaitan dengan teknologi pendidikan
(IT/ICT), menjadi bagian integral dr kurikulum &
proses pendidikan calon guru.
35. 6. Pendayagunaan teknologi untuk
pendidikan memerlukan dukungan
infrastruktur fisik & teknologis.
7. Diperlukan agen2 perubahan di
setiap jenjang.
8. Untuk memasyarakatkan
pendayagunaan diperlukan petunjuk
yang jelas.
36. 6. Penggunaan teknologi yg di
integrasikan dlm PBM memerlukan
perubahan pendekatan pembelajaran.
7. Pada tingkatan mikro keterlibatan
orang tua serta masyarakat sangat
membantu menjembatani dan
memperkuat hubungan sekolah dengan
rumah.
37. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PERBAIKAN KINERJA MELALUI KONSEP
ORGANISASI BELAJAR
PENGUASAAN KEMAMPUAN PERORANGAN
VISI BERSAMA
BELAJAR BEREGU
PENEGAKAN POLA MENTAL
BERPIKIR SISTEM
AKSES INFORMASI