Dokumen tersebut membahas proses manajemen risiko perusahaan yang meliputi identifikasi risiko, penetapan risiko yang diterima atau dialihkan, penetapan batasan risiko, integrasi risiko ke dalam proses bisnis, serta pemantauan risiko. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai cara mengelola risiko seperti asuransi, lindung nilai, derivatif, kontrak berjangka, opsi, dan swap.
1. Manajemen Risiko
I. LANGKAH PROSES MANAJEMEN RISIKO
1. Mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko utama perusahaan.
Mengidentifikasi risiko-risiko dalam berkaitannya untuk memahami faktor-
faktor yang memicu volatilitas arus kas perusahaan. Contoh, Demand
risk,Commodity risk, Country risk, Operational risk, Foreign Exchange risk.
Manajemen risiko secara umum berfokus pada pengelolaan faktor-faktor eksternal
yang dapat menyebabkan volatilitas arus kas perusahaan.
2. Menentukan mana jenis risiko yang harus diterima dan mana yang harus
dialihkan. Contohnya seperti perusahaan eksplorasi dan pengolahan minyak dan
gas, secara historis, memilih untuk menanggung risiko fluktuasi harga minyak dan
gas. Oleh karena itu, beberapa perusahaan telah memilih untuk secara aktif
mengelola risiko.
3. Menentukan berapa banyak risiko yang dapat ditanggung.
Strategi khusus yang dipilih akan bergantung pada perilaku perusahaan
terhadap risiko dan analisis cost/benefit analisis dari strategi pengelolaan risiko.
4. Menyatukan risiko ke dalam seluruh keputusan dan proses perusahaan.
Perusahaan harus mengimplementasikan suatu sistem untuk mengendalikan
terbukanya risiko perusahaan. Seperti untuk risiko-risiko yang akan dialihkan,
perusahaan harus menentukan suatu alat yang tepat untuk mengalihkan risiko,
seperti membeli polis asuransi.
5. Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan.
Sistem pengawasan yang efektif memastikan bahwa keputusan sehari-hari
perusahaan bersifat konsisten dengan profil risiko yang telah dipilih.
II. BERBAGAI CARA MENGELOLA MANAJEMEN RESIKO
A. Mengelola Risiko dengan Kontrak
AsuransiAsuransi adalah suatu metode pengalihan risiko kerugian dari
perusahaan ke pihak ketiga, dengan membayar suatu premi. Keputusan dilakukan
untuk memastikan adanya trade-off antara biaya premi dengan keuntungan yang
didapat dari terhindarinya peluang kerugian.
B. Mengelola Risiko dengan MelakukanLindung Nilai melalui Kontrak Serah
Lindung Nilai atau Hedging mengacu pada suatu strategi yang didesain untuk
mengimbangi terjadinya risiko harga. Contoh, jika Anda sedang merencanakan
untuk membeli 1 juta Euro dalam waktu 6 bulan, maka hal ini akan membebani
Anda bila nilai Euro semakin menguat. Risiko seperti ini dapat dimitigasi dengan
kontrak serah atau forward contracts.
Lalu apa itu kontrak serah? Kontrak Serah atau Forward contract sendiri
adalah suatu kontrak di mana suatu harga disepakati hari ini untuk aset yang akan
2. dijual atau dibeli di masa akan datang. Karena harga telah “dikunci” hari ini, maka
risiko yang terjadi di masa datang berupa fluktuasi harga, dapat dieliminasi.
Contohnya seperti ini Jika Anda sedang merencanakan untuk membeli 2 juta
Euro dalam waktu 6 bulan, maka Anda dapat bernegosiasi dengan menggunakan
kurs Euro hari ini (katakanlah 1 Euro = $2) melalui kontrak serah. Dalam 6 bulan,
berapapun kurs Euro terhadap Dollar, kewajiban Anda untuk mendapatkan 1 juta
Euro adalah $2 per Euro atau $ 2 juta.
Ketika nilai euro terapriasiasi maka perusahaan membayarkan lebih tinggi
misal seperti soal diatas kontrak $2 per euro ketika nilai tukar 1euro=$2 tetapi
ternyata nilai tukar yang terjadi 1euro= $1,75 maka perusahaan hanhya
mendapatkan $ 1,75 dollar jika tanpa perjanjian serah kontrak. Jika nilai euro
terdepresiasi maka sebaliknya perusahaan akan mendpatkan pendapatan yang
lebih. Bisa Terlihat bahwa kontrak serah membantu mengurangi risiko jika Euro
terapresiasi. Sebaliknya, jika Euro terdepresiasi, maka kontrak serah mewajibkan
perusahaan untuk membayar jumlah yang lebih tinggi.
C. MENGELOLA RISIKO DENGAN TRANSAKSI PERDAGANGAN
DERIVATIF
Kontrak derivatif adalah suatu sekuritas yang nilainya diturunkan (derived)
dari nilai aset atau sekuritas utama (underlying asset or security), seperti misalnya
minyak dan mata uang. Transaksi perdagangan derivatif tidak dapat dikustomisasi
(seperti halnya kontrak serah) dan hanya tersedia untuk aset tertentu dan memiliki
jatuh tempo yang terbatas.
D. Kontrak Berjangka (Futures Contract)
Kontrak berjangka adalah suatu kontrak untuk membeli atau menjual
komoditas yang telah ditetapkan (misalnya, gandum) atau suatu klaim finansial
(misalnya, obligasi negara) dengan harga tertentu pada suatu waktu yang telah
ditetapkan. Ada dua kategori kontrak berjangka, yaitu komoditi berjangka
(commodity futures) dan keuangan berjangka (financial futures).
E. Mengelola Risiko Gagal dalam Pasar Berjangka
Pencegahan kegagalan (default) pada kontrak berjangka dilakukan melalui dua
cara, yaitu:
Margin – bursa berjangka mewajibkan para partisipan bursa untuk
menyerahkan jaminan (collateral) yang disebut margin.
Marking to Market – keuntungan dan kerugian harian dari kontrak serah
suatu perusahaan dipindahkan ke atau dari akun margin perusahaan yang
bersangkutan.
F. Lindung Nilai dengan Kontrak Berjangka
Mirip dengan kontrak serah, perusahaan dapat menggunakan kontrak berjangka
untuk melindungi nilai (hedge) risiko harga mereka. Jika perusahaan berencana
untuk membeli, ia dapat masuk ke dalam long hedge dengan membeli kontrak
berjangka yang tepat. Jika perusahaan berencana untuk menjual, ia dapat masuk
ke dalam short hedge dengan menjual (atau going short) suatu kontrak berjangka.
3. Basis risk terjadi manakala harga aset yang mendasari kontrak berjangka tidak
secara sempurna berkorelasi dengan risiko harga yang diupayakan perusahaan
untuk dilakukan lindung nilai. Jika aset tertentu tidak tersedia, maka alternatif
terbaik adalah menggunakan suatu aset yang perubahan harganya sangat
berkorelasi dengan aset tersebut.
Lalu ada yang disebut Kontrak Opsi Opsi adalah hak (bukan kewajiban)
untuk membeli atau menjual lembar saham atau aset yang jumlahnya telah
ditentukan dengan harga tertentu selama periode yang telah ditentukan. Hak
pemegang opsi untuk membeli dikenal dengan istilah call option sedangkan hak
untuk menjual dikenal dengan istilah put option.
Contohnya jika Anda membeli sebuah call option atas 150 lembar saham
XXX dengan harga premi sebesar $5.0 dan harga pelaksanaan sebesar $20 dan
jatuh tempo dalam 90 hari, berarti:
Anda dapat membeli saham XYZ pada harga $20 meskipun harga pasar saham
tersebut mungkin diatas $20. Jika harga saham turun di bawah $20, kita akan
memilih untuk tidak menggunakan kontrak opsi kita dan kehilangan premi yang
sudah dibayarkan.
Jika Anda membayar $5 untuk mendapatkan suatu call option dengan harga
pelaksanaan (exercise price) sebesar $25, dan saham dijual dengan harga $35 pada
saat tanggal daluwarsa, berapakah profit dan loss Anda? Berapakah nilai timbal
balik atas call option tersebut?
Break-even Point = Exercise price + Premium
Profit = (Stock price – Exercise price) – Premium
Jika (stock price – exercise price) itu negatif, profit atau kerugian
adalah sama dengan $0 – Premium.
Break-even Point = Exercise price + Premium
= $25 + $5
= $30
Profit (at stock price of $35)= (Stock Price – Exercise Price) – Premium
= ($35 - $25) - $5
= $5
III. Menilai Opsi dan Swap
Nilai opsi dapat dipandang sebagai nilai present dari hasil yang diharapkan
saat opsi jatuh tempo/ daluwarsa.
Model penilaian (pricing model) opsi yang paling dikenal adalah Black-
Scholes Option Pricing Model (BS-OPM).
4. Dalam melakukan penilaian sendiri terdapat 6 variabel yang dapat mempengaruhi
harga suatu opsi,yaitu:
1) Harga saham yang dijadikan acuan opsi (The price of the underlying
stock)
2) Harga pelaksanaan opsi (The option’s exercise or strike price)
3) Lamanya waktu yang masih tersisa hingga daluwarsa (The length of time
left until expiration)
4) Volatilitas harga saham yang diharapkan (The expected stock price
volatility)
5) Tingkat bunga bebas risiko (The risk free rate of interest)
6) Hasil dividen dari saham yang dijadikan acuan opsi (The underlying
stock’s dividend yield)
5. G. Kontrak Tukar-Menukar (Swap Contract)
Swap contract berupa kegiatan tukar-menukar (swapping) atau
perdagangan (trading) satu set pembayaran kepada pihak lain.
Tingkat bunga swap (Interest rate swap) berupa pembayaran bunga
tetap perdagangan atas pembayaran tingkat bunga mengambang.
Mata uang swap (currency swap) berupa pertukaran kewajiban utang
dalam mata uang berbeda.
H. Credit Default Swaps
Jika seorang investor khawatir bahwa obligasi yang dimilikinya akan
gagal bayar (default), maka ia dapat membeli credit default swap yang akan
membayar bila pembayaran obligasi mengalami kegagalan. Namun
demikian, instrumen ini telah disalahgunakan dan memainkan peran sentral
pada terjadi krisis pasar keuangan global yang mengarah pada kondisi resesi
di Amerika dan negara-negara lain.
REFERENSI
Keown, Arthur J., Martin, John D., dan Sheridan Titman. 2018. Financial Management
Principles and Applications, 13th
ed. United Kingdom: Pearson