4. Intrumen
Pasar Modal
1. Saham
Saham merupakan surat berharga yang diterbitkan sebagai bukti
kepemilikan seseorang atas sebuah perusahaan. Sebagai investor yang
menginvestasikan sebagian uang dalam instrumen pasar modal ini akan
mendapatkan imbal hasil berupa dividen.
2. Reksadana
Reksadana merupakan produk pasar modal yang tepat bagi investor
anti-ribet. Karena reksadana adalah contoh pasar modal yang
pengelolaan dana investor dilakukan oleh manajer investasi untuk
dikelola dalam portofolio efek sehingga hasil return dapat maksimal.
3. Surat Utang/Obligasi
Obligasi merupakan produk pasar modal dengan penerbitan surat
utang oleh pemilik perusahaan kepada investor yang membelinya.
Contoh pasar modal dari surat utang ini seperti Surat Utang Negara,
dan sejenisnya.
3. Saham Derivatif
Saham ini merupakan bentuk turunan dari saham yaitu right dan
warrant. Bentuknya tetap seperti surat berharga, hanya saja mekanis
menya yang berbeda dengan saham pada umumnya.
6. Obligasi
Obligasi adalah surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan
bersuku bunga tertentu, dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana
dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan.
Jenis Obligasi dibedakan menurut siapa penerbitnya, yaitu:
1. Obligasi Negara (Government Bond), adalah obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah Republik Indonesia. Di Amerika, obligasi negara seperti
ini disebut treasury bonds (T-Bonds).
2. Obligasi Perusahaan atau Obligasi Korporasi (Corporate Bond), adalah
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik perusahaan swasta
maupun perusahaan negara (BUMN).
7. 1. Istilah Dalam Obligasi
a. Nilai Nominal (Par Value) adalah sejumlah dana yang akan
diterima oleh pemegang obligasi saat obligasi jatuh tempo.
b. Tingkat Bunga (Kupon) adalah persentase dari nilai nominal
obligasi yang akan dibayarkan setiap periodenya dengan nilai yang
sama/tetap.
c. Jatuh Tempo Obligasi
d. Indenture adalah perjanjian hukum (kontrak) antara penerbit
obligasi dengan pemegang obligasi.
e. Trustee adalah pihak perwalian.
f. Harga Obligasi
g. Sinking Fund (Dana Pelunasan) adalah sejumlah dana yang
disisihkan secara teratur untuk tujuan pelunasan obligasi.
8. 2. Jenis Obligasi
a. Zero Coupon Bonds merupakan obligasi yang tidak memiliki kupon
secara periodik. Biasanya harga beli obligasi lebih rendah dibanding
nilai nominalnya dan saat pelunasan pemegang obligasi akan
mendapat nilai pelunasan sejumlah nilai nominal yang tertera.
b. Convertible Bonds merupakan obligasi yang memberikan hak
kepada pemegang obligasi untuk menukar obligasi dengan saham.
c. Callable Bonds merupakan obligasi yang dapat ditarik oleh
penerbit obligasi sebelum jatuh tempo.
d. Mortgage Bonds merupakan obligasi yang dijamin dengan aset-aset
khusus.
e. Debentures merupakan liabilitas jangka panjang yang nilainya tidak
dijamin dalam artian tidak ada jaminan aset tetap perusahaan atas
penerbitan obligasi. Debentures ini biasa diterbitkan oleh
perusahaan yang memiliki reputasi kredit yang baik.
f. Junk Bonds merupakan obligasi yang memiliki risiko tinggi. Obligasi
ini diterbitkan dengan kupon yang tinggi dan biasa digunakan untuk
tujuan spekulatif.
g. Serial Bonds merupakan obligasi yang pembayaran bunga (kupon)
dilakukan setiap periodik sampai dengan jatuh tempo obligasi.
9. 3. Harga Obligasi Yang Ditawarkan
• At Par (Nilai Par)
Harga surat utang sama dengan nilai nominal-nya. Misalnya
surat utang dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual pada harga
100%.
“Maka nilai surat utang tersebut adalah 100% x Rp.50.000.000
= Rp.50.000.000.”
• At Premium (Dengan Premi)
Harga surat utang lebih besar dari nilai nominal. Misalnya surat
utang dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual dengan harga 102%.
“Maka nilai obligasi = 102% x Rp.50.000.000 = Rp.51.000.000.”
• At Discount (Dengan Diskon)
Harga surat utang lebih kecil dari nilai nominal. Misalnya surat
berharga dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual dengan harga
98%.
“Maka nilai dari surat utang adalah 98% x Rp.50.000.000
= Rp.49.000.000”.
10. Keuntungan
Investasi Obligasi
1. Keuntungan yang diperoleh dari kupon (bunga)
Yang terbagi atas kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang
(floating/variable coupon). Walaupun demikian, ada obligasi yang tak
memberlakukan kupon (zero coupon bond).
2. Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga obligasi
Misalnya, harga awal obligasi 100%. Ketika hendak dijual, harganya
ternyata naik menjadi 115%. Jadi, kalau menjualnya, keuntungan yang
didapat 15% (istilahnya capital gain 15%).
3. Aman
Karena pembayaran kupon dan pokok dijamin UU No. 24 Tahun
2002/UU No. 19 Tahun 2008.
4. Kupon/bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga deposito
5. Mudah untuk diperdagangkan
11. Kekurangan
Investasi Obligasi
1. Penerbit obligasi berisiko gagal bayar dan konsekuensinya investor tak
cuma tidak memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali
seluruh pokok utang. Untungnya, kekurangan ini tak berlaku pada
obligasi negara yang terlindungi undang-undang.
2. Rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik
yang tidak stabil. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada pasar
keuangan.
3. Menjual obligasi sebelum jatuh tempo menimbulkan kerugian bagi
investor. Sebab harga jualnya lebih rendah dari harga belinya.
13. Saham Derivatif
Derivatif adalah perjanjian atau kontrak yang dilakukan dua pihak atau
pun lebih. Tujuan dari kontrak tersebut adalah membeli atau menjual
komoditas maupun aset. Kemudian, perjanjian tersebut dapat berguna
menjadi objek perdagangan. Nilai dari kontrak tersebut harus disetujui kedua
pihak, serta bisa dipengaruhi oleh harga atau nilai komoditas produk maupun
aset.
Derivatif diartikan pula sebagai instrumen investasi dan terdiri atas
berbagai produk keuangan yang telah diawasi BEI. Produk keuangan yang
terdapat pada derivatif bisa berupa mata uang, saham, obligasi, indeks
obligasi, indeks saham, suku bunga, atau lainnya. Selain itu, apabila produk
derivatif berupa komoditas, pengawasannya akan dilakukan oleh pihak
BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).
Produk ini termasuk instrumen investasi dengan tingkat risiko yang tinggi
sebab lebih memanfaatkan prediksi harga di waktu mendatang, namun
mampu memberi peluang imbal hasil atau return yang cukup tinggi.
14. Jenis-jenis
Investasi Derivatif
1. Kontrak berjangka (Futures)
Merupakan kontrak yang diperdagangkan di pasar berjangka. Kontrak
ini digunakan untuk membeli atau menjual suatu aset atau instrumen
pada masa yang akan datang dan harganya telah ditetapkan sejak awal.
2. Opsi (Option)
Jenis derivatif berikutnya adalah option. Para pemegang instrumen
ini dapat membeli atau menjual asetnya pada satuan harga tertentu,
sebelum atau tepat pada tanggal jatuh tempo. Option terbagi menjadi
dua jenis, yakni:
a. Call option merupakan kontrak yang memberikan hak bagi pemilik
nya untuk membeli saham dalam jumlah tertentu dari perusahaan
penerbit option pada suatu harga dan waktu yang tertentu pula.
b. Put option dalam derivatif akan memberikan hak bagi pemegangnya
untuk menjual saham dalam jumlah tertentu dari perusahaan
penerbit option.
3. Swap
Adalah transaksi antara dua belah pihak untuk membeli dan menjual
sejumlah nominal mata uang dengan mata uang yang lain atau terhadap
suku bunga. Biasanya transaski ini berlaku untuk mata uang asing.
15. Manfaat
Investasi Derivatif
1. Instrumen derivatif mampu meminimalisir terjadinya kerugian dan risiko
keuangan. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan derivatif
merupakan instrumen investasi berbentuk kontrak perdagangan yang di
dalamnya memuat sejumlah penetapan perjanjian yang berfungsi untuk
menggambarkan aturan dan batasan dalam implementasi kegiatan saat
berinvestasi, sehingga nantinya dapat memperoleh keuntungan besar.
2. Instrumen derivatif mampu melindungi harga serta nilai suatu komoditas
karena disebabkan oleh rangkaian proses penilaian produk derivatif
bersifat kompleks dan rinci. Oleh sebab itu, saat berinvestasi pada
instrumen derivatif dapat menjaga nilai komoditas agar tetap stabil serta
tidak mengalami penurunan nilai.
16. Kekurangan
Investasi Derivatif
1. Investasi derivatif ini adalah investasi dengan risiko yang paling tinggi,
bahkan melebihi investasi saham, lantaran basisnya adalah kontrak
perdagangan. Namun, tentu saja, risiko yang sangat tinggi juga diiringi
dengan imbal yang juga sangat besar.
2. Proses investasi di instrumen derivatif ini sangat tergantung pada
kemampuan “membaca” pasar aset dan komoditi di masa depan. Jadi,
akan didominasi oleh spekulasi. Hal inilah yang memunculkan risiko
kerugian yang sangat tinggi, jika kita tidak bisa “meramal” arah nilai
pasar di masa depan, dan bisa dikatakan bahwa instrumen ini adalah
instrumen investasi yang sangat berbahaya.