Dokumen tersebut membahas tentang manajemen investasi lanjutan yang mencakup topik-topik seperti lingkungan investasi, instrumen keuangan, risiko dan return, penilaian surat berharga, hipotesis pasar efisien, serta pasar derivatif seperti opsi."
2. REFERENSI
Referensi Utama:
1. Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus (B-K-M). 2018. Investment. Mc-Geaw-Hill Education. Eleventh
Edition
2. Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (E-G), 2013, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, John
Wiley & Sons, Inc. 9th Edition
3. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown (R-B), 2011, Investment Analysis & Portfolio Management, South-
Western Educational Publishing, 10th edition.
Referensi Pendukung:
1. Jones, Charles P,. Jensen, Gerald R., 2013, Investments, Analysis and Management, John Wiley & Sons, Inc.
13th Edition
2. Sharpe, William F. Gordon J. Alexander, and Feffrey V. Bailley, 1998, Investments, Prentice Hall, 6 edition
3. Husnan, Suad, 2015, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 8, UPP AMP YKPN.
4. Hartono, Jogiyanto, 2013, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 5, Penerbit FE-UGM. Yogyakarta.
5. Hartono, Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia
4. RPS : P1 - 7
1. Lingkungan Investasi dan Pasar Keuangan
2. Kelompok Aset, Instrumen Keuangan, dan Pasar Modal Indonesia
3. Risk dan Return serta Alokasi Kapital ke Aset Berisiko
4. Penilaian surat berharga saham dan manajemen saham
5. Penilaian surat berharga obligasi
6. Efficient Market Hyphotesis (EMH)
7. Pasar Derivatif (Opsi)
21. Perdagangan OPSI
• Pengertian :
• Opsi yaitu hak untuk membeli dan menjual dipasar securitas atau pasar modal.
• Call option (opsi beli), hak membeli dgn harga yang ditentukan dan berakhir setelah jangka
waktu tertentu.
• Put option (opsi jual), hak menerima pembayaran dari pembeli dengan harga tertentu dan
berakhir setelah jangka waktu terstentu.
• Pelaku transaksi ada 4 pihka :
1. Pembeli opsi beli, memiliki hak membeli
2. Penjual opsi beli, menerima pembayaran dan berjanji menjual
3. Pembeli opsi jual, memiliki hak menjual
4. Penjual oipsi jual, menerima pembayaran dan berjanji membeli
22. Perdagangan OPSI
• Perdagangan opsi :
• Investor membeli dgn tujuan nspekulasi yaitu kalau nilai pasar saham tsb
memingkat dan bila keuntungannya (Rp 50.000) melebihi biaya transaksi
atau premium opsi (Rp 5.000) maka dieksekusi atau dibeli, sedangkan bila
rugi maka tidak harus dieksekusi sehingga ahanya rugi biaya transaksi Rp
5.000
• Contoh : investasi opsi mengutungkan Rp 47.250
PERDAGANGAN OPSI
- Membeli Ipsi beli : 25 opsi x 100 lbr x Rp 110 = Rp 275.000
- Nilai pasar saham : 25 opsi x 100 lbr x Rp 130= Rp 325.000
- Pendapatan bruto investasi Opsi = Rp 50.000
- Premium Opsi beli = Rp 5.000
- Pendapatan netto investasi Opsi = Rp 45.000
- Pendapatan bunga : 20% x 3/12 x Rp 45.000 = Rp 2,250
- Pendapatan total investasi Opsi = Rp 47.250
Catatan :
- Kelebihan dana Rp 45.000 ditabung 3 bulan sehingga
memperoleh bunga Rp 2.250
23. Perdagangan OPSI
• Faktor yang menentukan harga OPSI :
• Harga saham yang diperjual belikan
• Harga penyerahan atau singking fund opsi
• Waktu yg tersisa hingga jatuh tempo
• Volatitas harga saham ybs
• Tingkat bunga bebas risiko saat ini (Rf)
• Tingkat dividen atas harga saham ybs
24. Perdagangan OPSI
• Opsi beli (call option), eksekusi atas opsi dilakukan selama
keuntungan atau harga beli (Rp 100) lebih kecil dari harga pasar (Rp
105) dan menutup biaya transaksi opsi (Rp 4).
• Opsi beli (call option), tidak dieksekusi bila mengalami kerugian
25. Perdagangan OPSI
5
100
-5
0
105 Harga saham
Penjual Opsi beli
Laba (Rugi)
Pembeli Opsi beli
Harga saham
(1)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 105
Laba = Rp 0
C
B
A
(2)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 100
Pembeli Rugi Rp 5 (C)
Penjual laba Rp 5 (B)
(3)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 110
Pembeli Laba Rp 5 (10-5) ;D
Penjual Rugi Rp 5 (5-10) ; E
110
D
E
26. Perdagangan OPSI
• Harga opsi beli, dinyatakan secara teori :
C = S N(d1)- Xe^(-rt) N(d2)
dimana :
d1 = ln(S/X) + (r+s^2/2)^t
sSQRt
d1 = ln(S/X) + rt . ½ sSQR t
s SQRt
d2 = d1 – s SQR t
C = 72(0,8231) – 70.(2,7183)^(0.07 x 0.50). 0.0842
C = 59,26 – 54,36 = Rp 4,90
• Dimana :
• C : harga saham Opsi
• S : harga saham : Rp 72
• X : harga penyerahan : Rp 70
• e: bilangan antilog (euler=2,7183)
• r : tingkat bunga bebas risiko saat ini : 7 %
• t : wkt yang tersisa hingga jatuh tempo biasanya dinyatakan dlm satuan tahun :
6 bulan atau 0.5 tahun
• s(sigma = standar deviasi) : volatilitas harga saham yg diukur dengan standar
deviasi harga saham
• N (dx) : fungsi kumulatif distribusi normal : N(d1) = 0.8231, N(d2) = 0,8042
50. Manfaat Sekuritas Derivatif.
1. Meminimalisir risiko.
Meminimalisir risiko merupakan manfaat utama dari adanya sekuritas derivatif. Karena dengan melakukan
penerbitan sekuritas derivatif maka secara langsung maupun tidak langsung akan mampu mengurangi
terjadinya berbagai risiko yaitu adanya kemungkinan mengalami kerugian, baik bagi pihak emiten maupun
bagi para investor. Seperti risiko tidak lakunya sekuritas utama, penurunan harga efek utamanya, serta risiko
kenaikan fluktuasi harga.
2. Memperbesar Keuntungan.
Jika sekuritas derivatif mampu meminimalisir risiko berarti dapat memperbesar keuntungan para
pemegangnya. Bagi emiten, sekuritas derivatif dianggap sebagai pemanis agar para investor berminat
membeli efek utama agar penjualannya memenuhi target. Sedangkan bagi para investor, sekuritas derivatif
merupakan hak prioritas untuk melakukan transaksi jual beli instrumen keuangan utama, seperti saham dan
obligasi. Jika pemiliknya menggunakan haknya, maka otomatis ia telah melakukan pembelian efek
utamanya. Dengan demikian setelah ia membeli efek utama maka ia akan mendapatkan dividennya. Selain
itu, keuntungan yang bisa didapat dari sekuritas derivatif adalah bisa mendapatkan efek utama dengan
harga yang lebih murah dari pada membelinya secara langsung. Keuntungan lainnya adalah jika investor
menjual sekuritas derivatif saat harga efek utama naik berarti harga sekuritas derivatif juga akan naik, maka
ia akan mendapatkan keuntungan dari penjualan sekuritas derivatif tersebut.
51. Manfaat Sekuritas Derivatif.
3. Mengamankan investasi.
Sekuritas derivatif merupakan upaya stabilisasi investasi dan jaminan laba bagi para investor. Bahkan
sekarang dalam konteks investasi sekuritas derivatif telah banyak diterapkan sistem hedging atau
lindung nilai, di mana sekuritas derivatif merupakan bentuk transfer risiko antar institusi atau
individu dengan imbalan tertentu yang berbentuk premium. Ini berguna agar laba tetap dapat
diperoleh dan kemungkinan kerugian bisa ditekan, sehingga investasi mempunyai prospek
perkembangan bagus, terus berada pada jalur aman dan jauh dari kebangkrutan.
52. Pengertian Derivatif
Yang dimaksud dengan derivatif adalah suatu kontrak pemindahan risiko, antara pihak yang menanggung risiko
dengan yang mengalihkan risiko, pihak yang menanggung risiko (risk taker) mendapatkan uang jasa atau feedari
pihak yang mangalihkan risiko (tertanggung) sebagai kompensasi dari penanggungan tersebut. Karena itu derivatif
semula digunakan untuk tujuan hedging atau lindung nilai. Kebutuhan adanya transaksi seperti ini dikarenakan
adanya pihak-pihak yang lemah dalam menanggung risiko dan pihak-pihak yang lebih kuat.
Dalam prakteknya ada berbagai macam jenis derivatif, misalnya forward, future, swap, opsi, dsb. Tetapi pada
dasarnya semua itu adalah berupa kontrak pengalihan risiko dari satu pihak kepada pihak lain dengan suatu imbalan
tertentu. Demikian juga objek dari pertanggungan itu, atau yang biasa disebut variabel yang mendasari (underlying
variable) ada bermacam-macam, misalnya harga komoditi, tingkat sukubunga, kurs mata uang asing, harga saham,
cuaca, atau apapun juga yang dalam kondisi tertentu menimbulkan suatu risiko bagi pihak tertentu. Dalam contoh di
atas jenis derivatif tersebut adalah kontrak berjangka atau forward dan variabel yang mendasari adalah harga pasar
komoditi.
Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta
investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap risiko dari pergerakan harga saham dan
komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing “tanpa” mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya
(underlying).
53. Kegunaan Derivatif
Kegunaan utama dari derivatif ini adalah untuk mengalihkan risiko ataupun mengambil suatu risiko tergantung
apakah posisinya sebagai hedger (pelaku lindung nilai) atau spekulator. Bermacam-macam rentang nilai antara
aset acuan dan alternatif pembayaran menghasilkan beraneka kontrak derivatif yang diperdagangkan di pasaran.
Jenis utama derivatif adalah kontrak berjangka (futures), kontrak serah (forward), opsi dan swap.
Asuransi dan lindung nilai
Salah satu kegunaan derivatif adalah sebagai suatu alat untuk mengalihkan risiko. Contohnya, petani dapat
menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada spekulator sebelum panen dilakukan. Si petani melakukan
lindung nilai atas risiko naik atau turunnya harga panenan dan si spekulator menerima pengalihan risiko ini
dengan harapan imbalan yang besar. Sipetani mengetahui secara pasti nilai jual hasil panen yang akan
diperolehnya kelak dan si spekulator akan memperoleh keuntungan apabila harga jual mengalami kenaikan
namun apabila harga jual mengalami penurunan maka ia akan mengalami kerugian.
54. Spekulasi dan arbitrasi
Arbitrasi atau juga dikenal dengan istilah asing “arbitrage” ini bisa diartikan sebagai suatu
tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan antara satu aset acuan dan aset
acuan lainnya misalnya dengan memanfaatkan perbedaan antara nilai Indeks LQ-45 (ILQ-45) di
Bursa Efek Jakarta ( spot market ) dan nilai ILQ-45 pada KBIE di Bursa Efek Surabaya ( futures
market ), jadi selain mengambil posisi di BES, juga harus mengambil posisi di BEJ sehingga
secara simultan mengambil posisi yang berlawanan antara di BEJ dan BES.
Spekulator dapat bertransaksi dengan spekulator lainnya juga dengan orang yang membutuhkan
lindung nilai (hedger). Pada umumnya transaksi pasar pasar derivatif lebih didominasi oleh
perdagangan spekulatif daripada perdagangan lindung nilai dalam artian yang sesungguhnya.
55. Alasan penggunaan derivatif, antara lain:
1. Peralatan untuk mengelola risiko;
2. Pencarian untuk hasil yang lebih besar;
3. Biaya pendanaan yang lebih rendah;
4. Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok
pengguna;Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang;
5. Mengambil posisi-posisi risiko pasar;
6. Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar.
56. Alasan yang mendorong menggunakan instrumen derivative:
1. Untuk sarana lindung nilai (hedging);
2. Memperoleh biaya dana yang lebih rendah;
3. Mempertinggi keuntungan;
4. Untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana;
5. Untuk mencerminkan pandangan-pandangan pasar melalui posisi yang
diambil.
57. Pialang (Dealer)
Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak
sebagai pialang. Fungsi dari dealer antara lain:
1. Menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi;
2. Memenuhi permintaan pengguna akhir dengan segera;
3. Memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas
pasar dan efisiensi harga.
58. Sejarah Perkembangan Derivatif di Dunia
Pasar Derivatif dimulai sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat. Pada masa itu bursa financial futures
dunia seluruhnya berbasis di Amerika Serikat dimana pada awalnya semua produk derivatif
diperdagangkan di bursa.
Chicago Board of Trade (CBOT) dan Chicago Mercantile Exchange (CME) adalah bursa financial
futures yang pertama dan sampai sekarang tetap merupakan pusat perdagangan derivatif tunggal terbesar.
Bila digabung dengan New York Mercantile Exchange (NYME), CBOT dan CME sampai beberapa tahun
terakhir ini telah menguasai sekitar 90% dari semua produk derivatif yang diperdagangkan.
Namun saat ini hanya setengahnya yang diperjualbelikan di Amerika Serikat. Perkembangan London
Internasional Futures and Options Exchange (LIFFE) dan bursa-bursa di Eropa lainnya seperti Matif di
Paris dan Deutsche Terminborse (DTB) di Frankfurt ditambah dengan ekspansi di Tokyo, Hong Kong dan
Singapura telah menyebarluaskan pengaruh derivatif ke seluruh dunia.
Pangsa pasar derivatif dunia yang meningkat dengan pesat telah dicapai oleh produk derivatif ini dengan
fakta bahwa volume yang diperdagangkan terus-menerus membesar di Amerika Serikat.
59. Sejarah Perkembangan Derivatif di Dunia
Sementara itu, transaksi perdagangan derivatif di bursa Euronext per September 2003
meningkat 26% dibandingkan dengan volume transaksi pada bulan September 2002.
Bursa Euronext merupakan gabungan dari bursa-bursa derivatif di Eropa yang
beranggotakan bursa derivatif Amsterdam, Brussels, Lisbon, Paris dan London.
Berdasarkan data LIFFE, Euronext mencatatkan volume perdagangan derivatif sebanyak
73,8 juta kontrak futures maupun options pada bulan September 2003.
Sedangkan sepanjang bulan Januari-September 2003, Euronext membukukan transaksi
perdagangan derivatif sebanyak 532 juta kontrak futures dan options dengan rata-rata
sekitar 2,7 juta kontrak per hari.
60. INSTRUMEN DERIVATIF DI PASAR MODAL
Derivatif terdiri dari efek yang diturunkan dari instrumen efek lain yang disebut “underlying”.
Ada beberapa macam instrument derivatif di Indonesia, seperti Bukti Right, Waran, dan
Kontrak Berjangka. Derivatif merupakan instrumen yang sangat berisiko jika tidak
dipergunakan secara hati-hati.
Bukti Right
Sesuai dengan undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.
Bukti Right diterbitkan pada penawaran umum terbatas (Right Issue), dimana saham baru
ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama.
Bukti Right juga dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode tertentu. Apabila
pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut maka akan terjadi dilusi pada
kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki akan berkurang secara proporsional terhadap
jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.
61. Manfaat Bukti Right:
Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah
ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan
investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga
yang lebih murah.
Contoh: Jika seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga
Rp200, dengan harga pelaksanaan (exercise price) Rp1.500. Pada tanggal
pelaksanaan harga saham perusahaan X diasumsikan melonjak hingga Rp2.000 per
lembar. Ia dapat membeli saham PT. X hanya dengan membayar Rp 1.700, yaitu Rp
1.500 (harga pelaksanaan) + Rp200 (harga Right). Kemudian, investor tersebut akan
memperoleh keuntungan Rp300 yang berasal dari Rp2.000 – Rp1.700.
Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor dapat
menikmati capital gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih besar dari
harga belinya.
62. Risiko memiliki Bukti Right:
Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga
pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut, sementara
itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Bukti Right.
Contoh: Seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp200
dengan harga pelaksanaan Rp1.500. Kemudian pada periode pelaksanaan, harga saham
turun menjadi Rp1.200 per saham. Investor tersebut tentunya tidak akan menukarkan
Bukti Right yang dimilikinya, karena jika ia melakukannya, maka ia harus membayar
Rp1.700 (Rp1.500 harga pelaksanaan + Rp200 harga right). Sementara itu jika ia tidak
menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, maka ia mengalami kerugian Rp200 atas harga
Right tersebut.
Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat
mengalami kerugian (capital loss), ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih rendah
dari harga belinya.
63. Waran (Warrant)
Waran biasanya melekat pada saham sebagai daya tarik (sweetener) pada penawaran umum saham ataupun obligasi.
Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi tersebut
tercatat di bursa, waran dapat diperdagangkan secara terpisah. Periode perdagangan waran lebih lama dari pada bukti
right, yaitu 3 tahun sampai 5 tahun. Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran mepunyai
pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik waran dapat menukarkan waran yang
dimilikinya 6 bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama
periode perdagangan.
Manfaat dari Waran:
Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari harga
saham tersebut di Pasar Sekunder dengan menukarkan waran yang dimilikinya ketika harga saham perusahaan
tersebut melebihi harga pelaksanaan.
Contoh: Jika seorang investor membeli waran pada harga Rp200 per lembar dengan harga pelaksanaan Rp1.500, dan
pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan meningkat menjadi Rp1.800 per saham, maka ia akan membeli
saham perusahaan tersebut dengan harga hanya Rp1.700 (Rp1.500 + Rp200). Jika ia langsung membeli saham
perusahaan tersebut di pasar sekunder, ia harus mengeluarkan Rp1.800 per saham.
Apabila waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai kesempatan untuk memperoleh
keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual waran tersebut lebih besar dari harga beli.
64. Risiko memiliki Waran:
Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga
pelaksanaannya, investor tidak akan menukarkan waran yang dimilikinya dengan saham perusahaan,
sehingga ia akan mengalami kerugian atas harga beli waran tersebut.
Contoh: Jika seorang investor membeli waran di Pasar Sekunder dengan harga Rp200, serta harga
pelaksanaan Rp1.500. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan yang bersangkutan turun
menjadi Rp1.200. Jika hal tersebut terjadi, maka investor tidak akan menukarkan waran yang dimilikinya,
karena ia harus mengeluarkan Rp1.700 (Rp1.500 harga pelaksanaan + Rp200 harga Waran). Jika ia tidak
menukarkan Waran yang dimilikinya maka kerugian yang ditanggung hanya Rp200, yaitu harga beli
waran tersebut.
Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di bursa, maka pemilik waran
juga dapat mengalami kerugian (capital loss) jika harga beli waran lebih tinggi daripada harga jualnya.
65. Opsi (Options)
Opsi adalah kontrak yang salah satu pihak menyetujui untuk membayar sejumlah imbalan kepada pihak yang
lainnya untuk suatu “hak” (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak
yang lainnya; misalnya saja ada seseorang yang khawatir bahwa harga dari stok XXX akan turun sebelum ia
sempat menjualnya, maka ia membayar imbalan kepada seseorang lainnya (ini disebut “penjual” opsi jual /put
option) yang menyetujui untuk membeli stok daripadanya dengan harga yang ditentukan di depan (strike price).
Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola risiko turunnya nilai jual dari stok XXX yang dimilikinya,
dilain sisi si pembeli opsi mungkin saja menggunakan transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa
dan mungkin telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual XXX tersebut tidak akan turun.
Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option dimana pada opsi beli ini
memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk membeli aset acuan (underlying asset) pada suatu tanggal
yang disepakati dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option strike.
66. SWAP
Swap adalah istilah asing yang maknanya adalah “pertukaran” namun di
Indonesia istilah juga digunakan secara umum” Perjanjian swap adalah
transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot)
dengan penjualan/pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan secara
simultan dengan bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs
yang dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan.