SlideShare a Scribd company logo
BAB 13
KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
1.
Konsep Leverage
Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit.
Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu
mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan,
leverage juga mempunyai maksud yang serupa. Lebih
spesifik lagi, leverage bisa digunakan untuk
meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan.
1.1. Operating Leverage
Operating leverage bisa diartikan sebagai seberapa besar
perusahaan menggunakan beban tetap operasional.
Beban tetap operasional biasanya berasal dari biaya
depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat
tetap (misal gaji bulanan karyawan). Sebagai
kebalikannya adalah beban (biaya) variabel operasional.
Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda
mempunyai implikasi yang berbeda terhadap risiko dan
keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda
mempunyai implikasi yang berbeda terhadap risiko dan
keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
Perusahaan yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi
yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan
menggunakan operating leverage yang tinggi. Dengan
kata lain, degree of operating leverage (DOL) untuk
perusahaan tersebut tinggi. Perubahan penjualan yang
kecil akan mengakibatkan perubahan pendapatan yang
tinggi (lebih sensitif). Jika perusahaan mempunyai
degree of operating leverage (DOL) yang tinggi, tingkat
penjualan yang tinggi akan menghasilkan pendapatan
yang tinggi. Tetapi sebaliknya, jika tingkat penjualan
turun secara signifikan, perusahaan tersebut akan
mengalami kerugian. Dengan demikian DOL seperti
pisau dengan dua mata: bisa membawa manfaat,
sebaliknya bisa merugikan.
Derajat leverage operasi (Degree of Operating Leverage)
bisa diartikan sebagai efek perubahan penjualan terhadap
pendapatan (profit). Secara formal, degree of operating
leverage (DOL) bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Persentase perubahan laba (profit)
DOL = -----------------------------------------------Persentase perubahan unit yang terjual

DOL =

Δ Profit / Profit
----------------ΔQ / Q

... ... ... (1)
Profit bisa ditulis sebagai berikut:
Profit = P = (c.Q) – F
dimana
c = marjin kontribusi = (P – V)
P = harga produk per-unit
V = biaya variabel per-unit
Q = jumlah unit produk yang terjual
F = biaya tetap
DOL =
(ΔP / P) / (ΔQ / Q)
=
(Δ (cQ – F) ) / (cQ – F) / (ΔQ / Q)
=
(cΔQ – ΔF) ) / (cQ – F) / (ΔQ / Q) karena
ΔF = 0, (biaya tetap), maka:
=
(cΔQ.Q) / (cQ – F) ΔQ
=
c.Q / (cQ – F)
1.2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban
tetap keuangan (finansial) yang digunakan oleh
perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk hutang yang
digunakan oleh perusahaan. Karena itu pembicaraan
leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal
perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap
(bunga) yang tinggi berarti menggunakan hutang yang
tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan mempunyai
leverage keuangan yang tinggi, yang berarti degree of
financial leverage (DFL) untuk perusahaan tersebut juga
tinggi.
Degree of financial leverage mempunyai implikasi
terhadap earning per-share perusahaan. Untuk
perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi,
perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes)
akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama
seperti degree of operating leverage (DOL), DFL seperti
pisau bermata dua: jika EBIT meningkat, EPS akan
meningkat secara signifikan, sebaliknya, jika EBIT
turun, EPS juga akan turun secara signifikan.
Derajat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage)
bisa diartikan sebagai efek perubahan EBIT terhadap
pendapatan (profit). Secara formal, degree of financial
leverage (DFL) bisa dituliskan sebagai berikut.
Persentase perubahan laba bersih setelah pajak
DFL = --------------------------------------------------------Persentase perubahan EBIT
... ... ... (2)
Persamaan di atas bisa diringkaskan sebagai berikut ini.
Laba setelah pajak = (EBIT – Bunga) (1 – Tc),
Tambahan laba setelah pajak = Δ(EBIT – Bunga) (1 – Tc)
= (ΔEBIT – Δbunga) ( 1 – Tc)
Karena Δbunga = 0, maka bisa ditulis kembali menjadi
(ΔEBIT) (1 – Tc)
Dengan demikian DFK bisa ditulis kembali menjadi:
(ΔEBIT) (1 – Tc) / (EBIT – Bunga) (1 – Tc)
DFL = ------------------------------------------------------ΔEBIT / EBIT
DFL =

EBIT / (EBIT – Bunga)

Semakin tinggi hutang yang dipakai, semakin tinggi
Degree of financial leverage. Penggunaan leverage
keuangan yang besar mempunyai implikasi yang sama
dengan penggunaan leverage operasi yang besar, yaitu
meningkatkan ‘leverage’. Dengan menggunakan
leverage yang tinggi, perubahan EBIT yang sedikit akan
meningkatkan EAT lebih besar.
1.3. Kombinasi Leverage Operasi dengan Leverage
Keuangan
Leverage operasi berkaitan dengan efek perubahan
penjualan terhadap EBIT (laba sebelum bunga dan
pajak). Sementara leverage keuangan berkaitan dengan
efek perubahan EBIT terhadap EAT (laba setelah pajak).
Perusahaan bisa mengkombinasikan keduanya untuk
memperoleh leverage gabungan.
Derajat leverage gabungan (DCL atau Degree of Combined
Leverage) bisa dihitung sebagai berikut ini.
% perubahan EBIT
% perubahan laba bersih
DCL = (------------------------) × (------------------------------)
% perubahan penj
% perubahan EBIT
... ... ... (3)
( % perubahan laba bersih )
= --------------------------------------( % perubahan penjualan )
DCL = DOL × DFL
= { [ c.Q / (cQ – F) ] × [ EBIT / (EBIT – Bunga) ] }
= { [ c.Q / (cQ – F) ] × [ (cQ – F) / ( (cQ – F) –
Bunga) ] }
= c.Q / (c.Q – F – Bunga)
2. Pendekatan EBIT – EPS
Kita bisa menghitung titik EBIT ‘break-even’ dimana
alternatif saham baru akan menghasilkan EPS yang
sama dengan alternatif hutang. Berikut ini formula
untuk perhitungan tersebut.
(EBIT* – B1) (1 – Tc) – Dp1
---------------------------------N1

EBIT* – B2) (1 – Tc) – Dp2
=

--------------------------------N2
... ... ... (4)

dimana
B1, B1 =

EBIT*=
EBIT break-even
Bunga yang dibayarkan untuk alternatif 1, dan 2

Tc
=
Dp1, Dp1 =

Tingkat pajak
Dividen saham preferen untuk alternatif 1 dan 2
Pendekatan EBIT-EPS dalam struktur modal bermanfaat
bagi manajer keuangan, meski ada beberapa
keterbatasan. Pertama, metode tersebut tidak
membicarakan pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Kedua, pendekatan tersebut tidak
memperhitungkan biaya hutang yang bersifat implisit.
Tetapi analisis tersebut bisa memberi gambaran seberapa
besar EBIT yang harus diperoleh jika manajer keuangan
ingin memperoleh EPS tertentu. Contoh, manajer
keuangan bisa menghitung EBIT* (yang menyamakan
EPS hutang dengan EPS saham), kemudian manajer
keuangan bisa memperkirakan probabilitas memperoleh
EBIT di atas EBIT*. Jika probabilitasnya tinggi, maka
penggunaan hutang bisa disarankan. Sebaliknya, jika
probabilitasnya kecil, manajer keuangan barangkali akan
lebih baik menggunakan saham.
3. Rasio Coverage
Rasio coverage ingin melihat seberapa jauh kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
Semakin tinggi angka tersebut, semakin tinggi (aman)
kemampuan perusahaan bisa memenuhi kewajibannya.
Rasio coverage bisa dihitung sebagai berikut ini.
EBIT
Times Interest Earned = --------------------Bunga Hutang
Formula di atas hanya memasukkan pembayaran bunga,
padahal perusahaan, dalam beberapa situasi, harus juga
membayar cicilan pembayaran. Alternatif lain untuk
menghitung rasio coverage adalah dengan
memasukkan cicilan pembayaran hutang.
Rasio debt-service coverage dipakai untuk menghitung
kewajiban tersebut.
EBIT
Debt-service coverage = ----------------------------------------------Bunga + (Cicilan Hutang / (1 – Pajak))

Cicilan hutang disesuaikan karena cicilan hutang tidak bisa
dipakai sebagai pengurang pajak. Disamping beban tetap
dari bunga, perusahaan bisa memperoleh beban tetap
lainnya. Leasing (sewa) merupakan contoh beban tetap
bukan bunga. Beban tetap leasing mempunyai kewajiban
yang sama dengan beban tetap hutang. Karena itu,
leasing seharusnya juga dimasukkan ke dalam
persamaan-persamaan di atas.
Rasio fixed charge coverage (FCC) memasukkan sewa,
sebagai berikut ini.
EBIT + Pembayaran Sewa
FCC = ----------------------------------------------------------------Bunga + Pembayaran Sewa + Pembayaran Cicilan
Hutang / (1 – pajak)

Manajer keuangan bisa menggunakan rasio-rasio tersebut
pada menghitung target struktur modal. Lebih spesifik,
jika perusahaan mempunyai target rasio coverage
tertentu, atau pihak perbankan (kreditor) menetapkan
rasio coverage tertentu, maka penggunaan hutang harus
dianalisis efeknya terhadap rasio tersebut.
4. Pendekatan Biaya Modal
Manajer keuangan bisa menggunakan pendekatan biaya
modal untuk menghitung struktur modal yang optimal,
yaitu yang bisa memaksimumkan nilai perusahaan.
5. Perbandingan dengan Struktur Modal
Industri/Perusahaan Lain
Metode lain untuk menentukan struktur modal adalah
dengan mengikuti struktur modal industri (perusahaan
yang sejenis, yang kemudian dirata-rata) atau
perusahaan lain (satu atau dua) yang mempunyai risiko
bisnis yang sama.
Jika perusahaan mempunyai struktur modal yang terlalu
menyimpang dari rata-rata industri, maka pasar (pihak
luar) akan langsung mempertanyakan penyebabnya.
Penyimpangan tersebut tidak harus berarti jelek. Jika
kebanyakan perusahaan menggunakan struktur modal
yang konservatif, maka rata-rata industri untuk struktur
modal akan terlihat lebih kecil. Meskipun kemungkinan
rasio hutang yang optimal bisa lebih tinggi dari rata-rata
industri. Karena itu manajer keuangan harus menyiapkan
argumen yang kuat dan meyakinkan jika ingin
menggunakan struktur modal yang menyimpang
signifikan dari rata-rata industri.
6. Standar dari Pihak Luar
Pihak luar (biasanya pemberi pinjaman) akan menetapkan
standar tertentu dalam struktur modal. Jika perusahaan
ingin meminjam, maka perusahaan tersebut harus
mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemberi
pinjaman. Pada situasi lain, jika perusahaan ingin
menerbitkan obligasi (surat hutang), biasanya
perusahaan tersebut akan dirating oleh perusahaan
perating (contoh: Pefindo (Indonesia), Moody’s,
Standard and Poor’s (Amerika Serikat)). Rating
tersebut didasarkan atas beberapa faktor, diantaranya
faktor struktur modal (hutang).
Rasio coverage biasanya sering digunakan oleh pemberi
pinjaman dan lembaga rating untuk menilai risiko
kebangkrutan. Dua rasio yang sering digunakan dalam
analisis coverage adalah Times Interest Earned (TIE) dan
Fixed Charge Coverage (FCC). Semakin tinggi angka
tersebut, semakin aman dari risiko kegagalan membayar
kewajiban. Rasio FCC memasukkan semua kewajiban
pembayaran, yaitu bunga, sewa, dan cicilan pembayaran
hutang (pokok pinjaman). Rasio TIE tidak memasukkan
dua komponen terakhir.
7. Analisis Aliran Kas
Manajer keuangan bisa menganalisis aliran kas,
menggunakan semacam simulasi atau skenario untuk
memperkirakan kemampuan membayar pada situasi
yang jelek (misal resesi). Setelah mengetahui
kemampuan menghasilkan kas pada situasi baik dan
jelek, bisa diputuskan tingkat hutang yang optimal.
8. Kombinasi
Manajer keuangan tidak harus menggunakan hanya satu
metode analisis dalam penentuan struktur modal.
Manajer keuangan bisa menggabungkan metodemetode yang telah disebutkan di muka, untuk
memperoleh gambaran yang lebih baik dan
menyeluruh terhadap struktur modal tersebut.
9. Pertimbangan Lainnya
Beberapa hal lainnya yang bisa dipakai sebagai
pertimbangan dalam menentukan struktur modal.
Berikut ini beberapa faktor tersebut.
1. Stabilitas Penjualan. Perusahaan yang mempunyai
penjualan yang stabil, bisa menggunakan hutang yang
semakin tinggi. Semakin stabil penjualan suatu
perusahaan, semakin mampu perusahaan tersebut
menutup kewajiaban-kewajibannya.
2. Tingkat pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang
mempunyai tingkat penjualan yang tinggi akan lebih
menguntungkan jika memakai hutang.
3. Struktur Aset. Perusahaan yang mempunyai aktiva
tetap yang lebih besar (yang berusia panjang), apalagi
jika digabung dengan tingkat permintaan produk yang
stabil, akan menggunakan hutang yang lebih besar.
4. Sikap Manajemen. Manajemen yang konservatif akan
menggunakan hutang yang lebih sedikit, dan sebaliknya.
Pemegang saham yang ingin menjaga kendali atas
perusahaanya akan menggunakan hutang yang lebih
banyak. Sebaliknya, jika perusahaan tidak
berkepentingan terhadap kendali perusahaan, akan
cenderung menerbitkan saham baru.

More Related Content

What's hot

Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfervitalfrans
 
M keu-31
M keu-31M keu-31
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Ryan Gamof
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
titikefnita
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
Muhammad Fajar
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Magdalena - Nommensen university
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
Fransisco Laben
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
tonyherman87
 
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
Trisnadi Wijaya
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Ellysa Putri
 
Expense (beban)
Expense (beban)Expense (beban)
Expense (beban)
Icha Icha
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
Trisnadi Wijaya
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Farrelfebrinal
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11
Lia Ivvana
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Fox Broadcasting
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Manik Ryad
 
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Kelinci Coklat
 

What's hot (20)

Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
 
M keu-31
M keu-31M keu-31
M keu-31
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Biaya modal 3
Biaya modal 3Biaya modal 3
Biaya modal 3
 
Expense (beban)
Expense (beban)Expense (beban)
Expense (beban)
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
 

Similar to Manajemen keuangan bab 13

Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverageSere Wax's
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Lia Ivvana
 
Laporan laba rugi kel.3
Laporan laba rugi kel.3Laporan laba rugi kel.3
Laporan laba rugi kel.3
Leo Davincy
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Nurmansyah Arif W
 
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
PerundanganDJKI1
 
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
efahudaefa
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
AuroraSiahaan
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
ArdianS7
 
10 analisis keuangan
10 analisis keuangan10 analisis keuangan
10 analisis keuangan
Abdul Razak
 
Levearge
LeveargeLevearge
Levearge
Thareq Ilhami
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugiLivi Pungus
 
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah Assagaf
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
Lia Ivvana
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modalSigit Sanjaya
 
Format Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki Ardoni
Format Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki ArdoniFormat Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki Ardoni
Format Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki Ardoni
Riki Ardoni
 
Pertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fix
Pertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fixPertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fix
Pertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fix
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
Kacung Abdullah
 
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Futurum2
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Salsabila P A
 

Similar to Manajemen keuangan bab 13 (20)

Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14
 
Laporan laba rugi kel.3
Laporan laba rugi kel.3Laporan laba rugi kel.3
Laporan laba rugi kel.3
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
 
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
 
10 analisis keuangan
10 analisis keuangan10 analisis keuangan
10 analisis keuangan
 
Levearge
LeveargeLevearge
Levearge
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
 
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Format Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki Ardoni
Format Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki ArdoniFormat Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki Ardoni
Format Laporan Laba Rugi Ringkas (single step income statement) - Riki Ardoni
 
Pertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fix
Pertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fixPertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fix
Pertemuan 3 perencanaan-keuangan dan pertumbuhan perusahaan fix
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 

More from Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
Lia Ivvana
 

More from Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
 

Manajemen keuangan bab 13

  • 1. BAB 13 KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL 1. Konsep Leverage Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan.
  • 2. 1.1. Operating Leverage Operating leverage bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Sebagai kebalikannya adalah beban (biaya) variabel operasional. Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda mempunyai implikasi yang berbeda terhadap risiko dan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda mempunyai implikasi yang berbeda terhadap risiko dan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
  • 3. Perusahaan yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage yang tinggi. Dengan kata lain, degree of operating leverage (DOL) untuk perusahaan tersebut tinggi. Perubahan penjualan yang kecil akan mengakibatkan perubahan pendapatan yang tinggi (lebih sensitif). Jika perusahaan mempunyai degree of operating leverage (DOL) yang tinggi, tingkat penjualan yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang tinggi. Tetapi sebaliknya, jika tingkat penjualan turun secara signifikan, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian DOL seperti pisau dengan dua mata: bisa membawa manfaat, sebaliknya bisa merugikan.
  • 4. Derajat leverage operasi (Degree of Operating Leverage) bisa diartikan sebagai efek perubahan penjualan terhadap pendapatan (profit). Secara formal, degree of operating leverage (DOL) bisa dituliskan sebagai berikut ini. Persentase perubahan laba (profit) DOL = -----------------------------------------------Persentase perubahan unit yang terjual DOL = Δ Profit / Profit ----------------ΔQ / Q ... ... ... (1)
  • 5. Profit bisa ditulis sebagai berikut: Profit = P = (c.Q) – F dimana c = marjin kontribusi = (P – V) P = harga produk per-unit V = biaya variabel per-unit Q = jumlah unit produk yang terjual F = biaya tetap DOL = (ΔP / P) / (ΔQ / Q) = (Δ (cQ – F) ) / (cQ – F) / (ΔQ / Q) = (cΔQ – ΔF) ) / (cQ – F) / (ΔQ / Q) karena ΔF = 0, (biaya tetap), maka: = (cΔQ.Q) / (cQ – F) ΔQ = c.Q / (cQ – F)
  • 6. 1.2. Leverage Keuangan (Financial Leverage) Leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan (finansial) yang digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk hutang yang digunakan oleh perusahaan. Karena itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti menggunakan hutang yang tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan mempunyai leverage keuangan yang tinggi, yang berarti degree of financial leverage (DFL) untuk perusahaan tersebut juga tinggi.
  • 7. Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per-share perusahaan. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama seperti degree of operating leverage (DOL), DFL seperti pisau bermata dua: jika EBIT meningkat, EPS akan meningkat secara signifikan, sebaliknya, jika EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan.
  • 8. Derajat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage) bisa diartikan sebagai efek perubahan EBIT terhadap pendapatan (profit). Secara formal, degree of financial leverage (DFL) bisa dituliskan sebagai berikut. Persentase perubahan laba bersih setelah pajak DFL = --------------------------------------------------------Persentase perubahan EBIT ... ... ... (2) Persamaan di atas bisa diringkaskan sebagai berikut ini. Laba setelah pajak = (EBIT – Bunga) (1 – Tc), Tambahan laba setelah pajak = Δ(EBIT – Bunga) (1 – Tc) = (ΔEBIT – Δbunga) ( 1 – Tc) Karena Δbunga = 0, maka bisa ditulis kembali menjadi (ΔEBIT) (1 – Tc)
  • 9. Dengan demikian DFK bisa ditulis kembali menjadi: (ΔEBIT) (1 – Tc) / (EBIT – Bunga) (1 – Tc) DFL = ------------------------------------------------------ΔEBIT / EBIT DFL = EBIT / (EBIT – Bunga) Semakin tinggi hutang yang dipakai, semakin tinggi Degree of financial leverage. Penggunaan leverage keuangan yang besar mempunyai implikasi yang sama dengan penggunaan leverage operasi yang besar, yaitu meningkatkan ‘leverage’. Dengan menggunakan leverage yang tinggi, perubahan EBIT yang sedikit akan meningkatkan EAT lebih besar.
  • 10. 1.3. Kombinasi Leverage Operasi dengan Leverage Keuangan Leverage operasi berkaitan dengan efek perubahan penjualan terhadap EBIT (laba sebelum bunga dan pajak). Sementara leverage keuangan berkaitan dengan efek perubahan EBIT terhadap EAT (laba setelah pajak). Perusahaan bisa mengkombinasikan keduanya untuk memperoleh leverage gabungan.
  • 11. Derajat leverage gabungan (DCL atau Degree of Combined Leverage) bisa dihitung sebagai berikut ini. % perubahan EBIT % perubahan laba bersih DCL = (------------------------) × (------------------------------) % perubahan penj % perubahan EBIT ... ... ... (3) ( % perubahan laba bersih ) = --------------------------------------( % perubahan penjualan ) DCL = DOL × DFL = { [ c.Q / (cQ – F) ] × [ EBIT / (EBIT – Bunga) ] } = { [ c.Q / (cQ – F) ] × [ (cQ – F) / ( (cQ – F) – Bunga) ] } = c.Q / (c.Q – F – Bunga)
  • 12. 2. Pendekatan EBIT – EPS Kita bisa menghitung titik EBIT ‘break-even’ dimana alternatif saham baru akan menghasilkan EPS yang sama dengan alternatif hutang. Berikut ini formula untuk perhitungan tersebut. (EBIT* – B1) (1 – Tc) – Dp1 ---------------------------------N1 EBIT* – B2) (1 – Tc) – Dp2 = --------------------------------N2 ... ... ... (4) dimana B1, B1 = EBIT*= EBIT break-even Bunga yang dibayarkan untuk alternatif 1, dan 2 Tc = Dp1, Dp1 = Tingkat pajak Dividen saham preferen untuk alternatif 1 dan 2
  • 13. Pendekatan EBIT-EPS dalam struktur modal bermanfaat bagi manajer keuangan, meski ada beberapa keterbatasan. Pertama, metode tersebut tidak membicarakan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kedua, pendekatan tersebut tidak memperhitungkan biaya hutang yang bersifat implisit. Tetapi analisis tersebut bisa memberi gambaran seberapa besar EBIT yang harus diperoleh jika manajer keuangan ingin memperoleh EPS tertentu. Contoh, manajer keuangan bisa menghitung EBIT* (yang menyamakan EPS hutang dengan EPS saham), kemudian manajer keuangan bisa memperkirakan probabilitas memperoleh EBIT di atas EBIT*. Jika probabilitasnya tinggi, maka penggunaan hutang bisa disarankan. Sebaliknya, jika probabilitasnya kecil, manajer keuangan barangkali akan lebih baik menggunakan saham.
  • 14. 3. Rasio Coverage Rasio coverage ingin melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. Semakin tinggi angka tersebut, semakin tinggi (aman) kemampuan perusahaan bisa memenuhi kewajibannya. Rasio coverage bisa dihitung sebagai berikut ini. EBIT Times Interest Earned = --------------------Bunga Hutang Formula di atas hanya memasukkan pembayaran bunga, padahal perusahaan, dalam beberapa situasi, harus juga membayar cicilan pembayaran. Alternatif lain untuk menghitung rasio coverage adalah dengan memasukkan cicilan pembayaran hutang.
  • 15. Rasio debt-service coverage dipakai untuk menghitung kewajiban tersebut. EBIT Debt-service coverage = ----------------------------------------------Bunga + (Cicilan Hutang / (1 – Pajak)) Cicilan hutang disesuaikan karena cicilan hutang tidak bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Disamping beban tetap dari bunga, perusahaan bisa memperoleh beban tetap lainnya. Leasing (sewa) merupakan contoh beban tetap bukan bunga. Beban tetap leasing mempunyai kewajiban yang sama dengan beban tetap hutang. Karena itu, leasing seharusnya juga dimasukkan ke dalam persamaan-persamaan di atas.
  • 16. Rasio fixed charge coverage (FCC) memasukkan sewa, sebagai berikut ini. EBIT + Pembayaran Sewa FCC = ----------------------------------------------------------------Bunga + Pembayaran Sewa + Pembayaran Cicilan Hutang / (1 – pajak) Manajer keuangan bisa menggunakan rasio-rasio tersebut pada menghitung target struktur modal. Lebih spesifik, jika perusahaan mempunyai target rasio coverage tertentu, atau pihak perbankan (kreditor) menetapkan rasio coverage tertentu, maka penggunaan hutang harus dianalisis efeknya terhadap rasio tersebut.
  • 17. 4. Pendekatan Biaya Modal Manajer keuangan bisa menggunakan pendekatan biaya modal untuk menghitung struktur modal yang optimal, yaitu yang bisa memaksimumkan nilai perusahaan. 5. Perbandingan dengan Struktur Modal Industri/Perusahaan Lain Metode lain untuk menentukan struktur modal adalah dengan mengikuti struktur modal industri (perusahaan yang sejenis, yang kemudian dirata-rata) atau perusahaan lain (satu atau dua) yang mempunyai risiko bisnis yang sama.
  • 18. Jika perusahaan mempunyai struktur modal yang terlalu menyimpang dari rata-rata industri, maka pasar (pihak luar) akan langsung mempertanyakan penyebabnya. Penyimpangan tersebut tidak harus berarti jelek. Jika kebanyakan perusahaan menggunakan struktur modal yang konservatif, maka rata-rata industri untuk struktur modal akan terlihat lebih kecil. Meskipun kemungkinan rasio hutang yang optimal bisa lebih tinggi dari rata-rata industri. Karena itu manajer keuangan harus menyiapkan argumen yang kuat dan meyakinkan jika ingin menggunakan struktur modal yang menyimpang signifikan dari rata-rata industri.
  • 19. 6. Standar dari Pihak Luar Pihak luar (biasanya pemberi pinjaman) akan menetapkan standar tertentu dalam struktur modal. Jika perusahaan ingin meminjam, maka perusahaan tersebut harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemberi pinjaman. Pada situasi lain, jika perusahaan ingin menerbitkan obligasi (surat hutang), biasanya perusahaan tersebut akan dirating oleh perusahaan perating (contoh: Pefindo (Indonesia), Moody’s, Standard and Poor’s (Amerika Serikat)). Rating tersebut didasarkan atas beberapa faktor, diantaranya faktor struktur modal (hutang).
  • 20. Rasio coverage biasanya sering digunakan oleh pemberi pinjaman dan lembaga rating untuk menilai risiko kebangkrutan. Dua rasio yang sering digunakan dalam analisis coverage adalah Times Interest Earned (TIE) dan Fixed Charge Coverage (FCC). Semakin tinggi angka tersebut, semakin aman dari risiko kegagalan membayar kewajiban. Rasio FCC memasukkan semua kewajiban pembayaran, yaitu bunga, sewa, dan cicilan pembayaran hutang (pokok pinjaman). Rasio TIE tidak memasukkan dua komponen terakhir.
  • 21. 7. Analisis Aliran Kas Manajer keuangan bisa menganalisis aliran kas, menggunakan semacam simulasi atau skenario untuk memperkirakan kemampuan membayar pada situasi yang jelek (misal resesi). Setelah mengetahui kemampuan menghasilkan kas pada situasi baik dan jelek, bisa diputuskan tingkat hutang yang optimal. 8. Kombinasi Manajer keuangan tidak harus menggunakan hanya satu metode analisis dalam penentuan struktur modal. Manajer keuangan bisa menggabungkan metodemetode yang telah disebutkan di muka, untuk memperoleh gambaran yang lebih baik dan menyeluruh terhadap struktur modal tersebut.
  • 22. 9. Pertimbangan Lainnya Beberapa hal lainnya yang bisa dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan struktur modal. Berikut ini beberapa faktor tersebut. 1. Stabilitas Penjualan. Perusahaan yang mempunyai penjualan yang stabil, bisa menggunakan hutang yang semakin tinggi. Semakin stabil penjualan suatu perusahaan, semakin mampu perusahaan tersebut menutup kewajiaban-kewajibannya. 2. Tingkat pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi akan lebih menguntungkan jika memakai hutang. 3. Struktur Aset. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang lebih besar (yang berusia panjang), apalagi jika digabung dengan tingkat permintaan produk yang stabil, akan menggunakan hutang yang lebih besar.
  • 23. 4. Sikap Manajemen. Manajemen yang konservatif akan menggunakan hutang yang lebih sedikit, dan sebaliknya. Pemegang saham yang ingin menjaga kendali atas perusahaanya akan menggunakan hutang yang lebih banyak. Sebaliknya, jika perusahaan tidak berkepentingan terhadap kendali perusahaan, akan cenderung menerbitkan saham baru.