SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
BAB 11
 BIAYA MODAL 
Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan 
yang disyaratkan. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi 
tingkat keuntungan yang disyaratkan. Biaya modal 
dipakai sebagai discount rate untuk perhitungan analisis 
penganggaran modal. Discount rate tersebut sering juga 
disebut sebagai biaya modal rata-rata tertimbang 
(weighted average cost of capital).
ILUSTRASI
• Misalkan perusahaan mengerjakan proyek jangka 
waktu tidak terbatas yang didanai 100% dengan 
menggunakan hutang yang membayarkan tingkat 
bunga sebesar 20% pertahun. Berapa tingkat 
keuntungan yang disyaratkan oleh pemberi 
hutang? Jawab: 20%. Biaya modal hutang dengan 
demikian 20% (sebelum pajak). Proyek tersebut 
harus bisa menghasilkan minimal keuntungan 
20% (bersih) agar bisa menutup biaya hutang 
tersebut. 
1.
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang
Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan 
yang diharapkan atau tingkat keuntungan yang 
disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal 
digunakan sebagai discount rate dalam analisis NPV atau 
IRR. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya 
modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual.
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang 
tersebut kita harus melakukan beberapa langkah:
  1. Mengidentifikasi sumber-sumber dana 
  2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk 
 setiap sumber dana)
  3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana
  4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan 
proporsi dana sebagai pembobot.
1.1. Mengidentifikasi Sumber-sumber Dana 
Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering 
digunakan, yaitu hutang dan saham. Hutang bisa terdiri 
atas hutang bank atau hutang melalui obligasi. Pemberi 
hutang memperoleh kompensasi berupa bunga. Saham 
merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa 
private placement (penempatan dana tidak melalui pasar 
modal), bisa juga dengan membeli saham yang 
diperjualbelikan di pasar sekunder. Pendapatan saham 
berasal dari dividen dan capital gain. Capital gain adalah 
selisih antara harga jual dengan harga beli. Tetapi jenis 
saham preferen mempunyai ciri-ciri gabungan antara 
hutang dengan saham. Saham preferen adalah saham 
(bentuk kepemilikan) dan berhak memperoleh dividen. 
Tetapi dividen tersebut bersifat (secara umum) tetap, 
sehingga mirip dengan bunga.
1.2. Menghitung Biaya Modal Individual
1.2.1.
Biaya Modal Hutang (kd) 
Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang 
disyaratkan yang berkaitan dengan penggunaan 
hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang 
pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak. 
Misalkan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga 
20%. Berapa biaya modal hutang (kd)? Kd relatif 
mudah dihitung karena parameternya cukup jelas 
(yaitu tingkat bunga). Kd=20% (sebelum pajak). 
Jika pajak 30%, maka kd* (net pajak) = (1 – 0,3) 20% = 
14%.
Kadang-kadang kita ingin menghitung lebih tepat biaya 
modal hutang.
Misalkan suatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan 
kupon bunga 20%, nilai nominal Rp1 juta, selama 
sepuluh tahun. Biaya emisi obligasi dan lainnya adalah 
Rp50.000 perlembar obligasi. Berapa biaya modal 
hutang (kd) yang dibayarkan perusahaan tersebut? 
Aliran  kas  yang  berkaitan  dengan  emisi  obligasi 
tersebut bisa digambarkan sebagai berikut ini.
          

  200 ribu
 200 ribu
              200 ribu
950 ribu =     ------------- + -------------- + …… + -------------- +
  (1+kd)1 
  (1+kd)2
   (1+kd)10
 
  
  Rp1 juta
--------------    
…… (1)
 
  (1+kd)10 
                            

Kas  masuk  bersih  yang  diterima  perusahaan  adalah  Rp1 
juta – Rp50 ribu = Rp950.000. Biaya modal hutang (kd) 
sebelum  pajak  adalah,  dengan  menggunakan  tehnik 
perhitungan  IRR,  kd=21%.  Perhatikan  bahwa  kd,  yang 
merupakan  tingkat  bunga  efektif,  lebih  tinggi  sedikit 
dibandingkan dengan tingkat bunga nominal.
Bunga  bisa  dipakai  sebagai  pengurang  pajak.  Karena  itu 
faktor pajak bisa dimasukkan agar diperoleh biaya modal 
hutang net pajak. Biaya modal hutang net pajak (dengan 
tingkat pajak 40%) dihitung sebagai.
kd* =  kd (1 – t)
     ……… (2)
       
Untuk contoh di atas, kd* adalah.
kd* =  21% (1 – 0,4) =  12,6%
 
Hutang dagang dan akrual tidak dimasukkan ke dalam 
perhitungan biaya modal. Alasannya adalah karena untuk 
analisis penganggaran modal, hutang dagang dan 
sejenisnya dikurangkan dari aset lancar. Kemudian kita 
akan menghitung modal kerja bersih (aset lancar – 
hutang dagang dan akrual). 
1.2.2. Biaya Modal Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara 
hutang dengan saham, karena merupakan bentuk 
kepemilikan (saham), tetapi dividen yang dibayarkan 
mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada 
umumnya). Perhitungan biaya modal saham preferen 
mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya 
hutang. Paramater yang akan diestimasi relatif jelas
Biaya saham preferen (kps) adalah:
         
Dps
kps =  -------------     ……… (3)
   P
dimana
kps   = biaya saham preferen
Dps  = dividen saham preferen
P      = harga saham preferen
1.2.3. Biaya Modal Saham Biasa
Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan
biaya kesempatan (opportunity cost) yang tidak bisa
diamati secara langsung. Bagian ini akan membicarakan
biaya modal saham melalui beberapa metode: DCF,
bond-yiled, dan CAPM.
Discounted
Cash
Flow
(Aliran
Kas
yang
Didiskontokan). Pada waktu kita membicarakan
penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga
saham bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul
mengenai Nilai Waktu Uang)
D1
PV = ---------r–g
Dengan merubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV
menjadi P (harga saham), persamaan di atas bisa dirubah
menjadi berikut ini.
D1
ks= ----------- + g
……… (4)
P
dimana
ks = biaya modal saham
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya modal saham sama dengan dividend yield ditambah
tingkat pertumbuhan. Untuk menggunakan rumus di
atas, beberapa parameter harus diestimasi, yaitu harga
saham, dividen yang dibayarkan, dan tingkat
pertumbuhan.
Tingkat pertumbuhan bisa dihitung melalui beberapa cara.
Pertama, kita bisa menggunakan formula berikut.
g = ( 1 – DPR ) ( ROE )
dimana

DPR = dividend payout ratio
ROE = return on equity

Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan
merupakan fungsi dari pembayaran dividend dan return
on equity. Jika perusahaan membayarkan dividen yang
kecil (yang berarti menanamkan sebagian besar labanya
kembali ke perusahaan), tingkat pertumbuhan
diharapkan menjadi lebih tinggi. Tingkat pertumbuhan
akan semakin kecil jika dividen yang dibayarkan
semakin besar.
Kedua, tingkat pertumbuhan juga bisa dihitung melalui
data historis. Penggunaan data historis mempunyai
asumsi bahwa pola di masa lalu akan sama dengan pola
di masa mendatang (pola konstan).
Pertumbuhan dividen bisa dihitung melalui dua cara: (1)
pertumbuhan aritmatika, dan (2) pertumbuhan
geometris.
Dengan pertumbuhan aritmatika, tingkat pertumbuhan
setiap tahun bisa dihitung sebagai: ( (Dt + 1 – Dt) / Dt)
× 100%.
Meskipun
pertumbuhan
dividen
adalah
tingkat
pertumbuhan yang seharusnya dihitung, dalam
beberapa situasi, barangkali kita ingin menghitung
tingkat pertumbuhan earning, bukannya dividen.
Beberapa perusahaan tidak pernah membayar dividen,
meskipun mempunyai earning yang baik. Dalam situasi
tersebut, kita menghitung tingkat pertumbuhan earning,
bukannya dividen. Tetapi pada akhirnya dividenlah yang
akan diterima oleh investor. Tingkat pertumbuhan mana
yang akan dipilih pada akhirnya tergantung dari
pertimbangan analis atau manajer keuangan.
Pendekatan Bond-Yield. Didasarkan pada argumen
bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk
investasi yang lebih berisiko akan lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi yang
lebih kecil risikonya. Saham mempunyai risiko yang
lebih tinggi dibandingkan obligasi. Jika terjadi
kebangkrutan, pemegang saham mempunyai prioritas
klaim yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi.
Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut.
ks = yield obligasi + premi risiko

……… (5)

Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan
estimasi yield dari obligasi perusahaan (atau obligasi
yang mempunyai kelas risiko yang sama), dan premi
risiko saham atas obligasi.
Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa dihitung
berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield
obligasi.
Yield obligasi

= bunga / harga pasar obligasi
Kemudian, kita akan mengestimasi premi risiko saham
atas obligasi. Salah satu cara untuk menghitung premi
tersebut adalah dengan melihat data historis. Sebagai
contoh, misalkan tingkat keuntungan tahunan selama
lima tahun yang lalu untuk saham adalah 22%.
Tingkat keuntungan (yield) obligasi selama lima tahun
yang lalu adalah 15%. Premi saham atas obligasi
dengan demikian adalah:
Premi = 22% - 15% = 7%
Setelah yield obligasi dan premi saham atas obligasi
dihitung, ks (biaya modal saham) bisa dihitung.
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model).
Model CAPM menggunakan argumen yang sama dengan
pendekatan yield obligasi. Menurut CAPM, tingkat
keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan
tingkat keuntungan bebas risiko ditambah premi risiko.
Secara spesifik, model CAPM bisa dituliskan sebagai
berikut ini.
ks = Rf + β ( Rm - Rf )
dimana

ks

= tingkat keuntungan yang disyaratkan
untuk saham
Rf = tingkat keuntungan bebas risiko
β = risiko sistematis
R = tingkat keuntungan pasar
Tingkat keuntungan bebas risiko adalah tingkat keuntungan
dari aset yang mempunyai risiko (kebangkrutan atau
default dalam hal ini) yang bisa dikatakan nol.
Sebagai contoh: T-Bills, T-Bond di Amerika Serikat. SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), deposito pada bank
pemerintah. Aset-aset tersebut mempunyai risiko default
nol karena diterbitkan oleh pemerintah (yang tidak
mungkin bangkrut).
Untuk tingkat keuntungan pasar, kita bisa menggunakan
tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Contoh
portofolio pasar yang bisa kita gunakan adalah IHSG
(Indeks Harga Saham Gabungan) untuk kasus di Bursa
Efek Jakarta.
Keputusan Biaya Modal Saham. Perhitungan biaya modal
saham yang dihasilkan oleh ketiga metode di atas akan
menghasilkan angka yang berbeda-beda.
Tabel 2. Ringkasan Biaya Modal Saham
Tehnik Estimasi
Biaya Modal Saham
Discounted Cash Flow
28%
Bond-Yield Premium
29%
Capital Asset Pricing Model
22%
Berapa ks?
Hal semacam itu merupakan hasil yang wajar. Untuk
memutuskan berapa biaya modal saham yang seharusnya,
pertimbangan kita (sebagai analis) diperlukan.
Bagan 2. Tehnik Perhitungan Biaya Modal Saham

Peraturan

Pengharapan
investor
Dividend Discount
Model

Multibeta CAPM

Return historis
aritmatik
CAPM
0

10

20

30

40

50

60

70

80
1.3. Menghitung Biaya Modal Rata-rata
Tertimbang (WACC)
Langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi sumber
dana yang dipakai oleh perusahaan. Idealnya, nilai pasar
yang sebaiknya dipakai sebagai dasar perhitungan
proporsi sumber dana.
Meskipun nilai pasar idealnya merupakan pilihan terbaik
untuk menghitung komposisi sumber dana, tetapi
informasi tersebut tidak tersedia dengan mudah. Salah
satu alternatif adalah menggunakan nilai buku. Nilai
buku bisa diambil dari neraca keuangan perusahaan.
Saham biasa masuk dalam kategori total modal saham
(saham biasa + laba yang ditahan + agio).
Tabel 3. Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
Komponen
Biaya Modal
Proporsi Rata-rata Biaya Modal
Sesudah Pajak
Rata-Rata Terimbang
Hutang
12,6%
30.000 (30%) 0,3 ×12,6 = 3,78%
Saham Preferen
20%
10.000 (10%) 0,1 × 20 = 2,00%
Saham Biasa
25%
60.000 (60%) 0,6 × 25 = 15,0%
WACC = 20,78%
Catatan: proporsi sumber dana diambil dari laporan keuangan
1.4. Biaya Modal Saham Eksternal
Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi
(flotation cost) akan muncul. Biaya tersebut dipakai
untuk membayar biaya yang berkaitan dengan penerbitan
saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham, dan
lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan
lebih kecil setelah biaya emisi tersebut dimasukkan.
Model kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa
mengakomodasi biaya emisi seperti berikut ini.
D1
ke= -------------- + g
P (1-f)
dimana

ke = biaya modal saham eksternal
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
f = flotation cost
g = tingkat pertumbuhan
Model CAPM dan yield obligasi tidak secara langsung bisa
mengakomodasi biaya emisi eksternal, karena formula
CAPM atau yield obligasi tidak memasukkan faktor
biaya emisi. Tetapi model CAPM dan yield obligasi
secara eksplisit memperhitungkan risiko dalam estimasi
biaya modal.
2. Biaya Modal Marjinal dan Biaya Modal Rata-rata
Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal
marjinal. Biaya modal marjinal merupakan biaya modal
yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana
modal yang diperoleh. Sebagai contoh, misal
perusahaan menggunakan dua jenis hutang, pertama
dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 10%,
kedua dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga
15%. Misalkan perusahaan melakukan pinjaman lagi
sebesar Rp200 juta dengan tingkat bunga 20%. Biaya
modal hutang marjinal adalah 20%, karena biaya
tersebut merupakan biaya modal yang diperoleh dengan
masuknya modal baru. Jika kita menghitung biaya
modal rata-rata, maka biaya modal hutang rata-rata
adalah (10% + 15% + 20%) / 3 = 15%.
Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal
adalah biaya modal yang relevan, karena biaya tersebut
mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan
diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan
informasi masa lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi
dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya modal
masa lampau, karena beberapa alasan, seperti mudah
dilakukan, biaya modal masa lampau bisa dipakai untuk
estimasi biaya modal marjinal (masa mendatang).
Perhitungan biaya modal di atas mengasumsikan
penggunaan biaya modal marjinal. Tetapi dalam praktek,
biaya modal sering diestimasi berdasarkan laporan
keuangan, yang berarti biaya modal diestimasi dengan
menggunakan data masa lampau.
3. Lompatan dalam Biaya Modal Rata-rata
Tertimbang dan Skedul Investasi
Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan
ada lompatan dalam biaya modal rata-rata tertimbang.
Misalkan saja struktur modal yang dilakukan oleh
perusahaan adalah modal saham, hutang, dan saham
preferen sebesar 60%, 30%, dan 10%, berturut-turut.
Biaya modal hutang (sesudah pajak), saham preferen,
dan saham biasa adalah 12,6% (sesudah pajak), 20%,
dan 25%, berturut-turut. WACC untuk komposisi
tersebut adalah:
WACC

= (0,3 × 12,6) + (0,1 × 20) + (0,6 × 25)
= 20,78%
Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya biaya
modal individual.
Lompatan karena penggunaan hutang yang baru bisa
dihitung sebagai berikut.
Hutang saat ini
Batas Dana = ------------------------------Persentase hutang
Lompatan WACC bisa terjadi lagi jika komponen biaya
modal yang lain mengalami perubahan. Misalkan laba
yang ditahan tahun ini sebesar Rp100 juta. Jika
perusahaan mempertahankan struktur modal seperti itu,
maka jumlah dana maksimum yang bisa digunakan oleh
perusahaan adalah.
Laba yang ditahan
Batas Dana = ---------------------------------------Persentase laba yang ditahan
Informasi lompatan dalam WACC bisa digabung dengan
kesempatan investasi yang ada.
Bagan 3. Lompatan dalam WACC
Biaya Modal (%)

WACC=22,7%
WACC=21,5%
WACC=20,78%

Jumlah dana
133jt

167jt
Bagan 4. Lompatan WACC dan Skedul Investasi
Biaya Modal (%)
A=30%
B=25%
C=23%

WACC=22,7%

WACC=21,5%
WACC=20,78%

D=19%

Jumlah dana
50jt

90jt 133jt

150jt 167jt

200jt
Bagan 5. MCC dan IRR (variabel kontinyu)
MRR
(%)
MCC
Investasi Optimal

Dana
4. Pertimbangan Dinamis: Review Biaya Modal
secara Regular
Seberapa sering biaya modal (WACC) dihitung? Kondisi
perusahaan dan lingkungannya selalu berubah. Risiko
dan kesempatan investasi perusahaan berubah.
Perubahan ini mengakibatkan perubahan komposisi
struktur modal yang baru dan juga perubahan tingkat
keuntungan yang disyaratkan (biaya modal). Kondisi
lingkungan yang berubah juga mengakibatkan
perubahan biaya modal, misal inflasi yang berubah
mengakibatkan kenaikan tingkat keuntungan yang
disyaratkan secara umum. Perubahan risiko (misal
semakin tinggi, terjadi jika kondisi ekonomi
memburuk) mengakibatkan premi risiko meningkat.
Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu
mengevaluasi biaya modal rata-rata tertimbangnya
secara periodik. Berapa sering? Nampaknya tidak ada
formula yang pasti. Perhitungan bisa dilakukan setiap
tahun, bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang jelas,
jika kondisi perusahaan dan lingkungan secara
fundamental berubah, maka sudah saatnya menghitung
biaya modal rata-rata tertimbang kembali.

More Related Content

What's hot

Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioJudianto Nugroho
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangNinnasi Muttaqiin
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian SahamHayy
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Nurmansyah Arif W
 
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganPortofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganJudianto Nugroho
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Rizky Akbar
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingDoni Ramdhani
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenInal Ypyn
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikRini Pakpahan
 
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaManajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaJudianto Nugroho
 

What's hot (20)

Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
ANALISIS RESIKO
ANALISIS RESIKOANALISIS RESIKO
ANALISIS RESIKO
 
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
biaya modal
biaya modalbiaya modal
biaya modal
 
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganPortofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
 
Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal KerjaManajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja
 
Kebijakan Dividen
Kebijakan DividenKebijakan Dividen
Kebijakan Dividen
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividen
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaManajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
 

Similar to BIAYA MODAL

The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04RositaPurwaningsih
 
Komponen biaya modal perusahaan bag 2
Komponen biaya modal perusahaan bag 2Komponen biaya modal perusahaan bag 2
Komponen biaya modal perusahaan bag 2Ahmad Zainal Arifin
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxPerundanganDJKI1
 
Biaya+modal+k el+3 edit sendiri
Biaya+modal+k el+3 edit sendiriBiaya+modal+k el+3 edit sendiri
Biaya+modal+k el+3 edit sendiriKristine M H
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxArdianS7
 
Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04
Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04
Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04CantikaAzzahra1
 
The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03
The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03
The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03Aulia Riskafina Kusuma
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
 
Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1apapanya
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Kacung Abdullah
 
The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04
The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04
The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04luluuhn
 
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).pptharis916240
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5Yoyo Sudaryo
 
Materi Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdfMateri Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdfAnthonBudyana
 

Similar to BIAYA MODAL (20)

Cost of capital
Cost of capitalCost of capital
Cost of capital
 
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
 
Prinsip2 Dasar Cost of capital
Prinsip2 Dasar Cost of capitalPrinsip2 Dasar Cost of capital
Prinsip2 Dasar Cost of capital
 
Komponen biaya modal perusahaan bag 2
Komponen biaya modal perusahaan bag 2Komponen biaya modal perusahaan bag 2
Komponen biaya modal perusahaan bag 2
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
 
Biaya+modal+k el+3 edit sendiri
Biaya+modal+k el+3 edit sendiriBiaya+modal+k el+3 edit sendiri
Biaya+modal+k el+3 edit sendiri
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
 
Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04
Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04
Cost of Capital / abshor.marantika / Cantika Azzahra / 3-04
 
Biaya modal 3
Biaya modal 3Biaya modal 3
Biaya modal 3
 
Makalah Ekonomi Teknik
Makalah Ekonomi Teknik Makalah Ekonomi Teknik
Makalah Ekonomi Teknik
 
The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03
The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03
The Cost of Capital/abshor.marantika/Aulia Riskafina Kusuma/3-03
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1
 
Npv irr-payback-period
Npv irr-payback-periodNpv irr-payback-period
Npv irr-payback-period
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04
The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04
The cost of capital abshor.marantika lulu hulaelatun_3-04
 
Ekuivalen kepastian (1)
Ekuivalen kepastian (1)Ekuivalen kepastian (1)
Ekuivalen kepastian (1)
 
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
 
Materi Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdfMateri Cost benefit analisis.pdf
Materi Cost benefit analisis.pdf
 

More from Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 

More from Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 

BIAYA MODAL

  • 3. 1. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan  yang diharapkan atau tingkat keuntungan yang  disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal  digunakan sebagai discount rate dalam analisis NPV atau  IRR. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya  modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual. Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang  tersebut kita harus melakukan beberapa langkah:   1. Mengidentifikasi sumber-sumber dana    2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk   setiap sumber dana)   3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana   4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan menggunakan  proporsi dana sebagai pembobot.
  • 4. 1.1. Mengidentifikasi Sumber-sumber Dana  Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering  digunakan, yaitu hutang dan saham. Hutang bisa terdiri  atas hutang bank atau hutang melalui obligasi. Pemberi  hutang memperoleh kompensasi berupa bunga. Saham  merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa  private placement (penempatan dana tidak melalui pasar  modal), bisa juga dengan membeli saham yang  diperjualbelikan di pasar sekunder. Pendapatan saham  berasal dari dividen dan capital gain. Capital gain adalah  selisih antara harga jual dengan harga beli. Tetapi jenis  saham preferen mempunyai ciri-ciri gabungan antara  hutang dengan saham. Saham preferen adalah saham  (bentuk kepemilikan) dan berhak memperoleh dividen.  Tetapi dividen tersebut bersifat (secara umum) tetap,  sehingga mirip dengan bunga.
  • 5. 1.2. Menghitung Biaya Modal Individual 1.2.1. Biaya Modal Hutang (kd)  Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang  disyaratkan yang berkaitan dengan penggunaan  hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang  pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak.  Misalkan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga  20%. Berapa biaya modal hutang (kd)? Kd relatif  mudah dihitung karena parameternya cukup jelas  (yaitu tingkat bunga). Kd=20% (sebelum pajak).  Jika pajak 30%, maka kd* (net pajak) = (1 – 0,3) 20% =  14%.
  • 7.              200 ribu  200 ribu               200 ribu 950 ribu =     ------------- + -------------- + …… + -------------- +   (1+kd)1    (1+kd)2    (1+kd)10        Rp1 juta --------------     …… (1)     (1+kd)10                               Kas  masuk  bersih  yang  diterima  perusahaan  adalah  Rp1  juta – Rp50 ribu = Rp950.000. Biaya modal hutang (kd)  sebelum  pajak  adalah,  dengan  menggunakan  tehnik  perhitungan  IRR,  kd=21%.  Perhatikan  bahwa  kd,  yang  merupakan  tingkat  bunga  efektif,  lebih  tinggi  sedikit  dibandingkan dengan tingkat bunga nominal.
  • 8. Bunga  bisa  dipakai  sebagai  pengurang  pajak.  Karena  itu  faktor pajak bisa dimasukkan agar diperoleh biaya modal  hutang net pajak. Biaya modal hutang net pajak (dengan  tingkat pajak 40%) dihitung sebagai. kd* =  kd (1 – t)      ……… (2)         Untuk contoh di atas, kd* adalah. kd* =  21% (1 – 0,4) =  12,6%   Hutang dagang dan akrual tidak dimasukkan ke dalam  perhitungan biaya modal. Alasannya adalah karena untuk  analisis penganggaran modal, hutang dagang dan  sejenisnya dikurangkan dari aset lancar. Kemudian kita  akan menghitung modal kerja bersih (aset lancar –  hutang dagang dan akrual). 
  • 9. 1.2.2. Biaya Modal Saham Preferen Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara  hutang dengan saham, karena merupakan bentuk  kepemilikan (saham), tetapi dividen yang dibayarkan  mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada  umumnya). Perhitungan biaya modal saham preferen  mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya  hutang. Paramater yang akan diestimasi relatif jelas Biaya saham preferen (kps) adalah:           Dps kps =  -------------     ……… (3)    P dimana kps   = biaya saham preferen Dps  = dividen saham preferen P      = harga saham preferen
  • 10. 1.2.3. Biaya Modal Saham Biasa Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan biaya kesempatan (opportunity cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan membicarakan biaya modal saham melalui beberapa metode: DCF, bond-yiled, dan CAPM. Discounted Cash Flow (Aliran Kas yang Didiskontokan). Pada waktu kita membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga saham bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul mengenai Nilai Waktu Uang) D1 PV = ---------r–g
  • 11. Dengan merubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV menjadi P (harga saham), persamaan di atas bisa dirubah menjadi berikut ini. D1 ks= ----------- + g ……… (4) P dimana ks = biaya modal saham D1 = dividen pada tahun pertama P = harga saham saat ini g = tingkat pertumbuhan Biaya modal saham sama dengan dividend yield ditambah tingkat pertumbuhan. Untuk menggunakan rumus di atas, beberapa parameter harus diestimasi, yaitu harga saham, dividen yang dibayarkan, dan tingkat pertumbuhan.
  • 12. Tingkat pertumbuhan bisa dihitung melalui beberapa cara. Pertama, kita bisa menggunakan formula berikut. g = ( 1 – DPR ) ( ROE ) dimana DPR = dividend payout ratio ROE = return on equity Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan merupakan fungsi dari pembayaran dividend dan return on equity. Jika perusahaan membayarkan dividen yang kecil (yang berarti menanamkan sebagian besar labanya kembali ke perusahaan), tingkat pertumbuhan diharapkan menjadi lebih tinggi. Tingkat pertumbuhan akan semakin kecil jika dividen yang dibayarkan semakin besar.
  • 13. Kedua, tingkat pertumbuhan juga bisa dihitung melalui data historis. Penggunaan data historis mempunyai asumsi bahwa pola di masa lalu akan sama dengan pola di masa mendatang (pola konstan). Pertumbuhan dividen bisa dihitung melalui dua cara: (1) pertumbuhan aritmatika, dan (2) pertumbuhan geometris. Dengan pertumbuhan aritmatika, tingkat pertumbuhan setiap tahun bisa dihitung sebagai: ( (Dt + 1 – Dt) / Dt) × 100%. Meskipun pertumbuhan dividen adalah tingkat pertumbuhan yang seharusnya dihitung, dalam beberapa situasi, barangkali kita ingin menghitung tingkat pertumbuhan earning, bukannya dividen.
  • 14. Beberapa perusahaan tidak pernah membayar dividen, meskipun mempunyai earning yang baik. Dalam situasi tersebut, kita menghitung tingkat pertumbuhan earning, bukannya dividen. Tetapi pada akhirnya dividenlah yang akan diterima oleh investor. Tingkat pertumbuhan mana yang akan dipilih pada akhirnya tergantung dari pertimbangan analis atau manajer keuangan. Pendekatan Bond-Yield. Didasarkan pada argumen bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk investasi yang lebih berisiko akan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi yang lebih kecil risikonya. Saham mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan obligasi. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham mempunyai prioritas klaim yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi.
  • 15. Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut. ks = yield obligasi + premi risiko ……… (5) Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan estimasi yield dari obligasi perusahaan (atau obligasi yang mempunyai kelas risiko yang sama), dan premi risiko saham atas obligasi. Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa dihitung berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield obligasi. Yield obligasi = bunga / harga pasar obligasi
  • 16. Kemudian, kita akan mengestimasi premi risiko saham atas obligasi. Salah satu cara untuk menghitung premi tersebut adalah dengan melihat data historis. Sebagai contoh, misalkan tingkat keuntungan tahunan selama lima tahun yang lalu untuk saham adalah 22%. Tingkat keuntungan (yield) obligasi selama lima tahun yang lalu adalah 15%. Premi saham atas obligasi dengan demikian adalah: Premi = 22% - 15% = 7% Setelah yield obligasi dan premi saham atas obligasi dihitung, ks (biaya modal saham) bisa dihitung.
  • 17. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Model CAPM menggunakan argumen yang sama dengan pendekatan yield obligasi. Menurut CAPM, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko ditambah premi risiko. Secara spesifik, model CAPM bisa dituliskan sebagai berikut ini. ks = Rf + β ( Rm - Rf ) dimana ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham Rf = tingkat keuntungan bebas risiko β = risiko sistematis R = tingkat keuntungan pasar
  • 18. Tingkat keuntungan bebas risiko adalah tingkat keuntungan dari aset yang mempunyai risiko (kebangkrutan atau default dalam hal ini) yang bisa dikatakan nol. Sebagai contoh: T-Bills, T-Bond di Amerika Serikat. SBI (Sertifikat Bank Indonesia), deposito pada bank pemerintah. Aset-aset tersebut mempunyai risiko default nol karena diterbitkan oleh pemerintah (yang tidak mungkin bangkrut). Untuk tingkat keuntungan pasar, kita bisa menggunakan tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Contoh portofolio pasar yang bisa kita gunakan adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) untuk kasus di Bursa Efek Jakarta.
  • 19. Keputusan Biaya Modal Saham. Perhitungan biaya modal saham yang dihasilkan oleh ketiga metode di atas akan menghasilkan angka yang berbeda-beda. Tabel 2. Ringkasan Biaya Modal Saham Tehnik Estimasi Biaya Modal Saham Discounted Cash Flow 28% Bond-Yield Premium 29% Capital Asset Pricing Model 22% Berapa ks? Hal semacam itu merupakan hasil yang wajar. Untuk memutuskan berapa biaya modal saham yang seharusnya, pertimbangan kita (sebagai analis) diperlukan.
  • 20. Bagan 2. Tehnik Perhitungan Biaya Modal Saham Peraturan Pengharapan investor Dividend Discount Model Multibeta CAPM Return historis aritmatik CAPM 0 10 20 30 40 50 60 70 80
  • 21. 1.3. Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi sumber dana yang dipakai oleh perusahaan. Idealnya, nilai pasar yang sebaiknya dipakai sebagai dasar perhitungan proporsi sumber dana. Meskipun nilai pasar idealnya merupakan pilihan terbaik untuk menghitung komposisi sumber dana, tetapi informasi tersebut tidak tersedia dengan mudah. Salah satu alternatif adalah menggunakan nilai buku. Nilai buku bisa diambil dari neraca keuangan perusahaan. Saham biasa masuk dalam kategori total modal saham (saham biasa + laba yang ditahan + agio).
  • 22. Tabel 3. Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang Komponen Biaya Modal Proporsi Rata-rata Biaya Modal Sesudah Pajak Rata-Rata Terimbang Hutang 12,6% 30.000 (30%) 0,3 ×12,6 = 3,78% Saham Preferen 20% 10.000 (10%) 0,1 × 20 = 2,00% Saham Biasa 25% 60.000 (60%) 0,6 × 25 = 15,0% WACC = 20,78% Catatan: proporsi sumber dana diambil dari laporan keuangan
  • 23. 1.4. Biaya Modal Saham Eksternal Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan muncul. Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham, dan lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil setelah biaya emisi tersebut dimasukkan.
  • 24. Model kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa mengakomodasi biaya emisi seperti berikut ini. D1 ke= -------------- + g P (1-f) dimana ke = biaya modal saham eksternal D1 = dividen pada tahun pertama P = harga saham saat ini f = flotation cost g = tingkat pertumbuhan
  • 25. Model CAPM dan yield obligasi tidak secara langsung bisa mengakomodasi biaya emisi eksternal, karena formula CAPM atau yield obligasi tidak memasukkan faktor biaya emisi. Tetapi model CAPM dan yield obligasi secara eksplisit memperhitungkan risiko dalam estimasi biaya modal.
  • 26. 2. Biaya Modal Marjinal dan Biaya Modal Rata-rata Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marjinal. Biaya modal marjinal merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal yang diperoleh. Sebagai contoh, misal perusahaan menggunakan dua jenis hutang, pertama dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 10%, kedua dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 15%. Misalkan perusahaan melakukan pinjaman lagi sebesar Rp200 juta dengan tingkat bunga 20%. Biaya modal hutang marjinal adalah 20%, karena biaya tersebut merupakan biaya modal yang diperoleh dengan masuknya modal baru. Jika kita menghitung biaya modal rata-rata, maka biaya modal hutang rata-rata adalah (10% + 15% + 20%) / 3 = 15%.
  • 27. Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal adalah biaya modal yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya modal masa lampau, karena beberapa alasan, seperti mudah dilakukan, biaya modal masa lampau bisa dipakai untuk estimasi biaya modal marjinal (masa mendatang). Perhitungan biaya modal di atas mengasumsikan penggunaan biaya modal marjinal. Tetapi dalam praktek, biaya modal sering diestimasi berdasarkan laporan keuangan, yang berarti biaya modal diestimasi dengan menggunakan data masa lampau.
  • 28. 3. Lompatan dalam Biaya Modal Rata-rata Tertimbang dan Skedul Investasi Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam biaya modal rata-rata tertimbang. Misalkan saja struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan adalah modal saham, hutang, dan saham preferen sebesar 60%, 30%, dan 10%, berturut-turut. Biaya modal hutang (sesudah pajak), saham preferen, dan saham biasa adalah 12,6% (sesudah pajak), 20%, dan 25%, berturut-turut. WACC untuk komposisi tersebut adalah: WACC = (0,3 × 12,6) + (0,1 × 20) + (0,6 × 25) = 20,78%
  • 29. Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya biaya modal individual. Lompatan karena penggunaan hutang yang baru bisa dihitung sebagai berikut. Hutang saat ini Batas Dana = ------------------------------Persentase hutang
  • 30. Lompatan WACC bisa terjadi lagi jika komponen biaya modal yang lain mengalami perubahan. Misalkan laba yang ditahan tahun ini sebesar Rp100 juta. Jika perusahaan mempertahankan struktur modal seperti itu, maka jumlah dana maksimum yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah. Laba yang ditahan Batas Dana = ---------------------------------------Persentase laba yang ditahan Informasi lompatan dalam WACC bisa digabung dengan kesempatan investasi yang ada.
  • 31. Bagan 3. Lompatan dalam WACC Biaya Modal (%) WACC=22,7% WACC=21,5% WACC=20,78% Jumlah dana 133jt 167jt
  • 32. Bagan 4. Lompatan WACC dan Skedul Investasi Biaya Modal (%) A=30% B=25% C=23% WACC=22,7% WACC=21,5% WACC=20,78% D=19% Jumlah dana 50jt 90jt 133jt 150jt 167jt 200jt
  • 33. Bagan 5. MCC dan IRR (variabel kontinyu) MRR (%) MCC Investasi Optimal Dana
  • 34. 4. Pertimbangan Dinamis: Review Biaya Modal secara Regular Seberapa sering biaya modal (WACC) dihitung? Kondisi perusahaan dan lingkungannya selalu berubah. Risiko dan kesempatan investasi perusahaan berubah. Perubahan ini mengakibatkan perubahan komposisi struktur modal yang baru dan juga perubahan tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal). Kondisi lingkungan yang berubah juga mengakibatkan perubahan biaya modal, misal inflasi yang berubah mengakibatkan kenaikan tingkat keuntungan yang disyaratkan secara umum. Perubahan risiko (misal semakin tinggi, terjadi jika kondisi ekonomi memburuk) mengakibatkan premi risiko meningkat.
  • 35. Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu mengevaluasi biaya modal rata-rata tertimbangnya secara periodik. Berapa sering? Nampaknya tidak ada formula yang pasti. Perhitungan bisa dilakukan setiap tahun, bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang jelas, jika kondisi perusahaan dan lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah saatnya menghitung biaya modal rata-rata tertimbang kembali.