SlideShare a Scribd company logo
BAB 14
ANALISIS INVESTASI LANJUTAN:
PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE
1.
Metode Adjusted Present Value (APV)
1.1. Kerangka APV
Variasi lain dari WACC (weighted average cost of capital,
atau biaya modal rata-rata tertimbang) dalam analisis
investasi adalah APV (Adujsted Present Value). APV
menggunakan prinsip value additive (penambahan nilai),
dengan mengambil ide dari model struktur modal
Modigliani Miller (MM). Menurut MM dengan pajak,
nilai perusahaan dengan hutang adalah nilai perusahaan
100% saham ditambah dengan penghematan pajak dari
hutang (bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak).
APV dengan demikian dihitung dengan menambahkan nilai
base-case plus manfaat dari pinjaman (financing), seperti
berikut ini.
APV = Base-case NPV + NPV dari keputusan
pembelanjaan
karena memutuskan melakukan
proyek
……… (1)

Base case NPV dihitung melalui asumsi proyek dilakukan
dengan menggunakan saham semuanya (100% saham).
Sumber NPV dari keputusan pendanaan (financing
decision) tidak hanya dari penghematan pajak, tetapi
juga dari sumber lain, misal pinjaman yang disubsidi
oleh pemerintah.
1.2. Peningkatan Kapasitas Pinjaman
Misalkan perusahaan ingin mempertahankan rasio hutang
sebesar 40%. Dengan bertambahnya aset, maka hutang
yang bisa dipinjam oleh perusahaan juga akan semakin
meningkat (untuk mempertahankan rasio yang sama).
Jika perusahaan melakukan usulan investasi, maka
asetnya akan bertambah, dan karenanya kapasitas
pinjaman juga akan bertambah. Apakah kapasitas
pinjaman yang bertambah tersebut mempunyai nilai?
Jika bunga yang dibayarkan bisa dipakai sebagai
pengurang pajak, maka semakin besar bunga yang
dibayarkan, akan semakin besar penghematan pajak yang
diperoleh. Dengan kata lain, penambahan kapasitas
hutang akan mendatangkan nilai bagi perusahaan.
2. Perbandingan APV dengan WACC
Secara teoritis, analisis investasi dengan metode APV dan
WACC akan menghasilkan angka dan kesimpulan
yang sama. Dengan menggunakan metode APV,
dimana hanya penghematan pajak saja yang kita
analisis (penghematan lainnya seperti subsidi pinjaman
dianggap tidak ada).
2.1. Analisis dengan APV
Dengan menggunakan APV, maka kita akan menghitung
formula berikut ini.
APV = NPV 100% saham + PV penghematan pajak dari bunga
= ( Kas / ks ) + ( Tingat pajak × Hutang )
2.2. Analisis dengan WACC
Jika kita menggunakan WACC, kita akan menghitung
biaya modal rata-rata tertimbang. Pertama, kita harus
menghitung biaya modal saham yang baru, yang
mencerminkan tambahan hutang.
Dengan menggunakan formula yang dikembangkan oleh
MM seperti berikut ini, kita bisa menghitung ks yang
baru.
ks = ro + B / S (1 – tc) (ro – rb)

……… (2)

Net Present Value (NPV) dengan menggunakan WACC adalah.
NPV = (Kas tersedia untuk pemegang saham / WACC) –
Investasi
2.3. Perbandingan APV dengan WACC
Pembahasan di muka menunjukkan bahwa APV dan
WACC secara teoritis menghasilkan kesimpulan yang
sama. Keduanya juga menggunakan aliran kas yang
tidak dipengaruhi oleh keputusan pendanaan. Keduanya
berbeda sebagai berikut ini. Pada APV, NPV dasar
(base) kemudian ditambahkan dengan PV manfaat dari
keputusan pendanaan. Sedangkan pada WACC,
pengaruh keputusan pendanaan terlihat pada tingkat
diskonto (biaya modal rata-rata tertimbang). APV
menghitung pengaruh keputusan pendanaan secara
langsung. Sedangkan pada WACC pengaruh keputusan
pendanaan dilakukan secara tidak langsung, yaitu
melalui tingkat diskonto.
Pertanyaan berikutnya adalah dalam situasi apa WACC
atau APV lebih baik dipakai. Berikut ini beberapa
pedoman untuk menentukan mana yang sebaiknya
dipakai, dan dalam situasi yang bagaimana.
1. Jika risiko proyek konstan selama usia proyek tersebut,
maka biaya modal saham dan biaya modal rata-rata
tertimbang akan konstan selama proyek tersebut
dilakukan. Dalam situasi tersebut, WACC cukup praktis
digunakan. Dengan menggunakan APV, kita tidak perlu
mengidentifikasi satu-persatu efek keputusan pendanaan.
Jika risiko proyek berubah-ubah selama usia proyek
tersebut, maka biaya modal juga akan berubah-ubah.
Pada situasi ini menghitung efek keputusan pendanaan
secara langsung, seperti yang dilakukan oleh APV akan
lebih praktis.
2. WACC berbicara mengenai rasio hutang, sedangkan
APV berbicara mengenai tingkat (jumlah) hutang. Jika
jumlah hutang bisa diprediksi dengan baik, maka APV
cukup praktis digunakan. Jika tingkat (jumlah) hutang
sulit diprediksi, maka penggunaan APV menjadi lebih
sulit. Contoh, jika rasio hutang terhadap nilai perusahaan
tetap, kemudian nilai perusahaan berubah-ubah, maka
jumlah hutang juga akan berubah-ubah. Jumlah hutang
menjadi lebih sulit dihitung Tetapi jika rasio hutang
berubah-ubah, maka WACC menjadi sulit diaplikasikan.
3.
Menghitung Beta Unlevered
3.1. Tanpa Pajak
Untuk menggunakan APV, kita membutuhkan biaya modal
saham untuk perusahaan yang menggunakan 100%
saham (ro). Dengan menggunakan formula CAPM, biaya
modal saham 100%, bisa dihitung sebagai berikut ini.
ro = Rf + βU (Rm – Rf)

……… (3)

dimana βU adalah beta perusahaan dengan 100% saham.
Tetapi, biasanya perusahaan menggunakan hutang
sebagian. Jarang ada perusahaan yang menggunakan
saham 100%.
Formula CAPM untuk menghitung biaya modal saham
perusahaan (yang biasanya menggunakan hutang) seperti
berikut ini.
rs = Rf + β (Rm – Rf)

……… (4)

β dalam hal ini adalah beta saham atau risiko sistematis
saham (karena dihitung melalui saham yang listing di
bursa) yang dihitung melalui regresi model pasar (market
model), atau menggunakan formula β = Kovarians return
pasar dengan return saham / Varians pasar.
Model pasar bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Ri = αi + βi (Rm) + ei

……… (5)

βi yang diperoleh merupakan risiko sistematis saham i.
Perhatikan bahwa perusahaan biasanya menggunakan
hutang sehingga βi tersebut merupakan beta yang
mengandung unsur hutang. Padahal kita menginginkan
beta 100% saham untuk menghitung biaya modal saham.
Kita bisa melakukan penyesuaian dengan ‘menghilangkan’
pengaruh beta hutang sebagai berikut ini.
Beta perusahaan dengan saham 100% (beta aset) bisa
dianggap terdiri dari beta hutang dan beta saham. Beta
aset tersebut merupakan beta rata-rata tertimbang dari
setiap beta individualnya, seperti berikut ini.
βASET = (B / (B + S)) βHUTANG + (S / (B + S)) βSAHAM
……… (6)
βHUTANG biasanya sangat kecil, sehingga bisa dianggap nol.
Karena itu persamaan di atas bisa dituliskan sebagai berikut
ini.
βASET = (S / (B + S)) βSAHAM
Dengan melakukan beberapa manipulasi, beta saham bisa
dihitung sebagai berikut ini.
βSAHAM = βASET (1 + (hutang / Saham))

……… (7)
3.2. Dengan Pajak
Dalam dunia dengan pajak, kita bisa menggunakan formula
Modigliani-Miller sebagai berikut ini untuk menurunkan
beta aset (beta perusahaan dengan 100% saham).
VL = VU + tc . B = B + S

……… (8)

Persamaan di atas mengatakan bahwa nilai perusahaan
dengan hutang sama dengan nilai perusahaan tanpa
hutang ditambah dengan PV penghematan pajak. Term
yang paling kanan mengatakan bahwa nilai perusahaan
dengan hutang sama dengan nilai hutang ditambah nilai
saham.
Persamaan (6) menunjukkan bahwa beta aset merupakan
rata-rata tertimbang dari beta sumber dana individual.
Karena B + S = VL dan VL = VU + tc.B, maka beta aset
bisa dituliskan berikut ini.
βASET = (B / VL) βHUTANG + (S / VL) βSAHAM

……… (9)

atau
βASET = (VU / VL) βU + ((tc.B) / VL) βHUTANG ……… (10)
dimana βU adalah beta untuk perusahaan unlevered (tidak
menggunakan hutang).
Dengan menyamakan (9) dan (10), maka:
(B / VL) βHUTANG + (S / VL) βSAHAM = (VU / VL) βU + ((tc.B) /
VL) βHUTANG
(S / VL) βSAHAM = (VU / VL) βU + βHUTANG [ ((tc.B) – B) / VL ]
βSAHAM = (VL / S) (VU / VL) βU + βHUTANG [ ((VL.tc.B) –
VL.B) / (VL.S) ]
βSAHAM = (VU / S) βU + βHUTANG [ ((tc.B) – B) / S ]

Persamaan MM untuk nilai perusahaan dengan hutang
adalah VL = VU + t.B.
Dengan kata lain, VU = VL – t.B. Karena VL = B + S,
maka kita juga bisa menuliskan sebagai berikut: VU = B
+ S – t.B. Dengan demikian persamaan di atas bisa
dituliskan kembali sebagai berikut ini.
βSAHAM = ((B + S – t.B) / S) βU + βHUTANG [((tc.B) – B) / S]
βU.B + βU.S – βU.t.B + βHUTANG.t.B – βB.B
βSAHAM = ------------------------------------------------------S
Persamaan di atas bisa disederhanakan menjadi berikut ini.
βSAHAM = βU + βU (B / S) – βU (t.B / S) + βHUTANG (t.B / S)
(B / S)

– βB

βSAHAM = βU + [ βU – βU.t + βHUTANG.t – βB ] (B / S)
βSAHAM = βU + [ (1 – t) (βU – βB) (B / S) ]

βSAHAM

(1 – t) (B)
= βU (1 + -------------- )
S

……… (11)

……… (12)
Beberapa implikasi bisa dilihat dari persamaan di atas.
Pada perusahaan dengan hutang, (B / S) adalah positif.
Karena itu term (1 – t) (B / S) akan bernilai positif.
Dengan demikian beta saham perusahaan yang
menggunakan hutang lebih besar dibandingkan dengan
beta saham 100%. Hasil semacam itu masuk akal karena
hutang meningkatkan risiko perusahaan. Tetapi
peningkatan beta tersebut tidak setajam pada situasi
tanpa pajak.

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
Wirodat Az
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
Roesdaniel Ibrahim, ST. CHt.
 
2 soal psikotest-1
2 soal psikotest-12 soal psikotest-1
2 soal psikotest-1
Ferry Kurniawan
 
Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"
nuelsitohang
 
99017 9-847873159863
99017 9-84787315986399017 9-847873159863
99017 9-847873159863
Petrus Saragih
 
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
Roni Saputra
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Ownskin
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Lulu Wildatiumi
 
PPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptx
PPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptxPPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptx
PPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptx
MUHAMMADARIFRAHMAN26
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
nurulllah
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
rizka_safa
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
Ancilla Kustedjo
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
 
Bab i stepping stone
Bab i stepping stoneBab i stepping stone
Bab i stepping stone
fetara17
 
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhsAnggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhsMaun Saifullah
 
Chapter 2-manajemen-keuangan
Chapter 2-manajemen-keuanganChapter 2-manajemen-keuangan
Chapter 2-manajemen-keuangan
Novi Sitoresmi
 
Manajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransiManajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransi
Laboratorium Akuntansi_UMM
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
Trisnadi Wijaya
 

What's hot (20)

Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
2 soal psikotest-1
2 soal psikotest-12 soal psikotest-1
2 soal psikotest-1
 
Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"Isoquant. "ekonomi produksi"
Isoquant. "ekonomi produksi"
 
99017 9-847873159863
99017 9-84787315986399017 9-847873159863
99017 9-847873159863
 
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
PPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptx
PPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptxPPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptx
PPT Pengukuran Internal_Manajemen Strategik (1).pptx
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Bab i stepping stone
Bab i stepping stoneBab i stepping stone
Bab i stepping stone
 
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhsAnggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhs
 
Chapter 2-manajemen-keuangan
Chapter 2-manajemen-keuanganChapter 2-manajemen-keuangan
Chapter 2-manajemen-keuangan
 
Manajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransiManajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransi
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
 

Similar to Manajemen keuangan bab 14

Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Futurum2
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Lia Ivvana
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
ArdianS7
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
PerundanganDJKI1
 
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Futurum2
 
Valuation Capital Budgeting
Valuation Capital BudgetingValuation Capital Budgeting
Valuation Capital Budgeting
Felicia Celins
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
MahendraDicky
 
teori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.pptteori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.ppt
NoviHadiUtama
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
AuroraSiahaan
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Nurmansyah Arif W
 
Prinsip2 Dasar Cost of capital
Prinsip2 Dasar Cost of capitalPrinsip2 Dasar Cost of capital
Prinsip2 Dasar Cost of capital
Tubagus Donny Syafardan
 
AKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdf
AKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdfAKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdf
AKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdf
nurachriaty
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
AuroraSiahaan
 
Cost of capital
Cost of capitalCost of capital
Cost of capital
Ahmad Muhksin
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
shanti dewi
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
VessakhWilliam
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
titikefnita
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modalSigit Sanjaya
 

Similar to Manajemen keuangan bab 14 (20)

Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
 
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
 
Valuation Capital Budgeting
Valuation Capital BudgetingValuation Capital Budgeting
Valuation Capital Budgeting
 
Mk09 cost of capital
Mk09 cost of capitalMk09 cost of capital
Mk09 cost of capital
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
teori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.pptteori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.ppt
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
Prinsip2 Dasar Cost of capital
Prinsip2 Dasar Cost of capitalPrinsip2 Dasar Cost of capital
Prinsip2 Dasar Cost of capital
 
AKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdf
AKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdfAKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdf
AKTIVA TETAP BERWUJUD (mengenai biaya perolehan, penyusutan dan pelaporan).pdf
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
 
Cost of capital
Cost of capitalCost of capital
Cost of capital
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 

More from Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
Lia Ivvana
 

More from Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
 

Manajemen keuangan bab 14

  • 1. BAB 14 ANALISIS INVESTASI LANJUTAN: PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1. Metode Adjusted Present Value (APV) 1.1. Kerangka APV Variasi lain dari WACC (weighted average cost of capital, atau biaya modal rata-rata tertimbang) dalam analisis investasi adalah APV (Adujsted Present Value). APV menggunakan prinsip value additive (penambahan nilai), dengan mengambil ide dari model struktur modal Modigliani Miller (MM). Menurut MM dengan pajak, nilai perusahaan dengan hutang adalah nilai perusahaan 100% saham ditambah dengan penghematan pajak dari hutang (bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak).
  • 2. APV dengan demikian dihitung dengan menambahkan nilai base-case plus manfaat dari pinjaman (financing), seperti berikut ini. APV = Base-case NPV + NPV dari keputusan pembelanjaan karena memutuskan melakukan proyek ……… (1) Base case NPV dihitung melalui asumsi proyek dilakukan dengan menggunakan saham semuanya (100% saham). Sumber NPV dari keputusan pendanaan (financing decision) tidak hanya dari penghematan pajak, tetapi juga dari sumber lain, misal pinjaman yang disubsidi oleh pemerintah.
  • 3. 1.2. Peningkatan Kapasitas Pinjaman Misalkan perusahaan ingin mempertahankan rasio hutang sebesar 40%. Dengan bertambahnya aset, maka hutang yang bisa dipinjam oleh perusahaan juga akan semakin meningkat (untuk mempertahankan rasio yang sama). Jika perusahaan melakukan usulan investasi, maka asetnya akan bertambah, dan karenanya kapasitas pinjaman juga akan bertambah. Apakah kapasitas pinjaman yang bertambah tersebut mempunyai nilai? Jika bunga yang dibayarkan bisa dipakai sebagai pengurang pajak, maka semakin besar bunga yang dibayarkan, akan semakin besar penghematan pajak yang diperoleh. Dengan kata lain, penambahan kapasitas hutang akan mendatangkan nilai bagi perusahaan.
  • 4. 2. Perbandingan APV dengan WACC Secara teoritis, analisis investasi dengan metode APV dan WACC akan menghasilkan angka dan kesimpulan yang sama. Dengan menggunakan metode APV, dimana hanya penghematan pajak saja yang kita analisis (penghematan lainnya seperti subsidi pinjaman dianggap tidak ada). 2.1. Analisis dengan APV Dengan menggunakan APV, maka kita akan menghitung formula berikut ini. APV = NPV 100% saham + PV penghematan pajak dari bunga = ( Kas / ks ) + ( Tingat pajak × Hutang )
  • 5. 2.2. Analisis dengan WACC Jika kita menggunakan WACC, kita akan menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. Pertama, kita harus menghitung biaya modal saham yang baru, yang mencerminkan tambahan hutang. Dengan menggunakan formula yang dikembangkan oleh MM seperti berikut ini, kita bisa menghitung ks yang baru. ks = ro + B / S (1 – tc) (ro – rb) ……… (2) Net Present Value (NPV) dengan menggunakan WACC adalah. NPV = (Kas tersedia untuk pemegang saham / WACC) – Investasi
  • 6. 2.3. Perbandingan APV dengan WACC Pembahasan di muka menunjukkan bahwa APV dan WACC secara teoritis menghasilkan kesimpulan yang sama. Keduanya juga menggunakan aliran kas yang tidak dipengaruhi oleh keputusan pendanaan. Keduanya berbeda sebagai berikut ini. Pada APV, NPV dasar (base) kemudian ditambahkan dengan PV manfaat dari keputusan pendanaan. Sedangkan pada WACC, pengaruh keputusan pendanaan terlihat pada tingkat diskonto (biaya modal rata-rata tertimbang). APV menghitung pengaruh keputusan pendanaan secara langsung. Sedangkan pada WACC pengaruh keputusan pendanaan dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui tingkat diskonto.
  • 7. Pertanyaan berikutnya adalah dalam situasi apa WACC atau APV lebih baik dipakai. Berikut ini beberapa pedoman untuk menentukan mana yang sebaiknya dipakai, dan dalam situasi yang bagaimana. 1. Jika risiko proyek konstan selama usia proyek tersebut, maka biaya modal saham dan biaya modal rata-rata tertimbang akan konstan selama proyek tersebut dilakukan. Dalam situasi tersebut, WACC cukup praktis digunakan. Dengan menggunakan APV, kita tidak perlu mengidentifikasi satu-persatu efek keputusan pendanaan. Jika risiko proyek berubah-ubah selama usia proyek tersebut, maka biaya modal juga akan berubah-ubah. Pada situasi ini menghitung efek keputusan pendanaan secara langsung, seperti yang dilakukan oleh APV akan lebih praktis.
  • 8. 2. WACC berbicara mengenai rasio hutang, sedangkan APV berbicara mengenai tingkat (jumlah) hutang. Jika jumlah hutang bisa diprediksi dengan baik, maka APV cukup praktis digunakan. Jika tingkat (jumlah) hutang sulit diprediksi, maka penggunaan APV menjadi lebih sulit. Contoh, jika rasio hutang terhadap nilai perusahaan tetap, kemudian nilai perusahaan berubah-ubah, maka jumlah hutang juga akan berubah-ubah. Jumlah hutang menjadi lebih sulit dihitung Tetapi jika rasio hutang berubah-ubah, maka WACC menjadi sulit diaplikasikan.
  • 9. 3. Menghitung Beta Unlevered 3.1. Tanpa Pajak Untuk menggunakan APV, kita membutuhkan biaya modal saham untuk perusahaan yang menggunakan 100% saham (ro). Dengan menggunakan formula CAPM, biaya modal saham 100%, bisa dihitung sebagai berikut ini. ro = Rf + βU (Rm – Rf) ……… (3) dimana βU adalah beta perusahaan dengan 100% saham. Tetapi, biasanya perusahaan menggunakan hutang sebagian. Jarang ada perusahaan yang menggunakan saham 100%.
  • 10. Formula CAPM untuk menghitung biaya modal saham perusahaan (yang biasanya menggunakan hutang) seperti berikut ini. rs = Rf + β (Rm – Rf) ……… (4) β dalam hal ini adalah beta saham atau risiko sistematis saham (karena dihitung melalui saham yang listing di bursa) yang dihitung melalui regresi model pasar (market model), atau menggunakan formula β = Kovarians return pasar dengan return saham / Varians pasar.
  • 11. Model pasar bisa dituliskan sebagai berikut ini. Ri = αi + βi (Rm) + ei ……… (5) βi yang diperoleh merupakan risiko sistematis saham i. Perhatikan bahwa perusahaan biasanya menggunakan hutang sehingga βi tersebut merupakan beta yang mengandung unsur hutang. Padahal kita menginginkan beta 100% saham untuk menghitung biaya modal saham.
  • 12. Kita bisa melakukan penyesuaian dengan ‘menghilangkan’ pengaruh beta hutang sebagai berikut ini. Beta perusahaan dengan saham 100% (beta aset) bisa dianggap terdiri dari beta hutang dan beta saham. Beta aset tersebut merupakan beta rata-rata tertimbang dari setiap beta individualnya, seperti berikut ini. βASET = (B / (B + S)) βHUTANG + (S / (B + S)) βSAHAM ……… (6) βHUTANG biasanya sangat kecil, sehingga bisa dianggap nol.
  • 13. Karena itu persamaan di atas bisa dituliskan sebagai berikut ini. βASET = (S / (B + S)) βSAHAM Dengan melakukan beberapa manipulasi, beta saham bisa dihitung sebagai berikut ini. βSAHAM = βASET (1 + (hutang / Saham)) ……… (7)
  • 14. 3.2. Dengan Pajak Dalam dunia dengan pajak, kita bisa menggunakan formula Modigliani-Miller sebagai berikut ini untuk menurunkan beta aset (beta perusahaan dengan 100% saham). VL = VU + tc . B = B + S ……… (8) Persamaan di atas mengatakan bahwa nilai perusahaan dengan hutang sama dengan nilai perusahaan tanpa hutang ditambah dengan PV penghematan pajak. Term yang paling kanan mengatakan bahwa nilai perusahaan dengan hutang sama dengan nilai hutang ditambah nilai saham.
  • 15. Persamaan (6) menunjukkan bahwa beta aset merupakan rata-rata tertimbang dari beta sumber dana individual. Karena B + S = VL dan VL = VU + tc.B, maka beta aset bisa dituliskan berikut ini. βASET = (B / VL) βHUTANG + (S / VL) βSAHAM ……… (9) atau βASET = (VU / VL) βU + ((tc.B) / VL) βHUTANG ……… (10) dimana βU adalah beta untuk perusahaan unlevered (tidak menggunakan hutang).
  • 16. Dengan menyamakan (9) dan (10), maka: (B / VL) βHUTANG + (S / VL) βSAHAM = (VU / VL) βU + ((tc.B) / VL) βHUTANG (S / VL) βSAHAM = (VU / VL) βU + βHUTANG [ ((tc.B) – B) / VL ] βSAHAM = (VL / S) (VU / VL) βU + βHUTANG [ ((VL.tc.B) – VL.B) / (VL.S) ] βSAHAM = (VU / S) βU + βHUTANG [ ((tc.B) – B) / S ] Persamaan MM untuk nilai perusahaan dengan hutang adalah VL = VU + t.B.
  • 17. Dengan kata lain, VU = VL – t.B. Karena VL = B + S, maka kita juga bisa menuliskan sebagai berikut: VU = B + S – t.B. Dengan demikian persamaan di atas bisa dituliskan kembali sebagai berikut ini. βSAHAM = ((B + S – t.B) / S) βU + βHUTANG [((tc.B) – B) / S] βU.B + βU.S – βU.t.B + βHUTANG.t.B – βB.B βSAHAM = ------------------------------------------------------S
  • 18. Persamaan di atas bisa disederhanakan menjadi berikut ini. βSAHAM = βU + βU (B / S) – βU (t.B / S) + βHUTANG (t.B / S) (B / S) – βB βSAHAM = βU + [ βU – βU.t + βHUTANG.t – βB ] (B / S) βSAHAM = βU + [ (1 – t) (βU – βB) (B / S) ] βSAHAM (1 – t) (B) = βU (1 + -------------- ) S ……… (11) ……… (12)
  • 19. Beberapa implikasi bisa dilihat dari persamaan di atas. Pada perusahaan dengan hutang, (B / S) adalah positif. Karena itu term (1 – t) (B / S) akan bernilai positif. Dengan demikian beta saham perusahaan yang menggunakan hutang lebih besar dibandingkan dengan beta saham 100%. Hasil semacam itu masuk akal karena hutang meningkatkan risiko perusahaan. Tetapi peningkatan beta tersebut tidak setajam pada situasi tanpa pajak.