Dokumen tersebut membahas tentang merjer dan akuisisi perusahaan. Secara garis besar dibahas mengenai definisi dan bentuk-bentuk akuisisi, analisis keputusan merjer dan akuisisi, implementasi dan manajemen merjer yang baik, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu merjer dan akuisisi.
Dokumen tersebut membahas mengenai merger dan akuisisi perusahaan. Dijelaskan beberapa poin penting seperti pengertian merger dan akuisisi, jenis-jenis merger dan akuisisi, serta metode penilaian perusahaan dalam kasus merger dan akuisisi salah satunya menggunakan pendekatan nilai arus kas.
Modul ini membahas pengertian akuntansi biaya dan membedakan antara akuntansi keuangan dan manajemen. Akuntansi biaya merupakan bagian dari kedua tipe akuntansi tersebut. Modul ini juga menjelaskan pengertian biaya dan metode pengumpulan biaya produksi.
Dokumen tersebut membahas tentang pendanaan jangka pendek perusahaan, termasuk tipe-tipe pendanaan yang spontan dan tidak spontan serta contoh-contohnya seperti hutang dagang, rekening akrual, pinjaman bank, commercial paper, dan factoring. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai alternatif pendanaan jangka pendek lainnya seperti menjaminkan piutang, persediaan, akseptansi bank, dan repo.
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi mata uang asing dalam akuntansi, termasuk penggunaan mata uang asing untuk transaksi internasional, pencatatan transaksi mata uang asing, kurs yang digunakan, contoh pencatatan transaksi impor ekspor dan kontrak berjangka, serta hedging risiko mata uang asing.
Dokumen tersebut membahas mengenai merger dan akuisisi perusahaan. Dijelaskan beberapa poin penting seperti pengertian merger dan akuisisi, jenis-jenis merger dan akuisisi, serta metode penilaian perusahaan dalam kasus merger dan akuisisi salah satunya menggunakan pendekatan nilai arus kas.
Modul ini membahas pengertian akuntansi biaya dan membedakan antara akuntansi keuangan dan manajemen. Akuntansi biaya merupakan bagian dari kedua tipe akuntansi tersebut. Modul ini juga menjelaskan pengertian biaya dan metode pengumpulan biaya produksi.
Dokumen tersebut membahas tentang pendanaan jangka pendek perusahaan, termasuk tipe-tipe pendanaan yang spontan dan tidak spontan serta contoh-contohnya seperti hutang dagang, rekening akrual, pinjaman bank, commercial paper, dan factoring. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai alternatif pendanaan jangka pendek lainnya seperti menjaminkan piutang, persediaan, akseptansi bank, dan repo.
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi mata uang asing dalam akuntansi, termasuk penggunaan mata uang asing untuk transaksi internasional, pencatatan transaksi mata uang asing, kurs yang digunakan, contoh pencatatan transaksi impor ekspor dan kontrak berjangka, serta hedging risiko mata uang asing.
Teks tersebut membahas metode pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan Tingkat Pengembalian Atas Investasi (ROI). ROI dihitung dengan membagi laba operasi dengan total aktiva rata-rata. ROI digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi dan kinerja pusat investasi. Teks tersebut juga membahas keunggulan dan kelemahan pengukuran ROI serta beberapa ilustrasi penerapannya.
Strategi internasional merupakan penjualan produk di pasar luar negeri. Ada beberapa alasan perusahaan melakukan ekspansi internasional seperti memperluas pasar, mengamankan sumber daya, dan mengurangi biaya produksi. Perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi seperti kepemimpinan biaya, diferensiasi, atau fokus untuk bersaing di pasar global.
Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber internal seperti laba ditahan dan penyusutan, serta sumber eksternal seperti kredit dagang, pinjaman bank, dan obligasi yang memiliki jangka waktu pendek, menengah, dan panjang."
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Apresiasi adalah kenaikan nilai aset akibat faktor-faktor eksternal seperti inflasi, sedangkan akresi adalah kenaikan nilai aset secara bertahap seperti bunga. Keduanya menyebabkan kenaikan nilai aset tetapi apresiasi disebabkan faktor eksternal sedangkan akresi disebabkan proses internal secara bertahap.
Dokumen tersebut membahas dua contoh manajemen risiko, yaitu Pak Joko yang membeli asuransi untuk mobil barunya untuk mengalihkan risiko kecelakaan atau pencurian, serta PT Kelana yang menahan risiko kecelakaan taksi mereka dengan mencadangkan dana secara berkala."
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf
1. Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip-prinsip dasar manajemen keuangan yang meliputi 10 prinsip manajemen keuangan dan 7 prinsip manajemen keuangan serta prinsip pengelolaan manajemen keuangan negara.
Teks tersebut membahas metode pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan Tingkat Pengembalian Atas Investasi (ROI). ROI dihitung dengan membagi laba operasi dengan total aktiva rata-rata. ROI digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi dan kinerja pusat investasi. Teks tersebut juga membahas keunggulan dan kelemahan pengukuran ROI serta beberapa ilustrasi penerapannya.
Strategi internasional merupakan penjualan produk di pasar luar negeri. Ada beberapa alasan perusahaan melakukan ekspansi internasional seperti memperluas pasar, mengamankan sumber daya, dan mengurangi biaya produksi. Perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi seperti kepemimpinan biaya, diferensiasi, atau fokus untuk bersaing di pasar global.
Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber internal seperti laba ditahan dan penyusutan, serta sumber eksternal seperti kredit dagang, pinjaman bank, dan obligasi yang memiliki jangka waktu pendek, menengah, dan panjang."
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Apresiasi adalah kenaikan nilai aset akibat faktor-faktor eksternal seperti inflasi, sedangkan akresi adalah kenaikan nilai aset secara bertahap seperti bunga. Keduanya menyebabkan kenaikan nilai aset tetapi apresiasi disebabkan faktor eksternal sedangkan akresi disebabkan proses internal secara bertahap.
Dokumen tersebut membahas dua contoh manajemen risiko, yaitu Pak Joko yang membeli asuransi untuk mobil barunya untuk mengalihkan risiko kecelakaan atau pencurian, serta PT Kelana yang menahan risiko kecelakaan taksi mereka dengan mencadangkan dana secara berkala."
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf
1. Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip-prinsip dasar manajemen keuangan yang meliputi 10 prinsip manajemen keuangan dan 7 prinsip manajemen keuangan serta prinsip pengelolaan manajemen keuangan negara.
Tulisan ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan berdasarkan beberapa teori. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aset, peluang pertumbuhan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis. Tulisan ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap keputusan struktur modal suatu perusahaan.
Merger dan akuisisi merupakan proses penggabungan dua perusahaan atau lebih untuk memperoleh pertumbuhan, sinergi, dan keuntungan lainnya. Terdapat beberapa jenis merger dan akuisisi berdasarkan cara pelaksanaannya maupun jenis perusahaan yang terlibat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian umum kombinasi bisnis, bentuk-bentuk kombinasi bisnis seperti akuisisi dan merger, alasan melakukan kombinasi bisnis, serta metode akuntansi kombinasi bisnis."
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)syafii_ahmad
Dokumen tersebut membahas tentang peran manajemen keuangan dalam perusahaan, yang meliputi (1) mendapatkan dana baik dari sumber internal maupun eksternal, (2) mengalokasikan dana untuk kegiatan operasional dan investasi, (3) mengelola arus kas masuk dan keluar, (4) mengefisienkan pengeluaran, serta (5) merencanakan pajak guna memaksimalkan laba perusahaan.
Dokumen tersebut merupakan analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa umumnya tidak terdapat perbedaan signifikan p
Materi presentasi kelompok 1
Mata kuliah: Manajemen Keuangan
Program studi: S2 Manajemen
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Universitas: Singaperbangsa Karawang
Tahun: 2024
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan dan satu atau lebih anak perusahaan seakan-akan mereka merupakan satu entitas, dan diperlukan jika salah satu perusahaan memiliki kontrol terhadap perusahaan lain."
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...Universitas Mercu Buana
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep terkait manajemen perusahaan seperti visi, misi, tujuan jangka panjang, budaya perusahaan, tata kelola perusahaan, dan teori keagenan. Visi didefinisikan sebagai cita-cita masa depan sebuah organisasi, sedangkan misi adalah langkah-langkah untuk merealisasikan visi. Tujuan jangka panjang berkisar antara 3-5 tahun dan mencakup aspek lab
Implementasi teori manajemen ekuitas melibatkan pengelolaan modal secara efektif. Artikel ini membahas implementasi teori tersebut pada Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad dan hambatan yang dihadapi, seperti keterbatasan pemahaman pelaporan akuntansi dan keterbatasan sumber daya manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan dengan menjelaskan pokok bahasan utama manajemen keuangan, 10 prinsip manajemen keuangan, 7 prinsip manajemen keuangan, dan prinsip pengelolaan manajemen keuangan negara.
Similar to Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi (20)
- Dokumen tersebut membahas manajemen piutang dagang dan persediaan
- Pembahasan mencakup faktor yang mempengaruhi piutang dan persediaan, kebijakan piutang, pengendalian piutang, serta penentuan saldo persediaan optimal menggunakan model EOQ
- Secara khusus dibahas mengenai pengertian, manfaat, dan biaya dari piutang dan persediaan bagi perusahaan
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan modal kerja perusahaan, termasuk pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi, dan pengukuran modal kerja. Secara khusus membahas tentang pengertian modal kerja kotor dan bersih, faktor yang mempengaruhi aktiva lancar dan hutang lancar, strategi untuk aktiva lancar dan pendanaan, pengukuran modal kerja dengan menggunakan perputaran aset dan keterikatan dana, s
Bab ini membahas dua teknik perencanaan keuangan yaitu anggaran kas dan metode persentase penjualan. Anggaran kas melibatkan peramalan aliran kas masuk dan keluar untuk melihat surplus atau defisit kas pada periode tertentu, sedangkan metode persentase penjualan memperkirakan item laba rugi dan neraca sebagai persentase dari penjualan yang diestimasi."
Dokumen tersebut membahas tiga sumber pendanaan Islam yaitu leasing, pegadaian, dan bank Islam. Leasing adalah perjanjian sewa aset dengan pembayaran berkala. Pegadaian memberikan pinjaman dengan jaminan barang bergerak. Bank Islam beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil alih-alih bunga, dengan produk seperti mudharabah, musyarakah, dan murabahah.
Dokumen tersebut membahas mengenai sumber pendanaan jangka panjang perusahaan melalui instrumen hutang dan saham preferen. Terdapat beberapa jenis instrumen hutang seperti obligasi dan pinjaman langsung dari lembaga keuangan. Dokumen juga menjelaskan karakteristik dan variasi dari obligasi serta persyaratan penerbitan dan pencatatan obligasi. Saham preferen dibahas sebagai bentuk saham yang memberikan dividen tetap seperti bunga pinjaman.
Dokumen tersebut membahas mengenai sumber pendanaan jangka panjang perusahaan melalui saham dan modal ventura. Secara ringkas, dijelaskan bahwa perusahaan dapat memperoleh dana ekternal melalui kepemilikan saham publik atau investor terbatas, serta proses go public perusahaan dan biaya-biayanya.
Dokumen tersebut membahas tentang efisiensi pasar keuangan, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana harga mencerminkan semua informasi yang relevan. Dokumen tersebut menjelaskan bukti empiris tentang efisiensi pasar dalam bentuk lemah, setengah kuat, dan kuat; serta kesimpulan bahwa secara umum pasar sudah efisien dalam bentuk setengah kuat dan lemah, meskipun efisiensi bentuk kuat masih perlu
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait kebijakan dividen perusahaan, mulai dari jenis dividen, kontroversi kebijakan dividen, teori dividen residual, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen serta alternatif-alternatifnya seperti pembelian saham kembali, dividen saham, dan pemecahan saham.
Bab 12 membahas beberapa teori struktur modal, yaitu:
1. Pendekatan tradisional yang menyatakan adanya struktur modal optimal
2. Pendekatan Modigliani-Miller (MM) yang menyatakan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan
3. Teori trade-off yang menyimpulkan adanya trade-off antara penghematan pajak dari hutang dengan biaya kebangkrutan dan keagenan
Bab 11 membahas biaya modal yang didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan. Biaya modal digunakan sebagai discount rate dalam analisis investasi. Terdapat beberapa sumber dana seperti hutang dan saham yang memiliki biaya modal tersendiri. Biaya modal rata-rata tertimbang dihitung dengan mempertimbangkan proporsi dan biaya modal dari setiap sumber dana.
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Dokumen tersebut membahas mengenai analisis penganggaran modal yang mencakup dua langkah yaitu mengestimasi aliran kas dari investasi dan mengevaluasi aliran kas tersebut menggunakan kriteria penilaian investasi untuk menentukan kelayakannya. Kriteria penilaian investasi yang disebutkan meliputi accounting rate of return, payback period, internal rate of return, net present value, dan profitability index."
Paragraf tersebut meringkas tentang pasar keuangan dan perantara keuangan. Pasar keuangan memungkinkan terjadinya transaksi antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan yang kekurangan melalui instrumen keuangan. Perantara keuangan seperti bank dan asuransi membantu menyalurkan dana dengan menyesuaikan jangka waktu dan denominasi serta mengurangi biaya transaksi.
1. BAB 27
MERJER DAN AKUISISI
1. Takeover, Merjer, dan Akuisisi: Pendahuluan
Takeover merupakan istilah yang lebih umum yang
mengacu pada transfer kendali suatu perusahaan dari
satu kelompok investor ke kelompok investor lain.
Pengambilalihan bisa dilakukan melalui beberapa cara,
yaitu: (1) akuisisi, (2) kontes proksi, dan (3) going
private.
1.1. Bentuk-bentuk Akuisisi:
(1) Merjer dan akuisisi, (2) Akuisisi saham, dan
(3) Akuisisi aset.
2. 1.1. Merjer dan Akuisisi: Beberapa Istilah
Merjer: Satu perusahaan diabsorpsi oleh perusahaan lain.
Pengakuisisi mempertahankan nama dan identitasnya,
dan mengambil alih aset dan kewajiban perusahaan yang
diakuisis.
Akuisisi:Mirip dengan merjer, kecuali perusahaan baru
akan terbentuk. Pengakuisisi dan yang diakuisisi ‘hilang’
dan menjadi perusahaan baru.
Akuisisi Saham: membeli saham dengan hak voting (voting
stock) dengan kas, saham, atau sekuritas lainnya.
Private Offer: Tidak langsung ke pemegang saham, misal
ke manajemen
Tender Offer: Penawaran publik untuk membeli saham dari
perusahaan target
3. Akuisisi Aset: membeli semua aset perusahaan yang
diakuisisi. Persetujuan formal dari pemegang saham
perusahaan yang menjual diperlukan. Pendekatan ini
menghindari problem pemegang saham minoritas seperti
pada situasi akuisisi saham.
Merjer dan akuisis bisa menjadi alat realokasi sumber daya
dan untuk menjalankan strategi perusahaan.
1.2.
Analisis Keputusan Merjer dan Akuisisi:
Kerangka Awal
Misalkan perusahaan X ingin membeli perusahaan Y. Dari
sudut pandang X, keputusan pembelian Y bisa dilihat
sebagai keputusan penganggaran modal biasa.
Keputusan tersebut layak dilakukan jika NPV (Net
Present Value) dari keputusan tersebut adalah positif.
Sebaliknya, jika NPV dari keputusan tersebut negatif.
4. Membeli perusahaan lain tidak sama dengan membeli
pabrik atau peralatan tertentu. Beberapa hal yang
membedakan pembelian perusahaan dari pembelian
pabrik, seperti masalah akuntansi, pajak, hukum, dan
masalah menggabungkan dua unit yang bisa berbeda satu
sama lain. Sukses tidaknya suatu proyek pembelian
perusahaan akan tergantung banyak hal, yang lebih
kompleks dibandingkan dengan sukses tidaknya
keputusan investasi biasa.
Analisis merjer dan akuisisi bisa dimulai dengan
mengidentifikasi PV manfaat dan PV biaya. Manfaat
diperoleh dari sinergi atau penghematan lainnya, yang
muncul dari penggabungan dua unit usaha tersebut.
5. Istilah sinergi sering dilambangkan sebagai 1 + 1 = 3,
bukannya 2. Tambahan satu diperoleh dari sinergi yang
dihasilkan. Misalkan nilai X dan nilai Y adalah PVX dan
PVY, nilai gabungan X dan Y diberi simbol PVXY.
Manfaat akan diperoleh jika PVXY > ( PVX + PVY).
Manfaat
=
PVXY – (PVX + PVY)
Jika manfaat bernilai positif, maka merjer secara ekonomis
bisa dilakukan. Biaya muncul dari upaya memperoleh Y.
Misalkan Y dibeli dengan menggunakan kas. Biaya bisa
dihitung sebagai berikut ini.
Biaya
=
Kas – PVX
6. NPV dari merjer tersebut dengan demikian bisa dihitung
sebagai:
NPV = Manfaat – Biaya
PVY) ] – [ Kas – PVX ]
=
[ PVXY – (PVX +
Jika NPV adalah positif, maka merjer tersebut layak
dilakukan. Perhatikan bahwa sudut pandang tersebut
adalah perusahaan X. Dengan demikian manfaat dan
biaya
yang
dihitung
adalah
yang
akan
diperoleh/ditanggung oleh perusahaan X. Dalam merjer
dan akuisisi, manfaat akan dibagi untuk X dan Y.
7. 2. Implementasi dan Manajemen Merjer dan Akuisisi
Merjer dan Akuisisi yang baik harus sesuai dengan
kerangka proses perencanaan strategis
perusahaan/organisasi. Merjer dan akuisisi bisa dipakai
untuk mencapai tujuan tertentu perusahaan.
Dalam kerangka proses strategi, dan kaitannya antara
strategi dan struktur, langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk merjer dan akuisisi yang baik adalah
sebagai berikut ini. Langkah-langkah tersebut bisa
dikelompokan kedalam strategi, transaksi, dan
implementasi.
1. Proses strategis untuk pertumbuhan nilai
2. Analisis karakteristik industri
3. Sistem organisasi perusahaan
4. Strategi berganda untuk pertumbuhan nilai
8. 5. Proses pencarian
6. Melihat potensi ekonomis melalui sinergi
7. Meliat potensi ekonomis melalui restrukturisasi
8. Due diligence – hukum dan bisnis
9. Faktor budaya
10. Penilaian
11. Negosiasi
12. Struktur deal
13. Impelementasi
14. Review dan proses baru lagi.
Langkah-langkah tersebut merupakan langkah yang
sifatnya interaktif satu sama lainnya (berkaitan).
9. Proses strategis mempunyai karakteristik berikut ini: (1)
Melakukan analisis lingkungan meliputi analisis
teknologi baru, industri baru, pesaing baru atau bentuk
persaingan baru, (2) Kemampuan, misi, dan interaksinya
dengan lingkungan, dilihat dari sudut pandang
perusahaan, (3) Tujuan perusahaan, (4) Penekanan pada
proses, kebutuhan akan koordinasi dan konsistensi, (5)
Pengakuan akan kebutuhan untuk bisa beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan, dan (6) Integrasi
perencanaan kedalam sistem kompensasi. Proses strategi
bisa dipandang sebagai mengerjakan sesuatu agar gap
strategis bisa dihilangkan (antara kebutuhan di masa
mendatang dengan yang ada sekarang ini). Alternatif lain
untuk melihat proses strategi adalah upaya agar aliansi
perusahaan dengan lingkungannya dan konstituennya
semakin efektif.
10. Perusahaan perlu mencari beberapa alternatif untuk
pertumbuhan nilai seperti pertumbuhan internal
maupun eksternal. Pertumbuhan eksternal bisa dicapai
melalui merjer dan akuisisi.
4. Merjer dan Akuisisi yang Baik dan yang Tidak
Baik
4.1. Alasan yang Masuk Akal (Benar)
4.1.1. Skala Ekonomi
Skala ekonomi berangkat dari filosofi “lebih besar, lebih
baik”. Contoh, jika kita memesan barang dalam jumlah
besar, kita akan memperoleh potongan kuantitas, atau
harga yang lebih rendah. Jika kita ingin menyewa
tenaga profesional, maka volume penjualan perusahaan
harus cukup besar untuk bisa memanfaatkan tenaga
profesional tersebut.
11. Meskipun skala ekonomi bisa menjadi alasan merjer, tetapi
skala ekonomi bisa dicapai tidak harus melalui merjer.
Bahkan dalam beberapa situasi, cara terbaik untuk
mencapai skala ekonomi jutsru bukan melalui merjer.
Dalam merjer, jika penggabungan (pengintegrasian)
tidak bisa dilakukan dengan baik, maka unit usaha yang
bergabung tersebut barangkali akan berjalan sendiri, dan
tidak bisa memanfaatkan skala ekonomi.
4.1.2. Pengendalian
Beberapa perusahaan melakukan merjer untuk memperoleh
pengendalian yang lebih baik terhadap jalur
produksi/distribusi. Merjer vertikal dilakukan biasanya
dengan tujuan semacam itu.
12. 4.1.3. Pajak
Merjer bisa dilakukan dengan tujuan memanfaatkan
penghematan pajak. Misalkan perusahaan yang membeli
atau yang dibeli mengalami akumuluasi kerugian yang
cukup besar. Akumulasi kerugian tersebut, jika tidak
dimanfaatkan tidak bisa dipakai untuk mengurangi pajak.
Merjer juga memunculkan potensi restrukturisasi aset
dengan, misal, menghapus aset tertentu (write off).
Penghapusan bisa dilakukan dengan menambah
depresiasi.
13. 4.1.4. Menggabungkan Sumber Daya
Perusahaan bisa membeli perusahaan lain yang mempunyai
sumber daya yang bisa komplemen (melengkapi) sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan pembeli. Sebagai
contoh, Microsoft membeli software yang bisa
melakukan pengecekan grammar bahasa Inggris (apakah
bahasa Inggris yang ditulis sudah baik atau belum,
apakah kata-katanya sudah benar apa belum).
4.1.5. Menghilangkan Ketidakefisienan
Jika manajer tidak kompeten menjalankan perusahaannya,
perusahaan menjadi tidak efisien. Merjer atau akuisisi
menjadi alternatif untuk menghilangkan manajer yang
tidak kompeten.
14. 4.1.6. Memaksa Pendistribusian Kas
Merjer dan akuisisi merupakan salah satu cara untuk
memaksa manajer membayar kas ke pemegang saham
atau investors lainnya (misal pemegang hutang).
4.2. Alasan yang Tidak Masuk Akal
4.2.1. Diversifikasi
Diversifikasi bisa mengurangi risiko. Tetapi dari sisi
investor, diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan
tidak bernilai karena investor bisa melakukannya secara
langsung (level personal) dengan relatif mudah. Sebagai
contoh, dengan menggabungkan sekitar 15-20 saham
bisa diperoleh portofolio yang bisa menghapus sebagian
besar risiko.
15. 4.2.2. Meningkatkan Pertumbuhan
Petumbuhan akan memperbesar perusahaan. Tetapi tanpa
peningkatan efisiensi atau sinergi, maka tidak ada
pengaruh positif terhadap pemegang saham.
4.2.3. Meningkatkan EPS
Tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang
tidak masuk akal, karena peningkatan EPS belum tentu
memberikan nilai tambah terhadap pemegang saham.
Peningkatan EPS tanpa melalui peningkatan
efisiensi/sinergi hanya akan menciptakan perangkap bagi
perusahaan, karena untuk meningkatkan EPS, maka
hanya bisa dilakukan melalui merjer.
16. 4.3. Alasan Lainnya yang Tidak Nampak
Salah satu motif adalah keinginan manajer untuk
mempertahankan sumber daya perusahaan. Caranya
adalah dengan membeli perusahaan lain, yang berarti kas
tidak jatuh ke tangan pihak lain. Tentu saja merjer dan
akuisisi dengan motif semacam itu bukanlah merjer yang
baik bagi pemegang saham. Perusahaan yang suka
melakukan merjer semacam itu pada akhirnya menjadi
target akuisisi oleh perusahaan lain.
Dengan demikian merjer dan akuisisi bisa dipandang
sebagai pemecahan terhadap agency problem of free
cash flow di satu sisi. Di sisi lain, agency problem of free
cash flow bisa menyebabkan merjer dan akuisisi yang
tidak sehat.
17. 4.4. Siapa Untung, Siapa Rugi dari Merjer dan
Akuisisi?
Studi untuk melihatnya bisa menggunakan dua kerangka
yaitu kerangka ex-ante (masa depan) dan ex-post (masa
lalu).
4.4.1. Studi Ex-ante
Melihat reaksi harga saham. Studi tersebut biasa dilakukan
oleh kalangan akademisi. Asumsi: pasar efisien, bisa
memperkirakan potensi sinergi, harga yang dibayar,
kemampuan integrasi.
18. Berikut ini beberapa ciri transaksi merjer dan akuisisi yang
baik.
1.Penciptaan nilai yang lebih besar. Jika penciptaan nilai
dalam transaksi cukup signifikan, maka probabilitas
untuk transaksi yang sukses akan semakin besar.
2.Premium yang dibayarkan rendah. Pengakuisisi yang
membayar premium rendah (10% atau tidak ada
premium) akan mengalami tiga kali lebih besar
kemungkinan memperoleh reaksi positif dari pasar.
Pengakuisisi yang membeli divisi, bukan perusahaan
secara keseluruhan, mengalami kemungkinan yang
lebih besar memperoleh respon positif. Beberapa
alasan: (1) data harga pasar perusahaan keseluruhan
yang bisa dipakai dasar negosiasi relatif kurang, dan
(2) integrasi divisi bisa dilakukan lebih cepat.
19. 3.Pengakuisisi yang baik. Pengakuisisi yang baik, dengan
ROIC di atas rata-rata industri, akan mempunyai
kemungkinan reaksi yang positif, sementara yang
dibawah akan mengalami penurunan harga saham.
Bandingkan dengan karakteristik akuisisi yang tidak sukses
berikut ini.
1.Kandidat discreen dengan basis pertumbuhan
perusahaan dan industri
2.Satu atau dua ditolak dengan analisis DCF
3.Frustrasi masuk, tekanan untuk deal semakin tinggi,
DCF dirusak oleh eskpektasi sinergi yang tak realistis
4.Deal dijalankan dengan premi yang terlalu tinggi
5.Pos-akuisisi menunjukkan bahwa sinergi ternyata
ilusi
20. 4.4.2. Hasil Ex-post
Hasil ex-post memfokuskan merjer dan akuisisi dengan
menggunakan data masa lalu. Studi oleh McKinsey
terhadap 116 akuisisi di US dan UK. 61% gagal, 23%
sukses. Untuk 97 sampel yang clear winners atau losers,
probabilitas sukses terbesar (45%) adalah pengakuisisi
yang membeli perusahaan yang lebih kecil dengan
kegiatan bisnis yang berkaitan.
4.5. Kenapa Merjer dan Akuisis Gagal?
Ada paling sedikit dua kemungkinan penyebabnya, yaitu:
(1) Membayar terlalu mahal
(2) Manajemen post-akuisisi yang kurang baik.
21. Kenapa membayar terlalu mahal?” Ada beberapa
kemungkinan jawabannya sebagai berikut ini.
1. Terlalu optimis terhadap potensi pasar
2. Overestimasi sinergi
3. Tidak memperhatikan potensi problem
4. Overbidding
5. Integrasi post-akuisisi yang kurang baik.
22. Langkah-langkah untuk Merjer dan Akuisisi yang sukses
adalah.
1. Langkah pre-akuisisi
Memperjelas visi bagaimana meningkatkan nilai. Tiga
jalan:
a. Memperkuat core business dengan memperoleh akses
ke konsumen baru atau produk/jasa yang komplemen
b. Memanfaatkan economic of scale (distribusi atau
manufaktur)
c. Memanfaatkan transfer teknologi.
23. 2. Mengidentifikasi kandidat
Harus lebih aktif, jangan menunggu tawaran dari bank.
Bisa membuat semacam database, baik perusahaan
yang public atau private, target yang ideal bisa
diidentifikasi:
bisnis
yang
berkaitan,
bisa
diintegrasikan dengan lebih mudah, bisa dijangkau
harganya, dan bisa dibeli.
3. Menilai kanditat lebih mendalam
Nilai yang akan diperoleh dibandingkan dengan harga
yang akan dibayar. Sinergi dikelompokkan dalam:
a. Universal: bisa dimanfaatkan oleh setiap pengakuisisi
b. Endemic: bisa dimanfaatkan hanya oleh beberapa
pengakuisisi, misal yang sama di dalam industri
c. Unique: hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
24. 4. Melakukan kontak, negosiasi
Melakukan kontak untuk kandidat yang utama. Sekaligus
negosiasi dan mempelajari situasi target. Negosiasi
lebih merupakan seni dibandingkan ilmu (meskipun
ada ilmunya).
5. Manajemen integrasi post-merjer
Integrasi target.
5. Penilaian dalam Merjer dan Akuisisi
Persoalan penilaian dalam merjer dan akuisisi (menaksir
nilai perusahaan yang menjadi target) pada dasarnya
sama dengan persoalan penganggaran modal dalam
keputusan investasi. Kemudian, persoalan
penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi
persoalan nilai waktu uang.
25. 5.1. Metode Aliran Kas yang Didiskontokan:
Pendahuluan
5.2. Pendekatan Kelipatan
Alternatif penilaian lain adalah dengan menggunakan
pendekatan kelipatan (multiple approach). Basis yang
dipakai bisa berupa pendapatan bersih, earning pershare, penjualan, nilai buku, dan untuk bisnis tertentu
berdasarkan jumlah pelanggan (misal untuk TV kabel,
operator seluler). Disamping Earning, EBITDA (Earning
Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization)
juga sering dipakai (misal untuk perusahaan internet).
26. 5.3.
Metode Aliran Kas yang Didiskontokan: Analisis
Lebih Lanjut
Variasi lain dalam metode aliran kas yang didiskontokan
adalah memasukkan biaya bunga, sehingga aliran kas
yang tersedia tidak hanya untuk pemegang saham, tetapi
juga untuk pemegang hutang. Kemudian biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC atau weighted average cost
of capital) dipakai sebagai discount rate. Cara semacam
itu punya keuntungan karena kita bisa memfokuskan
pada keterkaitan antara strategi, kebijakan, pengendalian
biaya, dan operasi perusahaan. Tentu kita bisa
memasukkan judgment sehingga persentase komponen
terhadap revenue tak harus bersifat mekanis. Keuntungan
lain adalah kita bisa melakukan uji sensitivitas, jika rasio
berubah apa efeknya terhadap nilai. Variasi lain adalah
menggunakan EBIT (Earning Befor Interest and Taxes).
27. 6. Strategi dan Taktik Merjer dan Akuisisi
Jika suatu perusahaan ingin mengakuisisi atau
menggabungkan diri dengan perusahaan lain, maka ia
akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya,
jika perusahaan yang diincar (target) tidak mau dibeli
atau bergabung, maka perusahaan tersebut bisa
mengembangkan langkah-langkah mempertahankan
diri dari serangan tersebut.
6.1. Strategi dan Taktik Ofensif
Pertama perusahaan bisa melakukan langkah awal dengan
jalan membeli saham perusahaan target (yang akan
dibeli) melalui pasar saham.
28. Langkah berikutnya, perusahaan bisa melakukan tender
offer atau tetap melakukan pembelian di pasar saham.
Dalam tender offer, perusahaan mengumumkan akan
membeli saham dengan harga tertentu. Perusahan juga
bisa melakukan kombinasi antara keduanya, bisa juga
digabungkan dengan kontes proksi. Dalam kontes proksi,
perusahaan membujuk pemegang saham lain untuk
mewakilkan suaranya kepada perusahaan pengakuisisi.
Beberapa strategi dikembangkan untuk membantu ofensif
merjer/akuisisi, seperti LBO (leveraged buy out, yaitu
membeli perusahaan lain dengan menggunakan hutang
yang tinggi), junk bond (obligasi yang tidak dirating
karena risikonya tinggi).
29. 6.2. Strategi dan Taktik Defensif
Strategi Pencegahan
Secara umum, strategi pencegahan bertujuan menjadikan
target menjadi tidak menarik untuk diambil alih oleh
perusahaan lain. Ketidakmenarikan tersebut bisa
dilakukan dengan beberapa cara.
Berikut ini karakteristik perusahaan yang punya potensi
tinggi untuk diambil alih (bukan perusahaan yang baik):
• Q-rasio yang rendah
• Neraca yang sangat likuid, dengan excess cash yang
besar
• Rasio P/EPS yang rendah
• Anak perusahaan atau aset yang bisa dijual tanpa
menggangu aliran kas
• Kepemilikan manajemen yang rendah.
30. Perusahaan bisa menghindari akuisisi dengan menjadi
perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih.
Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh:
• Menaikkan hutang untuk membeli saham sehingga
terkonsentrasi
• Menaikkan dividen
• Perjanjian hutang: pembayaran dipercepat jika terjadi
takeover
• Invest excess cash ke proyek dengan NPV positif
• Beli perusahaan lain
• Undervalue asset: sell-off atau restrukturisasi untuk
meningkatkan nilai.
31. Mengamati Perdagangan Saham. Perusahaan bisa secara
kontinyu mengamati perdagangan saham. Jika ada tandatanda akumulasi saham, apakah ada pihak yang sengaja
mengakumulasi saham. Monitoring bisa dilakukan
dengan mengamati volume perdagangan harian.
Perubahan pada AD/ART. Perusahan bisa menetapkan
beberapa peraturan dalam AD/ART yang bertujuan
untuk mempersulit pengambilalihan. Sebagai contoh,
perusahaan bisa menetapkan bahwa penggabungan
perusahaan harus disetujui oleh minimal 90% pemegang
saham (super majority provision).
Poison Pills. Poison pill adalah tehnik dimana pemegang
saham perusahaan target mempunyai hak untuk membeli
perusahaan target (tipe flip-in) atau membeli perusahaan
pengakuisisi (flip-over) jika terjadi upaya
pengambilalihan.
32. Golden Parachute (GP). GP merupakan perjanjian, dimana
jika perusahaan diambilalih, maka manajer akan diberi
pesangon yang besar jika dia disingkirkan (biasanya
manajer
target
akan
dilepas
jika
terjadi
pengambilalihan).
Strategi Pertahanan Aktif:
Litigations: Target bisa menghindari pengambilalihan
melalui jalur hukum. Target bisa antitrust, discolure
tidak cukup, fraud.
Greenmail. Pembelian blok saham dari pemegang saham
tertentu dengan premium. Transaksi tersebut disertai
dengan perjanjian bahwa pemegang saham tertentu
tersebut
akan
berhenti
melakukan
upaya
pengambilalihan perusahaan untuk jangka waktu tertentu
(misal, selama 10 tahun). Perjanjian tersebut dinamakan
sebagai standstill agreement.
33. Pac Man Defense. Dalam strategi ini, perusahaan target
melakukan pembalasan dengan jalan membeli bidder.
Strategi tersebut akan efektif jika target lebih besar
dibandingkan dengan pengakuisisi. Strategi tersebut bisa
menjadi tidak terkendali, karena keduanya akan
mengeluarkan biaya yang besar untuk saling
“menggigit”.
White knight. Target mungkin tidak suka dengan calon
pengakuisisi. Target bisa mencari partner yang lebih
friendly (dipilih), mungkin karena lebih cocok atau janji
tidak memecah target, kemudian dijadikan partner untuk
menggagalkan upaya pengambilalihan oleh pihak yang
tidak disukai oleh target. Misal, target menjual sahamnya
ke white knight tersebut, sehingga kendali ada ditangan
target dan white knight.
34. White squire. Berbeda dengan white knight, dalam white
squire, partner tidak perlu memiliki kontrol (memiliki)
atas target. Target menjual blok saham kepada white
squire, kemudian partner tersebut akan mendukung
manajemen dari perusahaan target.