SlideShare a Scribd company logo
BAB 19
SUMBER PENDANAAN:
LEASING, PEGADAIAN DAN BANK ISLAM
1. Leasing
Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang
menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset
tertentu (lessee). Perjanjian menetapkan bahwa
penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset
tertentu, kemudian sebagai imbalannya, penyewa
membayar sejumlah kas tertentu yang tetap setiap
periodenya ke pihak yang menyewakan.
1.1. Penentuan Besarnya Sewa
Pendapatan perusahaan leasing diperoleh dari penghematan
pajak (melalui depresiasi) dan biaya sewa.
1.2. Keputusan Sewa Versus Beli
Untuk menganalisis masalah tersebut, kita perlu
menyiapkan skedul aliran kas alternatif leasing dan
hutang (pembelian aset).
1.3. Beberapa Alasan Melakukan Leasing
Jika pasar modal sempurna, maka leasing maupun
pinjaman hutang mempunyai hasil yang sama. Tetapi
jika ada ketidaksempurnaan pasar, maka leasing bisa
menjadi alternatif sumber dana yang lebih menarik
dibandingkan dengan hutang, dalam beberapa situasi.
1.3.1. Alasan yang Masuk Akal
Perbedaan Pajak. Jika tingkat pajak antar perusahaan
berbeda (asimetri pajak), maka leasing bisa menjadi
pilihan sumber pendanaan. Jika penghematan pajak
karena kedua faktor tersebut sama untuk semua
perusahaan, maka keputusan leasing atau hutang akan
sama saja bagi perusahaan.
Biaya Kebangkrutan. Jika terjadi kebangkrutan, posisi
perusahaan leasing (lessor) lebih baik dibandingkan
dengan pihak pemberi kredit. Lessor mempunyai aset,
dan bisa menarik kembali aset tersebut jika terjadi
kebangkrutan. Sebaliknya, pemberi kredit tidak mudah
melikuidasi aset jika terjadi kebangkrutan, bahkan jika
pinjaman tersebut dijamin oleh aset.
Mengurangi Risiko Ketidakpastian. Pihak lessor
(perusahaan leasing) bisa menjadi pihak yang bisa
menanggung risiko dengan lebih baik, karena biasanya
perusahaan leasing lebih besar dan lebih berpengalaman
dalam hal penilaian aset. Situasi semacam itu akan
semakin penting bagi perusahaan kecil, atau perusahaan
yang baru berdiri, dimana aset atau kekayaan pemegang
saham relatif belum terdiversifikasi. Dalam situasi
tersebut, transfer risiko menjadi penting karena bisa
mengurangi risiko.
Biaya Transaksi.
Biaya pembuatan kontrak leasing jauh lebih rendah
daripada biaya pembelian aset dan kemudian menjualnya
kembali.
1.3.2. Alasan yang Tidak Benar
Laporan Keuangan yang Lebih Baik. Meskipun
kewajibannya sama dengan hutang (pembayaran sewa
secara periodik mempunyai konsekuensi yang hampir
sama dengan pembayaran hutang secara periodik), tetapi
leasing tidak memperburuk laporan keuangan.
Meningkatkan ROA. Disamping laporan keuangan yang
baik, leasing digunakan untuk meningkatkan ROA
(Return on Asset) dibandingkan dengan hutang. ROA
didefinisikan sebagai laba setelah pajak dibagi total aset.
Biaya leasing biasanya lebih rendah dibandingkan
dengan gabungan biaya bunga dan biaya depresiasi.
Dalam pasar yang efisien, trik-trik akuntansi semacam itu
tidak akan bisa dipakai untuk membodohi investor,
sehingga alasan semacam itu tidak relevan.
2.
Pegadaian
2.1. Pendahuluan
Pegadaian merupakan usaha pembayaran dengan jaminan
barang bergerak.
Tujuan perum pegadaian sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.10 Tahun 1990 adalah menyediakan
pelayanan bagi masyarakat umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan yang sehat dan bertujuan untuk:
1.Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanan
kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum
gadai
2.Mencegah praktek pegadaian gelap, riba dan pinjaman
tidak wajar lainnya.
perum pegadaian juga melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya, yaitu:
1. Menerima jasa taksiran, yaitu memberikan jasa kepada
masyarakat yang ingin mengetahui beberapa besar nilai
sesunguhnya dari barang yang dimilikinya, seperti
emas, atau berlian.
2. Menerima jasa titipan, yaitu memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang ingin menitipkan dalam
waktu lama, misal naik haji atau keluar kota.
3.
Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam
memanfaatkan aset perusahaan dalam bidang bisnis
properti, seperti pembangunan gedung kantor dan
pertokoan dengan sistem Built Operate and Transfer
4. Kredit pegawai, yaitu kredit yang diberikan kepada
pegawai yang berpenghasilan tetap.
3. Bank Islam
Bank Islam mulai beroperasi di Indonesia berdasarkan
Undang-undang Perbankan Tahun 1992
(UU.No.7/1992). Undang-undang tersebut kemudian
diterjemahkan lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah No.72 Tahun 1992. Perundangan
perbankan syariah disempurnakan lebih lanjut dengan
UU.No.10/1998, dan UU.No.23/1999. UU terakhir
tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan
kepada BI untuk mengakomodasi prinsip-prinsip
syariah dalam pelaksanaan tugas pokoknya.
Bank Islam beroperasi tidak atas dasar bunga tetapi atas
dasar pembagian (sharing) keuntungan.
3.1. Prinsip-prinsip Dasar Operasi Bank Islam
dengan Pembagian Keuntungan
Ada beberapa macam prinsip dasar operasi bank Islam
sebagai berikut ini.
a.Al mudharabah: merupakan bentuk kerja sama
(parthership) dimana satu pihak memberi dana sementara
pihak lainnya memberi keahlian atau manajemen.
b.Al Musyarakah (profit sharing): merupakan bentuk
kerjasama (partnership) melibatkan pengumpulan dana
diantara dua atau tiga pihak untuk membiayai usaha
tertentu.
c.Al Waidah: merupakan perjanjian antara pemilik
barang/uang dengan pihak yang menyimpannya dimana
pihak terakhir akan menyimpan dan menjaga uang atau
barang yang didepositokan.
d. Al Murabahah: merupakan tehnik pendanaan dimana
dilakukan kontrak penjualan antara pembeli dengan
penjual dengan harga penjualan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga aslinya.
e. Al Bai Bithaman Ajil: merupakan pendanaan dimana
bank membeli mesin dan kemudian menjual ke pihak
yang memerlukan mesin tersebut dengan harga yang
lebih tinggi.
f. Al Bai Al Dyn: merupakan penjualan klaim (piutang)
dengan diskonto, Piutang tersebut berasal dari
penjualan/pembelian barang atau jasa.
g. Al Sharf: merupakan penjualan/pembelian mata uang
asing tertentu dengan mata uang lainya.
i.

j.

k.

l.

Al Ijarah (leasing tanpa hak pembelian): merupakan
perjanjian antara lessor dengan lessee yang
mempunyai hak menggunakan mesin/peralatan dengan
pembayaran sewa tertentu yang telah disepakati.
Al Wakalah: merupakan perjanjian transfer wewenang
(pemberian kuasa) kepada pihak lain untuk
melaksanakan pekarjaan tertentu untuk kepentingan
pihak pertama.
Al Kafalah (jaminan): merupakan perjanjian
pemberian jaminan. Pihak penjamin bertanggung
jawab terhadap pembayaran hutang atau pelaksanaan
pekerjaan tertentu kepada pihak penerima jaminan.
Al Hiwalah; merupakan perjanjian transfer kewajiban
dari satu pihak ke pihak lainnya.
m. Al Qord Ul Hasan: merupakan perjanjian antara
pemberi pinjaman dengan peminjam, dimana
peminjam berkewajiban membayar sesuai dengan
jumlah hutang. Tetapi jika peminjam tidak bisa
membayar hutang tersebut, sanksi tidak bisa diberikan
terhadap peminjam.
Disamping kegiatan pencarian dana dan penanaman dana,
bank Islam juga bisa melakukan aktifitas-aktifitas
lainnya seperti pemberian jaminan dengan prinsip Al
Kafalah, transfer uang dengan prinsip Al Hiwalah,
penyimpanan barang atau surat berharga dengan
prinsip Al Waidah dan Al Wakalah, dan pembukaan
L/C (Letter of Credit) dengan prinsip Al Wakalah, Al
Musyarakah, dan Al Murabahah.
3.2. Bank Islam di Indonesia
Di Indonesia saat ini sudah ada kegiatan perbankan Islam
yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI)
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang
jumlahnya sudah mencapai puluhan. Bank Muamalat
Indonesia didirikan pada tahun 1992 dan masih
merupakan satu-satunya bank umum yang beroperasi
dengan syariat Islam di Indonesia. BMI, disamping
mempunyai manajemen sebagaimana halnya bank biasa
juga mempunyai dewan pengawas syariah yang
anggotanya terdiri dari para alim ulama terkemuka.
Fungsi pokok dewan tersebut adalah mengawasi agar
produk atau jasa yang dikeluarkan oleh BMI sesuai
dengan syariat Islam.

More Related Content

What's hot

Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salamcitra Joni
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahcitra Joni
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
apryani rahmawati
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Futurum2
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
Arthik Davianti
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Arief Anzarullah
 
Analisis teknikal
Analisis teknikalAnalisis teknikal
Analisis teknikal
Chumairoh Azzahra
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
SukaBohong
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Futurum2
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
Doni Ramdhani
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Futurum2
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Ellysa Putri
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi
reidjen raden
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Financial statement analysis
Financial statement analysisFinancial statement analysis
Financial statement analysis
Didit Bagus Prasetyo
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
Kacung Abdullah
 

What's hot (20)

Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
 
Analisis teknikal
Analisis teknikalAnalisis teknikal
Analisis teknikal
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
Financial statement analysis
Financial statement analysisFinancial statement analysis
Financial statement analysis
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 

Similar to Manajemen keuangan bab 19

Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasingAgunggung
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasingAgunggung
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasingAgunggung
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
Hikmah Siti Nazwah
 
Leasing
Leasing Leasing
Leasing
Deandra Zahra
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
iqbaleeeee
 
Lembaga Keuanagan - Leasing
Lembaga Keuanagan - LeasingLembaga Keuanagan - Leasing
Lembaga Keuanagan - Leasing
Ade Ratna
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasingkhallad
 
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Lita Adjalah
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
cekkembali dotcom
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
Fenti Anita Sari
 
Hukum pembiayaan makalah leasing
Hukum pembiayaan makalah leasingHukum pembiayaan makalah leasing
Hukum pembiayaan makalah leasing
andimalikfatara malik_AVR
 
Pengertian leasing
Pengertian leasingPengertian leasing
Pengertian leasingArif Mulyono
 
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3
Judianto Nugroho
 
Multifinance
MultifinanceMultifinance
Multifinance
mlnsaeful
 

Similar to Manajemen keuangan bab 19 (20)

Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
LEASING
LEASINGLEASING
LEASING
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Leasing
Leasing Leasing
Leasing
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lembaga Keuanagan - Leasing
Lembaga Keuanagan - LeasingLembaga Keuanagan - Leasing
Lembaga Keuanagan - Leasing
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
Hukum pembiayaan makalah leasing
Hukum pembiayaan makalah leasingHukum pembiayaan makalah leasing
Hukum pembiayaan makalah leasing
 
Pengertian leasing
Pengertian leasingPengertian leasing
Pengertian leasing
 
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank #3
 
Multifinance
MultifinanceMultifinance
Multifinance
 
BLK.pptx
BLK.pptxBLK.pptx
BLK.pptx
 
Presentasi leasing
Presentasi leasingPresentasi leasing
Presentasi leasing
 

More from Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Lia Ivvana
 

More from Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
 

Manajemen keuangan bab 19

  • 1. BAB 19 SUMBER PENDANAAN: LEASING, PEGADAIAN DAN BANK ISLAM 1. Leasing Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Perjanjian menetapkan bahwa penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu, kemudian sebagai imbalannya, penyewa membayar sejumlah kas tertentu yang tetap setiap periodenya ke pihak yang menyewakan. 1.1. Penentuan Besarnya Sewa Pendapatan perusahaan leasing diperoleh dari penghematan pajak (melalui depresiasi) dan biaya sewa.
  • 2. 1.2. Keputusan Sewa Versus Beli Untuk menganalisis masalah tersebut, kita perlu menyiapkan skedul aliran kas alternatif leasing dan hutang (pembelian aset). 1.3. Beberapa Alasan Melakukan Leasing Jika pasar modal sempurna, maka leasing maupun pinjaman hutang mempunyai hasil yang sama. Tetapi jika ada ketidaksempurnaan pasar, maka leasing bisa menjadi alternatif sumber dana yang lebih menarik dibandingkan dengan hutang, dalam beberapa situasi.
  • 3. 1.3.1. Alasan yang Masuk Akal Perbedaan Pajak. Jika tingkat pajak antar perusahaan berbeda (asimetri pajak), maka leasing bisa menjadi pilihan sumber pendanaan. Jika penghematan pajak karena kedua faktor tersebut sama untuk semua perusahaan, maka keputusan leasing atau hutang akan sama saja bagi perusahaan. Biaya Kebangkrutan. Jika terjadi kebangkrutan, posisi perusahaan leasing (lessor) lebih baik dibandingkan dengan pihak pemberi kredit. Lessor mempunyai aset, dan bisa menarik kembali aset tersebut jika terjadi kebangkrutan. Sebaliknya, pemberi kredit tidak mudah melikuidasi aset jika terjadi kebangkrutan, bahkan jika pinjaman tersebut dijamin oleh aset.
  • 4. Mengurangi Risiko Ketidakpastian. Pihak lessor (perusahaan leasing) bisa menjadi pihak yang bisa menanggung risiko dengan lebih baik, karena biasanya perusahaan leasing lebih besar dan lebih berpengalaman dalam hal penilaian aset. Situasi semacam itu akan semakin penting bagi perusahaan kecil, atau perusahaan yang baru berdiri, dimana aset atau kekayaan pemegang saham relatif belum terdiversifikasi. Dalam situasi tersebut, transfer risiko menjadi penting karena bisa mengurangi risiko. Biaya Transaksi. Biaya pembuatan kontrak leasing jauh lebih rendah daripada biaya pembelian aset dan kemudian menjualnya kembali.
  • 5. 1.3.2. Alasan yang Tidak Benar Laporan Keuangan yang Lebih Baik. Meskipun kewajibannya sama dengan hutang (pembayaran sewa secara periodik mempunyai konsekuensi yang hampir sama dengan pembayaran hutang secara periodik), tetapi leasing tidak memperburuk laporan keuangan. Meningkatkan ROA. Disamping laporan keuangan yang baik, leasing digunakan untuk meningkatkan ROA (Return on Asset) dibandingkan dengan hutang. ROA didefinisikan sebagai laba setelah pajak dibagi total aset. Biaya leasing biasanya lebih rendah dibandingkan dengan gabungan biaya bunga dan biaya depresiasi. Dalam pasar yang efisien, trik-trik akuntansi semacam itu tidak akan bisa dipakai untuk membodohi investor, sehingga alasan semacam itu tidak relevan.
  • 6. 2. Pegadaian 2.1. Pendahuluan Pegadaian merupakan usaha pembayaran dengan jaminan barang bergerak. Tujuan perum pegadaian sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990 adalah menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat dan bertujuan untuk: 1.Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai 2.Mencegah praktek pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.
  • 7. perum pegadaian juga melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, yaitu: 1. Menerima jasa taksiran, yaitu memberikan jasa kepada masyarakat yang ingin mengetahui beberapa besar nilai sesunguhnya dari barang yang dimilikinya, seperti emas, atau berlian. 2. Menerima jasa titipan, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menitipkan dalam waktu lama, misal naik haji atau keluar kota. 3. Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam bidang bisnis properti, seperti pembangunan gedung kantor dan pertokoan dengan sistem Built Operate and Transfer 4. Kredit pegawai, yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap.
  • 8. 3. Bank Islam Bank Islam mulai beroperasi di Indonesia berdasarkan Undang-undang Perbankan Tahun 1992 (UU.No.7/1992). Undang-undang tersebut kemudian diterjemahkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1992. Perundangan perbankan syariah disempurnakan lebih lanjut dengan UU.No.10/1998, dan UU.No.23/1999. UU terakhir tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada BI untuk mengakomodasi prinsip-prinsip syariah dalam pelaksanaan tugas pokoknya. Bank Islam beroperasi tidak atas dasar bunga tetapi atas dasar pembagian (sharing) keuntungan.
  • 9. 3.1. Prinsip-prinsip Dasar Operasi Bank Islam dengan Pembagian Keuntungan Ada beberapa macam prinsip dasar operasi bank Islam sebagai berikut ini. a.Al mudharabah: merupakan bentuk kerja sama (parthership) dimana satu pihak memberi dana sementara pihak lainnya memberi keahlian atau manajemen. b.Al Musyarakah (profit sharing): merupakan bentuk kerjasama (partnership) melibatkan pengumpulan dana diantara dua atau tiga pihak untuk membiayai usaha tertentu. c.Al Waidah: merupakan perjanjian antara pemilik barang/uang dengan pihak yang menyimpannya dimana pihak terakhir akan menyimpan dan menjaga uang atau barang yang didepositokan.
  • 10. d. Al Murabahah: merupakan tehnik pendanaan dimana dilakukan kontrak penjualan antara pembeli dengan penjual dengan harga penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga aslinya. e. Al Bai Bithaman Ajil: merupakan pendanaan dimana bank membeli mesin dan kemudian menjual ke pihak yang memerlukan mesin tersebut dengan harga yang lebih tinggi. f. Al Bai Al Dyn: merupakan penjualan klaim (piutang) dengan diskonto, Piutang tersebut berasal dari penjualan/pembelian barang atau jasa. g. Al Sharf: merupakan penjualan/pembelian mata uang asing tertentu dengan mata uang lainya.
  • 11. i. j. k. l. Al Ijarah (leasing tanpa hak pembelian): merupakan perjanjian antara lessor dengan lessee yang mempunyai hak menggunakan mesin/peralatan dengan pembayaran sewa tertentu yang telah disepakati. Al Wakalah: merupakan perjanjian transfer wewenang (pemberian kuasa) kepada pihak lain untuk melaksanakan pekarjaan tertentu untuk kepentingan pihak pertama. Al Kafalah (jaminan): merupakan perjanjian pemberian jaminan. Pihak penjamin bertanggung jawab terhadap pembayaran hutang atau pelaksanaan pekerjaan tertentu kepada pihak penerima jaminan. Al Hiwalah; merupakan perjanjian transfer kewajiban dari satu pihak ke pihak lainnya.
  • 12. m. Al Qord Ul Hasan: merupakan perjanjian antara pemberi pinjaman dengan peminjam, dimana peminjam berkewajiban membayar sesuai dengan jumlah hutang. Tetapi jika peminjam tidak bisa membayar hutang tersebut, sanksi tidak bisa diberikan terhadap peminjam. Disamping kegiatan pencarian dana dan penanaman dana, bank Islam juga bisa melakukan aktifitas-aktifitas lainnya seperti pemberian jaminan dengan prinsip Al Kafalah, transfer uang dengan prinsip Al Hiwalah, penyimpanan barang atau surat berharga dengan prinsip Al Waidah dan Al Wakalah, dan pembukaan L/C (Letter of Credit) dengan prinsip Al Wakalah, Al Musyarakah, dan Al Murabahah.
  • 13. 3.2. Bank Islam di Indonesia Di Indonesia saat ini sudah ada kegiatan perbankan Islam yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang jumlahnya sudah mencapai puluhan. Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tahun 1992 dan masih merupakan satu-satunya bank umum yang beroperasi dengan syariat Islam di Indonesia. BMI, disamping mempunyai manajemen sebagaimana halnya bank biasa juga mempunyai dewan pengawas syariah yang anggotanya terdiri dari para alim ulama terkemuka. Fungsi pokok dewan tersebut adalah mengawasi agar produk atau jasa yang dikeluarkan oleh BMI sesuai dengan syariat Islam.