SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
EFEK EKOLOGI MIKROBA DI SPERMOSFIR TERHADAP KUALITAS
BIJI
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Mikrobiologi dan Bioteknologi Pertanian
Semester Ganjil / Tahun 2009
Agroteknologi D
Kelompok 8
Dhea Primasari (150110080160)
Arina Robbi (150110080161)
Raden Bondan E B (150110080162)
Ruben Hutabarat (150110080163)
Biswara A (150110080164)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
Page 2 of 10
Daftar Isi
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 3
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................... 3
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 3
Bab 2 : Tinjauan Pustaka...................................................................................... 4
Bab 3 : Hasil dan Pembahasan............................................................................. 6
Bab 4 : Kesimpulan................................................................................................ 9
Page 3 of 10
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Spermosfer adalah daerah yang melingkupi permukaan biji (benih) yang sedang
bergerminasi. Spermosfer dikolonisasi oleh mikroba, biasanya di ujung embrio.
Tergantung dari jenis tanaman, kolonisasi mikroba oleh mikroorganisme udara
(airborne microorganism) dapat terjadi selama pembentukan benih. Populasi
bakteri dan jamur yang berasosiasi dengan benih tanaman liar telah diteliti.
Sejumlah tipe dan jenis mikroba juga berada pada spermosfer tanaman budidaya.
Pada benih serealia, Aspergillus glaucus ditemukan di 80% sampel. Aspergillus
flavus terddapat di benih jagung tetapi tidak ditemukan di benih gandum. Jamur
tidak akan tumbuh jika kelembaban benih sereal di bawah 11-12%.
1.1.1 Perumusan masalah
Karakteristik
Baik A. flavus dan F. moniliforme didistribusikan secara luas di alam dan disukai
oleh suhu tinggi. Suhu berkisar 80-100 derajat F dan kelembaban relatif 85 persen
(18 hingga 20 persen uap air pada biji-bijian) yang optimal untuk pertumbuhan
jamur dan produksi racun. Pertumbuhan jamur ini tidak terjadi di bawah 12-13
persen uap air dalam biji-bijian. Dalam rangka untuk memperkecil tingkat
mycotoxins jagung, praktek-praktek berikut harus diikuti: Direkomendasikan
menggunakan praktek-praktek produksi tanaman. Plant awal. Mengairi
kekeringan untuk mengurangi stres. Serangga meminimalkan kerusakan. Panen
awal. Kernel menghindari kerusakan saat panen. Kering dan menyimpan jagung
dengan baik - 13% atau kurang kelembaban. Fasilitas penyimpanan tetap bersih.
Buang pemutaran jagung - jangan makan hewan.
1.1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh mikroba di zona spermosfir terhadap kualitas biji yang
terinfeksi.
Page 4 of 10
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Efek Spermosfir
Ketika sebuah benih yang ditaburkan di tanah, terjadi interaksi tertentu
antara benih yang terbawa microflora (karena sekresi bahan kimia tertentu oleh
biji) dan tanah-ditanggung microflora yang mempengaruhi kualitas spermosphere
pada kondisi itu. Ketika pra-benih diperlakukan dengan fungisida atau dengan
agen biologis lain, pengaruh ini interaksi semacam itu untuk sebagian besar,
seperti misalnya, fungisida dapat benar-benar mengubah benih microflora
(dengan menghambat beberapa jamur flora dan meningkatkan flora bakteri lain ).
Ini dapat juga mempengaruhi sifat microflora yang akan koloni akar (rhizosphere)
sekali radikal muncul dari benih. Jadi dengan memanipulasi spermosphere, satu
mengubah rhizosphere juga. Ketika sebuah benih membawa alam atau diubah
(dengan memanipulasi) beban mikroba Ditaburkan, mikroba tertentu diaktifkan
dan yang lainnya ditekan. Biasanya, mikroba yang secara artifisial dimuat ke
benih lebih dominan flora benih dan ini memungkinkan para ilmuwan untuk
menguntungkan mengubah spermosphere benih tertentu, seperti Rhizobium,
Azotobacter dan Azospirillum dilapisi biji. Organisme ini bisa didirikan di
permukaan akar benih dan manfaat germinating tanaman (dengan memperbaiki
nitrogen langsung ke akar). Seiring dengan spermosphere microflora, tanah-borne
flora juga bisa mendapatkan diaktifkan dan bersaing dengan mantan (untuk gizi
dan ruang). Kualitas bahan kimia diekskresikan oleh benih germinating final
memutuskan kualitas dan kuantitas microflora di sekitar biji. Biasanya mikroba
bergerak dari spermosphere ke rhizosphere dalam tiga hari. Berbagai perawatan
kimia dari benih (organo-gairah pestisida) pasti mengubah flora rhizosphere
mikro sehingga bibit tanaman yang menunjukkan akar-interaksi mikroba dalam
tanah melalui benih.
Page 5 of 10
Ketika benih secara internal atau eksternal terinfeksi oleh mikroorganisme
patogen tertentu (sulang spora), ini pasti mengubah kualitas dan kuantitas
spermosphere dan rhizosphere microflora (lagi melalui kompetisi). Ketika seperti
biji diduga pra-diobati dengan perlindungan tanaman bahan kimia, persaingan
dihilangkan (karena patogen terbunuh) dan karenanya benih akan dilapisi dengan
mikroba tidak berbahaya. Ketika pra-benih diperlakukan dengan pupuk organik
(kotoran sapi) di mana benih akan dilapisi dengan saprophytes hadir di dalam
pupuk kandang ada persaingan antara patogen dan non-patogen (saprophytes
hadir dalam pupuk organik) dan tergantung pada efisiensi satu kelompok , ada
yang ditekan dan akan dihilangkan. Sebagai contoh, benih-borne kapas patogen
Xanthomonas campestris pv malvacearum dikendalikan ketika benih pretreated
dengan bubur kotoran sapi yang mengandung banyak saprophytes. Contoh sebuah
benih yang terinfeksi dengan patogen Ditaburkan dalam tanah unsterile dan steril,
ada efek spermospheric intens (cukup untuk menekan patogen) di bekas
sedangkan dalam kasus terakhir, patogen menjadi sangat virulen (karena tidak ada
persaingan dengan organisme lain)
Page 6 of 10
Bab 3
Hasil Pembahasan
Studi Kasus
1. Jamur pada Spermosfer (Aspergillus Flavus Dan Aspergillus Glaucus)
Aspergillus flavus ,Aspergillus flavusAw 0,78. Conidia dimensi: 3-6 mikron atau
3-5 mikron. Berjamur tumbuh pada jagung dan kacang. Dapat ditemukan di tanah
yang hangat, makanan dan produk susu. Beberapa strain yang mampu memproduksi
sekelompok mycotoxins-di grup aflatoxin. Hewan dikenal Aflatoxins karsinogen.
Ada terbatas bukti yang menunjukkan bahwa toksin ini adalah karsinogen manusia.
Racun adalah racun bagi manusia melalui penelanan. Itu juga dapat mengakibatkan
penyakit pekerjaan melalui inhalasi. Percobaan telah menunjukkan bahwa teratogenic
dan mutagenik. Ini adalah racun bagi hati. Hal ini dilaporkan menyebabkan alergi.
Kehadirannya laporan dikaitkan dengan asma. Hal ini dapat ditemukan dalam air-
rusak karpet. Produksi toksin jamur tergantung pada kondisi pertumbuhan dan pada
substrat yang digunakan sebagai sumber makanan. Jamur ini dikaitkan dengan
aspergillosis dari paru-paru dan / atau disebarluaskan aspergillosis. Jamur ini kadang-
kadang diidentifikasi sebagai penyebab kornea, infeksi otomycotic dan nasoorbital.
Aspergillus merupakan jamur yang umum yang biasanya terkait dengan tanah dan
vegetasi yang membusuk. Namun, hidup ini akan menginfeksi tanaman bila kondisi
untuk pertumbuhan yang menguntungkan, terutama ketika tanaman terkena
kelembaban yang tinggi selama jangka waktu yang lama atau rusak karena
kekeringan atau stres lainnya. Aspergillus pada pertumbuhan tanaman dapat
mengarah pada penumpukan aflatoxins, senyawa yang dikeluarkan oleh pertumbuhan
jamur. Aflatoxins bersifat racun dan karsinogenik pada binatang.
● Turki-X Penyakit pantas disebutkan secara khusus. Aflatoxin pertama kali
ditemukan dengan mengamati sebuah "wabah" yang terjadi pada banyak
peternakan kalkun, terutama di Inggris pada awal 1960-an, di mana kalkun mati
dengan cepat dan dalam jumlah besar. Karena agen penyebab penyakit tidak
diketahui, itu hanya disebut "penyakit X turkey." Mycologists kemudian
ditemukan bahwa kalkun kacang yang telah diberi makan makanan yang tercemar
Page 7 of 10
dengan Aspergillus flavus dan spesies yang terkait. Meskipun aflatoxin dikenal
luas karena sifat karsinogenik, di bawah kondisi yang hadir pada waktu itu jamur
ini diproduksi aflatoxin dalam jumlah besar seperti untuk cepat membunuh
kalkun. Ini bukan lagi sebuah masalah sejak makan kacang tanah, jika digunakan
untuk makan burung-burung, dipantau sangat dekat untuk jamur. Tidak ada
kesempatan untuk kalkun mengandung aflatoxin hari ini.
● jamur Aspergillus flavus (Gambar 1) menghasilkan mycotoxin dikenal sebagai
aflatoxin pada sejumlah tanaman termasuk jagung, kacang tanah, dan kapas.
Biasanya, jamur memiliki penampilan hijau kuning ketika tumbuh di biji jagung.
Jamur ini sangat umum di alam, tetapi penduduknya meningkat selama cuaca
panas kering. Kontaminasi aflatoxin dalam jagung lebih besar yang telah
dihasilkan di bawah kondisi stres. Dengan demikian, kekeringan, panas, serangga,
nematoda, dan pupuk stres semua kondusif untuk aflatoxins tingkat tinggi.
Perusahaan benih dalam proses pengembangan jagung hibrida dengan tingkat
perlawanan terhadap jamur atau yang kurang kecenderungan untuk
mengumpulkan racun. Meskipun hibrida ini akan cenderung memiliki tingkat
yang lebih rendah aflatoxin daripada yang lain tumbuh dalam kondisi yang sama,
lengkap resistensi tidak mungkin. Praktek manajemen seperti irigasi,
pengendalian serangga yang baik dan pemupukan yang tepat waktu dapat
mengurangi tekanan pada tanaman jagung dan dengan demikian menurunkan
kadar aflatoxin. Tingkat aflatoxin diatur oleh Food and Drug Administration
(FDA) pada 20 ppb (bagian per milyar) dalam makanan dan pakan. Aflatoksin
dapat juga muncul dalam susu binatang menyusui makan makanan yang
terkontaminasi aflatoxin. Batas yang diijinkan dalam susu adalah 0,5 ppb.
● Aspergillus glaucus memiliki konidia berukuran 5-6,5 mikron. Common outdoor
jamur di musim dingin. Hal ini dilaporkan menyebabkan alergi. Spesies ini hanya
kadang-kadang patogenik. Jamur ini dapat tumbuh pada tingkat kelembaban yang
rendah pada biji-bijian.
Page 8 of 10
Diagram infeksi A.flavus pada tanaman jagung (Scheidegger and Payne, 2003)
Konidia Aspergillus glaucus
Konidia Aspergillus flavus
Biji jagung yang terinfeksi
A.glaucus
Infeksi biji oleh Aspergillus flavuss
Page 9 of 10
Bab 4
Kesimpulan
Spermosfer adalah daerah yang melingkupi permukaan biji (benih) yang sedang
bergerminasi. Spermosfer dikolonisasi oleh mikroba, biasanya di ujung embrio.
Tergantung dari jenis tanaman, kolonisasi mikroba oleh mikroorganisme udara (airborne
microorganism) dapat terjadi selama pembentukan benih
Pada benih serealia, Aspergillus glaucus ditemukan di 80% sampel. Aspergillus
flavus terdapat di benih jagung Pertumbuhan jamur ini tidak terjadi di bawah 12-13
persen uap air dalam biji-bijian Baik A. flavus dan F. moniliforme didistribusikan secara
luas di alam dan disukai oleh suhu tinggi. Suhu berkisar 80-100 derajat F dan
kelembaban relatif 85 persen (18 hingga 20 persen uap air pada biji-bijian) yang optimal
untuk pertumbuhan jamur dan produksi racun.
Efek dari adanya Aspergillus glaucus dan Aspergillus flavus pada biji jagung
mengakibatkan perubahan warna dari kulit biji berupa warna kulit menjadi hitam dan
mengurangi kualitas biji tersebut serta bersifat toksin.
Page 10 of 10
DAFTAR PUSTAKA
Bennett and Klich, 2004: Bennett JW., Klich M. Mycotoxins. Clin Microbiol Rev. 2003; 16(3):
497 - 516. [PubMed: 12857779].
Buckingham and Hansell, 2003: Buckingham SJ, Hansell DM Aspergillus in the lung: diverse
and coincident forms. Eur Radiol. 2003; 13(8): 1786 - 1800. [PubMed: 12571042].
Cotty, 1988: Cotty P. Aflatoxin and sclerotial production by Aspergillus flavus: influence of pH.
Phytopathology . 1988.; 78: 1250 - 1253. [PubMed: NA].
del Palacio et al., 2003 : delPalacio A, Cuetara MS, Ponton J. Laboratory diagnosis of invasive
aspergillosis. Rev Iberoam Micol. 2003; 20(3): 90 - 98. [PubMed: 15456364].
Diener et al., 1987: Diener UL, Cole RJ, Sanders TH, Payne GA, Lee SL, Klich ML.
Epidemiology of aflatoxin formation by Aspergillus flavus. Ann. Rev. Phytopathol. . 1987; 25:
249 - 270. [PubMed: ].
hrlich and Cotty, 2004: Ehrlich KC, Cotty PJ Variability in Nitrogen Regulation of Aflatoxin
Production by Aspergillus Flavus Strains. Applied And Environmental Microbiology. 2002; 60(1-
2): 174 - 178. [PubMed: 12382060].
http://www.doctorfungus.org/.../Aspergillus_glaucus.htm
http://www.microbiologyprocedure.com/population-interactions/spermosphere-effect.html
http://www.microbiologyprocedure.com/population-interactions/spermosphere.html
http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=16094855
http://staff.vbi.vt.edu/pathport/pathinfo_images/Aspergillus_flavus/DiagramAflavusInfection.gif

More Related Content

What's hot

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Operator Warnet Vast Raha
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2Shin Yhun
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamurAktivitas rimpang lengkuas thd jamur
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamurNurgenita
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAJosua Sitorus
 

What's hot (19)

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Jenis jenis bakteri, manfaat dan kerugian
Jenis jenis bakteri, manfaat dan kerugianJenis jenis bakteri, manfaat dan kerugian
Jenis jenis bakteri, manfaat dan kerugian
 
Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamurAktivitas rimpang lengkuas thd jamur
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur
 
Trichoderma
TrichodermaTrichoderma
Trichoderma
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 

Similar to Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8

Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternakMetode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternakNur Eka Oktafiani
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelaixie_yeuw_jack
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelaixie_yeuw_jack
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragiOptimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragiRahardi Gautama
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Moh Masnur
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikGoogle
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...
IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...
IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...Repository Ipb
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramSarah Kartika
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 

Similar to Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8 (20)

Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternakMetode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
Metode analisis kontaminan aflatoksin pd pakan ternak
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
 
PENYAKIT-I.ppt
PENYAKIT-I.pptPENYAKIT-I.ppt
PENYAKIT-I.ppt
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragiOptimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenik
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...
IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...
IDENTIFIKASI KETAHANAN TANAMAN PISANG AMPYANG HASIL MUTASI INDUKSI TERHADAP P...
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil

Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentBondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Bondan the Planter of Palm Oil
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil (20)

Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptxStruktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8

  • 1. MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PERTANIAN EFEK EKOLOGI MIKROBA DI SPERMOSFIR TERHADAP KUALITAS BIJI Disusun untuk memenuhi mata kuliah Mikrobiologi dan Bioteknologi Pertanian Semester Ganjil / Tahun 2009 Agroteknologi D Kelompok 8 Dhea Primasari (150110080160) Arina Robbi (150110080161) Raden Bondan E B (150110080162) Ruben Hutabarat (150110080163) Biswara A (150110080164) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
  • 2. Page 2 of 10 Daftar Isi Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang............................................................................................. 3 1.2 Perumusan Masalah..................................................................................... 3 1.3 Tujuan.......................................................................................................... 3 Bab 2 : Tinjauan Pustaka...................................................................................... 4 Bab 3 : Hasil dan Pembahasan............................................................................. 6 Bab 4 : Kesimpulan................................................................................................ 9
  • 3. Page 3 of 10 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Spermosfer adalah daerah yang melingkupi permukaan biji (benih) yang sedang bergerminasi. Spermosfer dikolonisasi oleh mikroba, biasanya di ujung embrio. Tergantung dari jenis tanaman, kolonisasi mikroba oleh mikroorganisme udara (airborne microorganism) dapat terjadi selama pembentukan benih. Populasi bakteri dan jamur yang berasosiasi dengan benih tanaman liar telah diteliti. Sejumlah tipe dan jenis mikroba juga berada pada spermosfer tanaman budidaya. Pada benih serealia, Aspergillus glaucus ditemukan di 80% sampel. Aspergillus flavus terddapat di benih jagung tetapi tidak ditemukan di benih gandum. Jamur tidak akan tumbuh jika kelembaban benih sereal di bawah 11-12%. 1.1.1 Perumusan masalah Karakteristik Baik A. flavus dan F. moniliforme didistribusikan secara luas di alam dan disukai oleh suhu tinggi. Suhu berkisar 80-100 derajat F dan kelembaban relatif 85 persen (18 hingga 20 persen uap air pada biji-bijian) yang optimal untuk pertumbuhan jamur dan produksi racun. Pertumbuhan jamur ini tidak terjadi di bawah 12-13 persen uap air dalam biji-bijian. Dalam rangka untuk memperkecil tingkat mycotoxins jagung, praktek-praktek berikut harus diikuti: Direkomendasikan menggunakan praktek-praktek produksi tanaman. Plant awal. Mengairi kekeringan untuk mengurangi stres. Serangga meminimalkan kerusakan. Panen awal. Kernel menghindari kerusakan saat panen. Kering dan menyimpan jagung dengan baik - 13% atau kurang kelembaban. Fasilitas penyimpanan tetap bersih. Buang pemutaran jagung - jangan makan hewan. 1.1.2 Tujuan Mengetahui pengaruh mikroba di zona spermosfir terhadap kualitas biji yang terinfeksi.
  • 4. Page 4 of 10 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Efek Spermosfir Ketika sebuah benih yang ditaburkan di tanah, terjadi interaksi tertentu antara benih yang terbawa microflora (karena sekresi bahan kimia tertentu oleh biji) dan tanah-ditanggung microflora yang mempengaruhi kualitas spermosphere pada kondisi itu. Ketika pra-benih diperlakukan dengan fungisida atau dengan agen biologis lain, pengaruh ini interaksi semacam itu untuk sebagian besar, seperti misalnya, fungisida dapat benar-benar mengubah benih microflora (dengan menghambat beberapa jamur flora dan meningkatkan flora bakteri lain ). Ini dapat juga mempengaruhi sifat microflora yang akan koloni akar (rhizosphere) sekali radikal muncul dari benih. Jadi dengan memanipulasi spermosphere, satu mengubah rhizosphere juga. Ketika sebuah benih membawa alam atau diubah (dengan memanipulasi) beban mikroba Ditaburkan, mikroba tertentu diaktifkan dan yang lainnya ditekan. Biasanya, mikroba yang secara artifisial dimuat ke benih lebih dominan flora benih dan ini memungkinkan para ilmuwan untuk menguntungkan mengubah spermosphere benih tertentu, seperti Rhizobium, Azotobacter dan Azospirillum dilapisi biji. Organisme ini bisa didirikan di permukaan akar benih dan manfaat germinating tanaman (dengan memperbaiki nitrogen langsung ke akar). Seiring dengan spermosphere microflora, tanah-borne flora juga bisa mendapatkan diaktifkan dan bersaing dengan mantan (untuk gizi dan ruang). Kualitas bahan kimia diekskresikan oleh benih germinating final memutuskan kualitas dan kuantitas microflora di sekitar biji. Biasanya mikroba bergerak dari spermosphere ke rhizosphere dalam tiga hari. Berbagai perawatan kimia dari benih (organo-gairah pestisida) pasti mengubah flora rhizosphere mikro sehingga bibit tanaman yang menunjukkan akar-interaksi mikroba dalam tanah melalui benih.
  • 5. Page 5 of 10 Ketika benih secara internal atau eksternal terinfeksi oleh mikroorganisme patogen tertentu (sulang spora), ini pasti mengubah kualitas dan kuantitas spermosphere dan rhizosphere microflora (lagi melalui kompetisi). Ketika seperti biji diduga pra-diobati dengan perlindungan tanaman bahan kimia, persaingan dihilangkan (karena patogen terbunuh) dan karenanya benih akan dilapisi dengan mikroba tidak berbahaya. Ketika pra-benih diperlakukan dengan pupuk organik (kotoran sapi) di mana benih akan dilapisi dengan saprophytes hadir di dalam pupuk kandang ada persaingan antara patogen dan non-patogen (saprophytes hadir dalam pupuk organik) dan tergantung pada efisiensi satu kelompok , ada yang ditekan dan akan dihilangkan. Sebagai contoh, benih-borne kapas patogen Xanthomonas campestris pv malvacearum dikendalikan ketika benih pretreated dengan bubur kotoran sapi yang mengandung banyak saprophytes. Contoh sebuah benih yang terinfeksi dengan patogen Ditaburkan dalam tanah unsterile dan steril, ada efek spermospheric intens (cukup untuk menekan patogen) di bekas sedangkan dalam kasus terakhir, patogen menjadi sangat virulen (karena tidak ada persaingan dengan organisme lain)
  • 6. Page 6 of 10 Bab 3 Hasil Pembahasan Studi Kasus 1. Jamur pada Spermosfer (Aspergillus Flavus Dan Aspergillus Glaucus) Aspergillus flavus ,Aspergillus flavusAw 0,78. Conidia dimensi: 3-6 mikron atau 3-5 mikron. Berjamur tumbuh pada jagung dan kacang. Dapat ditemukan di tanah yang hangat, makanan dan produk susu. Beberapa strain yang mampu memproduksi sekelompok mycotoxins-di grup aflatoxin. Hewan dikenal Aflatoxins karsinogen. Ada terbatas bukti yang menunjukkan bahwa toksin ini adalah karsinogen manusia. Racun adalah racun bagi manusia melalui penelanan. Itu juga dapat mengakibatkan penyakit pekerjaan melalui inhalasi. Percobaan telah menunjukkan bahwa teratogenic dan mutagenik. Ini adalah racun bagi hati. Hal ini dilaporkan menyebabkan alergi. Kehadirannya laporan dikaitkan dengan asma. Hal ini dapat ditemukan dalam air- rusak karpet. Produksi toksin jamur tergantung pada kondisi pertumbuhan dan pada substrat yang digunakan sebagai sumber makanan. Jamur ini dikaitkan dengan aspergillosis dari paru-paru dan / atau disebarluaskan aspergillosis. Jamur ini kadang- kadang diidentifikasi sebagai penyebab kornea, infeksi otomycotic dan nasoorbital. Aspergillus merupakan jamur yang umum yang biasanya terkait dengan tanah dan vegetasi yang membusuk. Namun, hidup ini akan menginfeksi tanaman bila kondisi untuk pertumbuhan yang menguntungkan, terutama ketika tanaman terkena kelembaban yang tinggi selama jangka waktu yang lama atau rusak karena kekeringan atau stres lainnya. Aspergillus pada pertumbuhan tanaman dapat mengarah pada penumpukan aflatoxins, senyawa yang dikeluarkan oleh pertumbuhan jamur. Aflatoxins bersifat racun dan karsinogenik pada binatang. ● Turki-X Penyakit pantas disebutkan secara khusus. Aflatoxin pertama kali ditemukan dengan mengamati sebuah "wabah" yang terjadi pada banyak peternakan kalkun, terutama di Inggris pada awal 1960-an, di mana kalkun mati dengan cepat dan dalam jumlah besar. Karena agen penyebab penyakit tidak diketahui, itu hanya disebut "penyakit X turkey." Mycologists kemudian ditemukan bahwa kalkun kacang yang telah diberi makan makanan yang tercemar
  • 7. Page 7 of 10 dengan Aspergillus flavus dan spesies yang terkait. Meskipun aflatoxin dikenal luas karena sifat karsinogenik, di bawah kondisi yang hadir pada waktu itu jamur ini diproduksi aflatoxin dalam jumlah besar seperti untuk cepat membunuh kalkun. Ini bukan lagi sebuah masalah sejak makan kacang tanah, jika digunakan untuk makan burung-burung, dipantau sangat dekat untuk jamur. Tidak ada kesempatan untuk kalkun mengandung aflatoxin hari ini. ● jamur Aspergillus flavus (Gambar 1) menghasilkan mycotoxin dikenal sebagai aflatoxin pada sejumlah tanaman termasuk jagung, kacang tanah, dan kapas. Biasanya, jamur memiliki penampilan hijau kuning ketika tumbuh di biji jagung. Jamur ini sangat umum di alam, tetapi penduduknya meningkat selama cuaca panas kering. Kontaminasi aflatoxin dalam jagung lebih besar yang telah dihasilkan di bawah kondisi stres. Dengan demikian, kekeringan, panas, serangga, nematoda, dan pupuk stres semua kondusif untuk aflatoxins tingkat tinggi. Perusahaan benih dalam proses pengembangan jagung hibrida dengan tingkat perlawanan terhadap jamur atau yang kurang kecenderungan untuk mengumpulkan racun. Meskipun hibrida ini akan cenderung memiliki tingkat yang lebih rendah aflatoxin daripada yang lain tumbuh dalam kondisi yang sama, lengkap resistensi tidak mungkin. Praktek manajemen seperti irigasi, pengendalian serangga yang baik dan pemupukan yang tepat waktu dapat mengurangi tekanan pada tanaman jagung dan dengan demikian menurunkan kadar aflatoxin. Tingkat aflatoxin diatur oleh Food and Drug Administration (FDA) pada 20 ppb (bagian per milyar) dalam makanan dan pakan. Aflatoksin dapat juga muncul dalam susu binatang menyusui makan makanan yang terkontaminasi aflatoxin. Batas yang diijinkan dalam susu adalah 0,5 ppb. ● Aspergillus glaucus memiliki konidia berukuran 5-6,5 mikron. Common outdoor jamur di musim dingin. Hal ini dilaporkan menyebabkan alergi. Spesies ini hanya kadang-kadang patogenik. Jamur ini dapat tumbuh pada tingkat kelembaban yang rendah pada biji-bijian.
  • 8. Page 8 of 10 Diagram infeksi A.flavus pada tanaman jagung (Scheidegger and Payne, 2003) Konidia Aspergillus glaucus Konidia Aspergillus flavus Biji jagung yang terinfeksi A.glaucus Infeksi biji oleh Aspergillus flavuss
  • 9. Page 9 of 10 Bab 4 Kesimpulan Spermosfer adalah daerah yang melingkupi permukaan biji (benih) yang sedang bergerminasi. Spermosfer dikolonisasi oleh mikroba, biasanya di ujung embrio. Tergantung dari jenis tanaman, kolonisasi mikroba oleh mikroorganisme udara (airborne microorganism) dapat terjadi selama pembentukan benih Pada benih serealia, Aspergillus glaucus ditemukan di 80% sampel. Aspergillus flavus terdapat di benih jagung Pertumbuhan jamur ini tidak terjadi di bawah 12-13 persen uap air dalam biji-bijian Baik A. flavus dan F. moniliforme didistribusikan secara luas di alam dan disukai oleh suhu tinggi. Suhu berkisar 80-100 derajat F dan kelembaban relatif 85 persen (18 hingga 20 persen uap air pada biji-bijian) yang optimal untuk pertumbuhan jamur dan produksi racun. Efek dari adanya Aspergillus glaucus dan Aspergillus flavus pada biji jagung mengakibatkan perubahan warna dari kulit biji berupa warna kulit menjadi hitam dan mengurangi kualitas biji tersebut serta bersifat toksin.
  • 10. Page 10 of 10 DAFTAR PUSTAKA Bennett and Klich, 2004: Bennett JW., Klich M. Mycotoxins. Clin Microbiol Rev. 2003; 16(3): 497 - 516. [PubMed: 12857779]. Buckingham and Hansell, 2003: Buckingham SJ, Hansell DM Aspergillus in the lung: diverse and coincident forms. Eur Radiol. 2003; 13(8): 1786 - 1800. [PubMed: 12571042]. Cotty, 1988: Cotty P. Aflatoxin and sclerotial production by Aspergillus flavus: influence of pH. Phytopathology . 1988.; 78: 1250 - 1253. [PubMed: NA]. del Palacio et al., 2003 : delPalacio A, Cuetara MS, Ponton J. Laboratory diagnosis of invasive aspergillosis. Rev Iberoam Micol. 2003; 20(3): 90 - 98. [PubMed: 15456364]. Diener et al., 1987: Diener UL, Cole RJ, Sanders TH, Payne GA, Lee SL, Klich ML. Epidemiology of aflatoxin formation by Aspergillus flavus. Ann. Rev. Phytopathol. . 1987; 25: 249 - 270. [PubMed: ]. hrlich and Cotty, 2004: Ehrlich KC, Cotty PJ Variability in Nitrogen Regulation of Aflatoxin Production by Aspergillus Flavus Strains. Applied And Environmental Microbiology. 2002; 60(1- 2): 174 - 178. [PubMed: 12382060]. http://www.doctorfungus.org/.../Aspergillus_glaucus.htm http://www.microbiologyprocedure.com/population-interactions/spermosphere-effect.html http://www.microbiologyprocedure.com/population-interactions/spermosphere.html http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=16094855 http://staff.vbi.vt.edu/pathport/pathinfo_images/Aspergillus_flavus/DiagramAflavusInfection.gif