SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
BIODIVERSITAS                                                                                                               ISSN: 1412-033X
Volume 9, Nomor 3                                                                                                                   Juli 2008
Halaman: 161-164




 Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) terhadap
 Pertumbuhan Jamur Aspergillus spp. Penghasil Aflatoksin dan
                      Fusarium moniliforme
      The activity of galanga (Alpinia galanga) rhizome extract against the growth of
  filamentous fungi Aspergillus spp. that produce aflatoxin and Fusarium moniliforme

                                      NOOR SOESANTI HANDAJANI, TJAHJADI PURWOKO♥
                             Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta 57126.

                                                Diterima: 30 Januari 2008. Disetujui: 4 Mei 2008.



                                                                 ABSTRACT

Galanga (Alpinia galanga L.) rhizome was known to inhibit the growth of pathogenic fungi. The antifungal substances of galangal rhizome
were found from their volatile oil. The objectives of this experiment were to study the ethanol extract of galangal rhizome against the growth
of filamentous fungi Fusarium moniliforme, Aspergillus flavus, Aspergillus terreus, and Aspergillus niger that produce mycotoxin, especially
aflatoxin, based on biomass and colony area and to determinate minimum growth inhibitory concentration the extract of galangal rhizome.
The extract of galangal rhizome was significant (p<0.05) effective against biomass of F. moniliforme and A. flavus. The extract of galangal
rhizome however was significant (p<0.05) effective against colony area of F. moniliforme, A. flavus and A. niger. The minimum growth
inhibitory concentration of extracts galangal rhizome against the growth of A. flavus, F. moniliforme and A. niger were 816, 1,682, and
3,366 mg/L repectively.
                                                                                               © 2008 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta

Key words: Aspergillus spp., Fusarium moniliforme, galangal rhizome extract, minimum growth inhibitory concentration



                         PENDAHULUAN                                      dapat menimbulkan aspergillosis. Fusarium moniliforme
                                                                          merupakan jamur penghasil fomonisin, khususnya
     Salah satu penyebab kerusakan bahan pangan,                          fumonisin B1. Selain itu, jamur ini juga menghasilkan asam
khususnya biji-bijian adalah kontaminasi jamur selama                     fusarat, fusarin C, dan moniliformin (Wang, 2000).
penyimpanan. Mikotoksin yang umum mencemari biji-bijian                   Dilaporkan juga bahwa F. moniliforme berhubungan erat
adalah aflatoksin dan fumonisin. Selain itu, okratoksin dan               dengan penyakit Keshan di Cina. Mazzani dkk. (2001)
patulin merupakan mikotoksin yang juga dapat mencemari                    melaporkan bahwa 26-72% biji tanaman jagung di
biji-bijian. Sebanyak 72,2% biji jagung di Thailand                       Venezuela terserang F. moniliforme dan semuanya
terkontaminasi baik oleh fumonisin maupun aflatoksin                      teridentifikasi mengandung 0,8-1,3 ppm fumonisin.
(Yoshizawa dkk., 1996). Aspergillus sp. merupakan jamur                       Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota
yang mampu memproduksi aflatoksin. Handajani dkk.                         familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas mudah diperoleh
(2003) berhasil mengidentifikasi dan menyeleksi jamur                     di Indonesia dan manjur sebagai obat gosok untuk penyakit
penghasil afatoksin yang tumbuh pada beberapa merk petis                  jamur kulit (panu) sebelum obat-obatan modern berkem-
udang komersial antara lain A. flavus, A. niger, A. wentii, A.            bang seperti sekarang. Rimpang lengkuas juga digunakan
melleus, dan Penicillium citrinum. Aflatoksin dapat                       sebagai salah satu bumbu masak selama bertahun-tahun
mengkontaminasi biji-bijian, buah, daging, keju, produk                   dan tidak pernah menimbulkan masalah. Manfaat rimpang
olahan makanan hasil fermentasi seperti kecap dan oncom                   lengkuas telah dipelajari oleh para ilmuwan sejak dulu.
serta rempah-rempah (Makfoeld, 1990). A. flavus biasanya                  Rimpang lengkuas memiliki berbagai khasiat di antaranya
mengkontaminasi biji jagung dan kacang tanah. Selain                      sebagai antijamur dan antibakteri. Penelitian Yuharmen
menghasilkan aflatoksin, A. flavus juga mampu menginfeksi                 dkk. (2002) menunjukkan adanya aktifitas penghambatan
manusia dan hewan, sehingga menghasilkan penyakit yang                    pertumbuhan mikrobia oleh minyak atsiri dan fraksi metanol
disebut aspergillosis. Aspergillus terreus dan A. niger                   rimpang lengkuas pada beberapa spesies bakteri dan
merupakan jamur yang mampu memproduksi mikotoksin.                        jamur. Penelitian Sundari dan Winarno (2000) menunjukkan
A. terreus menghasilkan beberapa mikotoksin, yaitu                        bahwa infus ekstrak etanol rimpang lengkuas yang berisi
aflatoksin, patulin, dan sitrinin. A. niger memproduksi                   minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan beberapa
okratoksin. A.terreus dan A. niger merupakan jamur yang                   spesies jamur patogen, yaitu: Tricophyton, Mycrosporum
                                                                          gypseum, dan Epidermo floccasum. Namun penelitian dan
                                                                          penggunaan ekstrak rimpang lengkuas untuk menghambat
                                                                          pertumbuhan jamur filamentus agaknya belum pernah
♥ Alamat korespondensi:                                                   dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
  Jl. Ir Sutami 36A Surakarta 57126;                                      mengetahui aktivitas antifungi ekstrak rimpang lengkuas
  Tel.: +62-272-663375, Fax.: +62-272-663375.
  e-mail: tjahjadipurwoko@yahoo.co.id
162                                 B I O D I V E R S I T A S Vol. 9, No. 3, Juli 2008, hal. 161-164


terhadap jamur filamentus Fusarium moniliforme dan                    regresi linier. Setelah diketahui persamaan regresinya,
Aspergillus spp. yang mampu memproduksi mikotoksin.                   maka dihitung konsentrasi penghambatan pertumbuhan
                                                                      minimum, yaitu konsentrasi dimana luas koloninya adalah
                                                                      50% luas koloni kontrol.
                  BAHAN DAN METODE

Bahan                                                                                    HASIL DAN PEMBAHASAN
    Bahan meliputi rimpang lengkuas merah, kemikalia
seperti kloramfenikol, etanol dan heksana, serta kultur               Luas koloni dan biomassa jamur
murni jamur Fusarium moniliforme, Aspergillus flavus, A.                  Secara tradisional rimpang lengkuas digunakan untuk
terreus, dan A. niger yang diperoleh dari Food & Nutrition            mengobati penyakit panu, kadas, bronkitis, dan reumatik.
Culture Collection, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.               Senyawa kimia utama lengkuas adalah minyak atsiri yang
Media Czapex dox agar (CDA) diperoleh dari Merck,                     tersusun atas eugenol, seskuiterpen, pinen, metil-sinamat,
Jerman.                                                               kaemferida, galangan, dan galangol. Rimpang lengkuas
                                                                      yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang
Ekstraksi rimpang lengkuas                                            lengkuas merah. Minyak atsiri lengkuas merah
    Rimpang lengkuas yang masih segar sebanyak 1 kg                   mengandung 12 senyawa dan didominasi oleh sineol,
diparut dan dikeringkan pada suhu 50°C selama 5 hari.                 karanol, dan farnesen (Jamal dkk., 1996). Rimpang
Setelah kering, 100 kg parutan rimpang lengkuas diekstrak             lengkuas efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur
dalam 500 mL etanol 70% selama 24 jam pada suhu                       patogen pada manusia seperti Trichophyton longifusus
kamar. Setelah disaring, filtrat dievaporasi dengan rotary            (Khattak dkk., 2005), khamir (Janssen dan Scheffer, 1985),
evaporator (40°C, vakum). Setelah kering ekstrak ditambah             Cryptococcus neoformans dan Microsporum gypseum
10 mL etanol dan 20 mL heksana. Setelah dikocok, lapisan              (Phongpaichit dkk., 2005).
heksana yang mengandung lemak dibuang. Lapisan etanol                     Jamur A. niger termasuk dalam katagori mikrobia aman
dikeringkan sampai menjadi kristal. Ekstrak kering (1 g)              untuk dikonsumsi manusia. Jamur merupakan organisme
dilarutkan dalam larutan etanol 1% (1:100; w/v).                      yang mudah bermutasi. Oleh karena itu, tidak tertutup ke-
                                                                      mungkinan jamur A. niger bermutasi menjadi jamur patogen
Uji aktivitas antijamur ekstrak rimpang lengkuas                      atau penghasil mikotoksin. Baker (2006) menyarankan
    Ekstrak rimpang lengkuas sebanyak 0 (kontrol), 100,               delesi gen-gen penghasil mikotoksin untuk menghilangkan
500, dan 1.000 μL ditambah media CDA yang mengandung                  kemampuan A. niger memproduksi mikotoksin. Jamur A.
500 ppm kloramfenikol, sampai volume mencapai 10 mL,                  flavus menunjukkan pertumbuhan cepat pada media CDA
sehingga konsentrasi ekstrak lengkuas dalam perlakuan                 dibandingkan jamur lainnya, meskipun media tersebut
adalah 0, 100, 500, dan 1000 mg/L. Suspensi masing-                   mengandung ekstrak rimpang lengkuas. Hal ini menunjuk-
masing jamur (100 μL) yang mengandung 108 spora/mL                    kan bahwa jamur A. flavus teradaptasi dengan baik pada
diinokulasi ke media CDA yang mengandung ekstrak                      media CDA. Jamur ini merupakan jamur kosmopolit,
rimpang lengkuas. Kultur jamur ditumbuhkan pada suhu                  sehingga mudah ditemukan di berbagai lokasi di dunia dan
30°C sampai 72 jam. Masing-masing sampel dibuat tiga                  paling mudah ditemukan pada biji-bijian (Wanwright, 1992).
ulangan. Luas koloni dan biomassa jamur diukur pada umur              Jamur F. moniliforme yang ditanam pada media CDA yang
48 dan 72 jam inkubasi.                                               mengandung ekstrak rimpang lengkuas selama 24 jam
                                                                      tidak menunjukkan pertumbuhan yang diharapkan, yaitu
Pengukuran luas koloni dan biomassa jamur                             tidak diperoleh replika yang memadai. Oleh karena itu
    Koloni jamur yang tumbuh di media CDA baik yang                   pertumbuhan diukur setelah 48 dan 72 jam inkubasi.
berisi ekstrak rimpang lengkuas maupun kontrol dibuat
replika dengan kertas yang telah diketahui luas dan                   Luas koloni jamur
beratnya. Luas koloni diperoleh dengan membandingkan                       Pada umumnya pengukuran luas koloni jamur meng-
berat replika dan berat kertas mula-mula dikali luas mula-            gunakan media padat, sedangkan pengukuran biomassa
mula. Kultur jamur pada media CDA dikerok dan dilarutkan              menggunakan media cair, namun pada penelitian ini
dalam 10 mL air steril, kemudian disentrifugasi pada                  digunakan media padat karena mendukung pengukuran
kecepatan 5.000 rpm selama 5 menit. Endapan yang                      luas koloni dan biomassa. Koloni dapat memberikan
diperoleh, dikeringkan pada suhu 60°C selama 4-5 hari,                gambaran jumlah miselia jamur hidup. Semakin lebar atau
kemudian ditimbang.                                                   luas koloni yang dihasilkan, maka semakin banyak jumlah
                                                                      miselia jamur hidup. Jika biomassa tidak dapat digunakan
Analisis statistik luas koloni dan biomassa jamur                     untuk membedakan jamur yang hidup dan mati, maka
    Data luas koloni dan biomassa masing-masing species               koloni dapat digunakan untuk membedakannya. Jika hidup,
jamur dianalisis dengan anava faktorial. Faktor waktu                 maka terjadi perluasan area pertumbuhan miselia, sehingga
inkubasi jamur terdiri atas 2 perlakuan, yaitu 48 dan 72 jam.         koloni jamur menjadi semakin lebar dan luas. Koloni diukur
Faktor konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas terdiri atas 4            berdasarkan luasny. Pengukuran luas koloni dimaksudkan
perlakuan, yaitu 0, 100, 500, dan 1000 mg/L. Jika hasil               untuk memperkuat data biomassa. Hal ini karena biomassa
analisis anava faktorial menunjukkan perbedaan nyata,                 tidak dapat membedakan miselia yang mati dan hidup,
                                                                      sedangkan luas koloni dapat membedakannya.
maka dilakukan analisis lanjut dengan uji Tukey (α=0,05)
                                                                           Koloni kontrol jamur A. flavus lebih luas daripada jamur
untuk mengetahui perbedaan antar dosis paparan ekstrak
                                                                      lainnya. Hal ini berbanding lurus dengan biomassanya.
rimpang lengkuas.
                                                                      Pertumbuhan luas koloni masing-masing jamur tidak lebih
                                                                      dari dua kali lipat, baik kontrol maupun yang terpapar
Analisis konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum                 ekstrak rimpang lengkuas (Tabel 1.). Pertumbuhan semua
   Data luas koloni masing-masing species jamur yang                  jamur terhambat oleh ekstrak rimpang lengkuas. Hal ini
menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan dianalisis                terlihat pada luas koloni jamur terpapar ekstrak rimpang
HANDAJANI dan PURWOKO – Aktivitas ekstrak Alpinia galanga pada Aspergillus spp. dan Fusarium moniliforme             163


lengkuas yang lebih kecil dibandingkan luas koloni jamur            tetapi lebih rendah daripada kontrol. Hal ini menunjukkan
kontrol. Penghambatan pertumbuhan ekstrak rimpang                   bahwa terjadi pertumbuhan jamur selama inkubasi 72 jam,
lengkuas telah terjadi sejak umur inkubasi 48 jam. Bahkan           meskipun di dalam media mengandung ekstrak rimpang
pertumbuhan jamur A. niger tampak paling terhambat                  lengkuas. Dengan demikian ekstrak rimpang lengkuas tidak
ekstrak rimpang lengkuas, terlihat dari pertambahan luas            mampu membunuh jamur, tetapi hanya menghambat.
koloninya yang relatif sedikit.                                          Membandingkan biomassa jamur kontrol dengan
                                                                    biomassa jamur terpapar ekstrak rimpang lengkuas, maka
                                    2
Tabel 1. Luas koloni jamur (cm ) pada media CDA yang                terlihat bahwa ekstrak rimpang lengkuas mampu
mengandung ekstrak rimpang lengkuas.                                menurunkan biomassa jamur selama inkubasi 72 jam
                                                                    (Tabel 3). Penghambatan pertumbuhan jamur sudah mulai
                  F.moniliforme A.flavus    A. terreus A. niger     terlihat pada konsentrasi 1 mg/L ekstrak rimpang lengkuas
Inkubasi 48 jam
                                                                    pada umur inkubasi 48 jam. Penghambatan pertumbuhan
   Kontrol            1,80         19,16       1,70      0,94
   100 mg/L           1,24         14,53       1,00      0,81       ekstrak rimpang lengkuas pada umur inkubasi 48 jam
   500 mg/L           0,96         10,32       0,92      0,81       terlihat jelas pada A. flavus. Pertumbuhan jamur lainnya
   1000 mg/L          1,29          5,27       0,83      0,76       tampaknya terhambat lebih jelas pada umur inkubasi 72
Inkubasi 72 jam                                                     jam.
   Kontrol            2,30         28,94       1,48      1,32            Untuk memperjelas penghambatan ekstrak rimpang
   100 mg/L           1,71         17,36       1,57      0,92       lengkuas terhadap produksi biomassa jamur dilakukan
   500 mg/L           1,31         10,64       1,53      0,80       analisis statistik. Analisis statistik biomassa jamur A. flavus
   1000 mg/L          1,49         14,06       1,57      1,04
                                                                    dan F. moniliforme menunjukkan bahwa terdapat
Tabel 2. Analisis statistik luas koloni jamur pada media CDA yang
                                                                    perbedaan signifikan antar-perlakuan konsentrasi ekstrak
mengandung ekstrak rimpang lengkuas.                                rimpang lengkuas (Tabel 4), sedangkan analisis statistik
                                                                    biomassa jamur A. terreus dan A. niger tidak berbeda
              F. moniliforme    A. flavus A. terreus A. niger       signifikan. Dengan demikian ekstrak rimpang lengkuas
Kontrol            2,05
                         a
                                 24,05
                                        a
                                            1,59
                                                  a
                                                      1,13
                                                            a
                                                                    efektif menghambat produksi biomassa jamur A. flavus dan
                        ab              b         a        ab
100 mg/L          1,48           15,94      1,28      0,90          F. Moniliforme, namun perlu diperhatikan bahwa biomassa
                         b              c         a         b
500 mg/L           1,13          10,48      1,22      0,86          merupakan kumpulan miselia atau filamen-filamen jamur
                        ab             c          a         b
1000 mg/L         1,39            9,67      1,20      0,80          baik yang hidup maupun mati.
a-c: angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan perbedaan
signifikan (p<0,05) pada kolom sama.
                                                                    Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum
Tabel 3. Biomassa (mg) oleh jamur pada media CDA yang                   Luas koloni dan biomassa jamur terus bertambah
mengadung ekstrak rimpang lengkuas.                                 meskipun lebih rendah daripada kontrol (Tabel 1 & 3). Hal
                                                                    ini menunjukkan bahwa aktivitas antijamur pada ekstrak
                  F.moniliforme A.flavus    A. terreus A. niger     rimpang lengkuas hanya bersifat fungistatik. Hal ini
Inkubasi 48 jam                                                     menguntungkan, karena sel inang dapat mengembangkan
   Kontrol            2,00         64,00       2,00      1,33       sistem pertahanan diri ketika terserang oleh jamur-jamur
   100 mg/L           3,00         20,00       1,33      1,67       tersebut. Penelitian Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan
   500 mg/L           4,67         23,33       2,67      2,67       bahwa ekstrak metanol efektif terhadap Rhizopus sp. dan
   1000 mg/L          2,33         24,67       2,67      3,00
                                                                    Neurospora sp.
Inkubasi 72 jam
   Kontrol           14,00        594,00       5,00      6,00
                                                                        Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum
   100 mg/L          10,33        256,67       7,67      4,33       tidak sama dengan konsentrasi penghambatan minimum
   500 mg/L           9,00         42,00       8,67      4,67       yang biasa digunakan untuk analisis senyawa antimikrobia.
   1000 mg/L         10,00         64,67       6,67      4,33       Konsentrasi penghambatan minimum biasanya mengguna-
                                                                    kan media cair dan parameter yang diukur adalah jumlah
Tabel 4. Analisis statistik biomassa jamur pada media CDA yang      pembentuk koloni (colony forming unit), sedangkan
mengadung ekstrak rimpang lengkuas.                                 konsentrasi penghambatan minimum adalah konsentrasi
                                                                    senyawa antimikrobia yang mampu menghambat 50%
              F.moniliforme A. flavus A. terreus A. niger
                        a             a       a           a         pertumbuhan mikrobia. Luas koloni menunjukkan kuantitas
Kontrol           8,00       329,00     3,50         3,67
100 mg/L         6,67
                       ab
                             138,33
                                      b
                                        4,50
                                              a
                                                     3,00
                                                          a         pertumbuhan jamur yang hidup, maka untuk mengetahui
500 mg/L         6,83
                       ab
                              32,67
                                     c
                                        5,67
                                              a
                                                     3,67
                                                          a         konsentrasi     penghambatan       pertumbuhan       minimum
1000 mg/L         4,50
                        b
                             44,67
                                    bc
                                        4,67
                                              a
                                                     3,67
                                                          a         digunakan data luas koloni.
a-c: huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05)            Persamaan regresi ekstrak rimpang lengkuas terhadap
pada kolom sama.                                                    luas koloni jamur A. flavus, F. moniliforme, dan A. niger
                                                                    menunjukkan signifikansi sebesar p<0,05; p>0,05; dan
    Analisis statistik luas koloni jamur F. moniliforme, A.         p>0,05 (Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa persamaan
flavus, dan A. niger menunjukkan perbedaan signifikan               regresi ekstrak rimpang lengkuas terhadap luas koloni yang
antar-perlakuan ekstrak rimpang lengkuas (Tabel 2). Hasil           dapat dipercaya adalah persamaan regresi ekstrak rimpang
analisis statistik luas koloni memperkuat hasil analisis            lengkuas terhadap luas koloni A. flavus. Hal ini terlihat pada
statistik biomassa. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak               konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum F.
rimpang lengkuas mampu menghambat pertumbuhan tiga                  moniliforme dan A. niger, yaitu 1.682 dan 3.366 mg/L di luar
jamur tersebut, yaitu F. moniliforme, A. flavus, dan A. niger.      kisaran konsentrasi yang digunakan, yaitu 0 sampai 1000
                                                                    mg/L. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum
Biomassa jamur                                                      ekstrak rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan A. flavus
    Biomassa jamur terus meningkat selama inkubasi 72               sebesar 816 mg/L. Nilai sebesar itu menunjukkan bahwa
jam (Tabel 3). Biomassa jamur A. flavus kontrol paling              ekstrak rimpang lengkuas tidak mampu menghambat
tinggi peningkatannya, yaitu sembilan kali lipat. Biomassa          pertumbuhan jamur filamentus A. flavus. Hasil penelitian
jamur terpapar ekstrak rimpang lengkuas juga meningkat,             Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan bahwa fraksi metanol
164                                  B I O D I V E R S I T A S Vol. 9, No. 3, Juli 2008, hal. 161-164


ekstrak rimpang     lengkuas    tidak   efektif   menghambat                                UCAPAN TERIMA KASIH
Peniillium sp.
                                                                           Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jendral Pendidikan
Tabel 5. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum                  Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indone-
ekstrak rimpang lengkuas terhadap jamur.                               sia dengffdan Surat Perjanjian No. 006/SP2H/PP/DP2M/III/
                                                                       2007, tanggal 29 Maret 2007. Penulis mengucapkan terima
                                                Konsentrasi
                                     Signi-                            kasih kepada Rory A. Kristiawan yang telah membantu
                                              penghambatan
      Jenis       Persamaan regresi fikansi                            penelitian ini.
                                               pertumbuhan
                                             minimum (mg/L)
A. flavus       Y = 19,907-0,012200X p<0,05          816
F. moniliforme Y = 1,716-0,000510X p>0,05          1.682                                        DAFTAR PUSTAKA
A. niger        Y = 1,983-0,000146X p>0,05         3.366
Keterangan: X: konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas (mg/L), Y:         Baker, S.E. 2006. Aspergillus niger genomics: past, present and into the
                     2
luas koloni jamur (cm ).                                                   future. Medical Mycology 44: 517-521.
                                                                       Handajani N.S., R. Setyaningsih, dan T. Widiyani. 2003. Deteksi Aflatoksin
    Jamur dapat menyerang hewan dan manusia melalui                        B1 pada Petis Udang Komersial. [Artikel Penelitian Dosen Muda].
dua cara, yaitu melalui produksi mikotoksin dan infeksi                    Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
                                                                       Haraguchi, H., Y. Kuwata, K. Inada, K. Shingu, K. Miyahara, M. Nagao, and
jamur. Pada umumnya Aspergillus mampu memproduksi                          A. Yagi. 1996. Antifungal activity from Alpinia galanga and the
mikotoksin. Bahkan A. niger yang bernilai ekonomis juga                    competition for incorporation of unsaturated fatty acids in cell growth.
mampu memproduksi mikotoksin, karena memiliki gen yang                     Planta Medica 62:308-313.
                                                                       Jamal, Y., T. Murningsih, dan P.N. Evita. 1996. Identifikasi minyak atsiri dan
mampu memproduksinya (Baker, 2006). Infeksi jamur pada                     uji kuantitatif dari lengkuas merah (Alpinia galanga L.). Bogor:
hewan dan manusia diawali dengan terhirupnya spora                         Puslitbang Biologi, LIPI.
jamur oleh hewan dan manusia. Ketika tumbuh jaringan                   Janssen A.M., and J.J. Scheffer. 1985. Acetoxychavicol acetate, an
hidup, biasanya jamur tersebut berbentuk sel tunggal                       antifungal component of Alpinia galanga. Planta Medica 51: 507-511.
                                                                       Khattak S., S. Rehman , U.H Shah, W. W. Ahmad, and M. Ahmad, 2005,
(khamir). Bentuk khamir merupakan bentuk adaptif jamur                     Biological effects of indigenous medicinal plants Curcuma longa and
patogen oportunistik untuk bertahan hidup. Jika jamur                      Alpinia galanga. Fitoterapia 76: 254-257.
tersebut hidup, maka tidak tertutup kemungkinan akan                   Makfoeld, D. 1990. Mikotoksin Pangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
                                                                       Mazzani, C., O. Borges, O. Luzon, V. Barrientos, and P. Quijada. 2001.
memproduksi mikotoksin.                                                    Occurrence of Fusarium moniliforme and fumonisins in kernels of
    Penelitan sebelumnya tentang rimpang lengkuas                          maize hybrids in Venezuela. Brazilian Journal of Microbiology 32: 517-
biasanya difokuskan pada aktivitas antijamur patogen.                      523.
Mekanisme penghambatan pertumbuhan ekstrak rimpang                     Muangnoi, P., M. Lu, J. Lee, A. Thepouyporn, R. Mirzayans, X.C. Le, M.
                                                                           Weinfeld, and S. Changbumrung. 2007. Cytotoxicity, apoptosis and DNA
lengkuas kemungkinan melalui perusakan permeabilitas                       damage induced by Alpinia galanga rhizome extract. Planta Medica 73:
membran sel (Haraguchi dkk., 1996). Penerapan ekstrak                      748-754.
rimpang lengkuas harus hati-hati, karena memiliki efek                 Phongpaichit, S., S. Subhadhirasakul, and C. Wattanapiromsakul. 2005.
                                                                           Antifungal activities of extracts from Thai medicinal plants against
sitotoksisitas dan mampu merusak DNA pada enam sel                         opportunistic fungal pathogens associated with AIDS patients. Mycoses
manusia (human cell line), yaitu sel normal, sel p53-inaktif,              48: 333-338.
fibroblast, sel epitelium normal, sel tumor payudara dan sel           Sundari, D. dan M.W. Winarno. 2000. Informasi tumbuhan obat sebagai anti
adenokarsinoma paru-paru (Muangnoi dkk., 2007).                            jamur. Jakarta: Puslitbang-Balitbangkes Depkes RI.
                                                                       Wang, Z.G. 2000. The first find of yeast-like cells of Fusarium moniliforme
                                                                           and mechanism of infection injury. Abstract of International Conference
                                                                           of Antimicrobial Agents and Chemotheraphy. Beijing, 17-20 September
                                                                           2000.
                       KESIMPULAN                                      Yuharmen, Y., Y. Eryanti, dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia
                                                                           Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal
    Ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga) memiliki                    Nature Indonesia, 4 (2): 178-183.
                                                                       Yoshizawa, T., A. Yamashita, and N. Chokethaworn. 1996. Occurrence of
aktivitas antijamur terhadap jamur filamentus, meskipun                    fumonisins and aflatoxins in corn from Thailand. Food Additive and
tidak kuat. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan                           Contamination 13:163-168.
minimum ekstrak rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan
A. flavus, F. moniliforme, dan A. niger masing-masing
sebesar 816, 1.682 dan 3.366 mg/L .

More Related Content

What's hot

download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fullFaruk Alrosyidi
 
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...Annisa Listyaindra
 
Cara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izayCara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izaynizar zulfi
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
7 proses pembuatan tempe
7 proses pembuatan tempe7 proses pembuatan tempe
7 proses pembuatan tempehafidzalisni
 
Tehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianTehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianRom Doni
 
bioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabaibioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabaiFarid Habibi
 
Bioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMABioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMAFadila Rahayu
 
Biologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologiBiologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologinurul limsun
 
Andrew hidayat 200428-none
 Andrew hidayat   200428-none Andrew hidayat   200428-none
Andrew hidayat 200428-noneAndrew Hidayat
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Putri Nadhilah
 

What's hot (20)

Pr mikro
Pr mikroPr mikro
Pr mikro
 
Makalah budidaya-dan-farming-system-3
Makalah budidaya-dan-farming-system-3Makalah budidaya-dan-farming-system-3
Makalah budidaya-dan-farming-system-3
 
Pf
PfPf
Pf
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53full
 
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
Cara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izayCara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izay
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
7 proses pembuatan tempe
7 proses pembuatan tempe7 proses pembuatan tempe
7 proses pembuatan tempe
 
Tehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianTehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanian
 
bioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabaibioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabai
 
BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
 
bakteri filosfer
bakteri filosferbakteri filosfer
bakteri filosfer
 
Bioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMABioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMA
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Biologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologiBiologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologi
 
Andrew hidayat 200428-none
 Andrew hidayat   200428-none Andrew hidayat   200428-none
Andrew hidayat 200428-none
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 

Similar to Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur

Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxReview_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxAgathaHaselvin
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxkaekae27
 
Peran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdf
Peran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdfPeran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdf
Peran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdfNurRohmahTriaRomadho
 
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...Repository Ipb
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)Andrew Hutabarat
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangansila_afika
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangansila_afika
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...Repository Ipb
 
Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-noneAndrew Hidayat
 
EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...
EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...
EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...Repository Ipb
 
jenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptx
jenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptxjenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptx
jenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptxAbdulAzzis3
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah parePuspita Eka Rohmah
 
Bakteri aeromonas hydrophila www.atjehnanan.wordpress.com
Bakteri aeromonas hydrophila  www.atjehnanan.wordpress.comBakteri aeromonas hydrophila  www.atjehnanan.wordpress.com
Bakteri aeromonas hydrophila www.atjehnanan.wordpress.comMisbahuddin Atjeh
 
Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)
Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)
Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)Yogi Nugraha
 

Similar to Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur (20)

Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxReview_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
 
1kunyit
1kunyit1kunyit
1kunyit
 
Peran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdf
Peran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdfPeran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdf
Peran dan Pemanfaatan Kapang dalam Bidang Pangan_Kelompok 3.pdf
 
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
 
Antimikroba adila
Antimikroba adilaAntimikroba adila
Antimikroba adila
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangan
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangan
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
 
Intern Sertum
Intern SertumIntern Sertum
Intern Sertum
 
3 eli korlina jeruk
3 eli korlina jeruk3 eli korlina jeruk
3 eli korlina jeruk
 
Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-none
 
EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...
EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...
EFEKTIFITAS REBUSAN CAMPURAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nes...
 
jenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptx
jenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptxjenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptx
jenis daun dan manfaat untuk kesehatan .pptx
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
Bakteri aeromonas hydrophila www.atjehnanan.wordpress.com
Bakteri aeromonas hydrophila  www.atjehnanan.wordpress.comBakteri aeromonas hydrophila  www.atjehnanan.wordpress.com
Bakteri aeromonas hydrophila www.atjehnanan.wordpress.com
 
Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)
Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)
Rahmadiyah azaria rahmah (0910710107)
 

Recently uploaded

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur

  • 1. BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X Volume 9, Nomor 3 Juli 2008 Halaman: 161-164 Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus spp. Penghasil Aflatoksin dan Fusarium moniliforme The activity of galanga (Alpinia galanga) rhizome extract against the growth of filamentous fungi Aspergillus spp. that produce aflatoxin and Fusarium moniliforme NOOR SOESANTI HANDAJANI, TJAHJADI PURWOKO♥ Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta 57126. Diterima: 30 Januari 2008. Disetujui: 4 Mei 2008. ABSTRACT Galanga (Alpinia galanga L.) rhizome was known to inhibit the growth of pathogenic fungi. The antifungal substances of galangal rhizome were found from their volatile oil. The objectives of this experiment were to study the ethanol extract of galangal rhizome against the growth of filamentous fungi Fusarium moniliforme, Aspergillus flavus, Aspergillus terreus, and Aspergillus niger that produce mycotoxin, especially aflatoxin, based on biomass and colony area and to determinate minimum growth inhibitory concentration the extract of galangal rhizome. The extract of galangal rhizome was significant (p<0.05) effective against biomass of F. moniliforme and A. flavus. The extract of galangal rhizome however was significant (p<0.05) effective against colony area of F. moniliforme, A. flavus and A. niger. The minimum growth inhibitory concentration of extracts galangal rhizome against the growth of A. flavus, F. moniliforme and A. niger were 816, 1,682, and 3,366 mg/L repectively. © 2008 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta Key words: Aspergillus spp., Fusarium moniliforme, galangal rhizome extract, minimum growth inhibitory concentration PENDAHULUAN dapat menimbulkan aspergillosis. Fusarium moniliforme merupakan jamur penghasil fomonisin, khususnya Salah satu penyebab kerusakan bahan pangan, fumonisin B1. Selain itu, jamur ini juga menghasilkan asam khususnya biji-bijian adalah kontaminasi jamur selama fusarat, fusarin C, dan moniliformin (Wang, 2000). penyimpanan. Mikotoksin yang umum mencemari biji-bijian Dilaporkan juga bahwa F. moniliforme berhubungan erat adalah aflatoksin dan fumonisin. Selain itu, okratoksin dan dengan penyakit Keshan di Cina. Mazzani dkk. (2001) patulin merupakan mikotoksin yang juga dapat mencemari melaporkan bahwa 26-72% biji tanaman jagung di biji-bijian. Sebanyak 72,2% biji jagung di Thailand Venezuela terserang F. moniliforme dan semuanya terkontaminasi baik oleh fumonisin maupun aflatoksin teridentifikasi mengandung 0,8-1,3 ppm fumonisin. (Yoshizawa dkk., 1996). Aspergillus sp. merupakan jamur Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota yang mampu memproduksi aflatoksin. Handajani dkk. familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas mudah diperoleh (2003) berhasil mengidentifikasi dan menyeleksi jamur di Indonesia dan manjur sebagai obat gosok untuk penyakit penghasil afatoksin yang tumbuh pada beberapa merk petis jamur kulit (panu) sebelum obat-obatan modern berkem- udang komersial antara lain A. flavus, A. niger, A. wentii, A. bang seperti sekarang. Rimpang lengkuas juga digunakan melleus, dan Penicillium citrinum. Aflatoksin dapat sebagai salah satu bumbu masak selama bertahun-tahun mengkontaminasi biji-bijian, buah, daging, keju, produk dan tidak pernah menimbulkan masalah. Manfaat rimpang olahan makanan hasil fermentasi seperti kecap dan oncom lengkuas telah dipelajari oleh para ilmuwan sejak dulu. serta rempah-rempah (Makfoeld, 1990). A. flavus biasanya Rimpang lengkuas memiliki berbagai khasiat di antaranya mengkontaminasi biji jagung dan kacang tanah. Selain sebagai antijamur dan antibakteri. Penelitian Yuharmen menghasilkan aflatoksin, A. flavus juga mampu menginfeksi dkk. (2002) menunjukkan adanya aktifitas penghambatan manusia dan hewan, sehingga menghasilkan penyakit yang pertumbuhan mikrobia oleh minyak atsiri dan fraksi metanol disebut aspergillosis. Aspergillus terreus dan A. niger rimpang lengkuas pada beberapa spesies bakteri dan merupakan jamur yang mampu memproduksi mikotoksin. jamur. Penelitian Sundari dan Winarno (2000) menunjukkan A. terreus menghasilkan beberapa mikotoksin, yaitu bahwa infus ekstrak etanol rimpang lengkuas yang berisi aflatoksin, patulin, dan sitrinin. A. niger memproduksi minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan beberapa okratoksin. A.terreus dan A. niger merupakan jamur yang spesies jamur patogen, yaitu: Tricophyton, Mycrosporum gypseum, dan Epidermo floccasum. Namun penelitian dan penggunaan ekstrak rimpang lengkuas untuk menghambat pertumbuhan jamur filamentus agaknya belum pernah ♥ Alamat korespondensi: dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk Jl. Ir Sutami 36A Surakarta 57126; mengetahui aktivitas antifungi ekstrak rimpang lengkuas Tel.: +62-272-663375, Fax.: +62-272-663375. e-mail: tjahjadipurwoko@yahoo.co.id
  • 2. 162 B I O D I V E R S I T A S Vol. 9, No. 3, Juli 2008, hal. 161-164 terhadap jamur filamentus Fusarium moniliforme dan regresi linier. Setelah diketahui persamaan regresinya, Aspergillus spp. yang mampu memproduksi mikotoksin. maka dihitung konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum, yaitu konsentrasi dimana luas koloninya adalah 50% luas koloni kontrol. BAHAN DAN METODE Bahan HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan meliputi rimpang lengkuas merah, kemikalia seperti kloramfenikol, etanol dan heksana, serta kultur Luas koloni dan biomassa jamur murni jamur Fusarium moniliforme, Aspergillus flavus, A. Secara tradisional rimpang lengkuas digunakan untuk terreus, dan A. niger yang diperoleh dari Food & Nutrition mengobati penyakit panu, kadas, bronkitis, dan reumatik. Culture Collection, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Senyawa kimia utama lengkuas adalah minyak atsiri yang Media Czapex dox agar (CDA) diperoleh dari Merck, tersusun atas eugenol, seskuiterpen, pinen, metil-sinamat, Jerman. kaemferida, galangan, dan galangol. Rimpang lengkuas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang Ekstraksi rimpang lengkuas lengkuas merah. Minyak atsiri lengkuas merah Rimpang lengkuas yang masih segar sebanyak 1 kg mengandung 12 senyawa dan didominasi oleh sineol, diparut dan dikeringkan pada suhu 50°C selama 5 hari. karanol, dan farnesen (Jamal dkk., 1996). Rimpang Setelah kering, 100 kg parutan rimpang lengkuas diekstrak lengkuas efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur dalam 500 mL etanol 70% selama 24 jam pada suhu patogen pada manusia seperti Trichophyton longifusus kamar. Setelah disaring, filtrat dievaporasi dengan rotary (Khattak dkk., 2005), khamir (Janssen dan Scheffer, 1985), evaporator (40°C, vakum). Setelah kering ekstrak ditambah Cryptococcus neoformans dan Microsporum gypseum 10 mL etanol dan 20 mL heksana. Setelah dikocok, lapisan (Phongpaichit dkk., 2005). heksana yang mengandung lemak dibuang. Lapisan etanol Jamur A. niger termasuk dalam katagori mikrobia aman dikeringkan sampai menjadi kristal. Ekstrak kering (1 g) untuk dikonsumsi manusia. Jamur merupakan organisme dilarutkan dalam larutan etanol 1% (1:100; w/v). yang mudah bermutasi. Oleh karena itu, tidak tertutup ke- mungkinan jamur A. niger bermutasi menjadi jamur patogen Uji aktivitas antijamur ekstrak rimpang lengkuas atau penghasil mikotoksin. Baker (2006) menyarankan Ekstrak rimpang lengkuas sebanyak 0 (kontrol), 100, delesi gen-gen penghasil mikotoksin untuk menghilangkan 500, dan 1.000 μL ditambah media CDA yang mengandung kemampuan A. niger memproduksi mikotoksin. Jamur A. 500 ppm kloramfenikol, sampai volume mencapai 10 mL, flavus menunjukkan pertumbuhan cepat pada media CDA sehingga konsentrasi ekstrak lengkuas dalam perlakuan dibandingkan jamur lainnya, meskipun media tersebut adalah 0, 100, 500, dan 1000 mg/L. Suspensi masing- mengandung ekstrak rimpang lengkuas. Hal ini menunjuk- masing jamur (100 μL) yang mengandung 108 spora/mL kan bahwa jamur A. flavus teradaptasi dengan baik pada diinokulasi ke media CDA yang mengandung ekstrak media CDA. Jamur ini merupakan jamur kosmopolit, rimpang lengkuas. Kultur jamur ditumbuhkan pada suhu sehingga mudah ditemukan di berbagai lokasi di dunia dan 30°C sampai 72 jam. Masing-masing sampel dibuat tiga paling mudah ditemukan pada biji-bijian (Wanwright, 1992). ulangan. Luas koloni dan biomassa jamur diukur pada umur Jamur F. moniliforme yang ditanam pada media CDA yang 48 dan 72 jam inkubasi. mengandung ekstrak rimpang lengkuas selama 24 jam tidak menunjukkan pertumbuhan yang diharapkan, yaitu Pengukuran luas koloni dan biomassa jamur tidak diperoleh replika yang memadai. Oleh karena itu Koloni jamur yang tumbuh di media CDA baik yang pertumbuhan diukur setelah 48 dan 72 jam inkubasi. berisi ekstrak rimpang lengkuas maupun kontrol dibuat replika dengan kertas yang telah diketahui luas dan Luas koloni jamur beratnya. Luas koloni diperoleh dengan membandingkan Pada umumnya pengukuran luas koloni jamur meng- berat replika dan berat kertas mula-mula dikali luas mula- gunakan media padat, sedangkan pengukuran biomassa mula. Kultur jamur pada media CDA dikerok dan dilarutkan menggunakan media cair, namun pada penelitian ini dalam 10 mL air steril, kemudian disentrifugasi pada digunakan media padat karena mendukung pengukuran kecepatan 5.000 rpm selama 5 menit. Endapan yang luas koloni dan biomassa. Koloni dapat memberikan diperoleh, dikeringkan pada suhu 60°C selama 4-5 hari, gambaran jumlah miselia jamur hidup. Semakin lebar atau kemudian ditimbang. luas koloni yang dihasilkan, maka semakin banyak jumlah miselia jamur hidup. Jika biomassa tidak dapat digunakan Analisis statistik luas koloni dan biomassa jamur untuk membedakan jamur yang hidup dan mati, maka Data luas koloni dan biomassa masing-masing species koloni dapat digunakan untuk membedakannya. Jika hidup, jamur dianalisis dengan anava faktorial. Faktor waktu maka terjadi perluasan area pertumbuhan miselia, sehingga inkubasi jamur terdiri atas 2 perlakuan, yaitu 48 dan 72 jam. koloni jamur menjadi semakin lebar dan luas. Koloni diukur Faktor konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas terdiri atas 4 berdasarkan luasny. Pengukuran luas koloni dimaksudkan perlakuan, yaitu 0, 100, 500, dan 1000 mg/L. Jika hasil untuk memperkuat data biomassa. Hal ini karena biomassa analisis anava faktorial menunjukkan perbedaan nyata, tidak dapat membedakan miselia yang mati dan hidup, sedangkan luas koloni dapat membedakannya. maka dilakukan analisis lanjut dengan uji Tukey (α=0,05) Koloni kontrol jamur A. flavus lebih luas daripada jamur untuk mengetahui perbedaan antar dosis paparan ekstrak lainnya. Hal ini berbanding lurus dengan biomassanya. rimpang lengkuas. Pertumbuhan luas koloni masing-masing jamur tidak lebih dari dua kali lipat, baik kontrol maupun yang terpapar Analisis konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum ekstrak rimpang lengkuas (Tabel 1.). Pertumbuhan semua Data luas koloni masing-masing species jamur yang jamur terhambat oleh ekstrak rimpang lengkuas. Hal ini menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan dianalisis terlihat pada luas koloni jamur terpapar ekstrak rimpang
  • 3. HANDAJANI dan PURWOKO – Aktivitas ekstrak Alpinia galanga pada Aspergillus spp. dan Fusarium moniliforme 163 lengkuas yang lebih kecil dibandingkan luas koloni jamur tetapi lebih rendah daripada kontrol. Hal ini menunjukkan kontrol. Penghambatan pertumbuhan ekstrak rimpang bahwa terjadi pertumbuhan jamur selama inkubasi 72 jam, lengkuas telah terjadi sejak umur inkubasi 48 jam. Bahkan meskipun di dalam media mengandung ekstrak rimpang pertumbuhan jamur A. niger tampak paling terhambat lengkuas. Dengan demikian ekstrak rimpang lengkuas tidak ekstrak rimpang lengkuas, terlihat dari pertambahan luas mampu membunuh jamur, tetapi hanya menghambat. koloninya yang relatif sedikit. Membandingkan biomassa jamur kontrol dengan biomassa jamur terpapar ekstrak rimpang lengkuas, maka 2 Tabel 1. Luas koloni jamur (cm ) pada media CDA yang terlihat bahwa ekstrak rimpang lengkuas mampu mengandung ekstrak rimpang lengkuas. menurunkan biomassa jamur selama inkubasi 72 jam (Tabel 3). Penghambatan pertumbuhan jamur sudah mulai F.moniliforme A.flavus A. terreus A. niger terlihat pada konsentrasi 1 mg/L ekstrak rimpang lengkuas Inkubasi 48 jam pada umur inkubasi 48 jam. Penghambatan pertumbuhan Kontrol 1,80 19,16 1,70 0,94 100 mg/L 1,24 14,53 1,00 0,81 ekstrak rimpang lengkuas pada umur inkubasi 48 jam 500 mg/L 0,96 10,32 0,92 0,81 terlihat jelas pada A. flavus. Pertumbuhan jamur lainnya 1000 mg/L 1,29 5,27 0,83 0,76 tampaknya terhambat lebih jelas pada umur inkubasi 72 Inkubasi 72 jam jam. Kontrol 2,30 28,94 1,48 1,32 Untuk memperjelas penghambatan ekstrak rimpang 100 mg/L 1,71 17,36 1,57 0,92 lengkuas terhadap produksi biomassa jamur dilakukan 500 mg/L 1,31 10,64 1,53 0,80 analisis statistik. Analisis statistik biomassa jamur A. flavus 1000 mg/L 1,49 14,06 1,57 1,04 dan F. moniliforme menunjukkan bahwa terdapat Tabel 2. Analisis statistik luas koloni jamur pada media CDA yang perbedaan signifikan antar-perlakuan konsentrasi ekstrak mengandung ekstrak rimpang lengkuas. rimpang lengkuas (Tabel 4), sedangkan analisis statistik biomassa jamur A. terreus dan A. niger tidak berbeda F. moniliforme A. flavus A. terreus A. niger signifikan. Dengan demikian ekstrak rimpang lengkuas Kontrol 2,05 a 24,05 a 1,59 a 1,13 a efektif menghambat produksi biomassa jamur A. flavus dan ab b a ab 100 mg/L 1,48 15,94 1,28 0,90 F. Moniliforme, namun perlu diperhatikan bahwa biomassa b c a b 500 mg/L 1,13 10,48 1,22 0,86 merupakan kumpulan miselia atau filamen-filamen jamur ab c a b 1000 mg/L 1,39 9,67 1,20 0,80 baik yang hidup maupun mati. a-c: angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) pada kolom sama. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum Tabel 3. Biomassa (mg) oleh jamur pada media CDA yang Luas koloni dan biomassa jamur terus bertambah mengadung ekstrak rimpang lengkuas. meskipun lebih rendah daripada kontrol (Tabel 1 & 3). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antijamur pada ekstrak F.moniliforme A.flavus A. terreus A. niger rimpang lengkuas hanya bersifat fungistatik. Hal ini Inkubasi 48 jam menguntungkan, karena sel inang dapat mengembangkan Kontrol 2,00 64,00 2,00 1,33 sistem pertahanan diri ketika terserang oleh jamur-jamur 100 mg/L 3,00 20,00 1,33 1,67 tersebut. Penelitian Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan 500 mg/L 4,67 23,33 2,67 2,67 bahwa ekstrak metanol efektif terhadap Rhizopus sp. dan 1000 mg/L 2,33 24,67 2,67 3,00 Neurospora sp. Inkubasi 72 jam Kontrol 14,00 594,00 5,00 6,00 Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum 100 mg/L 10,33 256,67 7,67 4,33 tidak sama dengan konsentrasi penghambatan minimum 500 mg/L 9,00 42,00 8,67 4,67 yang biasa digunakan untuk analisis senyawa antimikrobia. 1000 mg/L 10,00 64,67 6,67 4,33 Konsentrasi penghambatan minimum biasanya mengguna- kan media cair dan parameter yang diukur adalah jumlah Tabel 4. Analisis statistik biomassa jamur pada media CDA yang pembentuk koloni (colony forming unit), sedangkan mengadung ekstrak rimpang lengkuas. konsentrasi penghambatan minimum adalah konsentrasi senyawa antimikrobia yang mampu menghambat 50% F.moniliforme A. flavus A. terreus A. niger a a a a pertumbuhan mikrobia. Luas koloni menunjukkan kuantitas Kontrol 8,00 329,00 3,50 3,67 100 mg/L 6,67 ab 138,33 b 4,50 a 3,00 a pertumbuhan jamur yang hidup, maka untuk mengetahui 500 mg/L 6,83 ab 32,67 c 5,67 a 3,67 a konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum 1000 mg/L 4,50 b 44,67 bc 4,67 a 3,67 a digunakan data luas koloni. a-c: huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) Persamaan regresi ekstrak rimpang lengkuas terhadap pada kolom sama. luas koloni jamur A. flavus, F. moniliforme, dan A. niger menunjukkan signifikansi sebesar p<0,05; p>0,05; dan Analisis statistik luas koloni jamur F. moniliforme, A. p>0,05 (Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa persamaan flavus, dan A. niger menunjukkan perbedaan signifikan regresi ekstrak rimpang lengkuas terhadap luas koloni yang antar-perlakuan ekstrak rimpang lengkuas (Tabel 2). Hasil dapat dipercaya adalah persamaan regresi ekstrak rimpang analisis statistik luas koloni memperkuat hasil analisis lengkuas terhadap luas koloni A. flavus. Hal ini terlihat pada statistik biomassa. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum F. rimpang lengkuas mampu menghambat pertumbuhan tiga moniliforme dan A. niger, yaitu 1.682 dan 3.366 mg/L di luar jamur tersebut, yaitu F. moniliforme, A. flavus, dan A. niger. kisaran konsentrasi yang digunakan, yaitu 0 sampai 1000 mg/L. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum Biomassa jamur ekstrak rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan A. flavus Biomassa jamur terus meningkat selama inkubasi 72 sebesar 816 mg/L. Nilai sebesar itu menunjukkan bahwa jam (Tabel 3). Biomassa jamur A. flavus kontrol paling ekstrak rimpang lengkuas tidak mampu menghambat tinggi peningkatannya, yaitu sembilan kali lipat. Biomassa pertumbuhan jamur filamentus A. flavus. Hasil penelitian jamur terpapar ekstrak rimpang lengkuas juga meningkat, Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan bahwa fraksi metanol
  • 4. 164 B I O D I V E R S I T A S Vol. 9, No. 3, Juli 2008, hal. 161-164 ekstrak rimpang lengkuas tidak efektif menghambat UCAPAN TERIMA KASIH Peniillium sp. Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tabel 5. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan minimum Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indone- ekstrak rimpang lengkuas terhadap jamur. sia dengffdan Surat Perjanjian No. 006/SP2H/PP/DP2M/III/ 2007, tanggal 29 Maret 2007. Penulis mengucapkan terima Konsentrasi Signi- kasih kepada Rory A. Kristiawan yang telah membantu penghambatan Jenis Persamaan regresi fikansi penelitian ini. pertumbuhan minimum (mg/L) A. flavus Y = 19,907-0,012200X p<0,05 816 F. moniliforme Y = 1,716-0,000510X p>0,05 1.682 DAFTAR PUSTAKA A. niger Y = 1,983-0,000146X p>0,05 3.366 Keterangan: X: konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas (mg/L), Y: Baker, S.E. 2006. Aspergillus niger genomics: past, present and into the 2 luas koloni jamur (cm ). future. Medical Mycology 44: 517-521. Handajani N.S., R. Setyaningsih, dan T. Widiyani. 2003. Deteksi Aflatoksin Jamur dapat menyerang hewan dan manusia melalui B1 pada Petis Udang Komersial. [Artikel Penelitian Dosen Muda]. dua cara, yaitu melalui produksi mikotoksin dan infeksi Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Haraguchi, H., Y. Kuwata, K. Inada, K. Shingu, K. Miyahara, M. Nagao, and jamur. Pada umumnya Aspergillus mampu memproduksi A. Yagi. 1996. Antifungal activity from Alpinia galanga and the mikotoksin. Bahkan A. niger yang bernilai ekonomis juga competition for incorporation of unsaturated fatty acids in cell growth. mampu memproduksi mikotoksin, karena memiliki gen yang Planta Medica 62:308-313. Jamal, Y., T. Murningsih, dan P.N. Evita. 1996. Identifikasi minyak atsiri dan mampu memproduksinya (Baker, 2006). Infeksi jamur pada uji kuantitatif dari lengkuas merah (Alpinia galanga L.). Bogor: hewan dan manusia diawali dengan terhirupnya spora Puslitbang Biologi, LIPI. jamur oleh hewan dan manusia. Ketika tumbuh jaringan Janssen A.M., and J.J. Scheffer. 1985. Acetoxychavicol acetate, an hidup, biasanya jamur tersebut berbentuk sel tunggal antifungal component of Alpinia galanga. Planta Medica 51: 507-511. Khattak S., S. Rehman , U.H Shah, W. W. Ahmad, and M. Ahmad, 2005, (khamir). Bentuk khamir merupakan bentuk adaptif jamur Biological effects of indigenous medicinal plants Curcuma longa and patogen oportunistik untuk bertahan hidup. Jika jamur Alpinia galanga. Fitoterapia 76: 254-257. tersebut hidup, maka tidak tertutup kemungkinan akan Makfoeld, D. 1990. Mikotoksin Pangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Mazzani, C., O. Borges, O. Luzon, V. Barrientos, and P. Quijada. 2001. memproduksi mikotoksin. Occurrence of Fusarium moniliforme and fumonisins in kernels of Penelitan sebelumnya tentang rimpang lengkuas maize hybrids in Venezuela. Brazilian Journal of Microbiology 32: 517- biasanya difokuskan pada aktivitas antijamur patogen. 523. Mekanisme penghambatan pertumbuhan ekstrak rimpang Muangnoi, P., M. Lu, J. Lee, A. Thepouyporn, R. Mirzayans, X.C. Le, M. Weinfeld, and S. Changbumrung. 2007. Cytotoxicity, apoptosis and DNA lengkuas kemungkinan melalui perusakan permeabilitas damage induced by Alpinia galanga rhizome extract. Planta Medica 73: membran sel (Haraguchi dkk., 1996). Penerapan ekstrak 748-754. rimpang lengkuas harus hati-hati, karena memiliki efek Phongpaichit, S., S. Subhadhirasakul, and C. Wattanapiromsakul. 2005. Antifungal activities of extracts from Thai medicinal plants against sitotoksisitas dan mampu merusak DNA pada enam sel opportunistic fungal pathogens associated with AIDS patients. Mycoses manusia (human cell line), yaitu sel normal, sel p53-inaktif, 48: 333-338. fibroblast, sel epitelium normal, sel tumor payudara dan sel Sundari, D. dan M.W. Winarno. 2000. Informasi tumbuhan obat sebagai anti adenokarsinoma paru-paru (Muangnoi dkk., 2007). jamur. Jakarta: Puslitbang-Balitbangkes Depkes RI. Wang, Z.G. 2000. The first find of yeast-like cells of Fusarium moniliforme and mechanism of infection injury. Abstract of International Conference of Antimicrobial Agents and Chemotheraphy. Beijing, 17-20 September 2000. KESIMPULAN Yuharmen, Y., Y. Eryanti, dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal Ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga) memiliki Nature Indonesia, 4 (2): 178-183. Yoshizawa, T., A. Yamashita, and N. Chokethaworn. 1996. Occurrence of aktivitas antijamur terhadap jamur filamentus, meskipun fumonisins and aflatoxins in corn from Thailand. Food Additive and tidak kuat. Konsentrasi penghambatan pertumbuhan Contamination 13:163-168. minimum ekstrak rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan A. flavus, F. moniliforme, dan A. niger masing-masing sebesar 816, 1.682 dan 3.366 mg/L .