SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
A
F a k u l t a s P e r t a n i a n U n i v e r s i t a s A n d a l a s
2014
Ralstonia solanacearum
Daur hidup, gejala dan pengendalian pada tanaman cabai
Serta teknik pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus
Oleh : Rinta Rachmawati (1210212010)
Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura I
PS. Agroekoteknologi
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
BAB II ISI ........................................................................................................................ 5
2.1 Deskripsi Ralstonia solanacearum......................................................................... 5
2.2 Gejala Serangan Ralstonia solanacearum.............................................................. 5
2.3 Pengendalian Ralstonia solanacearum................................................................... 6
2.4 Virus ....................................................................................................................... 6
2.5 Penularan Virus ...................................................................................................... 8
2.6 Pengendalian Penyakit Akibat Virus...................................................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Adapun
tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Teknologi
Produksi Tanaman Pangan I.
Makalah ini membahas mengenai salah satu bakteri penyebab penyakit pada
tanaman cabai, yaitu Ralstonia solanacearum. Selain itu beberapa informasi mengenai
teknik pengendalian penyakit yang diakibatkan oleh virus juga turut penulis berikan
dalam makalah ini.
Penulis sadar masih terdapat kekurangan dalam malakah ini, karenanya penulis
senantiasa menerima kritik maupun saran demi perbaikan untuk kedepannya. Penulis
juga berharap makalah ini dapat berguna bagi orang banyak. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Padang, April 2014
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang banyak digemari masyarakat. Salah satu spesies cabai yang banyak dibudidayakan
adalah cabai merah. Selain dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi sebagai
bumbu masakan dan sebagai bahan baku industry. Cabai juga digunakan dalam indsutri
pangan, pakan unggas dan farmasi. Cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1). Cabai merupakan
salah satu komoditas penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia selain itu
dapat menaikan pendapatan petani dan memiliki peluang ekspor sehingga dapat
membuka kesempatan kerja.
Klasifikasi tanaman cabai menurut Plantamor.com :
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesiec : Capsicum sp.
Cabai termasuk tanaman yang mudah terkena serangan hama dan patogen, akan
tetapi yang sulit untuk mengamati penyakit yang disebabkan oleh mikroba. Mikroba
berukuran sangat kecil dan penyebarannnya melalui berbagai macam vektor. Yang
termasuk mikroba penyebab penyakit tanaman cabai adalah bakteri, jamur,dan virus.
Gangguan penyakit pada tanaman cabai sangat kompleks, baik di musim panas
maupun penghujan dan jelas membawa kerugian yang seringkali tidak kecil. Layu
bakteri pada tanaman cabai merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada
tanaman cabai. Penyakit ini disebabkan oleh Ralstonia solanacearum (yang dulunya
bernama Psedomonas solanacearum). Penyakit ini sulit untuk dikendalikan. Kendala
4
tersebut disebabkan oleh kompleksitas R. solanacearum, baik banyaknya ragam
virulensi, tanaman inang, cara penyebaran, kemampuan bertahan hidup di dalam tanah
dan air, maupun terbatasnya gen ketahanan pada tanaman. Untuk itu diperlukan suatu
tindakan pengendalian yang sesuai dengan pengedalian hama terpadu namun sebelum
mengedalikan penyakit ini kita harus mengetahui siklus hidup pathogen R.
solanacearum agar kita dapat melakukan tindakan pengendalian yang tepat sasaran.
5
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi Ralstonia solanacearum
Kingdom : Prokaryotae
Divisi : Gracilicutes
Subdivisi : Proteobacteria
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Ralstonia
Spesies : Ralstonia solanacearum
R. solanacearum berbentuk batang, bersifat gram negatif (Nasrun dan Nuryani,
2007), aerob, tidak berspora, bergerak dengan satu flagel di kutub (monotrik),
berukuran 0,5 – 0,7 x 1,5 – 2,0 µm. R. solanacearum dapat tumbuh pada tanah dengan
pH 4 – 8,5 dengan suhu 13 – 37o
C (Schaad et al., 2001).
Bakteri ini mempunyai kisaran inang yang luas dan dapat dikelompokkan
menjadi 5 ras. Ras 1 menyerang tanaman tembakau, tomat dan famili solanaceae
lainnya, ras 2 menyerang tanaman pisang, ras 3 menyerang tanaman kentang, ras 4
menyerang tanaman jahe, dan ras 5 menyerang tanaman mulberry. Patogen dari R.
solanacearum dapat bertahan di air dan tanah sampai 2 tahun (Hayward, 1964)
Siklus hidup R. solanacearum dimulai dari terjadinya infeksi patogen ke dalam
akar, baik secara sendiri maupun melalui luka yang dibuat oleh nematoda, serangga atau
akibat alat-alat pertanian. Setelah berhasil masuk ke dalam jaringan akar R.
solanacearum akan berkembang biak di dalam pembuluh kayu (xylem), akar dan
pangkal batang. R. solanacearum kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman dan
mengakibatkan tersumbatnya pembuluh sehingga transportasi air maupun mineral dari
tanah terhambat dan tanaman menjadi layu lalu mati (Supriadi 1994).
2.2 Gejala Serangan Ralstonia solanacearum
Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum
ditandai dengan layunya tanaman seperti bekas tersiram air panas. Setelah beberapa hari
tanaman akan mati. Tanda lainnya adalah terdapatnya bercak-bercak cokelat pada
berkas pembuluh batang jika batang tanaman dipotong. Jika batang tanaman cabai ini
6
direndam dalam air jernih, setelah beberapa menit akan keluar semacam cairan
berwarna cokelat susu dari batang yang merupakan massa dari bakteri R. solanacearum.
2.3 Pengendalian Ralstonia solanacearum
Pengendalian R. solanacearum secara terpadu dapat dilakukan dengan cara
pencegahan masuknya patogen pada lahan yang sehat, pemusnahan (eradikasi),
modifikasi lingkungan, menggunakan tanaman resisten, dan pengendalian dengan agen
hayati. Namun apabila cara-cara tersebut sudah tidak efektif lagi, maka dapat dilakukan
tindakan berupa penyemprotan pestisida (tidak disarankan).
Upaya pencegahan patogen dapat dimulai dengan menggunakan benih yang
berasal dari tanaman sehat serta mencari tahu informasi penggunaan lahan sebelumnya.
Menanam tanaman sama atau sejenis pada lahan bekas terserang R. solanacearum
meningkatkan resiko terjadinya gagal panen. Selain itu keluar masuknya pekerja ke
dalam suatu kebun harus diperhatikan, seperti mengganti atau membersihkan alas kali
dan peralatan yang sebelumnya dipakai di kebun lain agar patogen dari kebun lain tidak
berpindah (Supriadi, 2011).
Eradikasi merupakan pemusnahan patogen dengan cara membuang bagian
tanaman yang terserang. Akan tetapi, eradikasi hanya efektif apabila sebaran patogen
masih terbatas. Salah satu cara dalam memodifikasi lingkungan adalah dengan
menerapkan sistem rotasi tanaman dan tumpang sari dengan tanaman bukan inang
(Supriadi, 2011).
Dari semua metode, cara paling efektif untuk mengendalikan R. solanacearum
adalah dengan menanam varietas resisten. Mikroba antagonis mempunyai potensi yang
sangat baik untuk mengendalikan R. solanacearum, karena di samping menghasilkan
toksin yang secara langsung membunuh patogen, juga dapat menghasilkan senyawa
penginduksi ketahanan dan pertumbuhan tanaman. Bakteri antagonis, seperti Bacillus
spp. dan Pseudomonas fluorescens menunjukkan aktivitas antibakteri yang cukup pada
skala laboratorium (Supriadi, 2011).
2.4 Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
7
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri.Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariot (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariot
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel) (Musnadi, 2011).
Menurut Musnadil (2011), virus memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Rata-rata berukuran 0,02-0,3 µm
b. Struktur tubuh virus berupa DNA/RNAyang dikeliling kapsid (selaput yang tersusun
dari unit- unit protein disebut kapsomer.
c. Bentuk tubuh beranekaragam : bersegi banyak memanjang (flamen), bentuk batang
(silindris), bentuk bulat (coccus).
d. Virus mempunyai dua fase yaitu di dalam sel inang atau di luar sel inang . Sel inang
yaitu : sel makhluk hidup yang diinfeksi oleh parasit.
e. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat, yaitu : sebagai makhluk hidup, karena
virus dapat bereproduksi serta mempunyai DNA. Sebagai benda mati, karena virus
dapat dikristalkan sehingga menyerupai benda mati bersifat aseluler (bukan sel).
Virus dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu :
1. Daur Lisis/Litik
2. Daur Lisogenik
8
2.5 Penularan Virus
Menurut Akhmad (2013), penularan virus pada tanaman dapat terjadi dalam
banyak cara, seperti :
1. Penularan melalui cantuman (sambung) terjadi karena virus bersifat sistemik.
Sehingga persatuan pembuluh antara batang bawah dan batang atas memberikan
kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui aliran asimilat yang mengalir dalam
pembuluh.
2. Penularan dengan tali putri (Cuscuta sp.). Beberapa jenis tali putri kususnya C.
campestris dan C. subinclosa mampu menularkan virus. Cuscuta adalah tumbuhan
parasit yang tidak mimiliki klorofil dengan batang yang memiliki haustoria yang
masuk kedalam berkas pembuluh inang.
3. Penularan melalui alat perkembangbiakan vegetatif seperti umbi lapis, umbi sisik,
akar, tunas okulasi, dan kayu berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat penyakit
oleh virus yang sistemik.
4. Penularan melalui biji dan serbuk sari. Awalnya biji anggap sebagai bagian yang
bebas dari virus walaupun tanaman tersebut sakit karena virus.
5. Penularan melalui serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis mulut
serangga. Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus.
6. Penularan melalui organisme tanah seperti nematoda ekoparasit yang hidup bebas.
7. Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke
tumbuhan sehat.
2.6 Pengendalian Penyakit Akibat Virus
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengedalikan penyebaran penyakit
yang diakibatkan oleh virus, khususnya pada tanaman cabai adalah sebagai berikut :
a. Melakukan upaya preventif dengan penggunaan benih tahan virus.
b. Mengolah lahan dengan baik dan pemupukan yang berimbang.
c. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik
yang telah dilubangi. Dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m.
d. Tempat persemaian yang terisolasi jauh dari lahan yang terserang penyakit.
e. Menanam varietas yang agak tahan atau toleran terhadap virus maupun serangga
penular.
9
f. Menggunakan bibit tanaman yang sehat (tidak mengandung virus) atau bukan berasal
dari daerah terserang.
g. Mengatur waktu tanam agar tidak bersamaan dengan tingginya populasi serangga
penular, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, dan pergiliran tanaman dengan tanaman
yang bukan inang dari virus maupun.
h. Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala segera dicabut dan
dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang sehat.
i. Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu atau
gulma berdaun lebar dari jenis babadotan, gulma bunga kancing, dan ciplukan yang
dapat menjadi tanaman inang virus.
j. Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di dataran rendah dapat
mengurangi infestasi serangga pengisap daun.
k. Menanam pembatas atau barrier (titonia) terutama dipinggir pertanaman cabai.
l. Pengendalian dengan insektisida kimiawi secara bijaksana (5T)
m. Pelepasan musuh alami.
n. Pemantuan jumlah serangga vektor (misal : kutu kebul) dan pengendaliannya mulai
dari pembibitan sampai di pertanaman agar diketahui lebih dini timbulnya gejala
penyakit dan penyebarannya dapat dicegah.
10
BAB III
PENUTUP
Tanaman cabai yang terserang penyakit layu bakteri
Capsicum sp. Merupakan salah satu komoditas hortikultura yang digemari
masyarakat Indonesia karena kegunaannya sebagai penambah rasa. Untuk memenuhi
permintaan pasar akan cabai, budidaya harus ditingkatkan dari segala aspek. Salah satu
masalah yang dialamai para petani cabai ialah penyakit layu bakteri yang disebabkan
oleh Ralstonia solanacearum. Setiap masalah pasti memiliki solusi, untuk mengatasi
penyakit layu bakteri dapat dilakukan pencegahan masuknya patogen pada lahan yang
sehat, pemusnahan (eradikasi), modifikasi lingkungan yang dapat menekan
perkembangan patogen di dalam tanah, penanaman tanaman resisten, pengendalian
dengan agen hayati dan pestisida nabati.
Selain itu, cabai juga dapat terkena penyakit yang diakibatkan oleh virus. Untuk
itu, pengendalian dapat dilakukan mulai dari pengolahan tanah, penanaman, dan
pemeliharaan. Dengan pengendalian yang maksimal, diharapkan serangan virus dapat
diatasi, sehingga produktivitas tanaman cabai dapat maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2012. Informasi Spesies : Cabai. Dikutip dari http://www.plantamor.com/ pada
tanggal 26 April 2014
Akhmad, Fadloli. 2013. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman – Penyakit Tanaman.
Dikutip dari http://www.slideshare.net/fadollyachmad/ pada tgl 27 April 2014
Hayward, A.C. 1964. Characteristics of Pseudomonas solanacearum. J. Appl. Bacterial
27(2): 265−277.
Musnadil. 2011. Penait Tanaman Oleh Virus. Dikutip dari
http://www.slideshare.net/musnadil/ pada tanggal 27 April 2014
Schaad, N.W. 2001. Initial Identification of Common Genera. In: Schaad, N. W.,
J. B. Jones. And W. Chun (Eds). Laboratory Guide for Identification of
Plant Pathogenic Bacteria. 3rd edition. APS Press. St. Paul. Minnesota
Supriadi. 2011. Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanecearum): dampak, bioekologi,
dan peranan teknologi pengendaliannya. Dikutip dari
http://pustaka/litbang/deptan.go.id pada 26 April 2014

More Related Content

What's hot

Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianAnisa Salma
 
Tujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalahTujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalahRauf Assegaf
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanwika_wibowo
 
Bab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIAN
Bab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIANBab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIAN
Bab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIANNanda Saragih
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN Muhammad Eko
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Novia Tri Handayani S
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhEkoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhWahyu Yuns
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Begawan Lereng Muria
 
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...f' yagami
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanamanAli Babang
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnahNurul Sholehuddin
 
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaTugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJean Tambunan
 
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANPRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANSri Wahyuni
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistemmuditateach
 

What's hot (20)

Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Tujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalahTujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalah
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
 
Bab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIAN
Bab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIANBab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIAN
Bab 4 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DISVERSIFIKASI PERTANIAN
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Zelmi bai
Zelmi baiZelmi bai
Zelmi bai
 
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhEkoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
 
Powerpoint talas
Powerpoint talasPowerpoint talas
Powerpoint talas
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
 
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
 
Soal soal dasgro kel 1
Soal soal dasgro kel 1Soal soal dasgro kel 1
Soal soal dasgro kel 1
 
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaTugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
 
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANPRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistem
 

Viewers also liked

Strategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaStrategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaKusuma Darma
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahanFebrina Tentaka
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Wahyu Setyawan
 
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianProduksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianEmma Femi
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenGoogle
 
Makalah budidaya tanaman perkebunan kelompok
Makalah budidaya tanaman perkebunan kelompokMakalah budidaya tanaman perkebunan kelompok
Makalah budidaya tanaman perkebunan kelompokSuparmanto Alam
 
Pengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura IndonesiaPengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura Indonesialodzi
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Fitri Hamasah
 
Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013Hearty Paws
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 

Viewers also liked (20)

Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Strategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaStrategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikultura
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
 
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianProduksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
 
Makalah budidaya tanaman perkebunan kelompok
Makalah budidaya tanaman perkebunan kelompokMakalah budidaya tanaman perkebunan kelompok
Makalah budidaya tanaman perkebunan kelompok
 
Pengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura IndonesiaPengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura Indonesia
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung
 
Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
transplanting
 transplanting transplanting
transplanting
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Ppt mutiara
Ppt mutiaraPpt mutiara
Ppt mutiara
 
Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 

Similar to Makalah hortikultura

Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanLeman Shah Mizatie
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramSarah Kartika
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriUnny Ru
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optAdiluhungAhsan1
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfSheirindaAkhirusaniS
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanamanAlfie Kesturi
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptLiliWardani1
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaNike Triwahyuningsih
 

Similar to Makalah hortikultura (20)

Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
 

More from Rinta Rachmawati (20)

Sumber Ajaran Islam (ke-2)
Sumber Ajaran Islam (ke-2)Sumber Ajaran Islam (ke-2)
Sumber Ajaran Islam (ke-2)
 
Peluang dan Alternatif Usaha
Peluang dan Alternatif UsahaPeluang dan Alternatif Usaha
Peluang dan Alternatif Usaha
 
Tariga - Motivasi Usaha
Tariga - Motivasi UsahaTariga - Motivasi Usaha
Tariga - Motivasi Usaha
 
Hama
HamaHama
Hama
 
Partisipasi Petani dalam Penyuluhan
Partisipasi Petani dalam PenyuluhanPartisipasi Petani dalam Penyuluhan
Partisipasi Petani dalam Penyuluhan
 
Predator
PredatorPredator
Predator
 
Layu Fusarium Tanaman Tomat
Layu Fusarium Tanaman TomatLayu Fusarium Tanaman Tomat
Layu Fusarium Tanaman Tomat
 
Indonesia dan Pendidikan
Indonesia dan PendidikanIndonesia dan Pendidikan
Indonesia dan Pendidikan
 
Enzim dan Fotosintesis
Enzim dan FotosintesisEnzim dan Fotosintesis
Enzim dan Fotosintesis
 
Tugas 1 ~ genetika dasar
Tugas 1 ~ genetika dasarTugas 1 ~ genetika dasar
Tugas 1 ~ genetika dasar
 
Kelompok dan organisasi sosial
Kelompok dan organisasi sosialKelompok dan organisasi sosial
Kelompok dan organisasi sosial
 
Kelembagaan sosial
Kelembagaan sosialKelembagaan sosial
Kelembagaan sosial
 
Kebudayaan dan masyarakat
Kebudayaan dan masyarakatKebudayaan dan masyarakat
Kebudayaan dan masyarakat
 
Interaksi sosial dan perubahan sosial
Interaksi sosial dan perubahan sosialInteraksi sosial dan perubahan sosial
Interaksi sosial dan perubahan sosial
 
Soft skill untuk mahasiswa unand
Soft skill untuk mahasiswa unandSoft skill untuk mahasiswa unand
Soft skill untuk mahasiswa unand
 
Water for our life
Water for our lifeWater for our life
Water for our life
 
Iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhirIman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir
 
Materi genetika
Materi genetikaMateri genetika
Materi genetika
 
Hidrogen
HidrogenHidrogen
Hidrogen
 
Golongan IVA
Golongan IVAGolongan IVA
Golongan IVA
 

Recently uploaded

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 

Makalah hortikultura

  • 1. A F a k u l t a s P e r t a n i a n U n i v e r s i t a s A n d a l a s 2014 Ralstonia solanacearum Daur hidup, gejala dan pengendalian pada tanaman cabai Serta teknik pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus Oleh : Rinta Rachmawati (1210212010) Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura I PS. Agroekoteknologi
  • 2. 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3 BAB II ISI ........................................................................................................................ 5 2.1 Deskripsi Ralstonia solanacearum......................................................................... 5 2.2 Gejala Serangan Ralstonia solanacearum.............................................................. 5 2.3 Pengendalian Ralstonia solanacearum................................................................... 6 2.4 Virus ....................................................................................................................... 6 2.5 Penularan Virus ...................................................................................................... 8 2.6 Pengendalian Penyakit Akibat Virus...................................................................... 8 BAB III PENUTUP........................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11
  • 3. 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I. Makalah ini membahas mengenai salah satu bakteri penyebab penyakit pada tanaman cabai, yaitu Ralstonia solanacearum. Selain itu beberapa informasi mengenai teknik pengendalian penyakit yang diakibatkan oleh virus juga turut penulis berikan dalam makalah ini. Penulis sadar masih terdapat kekurangan dalam malakah ini, karenanya penulis senantiasa menerima kritik maupun saran demi perbaikan untuk kedepannya. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi orang banyak. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. wb. Padang, April 2014
  • 4. 3 BAB I PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak digemari masyarakat. Salah satu spesies cabai yang banyak dibudidayakan adalah cabai merah. Selain dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi sebagai bumbu masakan dan sebagai bahan baku industry. Cabai juga digunakan dalam indsutri pangan, pakan unggas dan farmasi. Cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1). Cabai merupakan salah satu komoditas penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia selain itu dapat menaikan pendapatan petani dan memiliki peluang ekspor sehingga dapat membuka kesempatan kerja. Klasifikasi tanaman cabai menurut Plantamor.com : Kingdom : Plantae Sub-kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub-kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Spesiec : Capsicum sp. Cabai termasuk tanaman yang mudah terkena serangan hama dan patogen, akan tetapi yang sulit untuk mengamati penyakit yang disebabkan oleh mikroba. Mikroba berukuran sangat kecil dan penyebarannnya melalui berbagai macam vektor. Yang termasuk mikroba penyebab penyakit tanaman cabai adalah bakteri, jamur,dan virus. Gangguan penyakit pada tanaman cabai sangat kompleks, baik di musim panas maupun penghujan dan jelas membawa kerugian yang seringkali tidak kecil. Layu bakteri pada tanaman cabai merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada tanaman cabai. Penyakit ini disebabkan oleh Ralstonia solanacearum (yang dulunya bernama Psedomonas solanacearum). Penyakit ini sulit untuk dikendalikan. Kendala
  • 5. 4 tersebut disebabkan oleh kompleksitas R. solanacearum, baik banyaknya ragam virulensi, tanaman inang, cara penyebaran, kemampuan bertahan hidup di dalam tanah dan air, maupun terbatasnya gen ketahanan pada tanaman. Untuk itu diperlukan suatu tindakan pengendalian yang sesuai dengan pengedalian hama terpadu namun sebelum mengedalikan penyakit ini kita harus mengetahui siklus hidup pathogen R. solanacearum agar kita dapat melakukan tindakan pengendalian yang tepat sasaran.
  • 6. 5 BAB II ISI 2.1 Deskripsi Ralstonia solanacearum Kingdom : Prokaryotae Divisi : Gracilicutes Subdivisi : Proteobacteria Famili : Pseudomonadaceae Genus : Ralstonia Spesies : Ralstonia solanacearum R. solanacearum berbentuk batang, bersifat gram negatif (Nasrun dan Nuryani, 2007), aerob, tidak berspora, bergerak dengan satu flagel di kutub (monotrik), berukuran 0,5 – 0,7 x 1,5 – 2,0 µm. R. solanacearum dapat tumbuh pada tanah dengan pH 4 – 8,5 dengan suhu 13 – 37o C (Schaad et al., 2001). Bakteri ini mempunyai kisaran inang yang luas dan dapat dikelompokkan menjadi 5 ras. Ras 1 menyerang tanaman tembakau, tomat dan famili solanaceae lainnya, ras 2 menyerang tanaman pisang, ras 3 menyerang tanaman kentang, ras 4 menyerang tanaman jahe, dan ras 5 menyerang tanaman mulberry. Patogen dari R. solanacearum dapat bertahan di air dan tanah sampai 2 tahun (Hayward, 1964) Siklus hidup R. solanacearum dimulai dari terjadinya infeksi patogen ke dalam akar, baik secara sendiri maupun melalui luka yang dibuat oleh nematoda, serangga atau akibat alat-alat pertanian. Setelah berhasil masuk ke dalam jaringan akar R. solanacearum akan berkembang biak di dalam pembuluh kayu (xylem), akar dan pangkal batang. R. solanacearum kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman dan mengakibatkan tersumbatnya pembuluh sehingga transportasi air maupun mineral dari tanah terhambat dan tanaman menjadi layu lalu mati (Supriadi 1994). 2.2 Gejala Serangan Ralstonia solanacearum Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum ditandai dengan layunya tanaman seperti bekas tersiram air panas. Setelah beberapa hari tanaman akan mati. Tanda lainnya adalah terdapatnya bercak-bercak cokelat pada berkas pembuluh batang jika batang tanaman dipotong. Jika batang tanaman cabai ini
  • 7. 6 direndam dalam air jernih, setelah beberapa menit akan keluar semacam cairan berwarna cokelat susu dari batang yang merupakan massa dari bakteri R. solanacearum. 2.3 Pengendalian Ralstonia solanacearum Pengendalian R. solanacearum secara terpadu dapat dilakukan dengan cara pencegahan masuknya patogen pada lahan yang sehat, pemusnahan (eradikasi), modifikasi lingkungan, menggunakan tanaman resisten, dan pengendalian dengan agen hayati. Namun apabila cara-cara tersebut sudah tidak efektif lagi, maka dapat dilakukan tindakan berupa penyemprotan pestisida (tidak disarankan). Upaya pencegahan patogen dapat dimulai dengan menggunakan benih yang berasal dari tanaman sehat serta mencari tahu informasi penggunaan lahan sebelumnya. Menanam tanaman sama atau sejenis pada lahan bekas terserang R. solanacearum meningkatkan resiko terjadinya gagal panen. Selain itu keluar masuknya pekerja ke dalam suatu kebun harus diperhatikan, seperti mengganti atau membersihkan alas kali dan peralatan yang sebelumnya dipakai di kebun lain agar patogen dari kebun lain tidak berpindah (Supriadi, 2011). Eradikasi merupakan pemusnahan patogen dengan cara membuang bagian tanaman yang terserang. Akan tetapi, eradikasi hanya efektif apabila sebaran patogen masih terbatas. Salah satu cara dalam memodifikasi lingkungan adalah dengan menerapkan sistem rotasi tanaman dan tumpang sari dengan tanaman bukan inang (Supriadi, 2011). Dari semua metode, cara paling efektif untuk mengendalikan R. solanacearum adalah dengan menanam varietas resisten. Mikroba antagonis mempunyai potensi yang sangat baik untuk mengendalikan R. solanacearum, karena di samping menghasilkan toksin yang secara langsung membunuh patogen, juga dapat menghasilkan senyawa penginduksi ketahanan dan pertumbuhan tanaman. Bakteri antagonis, seperti Bacillus spp. dan Pseudomonas fluorescens menunjukkan aktivitas antibakteri yang cukup pada skala laboratorium (Supriadi, 2011). 2.4 Virus Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
  • 8. 7 makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariot (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariot (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel) (Musnadi, 2011). Menurut Musnadil (2011), virus memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Rata-rata berukuran 0,02-0,3 µm b. Struktur tubuh virus berupa DNA/RNAyang dikeliling kapsid (selaput yang tersusun dari unit- unit protein disebut kapsomer. c. Bentuk tubuh beranekaragam : bersegi banyak memanjang (flamen), bentuk batang (silindris), bentuk bulat (coccus). d. Virus mempunyai dua fase yaitu di dalam sel inang atau di luar sel inang . Sel inang yaitu : sel makhluk hidup yang diinfeksi oleh parasit. e. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat, yaitu : sebagai makhluk hidup, karena virus dapat bereproduksi serta mempunyai DNA. Sebagai benda mati, karena virus dapat dikristalkan sehingga menyerupai benda mati bersifat aseluler (bukan sel). Virus dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu : 1. Daur Lisis/Litik 2. Daur Lisogenik
  • 9. 8 2.5 Penularan Virus Menurut Akhmad (2013), penularan virus pada tanaman dapat terjadi dalam banyak cara, seperti : 1. Penularan melalui cantuman (sambung) terjadi karena virus bersifat sistemik. Sehingga persatuan pembuluh antara batang bawah dan batang atas memberikan kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui aliran asimilat yang mengalir dalam pembuluh. 2. Penularan dengan tali putri (Cuscuta sp.). Beberapa jenis tali putri kususnya C. campestris dan C. subinclosa mampu menularkan virus. Cuscuta adalah tumbuhan parasit yang tidak mimiliki klorofil dengan batang yang memiliki haustoria yang masuk kedalam berkas pembuluh inang. 3. Penularan melalui alat perkembangbiakan vegetatif seperti umbi lapis, umbi sisik, akar, tunas okulasi, dan kayu berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat penyakit oleh virus yang sistemik. 4. Penularan melalui biji dan serbuk sari. Awalnya biji anggap sebagai bagian yang bebas dari virus walaupun tanaman tersebut sakit karena virus. 5. Penularan melalui serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis mulut serangga. Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus. 6. Penularan melalui organisme tanah seperti nematoda ekoparasit yang hidup bebas. 7. Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat. 2.6 Pengendalian Penyakit Akibat Virus Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengedalikan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh virus, khususnya pada tanaman cabai adalah sebagai berikut : a. Melakukan upaya preventif dengan penggunaan benih tahan virus. b. Mengolah lahan dengan baik dan pemupukan yang berimbang. c. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik yang telah dilubangi. Dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m. d. Tempat persemaian yang terisolasi jauh dari lahan yang terserang penyakit. e. Menanam varietas yang agak tahan atau toleran terhadap virus maupun serangga penular.
  • 10. 9 f. Menggunakan bibit tanaman yang sehat (tidak mengandung virus) atau bukan berasal dari daerah terserang. g. Mengatur waktu tanam agar tidak bersamaan dengan tingginya populasi serangga penular, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, dan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang dari virus maupun. h. Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang sehat. i. Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu atau gulma berdaun lebar dari jenis babadotan, gulma bunga kancing, dan ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus. j. Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di dataran rendah dapat mengurangi infestasi serangga pengisap daun. k. Menanam pembatas atau barrier (titonia) terutama dipinggir pertanaman cabai. l. Pengendalian dengan insektisida kimiawi secara bijaksana (5T) m. Pelepasan musuh alami. n. Pemantuan jumlah serangga vektor (misal : kutu kebul) dan pengendaliannya mulai dari pembibitan sampai di pertanaman agar diketahui lebih dini timbulnya gejala penyakit dan penyebarannya dapat dicegah.
  • 11. 10 BAB III PENUTUP Tanaman cabai yang terserang penyakit layu bakteri Capsicum sp. Merupakan salah satu komoditas hortikultura yang digemari masyarakat Indonesia karena kegunaannya sebagai penambah rasa. Untuk memenuhi permintaan pasar akan cabai, budidaya harus ditingkatkan dari segala aspek. Salah satu masalah yang dialamai para petani cabai ialah penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Setiap masalah pasti memiliki solusi, untuk mengatasi penyakit layu bakteri dapat dilakukan pencegahan masuknya patogen pada lahan yang sehat, pemusnahan (eradikasi), modifikasi lingkungan yang dapat menekan perkembangan patogen di dalam tanah, penanaman tanaman resisten, pengendalian dengan agen hayati dan pestisida nabati. Selain itu, cabai juga dapat terkena penyakit yang diakibatkan oleh virus. Untuk itu, pengendalian dapat dilakukan mulai dari pengolahan tanah, penanaman, dan pemeliharaan. Dengan pengendalian yang maksimal, diharapkan serangan virus dapat diatasi, sehingga produktivitas tanaman cabai dapat maksimal.
  • 12. 11 DAFTAR PUSTAKA Admin. 2012. Informasi Spesies : Cabai. Dikutip dari http://www.plantamor.com/ pada tanggal 26 April 2014 Akhmad, Fadloli. 2013. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman – Penyakit Tanaman. Dikutip dari http://www.slideshare.net/fadollyachmad/ pada tgl 27 April 2014 Hayward, A.C. 1964. Characteristics of Pseudomonas solanacearum. J. Appl. Bacterial 27(2): 265−277. Musnadil. 2011. Penait Tanaman Oleh Virus. Dikutip dari http://www.slideshare.net/musnadil/ pada tanggal 27 April 2014 Schaad, N.W. 2001. Initial Identification of Common Genera. In: Schaad, N. W., J. B. Jones. And W. Chun (Eds). Laboratory Guide for Identification of Plant Pathogenic Bacteria. 3rd edition. APS Press. St. Paul. Minnesota Supriadi. 2011. Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanecearum): dampak, bioekologi, dan peranan teknologi pengendaliannya. Dikutip dari http://pustaka/litbang/deptan.go.id pada 26 April 2014