1. MAKALAH TEORI MODEL KEPERAWATAN
IMOGENE KING
NAMA KELOMPOK :
1. BONDHAN WIJAYA
2. LOLITA NORMALASARI
3. MELIA VONNITHA ZEN
4. SOLIAH
5. SUCI MULYANI
6. TOPIKNO
7. VELYSIA VAROLINA
8. YULIA NADIYA PRANGESTI
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2014/2015
i
2. KATA PENGANTAR
ii
Bismillahhirahmanirrohim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
kesehatan sehingga kami dapat mengerjakan tugas Pengantar Keperawatan 1. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
pengarahan sehingaa kami dapat menyelesaikn tugas ini dengan baik.
Akhirnya penulis memohon taufiq dan hidayah-Nya semoga makalah ini
dapat berguna bagi semua orang, namun kekurangan pasti ada,untuk itu kritik dan
saran sangat saya harapkan.
Purwokerto, Oktober 2014
Penyusun
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. TUJUAN ......................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ........................................................................ 2
2. Tujuan Khusus ........................................................................ 2
iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 3
B. THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971) ............................... 3
BAB III PEMBAHASAN
A. THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971) ............................... 7
B. KONSEP UTAMA THEORY IMOGENE KING ......................... 10
C. ASUMSI DASAR KING ............................................................... 11
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi
teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan
serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam
menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada
praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka
kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu
dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai
prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness,
generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat
dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of
Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun
1971.Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan
dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang
(Marriner, A. 1986).
5. 2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar kita mampu memahami konsep keperawatan Imogene King.
2. Tujuan khusus
Tujuan dari Imogene King adalah:
a. Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai
kembali adaptasi secara positip terhadap lingkungan.
b. Tujuan perawatan “ menolong individu mempertahankan kesehatannya
sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran-peran mereka ”.
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
A. RIWAYAT HIDUP
Imogene King lahir pada tahun 1923. Dia lulus dari St John's Hospital
School of Nursing tahun 1945 dengan gelar di bidang keperawatan dan
memperoleh gelar Bachelor of Science dari St Louis University. Pada tahun
1948 dalam bidang keperawatan mendapat gelar Master of Scienc.Pada tahun
1961. Imogene lulus dengan gelar dokter pendidikan dari Teachers College,
Columbia University.
Imogene telah mengajar di banyak universitas termasuk Universitas
Loyola di Chicago, Ohio State University, dan University of South Florida.
Dia juga memiliki banyak pengalaman keperawatan termasuk keperawatan di
rumahsakit, kantor, dokter dan sekolah.
Kerangka konseptual yang dikembangkan Imogene melibatkan tiga
set berinteraksi sistem. Pada tingkat terkecil adalah sistem pribadi, terdiri dari
individu.Contoh sistem pribadi individu perawat dan pasien.Tingkat kedua
dari sistem sistem interpersonal, atau kelompok.Ini adalah kelompok
umumnya kecil.
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem interpersonal, dan ketika
seorang perawat dan pasien berinteraksi mereka juga merupakan sistem
interpersonal.Sistem terbesar adalah sistem sosial, atau masyarakat.Contoh
dari sistem sosial adalah organisasi keagamaan, universitas, dan rumah sakit.
B. THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan,
ilmu- ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan
menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari
beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut,
kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka
7. kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja
sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King
mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa
keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan
tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam
memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi
sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being)
meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan
dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King
telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat –
klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
4
mempengaruhi proses interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan
mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan
tentang pelayanan kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
8. Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada
5
saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika
individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa
yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka
melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan
asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori
Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori
pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien)
yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi
pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan
status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya.Dalam interpersona l
systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King
intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan
dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas
yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep
tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan,
meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari
persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latarbelakang pendidikan.
9. 3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan
peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilak u
yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan
datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa
yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah
area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
6
10. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan,
ilmu- ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan
menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari
beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut,
kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja
sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King
mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa
keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan
tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam
memelihara kesehatannya.
1. Sumber Teori (Origins).
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu
tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of
Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang
berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawata n” (A Conceptual
Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King
menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a. Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak
untuk mengembangkan keperawatan.
b. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual
dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun
7
11. 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu
sistem, konsep dan proses”.
c. Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu
perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”.
King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi:
1) personal systems (individuals).
2) interpersonal systems (groups).
3) social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial,
sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic
Interacting Systems.
Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan
keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan
kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan
suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual
harus diorganisir untuk menggabungkan ide- ide. Menurut King sistem
interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia
sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya
sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan
(Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi:
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori
induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi,
penelitian dan lain-lain. Makna (Meaning).
8
2. Makna
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang
saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
a. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
b. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti
dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment.
12. 3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena
sistem ini terbuka dan dinamis.Teori ini cukup adekuat dan logis karena
beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
9
4. Manfaat (Usefulness).
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada
aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan
keperawatan.Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera
diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program
pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka
teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan
baru dapat diaplikasikan.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek
keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada
dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki
kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil
mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan
keputusan.Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan
kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum
pendidikan keperawatan.
5. Generalisasi (Generalizability).
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau
memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori
ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan
klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien
koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
6. Parsimony.
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan
secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi
yang dikemukakan cukup jelas.
13. 10
7. Testability.
Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam
keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian.
B. KONSEP UTAMA THEORY IMOGENE KING
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan
asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori
Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori
pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien)
yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi
pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan
status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya.Dalam interpersonal
systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King
intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan
dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas
yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep
tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan,
meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari
persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
14. 5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan
peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku
yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan
datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa
yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah
area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
11
C. ASUMSI DASAR KING
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being)
meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan
dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King
telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat –
klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi proses interaksi.
3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan
mereka serta pelayanan masyarakat.
15. 5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang
pelayanan kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
12
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang
fundamental diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada
saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu
tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa
yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka
melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.Karna tujuan
keperawatan adalah “ Menolong individu,mempertahankan kesehatannya
sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran-peran mereka.Keperawatan
dipandang sebagai proses interpersonal aksi,reaksi,interaksi dan transaksi.
1. Aksi,merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku,dalam
memahami/mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan
digambarkan hubungan keperawatan dengan klien melakukan kontrak /
tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk kerja sama yang terjadi akibat dari adanya
aksi,dan merupakan respon dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat dengan klien yang terwujud dalam komunikasi.
16. 4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dengan klien terjadi
suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
13
17. BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Berdasarkan model konsep teori keperawatan king,dapat disimpulkan
bahwa konsep keperawatan menurut king adalah sebagai proses
aksi,reaksi,dan interaksi perawat degan klien yang secara bersama-sama
memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan dan
sebagai proses interaksi humanis antara perawat degan klien yang masing –
masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan,dan melalui komunikasi
mereka menentukan tujuan,mengekplorasi maksud,dan menyetujui maksud
untuk mencapai tujuan.
18. DAFTAR PUSTAKA
Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St.
15
Louis : The CV Mosby Co.
Fitzpatrick, JJ.,& Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and
application. Norwalk : Appleton and Lange.
George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4
th end. Norwalk : Appleton & Lange.
Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara:
Salemba Medika
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses,
dan praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.