2. PENGERTIAN NILAI
A/ seperangkat keyakinan dan sikap2 pribadi
seseorang ttg kebenaran, keindahan, dan
penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau
perilaku yg berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang (Simon, 1973 dalam Nila Ismani, 2001)
A/ kebebasan pilihan dan kepercayaan atau perilaku
yg sangat berharga bagi seseorang, objek, ide atau
kegiatan. Etika a/ nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat,
sedang nilai a/ keyakinan pribadi ttg kebenaran dan
manfaat dari pemikiran, objek atau perilaku. ( Kozier,
3. LANJUTAN,…..
A/ keyakinan personal mengenai harga atas
suatu ide, tingkah laku dan kebiasaan objek
yg menyusun suatu standar dan
mempengaruhi tingkah laku (Potter dan
Perry, 1997)
Kesimpulan :
Nilai a/ keyakinan yg mendasari
seseorang utk melakukan tindakan dan
tindakan itu kemudian menjadi suatu
standar utk tindakan selanjutnya.
4. LANJUTAN…….
Nilai timbul dari pengalaman pribadi
seseorang dan akan berbeda utk
setiap orang.
Nilai dipelajari sejak kecil dirumah,
kemudian berkembang sepanjang
hidupnya.
5. CIRI-CIRI NILAI
1. Nilai2 membentuk dasar perilaku seseorang
2. Nilai2 nyata dari seseorang diperlihatkan mll
pola perilaku yg konsisten
3. Nilai2 mjd kontrol internal bagi perilaku
seseorang
4. Nilai2 mrpkan komponen intelektual dan
emosional dari seseorang yg secara
intelektual diyakinkan ttg suatu nilai serta
memegang teguh dan mempertahankannya.
7. LANJUTAN,…
Keyakinan dpt mjd suatu nilai apabila keyakinan tsb
memenuhi 7 kriteria sbb :
1. Menjunjung dan menghargai keyakinan dan
perilaku seseorang
2. Menegaskannya di depan umum, apabila sesuai
dgn harapan, kondisi & situasi.
3. Memilih dari berbagai alternatif
4. Memilih setelah mempertimbangkan
konsekuensinya
5. Memilih secara bebas
6. Dapat diaplikasikan.
7. Menjadi tindakan yg terus dilakukan secara
konsisten.
8. LANJUTAN…..
Nilai dipelajari & sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosiokultural seseorang. Contoh :
jika ortu secara konsisten menunjukkan
kejujuran dlm berhadapan dgn orang lain,
anak mungkin akan mulai utk menghargai
kejujuran.
Nilai yg didpt adalah suatu proses bertahap,
biasanya terjadi pada tingkat yg tdk disadari.
Krn nilai dipelajari mll pengamatan &
pengalaman, nilai sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosiokultural seseorang.
9. METODE YG DIGUNAKAN UTK MEMPELAJARI &MENGAPLIKASIKAN NILAI
1. Memberi contoh, teladan atau model peran.
2. Membujuk atau meyakinkan.
3. Mempelajari nilai budaya yg hidup dan
berkembang.
4. Menetapkan pilihan terbatas yg tdk
melanggar hak orang lain.
5. Menetapkan peraturan dan sangsi.
6. Mempertimbangkan dengan hati nurani.
10. PEMBENTUKAN DAN
TRANSMISI NILAI
Individu tidak lahir dgn membawa
nilai.
Nilai ini diperoleh dan berkembang mll
informasi, lingkungan kelg serta
budaya sepanjang hidupnya.
11. LANJUTAN,…..
Nilai tersebut diambil dgn berbagai cara antara lain :
1. Modelling
Model atau contoh, dimana individu belajar tentang
nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi
perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan
masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul
2. Moralisasi
Orang tua dan pendidik memegang standar apa yg
benar dan apa yg salah serta memberlakukannya
secara keras guna membatasi anak agar mengikuti
perangkat nilai mereka.
12. LANJUTAN………….
3. Laissez-Faire
Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi
nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di
dalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut
menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini
lebih sering disebabkan karena kurangnya
pendekatan, atau tidak adanya bimbingan
atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut
13. LANJUTAN………….
4. Responsible Choice/Pilihan Bertanggung jawab
Keseimbangan antara kebebasan dan pembatasan
memungkinkan anak2 utk memilih nilai yg
mengarah pada kepuasan pribadi dan dukungan
orang tua. Pilihan nilai pada anak2 lebih terbatas
dibandingkan dgn pendekatan Laissez -Faire.
5. Reward and Punishment/Penguatan dan Hukuman
Pembeerian penguatan atau hadiah utk suatu sikap
dari n ilai tertentu akan membantu seseorang utk
mengendalikan tingkahlaku. Ketika seorang anak
gagal utk melakukan tingkah laku tertentu, orang
tua memberikan hukuman.
14. NILAI-NILAI ESENSIAL
DALAM PROFESI
7 Nilai-Nilai Esensial dlm kehidupan
profesional adalah :
1. Estetika (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,
seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas
dan kepedulian. Contoh : Ciptakan lingk kerja yg
menyenangkan bagi diri sendiri dan bagi orang
lain.
15. LANJUTAN,….
2. Altruisme (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain,
komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan
hati serta ketekunan.Conton : berikan perhatian yg
penuh pada klien ketika memberikan askep.
3. Persamaan
Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, tidak berpihak,
dan toleransi. Contoh : berikan askep berdasarkan
kebutuhan individu bukan pada karekter pribadi.
16. LANJUTAN………
4. Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri. Contoh
: hargai individu yg menolak tindakan askep.
5. Human dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat
terhadap martabat manusia sebagai individu
termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan,
pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap
kepercayaan. Contoh : lakukan askep kepada
klien dgn hormat tanpa memandang latar
belakang.
17. LANJUTAN………
6. Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip
legal termasuk objektifitas, moralitas,
integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran. Contoh : bertindak sebagai
advokat dlm perawatan kesehatan.
7. Kebenaran
Jujur pada fakta atau realitas termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan
reflektifitas yang rasional. Contoh :
dokumentasikan askep secara akurat dan
jujur.
18. KLARIFIKASI NILAI
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu
proses dimana seseorang dapat mengerti
sistem nilai-nilai yang melekat pada
dirinya sendiri.
Klarifikasi a/ suatu proses yg digunakan
seseorang utk mengidentifikasi, mengkaji
dan mengembangkan nilai individual mrk
19. LANJUTAN,…
Prinsip klarifikasi nilai adalah bahwa tdk ada
satu pun kelompok nilai yg tepat bagi setiap
orang.
Saat orang mampu mengidentifikasi nilai mrk,
mrk dpt mempertahankan atau mengubah nilai
tsb dan tindakan ini berdasarkan pada nilai yg
bebas dipilih, bukan nilai yg tdk disadari
Klarifikasi nilai mencakup komponen kognitif,
afektif dan perilaku.
20. LANJUTAN…….
PROSES DOMAIN TINDAKAN
Memilih Kognitif Refleksi dan pertimbangan
alternatif menghasilkan
kebebasan dlm memilih
keyakinan
Menghargai Afektif Keyakinan yg dipilih dihargai
Bertindak Perilaku Keyakinan yg dipilih
digabungkan ke perilaku yg
ditegaskan ke orang lain dan
diulang secara konsisten
21. NILAI SOSIAL
Sebagian besar org mengambil beberapa
nilai dari masyarakat atau subkelompok
masyarakat di tempat mrk tinggal.
Seseorang dpt menginternalisasi beberapa
atau seluruh nilai ini dan menganggapnya
sbg nilai personal.
Org membutuhkan nilai sosial utk merasa
diterima dan mrk membutuhkan nilai
personal utk menghasilkan suatu rasa
individualitas.
22. LANJUTAN,…
Nilai sosial a/ nilai yg dianut oleh suatu
masy, mengenai apa yg dianggap baik dan
apa yg dianggap buruk oleh masy. Contoh :
orang menganggap menolong memiliki nilai
baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan
baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini
tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
yang dianut masyarakat.
23. CIRI NILAI SOSIAL
Merupakan konstruksi masyarakat
sebagai hasil interaksi antarwarga
masyarakat.
Disebarkan di antara warga masyarakat
(bukan bawaan lahir).
Terbentuk melalui sosialisasi (proses
belajar)
Merupakan bagian dari usaha pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
24. LANJUTAN…..
Bervariasi antara kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang lain.
Dapat memengaruhi pengembangan diri
social
Memiliki pengaruh yang berbeda antar
warga masyarakat.
Denderung berkaitan satu sama lain
25. Klasifikasi nilai sosial
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai
mendarah daging (internalized value)
Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih
penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan
tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal
berikut.
26. Lanjutan,….
1. Banyak orang yang menganut nilai
tersebut
Contoh: sebagian besar anggota
masyarakat menghendaki perubahan ke
arah yang lebih baik di segala bidang,
seperti politik, ekonomi, hukum, dan social
2. Berapa lama nilai tersebut telah dianut
oleh anggota masyarakat.
27. LANJUTAN……
3. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat
melaksanakan nilai tersebut.
Contoh: orang Indonesia pada umumnya
berusaha pulang kampung (mudik) di
hari-hari besar keagamaan, seperti
Lebaran atau Natal.
4. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang
melaksanakan nilai tersebut.
Contoh: memiliki mobil dengan merek
terkenal dapat memberikan kebanggaan
atau prestise tersendiri.
28. LANJUTAN…….
5. Nilai mendarah daging (internalized value)
adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan
kebiasaan sehingga ketika seseorang
melakukannya kadang tidak melalui proses
berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar).
Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak
seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak
dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa
sangat bersalah.
Contoh, seorang kepala keluarga yang belum
mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan
merasa sebagai kepala keluarga yang tidak
bertanggung jawab.
29. NILAI PROFESIONAL
Nilai profesional sering mencerminkan
dan menggambarkan secara detail ttg
nilai personal.
Perawat mendptkan nilai profesional
selama sosialisasi dgn perawatan – dari
kode etik, pengalaman perawatan,
pengajar, dan temen sebaya.
Sbg anggota profesi yg memberikan
askep, perawat memiliki nilai yg berhub
dgn kompetensi dan kasih sayang
30. LANJUTAN,….
Perawat sering kali perlu berperilaku
secara netral terhdp nilai, yg berarti tdk
menghakimi.
Cara pandang ini memungkinkan
perawat membina hub yg efektif dgn
klien yg memiliki nilai yg berbeda dgn
mrk.
31. LANJUTAN…..
Meskipun bidan tdk dpt dan sebaiknya
tdk mengabaikan atau menyangkal nilai
mrk dan nilai profesi, mrk hrs mampu
menerima nilai dan keyakinan klien,
bukan menganggap bahwa nilai mrk lah
yg paling baik.
Pendekatan yg menerima dan tanpa
menghakimi ini mengharuskan bidan
utk menyadari nilai mrk dan bagaimana
nilai mrk itu mempengaruhi perilaku.
32. MENGIDENTIFIKASI
NILAI PERSONAL
Perawat perlu mengetahui secara spesifik nilai apa yg
mrk miliki mengenai hidup, kesehatan, penyakit dan
kematian.
Saat mulai mjd mhs, Perawat perlu menggali nilai dan
keyakinan mrk sendiri mengenai situasi seperti
dibawah ini :
Hak individu dlm mengambil keputusan utk diri
sendiri saat bertentangan dgn anjuran medis
Aborsi
Isu akhir kehidupan
Kekerasan dlm rumahtangga
Kloning
Meminta anak utk menyediakan transplantasi
sumsum tulang
33. LANJUTAN…..
Krn Perawat/bidan diminta utk
memberikan askep/askeb pada individu
yg mungkin membuat keputusan yg
menimbulkan konflik nilai
perawat/bidan, kesadaran diri itu
penting.
Perawat/Bidan hrs menyadari nilai dan
sikap mrk agar dpt mengenali situasi
apa yg dpt mempengaruhi askep/askeb
yg mampu mrk berikan.
34. LANJUTAN…..
Sering kali, kesadaran mengenai konflik nilai
memungkinkan perawat/bidan utk
mengendalikan nilai personal mrk dan
memberikan askep/askeb yg efektif.
Dlm kondisi2 seperti itu, saat perawat/bidan
merasa tdk dpt memberikan askep/askeb yg
efektif krn konflik nilai mrk, mrk hrs mampu
mendiskusikan situasi tsb dgn rekan kerja yg
mungkin mampu membantu dlm memberikan
Askep/askeb.
36. LANJUTAN,….
Proses dibawah ini dpt membantu klien
mengklarifikiasi nilai mrk :
1. Daftar alternatif : Pastikan bahwa klien
mengetahui semua tindakan alternatif dan
telah memikirkan ttg konsekuensi setiap
tindakan.
2. Kaji kemungkinan konsekuensi dari pilihan :
Tanyakan, menurut anda apa yg akan anda
dapatkan dgn melakukannya? Keuntungan
apa yg anda harapkan dari melakukan hal
tsb?
37. LANJUTAN…….
3. Pilih dengan bebas : utk menentukan
apakah klien memilih secara bebas,
tanyakan, apakah anda memiliki
pendapat dlm keputusan itu? Apakah
anda memiliki pilihan?
38. LANJUTAN…….
4. Merasa senang dengan pilihan : utk
menentukan apa yg klien rasakan,
tanyakan, apa yg anda rasakan mengenai
keputusan (tindakan) itu? Krn beberapa
klien dpt merasa tdk puas dgn keputusan
mrk, pertanyaan yg lebih sensitif mungkin
dpt diajukan.
5. Tegaskan pilihan : tanyakan, apa yg
akan anda katakan kepada orang lain
(kelg, teman) mengenai hal ini?
39. LANJUTAN…….
6. Bertindak sesuai dgn pilihan : utk
menentukan apakah klien siap
melakukan keputusan tsb, tanyakan, sbg
contoh, akankah sulit utk mengatakan
kepada isteri anda mengenai hal ini?
7. Bertindak sesuai pola : utk menentukan
apakah klien secara konsisten
berperilaku sesuai pola, tanyakan,
berapa kali anda melakukan hal ini
sebelumnya? Akankah anda bertindak
seperti itu lagi?
40. NILAI PERSONAL
DLM PELAYANAN KEPERAWATAN
Kewajiban personal seorang perawat
Kewajiban perawat terhadap klien dan
masyarakat (6 butir)
1.Setiap perawat senantiasa
menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
41. KANJUTAN,…
2. Setiap perawat dalam menjalankan
tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra perawat.
3. Setiap perawat dalam menjalankan
tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggungjawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
42. LANJUTAN……..
5. Setiap perawat dalam menjalankan tugasnya
mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang sama sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya,
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
43. KEWAJIBAN PERAWAT TERHADAP TUGASNYA
1. Setiap perawat senantiasa memberikan pelayanan
paripurna terhadap klien, keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2. Setiap perawat berhak memberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan
mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3. Setiap perawat harus menjamin kerahasiaan
keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.
44. LANJUTAN…….
Kewajiban perawat terhadap sejawat dan
tenaga kesehatan lainnya (2 butir) :
1. Setiap perawat harus menjalin hubungan
dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap perawat dalam menjalankan
tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya
45. LANJUTAN……..
Kewajiban perawat terhadap profesinya (3 butir) :
1.Setiap perawat harus menjaga nama baik dan
menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2.Setiap perawat harus senantiasa
mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.Setiap perawat senantiasa berperan serta dalam
kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis yang
dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
46. LANJUTAN…….
Kewajiban perawat terhadap diri sendiri (2
butir) :
1.Setiap perawat harus memelihara
kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
2.Setiap perawat harus berusaha secara
terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
47. LANJUTAN……….
Kewajiban perawat terhadap pemerintah, bangsa
dan tanah air (2 butir) :
1.Setiap perawat dalam menjalankan tugasnya,
senantiasa melaksanakan ketentuan¬ketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan keperawatan dan kesehatan
individu. Keluarga, kelompok tertentu dan
masyarakat.
2.Setiap perawat melalui profesinya berpartisipasi
dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk- meningkatkan mutu
jangakauan pelayanan kesehatan.