SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
LAPORAN PENELITIAN
PENEMPATAN LOKASI PERUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI
DINOYO KERAMIK
Mata Kuliah Ekonomi Perkotaan
Disusun oleh :
Muhammad Rasyid Ridho (135020101111012)
Padel Pamungkas (135020100111042)
Arafah Riska Syahputra (135020107111031)
Irza Azwardi Sabana (135020101111063)
Ekky Prista (135020100111033)
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada
lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi
baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia awam masih
bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan
bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu
kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena
lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.
Teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber
yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan
berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Secara umum, pemilihan
lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal
(local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan
(transferred input), dan permintaan luar (outside demand).
Kota Malang, dengan sekian banyak fasilitas yang mendukung industri dan perdagangan
sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya bangunan-bangunan industri. Dalam
hal ini, tahap penentuan lokasi industri yang didasarkan pada teori lokasi menjadi penting
karena keberadaan dari sebuah kawasan industri di suatu lokasi dapat berimplikasi pada
pemanfaat lahan yang ada di sekitarnya. Selain itu, adanya teori lokasi ini sangat penting
untuk dipahami karena suatu lokasi memiliki peranan yang berbeda-beda sehingga
penentuan lokasi untuk pelaksanaan suatu peruntukan, misalnya industri, dapat mendorong
dan menentukan arah pertumbuhan suatu daerah atau wilayah yang dijadikan lokasi.
1.2 Rumusan Masalah
Penentuan lokasi industri di Kota Malang tidak serta merta langsung didirikan disana,
tetapi juga melalui beberapa analisa, baik dari segi kedekatan dengan bahan baku,
kedekatan dengan pusat kota, dan lain sebagainya. Adapun hal-hal yang ingin dibahas
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi dasar-dasar teori penentu lokasi industri?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi kriteria penentuan lokasi suatu industri?
3. Bagaimanakah implikasi teori lokasi industri terhadap penentuan lokasi industri di Kota
Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai penerapan ilmu ekonomi perkotaan yang membahas
tentang mengapa suatu perusahaan berdiri di suatu daerah tertentu yang dilaksanakan
dengan tujuan :
1. Menyelesaikan tugas penelitian ekonomi perkotaan
2. Membahas dimana saja letak suatu perusahaan di kota Malang berada.
3. Membahas apa saja alasan berdirinya suatu perusahaan di daerah tersebut.
Penelitian ini berupaya menjelaskan tujuan-tujuan yang sudah disebutkan di atas.
Daerah penelitian ini adalah daerah kota malang yaitu :
1. Malang utara
2. Malang barat
3. Malang timur
4. Malang selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui dan meneliti apakah benar bahwa daerah tempat berdirinya
suatu perusahaan berhubungan erat dengan alasan berdirinya suatu perusahaan
tersebut.
2. Mengetahui apakah teori yang ada merupakan sesuai dengan kenyataan pada
yang terjadi di pasar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas teori tentang pilihan lokasi
perusahaan,dimana perusahaan akan berdiri menjadi pembahasan penting dalam bab ini
secara teoritis perusahaan akan berdiri mendekati bebrapa faktor dan aspek yang akan di
kemukakan dibawah mengenai masalah dimana perusahaan akan berdiri.
2.1 Faktor penentu pemilihan lokasi kegiatan ekonomi.
Formulasi teori lokasi dan analisa spasial dilakukan dengan memeperhatikan faktor-faktor
utama yang menentukan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi, baik pertanian, industri dan
jasa. Disamping itu, pada umumnya faktor yang dijadikan dasar perumusan teori adalah
yang dapat diukur agar menjadi lebih kongkrit dan operasional. Secara garis besar terdapat
6 faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yang masing-masing
diuraikan berikut ini.
A. Ongkos Angkut
Ongkos Angkut merupakan faktor atau variabel utama yang sangat penting dalam pemilihan
lokasi dari suatu kegiatan ekonomi. Alasannya adalah karena ongkos angkut tersebut
merupakan bagian yang cukup penting dalam kalkulasi biaya produksi. Hal ini terutama
sangat dirasakan pada kegiatan industri pertanian maupun pertambangan yang umumnya,
baik bahan baku dan hasil produksinya kebanyakan merupakan barang yang cukup berat
sehingga pengangkutannya memerlukan biaya yang cukup besar.
Untuk kemudahan perumusan Teori Lokasi, kebanyakan ongkos angkut ini diasumsikan
konstan untuk setiap kilometernya. Namun demikian, dalam realitanya hla ini tidak selalu
benar karena seringkali dalam angkutan dengan jarak lebih jauh akan mengahsilkan ongkos
angkut untuk setiap ton kilometernya yang lebih rendah. Dengan kata lain, dalam
kenyataanya sering terdapat penghematan angkut rata bila jarak yang ditempuh lebih jauh.
B. Perbedaan Upah Antar Wilayah
Sudah menjadi kenyataan umum bahwa upah buruh antar wilayah tidak sama. Perbedaan
ini dapat terjadi karena variasi dalam biaya hidup, tingkat inflasi daerah dan komposisi
kegiatan ekonomi wilayah. Bagi negara sedang berkembang, diamana fasilitas angkuttasi
msih belum tersedia keseluruh pelosok daerah dan mobilitas barang dan faktor produksi
antar wilayah belum begitu lancar, maka perbedaan upah antar wilayah akan menjadi lebih
besar. Upah yang dimaksudkan dalam hal ini bukanlah upah nominal, tetapi upah riil setelah
diperhitungkan produktivitas tenaga kerja.
Perubahan upah ini mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena tujuan utama
investor dan pengusaha adalah untuk mencari keuntungan secara maksimal. Bila upah di
satu wilayah lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain, maka pengusaha kan
cenderung memilih lokasi diwilayah tersebut karena akan dapat menekan biaya produksi
sehingga keuntungan menjadi lebih besar. Sebalinya, pengusaha akan cemderung tidak
memilih lokasi pada suatu wilayah bila upah buruhnya relatif lebih tinggi.
C. Keuntungan Aglomerasi
Faktor ketiga yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiattan ekonomi adalah besar kecilnya
keuntungan aglomerasi yang dapat diperoleh pada lokasi tertentu. Keuntungan aglomerasi
muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya terkonsentrasi pada
suatu tempat tertentu. Keterkaitan ini dapat berbentuk kaitan dengan bahan baku dan
kaitan dengan pasar (Forward Linckages). Bila keuntungan tersebut cukup besar, maka
pengusaha akan cenderung memilih lokasi kegiatan ekonomi terkonsentrasi dengan
kegiatan lainnya yang saling terkait. Pemilihan lokasi akan cenderung tersebar bila
keuntungan aglomerasi tersebut nilainya relatif kecil.
Keuntungan aglomerasi tersebut dapat muncul dalam 3 bentuk. Pertama, adalah
keuntungan skala besar yang terjadi karena baik bahan baku maupun pasar sebagian telah
tersedia pada perusahaan yang terkait yang ada pada lokasi tersebut. Kedua, adalah
keuntungan lokalisasi (Localisation Economies) yang diperoleh dalam bentuk penurunan
(penghematan) ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi bila memilih
lokasi pada konsentrasi tertentu. Ketiga, adalah keuntungan karena penggunaan fasilitas
secara bersama seperti listrik, gudang, armada angkatan, air dan lainnya. Biasanya
keuntungan ini diukur dalam bentuk penurunan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan
fasilitas tersebut secara bersama.
D. Konsentrasi Permintaan
Faktor keempat yang ikut pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah konsentrasi permintaan
antar wilayah (Spatial Demand). Dalam hal ini pemilihan lokasi akan cenderung menuju
tempat dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar. Bila suatu perusahaan
berlokasi pada wilayah dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar, maka
jumlah penjualan diharapkan akan dapat meningkat. Disamping itu, biaya pemasaran yang
harus dikeluarkan perusahaan menjadi lebih kecil karena pasar telah ada pada lokasi
dimana perusahaan berada. Keadaan ini selanjutnya akan dapat pula meningkatkan volume
penjualan yang selanjutnya akan dapat pula memperbesar tingkat keuntungan yang dapat
diperoleh oleh perusahaan bersangkutan.
Konsentrasi permintaan antar wilayah merupakan hal yang wajar terjadi. Untuk barang
konsumsi, keadaan ini terutama terjadi karena konsentrasi penduduk pada wilayah-wilayah
tertentu misalnya didaerah perkotaan, daerah pertambangan, pertanian, didekat pelabuhan
dan lainnya. Sedangkan untuk barang setengah jadi, konsentrasi prmintaan antar wilayah ini
menjadi karena adanya konsentrasi industri yang menggunakan barang setengah jadi
tersebut. Pada negara sedang berkembang, dimana fasilitas angkuttasi belum menyebar
luas keseluruh pelosok daerah, maka konsentrasi permintaan antar wilayah ini akan
cenderung lebih tinggi.
E. Kompetisi Antar Wilayah
Persaingan antar wilayah yang dimaksudkan disini adalah persaingan sesama perusahaan
dalam wilayah tertentu atau antar wilayah. Bila persaingan ini sangat tajam, seperti pada
pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung
terkonsentrasi dengan perusahaan lain yang menjual produk yang sama. Hal ini dilakukan
agar masing-masing perusahaan akan mendapatkan posisi yang sama dalam menghadapi
persaingan sehingga tidak ada yang dirugikan karena pemilihan lokasi perusahaan yang
kurang tepat. Sebaliknya, bilamana persaingan tidak tajam atau tidak ada sama sekali
seperti halnya pada pasar monopoli, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung
bebas, karena pembeli akan tetap datang dimana saja perusahaan beralokasi.
Persaingan dalam ilmu ekonomi dapat diukur dengan perbandingan harga jual produk yang
sama antar perusahaan yang bersaing. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai
daya saing tinggi bila harganya lebih rendah dari harga produk saingan dan sebaliknya.
Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut harga diamana, apakah harga pabrik atau harga di
tempat pembeli.
F. Harga dan Sewa Tanah
Faktor keenam yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tinggi
rendahnya harga atau sewa tanah. Dalam rangka memaksimalkan keuntungan, perusahaan
akan cenderung memilih lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih rendah. Hal ini
terutama akan terjadi pada perusahaan atau kegiatan pertanian yang memerlukan ttanah
relatif banyak dibandingkan dengan perusahaan inddustri atau perdagangan. Pemilihan
lokasi dalam hal ini menjadi penting karena harga tanah biasanya bervariasi antar tempat.
Harga tanah akan tinggi bila terdapat fasilitas angkuttasi yang memadai untuk angkutan
orang atau barang.
Disamping itu, khusus untuk daerah perkotaan, harga tanah bervariasi menurut jarak ke
pusat kota. Bila sebidang tanah beralokasi dekat dengan pusat kota, maka harga per meter
perseginya akan sangat mahal. Sebaliknya harga tanah tersebut akan jauh lebih murah bila
tanah tersebut terletak jauh dipinggir kota. Karena itu, faktor harga tanah ini juga merupakan
faktor penting dalam penentuan lokasi penggunaan tanah (land-use) untuk kegiatan
ekonomi dan perumahan di daerah perkotaan.
2.2. Perluasan Teori Weber
Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik secara
ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah memberikan
keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh dengan cara
mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di lapangan sulit
ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location dan
maksimum revenue location.
Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yang biayanya paling minimal (prinsip
least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu diasumsikan :
a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan dengan
ketrampilan).
b) Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja.
c) Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga.
d) Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut dan
dipindahkan.
e) Terdapatnya kompetisi antara industri.
f) Manusia itu berpikir rasional.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode yang berusaha memperoleh data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yangtelah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Informan utama yang
dibidik adalah orang-orang yang berjualan di daerah Keramik Dinoyo. Dalam tujuannya
untuk mengetahui dampak ekonomi masyarakat, penulis menggunakan masyarakat di
sekitar objek Keramik Dinoyo sebagai informan utama. Masyarakat tersebut berupa pemilik
usaha yang menjadikan rumah mereka sebagai tempat pengelolaan dan penjualan keramik.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara
dan observasi.
a. Wawancara
Pengertian wawancara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
tanya jawab denngan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal. Atau dengan kata lain wawancara dapat juga
dikatakan tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk meminta
keterangan atau pendapat tentang suatu hal untuk tujuan tertentu. Pihak yang
diwawancarai adalah beberapa pelaku usaha yang mendirikan usaha di daerah Keramik
Dinoyo
b. Observasi
Observasi berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu
masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi dilakukan di Kawasan
Keramik Dinoyo Malang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Sentra Industri Keramik Dinoyo
Sentra Industri Keramik Dinoyo terletak di Jalan M.T. Haryono kelurahan Dinoyo
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Akses masuk ke lokasi Sentra Industri Keramik
Dinoyo melalui gang IX yang ditandai oleh gapura bertuliskan "Kampung Wisata Keramik
Dinoyo". Gang ini menghubungkan area sentra industri keramik dinoyo dengan jalan M.T.
Haryono yang merupakan jalan penghubung antara pusat Kota Malang dengan Kota Batu.
Sentra Industri Keramik ini terletak 100 meter dari gapura. Kios-kios dalam sentra industri ini
selain tempat untuk berjualan keramik juga menjadi tempat produksi keramik.
Pabrik keramik yang ada di sentra ini sudah tutup dikarenakan bangkrut akibat krisis
tahun 1998, kebangkruktan pabrik tidak membuat masyarakat yang menekuni bisnis ini ikut
gulung tikar tapi karena banyak masyarakat yang sudah bisa membuat keramik sendiri
maka ditiap rumah itu mereka membuat usaha kerajinan keramik yang bahan bakunya dari
pemerintah kota malang dan provinsi. Industri keramik ini laris manis ketika akan mendekati
bulan ramadhan dan ketika ada musim nikah.
Kualitas bahan dan teknik pembuatan keramik murah ini tetap diutamakan oleh
pengrajin. Hanya saja pengrajin ingin menghasilkan karya keramik murah dan berkualitas
yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Karena pengrajin yakin bahwa
konsumen menyukai keramik murah dan berkualitas baik.
Keramik murah ini ditawarkan dalam berbagai bentuk dan pilihan warna yang dapat
disesuaikan dengan selera konsumen. Range harga yang ditawarkan keramik murah ini pun
beragam, dari harga Rp 1500 hingga Rp 20.000 , yang jika dibandingkan dengan kerajinan
keramik lain, keramik dinoyo memang terkenal dengan keramik murah nya dengan kualitas
tinggi. Maka tak heran jika banyak masyarakat dari luar pulau jawa yang senang ‘berburu’
keramik murah di Kota Malang ini.
Dalam mempopulerkan keramik Dinoyo, pengrajin setempat yang ditergabung dalam
paguyuban pengusaha keramik dengan didukung oleh pemerintah Kota Malang, ingin
memanfaatkan keunggulan kerajinan keramik sebagai daya tarik wisatawan untuk
mendongkrak penjualan. Salah satu cara yang sudah dilakukan adalah menggelar acara
tahunan yang bertajuk Festival Keramik Dinoyo. Acara tersebut pertama kali diadakan pada
tahun 2011.
Acara festival tersebut bertujuan untuk mengenalkan produk keramik khas Dinoyo dan
sekaligus mempromosikan Kampung Keramik Dinoyo sebagai kampung wisata. Selain itu,
kegiatan ini juga untuk terus memotivasi para perajin untuk terus berinovasi mengingat
industri ini memiliki sejarah panjang, dimana industri keramik di Dinoyo telah berkembang
sejak tahun 1957. Festival Keramik Dinoyo merupakan festival keramik pertama yang
diselenggarakan di Indonesia.
Festival yang berlangsung selama sepekan ini mampu memberikan kesempatan bagi para
pengunjung untuk melihat berbagai kerajinan keramik dan gerabah di Kota Malang,
disamping itu berbagai pertunjukkan kesenian khas Kota Malang turut mewarnai festuval
tersebut seperti pertunjukan tari topeng, hidangan kuliner khas Kota Malang, dan lain-lain.
Untuk dapat menikmati festival tersebut pengunjung tidak dipugut biaya (free charge) dan
bisa dikunjugi oleh siapa saja.
Festival Keramik Dinoyo merupakan salah satu acara unggulan Dinas Pariwisata Kota
Malang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Acara ini juga sekaligus sebagai ajang
pertemuan untuk bertukar pikiran bagi pengrajin keramik se Indonesia bahkan internasional.
Namun, meskipun festival ini berhasil menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung, fastival
hanya bagian dari konsep turisme yang belum sempurna. Artinya adalah pengunjung hanya
akan menikmati suasana tersebut setahun sekali dan sifatnya yang terbatas.
Namun Festival Keramik Dinoyo hanya dilaksanakan dua kali saja yaitu pada tahun 2011
dan 2012 karena pada tahun 2013 dan 2014 peminat akan wisata keramik mulai menurun,
para pengrajin dan penjual keramik juga mulai menurun, penurunan tersebut menyebabkan
paguyuban masyarakat keramik dinoyo tidak sekompak dulu lagi.
2. Kesesuaian Pemilihan Lokasi Industri Keramik Dinoyo dengan Tinjauan
Pustaka
G. Ongkos Angkut
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan penduduk setempat ongkos angkut
bahan baku keramik (tanah liat) relatif rendah karena ketika pabrik keramik di sekitar
sentra industri keramik dinoyo belum bangkrut akibat krisis 1998 penduduk atau
pengrajin setempat mendapatkan bahan baku keramik langsung dari pabriknya dan
itu membuat ongkos angkut relatif rendah karena berdekatan dengan sumber daya
dan membuat harga jual keramik menjadi murah, tapi setelah kebangkrutan pabrik
keramik tersebut para pengrajin mendapatkan bahan baku setengah jadi dari UPT
(Unit Pelaksana Teknis) Blimbing, Kecamatan Blimbing.
H. Perbedaan Upah Antar Wilayah
Karena pabrik keramik di dinoyo sudah bangkrut membuat para pengrajin mendirikan
tempat usaha keramik sendiri dan menjadikan rumah mereka menjadi tempat
pengolahan dan pembuatan keramik. Jadi menurut kami tidak ada perbedaan upah
antar wilayah karena industri keramik di malang dipusatkan di dinoyo dan para
pengrajin tidak bekerja di pabrik lagi, jadi yang ada hanyalah perbedaan omzet
perbulan/pertahun antar pengrajin.
I. Keuntungan Aglomerasi
Karena adanya aglomerasi untuk Industri Keramik di daerah Dinoyo, membuat
beberapa keuntungan salah satunya adalah akses lokasi yang mudah karena
kawasan industri keramik dinoyo berdekatan dengan jalan utama di Kecamartan
Lowokwaru.
J. Konsentrasi Permintaan
Untuk permintaan akan keramik sendiri menurut hasil wawancara kami, sang
pengrajin atau pemilik usaha tidak membuat minimum permintaan tapi sesuai
dengan permintaan si pemesan keramik. Permintaan keramik menjadi naik ketika
musim pernikahan dan akan mendekati hari lebaran Idul Fitri.
K. Kompetisi Antar Wilayah
Menurut Kelompok kami tidak ada kompetesi antar wilayah yang ada adalah
kompetesi antara pengrajin keramik di Dinoyo. Karena harga keramik di sentra
industri dinoyo hampir semuanya sama membuat kompetesi antara pedagang
tersebut menjadi kurang signifikan.
L. Harga dan Sewa Tanah
Hampir semua pengrajin melakukan pengolahan dan penjualan keramik di rumah
mereka sendiri, karena tempat pengolahan dan penjualan keramik di rumah sendiri
membuat harga keramik menjadi reltif murah dan para pengrajin dapat menghasilkan
profit yang maksimal.
BAB V
KESIMPULAN
Industri Keramik Dinoyo menurut teori pemilihan lokasi industri sudah sesuai karena
Industri Keramik Dinoyo menekankan pada 6 faktor yaitu Ongkos Angkut, Perbedaan Upah
antar wilayah, keuntungan aglomerasi, konsentrasi permintaan, kompetisi antar wilayah, dan
harga sewa tanah. Hal tersebut sangat menentukan besarnya profit pemilik usaha atau
pengrajin keramik. Sinergitas antara pengrajin keramik setelah kebangkrutan pabrik keramik
sangat membantu berkembang dan bertahannya industri keramik di tengah perkembangan
global.
SARAN
Para pemilik usaha keramik atau pengrajin keramik lebih melakukan inovasi
terhadap pengolahan keramik agar tidak kalah dengan produk-produk cina yang
menawarkan corak budaya mereka, menurut kelompok kami para pengrajin keramik mulai
mengadakan kembali festival keramik yang diadakan 1 tahun sekali yang sempat berhenti
pada tahun 2012, karena dengan adanya festival keramik akan membuat industri keramik
dinoyo malang lebih dikenal masyarakat sekitar.
LAMPIRAN
Peta dan Foto Industri Keramik Dinoyo
LOKASI INDUSTRI DI KOTA MALANG
LOKASI INDUSTRI DI KOTA MALANG
LOKASI INDUSTRI DI KOTA MALANG

More Related Content

What's hot

Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Materi 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi DaerahMateri 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi Daerahsuparmono
 
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhEkoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhWahyu Yuns
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatAriee Moeslim
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanBrawijaya University
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAHKUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAHRhati Alfajra
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 

What's hot (20)

Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Materi 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi DaerahMateri 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi Daerah
 
Morfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kotaMorfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kota
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhEkoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privat
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAHKUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
 
Makalah urbanisasi
Makalah urbanisasiMakalah urbanisasi
Makalah urbanisasi
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Materi perencanaan regional
Materi perencanaan regionalMateri perencanaan regional
Materi perencanaan regional
 
Ppt Aglomerasi Industri (Mochamad Fajar / 1001776)
Ppt Aglomerasi Industri (Mochamad Fajar / 1001776)Ppt Aglomerasi Industri (Mochamad Fajar / 1001776)
Ppt Aglomerasi Industri (Mochamad Fajar / 1001776)
 
konsep ekonomi regional
konsep ekonomi regionalkonsep ekonomi regional
konsep ekonomi regional
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Anlok central place theory
Anlok central place theoryAnlok central place theory
Anlok central place theory
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
nnnnnTugas makalah ttlfp
nnnnnTugas makalah ttlfpnnnnnTugas makalah ttlfp
nnnnnTugas makalah ttlfp
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayah
 
[Minggu 5] anlok central place theory
[Minggu 5] anlok central place theory[Minggu 5] anlok central place theory
[Minggu 5] anlok central place theory
 
Teori lokasi dan analisa spatial
Teori lokasi dan analisa spatialTeori lokasi dan analisa spatial
Teori lokasi dan analisa spatial
 
Makalah memaksimumkan laba
Makalah memaksimumkan labaMakalah memaksimumkan laba
Makalah memaksimumkan laba
 
Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomi
 
Analisis shift share epp
Analisis shift share eppAnalisis shift share epp
Analisis shift share epp
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Persaingan, strategi dan produktivitas
Persaingan, strategi dan produktivitasPersaingan, strategi dan produktivitas
Persaingan, strategi dan produktivitas
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 

Similar to LOKASI INDUSTRI DI KOTA MALANG

Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013
Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013
Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013Nisa Adni
 
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2darma wati
 
Lokasi Fasilitas Industri
Lokasi Fasilitas IndustriLokasi Fasilitas Industri
Lokasi Fasilitas IndustriIndra West
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )nurulllah
 
Analisis Lokasi dan Wilayah
Analisis Lokasi dan WilayahAnalisis Lokasi dan Wilayah
Analisis Lokasi dan WilayahNyiluhUndari
 
Penentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat UsahaPenentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat UsahaSobry Lhs
 
External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis Alfrianty Sauran
 
Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)
Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)
Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)eddy sanusi silitonga
 
External Macro Environment Analysis
External Macro Environment AnalysisExternal Macro Environment Analysis
External Macro Environment AnalysisAlfrianty Sauran
 
study Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifa
study Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifastudy Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifa
study Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifaAkadusyifa .
 
PPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptx
PPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptxPPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptx
PPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptxAsrulMinanjar
 
MATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptx
MATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptxMATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptx
MATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptxRinaldiLaresta
 
Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)Restu Antika
 

Similar to LOKASI INDUSTRI DI KOTA MALANG (20)

Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013
Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013
Jurnal kelompok 5 a model transportasi 2013
 
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
 
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
 
Lokasi Fasilitas Industri
Lokasi Fasilitas IndustriLokasi Fasilitas Industri
Lokasi Fasilitas Industri
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
Analisis Lokasi dan Wilayah
Analisis Lokasi dan WilayahAnalisis Lokasi dan Wilayah
Analisis Lokasi dan Wilayah
 
Penentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat UsahaPenentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat Usaha
 
Perindustrian
PerindustrianPerindustrian
Perindustrian
 
External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis
 
Ppt ekonomi perkotaan
Ppt ekonomi perkotaanPpt ekonomi perkotaan
Ppt ekonomi perkotaan
 
Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)
Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)
Tugas Rangkuman UAS Riset Operasi (Operation Research)
 
Growth+pole+theory
Growth+pole+theoryGrowth+pole+theory
Growth+pole+theory
 
External Macro Environment Analysis
External Macro Environment AnalysisExternal Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis
 
Teorilokasi
TeorilokasiTeorilokasi
Teorilokasi
 
study Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifa
study Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifastudy Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifa
study Kelayakan Bisnis pemasaran akadusyifa
 
PPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptx
PPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptxPPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptx
PPT MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 2.pptx
 
MATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptx
MATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptxMATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptx
MATERI KULIAH-EKO MANAJERIAL-1-2.pptx
 
Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 7 restu antika 11140107 (5 v ma)
 
Manajemen produksi
Manajemen produksiManajemen produksi
Manajemen produksi
 
Strategi Lokasi.PPT
Strategi Lokasi.PPTStrategi Lokasi.PPT
Strategi Lokasi.PPT
 

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Kelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesiaKelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesia
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 
Analisis input output
Analisis input outputAnalisis input output
Analisis input output
 
S2 ek pertemuan 2
S2 ek pertemuan 2S2 ek pertemuan 2
S2 ek pertemuan 2
 
Pertemuan ke 2
Pertemuan ke 2Pertemuan ke 2
Pertemuan ke 2
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 

Recently uploaded

KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 

LOKASI INDUSTRI DI KOTA MALANG

  • 1. LAPORAN PENELITIAN PENEMPATAN LOKASI PERUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI DINOYO KERAMIK Mata Kuliah Ekonomi Perkotaan Disusun oleh : Muhammad Rasyid Ridho (135020101111012) Padel Pamungkas (135020100111042) Arafah Riska Syahputra (135020107111031) Irza Azwardi Sabana (135020101111063) Ekky Prista (135020100111033) Program Studi Ekonomi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya BAB I
  • 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia awam masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut. Teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input), dan permintaan luar (outside demand). Kota Malang, dengan sekian banyak fasilitas yang mendukung industri dan perdagangan sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya bangunan-bangunan industri. Dalam hal ini, tahap penentuan lokasi industri yang didasarkan pada teori lokasi menjadi penting karena keberadaan dari sebuah kawasan industri di suatu lokasi dapat berimplikasi pada pemanfaat lahan yang ada di sekitarnya. Selain itu, adanya teori lokasi ini sangat penting untuk dipahami karena suatu lokasi memiliki peranan yang berbeda-beda sehingga penentuan lokasi untuk pelaksanaan suatu peruntukan, misalnya industri, dapat mendorong dan menentukan arah pertumbuhan suatu daerah atau wilayah yang dijadikan lokasi. 1.2 Rumusan Masalah
  • 3. Penentuan lokasi industri di Kota Malang tidak serta merta langsung didirikan disana, tetapi juga melalui beberapa analisa, baik dari segi kedekatan dengan bahan baku, kedekatan dengan pusat kota, dan lain sebagainya. Adapun hal-hal yang ingin dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja yang menjadi dasar-dasar teori penentu lokasi industri? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi kriteria penentuan lokasi suatu industri? 3. Bagaimanakah implikasi teori lokasi industri terhadap penentuan lokasi industri di Kota Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penerapan ilmu ekonomi perkotaan yang membahas tentang mengapa suatu perusahaan berdiri di suatu daerah tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan : 1. Menyelesaikan tugas penelitian ekonomi perkotaan 2. Membahas dimana saja letak suatu perusahaan di kota Malang berada. 3. Membahas apa saja alasan berdirinya suatu perusahaan di daerah tersebut. Penelitian ini berupaya menjelaskan tujuan-tujuan yang sudah disebutkan di atas. Daerah penelitian ini adalah daerah kota malang yaitu : 1. Malang utara 2. Malang barat 3. Malang timur 4. Malang selatan.
  • 4. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk mengetahui dan meneliti apakah benar bahwa daerah tempat berdirinya suatu perusahaan berhubungan erat dengan alasan berdirinya suatu perusahaan tersebut. 2. Mengetahui apakah teori yang ada merupakan sesuai dengan kenyataan pada yang terjadi di pasar.
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada pembahasan kali ini kita akan membahas teori tentang pilihan lokasi perusahaan,dimana perusahaan akan berdiri menjadi pembahasan penting dalam bab ini secara teoritis perusahaan akan berdiri mendekati bebrapa faktor dan aspek yang akan di kemukakan dibawah mengenai masalah dimana perusahaan akan berdiri. 2.1 Faktor penentu pemilihan lokasi kegiatan ekonomi. Formulasi teori lokasi dan analisa spasial dilakukan dengan memeperhatikan faktor-faktor utama yang menentukan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi, baik pertanian, industri dan jasa. Disamping itu, pada umumnya faktor yang dijadikan dasar perumusan teori adalah yang dapat diukur agar menjadi lebih kongkrit dan operasional. Secara garis besar terdapat 6 faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yang masing-masing diuraikan berikut ini. A. Ongkos Angkut Ongkos Angkut merupakan faktor atau variabel utama yang sangat penting dalam pemilihan lokasi dari suatu kegiatan ekonomi. Alasannya adalah karena ongkos angkut tersebut merupakan bagian yang cukup penting dalam kalkulasi biaya produksi. Hal ini terutama sangat dirasakan pada kegiatan industri pertanian maupun pertambangan yang umumnya, baik bahan baku dan hasil produksinya kebanyakan merupakan barang yang cukup berat sehingga pengangkutannya memerlukan biaya yang cukup besar. Untuk kemudahan perumusan Teori Lokasi, kebanyakan ongkos angkut ini diasumsikan konstan untuk setiap kilometernya. Namun demikian, dalam realitanya hla ini tidak selalu benar karena seringkali dalam angkutan dengan jarak lebih jauh akan mengahsilkan ongkos angkut untuk setiap ton kilometernya yang lebih rendah. Dengan kata lain, dalam kenyataanya sering terdapat penghematan angkut rata bila jarak yang ditempuh lebih jauh. B. Perbedaan Upah Antar Wilayah Sudah menjadi kenyataan umum bahwa upah buruh antar wilayah tidak sama. Perbedaan ini dapat terjadi karena variasi dalam biaya hidup, tingkat inflasi daerah dan komposisi kegiatan ekonomi wilayah. Bagi negara sedang berkembang, diamana fasilitas angkuttasi msih belum tersedia keseluruh pelosok daerah dan mobilitas barang dan faktor produksi antar wilayah belum begitu lancar, maka perbedaan upah antar wilayah akan menjadi lebih
  • 6. besar. Upah yang dimaksudkan dalam hal ini bukanlah upah nominal, tetapi upah riil setelah diperhitungkan produktivitas tenaga kerja. Perubahan upah ini mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena tujuan utama investor dan pengusaha adalah untuk mencari keuntungan secara maksimal. Bila upah di satu wilayah lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain, maka pengusaha kan cenderung memilih lokasi diwilayah tersebut karena akan dapat menekan biaya produksi sehingga keuntungan menjadi lebih besar. Sebalinya, pengusaha akan cemderung tidak memilih lokasi pada suatu wilayah bila upah buruhnya relatif lebih tinggi. C. Keuntungan Aglomerasi Faktor ketiga yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiattan ekonomi adalah besar kecilnya keuntungan aglomerasi yang dapat diperoleh pada lokasi tertentu. Keuntungan aglomerasi muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu. Keterkaitan ini dapat berbentuk kaitan dengan bahan baku dan kaitan dengan pasar (Forward Linckages). Bila keuntungan tersebut cukup besar, maka pengusaha akan cenderung memilih lokasi kegiatan ekonomi terkonsentrasi dengan kegiatan lainnya yang saling terkait. Pemilihan lokasi akan cenderung tersebar bila keuntungan aglomerasi tersebut nilainya relatif kecil. Keuntungan aglomerasi tersebut dapat muncul dalam 3 bentuk. Pertama, adalah keuntungan skala besar yang terjadi karena baik bahan baku maupun pasar sebagian telah tersedia pada perusahaan yang terkait yang ada pada lokasi tersebut. Kedua, adalah keuntungan lokalisasi (Localisation Economies) yang diperoleh dalam bentuk penurunan (penghematan) ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi bila memilih lokasi pada konsentrasi tertentu. Ketiga, adalah keuntungan karena penggunaan fasilitas secara bersama seperti listrik, gudang, armada angkatan, air dan lainnya. Biasanya keuntungan ini diukur dalam bentuk penurunan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan fasilitas tersebut secara bersama. D. Konsentrasi Permintaan Faktor keempat yang ikut pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah konsentrasi permintaan antar wilayah (Spatial Demand). Dalam hal ini pemilihan lokasi akan cenderung menuju tempat dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar. Bila suatu perusahaan berlokasi pada wilayah dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar, maka
  • 7. jumlah penjualan diharapkan akan dapat meningkat. Disamping itu, biaya pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan menjadi lebih kecil karena pasar telah ada pada lokasi dimana perusahaan berada. Keadaan ini selanjutnya akan dapat pula meningkatkan volume penjualan yang selanjutnya akan dapat pula memperbesar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan bersangkutan. Konsentrasi permintaan antar wilayah merupakan hal yang wajar terjadi. Untuk barang konsumsi, keadaan ini terutama terjadi karena konsentrasi penduduk pada wilayah-wilayah tertentu misalnya didaerah perkotaan, daerah pertambangan, pertanian, didekat pelabuhan dan lainnya. Sedangkan untuk barang setengah jadi, konsentrasi prmintaan antar wilayah ini menjadi karena adanya konsentrasi industri yang menggunakan barang setengah jadi tersebut. Pada negara sedang berkembang, dimana fasilitas angkuttasi belum menyebar luas keseluruh pelosok daerah, maka konsentrasi permintaan antar wilayah ini akan cenderung lebih tinggi. E. Kompetisi Antar Wilayah Persaingan antar wilayah yang dimaksudkan disini adalah persaingan sesama perusahaan dalam wilayah tertentu atau antar wilayah. Bila persaingan ini sangat tajam, seperti pada pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung terkonsentrasi dengan perusahaan lain yang menjual produk yang sama. Hal ini dilakukan agar masing-masing perusahaan akan mendapatkan posisi yang sama dalam menghadapi persaingan sehingga tidak ada yang dirugikan karena pemilihan lokasi perusahaan yang kurang tepat. Sebaliknya, bilamana persaingan tidak tajam atau tidak ada sama sekali seperti halnya pada pasar monopoli, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung bebas, karena pembeli akan tetap datang dimana saja perusahaan beralokasi. Persaingan dalam ilmu ekonomi dapat diukur dengan perbandingan harga jual produk yang sama antar perusahaan yang bersaing. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai daya saing tinggi bila harganya lebih rendah dari harga produk saingan dan sebaliknya. Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut harga diamana, apakah harga pabrik atau harga di tempat pembeli. F. Harga dan Sewa Tanah Faktor keenam yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tinggi rendahnya harga atau sewa tanah. Dalam rangka memaksimalkan keuntungan, perusahaan akan cenderung memilih lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih rendah. Hal ini terutama akan terjadi pada perusahaan atau kegiatan pertanian yang memerlukan ttanah relatif banyak dibandingkan dengan perusahaan inddustri atau perdagangan. Pemilihan
  • 8. lokasi dalam hal ini menjadi penting karena harga tanah biasanya bervariasi antar tempat. Harga tanah akan tinggi bila terdapat fasilitas angkuttasi yang memadai untuk angkutan orang atau barang. Disamping itu, khusus untuk daerah perkotaan, harga tanah bervariasi menurut jarak ke pusat kota. Bila sebidang tanah beralokasi dekat dengan pusat kota, maka harga per meter perseginya akan sangat mahal. Sebaliknya harga tanah tersebut akan jauh lebih murah bila tanah tersebut terletak jauh dipinggir kota. Karena itu, faktor harga tanah ini juga merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi penggunaan tanah (land-use) untuk kegiatan ekonomi dan perumahan di daerah perkotaan. 2.2. Perluasan Teori Weber Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik secara ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah memberikan keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh dengan cara mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di lapangan sulit ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location dan maksimum revenue location. Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yang biayanya paling minimal (prinsip least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu diasumsikan : a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan dengan ketrampilan). b) Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja. c) Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga. d) Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut dan dipindahkan. e) Terdapatnya kompetisi antara industri. f) Manusia itu berpikir rasional.
  • 9. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang berusaha memperoleh data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yangtelah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Informan utama yang dibidik adalah orang-orang yang berjualan di daerah Keramik Dinoyo. Dalam tujuannya untuk mengetahui dampak ekonomi masyarakat, penulis menggunakan masyarakat di sekitar objek Keramik Dinoyo sebagai informan utama. Masyarakat tersebut berupa pemilik usaha yang menjadikan rumah mereka sebagai tempat pengelolaan dan penjualan keramik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan observasi. a. Wawancara Pengertian wawancara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanya jawab denngan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Atau dengan kata lain wawancara dapat juga dikatakan tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk meminta keterangan atau pendapat tentang suatu hal untuk tujuan tertentu. Pihak yang diwawancarai adalah beberapa pelaku usaha yang mendirikan usaha di daerah Keramik Dinoyo b. Observasi Observasi berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi dilakukan di Kawasan Keramik Dinoyo Malang.
  • 10. BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Sentra Industri Keramik Dinoyo Sentra Industri Keramik Dinoyo terletak di Jalan M.T. Haryono kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Akses masuk ke lokasi Sentra Industri Keramik Dinoyo melalui gang IX yang ditandai oleh gapura bertuliskan "Kampung Wisata Keramik Dinoyo". Gang ini menghubungkan area sentra industri keramik dinoyo dengan jalan M.T. Haryono yang merupakan jalan penghubung antara pusat Kota Malang dengan Kota Batu. Sentra Industri Keramik ini terletak 100 meter dari gapura. Kios-kios dalam sentra industri ini selain tempat untuk berjualan keramik juga menjadi tempat produksi keramik. Pabrik keramik yang ada di sentra ini sudah tutup dikarenakan bangkrut akibat krisis tahun 1998, kebangkruktan pabrik tidak membuat masyarakat yang menekuni bisnis ini ikut gulung tikar tapi karena banyak masyarakat yang sudah bisa membuat keramik sendiri maka ditiap rumah itu mereka membuat usaha kerajinan keramik yang bahan bakunya dari pemerintah kota malang dan provinsi. Industri keramik ini laris manis ketika akan mendekati bulan ramadhan dan ketika ada musim nikah. Kualitas bahan dan teknik pembuatan keramik murah ini tetap diutamakan oleh pengrajin. Hanya saja pengrajin ingin menghasilkan karya keramik murah dan berkualitas yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Karena pengrajin yakin bahwa konsumen menyukai keramik murah dan berkualitas baik. Keramik murah ini ditawarkan dalam berbagai bentuk dan pilihan warna yang dapat disesuaikan dengan selera konsumen. Range harga yang ditawarkan keramik murah ini pun beragam, dari harga Rp 1500 hingga Rp 20.000 , yang jika dibandingkan dengan kerajinan keramik lain, keramik dinoyo memang terkenal dengan keramik murah nya dengan kualitas tinggi. Maka tak heran jika banyak masyarakat dari luar pulau jawa yang senang ‘berburu’ keramik murah di Kota Malang ini.
  • 11. Dalam mempopulerkan keramik Dinoyo, pengrajin setempat yang ditergabung dalam paguyuban pengusaha keramik dengan didukung oleh pemerintah Kota Malang, ingin memanfaatkan keunggulan kerajinan keramik sebagai daya tarik wisatawan untuk mendongkrak penjualan. Salah satu cara yang sudah dilakukan adalah menggelar acara tahunan yang bertajuk Festival Keramik Dinoyo. Acara tersebut pertama kali diadakan pada tahun 2011. Acara festival tersebut bertujuan untuk mengenalkan produk keramik khas Dinoyo dan sekaligus mempromosikan Kampung Keramik Dinoyo sebagai kampung wisata. Selain itu, kegiatan ini juga untuk terus memotivasi para perajin untuk terus berinovasi mengingat industri ini memiliki sejarah panjang, dimana industri keramik di Dinoyo telah berkembang sejak tahun 1957. Festival Keramik Dinoyo merupakan festival keramik pertama yang diselenggarakan di Indonesia. Festival yang berlangsung selama sepekan ini mampu memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk melihat berbagai kerajinan keramik dan gerabah di Kota Malang, disamping itu berbagai pertunjukkan kesenian khas Kota Malang turut mewarnai festuval tersebut seperti pertunjukan tari topeng, hidangan kuliner khas Kota Malang, dan lain-lain. Untuk dapat menikmati festival tersebut pengunjung tidak dipugut biaya (free charge) dan bisa dikunjugi oleh siapa saja. Festival Keramik Dinoyo merupakan salah satu acara unggulan Dinas Pariwisata Kota Malang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Acara ini juga sekaligus sebagai ajang pertemuan untuk bertukar pikiran bagi pengrajin keramik se Indonesia bahkan internasional. Namun, meskipun festival ini berhasil menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung, fastival hanya bagian dari konsep turisme yang belum sempurna. Artinya adalah pengunjung hanya akan menikmati suasana tersebut setahun sekali dan sifatnya yang terbatas. Namun Festival Keramik Dinoyo hanya dilaksanakan dua kali saja yaitu pada tahun 2011 dan 2012 karena pada tahun 2013 dan 2014 peminat akan wisata keramik mulai menurun, para pengrajin dan penjual keramik juga mulai menurun, penurunan tersebut menyebabkan paguyuban masyarakat keramik dinoyo tidak sekompak dulu lagi. 2. Kesesuaian Pemilihan Lokasi Industri Keramik Dinoyo dengan Tinjauan Pustaka G. Ongkos Angkut
  • 12. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan penduduk setempat ongkos angkut bahan baku keramik (tanah liat) relatif rendah karena ketika pabrik keramik di sekitar sentra industri keramik dinoyo belum bangkrut akibat krisis 1998 penduduk atau pengrajin setempat mendapatkan bahan baku keramik langsung dari pabriknya dan itu membuat ongkos angkut relatif rendah karena berdekatan dengan sumber daya dan membuat harga jual keramik menjadi murah, tapi setelah kebangkrutan pabrik keramik tersebut para pengrajin mendapatkan bahan baku setengah jadi dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) Blimbing, Kecamatan Blimbing. H. Perbedaan Upah Antar Wilayah Karena pabrik keramik di dinoyo sudah bangkrut membuat para pengrajin mendirikan tempat usaha keramik sendiri dan menjadikan rumah mereka menjadi tempat pengolahan dan pembuatan keramik. Jadi menurut kami tidak ada perbedaan upah antar wilayah karena industri keramik di malang dipusatkan di dinoyo dan para pengrajin tidak bekerja di pabrik lagi, jadi yang ada hanyalah perbedaan omzet perbulan/pertahun antar pengrajin. I. Keuntungan Aglomerasi Karena adanya aglomerasi untuk Industri Keramik di daerah Dinoyo, membuat beberapa keuntungan salah satunya adalah akses lokasi yang mudah karena kawasan industri keramik dinoyo berdekatan dengan jalan utama di Kecamartan Lowokwaru. J. Konsentrasi Permintaan Untuk permintaan akan keramik sendiri menurut hasil wawancara kami, sang pengrajin atau pemilik usaha tidak membuat minimum permintaan tapi sesuai dengan permintaan si pemesan keramik. Permintaan keramik menjadi naik ketika musim pernikahan dan akan mendekati hari lebaran Idul Fitri. K. Kompetisi Antar Wilayah Menurut Kelompok kami tidak ada kompetesi antar wilayah yang ada adalah kompetesi antara pengrajin keramik di Dinoyo. Karena harga keramik di sentra industri dinoyo hampir semuanya sama membuat kompetesi antara pedagang tersebut menjadi kurang signifikan. L. Harga dan Sewa Tanah
  • 13. Hampir semua pengrajin melakukan pengolahan dan penjualan keramik di rumah mereka sendiri, karena tempat pengolahan dan penjualan keramik di rumah sendiri membuat harga keramik menjadi reltif murah dan para pengrajin dapat menghasilkan profit yang maksimal. BAB V KESIMPULAN Industri Keramik Dinoyo menurut teori pemilihan lokasi industri sudah sesuai karena Industri Keramik Dinoyo menekankan pada 6 faktor yaitu Ongkos Angkut, Perbedaan Upah antar wilayah, keuntungan aglomerasi, konsentrasi permintaan, kompetisi antar wilayah, dan harga sewa tanah. Hal tersebut sangat menentukan besarnya profit pemilik usaha atau pengrajin keramik. Sinergitas antara pengrajin keramik setelah kebangkrutan pabrik keramik sangat membantu berkembang dan bertahannya industri keramik di tengah perkembangan global. SARAN Para pemilik usaha keramik atau pengrajin keramik lebih melakukan inovasi terhadap pengolahan keramik agar tidak kalah dengan produk-produk cina yang menawarkan corak budaya mereka, menurut kelompok kami para pengrajin keramik mulai mengadakan kembali festival keramik yang diadakan 1 tahun sekali yang sempat berhenti pada tahun 2012, karena dengan adanya festival keramik akan membuat industri keramik dinoyo malang lebih dikenal masyarakat sekitar.
  • 15. Peta dan Foto Industri Keramik Dinoyo