SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
1
INSTRUMEN PENGENDALI MONETER
MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Moneter II
Oleh
Tatik Andriani (135020100111013)
Natalia Firda G. (135020100111026)
Rina Dwi A. (135020101111056)
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Instrumen Pengendali Moneter
A. Instrumen Langsung.....................................................................................5
B. Instrumen Tidak Langsung...........................................................................10
C. Instrumen yang Sering Digunakan ...............................................................23
D. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia ..........................26
KESIMPULAN ..........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................30
3
PEMBAHASAN
2.1 Instrumen Pengendali Moneter
Kebijakan moneter merupakan suatu hal yang sangat penting bagi tiap-tiap negara.
Hal ini dikarenakan, kebijakan moneter memiliki kendali dalam mempengaruhi sasaran-
sasaran dan target akhir. Target akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi
ekonomi makro yang ingin dicapai.
Setiap negara memiliki target yang berbeda dan bersifat dinamis. Artinya target akhir
setiap negara dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan
perekonomiannya. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan 4 hal yang menjadi
ultimate target dari kebijakan moneter, yakni:1
a. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan;
b. Kesempatan kerja;
c. Kestabilan harga;
d. Keseimbangan neraca pembayaran.
Sasaran tersebut memiliki unsur kontradiktif, yang berarti bahwa untuk mencapai
target-target tersebut tidak bisa dilakukan bersama-sama. Setiap target memiliki dampak
yang saling bertolak belakang. Sebagai contoh untuk mencapai target akhir pemerataan
pendapatan dan memperluas kesempatan kerja, berpengaruh terhadap kestabilan harga
dan keseimbangan neraca pembayaran. Sekalipun suatu negara bisa mencapai keempat
target tersebut secara bersama-sama, namun faktanya setiap target itu tidak bisa tercapai
secara optimal.
Di sisi lain, pengaruh moneter dalam jangka panjang hanya akan meningkatkan
harga dan menimbulkan inflasi. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang bank sentral
ada kecenderungan bahwa sasaran akhir kebijakan moneter adalah stabilisasi
harga.2Sejarah dari beberapa negara membuktikan bahwa kebijakan moneter yang
memiliki multi sasaran akhir, kondisi perekonomian akan memburuk. Berkaca dari
pengalaman-pengalaman tersebut, beberapa negara memfokuskan untuk mencapai
sasaran tunggal termasuk Indonesia.
4
Gambar 1
Perbandingan Sistem Operasi Kebijakan Moneter
Sumber: Ascarya. “Seri Kebanksentralan: Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 3
Untuk mencapai sasaran akhir yang diinginkan, diperlukan adanya indikator dan
instrumen untuk membantu proses pencapaian target. Untuk dapat mengontrol indikator,
bank sentral perlu melakukan intervensi dengan menggunakan instrumen-instrumen yang
dimiliki.
Secara garis besar, instrumen ini dapat digolongkan menurut cara yang berbeda:3
1) Menurut cara instrumen tersebut mempengaruhi sasaran operasional, dapat dibagi
langsung atau tidak langsung,
2) Menurut orientasinya di pasar keuangan, dapat dibagi berorientasi pasar (market
oriented/based) dan tidak berorientasi pasar (non-market oriented/based),
3) Menurut diskresinya4, dapat dibagi diskresinya berada di bank sentral atau di peserta
pasar.
5
Dari penjelasan tersebut, topik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
mencakup intrumen baik langsung maupun tidak langsung, dan instrumen yang sering
digunakan serta instrumen pengendalian moneter di Indonesia.
A. Instrumen Langsung
Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara
langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Pada
umumnya bersifat non-market dan diskresinya ada di bank sentral. Keuntungannya
bahwa ia dapat dipergunakan sebagai alat yang efektif bagi bank sentral untuk
mengendalikan harga atau kuantitas kredit, terutama dalam tahap-tahap awal
pembangunan atau dalam keadaan krisis yang bersifat sementara. Biasanya dipergunakan
oleh negara-negara berkembang.
Jenis-jenis instrumen langsung yaitu:
1.) Penetapan Suku Bunga
Berupa penetapan tingkat suku bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan di
dalam sistem perbankan. Keefektifan instrumen langsung ini terletak pada kredibilitas
sistem penegakan dan pengawasannya.
2.) Pagu Kredit
Berupa penetapan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat disalurkan
oleh perbankan. Berfungsi untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan secara
langsung mempengaruhi jumlah kredit domestik yang dapat disalurkan oleh perbankan.
3.) Rasio Likuiditas (Statutory Liquidity Ratios)
Digunakan bank sentral dengan mewajibkan banl-bank lain untuk memelihara
cadangan primer juga untuk setiap saat memelihara surat-surat berharga tertentu atau
mata uang tertentu dengan presentase tertentu. Bertujuan untuk menggalang dana yang
dibutuhkan untuk pembiayaan anggaran pemerintah melalui surat-surat utang pemerintah
kepada perbankan, sembari menciptakan pasarnya.
6
4.) Kredit Langsung
Berupa penyaluran kredit secara langsung kepada sektor, program, proyek, dan
kegiatan tertentu yang sedang digalakkan pemerintah namun belum cukup menarik bagi
sektor swasta.
5.) Kuota Rediskonto
Mirip dengan kredit langsung namun dijamin dengan surat berharga pasar uang
melalui kuota untuk memberikan intensif pengembangan sektor tertentu.
6.) Instrumen Lain
Intrumen langsung yang pada masa dahulu pernah digunakan untuk mengendalikan
uang beredar atau money supply:
a. Pengguntingan Uang
Ditunjukan untuk mengurangi uang beredar. Dengan pengguntingan uang, nilai
pacahan uang yang terkena peraturan ini berkurang sejumlah presentase tertentu
sedangkan sisanya diganti dengan surat berharga pemerintah jangka panjang.
b. Pembersihan Uang (Monetary Purge)
Dengan pembersihan uang, nilai uang diturunkan dengan presentase tertentu
tanpa ada penggantian untuk jumlah yang diturunkan tersebut. Efek pembersihan
uang sama dengan pengguntingan uang, yaitu penurunan jumlah uang beredar.
c. Penetapan Uang Muka Impor
Ketetapan ini berlaku bagi para importir yang akan melakukan transaksi
pembelian dari luar negeri. Dengan ketetapan ini para importir diwajibkan untuk
membayar sejumlah presentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta
asing yang mereka perlukan untuk mengimpor barang yang mereka perlukan dari
luar negeri.
Tabel 1: Instrumen Langsung Pengendalian Moneter5
Instrumen Cara kerja Keuntungan Kerugian
1. Penetapan sk
bunga (interest rate
Bank sentraldengan
wewenangnya
-Efektif untuk
mengendalikan suku
- Menghambat
kompetisi di pasar-
7
controls) menetapkan tingkat
sk bunga baik untuk
pinjaman maupun
simpanan dalam
sistem perbankan
bunga kredit,
terutama di masa
krisis (sementara)
- biasanya
dicadangkan pada
saat pemerintah tidak
dapat mencapai
sasaran suku bunga
melalui pasar atau
ketika suku bunga
jangka panjang
merupakan tujuan
kebijakan
- menganung
pengaruh-pengaruh
“noncompetitive
pricing” ketika
pembukaan bank
terbatas
- Membatasijumlah
masalah “adverse
selection”, terutama
ketika informasi
peminjam langka
atau pengawasan
bank lemah
pasar keuangan
- alokasi sumber-
sumber keuangan
tidak berdasarkan
mekanisme pasar
- pagu suku bunga
mudah dihindari
dengan mengubah
simpanan bank
menjadi aset yang
menghasilkan bunga
pasar (sepertivaslas)
atau menjadi barang.
- mendorong
disintermediasi atau
intermediasi
nonbank.
- murah untuk
meminjam kredit
sehingga mendorong
penggunaan kapital
yang berlebihan.
2. Pagu kredit (credit
cellings)
Bank sentral
menetapkan jumlah
atau kuantitas
maksimum kredit
yang dapat dialurkan
oleh perbankan
- Efektif untuk
mengendalikan
kuantitas kredit
perbankan, terutama
di masa krisis
(sementara)
- Dapat
meminimalkan
kehilangan kendali
moneter selama masa
transisi ke instrumen
tidak langsung ketika
mekanisme transisi
tidak tentu
- Menghambat
alokasi perbankan
- Dapat menyebabkan
disintermediasi dan
hilangnya kefektifan
- Sulit diterapkan jika
terdapat banyak bank
dna “capital inflows”
3. Rasio likuiditas
(statutory liquidity
ratio)
Bank sentral
mewajibkan bank-
bank untuk setiap
saat memelihara
surat-surat berharga
- Dengan adanya
“captive demand”
untuk aset yang
masuk kualifikasi
(biasanya utang
- Mengganggu
kompetisi dengan
menerapkan batasan-
batasan pada
manajemen aset
8
tertentu atau mata
uang tertentu dengan
persentase tertentu
(biasanya utang
pemerintah) di luar
CWM.
pemerintah) rasio
likuiditas dapat
mengurangi biaya
peminjaman untuk
penerbit instrumen
ini.
bank.
- mengganggu tingkat
harga sekuritas dan
menghambat
perdagangan di pasar
sekunder.
- dapat menyebabkan
disintermediasi dan
dapat menurunkan
disiplin fiskal
pemerintah, yang
pada akhirnya akan
menyebabkan
hilangnya keefektifan
sebagai alat untuk
mengendalikan uang.
4. Kredit langsung
(directed credits)
Bank sentral
menyalurkan kredit
secara langsung (atau
melalui agen
pemerintah) kepada
sektor, program,
proyek dan atau
kegiatan tertentu
yang sedang
diprioritaskan
- Pengendalian
langsung terhadap
agregat kredit bank
sentral ke perbankan
- Ada kemungkinan
misalokasi sumber
daya
- dapat digunakan
untuk menyalurkan
kredit langsung ke
BUMN sehingga
mengurangi pengaruh
langsung anggaran
pemerintah
5. Kuota rediskonto Bank sentral
menetapkan jumlah
kuota surat-surat
berharga sektor
tertentu yang dapat di
re-diskonto-kan
dengan suku bunga
dibawah harga pasar
- Menetapka batas
bawah suku bunga
antar bank sehingga
memperbaiki
transmisi perubahan
suku bunga
- digunakan untuk
rediskonto surat
berharga sektor
tertentu dan
menyalurkan
likuiditas ke bank
tertentu.
- Suku bunga
diskonto dibawah
pasar akan
menghambat
perkembangan PUAB
jika penggunaannya
tidak dibatasi
6.1 Pengguntingan
uang
Bank sentraldan/atau
pemeritah menetapka
bahwa nilai pecahan
mata uang tertentu
- Merupakan sumber
dana pemerintah
dalam keadaan tidak
terdapat sumber lain
- Masyarakat merasa
dirugikan karena
“dipaksa”
menukarkan sebagian
9
berkurang sejumlah
presentase tertentu
(misalnya tinggal
50%), sedangkan
sisanya diganti
dengan surat
berhearga pemerintah
jangka panjang.
Caranya uang kertas
digunting menjadi
dua bagian. Satu
bagian sebagaialat
pembayaran, bagian
lain ditukar dengan
surat berharga
pemerintah.
- pilihan mudah bagi
pemerintah baru yang
belum kredibel
uangnya dengan surat
berharga pemerintah
- kredibilitas
pemerintah akan
dipertanyakan apabila
penggunaannya tidak
sesuai dengan tujuan
semula
- pemerintah harus
merencanakan
dengan baik pada saat
surat berharga jatuh
waktu.
6.2 Pembersihan
uang
Bank sentraldan/atau
pemerintah
menetapkan bahwa
nilai uang diturunkan
dengan presentase
tertentu tanpa ada
penggantian untuk
jumlah yang
diturunkan tersebut.
- Merupakan sumber
dana pemerintah
dalam keadaan tidak
terdapat sumber lain
- pilihan mudah bagi
pemerintah yang baru
dan belum kredibel
- pemeirntah tidak
perlu mengeluarkan
surat berharga
pemerintah.
- Masyarakat
dirugikan dnegan
penurunan nilai
uangnya.
- kredibilitas
pemerintah akan
dipertanyakan apabila
penggunaannya tidak
sesuai dengan tujuan
semula.
6.3 Penetapan uang
muka impor
Dengan ketetapan ini
para importir
diwajibkan untuk
membayar sejumlah
persentase tertentu
sebagai uang muka
untuk pembelian
valas yang mereka
perlukan untuk
mengimpor barang
yang mereka
perlukan dari luar
negeri
- Uang beredar yang
bersumber dari sisi
impor dapat dikontrol
- sebagaialat kontrol
devisa negara
- Memberatkan
importir yang
bermodal minim
- dapat menyuburkan
pasar gelap valas
10
B. Instrumen Tidak Langsung
Instrumen tidak langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral.
Instrumen tidak langsung merupakan usaha untuk mengendalikan besaran moneter
dengan cara mempengaruhi neraca bank sentral. Satu hal yang penting dalam instrumen
tidak langsung ialah bank sentral dapat mempengaruhi posisi base money atau bank
reserve yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kredit dan penawaran uang.
Jenis instrument tidak langsung juga bermacam-macam dan bervariasi, antara lain;
1.) Cadangan Wajib Minimum
Cadangan wajib minimum adalah jumlah likuid minimum yang wajib dipelihara oleh
bank. Cadangan wajib minimum dapat dibedakan menjadi cadangan primer dan cadangan
sekunder. Cadangan primer lebih dikenal secara umum sebagai cadangan wajib
minimum.
a. Cadangan primer (primery reserves)
Instrument tidak langsung yang yang merupakan ketentuan bank sentral yang
merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank memelihara
sejumlah alat likuid sebesar presentase tertentu dari kewajiban lancarnya.
Cadangan primer ini termasuk Instrument tidak langsung karena ia pada satu
sisi akan mempengaruhi kemampuan bank memberikan kredit dan pada tingkat suku
bunga. Cadangan primer ini adalah jenis instrumen yang bersifat non-market based
karena jumlah cadangan primer ditentukan oleh bank sentral.
Cadangan ini banyak digunakan oleh bank sentral sebagai instrumen
pengendalian moneter disamping sebagai ketentuan kehati-hatian untuk memastikan
bahwa bank-bank memiliki likuiditas yang cukup setiap saat bila nasabah melakukan
penarikan simpanannya. Namun, dalam prerkembangannya perubahan presentase
cadangan primer secara aktif sebagai instrumen pengendalian moneter moneter
semakin berkurang, terutama atas poertimbangan dapat memberikan dampak yang
buruk terhadap poengelolaan portofolio bank-bank.
b. Cadangan sekunder (secondary reservese)
Disamping cadangan primer, ada kalanya bank sentral mewajibkan bank-bank
untuk memelihara sejumlah alat likuid tambahan diatas cadangan primer. Tambahan
alat likuid tersebut seringkali dinamakan cadangan sekunder. Pada umumnya, alat
11
likuid yang dapat diperhitungkan sebagai cadangan sekunder berbentuk surat-surat
berharga baiik milik bank sentral maupun pemerintah.
2.) Fasilitas diskonto
Fasilitas diskonto adalah fasilitas kredit dan simpanan yang diberikan oleh bank
sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat diskonto akan
mempengaruhi permintaan kredit dari bank.
Dibeberapa Negara tingkat diskonto yang disebaabkan untuk fasilitas ini ada yang
berbeda diatas suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) dan ada pula yang berada
dibawah suku bunga PUAB. Pada umumnya, penggunaan fasilitas diskonto ini oleh
bank-bank akan dikenakan penalty agar mereka tidak sering kali menggunakan fasilitas
diskonto dari bank sentral mengingat fasilitas diskontro ini berfunsi sebagai mekanisme
katub pengaman dalam menjaga stabilitas di pasar uang.
Bentuk fasilitas diskonto ini pada umumnya berupa pinjaman dengan jaminan
kepada sistem perbankan dan suku bunga diatas suku bunga intervensi bank sentral (atau
berupa simpanan dengan suku bunga dibawah pasar) sehingga suku bunga fasilitas
diskonto ini akan menjadi patokan uku bunga pinjaman tertinggi (ceiling) atau suku
bunga simpanan terendah (floor).
3.) Fasilitas rediskonto
Instrument tidak langsung serrupa dengan fasilitas diskonto dalam bentuk fasilitas
pinjaman jangka pendek yang merupakan ketentuan bank sentral dalam menetapkan
tingkat rediskonto surat-surat berharga pasar uang (SPBU). Yang dapat digunakan dan
dirediskontokan ke bank sentral.
Pada umumnya, penerapan fasilitas ini ditujukan untuk mengembangkan pasar surat-
surat berharga pasar uang dan juga bermanfaat pada saat OPT masih terbatas dan belum
berjalan dengan baik antara lain sebagai akibat terbatasnya surat-surat berharga yang
dapat dipergunakan sebagai instrument operasionalnya.
4.) Operasi pasar terbuka
OPT merupakan instrument kebijakan moneter tidak langsung yang penting karena
melalui OPT bank sentral dapat mempengaruhi sasaran opertasionalnya yaitu suku bunga
12
atau jumlah uang beredar secara lebih efektif. Operasi pasar terbuka menjadi penting
karena mampu mengendalikan jumlah uang beredar. Dikatakan demikian karena sinyal
arah kebijakan moneter dapat disampaikan oleh OPT, yang pelaksananya dilakukan
secara terbuka dan pembentukan suku bunganya ditentukan berdasarkan mekanisme
pasar. OPT juga dapat dilakukan atas inisiatif bank sentral dengan frekuensi dan kuantitas
sesuai dengan yang diinginkannya.
OPT berbentuk kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral, baik dipasar
primer maupun pasar sekunder melalui mekanisme lelang atau nonlelang. Apabila bank
sentral akan mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat-surat
berhargaa(biasa disebut kontraksi) yang akan berdampak pada pada penggunaan likuid
bank-bank dan selanjutnya akan memperkecil kemampuan bank-bank memberikan
pinjaman.
OPT merupakan instrument tidak langsung yang sangat penting karena sangat
fleksibel dibandingkan instrument-instrumen tidak langsung lainnya, seperti cadangan
primer atau fasilitas diskonto, dan keikutsertaan setiap institusi peserta atas dasar
sukarela, bukan kewajiban. Dikatakan fleksibel karena dapat dilakukan atas inisiatif bank
sentral dan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkannya. Operasi pasar
terbuka ada setelah berkembangnya pasar uang atau pasar modal.
a. Lelang surat berharga bank sentral
Lelang surat berharga bank sentral merupakan salah satu instrument
operasional yang wajib difgunakan oleh OPT. lelang ini dilakukan dipasar primer
karena bank sentral sebagai penerbit menjual langsung ke pasar.
b. Lelang surat berharga pemerintah
Lelang surat berharga pemerintah merupakan salah satu instrument operasional
yang digunakan dalam OPT seperti lelang surat berharga bank sentral. Adapun
perbedaannya ialah penerbitnya adalah pemerintah, buykan bank sentral. Lelang ini
dilakukan dilakukan di pasar primer karena pemerintah sebagai penerbit menjual
langsung ke pasar.
c. Operasi pasar sekunder
Pasar sekunder merupakan pasar uang yang lebih baik untuk OPT. di pasar
sekunder dapat dilakukan jual beli surat-surat berharga secara outright atau repo. Hal
13
ini hanya akan dapat terlaksana apabila pasar sekunder telah berkembang baik
sehingga operasi ini banyak digunakan disebagian besar Negara maju yang pasar
sekundernya sudah sedemikian maju, likuid dan surat-surat berharga yang dapat
diperjual belikan tersedia dalam jumlah yang memadai.
Gambar 2
Operasi Pasar Terbuka
Sumber: Aulia Pohan. “Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia”. PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2008. Hal 54
Operasi pasar terbuka ini merupakan kegiatan bank sentral dalam melakukan jual beli
surat-surat berharga jangka pendek dalam rangka mengatur jumlah uang beredar atau
suku bunga jangka pendek. Seperti terlihat dalam gambar diatas, jika pemerintah
bermaksud untuk mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat
berharga. Jika permerintah bermaksud menambah jumlah uang beredar, bank sentral
akan membeli surat berharga.
5.) Fasilitas simpanan bank sentral
Fasilitas simpanan bank sentral merupakan salah satu instrument tidak langsung yang
berbentuk simpanan dibank-bank di bank sentral yang berjangka sangat pendek. Fasilitas
ini digunakan oleh bank-bank jika mereka mengalami likuiditas pada akhir hari namun
14
tidak dapat menempatkan dana kelebihannya itu ketempat lain. Oleh karena itu,
sukubunga fasilitas simpanan ini pada umumnya berada dibawah suku bunga
pasar.fasilitas ini ada yang bersifat aktif dan pasif. Pasif berarti inisiatif berada pada
peserta pasar dan dan berapapun jumlah yang akan mereka simpan bank sentral harus
menerimanya. Aktif berati inisiatif berada pada bank sentral.
6.) Intervensi valusa asing
Operasi valuta asing merupakan salah satu instrument tidak langsung yang dapat
dilakukam oleh OPT, Yaitu bank sentral melakukan jual-beli valuta asing dipasar valuta
asing untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan nilai tukar.
Jual beli valuta asing ini dapat dilakukansecara spot (outright) atau swap. Jual beli
secara spot bermanfaat ketikaa pasar valuta asing dinegara tersebut lebih berkembang
daripada pasar uangnya. Penggunaan lain instrument ini adalah untuk sterilisasi disaat
banyak investasi asing masuk., untuk menjaga uang yang beredar.
7.) Fasilitas overdraft
Fasilitas pemberian pinjaman (dengan atau tanpa pinjaman) yang berjangka sangat
pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likiuditas jangka sangat pendek
(kalah kliring) . oleh karena itu fasilitas ini pada umumnya memiliki suku bunga diatas
suku bunga sumber-sumber dana lainnya dipasar uang.
Cara kerja instrument ini dapat digambarkan sebagai berikut, pada saat kliring aka
nada bank yang menang dan kalah kliring. Menang kliring berarti kewajibannya lebih
kecil dari pada tagihannya kedpada bank-baank lain, atau sebaliknya. Bank yang kalah
kliring berarti harus menyediakan dana likuid sebesar kekelahan tersebut. Fasilitas ini
merupakan fasilitas standart dan mderupakan salah satu instrument penting dibanyak
Negara karena suku bunga overdraft dapat dijadikan sebagai suku bunga kunci dalam
perubahan arah kebijakan moneter.
8.) Simpanan sector pemerintah
Simpanan sector pemerintah merupakan instrument tidak lanhsung yang dapat
digunakaan oleh bank sentral terutama untuk pengendalian likuiditas jangka pendek. Cara
15
kerja instrument ini sebenarnya hanya berupa realokasi simpanan pemerintah yang brtada
pada bank sentral dan dibank-bank pelaksana/umum. Apabila bank sentral akan
menguranggi jumlah uang beredar maka dapat dilakukan dengan realokasi simpanan
sektor pemerintah yang berada dibank-bank umum ke bank sentral demikian pula
sebaliknya.
Instrument ini pernah digunakan dibeberapa Negara, seperti Kanada, Malaysia, dan
jerman sampai akhir 1993.
9.) Lelang kredit
Lelang kredit merupakan instrument sementara yang dipergunakan dalam maa awal
transisi ke pengguna instrument tidak langsung untuk mengubah dari pemberian kredit
langsung kealokasi pasar. Instrument ini biasanya digunakan ketika pasar-pasar keuangan
belum berkembang dan suku bunga patokan antar bank belum ada.
Dengaan sistem lelang, alokasi kredit dapat sesuai dengan kebutuhan pasar dan suku
bunga pasar dapat terbentuk. Apabila surat-surat berhargaa pasar uang sudah mulai
berkembang. Operasi lelang kredit ini dapat direstrukturisasi kembali menjadi lelang
repo.
10.) Imbauan
Imbauan juga dapat dipergunakan sebagai instrument tidak langsung dalam
pengendalian moneter oleh bank sentral. Imbauan akan menjadi efektif apabila bank
sentralnya kredibel dan tidak sering digiunakan.
11.) Instrument lain
Surat berharga yang dijual oleh bank sentral pada umumnya berdasarkan suku bunga
naamun dengan berkembangnya perbankan syariah,bank sentral juga dapat menjual surat
berharga yang berdasarkan wadiah bank sentral. Instrument ini biasanya disediakan oleh
bank sentral sabagai fasilitas simpanan bagi bank-bank syariah sehingga mempunyai
kemiringan dengan fasilitas simpanan bank sentral yang berdasar syariah. Namun tidak
tertutup kemungkinan dimasa mendatang instrument ini dapat pula dipergunakan sebagai
salah satu instrument operasional OPT.
16
Tabel 2. Instrumen Tidak Langsung Pengendalian Moneter
Instrumen Cara kerja Keuntungan Kerugian
1.1 Cadangan
primer/cadangan
wajib minimum
Bank sentral
mewajibkan bank-
bank umum
memelihara sejumlah
alat likuid tertentu
(seperti kas) sebesar
persentase tertentu
dari kewajiban
lancarnya pada bank
sentral.
- Mingkatkan
kemampuanm
emperkirakan
kebutuhan cadangan
-peningkatan
cadangan primer
bermanfaat sterilisasi
ekses likuiditas atau
untuk
mengakomodasi
perubahan struktural
dalam permintaan
akan cadangan.
- meningkatkan
kefektifan kebijakan
moneter.
- “Averaging”
memberikan
fleksibilitas yang
lebih besar kepada
bank dalam
manajemen
portofolionya.
- Cadangan primer
tinggi merupakan
pajak pada
intermediasi
perbankan. Hal ini
dapat dinetralkan
dengan pemberian
kompensasi sesuai
dengan suku bunga
pasar.
- pajak ini dapat
menyebabkan
melebarnya “spreads”
antara suku bunga
kredit dan suku
bunga deposito, yang
akan mengarah pada
disintermediasi.
- tidak cocok jika
digunakan untuk
manajemn likuiditas
jangka pendek karena
seringnya perubahan
cadangan primer
mengganggu
manajemen
portofolio bank.
1.2 Cadangan
sekunder
Bank sentral
mewajibkan bank-
bank, di luar
- Memberikan
keleluasaan bank
sentral dalam
- Kurang memberikan
ruang fleksibilitas
bagi bank.
17
cadangan primer
(tetapi masih dalam
kerangka CMW),
untuk memelihara
alat-alat likuid
tertentu dengan
rincian/presentase
tertentu.
menentukan alat
likuid yang harus
dipelihara.
- dapat dipakai untuk
memasyarakatkan
surat berharga
tertentu.
- mengganggu
kompetisi perbankan
dengan penerapan
pembatasan ini.
- mengganggu harga
pasar sekuritas yang
lain di pasar
sekunder.
2. Fasilitas diskonto Bank sentral
memberikan fasilitas
pinjaman (dan/atau
simpanan) dan
menetapkan tingkat
diskonto surat
berharga bank sentral
(SBBS) atau
pinjamannya.
- berguna sebagai
mekanismen katub
pengaman.
- berguna sebagai
sinyal kebijakan bank
sentral.
- fasilitas untuk bank-
bank lemah yang sulit
mendapatkan
kebutuhan dana di
PUAB.
- Mamberikan
informasi patoka
suku bunga.
- Tidak begitu cocok
untuk pertargetan
“base money” secara
tepat, karena akses ke
pintu ini atas inisiatif
bank.
- kriteria surat
berharga yang dapat
digunakan dan akses
ke pintu ini sering
dimanfaatkan sebagai
kebijakan kredit
selektif.
3. Fasilitas
Rediskonto
Bank sentral
memberikan fasilitas
pinjaman melalui
rediskonto surat
berharga pasar uang
(SBPU),menetapkan
tingkat
rediskontonya, dan
menetapkan SBPU
yang dapat
digunakan.
- Suku bunga
diskonto sering dapat
meningkatkan
transmisi dari arah
kebijakan melalui
pengaruh
pengumumannya
sebagai patokan suku
bunga (Prancis,
Jerman, dan AS)
- Pengaruh awalnya
lebih meluas daripada
- Tidak begitu cocok
untuk pernagetan
base money secara
tepat karena akses ke
pintu ini atas inisiatif
bank.
- kriteria surta
berharga yang dapat
digunakan dan akses
ke pintu ini sering
dimanfaatkan sebagai
kebijakan kredit
18
OPT,yang hanya
terbatas pada
counterpart-nya di
satu atau sedikit
pusat-pusat finansial.
- mengembangkan
pasar surat-surat
berharga yang dapat
dirediskontokan.
- dapat pula
bermanfaat pada saat
OPT terbatas karena
kurangnya surat
berharga.
selektif.
4.1 Lelang SBBS
sebagai instrumen
OPT
Bank sentral
melakukan lelang
untuk
menjual/membeli SB
bank sentral kepada
perbankan dan
peserta lain di pasar
primer.
- Instrumen yang
fleksibel untuk
manajemen likuiditas
jangka pendek karena
bank sentral yang
menerbitkan dan
berbagai format
lelang/tender dapat
digunakan untuk
mengarahkan suku
bunga.
- bermanfaat
khususnya pada saat
bank sentral tidak
punya cukup SB
pemerintah untuk
melaksanakan OPT
- Bank sentral dapat
menanggung
kerugian apabila
terjadi
penerbitan/penjualan
yang cukup besar.
- Jika SB bank sentral
digunakan bersama
dengan SB
pemerintah (T-bills),
permasalahan akan
muncul jika tidak ada
koordinasi yang kuat
antarpenerbit SB.
4.2 Lelang SB
pemerintah sebagai
instrumen OPT
Pemerintah
melakukan lelang
untuk menjual SB
- Manajemennya
sama dengan SB
bank sentrla jika
- Tujuan manajemn
utang dapat
berbentrokan dengan
19
pemerintah kepada
peserta pasar di pasar
primer. Selanjutnya,
bank sentral dapat
melakukan jual beli
SB pemerintah ini
dalam OPTnya.
koosrdinasi dengan
departemen keuangan
karena penerbitan SB
pemeritnah dapat
melebihi kebutuhan
fiskal.
- Mendorong disiplin
fiskal bagi
pemerintah jika
pembiayaan langsung
dari bank sentral
dihentikan.
manajemen moneter
jeika departemen
keuangan
memanipulasi lelang
untuk menjaga biaya
dana dibawah pasar.
- ketika manajemen
moneter bergantung
pada penerbitan
perdana, lelang sering
dapat menghambat
perkembangan pasar
sekunder.
4.3 Operasi pasar
sekunder
Bank senrtal
melakukan jual-beli
surat-surat berharga
secara outright atau
repo dalam rangka
OPT
- dapat dilaksanakan
secara terus menerus
sehingga memberikan
fleksibilitas yang
tinggi.
- Transparan.
- meningkatkan
perkembangan pasar
sekunder.
- respon yang segera
dari pasar uang.
- memerluka pasar
sekunder yang
matang dan lukuid
dan bank sentral
harus memiliki
cadangan aset yang
dapat dipasarkan
yang cukup.
5. Fasilitas simpanan
bank sentral/ deposit
facility
Bank sentral
memberikan fasilitas
berbentuk simpanan
bank-bank di bank
sentral yang
berjangka sangat
pemdek yang
digunakan oleh bank-
bank apabila mereka
mengalami kelebihan
- membangtu
pencapaian sasaran
operasional
- fleksibel dalam
jumlah maupun suku
bunga.
- suku bunga sebagai
acuan pasar uang.
- dapat untu
keperluan kontraksi
- apabila dilakukan
terus-menerus,
menyebabkan
ketergantungan dan
manajemen keuangan
kurang berkembang.
20
lu=ikuiditas pada
akhir hari namun
tidak dapat
menempatkan
kelebihan dana
kelebihannya itu di
tempat lain.
dan ekspansi.
- membantu bank
yang kelebihan
likuiditas.
6. Operasivalas Bank sentral
melakukan jual beli
valuta asing di pasar
valas untuk
mempengaruhi
jumlah uang beredar
dan nilai tukar.
- Jika pasar valas
berkembang
sedangkan SB
pemerintah tidak
aktif, swap dapat
menggantikan operasi
repo SB pemerintah.
- penjualan dan
pembelian valas
secara spot dapat
bermanfaat ketika
pasar valas lebih
berkembang daripada
pasar uangnya.
- Bank sentral dapat
mengalami kerugian
jika operasi valas
digunakan dengan
maksud untuk
menjaga nilai tukar
yang tidak
sustainable.
7. Fasilitas Overdraft Bank sentral
memberikan fasilitas
pinjaman (dengan
atau tanpa jaminan)
yang berjangka
sangat pendek kepada
bank-bank yang
mengalami kesulitan
likuiditas jangka
pendek (kalah
kliring).
- Menyediakan
fasilitas pinjaman
jangka sangat pendek
yang suku bunganya
lebih tinggi dari
sumber lain.
- dapat menjadi
bagian kunci
pengaturan sistem
pembayaran.
- lihat pintu
rediskonto diatas.
- kerugian suku
bunga yang sudah
diumumkan
sebelumnya
sedangkan akses ke
pintu ini atas inisiatif
bank.
8. Simpanan sektor
pemerintah
Bank sentral
memindahkan /
- karena besarnya
arus dana
- kurang transparan
- berlawanan dengan
21
realokasi simpanan
pemerintah yang
berada di bank sentral
dan atau di bank-
bank
pelaksana/umum
keluar/masuk sistem
perbankan dari
pemerintah, realokasi
simpanan pemerintah
antara bank sentral
dan bank pelaksana
dapat menjadi
instrumen kunci
untuk meredam
pengaruh arus
tersebut pada
likuiditas jangka
pendek.
usaha pengembangan
pasar sekunder untuk
sekuritas pemerintah
9. lelang kredit Bank sentral
melakukan lelang
kredit kepada
perbankan.
- menawarkan alat
untuk mengetahui
harga/suku bunga
kredit bank sentral.
- dapat digunakan
ketika pasar masih
belum berkembang
dan referensisuku
bunga antar bank
belum ada.
- menetapkan patokan
suku bunga.
- mengalokasikan
kredit sesuaidengan
ketentuan pasar.
- bank sentral
menghadapi resiko
kredit yang sulit
dinilai
- mungkin tidak
cocok untuk
manajemen harian
jika “settlement”
lelang masih targte
harian.
- rawan terhadap
masalah “adverse
selection”
10. imbauan Bank sentral
mengimbau bank-
bank untuk
melakukan hal-hal
tertentu, seperti
menurunkan suku
- fleksibel
penggunaannya.
- tidak mengikat.
- efektif kalau BS
kredibel
- tidak mengikat
sehingga hasilnya
tidak pasti.
- tidak boleh
digunakan terus-
menerus
22
bunga pinjaman/
simpanannya
- Kalau BS tidak
kredibel kurang
efektif.
11. Penjualan SB
wadiah bank sentral
sebagai instrumen
OPT
Bank sentral
membuka window
(seperti fasilitas
simpanan bank
sentral namun
menggunakan sistem
mudharabah) khusus
untuk penempatan
bagi bank-bank
syariah.
- Instrumen yang
dapat dijadikan
sebagai komplemen
SB bank sentral di
sektor perbankan
syariah.
- Bermanfaat
khususnya pada saat
bank sentral tidak
punya cukup SB
pemerintah untuk
melaksanakan OPT
- Memiliki
keuntungan seperti
fasilitas simpanan
bank sentral.
- Memberikan
kesempatan yang
sama bagi bank
syariah untuk ikut
berpartisipasi di pasar
uang dengan sistem
yang sesuai dengan
syariah .
- menambah pilihan
instrumen bagi bank
sentral.
Akan efektif apabila
volume penjuam
sudah cukup banyak.
- Bank sentral hanya
dapat mengendalikan
kuantitas dan tidak
dapat mengendalikan
suku bunga karena
ketentuan syariahnya.
- memiliki
kekurangan sperti
fasilitas simpanan
bank sentral. Akan
tidak terlalu tidak
efektif kalau volume
penjualan kecil.
23
SUMBER: Ascarya. “Seri Kebanksentralan:Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 3
C. Instrumen yang Sering Digunakan
Setelah belajar mengenai Instrumen langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengambilan kebijakan moneter, ada baiknya untuk mengetahui instrumen-instrumen apa
yang sering digunakan untuk pengambilan kebijakan moneter terkait dengan sasaran yang
ingin dicapai.
Pada akhir tahun 1970an, Bank Sentral seperti The Fed di Amerika mulai
menggunakan instrumen tidak langsung untuk kebijakan moneter mereka. Perubahan dari
instrumen langsung ke instrumen tidak langsung ini dikarenakan perekonomian yang
semakin lama semakin terbuka, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan
pasar-pasar keuangan. Pasar keuangan yang sekain berkembang semakin lama tidak
sesuai dengan instrumen langsung karena dapat mengakibatkan terjadinya inefisiensi dan
disintermediasi. Intermediasi sendiri memiliki pengertian interaksi antara perbankan
dengan lembaga keuangan lainnya dengan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas
ekonomi di sektor riil. Sehingga apabila tetap menggunakan instrumen langsung akan
berdampak pada ekonomi sektor riil.
Setelah akhir 1970an, negara-negara berkembang mulai mengikuti perubahan negara
maju dengan menggunakan instrumen tidak langsung.
Instrumen langsung yang sering digunakan antara lain:
1) Pagu Kredit
2) Pengendalian Suku Bunga
3) Kredit Langung
4) Rasio Likuiditas
5) Kuota Rediskonto
Instrumen tidak langsung yang sering digunakan antara lain:
1) Cadangan Primer
2) Fasilitas Diskonto
3) Operasi Pasar Terbuka
24
4) Fasilitas Rediskonto
5) Lelang Kredit dan Operasi Valuta Asing
Sebagian besar bank sentral menggunakan Operasi Pasar Terbukan sebagai
instrumen utama, akan tetapi ada pula negara yang menggunakan instrumen selain OPT
sebagai instrumen utama, seperti Brasil yang menggunakan fasilitas diskonto.
Alasan mengapa banyak negara menggunakan OPT sebagai instrumen utamanya
adalah karena OPT merupakan instrumen yang sangat fleksibel.dan keterlibatan institusi
pihak kedua (bank dan broker) tidak mengikat. Selain itu, bank sentral dapat
mengendalikan frekuensi OPT dan jumlah/kuantitas lelang yang diinginkan sehingga
OPT merupakan metode yang sangat bermanfaat untuk menstabilkan reserve money atau
suku bunga jangka pendek. OPT juga tidak membebankan pajak kepada bank.5
Tabel 3. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter
yang Digunakan oleh Negara-Negara Lain
Negara
Cadangan
Wajib
Minimum
Fasilitas
Diskonto
Operasi Pasar
Terbuka
Instrumen
Lain
Negara Maju
Amerika Serikat 3%-10% Kebutuhan
jangka pendek
SB pemerintah,
bonds, notes
Tidak ada
Inggris 0,35% Overnight,
LOLR
SB pemerintah,
SB swasta
Tidak ada
Jepang Ya Diatur per bank SB pemerintah,
bonds, CDs
Imbauan
Perancis 0,5%-1% 5-10hari repo SB pemerintah,
SB swasta
Tidak ada
Jerman 1%-20%, rata-
rata
3 bulan, sedang,
panjang
SB pemerintah Fasilitas kredti
perpanjangan
New Zealand Tidak ada <28 hari,
otomatis
SB pemerintah,
SB bank sentral
Tidak ada
Negara
25
Berkembang
- Amerika Latin
Argentina 3%-43%, rata-
rata
≤ 30 hari,
LOLR
Boads
pemerintah
Tidak ada
Cili 3,6%-30% 1 hari/bulan,
LOLR
SB pemerintah,
SB bank sentral
Tidak ada
Brazil 3%-83% Ya SB pemerintah,
SB bank sentral
Fasilitas
overdraft,
fasilitas kredit
jangka pendek,
fasilitas kredit
perpanjangan,
lelang, kredit
Meksiko >0 Darurat CETES,
BONOS
CDs, Fasilitas
pinjaman
darurat
-Asia Tenggara
Korea Ya Ya Bonds
pemerintah,
MSBs
Lelang kredit
Thailand 7%, rata-rata 7 hari, LOLR SB pemerintah,
SB bank sentral
LSR, FXW
Filipina 17% Ya SB pemerintah,
SB bank sentral
Malaysia 11,5% ≥ 3 bulan SB pemerintah,
SB bank sentral
Kredit jangka
pendek, LSR,
Ins. langsung
Indonesia 3%-5%, rata-
rata
Ya SB pemerintah,
SB pasar uang
Tabungan
pemerintah,
FXO
Negara
berkembang
26
lain
Ghana 5%, rata-rata Ya, sb. penalti SB pemerintah,
SB bank sentral
Pinjaman
overnight
Mesir 10%-15%, rata-
rata
Ya, 2% diatas SB pemerintah SLR
Tunisia 2% 7 hari, sb.
penalti
SB pemerintah Lelang kredit
Cina 13% Ya Tidak ada Ins. Langsung
India 15%, rata-rata Ya SB pemerintah Penetapan sb.
SLR, Fasilitas
switching
Negara
Transisi
Republik czech 8,5% Rata-rata Ya SB pemerintah,
SB bank sentral
Kredit jangka
pendek
Rusia 1,5%-20%, rata-
rata
Tidak ada SB pemerintah Tidak ada
SUMBER: Ascarya. “Seri Kebanksentralan:Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 29
D. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia
Instrumen-instrumen pengendalian moneter yang pernah dan sedang digunakan
Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan negara dan perkembangan struktur
finansial negara Indonesia. Pembahasan sejarah instrumen yang pernah dipakai dibagi ke
dalam 2 periode yaitu sebelum tahun 1983 dan sesudah 1983. Tahun 1983 merupakan
tahun pembatas, dimana Indonesia mamasuki era baru deregulasi moneter yang
digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1.) Sebelum 1983
Sebelum tahun 1983 perkembangan perekonomian Indonesia di bagi kedalam dua
periode yang berbeda, yaitu periode 1945-1965 dan periode 1965-1983. Periode 1945-
1965 memprioritaskan untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara.
27
Sementara periode tahun 1965-1983 mulai memprioritaskan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi.
a. Periode 1945-1965
Bank sentral baru didirikan tahun 1953 dan melakukan ekspansi moneter
dengan penambahan uang beredar. Ekspansi moneter ini dilakukan dengan
monetisasi yaitu pencetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran belanja
negara yang membengkak.
Sebelum tahun 1957, instrumen pengendalian moneter Indonesia berupa
petapan suku bunga, OPT, pagu kredit dan kredit langsung. Setelah tahun 1957,
pengendalian moneter ditujukan untuk mengurangi money supply akibat kebijakan
moneter longgar yaitu berupa pengguntingan uang, pembersihan uang dan penetapan
uang muka impor. Instrumen terakhir di periode ini adalah cadangan primer yang
dimaksudkan untuk memastikan bahwa bank-bank mempunyai likuiditas yang
cukup.
b. Periode 1965-1983
Periode ini ditandai dengan kebijakan moneter ketat dengan stabilisasi dan
rehabilitasi ekonomi. Pengendalian stabilitas harga menjadi sasaran akhir akibat
adanya hiperinflasi yang terjadi di periode sebelumnya. Instrumen pengendalian
moneter yang digunakan pada saat itu berupa instrumen tidak langsung tradisional,
yaitu cadangan primer, serta instrumen langsung seperti kredit langsung dan
penetapan suku bunga.
Pada tahun 1974 instrumen tidak langsung mulai ditinggalkan dan digantikan
dengan instrumen langsung seperti pagu kredit.
2.) Sesudah 1983
Sesudah tahun 1983 perkembangan perekonomian Indonesia dibagi kedalam dua
periode yang berbeda, yaitu periode 1983-1997 dan periode pasca 1997. Tahun 1983-
1997 ditandai dengan deregulasi sistem keuangan dan perbankan sejak 1 juni 1983
sampai terjadinya krisis keuangan dan perbankan pada pertenganhan 1997. Periode pasca
1997 ditandai dengan program pemulihan sistem keuangan dan perbankan akibat krisis
moneter yang melanda Indonesia.
a. Periode 1983-1997
28
Dengan adanya oil boom kedua dan resesi yang melanda dunia pada tahun
1980, pemerintah memulai deregulasi di sektor moneter dan perbankan dengan Paket
Kebijakan 1 juni 1983. Era ini ditandai dengan kembalinya menggunakan
instrumentidak langsung.
b. Periode Pasca 1997
Pada masa krisis keuangan dan perbankan yang melanda Asia Tenggara sejak
2 juli 1997 kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia dalam rangka
pemulihan adalah kontraksi moneter. Instrumen-instrumen yang digunakan pada
umumnya sama dengan periode sebelumnya, hanya yang aktif digunakan adalah
instrumen kontraksi. Instrumen utamanya adalah fasilitas diskonto, OPT, dan
Intervensi Rupiah, ditambah dengan intervensi valas.
Intervensi Rupiah merupakan instrumen tidak langsung yang sejajar dengan
instrumen operasi OPT yang baru diperkenalkan pada tahun 1988. Cara kerjanya
adalah melalui kegiatan pinjam-meminjam dana yang dilakukan Bank Indonesia
secara langsung di pasar uang antarbank dengan jangka waktu overnight s.d. 7 hari.
29
KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah diuraikan mengenai instrumen kebijakan moneter, dapat
ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:
 Ada instrumen langsung dan tidak langsung yang digunakan Bank Sentral untuk
mengarahkan kebijakan moneter ke tujuan tertentu.
 Instrumen langsung dan tidak langsung memiliki cara kerja, keuntungan, dan
kerugian masing-masing.
 Penggunaan instrumen-instrumen tersebut tergantung pada situasi dan kondisi suatu
negara
 Semakin terbuka perekonomian dunia, semakin berkembang pasar keuangan,
menyebabkan instrumen langsung menjadi tidak efektif, karena akan menyebabkan
disintermediasi untuk Bank dan pelaku ekonomi sektor riil.
30
DAFTAR PUSTAKA
Warjiyo, Perry. 2004. Seri Kebanksentralan: Mekasnisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia. Vol 11. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank
Indonesia.
Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

More Related Content

What's hot

Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranGunawan Manalu
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaLusi Kurnia
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesia12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesiamuhammad muhaimin
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
ruang lingkup ekonomi mikro islam
ruang lingkup ekonomi mikro islam ruang lingkup ekonomi mikro islam
ruang lingkup ekonomi mikro islam Desi Ariani
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Puspita Ningtiyas
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
perdagangan internasional ppt
perdagangan internasional pptperdagangan internasional ppt
perdagangan internasional pptputri indriati
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)19091997sovi
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBambang Deswantoro
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiasiti aisah
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
 
Bab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurnaBab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurnaTossan Ihsan
 
Masalah Ekonomi dan Sistem Ekonomi
Masalah Ekonomi dan Sistem EkonomiMasalah Ekonomi dan Sistem Ekonomi
Masalah Ekonomi dan Sistem EkonomiAntonius Suranto
 

What's hot (20)

Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesia12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesia
 
Teori produksi ppt
Teori produksi pptTeori produksi ppt
Teori produksi ppt
 
Uang dan Inflasi
Uang dan InflasiUang dan Inflasi
Uang dan Inflasi
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
ruang lingkup ekonomi mikro islam
ruang lingkup ekonomi mikro islam ruang lingkup ekonomi mikro islam
ruang lingkup ekonomi mikro islam
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
perdagangan internasional ppt
perdagangan internasional pptperdagangan internasional ppt
perdagangan internasional ppt
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Bab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurnaBab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurna
 
Masalah Ekonomi dan Sistem Ekonomi
Masalah Ekonomi dan Sistem EkonomiMasalah Ekonomi dan Sistem Ekonomi
Masalah Ekonomi dan Sistem Ekonomi
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 

Viewers also liked

Kultur organisasi p pt
Kultur organisasi p ptKultur organisasi p pt
Kultur organisasi p ptlenin888
 
Otoritas moneter dan jasa keuangan
Otoritas moneter dan jasa keuanganOtoritas moneter dan jasa keuangan
Otoritas moneter dan jasa keuanganyy rahmat
 
Manajemen inovasi dan perubahan
Manajemen inovasi dan perubahanManajemen inovasi dan perubahan
Manajemen inovasi dan perubahanShandy Abriana
 
Bab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneterBab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneterxNet8
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (7)

Kultur organisasi p pt
Kultur organisasi p ptKultur organisasi p pt
Kultur organisasi p pt
 
Otoritas moneter dan jasa keuangan
Otoritas moneter dan jasa keuanganOtoritas moneter dan jasa keuangan
Otoritas moneter dan jasa keuangan
 
Manajemen inovasi dan perubahan
Manajemen inovasi dan perubahanManajemen inovasi dan perubahan
Manajemen inovasi dan perubahan
 
Makalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneterMakalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneter
 
Bab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneterBab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneter
 
Powerpoint bk
Powerpoint bkPowerpoint bk
Powerpoint bk
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Instrumen Pengendali Moneter

INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETERINDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETERHeny Larasatii
 
TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKRO
TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKROTUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKRO
TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKROlinawatidewi2
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaMuhammad Khoirul Fuddin
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7olerafif
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaMuhammad Khoirul Fuddin
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Oktaviakd
 
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...anggitacxcx
 
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...viannazhar
 
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...MeiraAyuC
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"anggitacxcx
 
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...idafahrisa
 
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANGTugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANGiqbalmoh
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...Oktakd
 
Kebijakan moneter 2
Kebijakan moneter 2Kebijakan moneter 2
Kebijakan moneter 2Imam Firdaus
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneterSiti Sahati
 

Similar to Instrumen Pengendali Moneter (20)

Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
 
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETERINDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER
 
TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKRO
TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKROTUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKRO
TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKRO
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
 
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
 
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
 
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
 
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
 
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANGTugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
 
Monetary policy ~ ira kristina l. tobing
Monetary policy ~  ira kristina l. tobingMonetary policy ~  ira kristina l. tobing
Monetary policy ~ ira kristina l. tobing
 
Kebijakan moneter 2
Kebijakan moneter 2Kebijakan moneter 2
Kebijakan moneter 2
 
Bank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPSBank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPS
 
Ekonomi makro tungkek
Ekonomi makro tungkekEkonomi makro tungkek
Ekonomi makro tungkek
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Kelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesiaKelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesia
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 

Instrumen Pengendali Moneter

  • 1. 1 INSTRUMEN PENGENDALI MONETER MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Moneter II Oleh Tatik Andriani (135020100111013) Natalia Firda G. (135020100111026) Rina Dwi A. (135020101111056) PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..............................................................................................................2 PEMBAHASAN.........................................................................................................3 2.1 Instrumen Pengendali Moneter A. Instrumen Langsung.....................................................................................5 B. Instrumen Tidak Langsung...........................................................................10 C. Instrumen yang Sering Digunakan ...............................................................23 D. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia ..........................26 KESIMPULAN ..........................................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................30
  • 3. 3 PEMBAHASAN 2.1 Instrumen Pengendali Moneter Kebijakan moneter merupakan suatu hal yang sangat penting bagi tiap-tiap negara. Hal ini dikarenakan, kebijakan moneter memiliki kendali dalam mempengaruhi sasaran- sasaran dan target akhir. Target akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. Setiap negara memiliki target yang berbeda dan bersifat dinamis. Artinya target akhir setiap negara dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan perekonomiannya. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan 4 hal yang menjadi ultimate target dari kebijakan moneter, yakni:1 a. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan; b. Kesempatan kerja; c. Kestabilan harga; d. Keseimbangan neraca pembayaran. Sasaran tersebut memiliki unsur kontradiktif, yang berarti bahwa untuk mencapai target-target tersebut tidak bisa dilakukan bersama-sama. Setiap target memiliki dampak yang saling bertolak belakang. Sebagai contoh untuk mencapai target akhir pemerataan pendapatan dan memperluas kesempatan kerja, berpengaruh terhadap kestabilan harga dan keseimbangan neraca pembayaran. Sekalipun suatu negara bisa mencapai keempat target tersebut secara bersama-sama, namun faktanya setiap target itu tidak bisa tercapai secara optimal. Di sisi lain, pengaruh moneter dalam jangka panjang hanya akan meningkatkan harga dan menimbulkan inflasi. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang bank sentral ada kecenderungan bahwa sasaran akhir kebijakan moneter adalah stabilisasi harga.2Sejarah dari beberapa negara membuktikan bahwa kebijakan moneter yang memiliki multi sasaran akhir, kondisi perekonomian akan memburuk. Berkaca dari pengalaman-pengalaman tersebut, beberapa negara memfokuskan untuk mencapai sasaran tunggal termasuk Indonesia.
  • 4. 4 Gambar 1 Perbandingan Sistem Operasi Kebijakan Moneter Sumber: Ascarya. “Seri Kebanksentralan: Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 3 Untuk mencapai sasaran akhir yang diinginkan, diperlukan adanya indikator dan instrumen untuk membantu proses pencapaian target. Untuk dapat mengontrol indikator, bank sentral perlu melakukan intervensi dengan menggunakan instrumen-instrumen yang dimiliki. Secara garis besar, instrumen ini dapat digolongkan menurut cara yang berbeda:3 1) Menurut cara instrumen tersebut mempengaruhi sasaran operasional, dapat dibagi langsung atau tidak langsung, 2) Menurut orientasinya di pasar keuangan, dapat dibagi berorientasi pasar (market oriented/based) dan tidak berorientasi pasar (non-market oriented/based), 3) Menurut diskresinya4, dapat dibagi diskresinya berada di bank sentral atau di peserta pasar.
  • 5. 5 Dari penjelasan tersebut, topik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mencakup intrumen baik langsung maupun tidak langsung, dan instrumen yang sering digunakan serta instrumen pengendalian moneter di Indonesia. A. Instrumen Langsung Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Pada umumnya bersifat non-market dan diskresinya ada di bank sentral. Keuntungannya bahwa ia dapat dipergunakan sebagai alat yang efektif bagi bank sentral untuk mengendalikan harga atau kuantitas kredit, terutama dalam tahap-tahap awal pembangunan atau dalam keadaan krisis yang bersifat sementara. Biasanya dipergunakan oleh negara-negara berkembang. Jenis-jenis instrumen langsung yaitu: 1.) Penetapan Suku Bunga Berupa penetapan tingkat suku bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan di dalam sistem perbankan. Keefektifan instrumen langsung ini terletak pada kredibilitas sistem penegakan dan pengawasannya. 2.) Pagu Kredit Berupa penetapan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat disalurkan oleh perbankan. Berfungsi untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan secara langsung mempengaruhi jumlah kredit domestik yang dapat disalurkan oleh perbankan. 3.) Rasio Likuiditas (Statutory Liquidity Ratios) Digunakan bank sentral dengan mewajibkan banl-bank lain untuk memelihara cadangan primer juga untuk setiap saat memelihara surat-surat berharga tertentu atau mata uang tertentu dengan presentase tertentu. Bertujuan untuk menggalang dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan anggaran pemerintah melalui surat-surat utang pemerintah kepada perbankan, sembari menciptakan pasarnya.
  • 6. 6 4.) Kredit Langsung Berupa penyaluran kredit secara langsung kepada sektor, program, proyek, dan kegiatan tertentu yang sedang digalakkan pemerintah namun belum cukup menarik bagi sektor swasta. 5.) Kuota Rediskonto Mirip dengan kredit langsung namun dijamin dengan surat berharga pasar uang melalui kuota untuk memberikan intensif pengembangan sektor tertentu. 6.) Instrumen Lain Intrumen langsung yang pada masa dahulu pernah digunakan untuk mengendalikan uang beredar atau money supply: a. Pengguntingan Uang Ditunjukan untuk mengurangi uang beredar. Dengan pengguntingan uang, nilai pacahan uang yang terkena peraturan ini berkurang sejumlah presentase tertentu sedangkan sisanya diganti dengan surat berharga pemerintah jangka panjang. b. Pembersihan Uang (Monetary Purge) Dengan pembersihan uang, nilai uang diturunkan dengan presentase tertentu tanpa ada penggantian untuk jumlah yang diturunkan tersebut. Efek pembersihan uang sama dengan pengguntingan uang, yaitu penurunan jumlah uang beredar. c. Penetapan Uang Muka Impor Ketetapan ini berlaku bagi para importir yang akan melakukan transaksi pembelian dari luar negeri. Dengan ketetapan ini para importir diwajibkan untuk membayar sejumlah presentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing yang mereka perlukan untuk mengimpor barang yang mereka perlukan dari luar negeri. Tabel 1: Instrumen Langsung Pengendalian Moneter5 Instrumen Cara kerja Keuntungan Kerugian 1. Penetapan sk bunga (interest rate Bank sentraldengan wewenangnya -Efektif untuk mengendalikan suku - Menghambat kompetisi di pasar-
  • 7. 7 controls) menetapkan tingkat sk bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan dalam sistem perbankan bunga kredit, terutama di masa krisis (sementara) - biasanya dicadangkan pada saat pemerintah tidak dapat mencapai sasaran suku bunga melalui pasar atau ketika suku bunga jangka panjang merupakan tujuan kebijakan - menganung pengaruh-pengaruh “noncompetitive pricing” ketika pembukaan bank terbatas - Membatasijumlah masalah “adverse selection”, terutama ketika informasi peminjam langka atau pengawasan bank lemah pasar keuangan - alokasi sumber- sumber keuangan tidak berdasarkan mekanisme pasar - pagu suku bunga mudah dihindari dengan mengubah simpanan bank menjadi aset yang menghasilkan bunga pasar (sepertivaslas) atau menjadi barang. - mendorong disintermediasi atau intermediasi nonbank. - murah untuk meminjam kredit sehingga mendorong penggunaan kapital yang berlebihan. 2. Pagu kredit (credit cellings) Bank sentral menetapkan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat dialurkan oleh perbankan - Efektif untuk mengendalikan kuantitas kredit perbankan, terutama di masa krisis (sementara) - Dapat meminimalkan kehilangan kendali moneter selama masa transisi ke instrumen tidak langsung ketika mekanisme transisi tidak tentu - Menghambat alokasi perbankan - Dapat menyebabkan disintermediasi dan hilangnya kefektifan - Sulit diterapkan jika terdapat banyak bank dna “capital inflows” 3. Rasio likuiditas (statutory liquidity ratio) Bank sentral mewajibkan bank- bank untuk setiap saat memelihara surat-surat berharga - Dengan adanya “captive demand” untuk aset yang masuk kualifikasi (biasanya utang - Mengganggu kompetisi dengan menerapkan batasan- batasan pada manajemen aset
  • 8. 8 tertentu atau mata uang tertentu dengan persentase tertentu (biasanya utang pemerintah) di luar CWM. pemerintah) rasio likuiditas dapat mengurangi biaya peminjaman untuk penerbit instrumen ini. bank. - mengganggu tingkat harga sekuritas dan menghambat perdagangan di pasar sekunder. - dapat menyebabkan disintermediasi dan dapat menurunkan disiplin fiskal pemerintah, yang pada akhirnya akan menyebabkan hilangnya keefektifan sebagai alat untuk mengendalikan uang. 4. Kredit langsung (directed credits) Bank sentral menyalurkan kredit secara langsung (atau melalui agen pemerintah) kepada sektor, program, proyek dan atau kegiatan tertentu yang sedang diprioritaskan - Pengendalian langsung terhadap agregat kredit bank sentral ke perbankan - Ada kemungkinan misalokasi sumber daya - dapat digunakan untuk menyalurkan kredit langsung ke BUMN sehingga mengurangi pengaruh langsung anggaran pemerintah 5. Kuota rediskonto Bank sentral menetapkan jumlah kuota surat-surat berharga sektor tertentu yang dapat di re-diskonto-kan dengan suku bunga dibawah harga pasar - Menetapka batas bawah suku bunga antar bank sehingga memperbaiki transmisi perubahan suku bunga - digunakan untuk rediskonto surat berharga sektor tertentu dan menyalurkan likuiditas ke bank tertentu. - Suku bunga diskonto dibawah pasar akan menghambat perkembangan PUAB jika penggunaannya tidak dibatasi 6.1 Pengguntingan uang Bank sentraldan/atau pemeritah menetapka bahwa nilai pecahan mata uang tertentu - Merupakan sumber dana pemerintah dalam keadaan tidak terdapat sumber lain - Masyarakat merasa dirugikan karena “dipaksa” menukarkan sebagian
  • 9. 9 berkurang sejumlah presentase tertentu (misalnya tinggal 50%), sedangkan sisanya diganti dengan surat berhearga pemerintah jangka panjang. Caranya uang kertas digunting menjadi dua bagian. Satu bagian sebagaialat pembayaran, bagian lain ditukar dengan surat berharga pemerintah. - pilihan mudah bagi pemerintah baru yang belum kredibel uangnya dengan surat berharga pemerintah - kredibilitas pemerintah akan dipertanyakan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan semula - pemerintah harus merencanakan dengan baik pada saat surat berharga jatuh waktu. 6.2 Pembersihan uang Bank sentraldan/atau pemerintah menetapkan bahwa nilai uang diturunkan dengan presentase tertentu tanpa ada penggantian untuk jumlah yang diturunkan tersebut. - Merupakan sumber dana pemerintah dalam keadaan tidak terdapat sumber lain - pilihan mudah bagi pemerintah yang baru dan belum kredibel - pemeirntah tidak perlu mengeluarkan surat berharga pemerintah. - Masyarakat dirugikan dnegan penurunan nilai uangnya. - kredibilitas pemerintah akan dipertanyakan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan semula. 6.3 Penetapan uang muka impor Dengan ketetapan ini para importir diwajibkan untuk membayar sejumlah persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valas yang mereka perlukan untuk mengimpor barang yang mereka perlukan dari luar negeri - Uang beredar yang bersumber dari sisi impor dapat dikontrol - sebagaialat kontrol devisa negara - Memberatkan importir yang bermodal minim - dapat menyuburkan pasar gelap valas
  • 10. 10 B. Instrumen Tidak Langsung Instrumen tidak langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Instrumen tidak langsung merupakan usaha untuk mengendalikan besaran moneter dengan cara mempengaruhi neraca bank sentral. Satu hal yang penting dalam instrumen tidak langsung ialah bank sentral dapat mempengaruhi posisi base money atau bank reserve yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kredit dan penawaran uang. Jenis instrument tidak langsung juga bermacam-macam dan bervariasi, antara lain; 1.) Cadangan Wajib Minimum Cadangan wajib minimum adalah jumlah likuid minimum yang wajib dipelihara oleh bank. Cadangan wajib minimum dapat dibedakan menjadi cadangan primer dan cadangan sekunder. Cadangan primer lebih dikenal secara umum sebagai cadangan wajib minimum. a. Cadangan primer (primery reserves) Instrument tidak langsung yang yang merupakan ketentuan bank sentral yang merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank memelihara sejumlah alat likuid sebesar presentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Cadangan primer ini termasuk Instrument tidak langsung karena ia pada satu sisi akan mempengaruhi kemampuan bank memberikan kredit dan pada tingkat suku bunga. Cadangan primer ini adalah jenis instrumen yang bersifat non-market based karena jumlah cadangan primer ditentukan oleh bank sentral. Cadangan ini banyak digunakan oleh bank sentral sebagai instrumen pengendalian moneter disamping sebagai ketentuan kehati-hatian untuk memastikan bahwa bank-bank memiliki likuiditas yang cukup setiap saat bila nasabah melakukan penarikan simpanannya. Namun, dalam prerkembangannya perubahan presentase cadangan primer secara aktif sebagai instrumen pengendalian moneter moneter semakin berkurang, terutama atas poertimbangan dapat memberikan dampak yang buruk terhadap poengelolaan portofolio bank-bank. b. Cadangan sekunder (secondary reservese) Disamping cadangan primer, ada kalanya bank sentral mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat likuid tambahan diatas cadangan primer. Tambahan alat likuid tersebut seringkali dinamakan cadangan sekunder. Pada umumnya, alat
  • 11. 11 likuid yang dapat diperhitungkan sebagai cadangan sekunder berbentuk surat-surat berharga baiik milik bank sentral maupun pemerintah. 2.) Fasilitas diskonto Fasilitas diskonto adalah fasilitas kredit dan simpanan yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat diskonto akan mempengaruhi permintaan kredit dari bank. Dibeberapa Negara tingkat diskonto yang disebaabkan untuk fasilitas ini ada yang berbeda diatas suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) dan ada pula yang berada dibawah suku bunga PUAB. Pada umumnya, penggunaan fasilitas diskonto ini oleh bank-bank akan dikenakan penalty agar mereka tidak sering kali menggunakan fasilitas diskonto dari bank sentral mengingat fasilitas diskontro ini berfunsi sebagai mekanisme katub pengaman dalam menjaga stabilitas di pasar uang. Bentuk fasilitas diskonto ini pada umumnya berupa pinjaman dengan jaminan kepada sistem perbankan dan suku bunga diatas suku bunga intervensi bank sentral (atau berupa simpanan dengan suku bunga dibawah pasar) sehingga suku bunga fasilitas diskonto ini akan menjadi patokan uku bunga pinjaman tertinggi (ceiling) atau suku bunga simpanan terendah (floor). 3.) Fasilitas rediskonto Instrument tidak langsung serrupa dengan fasilitas diskonto dalam bentuk fasilitas pinjaman jangka pendek yang merupakan ketentuan bank sentral dalam menetapkan tingkat rediskonto surat-surat berharga pasar uang (SPBU). Yang dapat digunakan dan dirediskontokan ke bank sentral. Pada umumnya, penerapan fasilitas ini ditujukan untuk mengembangkan pasar surat- surat berharga pasar uang dan juga bermanfaat pada saat OPT masih terbatas dan belum berjalan dengan baik antara lain sebagai akibat terbatasnya surat-surat berharga yang dapat dipergunakan sebagai instrument operasionalnya. 4.) Operasi pasar terbuka OPT merupakan instrument kebijakan moneter tidak langsung yang penting karena melalui OPT bank sentral dapat mempengaruhi sasaran opertasionalnya yaitu suku bunga
  • 12. 12 atau jumlah uang beredar secara lebih efektif. Operasi pasar terbuka menjadi penting karena mampu mengendalikan jumlah uang beredar. Dikatakan demikian karena sinyal arah kebijakan moneter dapat disampaikan oleh OPT, yang pelaksananya dilakukan secara terbuka dan pembentukan suku bunganya ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. OPT juga dapat dilakukan atas inisiatif bank sentral dengan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkannya. OPT berbentuk kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral, baik dipasar primer maupun pasar sekunder melalui mekanisme lelang atau nonlelang. Apabila bank sentral akan mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat-surat berhargaa(biasa disebut kontraksi) yang akan berdampak pada pada penggunaan likuid bank-bank dan selanjutnya akan memperkecil kemampuan bank-bank memberikan pinjaman. OPT merupakan instrument tidak langsung yang sangat penting karena sangat fleksibel dibandingkan instrument-instrumen tidak langsung lainnya, seperti cadangan primer atau fasilitas diskonto, dan keikutsertaan setiap institusi peserta atas dasar sukarela, bukan kewajiban. Dikatakan fleksibel karena dapat dilakukan atas inisiatif bank sentral dan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkannya. Operasi pasar terbuka ada setelah berkembangnya pasar uang atau pasar modal. a. Lelang surat berharga bank sentral Lelang surat berharga bank sentral merupakan salah satu instrument operasional yang wajib difgunakan oleh OPT. lelang ini dilakukan dipasar primer karena bank sentral sebagai penerbit menjual langsung ke pasar. b. Lelang surat berharga pemerintah Lelang surat berharga pemerintah merupakan salah satu instrument operasional yang digunakan dalam OPT seperti lelang surat berharga bank sentral. Adapun perbedaannya ialah penerbitnya adalah pemerintah, buykan bank sentral. Lelang ini dilakukan dilakukan di pasar primer karena pemerintah sebagai penerbit menjual langsung ke pasar. c. Operasi pasar sekunder Pasar sekunder merupakan pasar uang yang lebih baik untuk OPT. di pasar sekunder dapat dilakukan jual beli surat-surat berharga secara outright atau repo. Hal
  • 13. 13 ini hanya akan dapat terlaksana apabila pasar sekunder telah berkembang baik sehingga operasi ini banyak digunakan disebagian besar Negara maju yang pasar sekundernya sudah sedemikian maju, likuid dan surat-surat berharga yang dapat diperjual belikan tersedia dalam jumlah yang memadai. Gambar 2 Operasi Pasar Terbuka Sumber: Aulia Pohan. “Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia”. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2008. Hal 54 Operasi pasar terbuka ini merupakan kegiatan bank sentral dalam melakukan jual beli surat-surat berharga jangka pendek dalam rangka mengatur jumlah uang beredar atau suku bunga jangka pendek. Seperti terlihat dalam gambar diatas, jika pemerintah bermaksud untuk mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat berharga. Jika permerintah bermaksud menambah jumlah uang beredar, bank sentral akan membeli surat berharga. 5.) Fasilitas simpanan bank sentral Fasilitas simpanan bank sentral merupakan salah satu instrument tidak langsung yang berbentuk simpanan dibank-bank di bank sentral yang berjangka sangat pendek. Fasilitas ini digunakan oleh bank-bank jika mereka mengalami likuiditas pada akhir hari namun
  • 14. 14 tidak dapat menempatkan dana kelebihannya itu ketempat lain. Oleh karena itu, sukubunga fasilitas simpanan ini pada umumnya berada dibawah suku bunga pasar.fasilitas ini ada yang bersifat aktif dan pasif. Pasif berarti inisiatif berada pada peserta pasar dan dan berapapun jumlah yang akan mereka simpan bank sentral harus menerimanya. Aktif berati inisiatif berada pada bank sentral. 6.) Intervensi valusa asing Operasi valuta asing merupakan salah satu instrument tidak langsung yang dapat dilakukam oleh OPT, Yaitu bank sentral melakukan jual-beli valuta asing dipasar valuta asing untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan nilai tukar. Jual beli valuta asing ini dapat dilakukansecara spot (outright) atau swap. Jual beli secara spot bermanfaat ketikaa pasar valuta asing dinegara tersebut lebih berkembang daripada pasar uangnya. Penggunaan lain instrument ini adalah untuk sterilisasi disaat banyak investasi asing masuk., untuk menjaga uang yang beredar. 7.) Fasilitas overdraft Fasilitas pemberian pinjaman (dengan atau tanpa pinjaman) yang berjangka sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likiuditas jangka sangat pendek (kalah kliring) . oleh karena itu fasilitas ini pada umumnya memiliki suku bunga diatas suku bunga sumber-sumber dana lainnya dipasar uang. Cara kerja instrument ini dapat digambarkan sebagai berikut, pada saat kliring aka nada bank yang menang dan kalah kliring. Menang kliring berarti kewajibannya lebih kecil dari pada tagihannya kedpada bank-baank lain, atau sebaliknya. Bank yang kalah kliring berarti harus menyediakan dana likuid sebesar kekelahan tersebut. Fasilitas ini merupakan fasilitas standart dan mderupakan salah satu instrument penting dibanyak Negara karena suku bunga overdraft dapat dijadikan sebagai suku bunga kunci dalam perubahan arah kebijakan moneter. 8.) Simpanan sector pemerintah Simpanan sector pemerintah merupakan instrument tidak lanhsung yang dapat digunakaan oleh bank sentral terutama untuk pengendalian likuiditas jangka pendek. Cara
  • 15. 15 kerja instrument ini sebenarnya hanya berupa realokasi simpanan pemerintah yang brtada pada bank sentral dan dibank-bank pelaksana/umum. Apabila bank sentral akan menguranggi jumlah uang beredar maka dapat dilakukan dengan realokasi simpanan sektor pemerintah yang berada dibank-bank umum ke bank sentral demikian pula sebaliknya. Instrument ini pernah digunakan dibeberapa Negara, seperti Kanada, Malaysia, dan jerman sampai akhir 1993. 9.) Lelang kredit Lelang kredit merupakan instrument sementara yang dipergunakan dalam maa awal transisi ke pengguna instrument tidak langsung untuk mengubah dari pemberian kredit langsung kealokasi pasar. Instrument ini biasanya digunakan ketika pasar-pasar keuangan belum berkembang dan suku bunga patokan antar bank belum ada. Dengaan sistem lelang, alokasi kredit dapat sesuai dengan kebutuhan pasar dan suku bunga pasar dapat terbentuk. Apabila surat-surat berhargaa pasar uang sudah mulai berkembang. Operasi lelang kredit ini dapat direstrukturisasi kembali menjadi lelang repo. 10.) Imbauan Imbauan juga dapat dipergunakan sebagai instrument tidak langsung dalam pengendalian moneter oleh bank sentral. Imbauan akan menjadi efektif apabila bank sentralnya kredibel dan tidak sering digiunakan. 11.) Instrument lain Surat berharga yang dijual oleh bank sentral pada umumnya berdasarkan suku bunga naamun dengan berkembangnya perbankan syariah,bank sentral juga dapat menjual surat berharga yang berdasarkan wadiah bank sentral. Instrument ini biasanya disediakan oleh bank sentral sabagai fasilitas simpanan bagi bank-bank syariah sehingga mempunyai kemiringan dengan fasilitas simpanan bank sentral yang berdasar syariah. Namun tidak tertutup kemungkinan dimasa mendatang instrument ini dapat pula dipergunakan sebagai salah satu instrument operasional OPT.
  • 16. 16 Tabel 2. Instrumen Tidak Langsung Pengendalian Moneter Instrumen Cara kerja Keuntungan Kerugian 1.1 Cadangan primer/cadangan wajib minimum Bank sentral mewajibkan bank- bank umum memelihara sejumlah alat likuid tertentu (seperti kas) sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya pada bank sentral. - Mingkatkan kemampuanm emperkirakan kebutuhan cadangan -peningkatan cadangan primer bermanfaat sterilisasi ekses likuiditas atau untuk mengakomodasi perubahan struktural dalam permintaan akan cadangan. - meningkatkan kefektifan kebijakan moneter. - “Averaging” memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada bank dalam manajemen portofolionya. - Cadangan primer tinggi merupakan pajak pada intermediasi perbankan. Hal ini dapat dinetralkan dengan pemberian kompensasi sesuai dengan suku bunga pasar. - pajak ini dapat menyebabkan melebarnya “spreads” antara suku bunga kredit dan suku bunga deposito, yang akan mengarah pada disintermediasi. - tidak cocok jika digunakan untuk manajemn likuiditas jangka pendek karena seringnya perubahan cadangan primer mengganggu manajemen portofolio bank. 1.2 Cadangan sekunder Bank sentral mewajibkan bank- bank, di luar - Memberikan keleluasaan bank sentral dalam - Kurang memberikan ruang fleksibilitas bagi bank.
  • 17. 17 cadangan primer (tetapi masih dalam kerangka CMW), untuk memelihara alat-alat likuid tertentu dengan rincian/presentase tertentu. menentukan alat likuid yang harus dipelihara. - dapat dipakai untuk memasyarakatkan surat berharga tertentu. - mengganggu kompetisi perbankan dengan penerapan pembatasan ini. - mengganggu harga pasar sekuritas yang lain di pasar sekunder. 2. Fasilitas diskonto Bank sentral memberikan fasilitas pinjaman (dan/atau simpanan) dan menetapkan tingkat diskonto surat berharga bank sentral (SBBS) atau pinjamannya. - berguna sebagai mekanismen katub pengaman. - berguna sebagai sinyal kebijakan bank sentral. - fasilitas untuk bank- bank lemah yang sulit mendapatkan kebutuhan dana di PUAB. - Mamberikan informasi patoka suku bunga. - Tidak begitu cocok untuk pertargetan “base money” secara tepat, karena akses ke pintu ini atas inisiatif bank. - kriteria surat berharga yang dapat digunakan dan akses ke pintu ini sering dimanfaatkan sebagai kebijakan kredit selektif. 3. Fasilitas Rediskonto Bank sentral memberikan fasilitas pinjaman melalui rediskonto surat berharga pasar uang (SBPU),menetapkan tingkat rediskontonya, dan menetapkan SBPU yang dapat digunakan. - Suku bunga diskonto sering dapat meningkatkan transmisi dari arah kebijakan melalui pengaruh pengumumannya sebagai patokan suku bunga (Prancis, Jerman, dan AS) - Pengaruh awalnya lebih meluas daripada - Tidak begitu cocok untuk pernagetan base money secara tepat karena akses ke pintu ini atas inisiatif bank. - kriteria surta berharga yang dapat digunakan dan akses ke pintu ini sering dimanfaatkan sebagai kebijakan kredit
  • 18. 18 OPT,yang hanya terbatas pada counterpart-nya di satu atau sedikit pusat-pusat finansial. - mengembangkan pasar surat-surat berharga yang dapat dirediskontokan. - dapat pula bermanfaat pada saat OPT terbatas karena kurangnya surat berharga. selektif. 4.1 Lelang SBBS sebagai instrumen OPT Bank sentral melakukan lelang untuk menjual/membeli SB bank sentral kepada perbankan dan peserta lain di pasar primer. - Instrumen yang fleksibel untuk manajemen likuiditas jangka pendek karena bank sentral yang menerbitkan dan berbagai format lelang/tender dapat digunakan untuk mengarahkan suku bunga. - bermanfaat khususnya pada saat bank sentral tidak punya cukup SB pemerintah untuk melaksanakan OPT - Bank sentral dapat menanggung kerugian apabila terjadi penerbitan/penjualan yang cukup besar. - Jika SB bank sentral digunakan bersama dengan SB pemerintah (T-bills), permasalahan akan muncul jika tidak ada koordinasi yang kuat antarpenerbit SB. 4.2 Lelang SB pemerintah sebagai instrumen OPT Pemerintah melakukan lelang untuk menjual SB - Manajemennya sama dengan SB bank sentrla jika - Tujuan manajemn utang dapat berbentrokan dengan
  • 19. 19 pemerintah kepada peserta pasar di pasar primer. Selanjutnya, bank sentral dapat melakukan jual beli SB pemerintah ini dalam OPTnya. koosrdinasi dengan departemen keuangan karena penerbitan SB pemeritnah dapat melebihi kebutuhan fiskal. - Mendorong disiplin fiskal bagi pemerintah jika pembiayaan langsung dari bank sentral dihentikan. manajemen moneter jeika departemen keuangan memanipulasi lelang untuk menjaga biaya dana dibawah pasar. - ketika manajemen moneter bergantung pada penerbitan perdana, lelang sering dapat menghambat perkembangan pasar sekunder. 4.3 Operasi pasar sekunder Bank senrtal melakukan jual-beli surat-surat berharga secara outright atau repo dalam rangka OPT - dapat dilaksanakan secara terus menerus sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi. - Transparan. - meningkatkan perkembangan pasar sekunder. - respon yang segera dari pasar uang. - memerluka pasar sekunder yang matang dan lukuid dan bank sentral harus memiliki cadangan aset yang dapat dipasarkan yang cukup. 5. Fasilitas simpanan bank sentral/ deposit facility Bank sentral memberikan fasilitas berbentuk simpanan bank-bank di bank sentral yang berjangka sangat pemdek yang digunakan oleh bank- bank apabila mereka mengalami kelebihan - membangtu pencapaian sasaran operasional - fleksibel dalam jumlah maupun suku bunga. - suku bunga sebagai acuan pasar uang. - dapat untu keperluan kontraksi - apabila dilakukan terus-menerus, menyebabkan ketergantungan dan manajemen keuangan kurang berkembang.
  • 20. 20 lu=ikuiditas pada akhir hari namun tidak dapat menempatkan kelebihan dana kelebihannya itu di tempat lain. dan ekspansi. - membantu bank yang kelebihan likuiditas. 6. Operasivalas Bank sentral melakukan jual beli valuta asing di pasar valas untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan nilai tukar. - Jika pasar valas berkembang sedangkan SB pemerintah tidak aktif, swap dapat menggantikan operasi repo SB pemerintah. - penjualan dan pembelian valas secara spot dapat bermanfaat ketika pasar valas lebih berkembang daripada pasar uangnya. - Bank sentral dapat mengalami kerugian jika operasi valas digunakan dengan maksud untuk menjaga nilai tukar yang tidak sustainable. 7. Fasilitas Overdraft Bank sentral memberikan fasilitas pinjaman (dengan atau tanpa jaminan) yang berjangka sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek (kalah kliring). - Menyediakan fasilitas pinjaman jangka sangat pendek yang suku bunganya lebih tinggi dari sumber lain. - dapat menjadi bagian kunci pengaturan sistem pembayaran. - lihat pintu rediskonto diatas. - kerugian suku bunga yang sudah diumumkan sebelumnya sedangkan akses ke pintu ini atas inisiatif bank. 8. Simpanan sektor pemerintah Bank sentral memindahkan / - karena besarnya arus dana - kurang transparan - berlawanan dengan
  • 21. 21 realokasi simpanan pemerintah yang berada di bank sentral dan atau di bank- bank pelaksana/umum keluar/masuk sistem perbankan dari pemerintah, realokasi simpanan pemerintah antara bank sentral dan bank pelaksana dapat menjadi instrumen kunci untuk meredam pengaruh arus tersebut pada likuiditas jangka pendek. usaha pengembangan pasar sekunder untuk sekuritas pemerintah 9. lelang kredit Bank sentral melakukan lelang kredit kepada perbankan. - menawarkan alat untuk mengetahui harga/suku bunga kredit bank sentral. - dapat digunakan ketika pasar masih belum berkembang dan referensisuku bunga antar bank belum ada. - menetapkan patokan suku bunga. - mengalokasikan kredit sesuaidengan ketentuan pasar. - bank sentral menghadapi resiko kredit yang sulit dinilai - mungkin tidak cocok untuk manajemen harian jika “settlement” lelang masih targte harian. - rawan terhadap masalah “adverse selection” 10. imbauan Bank sentral mengimbau bank- bank untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menurunkan suku - fleksibel penggunaannya. - tidak mengikat. - efektif kalau BS kredibel - tidak mengikat sehingga hasilnya tidak pasti. - tidak boleh digunakan terus- menerus
  • 22. 22 bunga pinjaman/ simpanannya - Kalau BS tidak kredibel kurang efektif. 11. Penjualan SB wadiah bank sentral sebagai instrumen OPT Bank sentral membuka window (seperti fasilitas simpanan bank sentral namun menggunakan sistem mudharabah) khusus untuk penempatan bagi bank-bank syariah. - Instrumen yang dapat dijadikan sebagai komplemen SB bank sentral di sektor perbankan syariah. - Bermanfaat khususnya pada saat bank sentral tidak punya cukup SB pemerintah untuk melaksanakan OPT - Memiliki keuntungan seperti fasilitas simpanan bank sentral. - Memberikan kesempatan yang sama bagi bank syariah untuk ikut berpartisipasi di pasar uang dengan sistem yang sesuai dengan syariah . - menambah pilihan instrumen bagi bank sentral. Akan efektif apabila volume penjuam sudah cukup banyak. - Bank sentral hanya dapat mengendalikan kuantitas dan tidak dapat mengendalikan suku bunga karena ketentuan syariahnya. - memiliki kekurangan sperti fasilitas simpanan bank sentral. Akan tidak terlalu tidak efektif kalau volume penjualan kecil.
  • 23. 23 SUMBER: Ascarya. “Seri Kebanksentralan:Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 3 C. Instrumen yang Sering Digunakan Setelah belajar mengenai Instrumen langsung maupun tidak langsung dalam proses pengambilan kebijakan moneter, ada baiknya untuk mengetahui instrumen-instrumen apa yang sering digunakan untuk pengambilan kebijakan moneter terkait dengan sasaran yang ingin dicapai. Pada akhir tahun 1970an, Bank Sentral seperti The Fed di Amerika mulai menggunakan instrumen tidak langsung untuk kebijakan moneter mereka. Perubahan dari instrumen langsung ke instrumen tidak langsung ini dikarenakan perekonomian yang semakin lama semakin terbuka, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan pasar-pasar keuangan. Pasar keuangan yang sekain berkembang semakin lama tidak sesuai dengan instrumen langsung karena dapat mengakibatkan terjadinya inefisiensi dan disintermediasi. Intermediasi sendiri memiliki pengertian interaksi antara perbankan dengan lembaga keuangan lainnya dengan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil. Sehingga apabila tetap menggunakan instrumen langsung akan berdampak pada ekonomi sektor riil. Setelah akhir 1970an, negara-negara berkembang mulai mengikuti perubahan negara maju dengan menggunakan instrumen tidak langsung. Instrumen langsung yang sering digunakan antara lain: 1) Pagu Kredit 2) Pengendalian Suku Bunga 3) Kredit Langung 4) Rasio Likuiditas 5) Kuota Rediskonto Instrumen tidak langsung yang sering digunakan antara lain: 1) Cadangan Primer 2) Fasilitas Diskonto 3) Operasi Pasar Terbuka
  • 24. 24 4) Fasilitas Rediskonto 5) Lelang Kredit dan Operasi Valuta Asing Sebagian besar bank sentral menggunakan Operasi Pasar Terbukan sebagai instrumen utama, akan tetapi ada pula negara yang menggunakan instrumen selain OPT sebagai instrumen utama, seperti Brasil yang menggunakan fasilitas diskonto. Alasan mengapa banyak negara menggunakan OPT sebagai instrumen utamanya adalah karena OPT merupakan instrumen yang sangat fleksibel.dan keterlibatan institusi pihak kedua (bank dan broker) tidak mengikat. Selain itu, bank sentral dapat mengendalikan frekuensi OPT dan jumlah/kuantitas lelang yang diinginkan sehingga OPT merupakan metode yang sangat bermanfaat untuk menstabilkan reserve money atau suku bunga jangka pendek. OPT juga tidak membebankan pajak kepada bank.5 Tabel 3. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter yang Digunakan oleh Negara-Negara Lain Negara Cadangan Wajib Minimum Fasilitas Diskonto Operasi Pasar Terbuka Instrumen Lain Negara Maju Amerika Serikat 3%-10% Kebutuhan jangka pendek SB pemerintah, bonds, notes Tidak ada Inggris 0,35% Overnight, LOLR SB pemerintah, SB swasta Tidak ada Jepang Ya Diatur per bank SB pemerintah, bonds, CDs Imbauan Perancis 0,5%-1% 5-10hari repo SB pemerintah, SB swasta Tidak ada Jerman 1%-20%, rata- rata 3 bulan, sedang, panjang SB pemerintah Fasilitas kredti perpanjangan New Zealand Tidak ada <28 hari, otomatis SB pemerintah, SB bank sentral Tidak ada Negara
  • 25. 25 Berkembang - Amerika Latin Argentina 3%-43%, rata- rata ≤ 30 hari, LOLR Boads pemerintah Tidak ada Cili 3,6%-30% 1 hari/bulan, LOLR SB pemerintah, SB bank sentral Tidak ada Brazil 3%-83% Ya SB pemerintah, SB bank sentral Fasilitas overdraft, fasilitas kredit jangka pendek, fasilitas kredit perpanjangan, lelang, kredit Meksiko >0 Darurat CETES, BONOS CDs, Fasilitas pinjaman darurat -Asia Tenggara Korea Ya Ya Bonds pemerintah, MSBs Lelang kredit Thailand 7%, rata-rata 7 hari, LOLR SB pemerintah, SB bank sentral LSR, FXW Filipina 17% Ya SB pemerintah, SB bank sentral Malaysia 11,5% ≥ 3 bulan SB pemerintah, SB bank sentral Kredit jangka pendek, LSR, Ins. langsung Indonesia 3%-5%, rata- rata Ya SB pemerintah, SB pasar uang Tabungan pemerintah, FXO Negara berkembang
  • 26. 26 lain Ghana 5%, rata-rata Ya, sb. penalti SB pemerintah, SB bank sentral Pinjaman overnight Mesir 10%-15%, rata- rata Ya, 2% diatas SB pemerintah SLR Tunisia 2% 7 hari, sb. penalti SB pemerintah Lelang kredit Cina 13% Ya Tidak ada Ins. Langsung India 15%, rata-rata Ya SB pemerintah Penetapan sb. SLR, Fasilitas switching Negara Transisi Republik czech 8,5% Rata-rata Ya SB pemerintah, SB bank sentral Kredit jangka pendek Rusia 1,5%-20%, rata- rata Tidak ada SB pemerintah Tidak ada SUMBER: Ascarya. “Seri Kebanksentralan:Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 29 D. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia Instrumen-instrumen pengendalian moneter yang pernah dan sedang digunakan Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan negara dan perkembangan struktur finansial negara Indonesia. Pembahasan sejarah instrumen yang pernah dipakai dibagi ke dalam 2 periode yaitu sebelum tahun 1983 dan sesudah 1983. Tahun 1983 merupakan tahun pembatas, dimana Indonesia mamasuki era baru deregulasi moneter yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. 1.) Sebelum 1983 Sebelum tahun 1983 perkembangan perekonomian Indonesia di bagi kedalam dua periode yang berbeda, yaitu periode 1945-1965 dan periode 1965-1983. Periode 1945- 1965 memprioritaskan untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara.
  • 27. 27 Sementara periode tahun 1965-1983 mulai memprioritaskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. a. Periode 1945-1965 Bank sentral baru didirikan tahun 1953 dan melakukan ekspansi moneter dengan penambahan uang beredar. Ekspansi moneter ini dilakukan dengan monetisasi yaitu pencetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran belanja negara yang membengkak. Sebelum tahun 1957, instrumen pengendalian moneter Indonesia berupa petapan suku bunga, OPT, pagu kredit dan kredit langsung. Setelah tahun 1957, pengendalian moneter ditujukan untuk mengurangi money supply akibat kebijakan moneter longgar yaitu berupa pengguntingan uang, pembersihan uang dan penetapan uang muka impor. Instrumen terakhir di periode ini adalah cadangan primer yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa bank-bank mempunyai likuiditas yang cukup. b. Periode 1965-1983 Periode ini ditandai dengan kebijakan moneter ketat dengan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Pengendalian stabilitas harga menjadi sasaran akhir akibat adanya hiperinflasi yang terjadi di periode sebelumnya. Instrumen pengendalian moneter yang digunakan pada saat itu berupa instrumen tidak langsung tradisional, yaitu cadangan primer, serta instrumen langsung seperti kredit langsung dan penetapan suku bunga. Pada tahun 1974 instrumen tidak langsung mulai ditinggalkan dan digantikan dengan instrumen langsung seperti pagu kredit. 2.) Sesudah 1983 Sesudah tahun 1983 perkembangan perekonomian Indonesia dibagi kedalam dua periode yang berbeda, yaitu periode 1983-1997 dan periode pasca 1997. Tahun 1983- 1997 ditandai dengan deregulasi sistem keuangan dan perbankan sejak 1 juni 1983 sampai terjadinya krisis keuangan dan perbankan pada pertenganhan 1997. Periode pasca 1997 ditandai dengan program pemulihan sistem keuangan dan perbankan akibat krisis moneter yang melanda Indonesia. a. Periode 1983-1997
  • 28. 28 Dengan adanya oil boom kedua dan resesi yang melanda dunia pada tahun 1980, pemerintah memulai deregulasi di sektor moneter dan perbankan dengan Paket Kebijakan 1 juni 1983. Era ini ditandai dengan kembalinya menggunakan instrumentidak langsung. b. Periode Pasca 1997 Pada masa krisis keuangan dan perbankan yang melanda Asia Tenggara sejak 2 juli 1997 kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia dalam rangka pemulihan adalah kontraksi moneter. Instrumen-instrumen yang digunakan pada umumnya sama dengan periode sebelumnya, hanya yang aktif digunakan adalah instrumen kontraksi. Instrumen utamanya adalah fasilitas diskonto, OPT, dan Intervensi Rupiah, ditambah dengan intervensi valas. Intervensi Rupiah merupakan instrumen tidak langsung yang sejajar dengan instrumen operasi OPT yang baru diperkenalkan pada tahun 1988. Cara kerjanya adalah melalui kegiatan pinjam-meminjam dana yang dilakukan Bank Indonesia secara langsung di pasar uang antarbank dengan jangka waktu overnight s.d. 7 hari.
  • 29. 29 KESIMPULAN Dari penjelasan yang telah diuraikan mengenai instrumen kebijakan moneter, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:  Ada instrumen langsung dan tidak langsung yang digunakan Bank Sentral untuk mengarahkan kebijakan moneter ke tujuan tertentu.  Instrumen langsung dan tidak langsung memiliki cara kerja, keuntungan, dan kerugian masing-masing.  Penggunaan instrumen-instrumen tersebut tergantung pada situasi dan kondisi suatu negara  Semakin terbuka perekonomian dunia, semakin berkembang pasar keuangan, menyebabkan instrumen langsung menjadi tidak efektif, karena akan menyebabkan disintermediasi untuk Bank dan pelaku ekonomi sektor riil.
  • 30. 30 DAFTAR PUSTAKA Warjiyo, Perry. 2004. Seri Kebanksentralan: Mekasnisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Vol 11. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada