SlideShare a Scribd company logo
1
MAKALAH
PELUANG DAN PEUBAH ACAK DISKRIT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Statistika
Dosen Pengampu : Ahmad Mabruri Wihaskoro, S.Pd.I
Disusun Oleh :
Endang Suanda
Ghifari Ayunda Chaula
Marisa Alma
Nida Hilyatul Mudrikah
Kelompok 4
MTK-C/SEMESTER 1
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Salawat dan Salam senatiasa di limpahkan kepada jungjungan Nabi
Muhamad SAW. Penulis bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul ”Peluang dan Peubah
Acak Diskrit” dapat di selesaikan dengan baik.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
juga pembacanya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Tidak lupa pula kami
ucapakan terimakasih kepada dosen kami Bapak Ahmad Mabruri Wihaskoro, S.Pd.I
yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini tak lupa pula kepada
pihak pihak yang selalu mendukung kami dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Demikianlah makalah ini kami buat mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Cirebon, desember 2012
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………........ i
DAFTAR ISI………………………………………………………….......... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....... 1
a. Latar Belakang……………………………………………….. 1
b. Rumusan Masalah………………………………………….... 2
c. Tujuan Masalah………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………........ 4
a. Sejarah teori peluang……………………………….............. 4
b. Pengertian peluang…………………………………………. 4
c. Operasi himpunan peluang…………………………………. 5
d. Jenis kejadian……………………………………………….... 6
e. Perhitungan nilai peluang…………………......................... 6
f. Peluang suatu kejadian………………………………………. 8
g. Notasi factorial………………………………………………… 8
h. Notasi permutasi………………………………………………. 9
i. Kombinasi……………………………………………………… 10
j. Peubah acak…………………………………………………… 11
BAB III PENUTUP………………………………………………………… 15
Kesimpulan………………………………………………………… 15
Saran……………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Statistika adalah kumpulan informasi atau keterangan yang berupa
angka-angka yang disusun, ditabulasi, dan dikelompokkan sehingga dapat
memberikan informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Adapun ilmu tentang cara mengumpulkan, menabulasi,
mengelompokkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti tentang
informasi yang berupa angka-angka itu disebut statistika.
Kegunaan data statistika diantaranya :
 Menyajikan data secara ringkas sehingga lebih mudah untuk dimengerti.
 Membuat catatan data yang metematis dan sistematis
 Memberikan data-data masa lampau untuk menentukan kebijakan
sekarang.
 Membuat perkiraan secara generalisasi terhadap objek yang lebih luas.
 Membuat penarikan kesimpulan secara ilmiah.
Suatu data statistika dapat diperoleh dimana saja, bergantung pada
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Hendaknya, data yang di
kumpulkan adalah data yang akurat, terkini, terbaru komprehensif (menyeluruh),
dan memiliki kaitan dengan persoalan yang diteliti. Untuk itu, seorang peneliti
hendaknya memiliki perencanaan yang baik, agar memperoleh hasil seperti yang
diharapkan.
Jika seorang peneliti ingin mengumpulkan data yang diperlukan, ada
beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkannya, antara lain dengan
wawancara, angket, atau kuesioner, dan pengamatan atau observasi.
Data yang diperoleh langsung dari penelitian atau pengukuran dan
masih berwujud catatan yang belum mengalami pengolahan ataupun
penyusunan disebut data kasar (raw data). Tahap berikutnya setelah data itu
terkumpul adalah mengorganisir dan mengelompokkan fakta dari data tersebut
sesuai dengan tujuan penelitian. Agar lebih mudah di analisis, data tersebut di
sederhanakan terlebih dahulu, diantaranya dengan pembulatan.
5
Populasi dan Sampel
Misalnya seorang peneliti akan mengadakan penelitian tentang mata
pelajaran yang paling disenangi oleh siswa-siswa SMK 10. Dalam penelitian
itubpopulasinya adalah seluruh siswa SMK 10 sedangkan sampel yang diteliti
dapat diambil dari beberapa siswa kelas x kelas x1 atau kelas x11 yang
dianggap dapat mewakili populasinya. Kesimpulan yang diperoleh dari sampel
itu generalisasikan pada populasinya. Dari contoh tersebut dapat dikatakan
bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti sedangkan sampel
adalah sebagian atau keseluruhan populasi yang dianggap mewakili
populasinya.
Tugas statistika baru dianggap baru di anggap selesai jika kita berhasil
membuat kesimpulan yang dapat di pertanggung jawabkan tentang sifat atau
karakteristik populasi. Untuk membuat kesimpulan tentang populasi ini,
umumnya penelitian secara sampling di lakukan. Jadi sampel yang representative
da ambil dari populasi, lalu datanya dikumpulkan dan di analisis.
Atas dasar hasil analisis ini dan berbagai pertimbangan yang perlu
dibuat kesimpulan bagaimana katrakteristik populasi tersebut. Jelas bahwa
kesimpulan yang dibuat, kebenarannya tidaklah pasti sehingga timbul persoalan
bagaimana keyakinan kita untuk mempercayai kebenaran kesimpulan yang
dibuat. Untuk itu diperlukan teori yang disebut teori peluang. Teori ini antara lain
membahas tentang ukuran atau derajat ketidakpastian sesuatu peristiwa.
B. Rumusan masalah
 Bagaimana teori peluang itu bisa muncul ?
 Apa definisi peluang dan peubah acak diskrit ?
 Bagaimana cara perhitungan peluang dan peubah acak diskrit ?
 Terdiri atas apa sajakah peluang dan peubah acak diskrit ?
6
C. Tujuan masalah
 Mampu memahami dan menjelaskan mengenai teori peluang dan peubah
acak diskrit
 Mampu mengemukakan macam-macam teori peluang dan peubah acak
diskrit
 Mengetahui cara penghitungan teori peluang dan peubah acak diskrit
 Mampu menganalisis dan memberikan kesimpulan mengenai teori
peluang dan peubah acak diskrit
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah teori peluang
Teori peluang awalnya di inspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya
dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano
(1501-1576). Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (book on games of
changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang
yang berisi tentang masalah perjudian.
Giralamo merupakan salah seorang dari bapak probability. Dibukunya
Cardano menulis tentang permasalahan peluang, yaitu ‘’jika dua buah dadu
dilempar bersamaan sebanyak tiga kali, berapa peluang untuk mendapatkan mata
dadu minimal 1,1 pada setiap lemparan.’’
Pada awalnya peluang hanya dilakukan dalam permainan judi. Seorang
penjudi menghendaki kemenangan besar, sehingga meminta bantuan seorang
ahlimatematika untuk mengatur siasat memenangkan permainan. Tetapi akibat
perkembangan teori peluang yang pesat, akhirnya digunakan dalam bidang politik,
ekonomi, peramalan cuaca dan penelitian ilmiah.
Teori peluang berkaitan dengan perhitungan peluang atau kemungkinan
terjadinya suatu kejadian. Suatu kejadian merupakan bagian dari suatu kejadian
yang lebih besar atau ruang sampel. Untuk menentukan peluang suatu kejadian
perlu menentukan terlebih dahulu berapa banyak kejadian itu dapat terjadi dan
berapa banyak ruang sampelnya dapat terjadi.
B. Pengertian Peluang
a. Pendekatan klasik
Probabilitas atau peluang merupakan banyaknya kemungkinan-
kemungkinan pada suatu kejadian berdasarkan frekuensinya.
Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b
kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing
kejadian mempunyai kesempatan yang sama dan saling asing, maka
probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah:
P (A) = a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b
8
Contoh:
Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B).
Jika yang diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan
wanita?
Jawab:
P (A) = 15/10+15 = 3/5
b. Pendekatan subyektif
Nilai probabilitas/peluang adalah tepat/cocok apabila hanya ada satu
kemungkinan kejadian terjadi dalam suatu kejadian ditentukan berdasarkan
tingkat kepercayaan yang bersifat individual (misalnya berdasarkan
pengalaman).
c. Pendekatan frekuensi relatif
Nilai probabilitas/peluang ditentukan atas dasar proporsi dari
kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu observasi/percobaan
(pengumpulan data).
Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka
probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah:
P (A) =
𝑎
𝑁
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang
flu pada musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa
probabilitas terjadi 1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut
serta?
Jawab:
P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80
Probabilitas disajikan dengan symbol P, sehingga P(A) menyatakan
probabilitas bahwa kejadian A akan terjadi dalam observasi atau percobaan
tunggal, dengan 0 ≤ P(A) ≤ 1.
Dalam suatu observasi/percobaan kemungkinan kejadian ada 2, yaitu
“terjadi (P(A)) atau “tidak terjadi” (P(A)’), maka jumlah probabilitas totalnya
adalah P(A) + P(A)’ = 1
9
C. Operasi himpunan peluang
a. Irisan (), jika satu atau beberapa peluang pada himpunan A terjadi secara
bersama-sama dengan himpunan B.
b.Gabungan (), jika semua peluang pada himpunan A dan semua peluang pada
himpunan B terjadi bersama-sama.
c. Komplemen (X’) suatu kejadian A relative terhadap S adalah semua himpunan
S bukan anggota A.
D. Jenis kejadian
1. Berdasarkan peluang terjadinya.
a. Kejadian Saling Meniadakan (Mutually Exclusive), yaitu kejadian yang tidak
dapat terjadi secara bersama-sama dengan kejadian lainnya.
Contoh: Hasil Ujian: Lulus vs Tidak lulus
Keadaan : Dingin vs Panas
Cuaca : Hujan vs Tidak Hujan
b. Kejadian Tidak Saling Meniadakan (Non-Mutually Exclusive), yaitu kejadian
yang dapat terjadi secara bersama-sama dengan kejadian lainnya.
Contoh: Keadaan vs Cuaca :
Dingin vs Tidak hujan
Dingin vs Hujan
Panas vsTidak hujan
Panas vs Hujan
2. Berdasarkan pengaruh/hubungannya
a. Kejadian Independen, yaitu apabila terjadi atau tidaknya suatu kejadian
tidak berpengaruh pada probabilitas/peluang kejadian yang lain.
b. Kejadian Dependen, yaitu apabila terjadi atau tidaknya suatu kejadian
berpengaruh pada probabilitas/peluang kejadian yang lain.
E. Perhitungan nilai peluang
1. Hukum penjumlahan
Digunakan apabila kita ingin menghitung probabilitas suatu kejadian
tertentu atau yang lain (atau keduanya) yang terjadi dalam suatu
percobaan/kejadian tunggal.
 Rumus Penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan:
P(A atau B) = P (AB) = P(A) + P(B)
10
 Rumus Penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang tidak saling
meniadakan:
 Dua Kejadian
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B) atau
P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB).
 Tiga Kejadian
P(A atau B atau C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A dan B) –
P(A dan C) – P(Bdan C) + P(A dan B dan C) atau
P(ABC) = P(A) + P(B) + P(C) – P(AB) – P(AC) –
P(BC) + P(ABC)
2. Hukum perkalian
 Hukum perkalian untuk kejadian Independen:
P(A dan B) = P(AB) = P(A) x P(B)
 Hukum perkalian untuk kejadian dependen:
P(A dan B) = P(A) x P(B) atau
P(A dan B) = P(A x P(BA) atau P(B dan A) = P(B) x P(AB)
Contoh:
Berdasarkan pengalaman, sebuah produk susu kaleng yang lulus uji dalam
hal berat bersih akan diberi nilai 0.95. Lembaga konsumen membuktikan
pernyataan tersebut dengan cara mengukur 3 kaleng dengan sebuah alat
ukur tertentu. Dengan asumsi bahwa jika kaleng 1 lulus uji, maka kaleng 2
dan 3 belum tentu lulus, maka tentukan:
a. Berapa probabilitas bahwa ketiga kaleng tsb lulus uji?
b. Berapa probabilitas bahwa hanya dua kaleng yang lulus uji?
c. Berapa probabilitas bahwa tidak ada yang lulus uji?
Jawab:
a. P(3 lulus uji) = P(k1 dan k2 dan k3)
= 0.95 x 0.95 x 0.95 = 0.86
b. P(2 lulus uji) = P(K1 dan K2 dan K3’)+P(K1 dan K2’ dan K3)+P(K1 dan
K2 dan K3’)
11
= (0.95 x 0.95 x0.05) + (0.09 x 0.05 x 0.95 + (0.05 x 0.95 x
0.95)
= 0.14
c. P(tidak ada yang lulus uji) = P(K1’ dan K2’ dan K3’)
= 0.05 x 0.05 x 0.05
= 0.000125
F. Peluang suatu kejadian
Peluang kejadian A dilambangkan dengan P(A). Misal banyaknya
anggota kejadian suatu percobaan n (A) dan banyaknya ruang sampel adalah n (S),
maka peluang terjadinya kejadian A adalah :
P(A)=
𝑛(𝐴)
𝑛(𝑠)
Contoh :
Sebuah dadu dilempar ke atas. Berapa peluang kejadian munculnya
bilangan genap (2,4, 6) ?
Jawab :
n(S) = 6
n(A) = 3
Jadi, P(A)=
𝑛( 𝐴)
𝑛( 𝑠)
=
3
6
=
1
2
G.Notasi faktorial
12
Faktorial dinotasikan “n!”. Faktorial merupakan penulisan singkat dari
perkalian sederajat bilangan bulat positif terurut hingga 1. Faktorial dapat
didefinisikan sebagai berikut :
0! = 1
1! = 1
2! = 2 x 1 = 2
3! = 3 x 2 x 1 = 6, dan seterusnya
Sehingga dapat di tulis :
n! = n x (n-1)!
Contoh :
a.
8!
6!
=
8.7.6!
6!
= 8.7 = 56
H.Notasi permutasi
Permutasi adalah suatu susunan yang berbeda atau urutan yang
berbeda yang di bentuk oleh sebagian atau keseluruhan objek atau unsure yang di
ambil dari sekelompok objek atau unsur yang tersedia.
1. Permutasi dari unsur-unsur yang berbeda
Banyak permutasi dari k unsur yang di ambil dari n unsure yang tersedia
sama dengan :
nPk =
𝑛!
( 𝑛−𝑘)!
Contoh :
a. 6P3 =
6!
(6−3)!
=
6!
3!
=
6.5.4.3!
3!
= 120
2. Permutasi dengan bebrapa unsur yang sama
Banyak permutasi n unsur yang memuat k, l, m, … (k, l, m,… ≤ n) yang
sama dirumuskan dengan :
nPk, l, m,… =
𝑛!
𝑘!𝑥 𝑙!𝑥 𝑚!𝑥…
13
Contoh :
Berapa banyak susunan huruf berbeda yang dapat disusun dari huruf-
huruf pada kata MATEMATIKA ?
Jawab :
Pada kata MATEMATIKA terdapat 10 huruf dengan 2 huruf M, 3 huruf
A, dan 2 huruf T. banyaknya susunan huruf yang dapat dibentuk
adalah...
P =
10!
2!𝑥 3!𝑥 2!
= 151.200
3. Permutasi siklis
Permutasi siklis didefinisikan banyaknya permutasi n objek yang disusun
secara melingkar adalah (n-1)!
Contoh :
4 orang duduk mengelilingi meja bundar, maka susunan melingkar 4
orang tersebut adalah…
Jawab :
PL = (n-1)!
= (4-1)!
= 3!
= 6 cara
I. Kombinasi
Kombinasi dari sekumpulan objek adalah banyaknya susunan tak terurut
dari objek-objek tersebut.
1. Kombinasi k objek dari n objek yang sama, k≤n
kCn
= n! / k! (n-k)!
Contoh :
Dari 10 orang pemain akan disusun tim bola voli. Ada berapa susunan
tim yang mungkin terbentuk ?
Jawab :
14
n= 10
k= 6
6C 10
=
𝑛!
𝑘!(𝑛−𝑘)!
=
10!
6!(10−6)!
=
10𝑥9𝑥8𝑥7
1𝑥2𝑥3𝑥4
= 210
Jadi, susunan tim yang mungkin terbentuk sebanyak 210 tim.
J. Peubah acak
Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh atau ruang sampel ke
bilangan nyata.
Jika suatu ruang contoh mengandung titik yang berhingga banyaknya atau
sederetan anggota yang banyaknya sebanyak bilangan bulat maka ruang contoh itu
dinamakan ruang contoh diskrit.
Bila ruang contoh mengandung titik contoh yang tak berhingga banyaknya dan
banyaknya sebanyak titik pada sepotong garis, maka ruang contoh itu disebut ruang
contoh kontinu.
Dimisalkan seperti ini: X = K→R
 Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. Sebuah
fungsi X yang menetapkan setiap anggota s Є S dengan sebuah bilangan real X
(s) dinamakan peubah acak.
15
 Ada dua buah himpunan yang melibatkan peubah acak, yaitu ruang sampel S
yang berisi anggotanya (titik sampel) s dan Rx berupa nilai-nilai yang mungkin
dari X yang berkaitan dengan anggota X nya.
Percobaan dengan metode statistika telah digunakan untuk menjelaskan setiap
proses yang menghasilkan pengukuran yang berkemungkinan. Untuk memusatkan
perhatian kita pada ukuran kuantitatif maka kita lebih tertarik terhadap gambaran
numeric dari hasil percobaan. Sebagai contoh ruang sample yang memberikan
gambaran menyeluruh bilasuatu mata uang bersisi dua muka (M) dan belakang (B)
dilantunkan tiga kali dapat ditulis sebagai berikut :
S = {MMM,MMB,MBM,BMM,MBB,BMB,BBM,BBB}
Bila diperhatikan hanya banyaknya belakang (B) yang muncul maka hasil
numeriknya adalah 0,1,2 atau 3 bilamana 0,1,2 dan 3 merupakan pengamatan acak
yang ditentukan oleh hasil percobaan dalam hal ini menyatakan keungkinan banyaknya
kali uang bagian muka yang muncul bila satu mata uang dilantunkan tiga kali.
Peubah acak adalah suatu fungsi bernilai nyata yang harganya ditentukan oleh
tiap anggota dalam ruang sample.
Suatu peubah acak biasanya dinotasikan dengan huruf besar mislnya A,B,X,Y dan
seterusnya sedangkan harganya denagn huruf kecil misalnya a,b,x,y dst.
Bila x menyatakan kemungkinan jumlah anak laki yang lahir bila pasangan suami
istri merencanakan punya 2 anak sudah cukup maka nilai x yang mungkin dari peubah
acak X adalah
Kejadian PP LP PL LL
X 0 1 1 2
16
Bila suatu percobaan menghasilkan ruang sample yang berhingga dan ruang
sampelnya merupakan bilangan bulat maka ruang sample itu disebut ruang sample
Diskret dan peubah acak yang didefinisikan tersebut disebut peubah acak diskret.
Hasil percobaan mungkin saja tidak terhingga banyaknya atau tak terhitung
sehingga peubah acak tersebut menghasilkan nilai rasional (pecahan) maka peubah
acak tersebut disebut peubah acak kontinu. Dalam kebanyakan persoalan praktis
peubah acak kontinu mempunyai nilai berupa data terukur denagn menggunakan skala
rasional seperti tinggi, berat, jangka waktu dan sebagainya.
a. Sebaran Peluang Peubah Acak Diskret
suatu peubah acak diskret tiap nilai yang mungkin mendapatkan nialai peluang
tertentu. Dalam kasusu melantunkan mata uang tiga kali. Peubah acak X yang
menyatakan banayaknya muka yang muncul mendapatlan 2 dengan peluang 3/8 .pada
contoh kemungkinan banyaknya anak laki-laki yang lahir bila pasangan suami istri
merencanakan 2 anak cukup disajikan pada table berikut :
X 0 1 2
P(X=x) ¼ 1/2 1/4
Perhatikan jumlah peluangnya sama dengan 1(satu), karena x menyatakan suatu yang
mungkin.
Fungsi nilai numeic dari x dinyatakan f(x), g(x). r(x) dan sebagainya jadi f(x) =P(X=X)
Dari contoh diatas maka f(2) = P(X=2) =1/4
Misalkan dalam suatu kandang terdapat 15 ekor ayam broiler 5 ekor diantaranya
adalah jantan.jika seorang peternak mengambil 3 ekor ayam broiler secara acak carilah
sebaran peubah acak X yang menyatakan banyaknya anak ayam jantan yang terambil
17
Ayam broiler jantan yang mungkin terambil adalah 0,1,2 atau tiga ekor denagn
peluang yangberbeda seperti disajikan pada table berikut :
X 0 1 2 3
f(x)=P(X=x) 24/91 45/91 20/91 2/91
Catatan:
10
15
9
14
8
13
=
720
2730
=
24
91
→ coba cari yang lain
Kerap kali kita igin menggambarkan grafik suatu sebaran peluang diskret. Ada
dua macam grafik yang biasa digunakan adalah diagram batang atau histogram.
Sebagai contoh kita gambar sebaran peluang peubah acak banyaknya muka (M) yang
peluang muncul bila 4 mata uang seimbang dilantunkan.
Adapun sebaran peluang seperti table berikut :
X 0 1 2 3 4
f (x) =P(x) 1/16 4/16 6/16 4/16 1/16
f(x)=P(X=x) f(x)=P(X=x)
18
Gambar grafik batang gambar histogram
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
6/16
5/16
4/16
3/16
2/16
1/16
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Peluang adalah besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian.
Penentuan nilai peluang kejadian didasarkan kepada banyaknya titik sampel
kejadian dan banyaknya ruang sampel.
 Ruang sampel : Keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi atau anggota
suatu himpunan.
 Titik sampel kejadian : Kemungkinan yang diharapkan terjadi.
 Percobaan : Tindakan atau kegiatan yang dapat memberikan beberapa
kemungkinan hasil.
Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh atau ruang sampel ke
bilangan nyata.
X = K R
Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. Sebuah
fungsi X yang menetapkan setiap anggota s Є S dengan sebuah bilangan real X (s)
dinamakan peubah acak.
Ada dua buah himpunan yang melibatkan peubah acak, yaitu ruang
sampel S yang berisi anggotanya (titik sampel) s dan Rx berupa nilai-nilai yang
mungkin dari X yang berkaitan dengan anggota X nya.
Peubah acak diskrit merupakan salah satu teori dari suatu peubah acak.
Yang dimaksud peubah acak diskrit adalah peubah acak yang dapat mengambil
nilai - nilai yang terbatas atau nilai yang tidak terbatas tapi dapat dicacah.
B. SARAN
Distribusi Peluang sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Oleh karena itu, kita harus memahami tentang distribusi peluang tersebut baik
distribusi peluang gabungan, distribusi marginal maupun distribusi bersyarat itu
sendiri dan cara penggunaan / penerapan ilmu tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kuntarti. Fokus UN, Erlangga, Jakarta. 2012
Sriyadi. Matematika non-Teknik, Aktual, Surakarta, 2012.
Sudjana. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. 2005
http://restupamujitriatmoko.blogspot.com/2011/11/teori-
probabilitas-peluang.html

More Related Content

What's hot

Graph
GraphGraph
Jenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiahJenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiahhervino
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
Nailul Hasibuan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Ady Setiawan
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan
achmadk12
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
Abdau Qur'ani
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Ana Sugiyarti
 
prosedur pengujian hipotesis
prosedur pengujian hipotesisprosedur pengujian hipotesis
prosedur pengujian hipotesis
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soalselvyimelia
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
apriliantihermawan
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h
 
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik DeskriptifBab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
Cabii
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
Ketut Swandana
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
silvia kuswanti
 
contoh karya tulis ilmiah 2.pdf
contoh karya tulis ilmiah 2.pdfcontoh karya tulis ilmiah 2.pdf
contoh karya tulis ilmiah 2.pdf
FransRantung
 

What's hot (20)

Graph
GraphGraph
Graph
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Jenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiahJenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiah
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan
 
Perumusan masalah
Perumusan masalahPerumusan masalah
Perumusan masalah
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
 
prosedur pengujian hipotesis
prosedur pengujian hipotesisprosedur pengujian hipotesis
prosedur pengujian hipotesis
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik DeskriptifBab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
Bab 3. Ukuran-Ukuran Numerik Statistik Deskriptif
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
 
contoh karya tulis ilmiah 2.pdf
contoh karya tulis ilmiah 2.pdfcontoh karya tulis ilmiah 2.pdf
contoh karya tulis ilmiah 2.pdf
 

Viewers also liked

Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluang
Lilin Ariandi
 
Statistika: Peluang
Statistika: PeluangStatistika: Peluang
Statistika: Peluang
Jidun Cool
 
Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)RezkyHayati
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
Tenia Wahyuningrum
 
Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang
tioprayogi
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitas
UNISBA
 
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Dhea Budiman
 
Power Point Tentang Peluang
Power Point Tentang PeluangPower Point Tentang Peluang
Power Point Tentang Peluang
Matt Engky
 
2. pengantar peluang
2. pengantar peluang2. pengantar peluang
2. pengantar peluangAndry Ferdian
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Prima37
 
Bab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluangBab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluangristiawatiida
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastian Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
Rizki Annisa
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
Farrrsa
 
Sejarah ilmu peluang
Sejarah ilmu peluang Sejarah ilmu peluang
Sejarah ilmu peluang
Fikri Paramadina
 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
Lukmanul Hakim
 
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluangMakalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
Aisyah Turidho
 
STATISTIK MATEMATIKA
STATISTIK MATEMATIKASTATISTIK MATEMATIKA
STATISTIK MATEMATIKA
Ani_Agustina
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy
 

Viewers also liked (20)

Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluang
 
Statistika: Peluang
Statistika: PeluangStatistika: Peluang
Statistika: Peluang
 
Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitas
 
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
 
Power Point Tentang Peluang
Power Point Tentang PeluangPower Point Tentang Peluang
Power Point Tentang Peluang
 
2. pengantar peluang
2. pengantar peluang2. pengantar peluang
2. pengantar peluang
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
 
Bab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluangBab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluang
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastian Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
Bab iv-ketidakpastian
Bab iv-ketidakpastianBab iv-ketidakpastian
Bab iv-ketidakpastian
 
Bab 1 pengantar statistika
Bab 1 pengantar statistikaBab 1 pengantar statistika
Bab 1 pengantar statistika
 
Sejarah ilmu peluang
Sejarah ilmu peluang Sejarah ilmu peluang
Sejarah ilmu peluang
 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
 
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluangMakalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
 
STATISTIK MATEMATIKA
STATISTIK MATEMATIKASTATISTIK MATEMATIKA
STATISTIK MATEMATIKA
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 

Similar to Makalah statistika

Probabilitas new
Probabilitas newProbabilitas new
Probabilitas new
Ferry Bahtiar
 
Hitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptxHitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptx
adnanyusuf17
 
statistika sebagai sarana
statistika sebagai saranastatistika sebagai sarana
statistika sebagai saranaBakti Gunawan
 
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampelMakalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
alfitri ariyansah
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
SIKATAN WANARAYA
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataIr. Zakaria, M.M
 
Distribusi Normal [PAPER]
Distribusi Normal [PAPER]Distribusi Normal [PAPER]
Distribusi Normal [PAPER]
Ghins GO
 
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Metpen 1   Penelitian IlmiahMetpen 1   Penelitian Ilmiah
Metpen 1 Penelitian IlmiahAndi Iswoyo
 
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariPeranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariOki Mentari
 
Materi Statistika
Materi Statistika Materi Statistika
Materi Statistika
Potpotya Fitri
 
Tugas statistik
Tugas statistikTugas statistik
Tugas statistik
Amruambuntoha
 
Kelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanariKelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanari
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Ekonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarEkonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besar
nur_asifah
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Anto Pixels
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
UCy Rukmana
 
Tugas 6 metlit
Tugas 6 metlitTugas 6 metlit
Tugas 6 metlit
Cindy Ghina Lestari
 

Similar to Makalah statistika (20)

Probabilitas new
Probabilitas newProbabilitas new
Probabilitas new
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Hitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptxHitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptx
 
statistika sebagai sarana
statistika sebagai saranastatistika sebagai sarana
statistika sebagai sarana
 
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampelMakalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis data
 
Distribusi Normal [PAPER]
Distribusi Normal [PAPER]Distribusi Normal [PAPER]
Distribusi Normal [PAPER]
 
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Metpen 1   Penelitian IlmiahMetpen 1   Penelitian Ilmiah
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
 
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariPeranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
 
Materi Statistika
Materi Statistika Materi Statistika
Materi Statistika
 
Tugas statistik
Tugas statistikTugas statistik
Tugas statistik
 
Statistik
StatistikStatistik
Statistik
 
Kelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanariKelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanari
 
Ekonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarEkonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besar
 
Metode Ilmiah
Metode IlmiahMetode Ilmiah
Metode Ilmiah
 
Sampling
SamplingSampling
Sampling
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 
Tugas 6 metlit
Tugas 6 metlitTugas 6 metlit
Tugas 6 metlit
 

More from Nida Hilya

Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranNida Hilya
 
Concept map Statistika
Concept map StatistikaConcept map Statistika
Concept map StatistikaNida Hilya
 
Peluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritPeluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritNida Hilya
 
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryPendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryNida Hilya
 
Ppt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cPpt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cNida Hilya
 
Senja dimatamu Part 2
Senja dimatamu Part  2Senja dimatamu Part  2
Senja dimatamu Part 2Nida Hilya
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesiaNida Hilya
 

More from Nida Hilya (8)

Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaran
 
Concept map Statistika
Concept map StatistikaConcept map Statistika
Concept map Statistika
 
Peluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritPeluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskrit
 
Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryPendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
 
Ppt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cPpt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk c
 
Senja dimatamu Part 2
Senja dimatamu Part  2Senja dimatamu Part  2
Senja dimatamu Part 2
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesia
 

Makalah statistika

  • 1. 1 MAKALAH PELUANG DAN PEUBAH ACAK DISKRIT Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Statistika Dosen Pengampu : Ahmad Mabruri Wihaskoro, S.Pd.I Disusun Oleh : Endang Suanda Ghifari Ayunda Chaula Marisa Alma Nida Hilyatul Mudrikah Kelompok 4 MTK-C/SEMESTER 1 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
  • 2. 2 TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Segala puji bagi ALLAH SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Salawat dan Salam senatiasa di limpahkan kepada jungjungan Nabi Muhamad SAW. Penulis bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul ”Peluang dan Peubah Acak Diskrit” dapat di selesaikan dengan baik. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis juga pembacanya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Tidak lupa pula kami ucapakan terimakasih kepada dosen kami Bapak Ahmad Mabruri Wihaskoro, S.Pd.I yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini tak lupa pula kepada pihak pihak yang selalu mendukung kami dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Demikianlah makalah ini kami buat mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Cirebon, desember 2012 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………........ i DAFTAR ISI………………………………………………………….......... ii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....... 1 a. Latar Belakang……………………………………………….. 1 b. Rumusan Masalah………………………………………….... 2 c. Tujuan Masalah………………………………………………. 3 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………........ 4 a. Sejarah teori peluang……………………………….............. 4 b. Pengertian peluang…………………………………………. 4 c. Operasi himpunan peluang…………………………………. 5 d. Jenis kejadian……………………………………………….... 6 e. Perhitungan nilai peluang…………………......................... 6 f. Peluang suatu kejadian………………………………………. 8 g. Notasi factorial………………………………………………… 8 h. Notasi permutasi………………………………………………. 9 i. Kombinasi……………………………………………………… 10 j. Peubah acak…………………………………………………… 11 BAB III PENUTUP………………………………………………………… 15 Kesimpulan………………………………………………………… 15 Saran……………………………………………………………….. 15 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 16
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Statistika adalah kumpulan informasi atau keterangan yang berupa angka-angka yang disusun, ditabulasi, dan dikelompokkan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala. Adapun ilmu tentang cara mengumpulkan, menabulasi, mengelompokkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti tentang informasi yang berupa angka-angka itu disebut statistika. Kegunaan data statistika diantaranya :  Menyajikan data secara ringkas sehingga lebih mudah untuk dimengerti.  Membuat catatan data yang metematis dan sistematis  Memberikan data-data masa lampau untuk menentukan kebijakan sekarang.  Membuat perkiraan secara generalisasi terhadap objek yang lebih luas.  Membuat penarikan kesimpulan secara ilmiah. Suatu data statistika dapat diperoleh dimana saja, bergantung pada maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Hendaknya, data yang di kumpulkan adalah data yang akurat, terkini, terbaru komprehensif (menyeluruh), dan memiliki kaitan dengan persoalan yang diteliti. Untuk itu, seorang peneliti hendaknya memiliki perencanaan yang baik, agar memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Jika seorang peneliti ingin mengumpulkan data yang diperlukan, ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkannya, antara lain dengan wawancara, angket, atau kuesioner, dan pengamatan atau observasi. Data yang diperoleh langsung dari penelitian atau pengukuran dan masih berwujud catatan yang belum mengalami pengolahan ataupun penyusunan disebut data kasar (raw data). Tahap berikutnya setelah data itu terkumpul adalah mengorganisir dan mengelompokkan fakta dari data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Agar lebih mudah di analisis, data tersebut di sederhanakan terlebih dahulu, diantaranya dengan pembulatan.
  • 5. 5 Populasi dan Sampel Misalnya seorang peneliti akan mengadakan penelitian tentang mata pelajaran yang paling disenangi oleh siswa-siswa SMK 10. Dalam penelitian itubpopulasinya adalah seluruh siswa SMK 10 sedangkan sampel yang diteliti dapat diambil dari beberapa siswa kelas x kelas x1 atau kelas x11 yang dianggap dapat mewakili populasinya. Kesimpulan yang diperoleh dari sampel itu generalisasikan pada populasinya. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti sedangkan sampel adalah sebagian atau keseluruhan populasi yang dianggap mewakili populasinya. Tugas statistika baru dianggap baru di anggap selesai jika kita berhasil membuat kesimpulan yang dapat di pertanggung jawabkan tentang sifat atau karakteristik populasi. Untuk membuat kesimpulan tentang populasi ini, umumnya penelitian secara sampling di lakukan. Jadi sampel yang representative da ambil dari populasi, lalu datanya dikumpulkan dan di analisis. Atas dasar hasil analisis ini dan berbagai pertimbangan yang perlu dibuat kesimpulan bagaimana katrakteristik populasi tersebut. Jelas bahwa kesimpulan yang dibuat, kebenarannya tidaklah pasti sehingga timbul persoalan bagaimana keyakinan kita untuk mempercayai kebenaran kesimpulan yang dibuat. Untuk itu diperlukan teori yang disebut teori peluang. Teori ini antara lain membahas tentang ukuran atau derajat ketidakpastian sesuatu peristiwa. B. Rumusan masalah  Bagaimana teori peluang itu bisa muncul ?  Apa definisi peluang dan peubah acak diskrit ?  Bagaimana cara perhitungan peluang dan peubah acak diskrit ?  Terdiri atas apa sajakah peluang dan peubah acak diskrit ?
  • 6. 6 C. Tujuan masalah  Mampu memahami dan menjelaskan mengenai teori peluang dan peubah acak diskrit  Mampu mengemukakan macam-macam teori peluang dan peubah acak diskrit  Mengetahui cara penghitungan teori peluang dan peubah acak diskrit  Mampu menganalisis dan memberikan kesimpulan mengenai teori peluang dan peubah acak diskrit
  • 7. 7 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah teori peluang Teori peluang awalnya di inspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-1576). Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (book on games of changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian. Giralamo merupakan salah seorang dari bapak probability. Dibukunya Cardano menulis tentang permasalahan peluang, yaitu ‘’jika dua buah dadu dilempar bersamaan sebanyak tiga kali, berapa peluang untuk mendapatkan mata dadu minimal 1,1 pada setiap lemparan.’’ Pada awalnya peluang hanya dilakukan dalam permainan judi. Seorang penjudi menghendaki kemenangan besar, sehingga meminta bantuan seorang ahlimatematika untuk mengatur siasat memenangkan permainan. Tetapi akibat perkembangan teori peluang yang pesat, akhirnya digunakan dalam bidang politik, ekonomi, peramalan cuaca dan penelitian ilmiah. Teori peluang berkaitan dengan perhitungan peluang atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Suatu kejadian merupakan bagian dari suatu kejadian yang lebih besar atau ruang sampel. Untuk menentukan peluang suatu kejadian perlu menentukan terlebih dahulu berapa banyak kejadian itu dapat terjadi dan berapa banyak ruang sampelnya dapat terjadi. B. Pengertian Peluang a. Pendekatan klasik Probabilitas atau peluang merupakan banyaknya kemungkinan- kemungkinan pada suatu kejadian berdasarkan frekuensinya. Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang sama dan saling asing, maka probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah: P (A) = a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b
  • 8. 8 Contoh: Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika yang diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita? Jawab: P (A) = 15/10+15 = 3/5 b. Pendekatan subyektif Nilai probabilitas/peluang adalah tepat/cocok apabila hanya ada satu kemungkinan kejadian terjadi dalam suatu kejadian ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan yang bersifat individual (misalnya berdasarkan pengalaman). c. Pendekatan frekuensi relatif Nilai probabilitas/peluang ditentukan atas dasar proporsi dari kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu observasi/percobaan (pengumpulan data). Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = 𝑎 𝑁 Contoh: Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta? Jawab: P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80 Probabilitas disajikan dengan symbol P, sehingga P(A) menyatakan probabilitas bahwa kejadian A akan terjadi dalam observasi atau percobaan tunggal, dengan 0 ≤ P(A) ≤ 1. Dalam suatu observasi/percobaan kemungkinan kejadian ada 2, yaitu “terjadi (P(A)) atau “tidak terjadi” (P(A)’), maka jumlah probabilitas totalnya adalah P(A) + P(A)’ = 1
  • 9. 9 C. Operasi himpunan peluang a. Irisan (), jika satu atau beberapa peluang pada himpunan A terjadi secara bersama-sama dengan himpunan B. b.Gabungan (), jika semua peluang pada himpunan A dan semua peluang pada himpunan B terjadi bersama-sama. c. Komplemen (X’) suatu kejadian A relative terhadap S adalah semua himpunan S bukan anggota A. D. Jenis kejadian 1. Berdasarkan peluang terjadinya. a. Kejadian Saling Meniadakan (Mutually Exclusive), yaitu kejadian yang tidak dapat terjadi secara bersama-sama dengan kejadian lainnya. Contoh: Hasil Ujian: Lulus vs Tidak lulus Keadaan : Dingin vs Panas Cuaca : Hujan vs Tidak Hujan b. Kejadian Tidak Saling Meniadakan (Non-Mutually Exclusive), yaitu kejadian yang dapat terjadi secara bersama-sama dengan kejadian lainnya. Contoh: Keadaan vs Cuaca : Dingin vs Tidak hujan Dingin vs Hujan Panas vsTidak hujan Panas vs Hujan 2. Berdasarkan pengaruh/hubungannya a. Kejadian Independen, yaitu apabila terjadi atau tidaknya suatu kejadian tidak berpengaruh pada probabilitas/peluang kejadian yang lain. b. Kejadian Dependen, yaitu apabila terjadi atau tidaknya suatu kejadian berpengaruh pada probabilitas/peluang kejadian yang lain. E. Perhitungan nilai peluang 1. Hukum penjumlahan Digunakan apabila kita ingin menghitung probabilitas suatu kejadian tertentu atau yang lain (atau keduanya) yang terjadi dalam suatu percobaan/kejadian tunggal.  Rumus Penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan: P(A atau B) = P (AB) = P(A) + P(B)
  • 10. 10  Rumus Penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang tidak saling meniadakan:  Dua Kejadian P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B) atau P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB).  Tiga Kejadian P(A atau B atau C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A dan B) – P(A dan C) – P(Bdan C) + P(A dan B dan C) atau P(ABC) = P(A) + P(B) + P(C) – P(AB) – P(AC) – P(BC) + P(ABC) 2. Hukum perkalian  Hukum perkalian untuk kejadian Independen: P(A dan B) = P(AB) = P(A) x P(B)  Hukum perkalian untuk kejadian dependen: P(A dan B) = P(A) x P(B) atau P(A dan B) = P(A x P(BA) atau P(B dan A) = P(B) x P(AB) Contoh: Berdasarkan pengalaman, sebuah produk susu kaleng yang lulus uji dalam hal berat bersih akan diberi nilai 0.95. Lembaga konsumen membuktikan pernyataan tersebut dengan cara mengukur 3 kaleng dengan sebuah alat ukur tertentu. Dengan asumsi bahwa jika kaleng 1 lulus uji, maka kaleng 2 dan 3 belum tentu lulus, maka tentukan: a. Berapa probabilitas bahwa ketiga kaleng tsb lulus uji? b. Berapa probabilitas bahwa hanya dua kaleng yang lulus uji? c. Berapa probabilitas bahwa tidak ada yang lulus uji? Jawab: a. P(3 lulus uji) = P(k1 dan k2 dan k3) = 0.95 x 0.95 x 0.95 = 0.86 b. P(2 lulus uji) = P(K1 dan K2 dan K3’)+P(K1 dan K2’ dan K3)+P(K1 dan K2 dan K3’)
  • 11. 11 = (0.95 x 0.95 x0.05) + (0.09 x 0.05 x 0.95 + (0.05 x 0.95 x 0.95) = 0.14 c. P(tidak ada yang lulus uji) = P(K1’ dan K2’ dan K3’) = 0.05 x 0.05 x 0.05 = 0.000125 F. Peluang suatu kejadian Peluang kejadian A dilambangkan dengan P(A). Misal banyaknya anggota kejadian suatu percobaan n (A) dan banyaknya ruang sampel adalah n (S), maka peluang terjadinya kejadian A adalah : P(A)= 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑠) Contoh : Sebuah dadu dilempar ke atas. Berapa peluang kejadian munculnya bilangan genap (2,4, 6) ? Jawab : n(S) = 6 n(A) = 3 Jadi, P(A)= 𝑛( 𝐴) 𝑛( 𝑠) = 3 6 = 1 2 G.Notasi faktorial
  • 12. 12 Faktorial dinotasikan “n!”. Faktorial merupakan penulisan singkat dari perkalian sederajat bilangan bulat positif terurut hingga 1. Faktorial dapat didefinisikan sebagai berikut : 0! = 1 1! = 1 2! = 2 x 1 = 2 3! = 3 x 2 x 1 = 6, dan seterusnya Sehingga dapat di tulis : n! = n x (n-1)! Contoh : a. 8! 6! = 8.7.6! 6! = 8.7 = 56 H.Notasi permutasi Permutasi adalah suatu susunan yang berbeda atau urutan yang berbeda yang di bentuk oleh sebagian atau keseluruhan objek atau unsure yang di ambil dari sekelompok objek atau unsur yang tersedia. 1. Permutasi dari unsur-unsur yang berbeda Banyak permutasi dari k unsur yang di ambil dari n unsure yang tersedia sama dengan : nPk = 𝑛! ( 𝑛−𝑘)! Contoh : a. 6P3 = 6! (6−3)! = 6! 3! = 6.5.4.3! 3! = 120 2. Permutasi dengan bebrapa unsur yang sama Banyak permutasi n unsur yang memuat k, l, m, … (k, l, m,… ≤ n) yang sama dirumuskan dengan : nPk, l, m,… = 𝑛! 𝑘!𝑥 𝑙!𝑥 𝑚!𝑥…
  • 13. 13 Contoh : Berapa banyak susunan huruf berbeda yang dapat disusun dari huruf- huruf pada kata MATEMATIKA ? Jawab : Pada kata MATEMATIKA terdapat 10 huruf dengan 2 huruf M, 3 huruf A, dan 2 huruf T. banyaknya susunan huruf yang dapat dibentuk adalah... P = 10! 2!𝑥 3!𝑥 2! = 151.200 3. Permutasi siklis Permutasi siklis didefinisikan banyaknya permutasi n objek yang disusun secara melingkar adalah (n-1)! Contoh : 4 orang duduk mengelilingi meja bundar, maka susunan melingkar 4 orang tersebut adalah… Jawab : PL = (n-1)! = (4-1)! = 3! = 6 cara I. Kombinasi Kombinasi dari sekumpulan objek adalah banyaknya susunan tak terurut dari objek-objek tersebut. 1. Kombinasi k objek dari n objek yang sama, k≤n kCn = n! / k! (n-k)! Contoh : Dari 10 orang pemain akan disusun tim bola voli. Ada berapa susunan tim yang mungkin terbentuk ? Jawab :
  • 14. 14 n= 10 k= 6 6C 10 = 𝑛! 𝑘!(𝑛−𝑘)! = 10! 6!(10−6)! = 10𝑥9𝑥8𝑥7 1𝑥2𝑥3𝑥4 = 210 Jadi, susunan tim yang mungkin terbentuk sebanyak 210 tim. J. Peubah acak Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh atau ruang sampel ke bilangan nyata. Jika suatu ruang contoh mengandung titik yang berhingga banyaknya atau sederetan anggota yang banyaknya sebanyak bilangan bulat maka ruang contoh itu dinamakan ruang contoh diskrit. Bila ruang contoh mengandung titik contoh yang tak berhingga banyaknya dan banyaknya sebanyak titik pada sepotong garis, maka ruang contoh itu disebut ruang contoh kontinu. Dimisalkan seperti ini: X = K→R  Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. Sebuah fungsi X yang menetapkan setiap anggota s Є S dengan sebuah bilangan real X (s) dinamakan peubah acak.
  • 15. 15  Ada dua buah himpunan yang melibatkan peubah acak, yaitu ruang sampel S yang berisi anggotanya (titik sampel) s dan Rx berupa nilai-nilai yang mungkin dari X yang berkaitan dengan anggota X nya. Percobaan dengan metode statistika telah digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang menghasilkan pengukuran yang berkemungkinan. Untuk memusatkan perhatian kita pada ukuran kuantitatif maka kita lebih tertarik terhadap gambaran numeric dari hasil percobaan. Sebagai contoh ruang sample yang memberikan gambaran menyeluruh bilasuatu mata uang bersisi dua muka (M) dan belakang (B) dilantunkan tiga kali dapat ditulis sebagai berikut : S = {MMM,MMB,MBM,BMM,MBB,BMB,BBM,BBB} Bila diperhatikan hanya banyaknya belakang (B) yang muncul maka hasil numeriknya adalah 0,1,2 atau 3 bilamana 0,1,2 dan 3 merupakan pengamatan acak yang ditentukan oleh hasil percobaan dalam hal ini menyatakan keungkinan banyaknya kali uang bagian muka yang muncul bila satu mata uang dilantunkan tiga kali. Peubah acak adalah suatu fungsi bernilai nyata yang harganya ditentukan oleh tiap anggota dalam ruang sample. Suatu peubah acak biasanya dinotasikan dengan huruf besar mislnya A,B,X,Y dan seterusnya sedangkan harganya denagn huruf kecil misalnya a,b,x,y dst. Bila x menyatakan kemungkinan jumlah anak laki yang lahir bila pasangan suami istri merencanakan punya 2 anak sudah cukup maka nilai x yang mungkin dari peubah acak X adalah Kejadian PP LP PL LL X 0 1 1 2
  • 16. 16 Bila suatu percobaan menghasilkan ruang sample yang berhingga dan ruang sampelnya merupakan bilangan bulat maka ruang sample itu disebut ruang sample Diskret dan peubah acak yang didefinisikan tersebut disebut peubah acak diskret. Hasil percobaan mungkin saja tidak terhingga banyaknya atau tak terhitung sehingga peubah acak tersebut menghasilkan nilai rasional (pecahan) maka peubah acak tersebut disebut peubah acak kontinu. Dalam kebanyakan persoalan praktis peubah acak kontinu mempunyai nilai berupa data terukur denagn menggunakan skala rasional seperti tinggi, berat, jangka waktu dan sebagainya. a. Sebaran Peluang Peubah Acak Diskret suatu peubah acak diskret tiap nilai yang mungkin mendapatkan nialai peluang tertentu. Dalam kasusu melantunkan mata uang tiga kali. Peubah acak X yang menyatakan banayaknya muka yang muncul mendapatlan 2 dengan peluang 3/8 .pada contoh kemungkinan banyaknya anak laki-laki yang lahir bila pasangan suami istri merencanakan 2 anak cukup disajikan pada table berikut : X 0 1 2 P(X=x) ¼ 1/2 1/4 Perhatikan jumlah peluangnya sama dengan 1(satu), karena x menyatakan suatu yang mungkin. Fungsi nilai numeic dari x dinyatakan f(x), g(x). r(x) dan sebagainya jadi f(x) =P(X=X) Dari contoh diatas maka f(2) = P(X=2) =1/4 Misalkan dalam suatu kandang terdapat 15 ekor ayam broiler 5 ekor diantaranya adalah jantan.jika seorang peternak mengambil 3 ekor ayam broiler secara acak carilah sebaran peubah acak X yang menyatakan banyaknya anak ayam jantan yang terambil
  • 17. 17 Ayam broiler jantan yang mungkin terambil adalah 0,1,2 atau tiga ekor denagn peluang yangberbeda seperti disajikan pada table berikut : X 0 1 2 3 f(x)=P(X=x) 24/91 45/91 20/91 2/91 Catatan: 10 15 9 14 8 13 = 720 2730 = 24 91 → coba cari yang lain Kerap kali kita igin menggambarkan grafik suatu sebaran peluang diskret. Ada dua macam grafik yang biasa digunakan adalah diagram batang atau histogram. Sebagai contoh kita gambar sebaran peluang peubah acak banyaknya muka (M) yang peluang muncul bila 4 mata uang seimbang dilantunkan. Adapun sebaran peluang seperti table berikut : X 0 1 2 3 4 f (x) =P(x) 1/16 4/16 6/16 4/16 1/16 f(x)=P(X=x) f(x)=P(X=x)
  • 18. 18 Gambar grafik batang gambar histogram 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 6/16 5/16 4/16 3/16 2/16 1/16
  • 19. 19 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Peluang adalah besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Penentuan nilai peluang kejadian didasarkan kepada banyaknya titik sampel kejadian dan banyaknya ruang sampel.  Ruang sampel : Keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi atau anggota suatu himpunan.  Titik sampel kejadian : Kemungkinan yang diharapkan terjadi.  Percobaan : Tindakan atau kegiatan yang dapat memberikan beberapa kemungkinan hasil. Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh atau ruang sampel ke bilangan nyata. X = K R Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. Sebuah fungsi X yang menetapkan setiap anggota s Є S dengan sebuah bilangan real X (s) dinamakan peubah acak. Ada dua buah himpunan yang melibatkan peubah acak, yaitu ruang sampel S yang berisi anggotanya (titik sampel) s dan Rx berupa nilai-nilai yang mungkin dari X yang berkaitan dengan anggota X nya. Peubah acak diskrit merupakan salah satu teori dari suatu peubah acak. Yang dimaksud peubah acak diskrit adalah peubah acak yang dapat mengambil nilai - nilai yang terbatas atau nilai yang tidak terbatas tapi dapat dicacah. B. SARAN Distribusi Peluang sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kita harus memahami tentang distribusi peluang tersebut baik distribusi peluang gabungan, distribusi marginal maupun distribusi bersyarat itu sendiri dan cara penggunaan / penerapan ilmu tersebut.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Kuntarti. Fokus UN, Erlangga, Jakarta. 2012 Sriyadi. Matematika non-Teknik, Aktual, Surakarta, 2012. Sudjana. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. 2005 http://restupamujitriatmoko.blogspot.com/2011/11/teori- probabilitas-peluang.html