SlideShare a Scribd company logo
SAMPEL
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodelogi Penelitian
Disusun oleh :
Kelompok 2
Agribisnis C
Fakhri Rahman 150610110107
Cindy Ghina Lestari 150610110121
Raizatul Isra 150610110116
Fergit Yutaris A. N. 150610110126
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
2.1 Syarat Sampel yang baik.................................................................................................4
2.2 Teknik Pengambilan Sampel...........................................................................................6
2.3 Contoh Kasus....................................................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan
sampel. Kesalahan dalam menentukan sampel dapat berakibat fatal, karena sampel
menjadi tidak representative, dan hasil penelitian tidak dapat mencermikan keadaan
yang sebenarnya. Oleh karena itu, memilih teknik penentuan sampel yang tepat
menjadi sangat penting untuk mendapatkan sampel yang representative. Dalam suatu
penelitian ada kalanya peneliti meneliti semua sumber data yang direncanakan, agar
data dan informasi yang diperoleh banyak dan variasi sehingga diharapkan hasilnya
tidak jauh dari kenyataan akan tetapi, dalam kenyataannya semua populasi tidak
dapat diteliti karena suatu sebab yang tidak memungkinkan. Penelitian ilmiah hamper
dikata selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal- hal yang sebenarnya
hendak diteliti.
Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya makin besar kemungkinan
kekeliruan dalam generalisasi. Oleh karena itu, teknik penentuan sampel (Teknik
Sampling) menjadi sangat penting dalam penelitian. Berbagai teknik pentuan sampel
hakikatnya adalah cara- cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel
ke populasi sehingga diperoleh sampel yang representative, yaitu sampel yang benar-
benar mencerminkan populasinya. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap
sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik
populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara saksama. Cara
pemilihan sampel dikenal dengan nama dengan teknik sampling atau teknik
pengambilan sampel. Digunakannya sampel dalam penelitian adalah untuk mereduksi
objek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan umum.
BAB II
PEMBAHASAN
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian.
2.1 Syarat Sampel yang baik
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak
mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus
valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur
adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang
Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang
seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua
pertimbangan.
Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang
ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau
kekeliruan adalah populasi.
Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic
variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan
karena pengaruh yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyebabkan skor
cenderung mengarah pada satu titik tertentu. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui
rata-rata luas tanah suatu perumahan, lalu yang dijadikan sampel adalah rumah yang
terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor yang diperoleh akan bias.
Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel yang diambil secara sistematis
Contoh systematic variance yang banyak ditulis dalam buku-buku metode
penelitian adalah jajak-pendapat (polling) yang dilakukan oleh Literary Digest
(sebuah majalah yang terbit di Amerika tahun 1920-an) pada tahun 1936. (Copper &
Emory, 1995, Nan lin, 1976). Mulai tahun 1920, 1924, 1928, dan tahun 1932 majalah
ini berhasil memprediksi siapa yang akan jadi presiden dari calon-calon presiden
yang ada. Sampel diambil berdasarkan petunjuk dalam buku telepon dan dari daftar
pemilik mobil. Namun pada tahun 1936 prediksinya salah. Berdasarkan jajak
pendapat, di antara dua calon presiden (Alfred M. Landon dan Franklin D.
Roosevelt), yang akan menang adalah Landon, namun meleset karena ternyata
Roosevelt yang terpilih menjadi presiden Amerika.
Setelah diperiksa secara seksama, ternyata Literary Digest membuat kesalahan
dalam menentukan sampel penelitiannya . Karena semua sampel yang diambil adalah
mereka yang memiliki telepon dan mobil, akibatnya pemilih yang sebagian besar
tidak memiliki telepon dan mobil (kelas rendah) tidak terwakili, padahal Rosevelt
lebih banyak dipilih oleh masyarakat kelas rendah tersebut. Dari kejadian tersebut ada
dua pelajaran yang diperoleh : (1), keakuratan prediktibilitas dari suatu sampel tidak
selalu bisa dijamin dengan banyaknya jumlah sampel; (2) agar sampel dapat
memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin
karakteristik populasi (Nan Lin, 1976)
Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat
presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang.
Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 50 potong produk
“X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa menghasilkan produk “X” per
harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian yang dihitung berdasarkan
populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8
unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata
sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi
sepenuhnya. Oleh karena itu dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat
keasalahan-kesalahan, yang dikenal dengan nama “sampling error” Presisi diukur
oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan
baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi, makin
tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat presisi mungkin bisa
meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel, karena kesalahan mungkin
bisa berkurang kalau jumlah sampelnya ditambah ( Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh
di atas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata di antara populasi dengan sampel bisa
lebih sedikit, jika sampel yang ditariknya ditambah. Katakanlah dari 50 menjadi 75.
2.2 Teknik Pengambilan Sampel
A. Teknik Pengambilan Sampel Secara Acak (Random Sampling)
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak
adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama
“sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang
berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi
bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga
tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka
peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan
tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan
informasi lain yang berguna bagi penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa
secara pasti mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah
tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah
tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka penelti
harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten, Kecamatan,
Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode (angka atau simbol) yang
berbeda satu sama lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa
dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa
dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka
Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah
ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.
Secara umum, pengambilan sampel secara acak dilakukan dengan cara :
1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum.
Keuntungan :
1. Ketetapan yang tinggi dan setiap unit sampel mempunyai probabilitas
yang sama untuk diambil sebagai sampel
2. Sampling error dapat ditentukan secara kuantitatif
Kerugian : Bila tidak terdapat daftar unit dasar (sampling frame) dan populasi
yang tersebar/populasi yang sangat luas dengan prasarana jalan yang tidak
menunjang pengambilan sampel sulit dilaksanakan/ membutuhkan
tenaga,waktu, biaya yang sangat besar.
Teknik Pelaksanaan :
Dilakukan dengan 2 cara, tergantung besarnya populasi.
a. Populasi kecil : dengan undian (lotre)
b. Populasi besar : dengan tabel bilangan random sampling (cara lain dengan
gulungan kertas)
Contoh : Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang
kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-
perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan
kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut
bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil
sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi
harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Prosedurnya :
1. Susun “sampling frame”
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3. Tentukan alat pemilihan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
2. Stratified Random Sampling (Acak Stratifikasi)
- Bila populasi dibagi menjadi beberapa strata, dimana setiap strata adalah
homrgen, sedangkan antar strata terdapat sifat yang berbeda
- Bila pengambilan sampel setiap strata dilakukan dengan simple random
sampling, dan dengan proporsi yang sama disebut : Proportionate stratified
simple random sampling
Keuntungan : ketetapan lebih tinggi dengan simpangan baku yang lebih kecil
dibandingkan dengan simple random sampling, terutama bila pengambilan
sampel dilakukan secara proporsional
Kekurangan :
a. Harus mengetahui kondisi populasi, sehingga dapat dilakukan stratifikasi
dengan baik
b. Sulit untuk membuat kelompok yang Homogen
Pengambilan sampel dengan stratifikasi mempunyai ciri – ciri sbb :
1. Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel
acak sederhana
2. Lebih efektif bila dalam distribusi populasi terdapat nilai ekstrem yang
dapat dikelompokkan sendiri
3. Setiap unit punya peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel
hingga prakiraan yang dihasilkan tidak bias
Contoh : seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu
kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas
cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar
dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas
paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan
teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan
memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer
atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut
dipilih sampel secara acak. Prosedurnya :
1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat
menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud
dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding
dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Misalnya, untuk
stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15 manajer, tingkat menengah
ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III) ada 100 manajer.
Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel yang
akan diambil seluruhnya 100 manajer, maka untuk stratum I diambil
(15:160)x100 = 9 manajer, stratum II = 28 manajer, dan stratum 3 = 63
manajer.
Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah
unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit.
Misalnya saja, kalau dalam stratum manajer kelas atas (I) hanya ada 4
manajer, maka peneliti bisa mengambil semua manajer dalam stratum
tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II) ditambah 5, sedangkan
manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang.
3. Multistage random sampling (Acak Bertahap )
- Pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi
kemudian diambil sampelnya
- Fraksi ynag dihasilkan kemudian dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang lebih
kecil, kemudian diambil sampelnya.
- Pembagian fraksi terus dilakukan sampai unit sampel yang diinginkan. Unit
sampel pertama disebut : Primary Sample Unit (PSU)
- PSU dapat berupa fraksi besar / fraksi kecil
Keuntungan :
a. Varians yang relatif kecil untuk biaya setiap unit
b. Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik
c. Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil
d. Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan
Kerugian :
a. Pada PSU besar, penggambaran terhadap populasi kurang baik
b. Pada PSU kecil, hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi tidak
tersebar dan transportasi mudah.
4. Systematic Random Sampling (Acak Sistematik )
- Pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu
- Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (N)
dengan jumlah yang diinginkan : I = N/n
Keuntungan :
a. Sampling frame tidak mutlak dibutuhkan
b. Cara ini relatif mudah dan dapat dilakukan oleh petugas lapangan
c. Cara ini sangat praktis bila populasi dalam bentuk kartu
d. Membutuhkan waktu, biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan
dengan simple random sampling
Kerugian :
a. Setiap unit sampel tidak mempunyai peluang yang sama untuk diambil
sebagai sampel
b. Bila terdapat kecenderungan tertentu maka cara pengambilan sampel acak
sistematik menjadi kurang sesuai
5. Cluster Random Sampling (Acak Kelompok )
- Bila akan mengadakan penelitian dengan mengambila kelompok unit dasar
sebagai sampel
Dapat juga dilakukan dengan membagi :
- Populasi studi menjadi beberapa bagian (blok) sebagai cluster dan dilakukan
pengambilan sampel kelompok (cluster) tsb
Keuntungan : Bila pengambilan sampel acak kelompok dilakukan dengan
baik, akan menghasilkan ketepatan yang lebih baik dari pada pengambilan
sampel acak sederhana
Kerugian :
Sama dengan pengambilan acak stratifikasi, tetapi mempunyai ciri yang
berbeda :
a. Pada sampel acak dengan strafikasi, individu dalam satu kelompok
homogen tetapi mungkin antar kelompok berbeda
b. Pada cluster sampling, individu dalam satu kelompok bersifat heterogen,
tetapi antar kelompok tidak banyak berbeda.
6. Probability Proportionate to Size (PPS)
Merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan pemilihan
PSU yang dilakukan secara proporsional.
- Biasanya digunakan bersama dengan cara pengambilan sampel yang lain
Keuntungan :
a. Sangat bermanfaat bila besarnya PSU sangat bervariasi
b. Akan menghasilkan varian yang lebih kecil dibandingkan dengan
pengambilan sampel acak sederhana serta mengurangi biaya pengumpulan
data
Kerugian : Memiliki keterwakilan terhadap populasi yang kurang baik bila
besarnya PSU kurang bervariasi
B. Teknik Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak (Non Random
Sampling)
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara
acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk
bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti.
1. Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah
kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti
ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus
mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai
perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
2. Accedental Sampling
Dilakukan secara subyektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan tempat
pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Cara ini sudah tidak
dipergunakan lagi dalam bidang kedokteran, tetapi masih dipergunakan dalam bidang
sosial ekonomi dan politik untuk mengetahui opini masyarakat terhadap suatu hal .
3. Purposive Sampling
Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa, sehingga keterwakilannya
ditentukan oleh peneliti berdasarkanpertimbangan orang-orang yang telah
berpengalaman. Cara ini lebih baik dari accidental sampling dan quota sampling
karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak .
4. Snowball Sampling
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa
dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta
kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan
sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian
terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan
kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita
lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah
wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa
mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada
pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif
(tertutup).
2.3 Contoh Kasus
STUDI TENTANG KECENDERUNGAN PEMILIHAN JENIS PENELITIAN
SKRIPSI MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FKIP UNS SURAKARTA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Kecenderungan mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 Program Studi
Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta dalam memilihjenis
penelitian skripsi.
2) Alasan mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 Program Studi Pendidikan
Seni Rupa FKIP UNS Surakarta lebih memilih jenis penelitian tersebut.
3) Sejauh mana mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 memahami materi
tentang penelitian yang diberikan dalam perkuliahan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal
terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, tempat
dan peristiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball
sampling untuk informan dan dokumen dan sebagian yang lain
menggunakan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam,
observasi langsung berperan pasif, dan analisis isi dokumen. Validitas data
yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan reviu informan. Teknik
analisis datanya menggunakan model analisis mengalir atau flow model of
analysis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
1) Mahasiswa cenderung memilih jenis penelitian kualitatif dalam
menyusun skripsi. Dari 87 mahasiswa angkatan 2000-2002 Program
Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta, 71 mahasiswa (81,
6%) menggunakan jenis penelitian kualitatif, 3 mahasiswa (3,5 %)
mengggunakan jenis penelitian kuantitatif dan 13 mahasiswa (14,9%)
belum menyusun skripsi;
2) Kecenderungan dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia (dosen
pengampu mata kuliah penelitian serta kemampuan dan minat
mahasiswa), faktor kurikulum (bahan ajar yang diberikan dalam mata
kuliah penelitian, strategi mengajar mata kuliah penelitian, dan media
mengajar mata kuliah penelitian), faktor sarana dan prasarana (buku
dan perpustakaan), faktor proses belajar mahasiswa dan yang terakhir
karena pengaruh teman;
3) Mahasiswa lebih memahai materi penelitian kualitatif dibandingkan
materi mata kuliah penelitian kuantitatif.
BAB III
PENUTUP
Dalam riset deskriptif, teknik sampling yang umumnya digunakan adalah
purposive sampling dan snowball sampling. Pertimbangan tertentu ini, misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan penliti menjelajahi objek/
situasi social yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini
dilakukan karena jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu
memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan
semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.
Jadi dalam penentuan sampel dalam riset deskriptif dilakukan saat peneliti
mulai memasuki lapangan dan selama peniliti berlangsung (emergent sampling
design). Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan
memberikan data yang diperlukan dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat
menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih
lengkap. Praktek seperti inilah yang disebut sebagai “serial technique of sample
units” (Lincoln dan Guba, 1985), atau dalam kata-kata Bogdan dan Biklen (1982)
dinamakan “snowball sampling technique”. Unit sample yang dipilih makin lama
makin terarah sejalan dengan makin terarahnya focus penelitian. Proses ini
dinamakan Bodan dan Biklen (1982) sebagai “continuous adjustment of `focusing’ of
the sample.
Dalam proposal riset deskriptif, sampel sumber data yang dikemukakan masih
bersifat sementara. Namun demikian pembuat proposal perlu menyebutkan siapa-
siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6635482/TEKNIK_PENGAMBILAN_SAMPEL_doc
x_punyaku
http://eprints.uns.ac.id/5572/1/69772506200911151.pdf

More Related Content

What's hot

Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4
Isra Mardia
 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Yusrina Fitriani Ns
 
Macam macam tehnik sampling (pengambilan sampel)
Macam   macam tehnik sampling (pengambilan sampel)Macam   macam tehnik sampling (pengambilan sampel)
Macam macam tehnik sampling (pengambilan sampel)
Raden Wijaya
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
Ida Susanti
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
dessybudiyanti
 
Pengertian sampel
Pengertian sampelPengertian sampel
Pengertian sampel
Mohamad Nur Fauzi
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelNi wulie
 
Simple random sampling
Simple random samplingSimple random sampling
Simple random sampling
Idayu Windriyana
 
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan SampelTeknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
rahmawarni
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
Ainur
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataAhmad Kurnia
 
Teknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelTeknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampel
Rahman Mulki
 
Populasi dan sampel penelitian
Populasi dan sampel penelitianPopulasi dan sampel penelitian
Populasi dan sampel penelitian
Learning 3.0
 

What's hot (17)

Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan Sampel
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
 
Macam macam tehnik sampling (pengambilan sampel)
Macam   macam tehnik sampling (pengambilan sampel)Macam   macam tehnik sampling (pengambilan sampel)
Macam macam tehnik sampling (pengambilan sampel)
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
Pengertian sampel
Pengertian sampelPengertian sampel
Pengertian sampel
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Simple random sampling
Simple random samplingSimple random sampling
Simple random sampling
 
02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh
 
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan SampelTeknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
 
Teknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelTeknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampel
 
Populasi dan sampel penelitian
Populasi dan sampel penelitianPopulasi dan sampel penelitian
Populasi dan sampel penelitian
 

Viewers also liked

Tugas 2 benih
Tugas 2 benihTugas 2 benih
Tugas 2 benih
Cindy Ghina Lestari
 
Ppt unit overview
Ppt   unit overviewPpt   unit overview
Ppt unit overview
reneeelearning
 
Communication skills
Communication skillsCommunication skills
Communication skills
Clara Fuderanan
 
книжка 2000
книжка 2000книжка 2000
Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1.
Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1. Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1.
Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1.
Виктор Крысов (Viktor Krysov)
 
Presentacion redes
Presentacion redes Presentacion redes
Presentacion redes
diana caro
 
B2 d3e1
B2 d3e1B2 d3e1
B2 d3e1
Zul Kif Fly
 
Trabajo de tecnologia....s
Trabajo de tecnologia....sTrabajo de tecnologia....s
Trabajo de tecnologia....s
abdeleith
 
Standar pelayananminimalrs
Standar pelayananminimalrsStandar pelayananminimalrs
Standar pelayananminimalrs
Philipus Raharjo
 
Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.
Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.
Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.
Виктор Крысов (Viktor Krysov)
 
Paket 3 pred 3 smp b
Paket 3 pred 3 smp bPaket 3 pred 3 smp b
Paket 3 pred 3 smp bmardiyanto83
 
Kewirausahaan kelompok 3
Kewirausahaan kelompok 3Kewirausahaan kelompok 3
Kewirausahaan kelompok 3nurbidayah24
 
Los tsunamis
Los tsunamisLos tsunamis
Los tsunamis
Andreea Brezeanu
 
Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013
Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013
Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013
Jordi Masnou
 

Viewers also liked (15)

Tugas 2 benih
Tugas 2 benihTugas 2 benih
Tugas 2 benih
 
Ppt unit overview
Ppt   unit overviewPpt   unit overview
Ppt unit overview
 
Communication skills
Communication skillsCommunication skills
Communication skills
 
книжка 2000
книжка 2000книжка 2000
книжка 2000
 
Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1.
Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1. Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1.
Трейвиш. А.И. Страноведение. Лекция 8, часть1.
 
Presentacion redes
Presentacion redes Presentacion redes
Presentacion redes
 
B2 d3e1
B2 d3e1B2 d3e1
B2 d3e1
 
Trabajo de tecnologia....s
Trabajo de tecnologia....sTrabajo de tecnologia....s
Trabajo de tecnologia....s
 
Standar pelayananminimalrs
Standar pelayananminimalrsStandar pelayananminimalrs
Standar pelayananminimalrs
 
Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.
Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.
Трейвиш А.И. Страноведение. Лекция 5.
 
Ooo
OooOoo
Ooo
 
Paket 3 pred 3 smp b
Paket 3 pred 3 smp bPaket 3 pred 3 smp b
Paket 3 pred 3 smp b
 
Kewirausahaan kelompok 3
Kewirausahaan kelompok 3Kewirausahaan kelompok 3
Kewirausahaan kelompok 3
 
Los tsunamis
Los tsunamisLos tsunamis
Los tsunamis
 
Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013
Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013
Resultados fase clasificatoria 7º Torneo Primer Toque 2013
 

Similar to Tugas 6 metlit

Sampling statdas
Sampling statdasSampling statdas
Sampling statdas
dora viviana
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
Dewaayu Nopiyanti
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhana
pikopong
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik sampling
Ir. Zakaria, M.M
 
metode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitianmetode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitian
Sadad Magrabi
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
abiumi01
 
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
amrizal50
 
Teknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelTeknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampel
Yoga Lgy
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
AgustiyahMardiyanti
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Khusnul Kotimah
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
AngGa137055
 
Esensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifEsensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatif
purnawanaja
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
UFDK
 
INISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptxINISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptx
GemaPanturaJaya1
 
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampelMakalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
alfitri ariyansah
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
Eman Mendrofa
 
Bab IR
Bab IRBab IR
Bab IR
bagus222
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
Dia Cahyawati
 
Sampling6
Sampling6Sampling6
Sampling6
gojetis
 

Similar to Tugas 6 metlit (20)

Sampling statdas
Sampling statdasSampling statdas
Sampling statdas
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhana
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik sampling
 
metode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitianmetode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitian
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx2. Konsep Dasar pengambilan  Sampel.pptx
2. Konsep Dasar pengambilan Sampel.pptx
 
Teknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelTeknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampel
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
 
Esensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifEsensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatif
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
INISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptxINISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptx
 
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampelMakalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
Bab IR
Bab IRBab IR
Bab IR
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Sampling6
Sampling6Sampling6
Sampling6
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 

Tugas 6 metlit

  • 1. SAMPEL MAKALAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Disusun oleh : Kelompok 2 Agribisnis C Fakhri Rahman 150610110107 Cindy Ghina Lestari 150610110121 Raizatul Isra 150610110116 Fergit Yutaris A. N. 150610110126 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
  • 2. UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................................................2 BAB I.........................................................................................................................................3 PENDAHULUAN........................................................................................................................3 1.1 Latar Belakang................................................................................................................3 BAB II........................................................................................................................................4 PEMBAHASAN..........................................................................................................................4 2.1 Syarat Sampel yang baik.................................................................................................4 2.2 Teknik Pengambilan Sampel...........................................................................................6 2.3 Contoh Kasus....................................................................................................................14 BAB III.....................................................................................................................................16 PENUTUP................................................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan sampel. Kesalahan dalam menentukan sampel dapat berakibat fatal, karena sampel menjadi tidak representative, dan hasil penelitian tidak dapat mencermikan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, memilih teknik penentuan sampel yang tepat menjadi sangat penting untuk mendapatkan sampel yang representative. Dalam suatu penelitian ada kalanya peneliti meneliti semua sumber data yang direncanakan, agar data dan informasi yang diperoleh banyak dan variasi sehingga diharapkan hasilnya tidak jauh dari kenyataan akan tetapi, dalam kenyataannya semua populasi tidak dapat diteliti karena suatu sebab yang tidak memungkinkan. Penelitian ilmiah hamper dikata selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal- hal yang sebenarnya hendak diteliti. Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya makin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi. Oleh karena itu, teknik penentuan sampel (Teknik Sampling) menjadi sangat penting dalam penelitian. Berbagai teknik pentuan sampel hakikatnya adalah cara- cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi sehingga diperoleh sampel yang representative, yaitu sampel yang benar- benar mencerminkan populasinya. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara saksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama dengan teknik sampling atau teknik pengambilan sampel. Digunakannya sampel dalam penelitian adalah untuk mereduksi objek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan umum.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. 2.1 Syarat Sampel yang baik Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi. Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyebabkan skor cenderung mengarah pada satu titik tertentu. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, lalu yang dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel yang diambil secara sistematis Contoh systematic variance yang banyak ditulis dalam buku-buku metode penelitian adalah jajak-pendapat (polling) yang dilakukan oleh Literary Digest
  • 5. (sebuah majalah yang terbit di Amerika tahun 1920-an) pada tahun 1936. (Copper & Emory, 1995, Nan lin, 1976). Mulai tahun 1920, 1924, 1928, dan tahun 1932 majalah ini berhasil memprediksi siapa yang akan jadi presiden dari calon-calon presiden yang ada. Sampel diambil berdasarkan petunjuk dalam buku telepon dan dari daftar pemilik mobil. Namun pada tahun 1936 prediksinya salah. Berdasarkan jajak pendapat, di antara dua calon presiden (Alfred M. Landon dan Franklin D. Roosevelt), yang akan menang adalah Landon, namun meleset karena ternyata Roosevelt yang terpilih menjadi presiden Amerika. Setelah diperiksa secara seksama, ternyata Literary Digest membuat kesalahan dalam menentukan sampel penelitiannya . Karena semua sampel yang diambil adalah mereka yang memiliki telepon dan mobil, akibatnya pemilih yang sebagian besar tidak memiliki telepon dan mobil (kelas rendah) tidak terwakili, padahal Rosevelt lebih banyak dipilih oleh masyarakat kelas rendah tersebut. Dari kejadian tersebut ada dua pelajaran yang diperoleh : (1), keakuratan prediktibilitas dari suatu sampel tidak selalu bisa dijamin dengan banyaknya jumlah sampel; (2) agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976) Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 50 potong produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut. Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi sepenuhnya. Oleh karena itu dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat
  • 6. keasalahan-kesalahan, yang dikenal dengan nama “sampling error” Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel, karena kesalahan mungkin bisa berkurang kalau jumlah sampelnya ditambah ( Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh di atas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata di antara populasi dengan sampel bisa lebih sedikit, jika sampel yang ditariknya ditambah. Katakanlah dari 50 menjadi 75. 2.2 Teknik Pengambilan Sampel A. Teknik Pengambilan Sampel Secara Acak (Random Sampling) Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya. Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
  • 7. melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri. Secara umum, pengambilan sampel secara acak dilakukan dengan cara : 1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Keuntungan : 1. Ketetapan yang tinggi dan setiap unit sampel mempunyai probabilitas yang sama untuk diambil sebagai sampel 2. Sampling error dapat ditentukan secara kuantitatif Kerugian : Bila tidak terdapat daftar unit dasar (sampling frame) dan populasi yang tersebar/populasi yang sangat luas dengan prasarana jalan yang tidak menunjang pengambilan sampel sulit dilaksanakan/ membutuhkan tenaga,waktu, biaya yang sangat besar. Teknik Pelaksanaan : Dilakukan dengan 2 cara, tergantung besarnya populasi. a. Populasi kecil : dengan undian (lotre) b. Populasi besar : dengan tabel bilangan random sampling (cara lain dengan gulungan kertas) Contoh : Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan- perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya : 1. Susun “sampling frame” 2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
  • 8. 3. Tentukan alat pemilihan sampel 4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi 2. Stratified Random Sampling (Acak Stratifikasi) - Bila populasi dibagi menjadi beberapa strata, dimana setiap strata adalah homrgen, sedangkan antar strata terdapat sifat yang berbeda - Bila pengambilan sampel setiap strata dilakukan dengan simple random sampling, dan dengan proporsi yang sama disebut : Proportionate stratified simple random sampling Keuntungan : ketetapan lebih tinggi dengan simpangan baku yang lebih kecil dibandingkan dengan simple random sampling, terutama bila pengambilan sampel dilakukan secara proporsional Kekurangan : a. Harus mengetahui kondisi populasi, sehingga dapat dilakukan stratifikasi dengan baik b. Sulit untuk membuat kelompok yang Homogen Pengambilan sampel dengan stratifikasi mempunyai ciri – ciri sbb : 1. Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana 2. Lebih efektif bila dalam distribusi populasi terdapat nilai ekstrem yang dapat dikelompokkan sendiri 3. Setiap unit punya peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel hingga prakiraan yang dihasilkan tidak bias Contoh : seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer
  • 9. atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak. Prosedurnya : 1. Siapkan “sampling frame” 2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki 3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum 4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak. Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Misalnya, untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15 manajer, tingkat menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III) ada 100 manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel yang akan diambil seluruhnya 100 manajer, maka untuk stratum I diambil (15:160)x100 = 9 manajer, stratum II = 28 manajer, dan stratum 3 = 63 manajer. Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. Misalnya saja, kalau dalam stratum manajer kelas atas (I) hanya ada 4 manajer, maka peneliti bisa mengambil semua manajer dalam stratum tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II) ditambah 5, sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang. 3. Multistage random sampling (Acak Bertahap ) - Pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya - Fraksi ynag dihasilkan kemudian dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil, kemudian diambil sampelnya.
  • 10. - Pembagian fraksi terus dilakukan sampai unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut : Primary Sample Unit (PSU) - PSU dapat berupa fraksi besar / fraksi kecil Keuntungan : a. Varians yang relatif kecil untuk biaya setiap unit b. Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik c. Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil d. Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan Kerugian : a. Pada PSU besar, penggambaran terhadap populasi kurang baik b. Pada PSU kecil, hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi tidak tersebar dan transportasi mudah. 4. Systematic Random Sampling (Acak Sistematik ) - Pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu - Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (N) dengan jumlah yang diinginkan : I = N/n Keuntungan : a. Sampling frame tidak mutlak dibutuhkan b. Cara ini relatif mudah dan dapat dilakukan oleh petugas lapangan c. Cara ini sangat praktis bila populasi dalam bentuk kartu
  • 11. d. Membutuhkan waktu, biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan simple random sampling Kerugian : a. Setiap unit sampel tidak mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel b. Bila terdapat kecenderungan tertentu maka cara pengambilan sampel acak sistematik menjadi kurang sesuai 5. Cluster Random Sampling (Acak Kelompok ) - Bila akan mengadakan penelitian dengan mengambila kelompok unit dasar sebagai sampel Dapat juga dilakukan dengan membagi : - Populasi studi menjadi beberapa bagian (blok) sebagai cluster dan dilakukan pengambilan sampel kelompok (cluster) tsb Keuntungan : Bila pengambilan sampel acak kelompok dilakukan dengan baik, akan menghasilkan ketepatan yang lebih baik dari pada pengambilan sampel acak sederhana Kerugian : Sama dengan pengambilan acak stratifikasi, tetapi mempunyai ciri yang berbeda : a. Pada sampel acak dengan strafikasi, individu dalam satu kelompok homogen tetapi mungkin antar kelompok berbeda b. Pada cluster sampling, individu dalam satu kelompok bersifat heterogen, tetapi antar kelompok tidak banyak berbeda. 6. Probability Proportionate to Size (PPS)
  • 12. Merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan pemilihan PSU yang dilakukan secara proporsional. - Biasanya digunakan bersama dengan cara pengambilan sampel yang lain Keuntungan : a. Sangat bermanfaat bila besarnya PSU sangat bervariasi b. Akan menghasilkan varian yang lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana serta mengurangi biaya pengumpulan data Kerugian : Memiliki keterwakilan terhadap populasi yang kurang baik bila besarnya PSU kurang bervariasi B. Teknik Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak (Non Random Sampling) Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. 1. Quota Sampling Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai
  • 13. perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja. 2. Accedental Sampling Dilakukan secara subyektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan tempat pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Cara ini sudah tidak dipergunakan lagi dalam bidang kedokteran, tetapi masih dipergunakan dalam bidang sosial ekonomi dan politik untuk mengetahui opini masyarakat terhadap suatu hal . 3. Purposive Sampling Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa, sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkanpertimbangan orang-orang yang telah berpengalaman. Cara ini lebih baik dari accidental sampling dan quota sampling karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak . 4. Snowball Sampling Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).
  • 14. 2.3 Contoh Kasus STUDI TENTANG KECENDERUNGAN PEMILIHAN JENIS PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FKIP UNS SURAKARTA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Kecenderungan mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta dalam memilihjenis penelitian skripsi. 2) Alasan mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta lebih memilih jenis penelitian tersebut. 3) Sejauh mana mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 memahami materi tentang penelitian yang diberikan dalam perkuliahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, tempat dan peristiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling untuk informan dan dokumen dan sebagian yang lain menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi langsung berperan pasif, dan analisis isi dokumen. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan reviu informan. Teknik analisis datanya menggunakan model analisis mengalir atau flow model of analysis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Mahasiswa cenderung memilih jenis penelitian kualitatif dalam menyusun skripsi. Dari 87 mahasiswa angkatan 2000-2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta, 71 mahasiswa (81, 6%) menggunakan jenis penelitian kualitatif, 3 mahasiswa (3,5 %) mengggunakan jenis penelitian kuantitatif dan 13 mahasiswa (14,9%) belum menyusun skripsi;
  • 15. 2) Kecenderungan dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia (dosen pengampu mata kuliah penelitian serta kemampuan dan minat mahasiswa), faktor kurikulum (bahan ajar yang diberikan dalam mata kuliah penelitian, strategi mengajar mata kuliah penelitian, dan media mengajar mata kuliah penelitian), faktor sarana dan prasarana (buku dan perpustakaan), faktor proses belajar mahasiswa dan yang terakhir karena pengaruh teman; 3) Mahasiswa lebih memahai materi penelitian kualitatif dibandingkan materi mata kuliah penelitian kuantitatif.
  • 16. BAB III PENUTUP Dalam riset deskriptif, teknik sampling yang umumnya digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan penliti menjelajahi objek/ situasi social yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.
  • 17. Jadi dalam penentuan sampel dalam riset deskriptif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama peniliti berlangsung (emergent sampling design). Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Praktek seperti inilah yang disebut sebagai “serial technique of sample units” (Lincoln dan Guba, 1985), atau dalam kata-kata Bogdan dan Biklen (1982) dinamakan “snowball sampling technique”. Unit sample yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya focus penelitian. Proses ini dinamakan Bodan dan Biklen (1982) sebagai “continuous adjustment of `focusing’ of the sample. Dalam proposal riset deskriptif, sampel sumber data yang dikemukakan masih bersifat sementara. Namun demikian pembuat proposal perlu menyebutkan siapa- siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data. DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/6635482/TEKNIK_PENGAMBILAN_SAMPEL_doc x_punyaku http://eprints.uns.ac.id/5572/1/69772506200911151.pdf