SlideShare a Scribd company logo
Teori Ketidakpastian

    HERLIK WIBOWO
Pengukuran

           0           1            2            3

   Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur
  dengan sesuatu yang lain yang ditetapkan sebagai satuan.

Q : Apa yang ingin kita peroleh ketika melakukan pengukuran?
A : Nilai benar dari suatu besaran fisis yang kita ukur.
  Pada suatu pengukuran akan selalu terdapat ketidakpastian
     yang bersumber dari kesalahan dalam pengukuran.
Kesalahan Sistematik
 Kesalahan kalibrasi            Kesalahan yang timbul akibat
 Kesalahan titik nol            ketidaksempurnaan instrumen
                                 yang digunakan.
 Kelelahan komponen alat
 Paralaks : Kesalahan yang timbul apabila pada waktu
  membaca skala karena posisi mata pengamat tidak tegak lurus
  terhadap skala tersebut.
Kesalahan Acak
   Gerak Brown molekul udara
   Fluktuasi pada tegangan listrik
   Landasan yang bergetar
   Bising
   Radiasi Latar Belakang

Kita dapat mengontrol kesalahan sistematik tetapi kita tidak
            dapat mengontrol kesalahan acak.
Tidak ada harapan bagi kita untuk menentukan nilai benar
         suatu besaran fisis melalui pengukuran.
Yang Dapat Kita Perbuat Adalah …
 Menentukan nilai terbaik yang dapat menggantikan nilai
  benar.
 Menentukan seberapa besar penyimpangan nilai terbaik
  terhadap nilai benar.
 Melaporkan hasil pengukuran sebagai


                   x  xt  x
                  xt  Nilai terbaik
                 x  Ketidakpastian
Pengukuran Langsung
 Pengukuran Tunggal
 Pengukuran Berulang
Pengukuran Tunggal

             0             1            2             3

                 Berapa panjang pensil tersebut?
Dalam menentukan panjang pensil, kita sepakat bahwa :
 panjang pensil tersebut lebih dari 2,3 cm.
 kita tahu 2,3 cm lebih sekian tapi tidak pasti sekian itu berapa.

                           xt  2,35 cm
             Angka pasti                    1 Angka Tafsiran
             Angka pasti + 1 Angka Tafsiran = Angka Penting
Ketidakpastian Pengukuran Tunggal
Q : Mengapa kita tidak bisa menentukan dengan tepat berapa panjang pensil?
A : Karena nilai skala terkecil (nst) alat ukur kita terlalu besar.
Ketidakpastian pengukuran tunggal terkait dengan nilai skala terkecil alat
ukur yang digunakan.
                                1
                            x   nst
                                2
Hasil pengukuran panjang pensil :
                       x  2,35  0,05 cm
Aturan Angka Penting
 Angka bukan nol paling kiri termasuk angka penting.
 Jika tidak terdapat koma desimal, angka bukan nol paling kanan
  termasuk angka penting.
 Jika terdapat koma desimal, semua angka paling kanan termasuk angka
  penting, bahkan jika angka tersebut adalah nol.
 Semua angka yang terletak di tengah angka penting paling kiri dan kanan
  juga merupakan angka penting.
Contoh :
 1234; 123,4; 1,001; 10,10; 0,0001010; 100,0 memiliki 4 angka
  penting.
 Penulisan 1010 ambigu apakah memiliki 3 angka penting atau 4 angka
  penting. Jadi sebaiknya dituliskan dalam notasi ilmiah sebagai 1,010 x 104
  jika dianggap memiliki 4 angka penting.
Melaporkan Hasil Pengukuran
Aturan 1
Pada laboratorium tingkat dasar, ketidakpastian pengukuran biasanya
dibulatkan sampai satu angka penting.

Aturan 2
Dalam melaporkan hasil pengukuran, angka penting terakhir dari nilai
terbaik harus pada posisi desimal yang sama dengan ketidakpastian hasil
pengukuran.

                     x  2,35  0,05 cm
                                               Sesuai aturan pertama
                                       Sesuai aturan kedua
Pengukuran Berulang

             0       1             2            3

i      xi           Dari hasil pengukuran di samping, berapakah
1     2,35                nilai terbaik dari panjang pensil?
2     2,34                                 x i
3     2,37                        xt  x 
                                           N
4     2.36
5     2,33            2,35  2,34  2,37  2,36  2,33  2,32  2,38
                 xt 
6     2,32                                   7
7     2,38       xt  2,35 cm
Ketidakpastian Pengukuran Berulang
                                x i2  N x
                                              2
                     x  S x 
                                 N  N  1

i     xi     x i2       xi2  38,6603
1    2,35   5,5225
                                x  N x        38,6603  7.2,352
                                   2          2
2    2,34   5,4756
                         x       i
                                            
3    2,37   5,6169
                                 N  N  1          7  7  1
4    2.36   5,5696
5    2,33   5,4289           0,008 (Setelah dibulatkan)
6    2,32   5,3824     Hasil pengukuran panjang pensil :
7    2,38   5,6644              x  2,350  0,008 cm
Pengukuran Tidak Langsung
Jenis Pengukuran Tidak Langsung
A. Semua ketidakpastian berasal dari skala terkecil.
B. Semua ketidakpastian berasal dari simpangan baku rata-rata.
C. Sebagian ketidakpastian berasal dari skala terkecil sebagian lagi
   berasal dari simpangan baku rata-rata.

 Contoh kasus :
 Pengukuran percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul
 matematis. Panjang tali dan periode bandul diukur dalam
 percobaan ini.
                               4 2 l
                             g 2
                                T
Kasus A
    Hasil Pengukuran : l   25,00  0,05 cm   lt  25,00 l  0,05
                      T  1,00  0,01 s        Tt  1,00 T  0,01

       4 2 lt
   gt  2  986,9604401
        Tt
        g            g
   g           l                T
        l TlT
           l t        T   l  lt
                           T Tt
               t

    g 4 2
          2
     l T
g        4 2
          2  4 2  39,4784176
l TlT
   l t     1
     t
g     8 2 l
          3
   T       T
g        8 2 .25
          3  200 2  1973,92088
T TlT
   l t      1
     t

   g  39,4784176 .0,05  1973,92088.0,01
       21,71312968
     g  gt  g   9,9  0,2 102 cm/s2
Kasus B
        Hasil Pengukuran :

    i        1      2        3      4       5       6       7       8       9       10

  Ti (s)
            1,68   1,69    1,68    1,67    1,67    1,68    1,70    1,67    1,68    1,67
(±0,05 s)
Li (cm) (±
           68,70   68,90   68,80   68,90   68,70   68,90   68,80   68,90   68,80   68,70
 0,05 cm)
i    li          Ti      li2             Ti2                li 688,1
                                                  lt  l              68,81
 1   68,70       1,68   4719,69       2,8224                 N    10
 2   68,90       1,69   4747,21       2,8561
                                                      li2  N l
                                                                    2

 3   68,80       1,68   4733,44       2,8224     Sl 
                                                       N  N  1
 4   68,90       1,67   4747,21       2,7889
 5   68,70       1,67   4719,69       2,7889             47348,23  10.(68,81)2
                                                     
 6   68,90       1,68   4747,21       2,8224                  10 10  1
 7   68,80       1,70   4733,44           2,89        0,027688746
 8   68,90       1,67   4747,21       2,7889                Ti 16,79
 9   68,80       1,68   4733,44       2,8224
                                                  Tt  T                 1,679
                                                             N      10
10   68,70       1,67   4719,69       2,7889
                                                        Ti2  N T
                                                                        2
                                                 ST   
    4 lt
       2
                                                         N  N  1
gt  2  963,6290907
     Tt                                                 28,1913  10.(1,679)2
                                                      
      g          g                                     10 10  1
             2                    2

g    S l    S 2T
                 2

      l TlT
            l t     T TlT
                          l t                          3,144660377  104
                  t                   t
g 4 2
            2
       l T
 g   4  14,00420129
               2

 l l
 l T T 1,679
                 2
         t



       g    8 2 l
            3
      T      T
 g        8 2 .68,81
 l l                 1147,245667
 T T T
                     3
         t     1,679

      g          g 
            2              2

g    S l    S 2T  0,529618378
                 2

      l TlT
            l t     T TlT
                          l t
                t              t



 g  gt  g   963,6  0,5 cm/s2
Kasus C
        Hasil Pengukuran :
        l   68,90  0,05 cm

    i        1      2        3    4      5      6      7      8      9     10

  Ti (s)
            1,68   1,69   1,68   1,67   1,67   1,68   1,70   1,67   1,68   1,67
(±0,05 s)
i     Ti         Ti2
                                         lt  68,90
      1    1,68       2,8224
      2    1,69       2,8561
                                        l  0,05
      3    1,68       2,8224                  2
                                       S l   0,05  0,033... (Harap Perhatikan)
      4    1,67       2,7889                  3
                                                    Ti 16,79
      5    1,67       2,7889            Tt  T               1,679
      6    1,68       2,8224                         N   10
                                              Ti2  N T
                                                            2
      7    1,70        2,89
                                       ST   
      8    1,67       2,7889                   N  N  1
      9    1,68       2,8224
                                              28,1913  10.(1,679)2
      10   1,67       2,7889                
                                                   10 10  1
    4 2 lt
gt  2  964,8894688                         3,144660377  104
     Tt
      g          g 
           2                   2

g    S l    S 2T
                 2

      l TlT
            l t     T TlT
                          l t
                  t                t
g 4 2
            2
       l T
 g        4 2
 l l             14,00420129
 l T T 1,679
                  2
         t



       g    8 2 l
            3
      T      T
 g        8 2 .68,90
 l l                 1149,362083
 T T T
                     3
         t     1,679

      g          g 
             2              2

g    S l    S 2T  0,590376122
                 2

      l TlT
            l t     T TlT
                          l t
                 t              t



   g  gt  g   964,9  0,6  cm/s2
Metode Kuadrat Terkecil
Rumus-Rumus Fisika Yang Kita Kenal :
       x  x0  vt               v  v 0  at             F  kx
x                           v                        F

x0                          v0
                        t                        t                        x
       Setiap grafik menggambarkan besaran-besaran fisis yang saling
                         berhubungan secara linier
     Dalam praktikum fisika dasar ini, kita akan :
      menguji kebenaran rumus-rumus fisika tersebut.
      belajar menentukan nilai suatu besaran fisis secara tak langsung
       menggunakan metode grafis.
Contoh Kasus
Hubungan antara hambatan suatu logam dengan suhu logam tersebut :
                         R  R0  R0T
                R0  Hambatan logam pada suhu 0C
                  Koefisien suhu hambat jenis logam

Kita akan :
 menguji kebenaran rumus fisika tersebut.
 menentukan nilai besaran-besaran fisis secara tak langsung
  menggunakan metode grafis.

Nilai besaran fisis apa? R0 dan 
Data Percobaan
T(˚C)                    10             20                30         40          50       60     70     80

 R (Ω)                   12,3       12,9                 13,6        13,8        14,5    15,1   15,4   15,9

                    Grafik Hambatan Terhadap Suhu
           18

           16
                                                                                        Bagaimanakah cara
           14                                                                           kita menggambar
                                                                                        garis lurus pada
           12
Hambatan




           10

            8

            6
                                                                                        grafik semacam ini?
            4

            2                                                                                Metode
            0
                0   10        20   30        40          50     60   70     80    90      Kuadrat Terkecil
                                                  Suhu
Metode Kuadrat Terkecil
                        Grafik y terhadap x                       Persaman Garis Lurus terbaik :
    18

    16

    14
                                                                        y  mt x  nt
    12

    10
                                                                   mt  Gradien terbaik
y




     8

     6                                                             nt  Koefisien n terbaik
     4

     2

     0
         0    10   20      30   40       50   60   70   80   90
                                     x



    Metode kuadrat terkecil membantu kita untuk :
     menentukan gradien dan koefisien n yang terbaik
     menentukan simpangan gradien terbaik dan koefisien n terbaik
Rumus-Rumus Yang Diperlukan
                      Nx   xi 
                                    2         2
                                    i

                        N  x i y i   x i y i
                 mt 
                                        
                      x y i  x i  x i y i 
                            2

               nt          i

                                        
      1  2 x  y i   2x i  x i y i  y i  N  x i y i    
                        2       2                                2
                                                                    
S 
 2
 y      y i 
                        i
                                                                     
    N 2
                                                                   
                                                                     
Rumus-Rumus Yang Digunakan
                     N
        Smt  S y
                     
                     x i2
         Snt  S y
                      
Aplikasi
 i    Ti       Ri         TiRi   Ti2     Ri2     Ti  360
 1   10        12,3       123    100    151,29
 2   20        12,9       258    400    166,41
                                                 Ri  113,5
 3   30        13,6       408    900    184,96   Ti Ri  5322
 4   40        13,8       552    1600   190,44
 5   50        14,5       725    2500   210,25
                                                 Ti2  20400
 6   60        15,1       906    3600   228,01   Ri2  1621,33
 7   70        15,4   1078       4900   237,16
 8   80        15,9   1272       6400   252,81

  NTi   Ti   8.20400  3602  33600
           2          2


     N  Ti Ri   Ti Ri 8.5322  360.113,5
mt                                            0,051071428
                                 33600
Ti2Ri  Ti  Ti Ri  20400.113,5  360.5322
nt                                                  11,88928571
                                     33600
Persamaan Garis Lurus Terbaik :
                                                        R  mtT  nt
                          Grafik Hambatan Terhadap Suhu
            18

            16                                                               R  0,051T  11,889
            14

            12
 Hambatan




            10

             8                                                                 Nilai  dan R0 ???
             6

             4

             2

             0
                 0   10      20   30   40          50    60   70   80   90
                                            Suhu
R  mtT  nt
                      Bandingkan   R0  nt
  R  R0T  R0
                                                      mt
                                   R0  mt        
                                                      nt
R0t  11,88928571
      0,051071428
t                 4,295584213 10 3
       11,88928571
Ketidakpastian R0 dan  ???
R0  Snt                               1
                                           
              2           2            mt nt
        2    2
        Smt        Snt             mt
      mt         nt                   2
                                       nt    nt
1  2 Ti  Ri   2Ti  Ti Ri  Ri  N  Ti Ri  
                       2      2                            2
                                                            
S 
 2
 y      Ri                                                
    N 2
                                                           
                                                             
         1            20400.113,52  2.360.5322.113,5  8.53222 
           1621,33                                            
       82                              33600                   
      0,015654761
S y  0,12511899
          N                 8
Smt  S y     0,12511899
                         33600
     1,930627931 103
          Ti2              20400
Snt  S y       0,12511899
                           33600
     0,097491931
R0  Snt  0,097491931
              2           2
          2    2
          Smt        Snt
        mt         nt 
    1,661602336 10 4  0,1661602336 10 3
  R0  11,9  0,1 
     4,3  0,2 103 / C

More Related Content

What's hot

Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataAris Wibowo
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringNurul Hanifah
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
Laporan Praktikum Kalorimeter
Laporan Praktikum KalorimeterLaporan Praktikum Kalorimeter
Laporan Praktikum KalorimeterDiajeng Ramadhan
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegasLaporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegasNurul Hanifah
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Nita Mardiana
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaAnnisa Icha
 

What's hot (20)

Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
Laporan Praktikum Kalorimeter
Laporan Praktikum KalorimeterLaporan Praktikum Kalorimeter
Laporan Praktikum Kalorimeter
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Bab 5 gas
Bab 5 gasBab 5 gas
Bab 5 gas
 
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegasLaporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Rumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMARumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMA
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
 

Similar to Teori ketidakpastian

Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01rozi arrozi
 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptLailaa17
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...Poetri Einsteiner
 
Bab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanBab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanEko Supriyadi
 
Praktikum fisika
Praktikum fisikaPraktikum fisika
Praktikum fisikaMip Ta
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawiesu Herman
 
Bab 1 Besaran dan Satuan.ppt
Bab 1 Besaran dan Satuan.pptBab 1 Besaran dan Satuan.ppt
Bab 1 Besaran dan Satuan.pptmarlina sihombing
 
05. p berganda
05. p berganda05. p berganda
05. p bergandaUNTAN
 
Solusi soal ayunan
Solusi soal ayunanSolusi soal ayunan
Solusi soal ayunanguest5378e9
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRAmrih Prayogo
 
Analisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_bergandaAnalisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_bergandaIr. Zakaria, M.M
 
Laporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali Tangsi
Laporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali TangsiLaporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali Tangsi
Laporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali TangsiAtifah Ruzana Abd Wahab
 

Similar to Teori ketidakpastian (20)

Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
 
My project
My projectMy project
My project
 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
Dasar Pengukuran
Dasar PengukuranDasar Pengukuran
Dasar Pengukuran
 
Bab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanBab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuan
 
Praktikum fisika
Praktikum fisikaPraktikum fisika
Praktikum fisika
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
 
Bab 1 Besaran dan Satuan.ppt
Bab 1 Besaran dan Satuan.pptBab 1 Besaran dan Satuan.ppt
Bab 1 Besaran dan Satuan.ppt
 
05. p berganda
05. p berganda05. p berganda
05. p berganda
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Solusi soal ayunan
Solusi soal ayunanSolusi soal ayunan
Solusi soal ayunan
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
 
Laporan Amali Fizik: Modulus Young
Laporan Amali Fizik: Modulus YoungLaporan Amali Fizik: Modulus Young
Laporan Amali Fizik: Modulus Young
 
Besaran dan Satuan.pptx
Besaran dan Satuan.pptxBesaran dan Satuan.pptx
Besaran dan Satuan.pptx
 
Besaran dan Satuan.pptx
Besaran dan Satuan.pptxBesaran dan Satuan.pptx
Besaran dan Satuan.pptx
 
Analisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_bergandaAnalisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_berganda
 
Laporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali Tangsi
Laporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali TangsiLaporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali Tangsi
Laporan Amali Fizik: Menentukan Modulus Young Tali Tangsi
 
BESARAN DAN SATUAN.pptx
BESARAN DAN SATUAN.pptxBESARAN DAN SATUAN.pptx
BESARAN DAN SATUAN.pptx
 

Recently uploaded

CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxEkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfNurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfPangarso Yuliatmoko
 

Recently uploaded (20)

CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 

Teori ketidakpastian

  • 1. Teori Ketidakpastian HERLIK WIBOWO
  • 2. Pengukuran 0 1 2 3 Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain yang ditetapkan sebagai satuan. Q : Apa yang ingin kita peroleh ketika melakukan pengukuran? A : Nilai benar dari suatu besaran fisis yang kita ukur. Pada suatu pengukuran akan selalu terdapat ketidakpastian yang bersumber dari kesalahan dalam pengukuran.
  • 3. Kesalahan Sistematik  Kesalahan kalibrasi Kesalahan yang timbul akibat  Kesalahan titik nol ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan.  Kelelahan komponen alat  Paralaks : Kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca skala karena posisi mata pengamat tidak tegak lurus terhadap skala tersebut.
  • 4. Kesalahan Acak  Gerak Brown molekul udara  Fluktuasi pada tegangan listrik  Landasan yang bergetar  Bising  Radiasi Latar Belakang Kita dapat mengontrol kesalahan sistematik tetapi kita tidak dapat mengontrol kesalahan acak. Tidak ada harapan bagi kita untuk menentukan nilai benar suatu besaran fisis melalui pengukuran.
  • 5. Yang Dapat Kita Perbuat Adalah …  Menentukan nilai terbaik yang dapat menggantikan nilai benar.  Menentukan seberapa besar penyimpangan nilai terbaik terhadap nilai benar.  Melaporkan hasil pengukuran sebagai x  xt  x xt  Nilai terbaik x  Ketidakpastian
  • 6. Pengukuran Langsung  Pengukuran Tunggal  Pengukuran Berulang
  • 7. Pengukuran Tunggal 0 1 2 3 Berapa panjang pensil tersebut? Dalam menentukan panjang pensil, kita sepakat bahwa :  panjang pensil tersebut lebih dari 2,3 cm.  kita tahu 2,3 cm lebih sekian tapi tidak pasti sekian itu berapa. xt  2,35 cm Angka pasti 1 Angka Tafsiran Angka pasti + 1 Angka Tafsiran = Angka Penting
  • 8. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal Q : Mengapa kita tidak bisa menentukan dengan tepat berapa panjang pensil? A : Karena nilai skala terkecil (nst) alat ukur kita terlalu besar. Ketidakpastian pengukuran tunggal terkait dengan nilai skala terkecil alat ukur yang digunakan. 1 x   nst 2 Hasil pengukuran panjang pensil : x  2,35  0,05 cm
  • 9. Aturan Angka Penting  Angka bukan nol paling kiri termasuk angka penting.  Jika tidak terdapat koma desimal, angka bukan nol paling kanan termasuk angka penting.  Jika terdapat koma desimal, semua angka paling kanan termasuk angka penting, bahkan jika angka tersebut adalah nol.  Semua angka yang terletak di tengah angka penting paling kiri dan kanan juga merupakan angka penting. Contoh :  1234; 123,4; 1,001; 10,10; 0,0001010; 100,0 memiliki 4 angka penting.  Penulisan 1010 ambigu apakah memiliki 3 angka penting atau 4 angka penting. Jadi sebaiknya dituliskan dalam notasi ilmiah sebagai 1,010 x 104 jika dianggap memiliki 4 angka penting.
  • 10. Melaporkan Hasil Pengukuran Aturan 1 Pada laboratorium tingkat dasar, ketidakpastian pengukuran biasanya dibulatkan sampai satu angka penting. Aturan 2 Dalam melaporkan hasil pengukuran, angka penting terakhir dari nilai terbaik harus pada posisi desimal yang sama dengan ketidakpastian hasil pengukuran. x  2,35  0,05 cm Sesuai aturan pertama Sesuai aturan kedua
  • 11. Pengukuran Berulang 0 1 2 3 i xi Dari hasil pengukuran di samping, berapakah 1 2,35 nilai terbaik dari panjang pensil? 2 2,34 x i 3 2,37 xt  x  N 4 2.36 5 2,33 2,35  2,34  2,37  2,36  2,33  2,32  2,38 xt  6 2,32 7 7 2,38 xt  2,35 cm
  • 12. Ketidakpastian Pengukuran Berulang x i2  N x 2 x  S x  N  N  1 i xi x i2 xi2  38,6603 1 2,35 5,5225 x  N x 38,6603  7.2,352 2 2 2 2,34 5,4756 x  i  3 2,37 5,6169 N  N  1 7  7  1 4 2.36 5,5696 5 2,33 5,4289  0,008 (Setelah dibulatkan) 6 2,32 5,3824 Hasil pengukuran panjang pensil : 7 2,38 5,6644 x  2,350  0,008 cm
  • 14. Jenis Pengukuran Tidak Langsung A. Semua ketidakpastian berasal dari skala terkecil. B. Semua ketidakpastian berasal dari simpangan baku rata-rata. C. Sebagian ketidakpastian berasal dari skala terkecil sebagian lagi berasal dari simpangan baku rata-rata. Contoh kasus : Pengukuran percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul matematis. Panjang tali dan periode bandul diukur dalam percobaan ini. 4 2 l g 2 T
  • 15. Kasus A Hasil Pengukuran : l   25,00  0,05 cm lt  25,00 l  0,05 T  1,00  0,01 s Tt  1,00 T  0,01 4 2 lt gt  2  986,9604401 Tt g g g  l  T l TlT l t T l  lt T Tt t g 4 2  2 l T g 4 2  2  4 2  39,4784176 l TlT l t 1 t
  • 16. g 8 2 l  3 T T g 8 2 .25  3  200 2  1973,92088 T TlT l t 1 t g  39,4784176 .0,05  1973,92088.0,01  21,71312968 g  gt  g   9,9  0,2 102 cm/s2
  • 17. Kasus B Hasil Pengukuran : i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ti (s) 1,68 1,69 1,68 1,67 1,67 1,68 1,70 1,67 1,68 1,67 (±0,05 s) Li (cm) (± 68,70 68,90 68,80 68,90 68,70 68,90 68,80 68,90 68,80 68,70 0,05 cm)
  • 18. i li Ti li2 Ti2 li 688,1 lt  l    68,81 1 68,70 1,68 4719,69 2,8224 N 10 2 68,90 1,69 4747,21 2,8561 li2  N l 2 3 68,80 1,68 4733,44 2,8224 Sl  N  N  1 4 68,90 1,67 4747,21 2,7889 5 68,70 1,67 4719,69 2,7889 47348,23  10.(68,81)2  6 68,90 1,68 4747,21 2,8224 10 10  1 7 68,80 1,70 4733,44 2,89  0,027688746 8 68,90 1,67 4747,21 2,7889 Ti 16,79 9 68,80 1,68 4733,44 2,8224 Tt  T    1,679 N 10 10 68,70 1,67 4719,69 2,7889 Ti2  N T 2 ST  4 lt 2 N  N  1 gt  2  963,6290907 Tt 28,1913  10.(1,679)2   g   g  10 10  1 2 2 g    S l    S 2T 2  l TlT l t  T TlT l t  3,144660377  104 t t
  • 19. g 4 2  2 l T  g   4  14,00420129 2  l l  l T T 1,679 2 t g 8 2 l  3 T T  g  8 2 .68,81  l l    1147,245667  T T T 3 t 1,679  g   g  2 2 g    S l    S 2T  0,529618378 2  l TlT l t  T TlT l t t t g  gt  g   963,6  0,5 cm/s2
  • 20. Kasus C Hasil Pengukuran : l   68,90  0,05 cm i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ti (s) 1,68 1,69 1,68 1,67 1,67 1,68 1,70 1,67 1,68 1,67 (±0,05 s)
  • 21. i Ti Ti2 lt  68,90 1 1,68 2,8224 2 1,69 2,8561 l  0,05 3 1,68 2,8224 2 S l   0,05  0,033... (Harap Perhatikan) 4 1,67 2,7889 3 Ti 16,79 5 1,67 2,7889 Tt  T    1,679 6 1,68 2,8224 N 10 Ti2  N T 2 7 1,70 2,89 ST  8 1,67 2,7889 N  N  1 9 1,68 2,8224 28,1913  10.(1,679)2 10 1,67 2,7889  10 10  1 4 2 lt gt  2  964,8894688  3,144660377  104 Tt  g   g  2 2 g    S l    S 2T 2  l TlT l t  T TlT l t t t
  • 22. g 4 2  2 l T  g  4 2  l l   14,00420129  l T T 1,679 2 t g 8 2 l  3 T T  g  8 2 .68,90  l l    1149,362083  T T T 3 t 1,679  g   g  2 2 g    S l    S 2T  0,590376122 2  l TlT l t  T TlT l t t t g  gt  g   964,9  0,6  cm/s2
  • 24. Rumus-Rumus Fisika Yang Kita Kenal : x  x0  vt v  v 0  at F  kx x v F x0 v0 t t x Setiap grafik menggambarkan besaran-besaran fisis yang saling berhubungan secara linier Dalam praktikum fisika dasar ini, kita akan :  menguji kebenaran rumus-rumus fisika tersebut.  belajar menentukan nilai suatu besaran fisis secara tak langsung menggunakan metode grafis.
  • 25. Contoh Kasus Hubungan antara hambatan suatu logam dengan suhu logam tersebut : R  R0  R0T R0  Hambatan logam pada suhu 0C   Koefisien suhu hambat jenis logam Kita akan :  menguji kebenaran rumus fisika tersebut.  menentukan nilai besaran-besaran fisis secara tak langsung menggunakan metode grafis. Nilai besaran fisis apa? R0 dan 
  • 26. Data Percobaan T(˚C) 10 20 30 40 50 60 70 80 R (Ω) 12,3 12,9 13,6 13,8 14,5 15,1 15,4 15,9 Grafik Hambatan Terhadap Suhu 18 16 Bagaimanakah cara 14 kita menggambar garis lurus pada 12 Hambatan 10 8 6 grafik semacam ini? 4 2 Metode 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kuadrat Terkecil Suhu
  • 27. Metode Kuadrat Terkecil Grafik y terhadap x Persaman Garis Lurus terbaik : 18 16 14 y  mt x  nt 12 10 mt  Gradien terbaik y 8 6 nt  Koefisien n terbaik 4 2 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 x Metode kuadrat terkecil membantu kita untuk :  menentukan gradien dan koefisien n yang terbaik  menentukan simpangan gradien terbaik dan koefisien n terbaik
  • 28. Rumus-Rumus Yang Diperlukan   Nx   xi  2 2 i N  x i y i   x i y i mt   x y i  x i  x i y i  2 nt  i  1  2 x  y i   2x i  x i y i  y i  N  x i y i   2 2 2   S  2 y y i  i  N 2    
  • 29. Rumus-Rumus Yang Digunakan N Smt  S y  x i2 Snt  S y 
  • 30. Aplikasi i Ti Ri TiRi Ti2 Ri2 Ti  360 1 10 12,3 123 100 151,29 2 20 12,9 258 400 166,41 Ri  113,5 3 30 13,6 408 900 184,96 Ti Ri  5322 4 40 13,8 552 1600 190,44 5 50 14,5 725 2500 210,25 Ti2  20400 6 60 15,1 906 3600 228,01 Ri2  1621,33 7 70 15,4 1078 4900 237,16 8 80 15,9 1272 6400 252,81   NTi   Ti   8.20400  3602  33600 2 2 N  Ti Ri   Ti Ri 8.5322  360.113,5 mt    0,051071428  33600
  • 31. Ti2Ri  Ti  Ti Ri  20400.113,5  360.5322 nt    11,88928571  33600 Persamaan Garis Lurus Terbaik : R  mtT  nt Grafik Hambatan Terhadap Suhu 18 16 R  0,051T  11,889 14 12 Hambatan 10 8 Nilai  dan R0 ??? 6 4 2 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Suhu
  • 32. R  mtT  nt Bandingkan R0  nt R  R0T  R0 mt R0  mt  nt R0t  11,88928571 0,051071428 t   4,295584213 10 3 11,88928571 Ketidakpastian R0 dan  ??? R0  Snt  1  2 2 mt nt    2    2     Smt    Snt  mt  mt   nt   2 nt nt
  • 33. 1  2 Ti  Ri   2Ti  Ti Ri  Ri  N  Ti Ri   2 2 2   S  2 y Ri   N 2     1  20400.113,52  2.360.5322.113,5  8.53222   1621,33   82 33600   0,015654761 S y  0,12511899 N 8 Smt  S y  0,12511899  33600  1,930627931 103 Ti2 20400 Snt  S y  0,12511899  33600  0,097491931
  • 34. R0  Snt  0,097491931 2 2    2    2     Smt    Snt  mt   nt   1,661602336 10 4  0,1661602336 10 3 R0  11,9  0,1     4,3  0,2 103 / C