SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PROBABILITAS (KEMUNGKINAN)
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester pada:
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen/Assisten : Indrya mulyaningsih, M.Pd
Disusun oleh:
Ferry bahtiar putra
Kelas:
Matematika C/2
PROGRAM STUDI TARBIYAH MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kita sebagai manusia sering tidak bisa mengetahui dengan pasti tentang
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa,apalagi kejadian itu mengenai sesuatu yang
akan datang terutama dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep probabilitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari,mulai dari bidang ilmiah ,bidang militer,bidang pemerintahan
,bidang usaha/industri,asuransi,cuaca,sampai masalah-masalah kecil seperti masuk
kantor atau tidak karena awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir.
Bagi mereka yang lebih kreatif kejadian yang pernah dialaminya dimasa lalu
atau bahkan kejadian yang dialami orang lain dijadikan ramalan untuk masa depan
seseorang yang dipandangnya menyerupai seseorang tadi. Kadang kita dalam hidup
ini perlu yakin adanya kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari
ketika kita melakukan suatu kegiatan. Hal ini diperlukan untuk menjadikan perhatian
dan pertimbangan dalam kita melankah yang kita ambil dari kejadian-kejadian
sebelumnya.
B.Rumusan masalah
Ada beberapa permasalahan dalam mempelajari materri probabilitas yang
penulis susun kedalam suatu Rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud probabilitas?
2. Bagaimanakah perumusan probabilitas?
3. Ruang sampel dalam pobabilias
C.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah yang bertemakan Probabilias mempunyai
beberapa tujuan diantara lain:
1. Untuk mengetahui maksud dari probabilitas
2. Untuk mengetahui perumusan-perumusan dalam probablitas
3. Untuk mengeahui apa itu ruang sampel dalam probabilitas
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Probabilitas (Kemungkinan)
Kita sebagai manusia sering tidak bisa mengetahui dengan pasti tentang
terjadinya suatu kejadian/peristiwa, apalagi kalau kejadian itu mengenai sesuatu yang
akan datang dijawab tanyaan berikut ini adalah contoh mengenai kejadian-kejadian
yang tidak dapat dijawab dengan pasti.1
1. Apakah kita bisa hidup sampai 50 tahun?
2. Apakah di masa mendatang hasil penjualan akan naik?
3. Apakah di masa mendatang penerimaan Negara akan meningkat?
4. Apakah akan ada kenaikan harga makanan tahun depan?
5. Apakah produksi padi akan naik?
.Konsep probabilitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari bidang ilmiah, bidang militer, bidang pemerintahan,
bidang usaha/industry, asuransi, cuaca, sampai pada masalah-masalah kecil seperti
masuk kantor atau tidak karena awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir.
Suatu proses disebut acak, kalau hasil proses itu tidak dapat ditentukan sebelumnya
dengan pasti. Suatu kejadian disebut acak (random event) kalau terjadinya kejadian
1
Boediono, Wayan Kostar, Statistika dan Probabilitas (Bandung: Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya,2002),238
itu tidak dapat diketahui dengan pasti sebelumnya. Oleh karena tidak bisa diketahui
dengan pasti maka paling-paling kita hanya dapat mengukur besarnya nilai
probabilitas tentang kejadian tersebut.
‘probability’ is a measure of a likelihood of the occurance of a random event.
(Mendall and Reinmuth, 1982)
Artinya : Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur
tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak.(Mendall dan reinmuth,1982)
Probabilitas didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian,
suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event)
yang akan terjadi di masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan
1. Jika kita mengatakan probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa
tersebut tidak mungkin terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah
peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang
suatu kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak
terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan kejadian
yang mungkin akan terjadi.
B.Macam-macam probabilitas
Probabilitas ada dua macam, yaitu2
Probabilitas a priori, yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan akal, bukan
atas pengalaman. Seperti untuk mengetahui peluang keluarnya mata dadu maka
berpeluang 1/6, karena jumlah mata dadau ada 6.
1. Probabilitas relative frekuensi, yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan
statistic atau fakta empiris. Disini didasarkan oleh fakta-fakta yang sering
terjadi. Seperti setiap wanita berusia 26 tahun memiliki probabilitas 971
yangdapat mencapai umur 27 tahun, artinya dari 1000 wanita umur 26 tahun
akan meninggal sebanyak 29 orang.
C.Perumusan Probabilitas
1. Perumusan klasik
Perhatikan suatu kejadian A yang dapat terjadi sebanyak x cara dari sluruh n
cara; misalnya ada n barang, x rusak, (n-x) tidak rusak.3
Kalau kita
menagambil suatu barang secara acak (random), lalu ditanyakan berapa
probabilitasnya bahwa barang yang diambil tersebut rusak? Maksudnya berapa
P(A)?
2
Fauzan , http://zadacentre.mywapblog.com/,2012
3
J.Supranto, Statistik(Jakarta: Penerbit Erlangga,1989),233
Ada x barang rusak, ada x cara untuk memperoleh barang yang rusak dari
seluruh barang sebanyak n. A =barang yang rusak, merupakan suatu kejadian
atau event.
Rumus: (a) P(A) = , P(A) ≥ 0 , sebab x≥ 0 , n >0
P(Ā) = (Ā dibaca A bar)
(b) P(Ā) = 1 – P(A) ,Ā = bukan A (bukan barang rusak)
Ā = Komplemen
Kalau x = 0 ,P(A) = = 0 ,(tak ada barang rusak)
Kalau x = n ,P(A) = = 1,(semua barang rusak)
Jadi 0 ≤ P(A) ≤ 1 , A sering disebut sukses Ā sering disebut
gagal
Artinya probabilitas terjadinya A ,yaitu P(A) ,nilainya paling kecil 0 dan
paling besar 1.
Contoh 1:
Kepala pabrik mengatakan bahwa dari 100 barang produksinya , ada
25 yang rusak..Kalau barang dibungkus rapi ,kemudian seorang pembeli
mengambil satu barang secara acak.Berapakah probabilitasnya,bahwa barang
tersebut rusak.
Pemecahan:
n = 100 =banyaknya barang produksi
x = 25 =banyaknya barang rusak
A = Kejadian (event) barang rusak
P(A) =
Jadi,besarnya probabilitsa (kemungkinan) untuk memperoleh barang rusak =
25%
2. Perumusan dengan frekuensi relatif
Perhitungan probabilitas seprti di atas merupakan perhitungan secara
klasik, dimana kita harus mengetahui terlebih dahulu kejadian yang akan muncul
seara keseluruhan, yang dalam prakteknya sukar untuk dilaksananakan.
Perumusan konsep probabilitas dengan cara klasik mempunyai
kelemahan karena menuntut syarat semua hasil mempunyai kesempatan atau
kemungkinan yang sama untuk muncul. Pengertian ini mengaburkan adanya
probabilitas yang sama. Sehubungan dengan itu dikembangkan konsep
probabilitas berdasarkan konsep statistik, yaitu dengan pendekatan empiris.
Probabilitas empiris dari suatu kejadian dirumuskan dengaan memakai frekuensi
relatif dari terjadinya suatu kejadian dengan syarat banyaknya pengamatan atau
banyaknya sampel n adalah sangat besar. Bila n bertambah besar sampai tak
berhingga (n→∞), maka probabilitas dari kejadian E adalah sama dengan nilai
limit dari frekuensi relatif dari kejadian E tersebut. Dengan demikian, jika
kejadian E terjadi sebanyak f kali dari keseluruhan pengamatan sebanyak n,
dimana n mendekati tak berhingga (n→∞),4
maka probabilitas kejadian E
dirumuskan sebagai:
P (E) =
Walaupun mudah dan berguna dalam praktek, tetapi secara matematis
perumusan konsep probabiitas dengan frekuensi relatif ini juga mempunyai
kelemahan, karena suatu nilai limit yang benar-benar mungkin sebenarnya ada.
Oleh karena itu, konsep probabilitas modern dikembangkan dengan memakai
pendekatan aksiomatis, yaitu suatu kebenaran yang diterima secara apa adanya
tanpa memerlukan bukti matematis, dimana konsep probabilitas tidak
didefinisikan seperti konsep titik dan konsep garis yang tidak didefinisian dalam
ilmu geometri.
contoh :
dari 100 mahasiswa yang mengikuti ujian statisika, distribusi frekuensi
nilai mahasisawa adalah seperti tabel dibawah ini
Nilai X 45 55 65 75 85 95
Frekuensi (f) 10 15 30 25 15 5
Maka probabilitas kejadian E mahasiswa memperoleh nilai tersebut adalah :
P(E) = P(X=45) = = 0,1 , P(E) = P(X=55) = = 0,15, dan seterusnya.
Contoh 2:
4
Ibid,235
Pada suatu penelitian terhadap 65 karyawan yang bekerja di
perusahaan swasta,salah satu karakteristik yang ditanyakan ialah besarnya
gaji/upah bulanan.
X = upah bulanan dalam ribuan rupiah
X 55 65 75 85 95 105 115
F 8 10 16 14 10 5 2
Kalau disuatu jalan kita bertemu dengan salah seorang karyawan
tersebut , berapakah besarnya probabilitas bahwa upahnya Rp.65 ribu ,Rp.105
ribu?
Pemecahan:
P(X = 65) =
P(X = 105) =
D.Ruang Sampel dan kejadian
Kumpulan (himpunan) dari semua hasil yang mungkin muncul atau terjadi
pada suatu percobaan statistk disebut ruang sampel yang dilambangkan dengan
himpnan S, sedangkan anggota-anggota dari S disebut tiik sampel.
Kumpulan (himpunan) dari hasil yang muncul atau terjadi pada suatu
percobaan statistik disebut kejadian atau peristiwa (event) yang dilambangkan
dengan himpunan A. Begitu juga anggota-anggota dari A disebut titik sampel.
S
A
Hubungan antara kejadian A dengan ruang sampel S digambarkan sebagai
berikut:
Dari gambar diatas ada keteraitan antara kejadian A dan ruang sampel
S pada konsep probabilitas dengan himpunan bagian A dan himpunan semesta
S pada teori himpunan yaitu sebagai berikut.
Konsep probabilitas teori himpunan
Ruang sampel S Himpunan semessta S
Kejadian A himpunan bagian A
Titik sampel Anggota Himpunan
Berdasarkan kejadian A dan ruang sampel S tersebut, maka
perumusan konsep probabilitas didefinisikan sebagai berikut.
Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S yang
terjadi dalam n cara, maka probabilitas kejadian A adalah:
P(A) = =
Dimana n (A) = banyaknya anggota A dan n (S)= banyaknya anggota S
Perhatikan bahwa pada definisi probabilitas tersebut idak menuntut
syarat bahwa semua ttik sampel mempunyai kesempatan atau kemunkinan
yang sama untuk muncul. Definisi probabilitas kejadian ini terlepas dari
definisi probabilitas yang dimunculkan secara klasik maupun yang
dirumuskan dengan memakai frekuensi relatif. Definisi probabilitas tersebut
lebih umum dari pada definsi probabilitas klasik dan rumus frekuensi relatf.
Dengan memakai rumus diatas, maka kita dapat menentukan
probabilitas dari sembarang kejadian A yang didefinisikan pada S.
Contoh 1:
Pada pelemparan sebuah dadu, misalkan kejadian A menyatakan
munculnya muka dadu genap pada S, maka A={2,4,6,} , sehingga probabilitas
kejadian A adalah:
P (A) = =
Contoh 2:
Pada pelemparan dua buah dadu
1. Tentukan ruang sampel S!
2. Bila A menyatakan kejadian munculnya dua dadu dengan muka sama,
tentukan P(A)!
3. Bila B menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua dadu kurang
dari 5, tentukan lah P(B)!
Jawab:
Hasil-hasil yang mungkin muncul dari dua dadu tersebut di tunjukan
pada tabel berikut ini:
TABEL
Dadu II
1 2 3 4 5 6
Dadu I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
1. Ruang sampel S = {(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6), ..., (6,6)} Banyaknya
anggota S adalah n(S) = 36
2. A= kejadian munculnya dua dadu dengan muka yang sama = {(1,1), (2,2),
(3,3), (4,4), (5,5), (6,6). Banyaknya anggota A adalah n(A)
Jadi probabilitas kejadian A ialah P(A)= =
A= kejadian munculnya jumlah muka 2 dadu kurang dar 5 = {(1,1) ,
(1,2) , (3,1) , (1,3), {2,2)} jadi, P(A)= =
E.Sifat-Sifat Probabilitas Kejadian A
Dengan pengetahuan kejadian A, ruang sampel S, dan peluang kejadian A
pada S, yaitu P(A) = = , maka dapat diselidiki sifat-sifat dari P(A) 5
Sifat 1 :
Penjelasan dari sifat ini adalah sebagai berikut. A merupakan
himpunan bagian dari S, yaitu A S, maka banyaknya anggota A
selalu lebih sedikit dari banayknya anggota S, yaitu n(A) n(S)
sehingga
0 yaitu 0 P(A) 1,........ (1)
Sifat 2 :
dalam hal A= , himpunan kosong, artinya A tidak terjadi pada S,
maka n(A) = 0, sehingga
P(A) = = = 0
Sifat 3 :
dalam hal A=S, maksimum banyaknya anggota A sama dengan
banyaknya anggota S, maka n(A) = n(S) = n sehingga
P(A) = = = 1
Bila hasil (1), (2), dan (3) digabung maka diperoleh sifat:
0
5
Boediono, Wayan Kostar, Statistika dan Probabilitas (Bandung: Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya,2002),247
Dalam hal P(A) = 0, dikatakan A kejadian yang mustahil terjadi dan
dalam hal P(A) = 1 dikatakan A kejadian yang pasti terjadi.
F.Peristiwa dalam probabilitas
1. Peristiwa saling lepas (mutually exclusive)
Dua peritiwa merupakan peristiwa yang Mutually Eclusive jika
terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang
lain. Peristiwa tersebut tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan, peristiwa
saling asing.
Jika peristiwa A danb B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah :
P ( A U B) = P (A) + P (B)
Contoh :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peristiwa-peristiwanya adalah :
A = peristiwa mata dadu 2 muncul
B = mata dadu lebih dari 4 muncul
Tentukan probabilitasnya dari kejadian P (A U B) :
P (A) = 1/6 dan P (B) =2/6
P ( A U B ) = 1/6 + 2/6 = 1/2
2. Peristiwa Non Ecxclusive ( tidak saling lepas)
Dua peristiwa dikatakan non exclusive , bila dua peristiwa tidak
saling lepas atau kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi bersamaan
Dirumuskan sbb :
Contoh :
Setumpuk kartu bridge yang akan diambil salah satu kartu. Berapa
probabilitasnya adalam sekali pengambilan tersebut akan diperoleh kartu Ace
atau kartu Diamont ?
Dimisalkan : A = kartu Ace
D = kartu Diamont
Maka P(AUD) = P(A) + P(D) – P(A∩D)
= 4/52 + 13/52 - 1/52 = 16/52
Jika terdapat 3 peristiwa dirumuskan sebagai berikut :
P (AUBUC) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A∩B)- P(A∩C) - P(B∩C) +
P(A∩B∩C)
3. Peristiwa Independent (Bebas)
Peristiwa terjadi atau tidak terjadi tidak mempengaruhi dan tidak
dipengaruhi peristiwa lainnya.
Apabila A dab B dua peristiwa yang Independent, maka probabilitas
bahwa keduanya akan terjadi bersama-sama dirumuskan sebagai berikut :
P (AUB) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
P (A∩B) = P(A) x P(B)
4. Peristiwa dependent ( Bersyarat)
Terjadi jika peristiwa yang satu mempengaruhi/merupakan syarat
terjadinya peristiwa yang lain.
Probabilitas bahwa B akan terjadi bila diketahui bahwa A telah terjadi
ditulis sbb :
P( B/A)
Dengan demikian probabilitas bahwa A dan B akan terjadi dirumuskan sbb :
P(A∩B) = P(A) x P(B/A)
Sedang probabilitas A akan terjadi jika diketahui bahwa B telah terjadi
ditulid sbb :
P (A/B)
Maka probabilitas B dan A akan terjadi dirumuskan sbb :
Contoh :
Dua buah tas berisi sejumlah bola. Tas peertama berisi 4 bola putih
dan 2 bola hitam. Tas kedua berisi 3 bola putih dan 5 bola hitam. Jika sebuah
bola diambil dari masing-masing tas tersebut, hitunglah probabilitasnya
bahwa :
a. Keduanya bola putih
b. Keduanya bola hitam
c. Satu bola putih dan satu bola hitam
P (A∩B) = P(B) x P(A/B)
Jawab
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih dari tas
pertama dan A2 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih di tas kedua,
maka :
P(A1 ∩A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 4/6 X 3/8 = 1/4
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa tidak terambilnya bola putih dari
tas pertama (berarti terambilnya bola hitam) dan A2 menunjukkan peristiwa
tidak terambilny7a bola putih dari tas kedua (berarti terambilnya bola hitam)
maka :
P(A1∩A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 2/6 x 5/8 = 10/48 =
5/24
Probabilitas yang dimaksud adalah :
P(A1∩B2) U P(B1∩A2)
5. Harapan Matematis
Jika P1, P2…..Pk merupakan probabilitas terjadinya peristiwa maka
E1, E2 …….Ek dan andaikan V1, V2…….Vk adalah nilai yang diperoleh jika
masing-masing peristiwa diatas terjadi, maka harapan matematis untuk
memperoleh sejumlah nilai adalah :
E(V) = P1 V1 + P2V2 + ………Pk Vk
Contoh :
Dalam suatu permainan berhadiah, pihak penyelenggara akan
membayar Rp. 180.000,- apabila pemain mendapat kartu Ace, dan akan
membayar Rp. 100.000,- apabila mendapoatkan kartu King dari setumpuk
kartu bridge yang berisi 52 kartu. Bila tidak mendapatkan kartu ace dan kartu
King pemain harus membayar Rp. 45.000,- . berapa harapan matematis
pemain tersebut ?
Jawab
E (V) = Rp. 180.000 ( 4/52) + 100.000 (4/52) – 45.000 (44/52)
= Rp. 16.538,46 = Rp. 16.500,-
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Probabilitas adalah kemungkinan yang terjadi berdasarkan keadaan yang
telah ada atau dapat diartikan sebagai suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak.
2. Perumusan probabilitas itu sendiri terdiri dari 2,yaitu
a. Perumusan klasik
b. Perumusan dengan frekuensi relatif
3. Kumpulan (himpunan) dari semua hasil yang mungkin muncul atau terjadi
pada suatu percobaan statistik yang dilambangkan dengan himpnan S.
B.Penutup
Demikian makalah ini penulis sampaikan, disini penulis menyadari sepenuh
hati, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Saran dan kritik yang membangun
sangat penulis tunggu guna memperbaiki pembuatan makalah dikemudian hari.
Demikian dan terimakasih.
Daftar Pustaka
Boediono, Wayan Kostar. Statistika dan Probabilitas.Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya.Bandung,2002.
Fauzan. Probabilitas. http://zadacentre.mywapblog.com . 2012.
Gusti N.W.Probabilitas(Peluang).http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/
probabilitas peluang.html. 2012.
J.Supranto. Statistik,Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta,1989.
Yahya Yusuf, D.Suryadi H.S, Agus S.Matematika Dasar.Penerbit Ghalia
Indonesia.Bogor, 2011.

More Related Content

What's hot

Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Deni Wahyu
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05KuliahKita
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiRosmaiyadi Snt
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)reno sutriono
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratIr. Zakaria, M.M
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Statistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasStatistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasSelvin Hadi
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingDwi Andriyanto
 
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015Rahmi Elviana
 
Statistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasStatistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasIr. Zakaria, M.M
 

What's hot (20)

Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Statistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasStatistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitas
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
 
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015
 
Statistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasStatistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitas
 
Penerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linierPenerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linier
 
Analisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear SederhanaAnalisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear Sederhana
 

Similar to Probabilitas

Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistikaNida Hilya
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...Ancilla Kustedjo
 
Probabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxProbabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxImanSolahudin
 
Hitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptxHitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptxadnanyusuf17
 
Ekonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarEkonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarnur_asifah
 
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso WeygantAkuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso WeygantAmalia Dekata
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalFachran Arifin
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1zenardjov
 
statistika sebagai sarana
statistika sebagai saranastatistika sebagai sarana
statistika sebagai saranaBakti Gunawan
 
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebasMateri p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebasJen Kelana
 
Jurnal hipergonometrik
Jurnal hipergonometrikJurnal hipergonometrik
Jurnal hipergonometrikdestia1512
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitassilfiaa99
 
Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)RezkyHayati
 

Similar to Probabilitas (20)

Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 4 : Konsep Probabilitas, Distribusi Prob...
 
Probabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxProbabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptx
 
probobilitas
probobilitasprobobilitas
probobilitas
 
Hitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptxHitung Perataan I.pptx
Hitung Perataan I.pptx
 
Ekonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarEkonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besar
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso WeygantAkuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
kel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptxkel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptx
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 
Penalaran induktif
Penalaran induktifPenalaran induktif
Penalaran induktif
 
Biostatistika Dasar
Biostatistika DasarBiostatistika Dasar
Biostatistika Dasar
 
statistika sebagai sarana
statistika sebagai saranastatistika sebagai sarana
statistika sebagai sarana
 
P2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika InferensialP2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika Inferensial
 
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebasMateri p2 sttk inferensial_sig & b bebas
Materi p2 sttk inferensial_sig & b bebas
 
Jurnal hipergonometrik
Jurnal hipergonometrikJurnal hipergonometrik
Jurnal hipergonometrik
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)Rezky hayati(teori peluang)
Rezky hayati(teori peluang)
 

Probabilitas

  • 1. PROBABILITAS (KEMUNGKINAN) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester pada: Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen/Assisten : Indrya mulyaningsih, M.Pd Disusun oleh: Ferry bahtiar putra Kelas: Matematika C/2 PROGRAM STUDI TARBIYAH MATEMATIKA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Kita sebagai manusia sering tidak bisa mengetahui dengan pasti tentang terjadinya suatu kejadian atau peristiwa,apalagi kejadian itu mengenai sesuatu yang akan datang terutama dalam kehidupan sehari-hari. Konsep probabilitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,mulai dari bidang ilmiah ,bidang militer,bidang pemerintahan ,bidang usaha/industri,asuransi,cuaca,sampai masalah-masalah kecil seperti masuk kantor atau tidak karena awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir. Bagi mereka yang lebih kreatif kejadian yang pernah dialaminya dimasa lalu atau bahkan kejadian yang dialami orang lain dijadikan ramalan untuk masa depan seseorang yang dipandangnya menyerupai seseorang tadi. Kadang kita dalam hidup ini perlu yakin adanya kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari ketika kita melakukan suatu kegiatan. Hal ini diperlukan untuk menjadikan perhatian dan pertimbangan dalam kita melankah yang kita ambil dari kejadian-kejadian sebelumnya.
  • 3. B.Rumusan masalah Ada beberapa permasalahan dalam mempelajari materri probabilitas yang penulis susun kedalam suatu Rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud probabilitas? 2. Bagaimanakah perumusan probabilitas? 3. Ruang sampel dalam pobabilias C.Tujuan Tujuan dari penulisan makalah yang bertemakan Probabilias mempunyai beberapa tujuan diantara lain: 1. Untuk mengetahui maksud dari probabilitas 2. Untuk mengetahui perumusan-perumusan dalam probablitas 3. Untuk mengeahui apa itu ruang sampel dalam probabilitas
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Probabilitas (Kemungkinan) Kita sebagai manusia sering tidak bisa mengetahui dengan pasti tentang terjadinya suatu kejadian/peristiwa, apalagi kalau kejadian itu mengenai sesuatu yang akan datang dijawab tanyaan berikut ini adalah contoh mengenai kejadian-kejadian yang tidak dapat dijawab dengan pasti.1 1. Apakah kita bisa hidup sampai 50 tahun? 2. Apakah di masa mendatang hasil penjualan akan naik? 3. Apakah di masa mendatang penerimaan Negara akan meningkat? 4. Apakah akan ada kenaikan harga makanan tahun depan? 5. Apakah produksi padi akan naik? .Konsep probabilitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bidang ilmiah, bidang militer, bidang pemerintahan, bidang usaha/industry, asuransi, cuaca, sampai pada masalah-masalah kecil seperti masuk kantor atau tidak karena awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir. Suatu proses disebut acak, kalau hasil proses itu tidak dapat ditentukan sebelumnya dengan pasti. Suatu kejadian disebut acak (random event) kalau terjadinya kejadian 1 Boediono, Wayan Kostar, Statistika dan Probabilitas (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya,2002),238
  • 5. itu tidak dapat diketahui dengan pasti sebelumnya. Oleh karena tidak bisa diketahui dengan pasti maka paling-paling kita hanya dapat mengukur besarnya nilai probabilitas tentang kejadian tersebut. ‘probability’ is a measure of a likelihood of the occurance of a random event. (Mendall and Reinmuth, 1982) Artinya : Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak.(Mendall dan reinmuth,1982) Probabilitas didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita mengatakan probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan kejadian yang mungkin akan terjadi.
  • 6. B.Macam-macam probabilitas Probabilitas ada dua macam, yaitu2 Probabilitas a priori, yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan akal, bukan atas pengalaman. Seperti untuk mengetahui peluang keluarnya mata dadu maka berpeluang 1/6, karena jumlah mata dadau ada 6. 1. Probabilitas relative frekuensi, yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan statistic atau fakta empiris. Disini didasarkan oleh fakta-fakta yang sering terjadi. Seperti setiap wanita berusia 26 tahun memiliki probabilitas 971 yangdapat mencapai umur 27 tahun, artinya dari 1000 wanita umur 26 tahun akan meninggal sebanyak 29 orang. C.Perumusan Probabilitas 1. Perumusan klasik Perhatikan suatu kejadian A yang dapat terjadi sebanyak x cara dari sluruh n cara; misalnya ada n barang, x rusak, (n-x) tidak rusak.3 Kalau kita menagambil suatu barang secara acak (random), lalu ditanyakan berapa probabilitasnya bahwa barang yang diambil tersebut rusak? Maksudnya berapa P(A)? 2 Fauzan , http://zadacentre.mywapblog.com/,2012 3 J.Supranto, Statistik(Jakarta: Penerbit Erlangga,1989),233
  • 7. Ada x barang rusak, ada x cara untuk memperoleh barang yang rusak dari seluruh barang sebanyak n. A =barang yang rusak, merupakan suatu kejadian atau event. Rumus: (a) P(A) = , P(A) ≥ 0 , sebab x≥ 0 , n >0 P(Ā) = (Ā dibaca A bar) (b) P(Ā) = 1 – P(A) ,Ā = bukan A (bukan barang rusak) Ā = Komplemen Kalau x = 0 ,P(A) = = 0 ,(tak ada barang rusak) Kalau x = n ,P(A) = = 1,(semua barang rusak) Jadi 0 ≤ P(A) ≤ 1 , A sering disebut sukses Ā sering disebut gagal Artinya probabilitas terjadinya A ,yaitu P(A) ,nilainya paling kecil 0 dan paling besar 1. Contoh 1: Kepala pabrik mengatakan bahwa dari 100 barang produksinya , ada 25 yang rusak..Kalau barang dibungkus rapi ,kemudian seorang pembeli mengambil satu barang secara acak.Berapakah probabilitasnya,bahwa barang tersebut rusak. Pemecahan: n = 100 =banyaknya barang produksi
  • 8. x = 25 =banyaknya barang rusak A = Kejadian (event) barang rusak P(A) = Jadi,besarnya probabilitsa (kemungkinan) untuk memperoleh barang rusak = 25% 2. Perumusan dengan frekuensi relatif Perhitungan probabilitas seprti di atas merupakan perhitungan secara klasik, dimana kita harus mengetahui terlebih dahulu kejadian yang akan muncul seara keseluruhan, yang dalam prakteknya sukar untuk dilaksananakan. Perumusan konsep probabilitas dengan cara klasik mempunyai kelemahan karena menuntut syarat semua hasil mempunyai kesempatan atau kemungkinan yang sama untuk muncul. Pengertian ini mengaburkan adanya probabilitas yang sama. Sehubungan dengan itu dikembangkan konsep probabilitas berdasarkan konsep statistik, yaitu dengan pendekatan empiris. Probabilitas empiris dari suatu kejadian dirumuskan dengaan memakai frekuensi relatif dari terjadinya suatu kejadian dengan syarat banyaknya pengamatan atau banyaknya sampel n adalah sangat besar. Bila n bertambah besar sampai tak berhingga (n→∞), maka probabilitas dari kejadian E adalah sama dengan nilai limit dari frekuensi relatif dari kejadian E tersebut. Dengan demikian, jika kejadian E terjadi sebanyak f kali dari keseluruhan pengamatan sebanyak n,
  • 9. dimana n mendekati tak berhingga (n→∞),4 maka probabilitas kejadian E dirumuskan sebagai: P (E) = Walaupun mudah dan berguna dalam praktek, tetapi secara matematis perumusan konsep probabiitas dengan frekuensi relatif ini juga mempunyai kelemahan, karena suatu nilai limit yang benar-benar mungkin sebenarnya ada. Oleh karena itu, konsep probabilitas modern dikembangkan dengan memakai pendekatan aksiomatis, yaitu suatu kebenaran yang diterima secara apa adanya tanpa memerlukan bukti matematis, dimana konsep probabilitas tidak didefinisikan seperti konsep titik dan konsep garis yang tidak didefinisian dalam ilmu geometri. contoh : dari 100 mahasiswa yang mengikuti ujian statisika, distribusi frekuensi nilai mahasisawa adalah seperti tabel dibawah ini Nilai X 45 55 65 75 85 95 Frekuensi (f) 10 15 30 25 15 5 Maka probabilitas kejadian E mahasiswa memperoleh nilai tersebut adalah : P(E) = P(X=45) = = 0,1 , P(E) = P(X=55) = = 0,15, dan seterusnya. Contoh 2: 4 Ibid,235
  • 10. Pada suatu penelitian terhadap 65 karyawan yang bekerja di perusahaan swasta,salah satu karakteristik yang ditanyakan ialah besarnya gaji/upah bulanan. X = upah bulanan dalam ribuan rupiah X 55 65 75 85 95 105 115 F 8 10 16 14 10 5 2 Kalau disuatu jalan kita bertemu dengan salah seorang karyawan tersebut , berapakah besarnya probabilitas bahwa upahnya Rp.65 ribu ,Rp.105 ribu? Pemecahan: P(X = 65) = P(X = 105) = D.Ruang Sampel dan kejadian Kumpulan (himpunan) dari semua hasil yang mungkin muncul atau terjadi pada suatu percobaan statistk disebut ruang sampel yang dilambangkan dengan himpnan S, sedangkan anggota-anggota dari S disebut tiik sampel. Kumpulan (himpunan) dari hasil yang muncul atau terjadi pada suatu percobaan statistik disebut kejadian atau peristiwa (event) yang dilambangkan dengan himpunan A. Begitu juga anggota-anggota dari A disebut titik sampel.
  • 11. S A Hubungan antara kejadian A dengan ruang sampel S digambarkan sebagai berikut: Dari gambar diatas ada keteraitan antara kejadian A dan ruang sampel S pada konsep probabilitas dengan himpunan bagian A dan himpunan semesta S pada teori himpunan yaitu sebagai berikut. Konsep probabilitas teori himpunan Ruang sampel S Himpunan semessta S Kejadian A himpunan bagian A Titik sampel Anggota Himpunan Berdasarkan kejadian A dan ruang sampel S tersebut, maka perumusan konsep probabilitas didefinisikan sebagai berikut. Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S yang terjadi dalam n cara, maka probabilitas kejadian A adalah: P(A) = = Dimana n (A) = banyaknya anggota A dan n (S)= banyaknya anggota S
  • 12. Perhatikan bahwa pada definisi probabilitas tersebut idak menuntut syarat bahwa semua ttik sampel mempunyai kesempatan atau kemunkinan yang sama untuk muncul. Definisi probabilitas kejadian ini terlepas dari definisi probabilitas yang dimunculkan secara klasik maupun yang dirumuskan dengan memakai frekuensi relatif. Definisi probabilitas tersebut lebih umum dari pada definsi probabilitas klasik dan rumus frekuensi relatf. Dengan memakai rumus diatas, maka kita dapat menentukan probabilitas dari sembarang kejadian A yang didefinisikan pada S. Contoh 1: Pada pelemparan sebuah dadu, misalkan kejadian A menyatakan munculnya muka dadu genap pada S, maka A={2,4,6,} , sehingga probabilitas kejadian A adalah: P (A) = = Contoh 2: Pada pelemparan dua buah dadu 1. Tentukan ruang sampel S! 2. Bila A menyatakan kejadian munculnya dua dadu dengan muka sama, tentukan P(A)! 3. Bila B menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua dadu kurang dari 5, tentukan lah P(B)! Jawab:
  • 13. Hasil-hasil yang mungkin muncul dari dua dadu tersebut di tunjukan pada tabel berikut ini: TABEL Dadu II 1 2 3 4 5 6 Dadu I 1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) 2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) 3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) 4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6) 5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) 6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6) 1. Ruang sampel S = {(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6), ..., (6,6)} Banyaknya anggota S adalah n(S) = 36 2. A= kejadian munculnya dua dadu dengan muka yang sama = {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4), (5,5), (6,6). Banyaknya anggota A adalah n(A) Jadi probabilitas kejadian A ialah P(A)= = A= kejadian munculnya jumlah muka 2 dadu kurang dar 5 = {(1,1) , (1,2) , (3,1) , (1,3), {2,2)} jadi, P(A)= =
  • 14. E.Sifat-Sifat Probabilitas Kejadian A Dengan pengetahuan kejadian A, ruang sampel S, dan peluang kejadian A pada S, yaitu P(A) = = , maka dapat diselidiki sifat-sifat dari P(A) 5 Sifat 1 : Penjelasan dari sifat ini adalah sebagai berikut. A merupakan himpunan bagian dari S, yaitu A S, maka banyaknya anggota A selalu lebih sedikit dari banayknya anggota S, yaitu n(A) n(S) sehingga 0 yaitu 0 P(A) 1,........ (1) Sifat 2 : dalam hal A= , himpunan kosong, artinya A tidak terjadi pada S, maka n(A) = 0, sehingga P(A) = = = 0 Sifat 3 : dalam hal A=S, maksimum banyaknya anggota A sama dengan banyaknya anggota S, maka n(A) = n(S) = n sehingga P(A) = = = 1 Bila hasil (1), (2), dan (3) digabung maka diperoleh sifat: 0 5 Boediono, Wayan Kostar, Statistika dan Probabilitas (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya,2002),247
  • 15. Dalam hal P(A) = 0, dikatakan A kejadian yang mustahil terjadi dan dalam hal P(A) = 1 dikatakan A kejadian yang pasti terjadi. F.Peristiwa dalam probabilitas 1. Peristiwa saling lepas (mutually exclusive) Dua peritiwa merupakan peristiwa yang Mutually Eclusive jika terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. Peristiwa tersebut tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan, peristiwa saling asing. Jika peristiwa A danb B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah : P ( A U B) = P (A) + P (B) Contoh : Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peristiwa-peristiwanya adalah : A = peristiwa mata dadu 2 muncul B = mata dadu lebih dari 4 muncul Tentukan probabilitasnya dari kejadian P (A U B) : P (A) = 1/6 dan P (B) =2/6 P ( A U B ) = 1/6 + 2/6 = 1/2 2. Peristiwa Non Ecxclusive ( tidak saling lepas) Dua peristiwa dikatakan non exclusive , bila dua peristiwa tidak saling lepas atau kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi bersamaan
  • 16. Dirumuskan sbb : Contoh : Setumpuk kartu bridge yang akan diambil salah satu kartu. Berapa probabilitasnya adalam sekali pengambilan tersebut akan diperoleh kartu Ace atau kartu Diamont ? Dimisalkan : A = kartu Ace D = kartu Diamont Maka P(AUD) = P(A) + P(D) – P(A∩D) = 4/52 + 13/52 - 1/52 = 16/52 Jika terdapat 3 peristiwa dirumuskan sebagai berikut : P (AUBUC) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A∩B)- P(A∩C) - P(B∩C) + P(A∩B∩C) 3. Peristiwa Independent (Bebas) Peristiwa terjadi atau tidak terjadi tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi peristiwa lainnya. Apabila A dab B dua peristiwa yang Independent, maka probabilitas bahwa keduanya akan terjadi bersama-sama dirumuskan sebagai berikut : P (AUB) = P(A) + P(B) – P(A∩B) P (A∩B) = P(A) x P(B)
  • 17. 4. Peristiwa dependent ( Bersyarat) Terjadi jika peristiwa yang satu mempengaruhi/merupakan syarat terjadinya peristiwa yang lain. Probabilitas bahwa B akan terjadi bila diketahui bahwa A telah terjadi ditulis sbb : P( B/A) Dengan demikian probabilitas bahwa A dan B akan terjadi dirumuskan sbb : P(A∩B) = P(A) x P(B/A) Sedang probabilitas A akan terjadi jika diketahui bahwa B telah terjadi ditulid sbb : P (A/B) Maka probabilitas B dan A akan terjadi dirumuskan sbb : Contoh : Dua buah tas berisi sejumlah bola. Tas peertama berisi 4 bola putih dan 2 bola hitam. Tas kedua berisi 3 bola putih dan 5 bola hitam. Jika sebuah bola diambil dari masing-masing tas tersebut, hitunglah probabilitasnya bahwa : a. Keduanya bola putih b. Keduanya bola hitam c. Satu bola putih dan satu bola hitam P (A∩B) = P(B) x P(A/B)
  • 18. Jawab Misalnya A1 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih dari tas pertama dan A2 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih di tas kedua, maka : P(A1 ∩A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 4/6 X 3/8 = 1/4 Misalnya A1 menunjukkan peristiwa tidak terambilnya bola putih dari tas pertama (berarti terambilnya bola hitam) dan A2 menunjukkan peristiwa tidak terambilny7a bola putih dari tas kedua (berarti terambilnya bola hitam) maka : P(A1∩A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 2/6 x 5/8 = 10/48 = 5/24 Probabilitas yang dimaksud adalah : P(A1∩B2) U P(B1∩A2) 5. Harapan Matematis Jika P1, P2…..Pk merupakan probabilitas terjadinya peristiwa maka E1, E2 …….Ek dan andaikan V1, V2…….Vk adalah nilai yang diperoleh jika masing-masing peristiwa diatas terjadi, maka harapan matematis untuk memperoleh sejumlah nilai adalah : E(V) = P1 V1 + P2V2 + ………Pk Vk
  • 19. Contoh : Dalam suatu permainan berhadiah, pihak penyelenggara akan membayar Rp. 180.000,- apabila pemain mendapat kartu Ace, dan akan membayar Rp. 100.000,- apabila mendapoatkan kartu King dari setumpuk kartu bridge yang berisi 52 kartu. Bila tidak mendapatkan kartu ace dan kartu King pemain harus membayar Rp. 45.000,- . berapa harapan matematis pemain tersebut ? Jawab E (V) = Rp. 180.000 ( 4/52) + 100.000 (4/52) – 45.000 (44/52) = Rp. 16.538,46 = Rp. 16.500,-
  • 20. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan 1. Probabilitas adalah kemungkinan yang terjadi berdasarkan keadaan yang telah ada atau dapat diartikan sebagai suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak. 2. Perumusan probabilitas itu sendiri terdiri dari 2,yaitu a. Perumusan klasik b. Perumusan dengan frekuensi relatif 3. Kumpulan (himpunan) dari semua hasil yang mungkin muncul atau terjadi pada suatu percobaan statistik yang dilambangkan dengan himpnan S. B.Penutup Demikian makalah ini penulis sampaikan, disini penulis menyadari sepenuh hati, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis tunggu guna memperbaiki pembuatan makalah dikemudian hari. Demikian dan terimakasih.
  • 21. Daftar Pustaka Boediono, Wayan Kostar. Statistika dan Probabilitas.Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.Bandung,2002. Fauzan. Probabilitas. http://zadacentre.mywapblog.com . 2012. Gusti N.W.Probabilitas(Peluang).http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/ probabilitas peluang.html. 2012. J.Supranto. Statistik,Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta,1989. Yahya Yusuf, D.Suryadi H.S, Agus S.Matematika Dasar.Penerbit Ghalia Indonesia.Bogor, 2011.