SlideShare a Scribd company logo
TUGAS UJIAN AKHIR 
SEMESTER 
RESUME FILSAFAT ILMU 
SUCI RUKMANA 
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN 
PROGRAM PASCA SARJANA 
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 
2014
Table of Contents 
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3 
DASAR DASAR PENGETAHUAN : PENALARAN, LOGIKA, SUMBER PENGETAHUAN, 
KRITERIA KEBENARAN ................................................................................................. 4 
ONTOLOGI : METAFISIKA, ASUMSI, PELUANG ............................................................... 6 
ONTOLOGI: BEBERAPA ASUMSI DALAM ILMU, BATAS PENELAHAN ILMU ....................... 8 
EPISTIMOLOGI: PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH . 10 
EPISTIMOLOGI: INDUKTIVISME, PROBLEMA INDUKSI, KETERGANTUNGAN OBSERVASI 
PADA TEORI.............................................................................................................. 12 
EPISTIMOLOGI: PARADIGMA KHUN............................................................................ 14 
SARANA BERFIKIR ILMIAH : BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA .......................... 16 
AKSIOLOGI : ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, REVOLUSI 
GENETIKA ................................................................................................................. 18 
AKSIOLOGI : ILMU DAN KEBUDAYAAN, PERKEMBANGAN ILMU DAN PERKEMBANGAN 
KEBUDAYAAN NASIONAL........................................................................................... 19 
AKSIOLOGI : PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH ...................................................... 21 
FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IDEALISME, REALISME, MATERIALISME............................. 23 
ESSENSIALISME, PERENIALISME, REKONSTRUKSIONISME ............................................ 25 
PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME, PROGRESIVISME ................................................. 27 
MATERIALISME ......................................................................................................... 29 
DAFTAR ISI................................................................................................................ 31
KATA PENGANTAR 
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah 
melimpahkan karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan 
Resume tentang materi “ Filsafat Ilmu ”. 
Terselesaikannya pembuatan Resume ini bukanlah karena kepandaian saya 
saja. Namun karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Baik berupa adanya 
bimbingan, arahan dan saran-saran. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih 
dan penghargaan yang tulus kepada Bapak Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M. 
Dan Ibu Dr. Rahmi Susanti, M.Si yang telah memberikan arahan di setiap 
pertemuan mata kuliah ini. 
Saya menyadari bahwa Resume ini masih banyak kekurangan dan jauh dari 
sempurna baik dalam penyusunan maupun penulisannya. Saya berharap semoga 
Resume ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentu bagi saya selaku penulis . 
3 
Palembang, Desember 2014
DASAR DASAR PENGETAHUAN : PENALARAN, LOGIKA, SUMBER 
PENGETAHUAN, KRITERIA KEBENARAN 
Pengetahuan adalah Informasi yang telah diproses yang diperoleh 
manusia melalui pemahaman, pembelajaran, pengamatan akal serta pengalaman. 
Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu dengan 
pendidikan seseorang mendapatkan pengetahuan melalui apa yang telah orang itu 
pelajari, dengan pengalaman misalkan apabila sesudah merumput baiknya rumput 
tersebut dikumpulkan dan didiamkan untuk beberapa hari maka rumput tersebut 
dapat dijadikan pupuk dengan beberapa campuran jadi berdasarkan pengalaman 
seseorang bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik lagi, dengan Usia 
seseorang juga mempunyai pengetahuan yang lebih banyak lagi karena umur jadi 
banyak pengalaman yg orang itu ketahui. 
Dengan pengetahuan maka seseorang dapat bernalar, menurut 
Suriasumatri (2001: 42) penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam 
pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan. Jadi bernalar itu proses 
berfikir dimana manusia dapat mengembangkan pengetahuan nya. pengetahuan 
mampu dikembangkan manusia karena dua hal yang pertama manusia mempunyai 
bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang 
melatarbelakangi informasi tersebut, yang kedua manusia mampu 
mengembangkan pengetauan nya dengan cepat maksud nya kemampuan berfikir 
menurut alur kerangka berfikir tersebut. misalnya mengapa gunung bisa meletus 
maka disini manusia harus berfikir nalar seperti factor apa saja yang menyebabkan 
gunung dapat meletus dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah semua itu. 
Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri ciri yaitu logika. 
Louis O. Kattsoff (1987:28) Logika ialah ilmu pengetahuan mengenai 
penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetahuan ini menguraikan tentang aturan-aturan 
serta cara-cara untuk mencapai kesimpulan, setelah didahului oleh suatu prangkat 
premise. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Ada dua logika induktif 
4
dan logika deduktif. Penalaran induktif adalah menarik suatu kesimpulan yang 
bersifat umum misalnya gajah mempunyai mata, kambing mempunyai mata, dan 
juga singa, kucing maka ditarik kesimpulan bersifat umum semua binatang 
mempunyai mata. Sedangkan penalaran deduktif cara berfikir dimana yang 
bersifat umum ditari kesimpulan menjadi khusus, misalnya semua makhluk 
mempunyai mata, sipolan adalah seorang makhluk jadi kesimpulan nya sipolan 
mempunyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif sebab kesimpulan ini 
ditarik secara logis dari dua premis yang mendukung. Pengetahuan dapat 
diperoleh dari berbagai aspek yaitu kau rasionalisme mengggunakan metode 
deduktif dalam menyusun pengetahuan nya, premis yang dipakai dalam penalaran 
nya didapat dari ide yang jelas dan dapat diterima, dan ide ini bukan lah ciptaan 
pikiran manusia. Sedangkan kaum empiris menganggap dunia ini nyata karna 
dapat dilihat dengan pancaindra dan pengalaman adalah cara dalam menemukan 
pengetahuan dan pancaindra sebagai alat yang menangkapnya. 
Intuisi adalah Pengetahuan yang tiba-tiba, pengetahuan ini dipergunakan 
sebagai hipotesis bagi analisis dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang 
dikemukan. Wahyu adalah pengetahuan yang dismpaikan oleh tuhan kepada 
manusia melalui nabi nabi yang sudah diutusnya. Kepercayaan kepada tuhan 
adalah sumber pengetahuan. Teori kebenaran didasarkan pada criteria kebenaran 
yaitu koherensi dimana bentuk pengetahuan yang penyusunan nya dilakukan 
dengan pembuktian, misalnya pada pelajaran matematika. Korespodensi adalah 
pernyataan yang benar apabila pengetahuanyang dikandung itu berhubungan 
misalnya ibu kota republic Indonesia adalah Jakarta maka faktanya benar dan 
berhubungan Jakarta memang ibu kota Indonesia. Teori Pragmatisme (Teori 
konsekuensi kegunaan) Teori yang dicetuskan oleh Peirce (1839-1914) ini 
disandarkan pada teori pragmatisme. Penganut teori ini menyatakan bahwa 
kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria 
5
ONTOLOGI : METAFISIKA, ASUMSI, PELUANG 
Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita 
ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian 
mengenai teori tentang “ada”. Metafisika merupakan bagian dari aspek ontologi 
dalam kajian filsafat. Dibidang filsafat metafisika adalah tempat berpijak dari 
setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Beberapa penafsiran yang 
diberikan manusia mengenai alam ini (Jujun, 2005). Supernaturalisme bersifat 
lebih tinggi dibandingkan dengan alam yang nyata. Dari paham Supernatural ini 
lahirlah Animisme, dimana manusia percaya bahwa terdapat roh yang sifatnya 
gaib terdapat dalam benda-benda, tetapi paham naturalis menentang nya karena 
paham in berpendat kalau gejalah alam yang ada tidak disebabkan oleh hal yang 
gaib karena kebenaran yang digunakan logika dan akal, sedangkan paham 
materialis menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. 
Masalah ini tetap dipelajari mengenai makhluk hidup sehingga timbul dua tafsiran 
yang saling bertentangan paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum 
mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan 
gejala kimia-fisika semata, misalnya didalam tubuh manusia berisi dan tersusun 
dari zat zat kimia dan fisika, adanya kandungan zat pada air keringat, Sedangkan 
bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara 
substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata, misalnya manusia itu 
sama seperti robot. Setiap ilmu selalu memerlukan asumsi. 
Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan. suatu 
hipotesis merupakan asumsi karena kebenaran nya lebih besar apabila membuat 
asumsi harus difikirkan factor faktornya misalnya “Bawalah payung agar 
pakaianmu tidak basah waktu sampai ke sekolah”. Asumsi yang digunakan adalah 
hujan akan jatuh di tengah perjalanan ke sekolah. Implikasinya, memakai payung 
akan menghindarkan pakaian dari kebasahan karena hujan. Asumsi menjadi 
masalah yang penting dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Kesalahan 
6
menggunakan asumsi akan berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan. 
Asumsi yang benar akan menjembatani tujuan penelitian sampai penarikan 
kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis. Gejala alam tunduk pada tiga 
karakteristik yaitu determinisme mengartikan pengetahuan adalah bersifat 
empiris, Pilihan Bebas Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan 
pilihannya dimana harus berjalan dengan lancer dan tercapai dan tidak terikat 
pada hukum alam misal, tidak ada tolak ukur yang tepat dalam melambangkan arti 
kebahagiaan. Probabilstik, sifatnya berupa peluang.Ilmu Probabilistik atau ilmu 
tentang peluang termasuk cabang ilmu yang baru. ilmu ini bersama dengan 
statistika berkembang cukup pesat. Peluang dinyatakan dari angka 0 sampai 1. 
Angka 0 menyatakan bahwa suatu kejadian itu tidak mungkin terjadi. Dan angka 1 
menyatakan bahwa sesuatu itu pasti terjadi. Misalnya bahwa peluang semua 
makhluk hidup itu akan mati dinyatakan dengan angka 1. Statistika hanya 
menyatakan distribusi kemungkinan/peluang dari nilai besaran dalam kasus-kasus 
individual. Misalnya peluang munculnya angka tertentu dari lemparan dadu 
adalah 1/6. Hukum statistik tidak meramalkan apa yang akan terjadi atau apa yang 
pasti terjadi dalam suatu lemparan dadu. Hukum ini hanya menyatakan jika kita 
melempar dalam jumlah lemparan yang banyak sekali maka setiap muka dadu 
diharapkan untuk muncul sama seringnya. Karena itu ilmu memberikan 
pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan lewat penafsiran 
kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif (Suriasumantri, 2010:78-80). 
7
ONTOLOGI: BEBERAPA ASUMSI DALAM ILMU, BATAS 
PENELAHAN ILMU 
Ilmu menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana 
teori ilmu pengetahuan yang terjadi di alam. Maka, ilmu menggunakan bukti dari 
eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan 
individual di dalam suatu masyarakat.(mulyadiniarty, 2009). Menurut Suhartono 
dalam mulyadiniarty (2009) asumsi merupakan latar belakang intelektual suatu 
jalur pemikiran. Asumsi merupakan anggapan/andaian dasar tentang sebuah 
realitas. Asumsi merupakan pondasi bagi penyusunan pengetahuan ilmiah. Objek 
yang dikaji oleh ilmu adalah semua objek yang empiris, yaitu objek yang bisa 
ditangkap oleh pancaindera. Menurut Burhanudin Ilmu mempunyai tiga asumsi 
mengenai objek empiris : 
1. Menganggap objek- objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain. 
Misalnya dalam manusia mempunyai kelas serupa dengan kucing yanitu 
sama sama kelas mamalia. 
2. Anggapan bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka 
waktu tertentu. Misalnya Planet- planet memperlihatkan perubahan dalam 
waktu yang relatif sangat panjang bila dibandingkan dengan sebongkah es 
batu di suatu panas terik di musim kemarau. 
3. Determinisme merupakan asumsi ilmu yang ketiga. Kita menganggap 
bahwa suatu gejala bukanlah suatu kejadian yang bersifat kebetulan. 
Misalnya kita temui dalam kehidupan sehari- hari, sesudah langit medung 
maka turunlah hujan atau sesudah gelap terbitlah terang. 
Menurut Sariasumantri (2009:89) dalam mengembangkan asumsi maka harus 
diperhatikan beberapa hal-hal dalam pengembangan asumsi: 
1. Asumsi ini harus asumsi harus relevan dengan bidang ilmu dan tujuan 
8 
pengkajian disiplin keilmuan.
2. Asumsi ini harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya“ bukan 
“bagaimana keadaan seharusnya” dalam kegiatan ekonomis maka manusia 
yang berperan adalah manusia “yang mencari keuntungan yang sebesar-besarnya 
dengan korbanan sekecil- kecilnya” maka itu sajalah yang kita 
jadikan pegangan tidak usah ditambah sebaiknya begini, atau seharusnya 
begitu. 
Ilmu tidak membahas yang di luar pengalaman manusia seperti surga dan 
neraka. “Ilmu tanpa (bimbingan moral) agama adalah buta”, demikian kata 
Einstein. Kebutaan moral dari ilmu mungkin membawa kemanusiaan ke jurang 
malapetaka. Menurut (Rachmat, 2011, p. 143) Ontologi imu membatasi diri pada 
kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa 
diamati melalui pancaindera manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang 
berada pada batas prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pasca-pengalaman 
(seperti surga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya 
9 
dari luar. 
Ilmu terbagi menjadi ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu alam bertujuan mempelajari 
zat yang membentuk alam semesta sedangkan alam kemudian bercabang lagi 
menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), 
astronomi (mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi (the earth science 
yang mempelajari bumi). ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia 
dalam perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan 
kelakuan manusia), ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan 
kehidupannya lewat proses pertukaran), sosiologi (mempelajari sistem dan proses 
dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan bernegara).
EPISTIMOLOGI: PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR 
PENGETAHUAN ILMIAH 
Pengetahuan adalahkhasana kekayaan mental yang secara langsung atau 
tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sulit dibayangkan apabila 
kehidupan manusia tanpa pengetahuan sebab pengetahuan adalah sumber jawaban 
bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Setiap jenis pengetahuan 
mempunyai ciri cirri yang spesifik mengenai , ontology, epistimologi, dan 
aksiologi. Ilmu mempelajari alam bagaimana adanya dan terbataspada lingkup 
pengalaman kita. Randall dan Bucler mmendefinisikan akal sehat sebagai 
pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat 
sporadic atau kebetulan, berdasarkan akal sehat sangat masuk akal setelah 
mengalami beberapa kali terbit dan terbenam matahari menyimpulkan bahwa 
matahari mengelilingi bumi. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam 
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan 
yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode, menurut Senn, merupakan 
prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang memiliki langkah-langkah yang 
sistematis. Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dalam mempelajari 
peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan 
pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Menurut 
kajian epistemologi terdapat beberapa metode untuk memperoleh pengetahuan, 
diantaranya adalah Metode Empirisme yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan 
tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. Metode Rasionalisme 
Untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. Bukan 
berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan pengalaman 
dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh suatu 
pengetahuan. Menurut Rene Descartes (Bapak Rasionalisme), bahwa kebenaran 
suatu pengetahuan melalui metode deduktif melalui cahaya yang terang dari akal, 
Metode Fenomenalisme Menurutnya ada empat macam pengetahuan : 
10
1. Pengetahuan analisis a priori yaitu pengetahuan yang dihasilkan oleh 
analisa terhadap unsur-unsur pengetahuan yang tidak tergantung pada 
adanya pengalaman, atau yang ada sebelum pengalaman. 
2. Pengetahuan sintesis a priori, yaitu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan 
akal terhadap bentuk-bentuk pengalamannya sendiri yang mempersatukan 
dan penggabungan dua hal yang biasanya terpisah. 
3. Pengetahuan analitis a posteriori, yaitu pengetahuan yang terjadi sebagai 
11 
akibat pengalaman. 
4. Pengetahuan sintesis a posteriori yaitu pengetahuan sebagai hasil keadaan 
yang mempersatukan dua akibat dari pengalaman yang berbeda. 
Sedangkan Metode Intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh 
pengetahuan melalui intuisi, Menurut Henry Bergson, penganut intusionisme, 
intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui suatu pengetahuan secara langsung. 
Metode intuisionisme adalah metode untuk memperoleh pengetahuan dalam 
bentuk perbuatan yang pernah dialami oleh manusia, Metode Ilmiah memperoleh 
pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran 
sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Berfikir dan pengetahuan 
dilihat dari ciri prosesnya dapat dibagi ke dalam (1) Berfikir biasa dan sederhana 
menghasilkan pengetahuan biasa (pengetahuan eksistensial); (2) Berfikir 
sistematis faktual tentang objek tertentu menghasilkan pengetahuan ilmiah (ilmu); 
(3) Berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan filosofis 
(filsafat).
EPISTIMOLOGI: INDUKTIVISME, PROBLEMA INDUKSI, 
KETERGANTUNGAN OBSERVASI PADA TEORI 
Arifin dalam Susanto (2011:27) mendefinisikan efistemologi sebagai 
pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh, 
apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme), dari pengalaman panca indera 
(aliran empirisme), dari ide-ide (aliran idealism), atau dari Tuhan (aliran 
teologisme), termasuk juga pemikiran tentang validitas pengetahuan manusia, 
artinya sampai di mana kebenaran pengetahuan kita. Dengan menaklukkan alam, 
Bacon sangat percaya umat manusia dapat sejahtera melalui ilmu 
pengetahuannya. Berdasarkan pemikirannya tersebut, Bacon merumuskan dasar-dasar 
berpikir induktif modern. Menurutnya, metode induksi yang tepat adalah 
induksi yang bertitik pangkal pada pemeriksaan yang diteliti dan telaten mengenai 
data-data partikular, yang pada tahap selanjutnya rasio dapat bergerak maju 
menuju penafsiran terhadap alam (interpretatio natura). 
Untuk mencari dan menemukan kebenaran dengan metode induksi, Bacon 
mengemukakan ada dua cara yang harus dilakukan, yaitu: 1) Rasio yang 
digunakan harus mengacu pada pengamatan inderawi yang partikular, kemudian 
mengungkapnya secara umum. 2) Rasio yang berpangkal pada pengamatan 
inderawi yang partikular digunakan untuk merumuskan ungkapan umum yang 
terdekat dan masih dalam jangkauan pengamatan itu sendiri, kemudian secara 
bertahap mengungkap yang lebih umum di luar pengamatan. Untuk menghindari 
penggunaan metode induksi yang keliru, Bacon menyarankan agar menghindari 
empat macam idola atau rintangan dalam berpikir, yaitu: (1)idola tribus adalah 
kekeliruan dalam sifat manusia, yang menghalangi untuk mampu 
mempertimbangkan secara objektif, misalnya manusia cenderung senang dengan 
hal yang menimbulkan kenikmatan pengindraan. (2)idola specus adalah 
kekeliruan seseorang yang berkenaan dengan watak, pendidikan, pembacaan dan 
pengaruh-pengaruh khusus yang tertanam dalam diri seseorang. (3)idola fori 
12
adalah kekeliruan yang kurang mampu memberikan istilah-istilah yang jelas 
pengertiannya. (4) idola theatri adalah sistem-sistem filsafat masa lampau yang 
keliru dalam menggambarkan alam (Mudyahardjo,2010:109). Bacon yang 
terkenal adalah “Knowledge is Power” (pengetahuan adalah kuasa). Dia sangat 
berkeyakinan bahwa pengetahuan adalah sumber kemenangan dan kemakmuran 
manusia di dunia ini. hakikat pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan 
yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta, yang 
disebut pengalaman atau empiris. Kritik terhadap empirisme oleh Honer dan Hunt 
(1968) dalam Suriasumantri (1994) terdiri atas tiga bagiaan yaitu Pengalaman 
yang merupakan dasar utama induktivisme seringkali tidak berhubungan langsung 
dengan kenyataan obyektif, Dalam mendapatkan fakta dan pengalaman pada alam 
nyata, manusia sangat bergantung pada persepsi pancaindera, Dalam induktivisme 
pada prinsipnya pengetahuan yang diperoleh bersifat tidak pasti. Induktivisme 
bagian dari empirisme yang sangat menghargai pengamatan empiris. pengetahuan 
ilmiah disimpulkan dari keterangan-keterangan observasi yang diperoleh melalui 
induksi. Contohnya, sejak kecil kita memperhatikan bahwa matahari terbit di 
timur. Masih juga demikian.Sampai hari ini, matahari masih juga terbit di timur. 
Kenyataan seperti itu merupakan fakta khusus.Berdasarkan pengalaman 
ini, maka kita menyimpulkan bahwa “setiap hari matahari terbit 
ditimur”.Perhatikan cara pengambilan kesimpulan. Ini adalah penarikan 
kesimpulan secara induktif. Dua hal yang ditekankan pada observasi melalui 
penglihatan menurut induktivis, yaitu pengamat dapat menangkap langsung sifat 
dari duia luar selama sifat itu terekam oleh otaknya dari tindakan melihat. Kedua, 
dua pengamat normal memandang objek yang sama dari tempat yang sama akan 
melihat hal yang sama pula. Jadi untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dapat 
digunakan secara bersama dan saling mengisi, dilaksanakan dalam suatu wujud 
penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum logika. 
13
EPISTIMOLOGI: PARADIGMA KHUN. 
Thomas S. Kuhn dilahirkan di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922. 
Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette 
Stroock Kuhn, Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada 
pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant 
(Aprillin, 2010), lalu khun belajar di Universtitas Berkeley di California sebagai 
pengajar di departemen filosofi dan sains. Dia menjadi profesor sejarah ilmu pada 
1961. Dia menerbitkan bukunya yang terkenal The Structure Of Scientific 
Revolution pada tahun 1962. Kuhn (1989) menggunakan paradigma dalam dua 
pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keseluruhan konstelasi kepercayaan, 
nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di 
pihak lain paradigma menunjukan sejenis unsur dalam konstelasi itu dan 
pemecahan teka-teki yang kongkrit yang jika digunakan sebagai model, pola, atau 
contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang eksplisit sebagai dasar bagi 
pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang masih tersisa. 
Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan 
apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam 
menginterpretasikan jawaban yang diperoleh (Kuhn, 1989). 
Yang melatarbelakangi pemikiran Kuhn tentang ilmu dan 
perkembangannya merupakan respon terhadap adanya pandangan Positivisme dan 
Popper. Kuhn menolak pandangan itu karena Kuhn memandang ilmu dari 
perspektif sejarah, dimana sejarah ilmu merupakan titik awal pengembangan ilmu 
karena rekaman akumulasi konsep untuk melihat bagaimana hubungan antara 
pengetahuan dengan mitos dan takhayul yang berkembang. Pandangan Kuhn 
tentang perkembangan ilmu dapat diringkas dalam suatu skema yang open-ended, 
artinya sebuah akhir yang selalu terbuka untuk diperbaiki dan dikembangkan lebih 
lanjut yaitu Pra paradigma pada tahap ini tidak adanya suatu pandangan tersendiri 
yang diterima oleh semua ilmuan tentang suatu teori (fenomena) seperi ada yang 
bilang cahaya berasal dari satu partikel yang keluar dari benda yang berwujud, 
14
ilmuan yang lain mengatakan cahaya adalah modifikasi dari medium yang 
menghalang diantara benda denganmata, yang lain menerangkan bahwa cahaya 
sebagai interaksi antara medium dan yang dikeluarkan oleh mata. Karena dari 
masing-masing ilmuan tidak ada kesepakatan tentang konsep cahaya, paradigma 
tentang cahaya tidak bisa disepakati oleh komunitas ilmiah, selama belum adanya 
kesepakatan maka tidak akan terjadi normal sains (Kuhn, 1989). 
Pra science pada tahap ini Aktivitas yang terpisah dan pembentukan suatu 
ilmu akhirnya menjadi terarah pada suatu paradigma tunggal yang telah dianut 
oleh suatu masyarakat ilmiah misalnya Contoh konsep yang disepakati pada 
tahapan normal sains ini adalah pada abad ke-18 paradigma disajikan tentang 
Optik karya Newton yang mengajarkan bahwa cahaya adalah partikel yang sangat 
halus yang diterima oleh komunitas ilmiah pada zaman tersebut(Kuhn, 1989). 
paradigma normal science dalam tahap ini ada tiga yaitu Menentukan fakta yang 
penting, Menyesuaikan fakta dengan teori untuk menyesuaikan fakta dengan teori 
ini lebih nyata ketergantungannya pada paradigma), Mengartikulasikan teori 
paradigma dengan memecahkan beberapa ambiguitasnya yang masih tersisa dan 
memungkinkan pemecahan , paradigma- anomaly apabila dalam pemecahan 
masalah science normal dan problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang tidak 
mendasar, maka keadaan ini tidak mendatangkan krisis Sebaliknya jika sejumlah 
anomali atau fenomena-fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma 
muncul secara terus menerus dan secara mendasar menyerang paradigma, krisis 
revolusi Apabila hal baru yang terungkap tidak dapat dijelaskan oleh paradigma 
dan anomali antara teori dan fakta menimbulkan problem yang gawat, serta 
anomali menyerang paradigma maka dalam kepercayaan terhadap paradigma 
mulai goyah menjad keadaan krisis yang berujung pada perubahan paradigma 
(revolusi) (Kuhn, 1989) 
15
SARANA BERFIKIR ILMIAH : BAHASA, MATEMATIKA DAN 
STATISTIKA 
Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk 
memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang 
menggabungkan induksi dan deduksi. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir 
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, 
matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam 
berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. 
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses 
berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut 
bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Ernest 
menyebut manusia sebagai Animal Symbolycum, yaitu makhluk yang 
mempergunakan symbol. Bahasa Sebagai sarana komunikasi maka segala yang 
berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berfikir sistematis 
dalam menggapai ilmu dan pengetahuan jadi tanpa mempunyai kemampuan 
berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berfikir sebagai secara 
sistematis dan teratur. Selain itu sarana berfikir lainnya Matematika adalah bahasa 
yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. 
Lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah 
makna diberikan kepadanya. 
Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus 
yang mati. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. 
Statistika dikaitkan dengan variabel dan memberikan cara untuk dapat menarik 
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari 
populasi yang bersangkutan. Adapun hubungan statiska antara Sarana berfikir 
Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan 
berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. 
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir 
ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan 
16
pikiran kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu 
merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika 
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika 
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai 
dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan 
terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang 
bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari 
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan 
memakai pola berpikir silogismus. 
17
AKSIOLOGI : ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL 
ILMUWAN, REVOLUSI GENETIKA 
Menurut Suriasumantri dalam bukunya, aksiologi adalah teori nilai yang 
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Suriasumantri, 1998 
: 234). Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada Etika menilai 
perbuatan manusia, dan nilai estetika tentang pengalaman keindahan yang dimiliki 
oleh manusia terhadap lingkungan. The Liang Gie (1987) ilmu adalah rangkaian 
aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh 
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini. Ilmu harus diusahakan 
dengan aktivitas manusia dimana ada metode yang menghasilkan pengetahuan 
yang baru dan sistematis. Ilmu yang didapat manusia ini juga harus diiringi 
dengan moral sebagai perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam 
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang sesuai dengan 
nilai rasa dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, 
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. 
Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat adalah suatu kewajiban seorang 
ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan 
sosial tersebut. Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja 
karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung 
di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi 
tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. 
Revolusi genetika adalah pengaruh dari pesatnya perkembangan ilmu dan 
moral serta tanggung jawab seorang ilmuwan. Aksiologi memandang hal ini dari 
permasalahan objek etika dan estetika atau baik buruknya seorang ilmuwan dalam 
menyikapi Revolusi genetika. 
18
AKSIOLOGI : ILMU DAN KEBUDAYAAN, PERKEMBANGAN ILMU 
DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL. 
Tujuan ilmu untuk mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi 
kebutuhan dan mencapai tujuannya. Melalui hakikat ilmu dan nilai-nilai yang 
dikandungnya memiliki pengaruh terhadap pengembangan kebudayaan nasional 
yang kembali lagi pada tujuannya untuk mempermudah aktivitas manusia. 
Kebudayaan pertama kali di definisikan oleh E.B.Taylor dimana kebudayaan 
adalah keseluruhan yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, 
hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lain nya yang diperoleh manusia 
sebagai anggota masyarakat. Aliport, Vermon, dan Lindzey dikutip Suriasumantri 
(2007:263) mengidentifikasikan enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai 
teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, dan agama. Nilai teori adalah tentang 
penemuan kebenaran lewat berbagai metode, seperti rasionalisme, empirisme, dan 
metode ilmiah. Nilai ekonomi mencakup kegunaan benda dalam memenuhi 
kebutuhan manusia. Nilai estetika berhubungan dengan keindahan dan segi-segi 
artistik yang menyangkut antara lain bentuk, harmoni, wujud kesenian lainnya. 
Nilai sosial berorientasi pada hubungan antarmanusia dan penekanan segi-segi 
kemanusiaan yang luhur. Nilai politik berpusat pada kekuasaan sedangkan nilai 
agama merengkuh penghayatan yang bersifat mistik dan transedental dalam usaha 
manusia untuk mengerti dan memberi arti bagi kehadirannya di muka bumi. 
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah 
peradaban manusia. Zaman Renaissance mengantarkan kelahiran pemikiran 
modern dan diabad 18 munculnya ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan 
statistika. Zaman kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi 
canggih mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet dan 
sebagainya. pengembangan kebudayaan ini pada dasarnya adalah penafsiran 
kembali dari nilai-nilai konvensional agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman 
19
serta penumbuhan nilai-nilai baru yang fungsional. Maka dari hal ini ilmu dan 
kebudayaan mempunyai peranan adalah : 
1. ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya 
perkembangan kebudayaan nasional; 
2. ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu 
20 
bangsa. 
3. Filsafat Ilmu (Suriasumantri, 2007:278-279) ada beberapa pemikiran 
keilmuan bahwa ilmu bersifat mendukung pengembangan kebudayaan 
nasional yaitu: 
4. ilmu merupakan bagian kebudayaan,sehingga setiap langkah dalam 
kegiatan peningkatan ilmu harus memperhatikan kebudayaan kita; 
5. ilmu merupakan salah satu cara menemukan kebenaran; 
6. asumsi dasar dari setiap kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah 
percaya dengan metode yang digunakan; 
a. kegiatan keilmuan harus dikaitkan dengan moral; 
b. pengembangan keilmuan harus seiring dengan pengembangan 
filsafat; 
c. kegiatan ilmah harus otonom dan bebas dari kekangan struktur 
kekuasaan. 
Keenam hal ini merupakan langkah-langkah untuk memberi kontrol bagi 
masyarakat terhadap kegiatan ilmu dan teknologi.
AKSIOLOGI : PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH 
Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis 
mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, 
dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala 
yang ada serta mempunyai tujuan untuk mencari jawaban dalam proses 
Penemuan. Didalam penelitian mempunyai struktur penelitian yaitu Pengajuan 
Masalah, Kerangka Teoritis, Metodelogi penelitian, dan Hasil penelitian. Langkah 
pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah dan harus 
mempunyai alasan yang disebut dengan latabelakang lalu ada permasalahan yang 
kita kenali sebagai masalah yaitu identifikasi masalah mana yang akan dibahas 
agar tidak terlalu luas dan jelas maka permasalahan nya perlu dibatasi yang 
memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik maka seorang 
peneliti menyatakan tujuan penelitian nya dan kegunaan atau manfaat yang dapat 
dipetik dari pemecahan masalah. 
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua 
dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan 
atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. kita berhasil 
merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah 
yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis secara empiris. 
Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh 
hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat 
faktual. Dalam membahas hasil penelitian tujuan nya adalah membandingkan 
kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang 
diajukan. Secara sistematik maka data yang telah di kumpulkan diolah, 
deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah 
penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau 
menolak hipotesis yang diajukan. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek 
yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam 
menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam 
21
penulisan. Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan 
kaki(footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian 
bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang 
dua puluh ketukan. 
 Contoh catatan kaki sebelum tanda baca : 
Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1 
sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant 
mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari 
pengamatan dari percobaan3. 
 Contoh catatan kaki Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang 
dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang 
hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et all : dan 
lain-lain) 
4William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige : 
Schkenkman, 1965). 
5 Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973) 
Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak 
langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka. Ada 
perbedaan penulisan catatan kaki dan daftar pustaka, didalam catatan kaki maka 
nama pengarang ditulis lengkap tidak ada perubahan, sedangkan daftar pustaka 
nama pengarang harus disusun berdasarkan abjad. Tujuan utama catatan kaki 
adalah mengidentifikasi lokasi yang spesifik dari karya yang dikuti sedangkan 
daftar pustakamengidentifikasi karya ilmia itu sendiri. 
22
FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IDEALISME, REALISME, 
MATERIALISME 
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah landasan 
diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Berdasarkan sifat wujudnya terdapat 
dua jenis landasan, yaitu: landasan material, dan landasan konseptual. Contoh 
landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang 
dan fundasi bangunan gedung. contoh landasan yang bersifat konseptual berupa 
dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan 
pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi 
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi 
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Hubungan 
filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut : 
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat 
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja 
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman 
yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak 
begitu mendalam 
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, 
mempersatukan dan mengkoordinasikannya 
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan 
tetapi sudut pandangannya berlainan 
Idealism bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah/ideal. Manusia memperoleh 
pengetahuan melalui berpikir, intuisi, atau mengingat kembali. Kebenaran 
pengetahuan diuji melalui koherensi/konsistensi ide-idenya. Adapun hakikat nilai 
diturunkan dari realitas absolute (Tuhan). Implikasinya: pendidikan hendaknya 
bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, dan kebajikan sosial para 
siswa, agar mereka dapat melaksanakan kehidupan yang baik didalam 
masyarakat/negara sesuainilai-nilaiyang diturunkan dariYang Absolut. Kurikulum 
23
Idealisme bersifat subject matter centered. Guru harus unggul dalam hal 
intelektual maupun moral; bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan 
manusia; dan bertanggung jawab menciptakan lingkungan pendidikan bagipara 
siswa. Adapun siswa berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya, 
sedangkan Realisme bersifat fisik/material dan objektif; keberadaan dan 
perkembangan realitas diatur dan diorganisasikan oleh hukum alam. Manusia 
adalah bagian dan dihasilkan dari alam itu sendiri, manusia mampu berpikir tetapi 
manusia tidak bebas. Pengetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman. 
Implikasinya: pendidikan bertujuan agar siswa mampu menyesuaikan diri 
dengan lingkungannya, dan mampu melaksanakan tanggungjawab sosial. 
Kurikulum pendidikan berpusat kepada isi mata pelajaran; adapun mata 
pelajarannya terdiri atas sains/ IPA, matematika, ilmu kemanusiaan dan IPS, serta 
nilai-nilai. Kurikulum tersebut harus memuat pengetahuan dan nilai-nilaiesensial 
kebudayaan yang diberlakukan sama untuk semua siswa. Kurikulum direncanakan 
dan ditentukan oleh guru. Kurikulum Realisme bersifat subject matter centered. 
Metode mengajar yang utama adalah pembiasaan; para siswa hendaknya belajar 
melalui pengalaman langsung ataupun pengalaman tidak langsung. Peranan guru 
cenderung bersifat otoriter; guru harus menguasaipengetahuan dan keterampilan 
teknik-teknik mengajar; Guru memiliki kewenangan dalam membentuk 
prestasisiswa dan siswa berperan untuk menguasai pengetahuan, harus taat pada 
aturan dan disiplin. 
Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di 
sekundernya. Ciri-ciri filsafat materialisme 
 Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi 
 Tidak meyakini adanya alam ghaib 
 Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu 
 Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum 
 Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhl 
24
ESSENSIALISME, PERENIALISME, REKONSTRUKSIONISME 
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak 
esensialisme. Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar 
manusia kembali kepada kebudayaan lama. Bagi penganut Esensialisme 
pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “Edukation as 
Cultural Conservation”. Mereka percaya bahwa pendidikan harus didasarkan 
kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. 
Tujuan pendidikan mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas 
sosial dan kesejahteraan umum. Fungsi utama sekolah 
adalah memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan 
menjadi penuntun penyesuayan orang (individu) kepada 
masyarakat. 
Kurikulum direncanakan dan diorganisasi oleh seorang dewasa atau 
guru sebagai wakil masyarakat, society centered. 
Metode pendidikan agar sekolah-sekolah mempertahankan metode-metode 
tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental. 
Metode problem solving memang ada manfaatnya, tetapi 
bukan prosedur yang dapat diterapkan dalam seluruh 
kegiatan belajar. 
Peran Guru sebagai mediator atau jembatan antara dunia masyarakat 
atau orang dewasa dengan dunia anak. Guru harus disiapkan 
sedemikian rupa agar secara teknis mampu melaksanakan 
perannya sebagai pengarah proses belajar. 
Peran Siswa Belajar berarti menerima dan mengenal dengan sungguh-sungguh 
nilai-nilai sosial oleh angkatan baru yang timbul 
untuk ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada 
angktan berikutnya 
25
Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman moderen telah 
menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan umat manusia. Mengatasi krisis 
ini perenialisme memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan 
masa lampau”. pandangan aliran perenialisme terhadap pendidikan yaitu: Tugas 
pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang 
pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang 
dipandang kebudayaan ideal, Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite 
itelektual yang mengetahui kebenaran dan suatu waktu akan meneruskannya 
kepada generasi pelajar yang baru, Kurikulum pendidikan bersifat subject 
centered berpusat pada materi pelajaran, Metode pendidikan atau metode belajar 
utama yang digunakan oleh perenialist adalah membaca dan diskusi, yaitu 
membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang dalam the great 
books dalam rangka mendisiplinkan pikiran, Peran guru bukan sebagai perantara 
antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “mirid” yang 
mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan potensi-potensi 
self-discovery, dan ia melakukan moral authority (otoritas moral) atas murid-muridnya 
karena ia seorang propesional yang qualifiet dan superior. 
aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha 
merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan 
yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham 
dengan aliran parennialisme yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. aliran 
ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia 
yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis sehingga perubahan-perubahan 
untuk mencapai tujuan yang lebih baik akan selalu diadakan dan 
dijadikan realita, dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan-golongan tertentu, 
sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi yang 
mampu meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan 
kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, 
keturunan, agama, dan masyarakat yang bersangkutan, akan tetapi perubahan 
yang digunakan untuk kepentingan bersama. 
26
PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME, PROGRESIVISME 
Penganut pragmatisme yang lain mengatakan bahwa, suatu ide atau 
tanggapan dianggap benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu, 
yakni jalan yang dapat membawa manusia ke arah penyelesaian masalah secara 
tepat (berhasil). Seseorang yang ingin membuat hari depan, ia harus membuat 
kebenaran, karena masa depan bukanlah sesuatu yang sepenuhnya ditentukan oleh 
masa lalu (Kattsoff, 1992:130). 
Pragmatis selalu menolak jika filsafat mereka dikatakan berlandaskan 
suatu pemikiran metafisik sebagaimana metafisika tradisional yang selalu 
memandang bahwa dalam hidup ini terdapat sesuatu yang bersifat absolute dan 
berada di luar jangkauan empiris maka Epistemology pragmatisme sepenuhnya 
berbasis pendekatan empiris : apa yang bisa dirasakan itulah yang benar. Artinya, 
akal, jiwa, dan materi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. pendidikan 
pragmatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda 
ketika ia berada di luar sekolah. Model pembelajaran pragmatisme adalah anak 
belajar di dalam kelas dengan cara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan 
merasa bersama-sama terlibat dalam masalah dan pemecahanya. Anak akan 
terlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing. 
Sementara, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Model 
pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta 
anak dilatih berpikir secara logis. implikasi dari filsafat pendidikan pragmatisme 
terhadap pelaksanaan pendidikan mencakup tiga hal pokok. Ketiga hal pokok 
tersebut, yaitu: 
1. Tujuan Pendidikan, adalah memberikan pengalaman 
2. Kedudukan Siswa, suatu organisasi yang memiliki kemampuan yang luar 
biasa dan kompleks untuk tumbuh. 
3. Kurikulum, berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. 
4. Metode, metode yang digunakan metode aktif, yaitu learning by doing 
(belajar sambil bekerja), serta metode pemecahan masalah (problem 
27
solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and 
discovery method). 
5. Peran Guru. mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, 
tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya. 
Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan 
eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara 
manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan 
idealisme Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda 
dunia, manusia itu adalah materi , manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi 
Subjek. Tujuan pendidikan menurut pandangan eksistensialisme adalah untuk 
mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk 
pemenuhan diri dengan memberikan bekal pengalaman yang luas dan 
komprehensif dalam semua bentuk kehidupan. 
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan 
penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), 
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) 
atau bahan pelajaran (subject-centered). Progresivisme bermaksud 
menjadikan anak didik yang mempunyai kualitas dan terus maju (progress) 
sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. 
Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia (filsafat) pendidikan, 
terutama sebagai lawan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan konvensional yang 
diwarisi dari abad kesembilan belas. Tokoh-tokoh progresivisme diantaranya 
adalah John Dewey, Sigmund Freud, dan Jean Jacques Rousseau. Progresivisme 
menghendaki sekolah memiliki kurikulum di mana bersifat fleksibilitas (tidak 
kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh doktrin tertentu), luas dan 
terbuka. Metode pendidikan yang biasa pergunakan adalah metode pendidikan 
aktif, metode memonitor kegiatan belajar, metode penelitian ilmiah, pemerintahan 
pelajar, kerjasama sekolah dengan keluarga, sekolah sebagai laboratorium 
pembaharuan. Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai 
penasihat, pembimbing, dan pemandu. 
28
MATERIALISME 
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan 
rohani, bukan spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang 
bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat 
materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir 
tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum 
benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada. Ciri-ciri filsafat 
materialisme 
1. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi 
2. Tidak meyakini adanya alam ghaib 
3. Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu 
4. Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum 
5. Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq 
Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai 
berikut: 
1. Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses 
pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama. 
2.Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan 
manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial 
dan pribadi yang kompleks. 
3. Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat 
dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran 
perilaku. 
4. Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR 
conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram 
dan kompetisi. 
5. Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh 
kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk 
hidup, mereka dituntut untuk belajar. 
29
adapun kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh aliran filsafat 
30 
materialisme dalam pendidikan adalah: 
1. Kelebihannya: 
Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum. Isi 
pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan 
diorganisasi,selalu berhubungan dengan sasaran perilaku. Semua pelajaran 
dihasilkan dengan kondisionisasi, pelajaran berprogram dan kompetensi 
2. Kelemahannya: 
Dalam dunia pendidikan aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak 
memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasan 
untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur 
kualitas dan karakter hasil belajar siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, 
perilaku ditentukan oleh 
kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, 
mereka dituntut untuk belajar. Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk 
pengetahuan material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar 
mengajar. Yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa 
upaya internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa 
yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehar-hari anak didik. 
Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-perilaku 
mereka.
DAFTAR PUSTAKA 
S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: 
31 
Pustaka Sinar Harapan, 2009. 
Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka 
Sinar Harapan, 1998 
Kneller, G.F. 1971. Contemporary Educational Theories. In Kneller, G.F. 
(Edition) Foundation of Education. New York: NY: John Wiley and Sons. 
Mudyahardjo, R. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: 
Rosdakarya

More Related Content

What's hot

Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahBuku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Anas Wibowo
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ihMakalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
qoida malik
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
RoisMansur
 
filsafat alam
filsafat alamfilsafat alam
filsafat alam
samudera gasref
 
Sejarah perkembangan ilmu fikih
Sejarah perkembangan ilmu fikihSejarah perkembangan ilmu fikih
Sejarah perkembangan ilmu fikih
As Kum
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahAbida Muttaqiena
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Miftah Iqtishoduna
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
Marhamah Saleh
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Khusnul Kotimah
 
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANIFILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
Lina Marlina
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Asma'ul Khusna
 
Materi 5 landasan normatif muhammadiyah
Materi 5  landasan normatif muhammadiyahMateri 5  landasan normatif muhammadiyah
Materi 5 landasan normatif muhammadiyahDewi Atin Surya
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Erta Erta
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Ppt
abu hanafie
 
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamPembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Smywlndr wlndr
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah sawSejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Miftah Iqtishoduna
 
Epistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptx
Epistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptxEpistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptx
Epistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptx
AchmadZuhri5
 

What's hot (20)

Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahBuku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ihMakalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
 
filsafat alam
filsafat alamfilsafat alam
filsafat alam
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Sejarah perkembangan ilmu fikih
Sejarah perkembangan ilmu fikihSejarah perkembangan ilmu fikih
Sejarah perkembangan ilmu fikih
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANIFILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Materi 5 landasan normatif muhammadiyah
Materi 5  landasan normatif muhammadiyahMateri 5  landasan normatif muhammadiyah
Materi 5 landasan normatif muhammadiyah
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Ppt
 
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamPembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah sawSejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
 
Epistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptx
Epistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptxEpistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptx
Epistemologi Bayani, Irfani, Burhani Al-Jabiri dan.pptx
 

Similar to Resume filsafat ilmu

Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Ninik Charmila
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Universitas Negeri Yogyakarta
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
herdisaksul
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
yuliati chan
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
Andi Uli
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
utarigitam
 
Ilmu
IlmuIlmu
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
Iska Nangin
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
astrianto
 
Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10
muhammadfaridfaizal
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
sayid bukhari
 
Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Haris Armstrong
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
ndlestr
 
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMakalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Muhammad Ridwan
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Fandi Fandi
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
kustiyantidew94
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
PPS Universitas Sriwijaya
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 

Similar to Resume filsafat ilmu (20)

Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Ilmu
IlmuIlmu
Ilmu
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
 
Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Makalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiahMakalah keterbatasan metode ilmiah
Makalah keterbatasan metode ilmiah
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Resume filsafat ilmu

  • 1. TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER RESUME FILSAFAT ILMU SUCI RUKMANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
  • 2. Table of Contents KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3 DASAR DASAR PENGETAHUAN : PENALARAN, LOGIKA, SUMBER PENGETAHUAN, KRITERIA KEBENARAN ................................................................................................. 4 ONTOLOGI : METAFISIKA, ASUMSI, PELUANG ............................................................... 6 ONTOLOGI: BEBERAPA ASUMSI DALAM ILMU, BATAS PENELAHAN ILMU ....................... 8 EPISTIMOLOGI: PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH . 10 EPISTIMOLOGI: INDUKTIVISME, PROBLEMA INDUKSI, KETERGANTUNGAN OBSERVASI PADA TEORI.............................................................................................................. 12 EPISTIMOLOGI: PARADIGMA KHUN............................................................................ 14 SARANA BERFIKIR ILMIAH : BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA .......................... 16 AKSIOLOGI : ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, REVOLUSI GENETIKA ................................................................................................................. 18 AKSIOLOGI : ILMU DAN KEBUDAYAAN, PERKEMBANGAN ILMU DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL........................................................................................... 19 AKSIOLOGI : PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH ...................................................... 21 FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IDEALISME, REALISME, MATERIALISME............................. 23 ESSENSIALISME, PERENIALISME, REKONSTRUKSIONISME ............................................ 25 PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME, PROGRESIVISME ................................................. 27 MATERIALISME ......................................................................................................... 29 DAFTAR ISI................................................................................................................ 31
  • 3. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Resume tentang materi “ Filsafat Ilmu ”. Terselesaikannya pembuatan Resume ini bukanlah karena kepandaian saya saja. Namun karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Baik berupa adanya bimbingan, arahan dan saran-saran. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Bapak Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M. Dan Ibu Dr. Rahmi Susanti, M.Si yang telah memberikan arahan di setiap pertemuan mata kuliah ini. Saya menyadari bahwa Resume ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna baik dalam penyusunan maupun penulisannya. Saya berharap semoga Resume ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentu bagi saya selaku penulis . 3 Palembang, Desember 2014
  • 4. DASAR DASAR PENGETAHUAN : PENALARAN, LOGIKA, SUMBER PENGETAHUAN, KRITERIA KEBENARAN Pengetahuan adalah Informasi yang telah diproses yang diperoleh manusia melalui pemahaman, pembelajaran, pengamatan akal serta pengalaman. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu dengan pendidikan seseorang mendapatkan pengetahuan melalui apa yang telah orang itu pelajari, dengan pengalaman misalkan apabila sesudah merumput baiknya rumput tersebut dikumpulkan dan didiamkan untuk beberapa hari maka rumput tersebut dapat dijadikan pupuk dengan beberapa campuran jadi berdasarkan pengalaman seseorang bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik lagi, dengan Usia seseorang juga mempunyai pengetahuan yang lebih banyak lagi karena umur jadi banyak pengalaman yg orang itu ketahui. Dengan pengetahuan maka seseorang dapat bernalar, menurut Suriasumatri (2001: 42) penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan. Jadi bernalar itu proses berfikir dimana manusia dapat mengembangkan pengetahuan nya. pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena dua hal yang pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut, yang kedua manusia mampu mengembangkan pengetauan nya dengan cepat maksud nya kemampuan berfikir menurut alur kerangka berfikir tersebut. misalnya mengapa gunung bisa meletus maka disini manusia harus berfikir nalar seperti factor apa saja yang menyebabkan gunung dapat meletus dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah semua itu. Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri ciri yaitu logika. Louis O. Kattsoff (1987:28) Logika ialah ilmu pengetahuan mengenai penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetahuan ini menguraikan tentang aturan-aturan serta cara-cara untuk mencapai kesimpulan, setelah didahului oleh suatu prangkat premise. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Ada dua logika induktif 4
  • 5. dan logika deduktif. Penalaran induktif adalah menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum misalnya gajah mempunyai mata, kambing mempunyai mata, dan juga singa, kucing maka ditarik kesimpulan bersifat umum semua binatang mempunyai mata. Sedangkan penalaran deduktif cara berfikir dimana yang bersifat umum ditari kesimpulan menjadi khusus, misalnya semua makhluk mempunyai mata, sipolan adalah seorang makhluk jadi kesimpulan nya sipolan mempunyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukung. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai aspek yaitu kau rasionalisme mengggunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuan nya, premis yang dipakai dalam penalaran nya didapat dari ide yang jelas dan dapat diterima, dan ide ini bukan lah ciptaan pikiran manusia. Sedangkan kaum empiris menganggap dunia ini nyata karna dapat dilihat dengan pancaindra dan pengalaman adalah cara dalam menemukan pengetahuan dan pancaindra sebagai alat yang menangkapnya. Intuisi adalah Pengetahuan yang tiba-tiba, pengetahuan ini dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukan. Wahyu adalah pengetahuan yang dismpaikan oleh tuhan kepada manusia melalui nabi nabi yang sudah diutusnya. Kepercayaan kepada tuhan adalah sumber pengetahuan. Teori kebenaran didasarkan pada criteria kebenaran yaitu koherensi dimana bentuk pengetahuan yang penyusunan nya dilakukan dengan pembuktian, misalnya pada pelajaran matematika. Korespodensi adalah pernyataan yang benar apabila pengetahuanyang dikandung itu berhubungan misalnya ibu kota republic Indonesia adalah Jakarta maka faktanya benar dan berhubungan Jakarta memang ibu kota Indonesia. Teori Pragmatisme (Teori konsekuensi kegunaan) Teori yang dicetuskan oleh Peirce (1839-1914) ini disandarkan pada teori pragmatisme. Penganut teori ini menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria 5
  • 6. ONTOLOGI : METAFISIKA, ASUMSI, PELUANG Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Metafisika merupakan bagian dari aspek ontologi dalam kajian filsafat. Dibidang filsafat metafisika adalah tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Beberapa penafsiran yang diberikan manusia mengenai alam ini (Jujun, 2005). Supernaturalisme bersifat lebih tinggi dibandingkan dengan alam yang nyata. Dari paham Supernatural ini lahirlah Animisme, dimana manusia percaya bahwa terdapat roh yang sifatnya gaib terdapat dalam benda-benda, tetapi paham naturalis menentang nya karena paham in berpendat kalau gejalah alam yang ada tidak disebabkan oleh hal yang gaib karena kebenaran yang digunakan logika dan akal, sedangkan paham materialis menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Masalah ini tetap dipelajari mengenai makhluk hidup sehingga timbul dua tafsiran yang saling bertentangan paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata, misalnya didalam tubuh manusia berisi dan tersusun dari zat zat kimia dan fisika, adanya kandungan zat pada air keringat, Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata, misalnya manusia itu sama seperti robot. Setiap ilmu selalu memerlukan asumsi. Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan. suatu hipotesis merupakan asumsi karena kebenaran nya lebih besar apabila membuat asumsi harus difikirkan factor faktornya misalnya “Bawalah payung agar pakaianmu tidak basah waktu sampai ke sekolah”. Asumsi yang digunakan adalah hujan akan jatuh di tengah perjalanan ke sekolah. Implikasinya, memakai payung akan menghindarkan pakaian dari kebasahan karena hujan. Asumsi menjadi masalah yang penting dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Kesalahan 6
  • 7. menggunakan asumsi akan berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan. Asumsi yang benar akan menjembatani tujuan penelitian sampai penarikan kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis. Gejala alam tunduk pada tiga karakteristik yaitu determinisme mengartikan pengetahuan adalah bersifat empiris, Pilihan Bebas Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya dimana harus berjalan dengan lancer dan tercapai dan tidak terikat pada hukum alam misal, tidak ada tolak ukur yang tepat dalam melambangkan arti kebahagiaan. Probabilstik, sifatnya berupa peluang.Ilmu Probabilistik atau ilmu tentang peluang termasuk cabang ilmu yang baru. ilmu ini bersama dengan statistika berkembang cukup pesat. Peluang dinyatakan dari angka 0 sampai 1. Angka 0 menyatakan bahwa suatu kejadian itu tidak mungkin terjadi. Dan angka 1 menyatakan bahwa sesuatu itu pasti terjadi. Misalnya bahwa peluang semua makhluk hidup itu akan mati dinyatakan dengan angka 1. Statistika hanya menyatakan distribusi kemungkinan/peluang dari nilai besaran dalam kasus-kasus individual. Misalnya peluang munculnya angka tertentu dari lemparan dadu adalah 1/6. Hukum statistik tidak meramalkan apa yang akan terjadi atau apa yang pasti terjadi dalam suatu lemparan dadu. Hukum ini hanya menyatakan jika kita melempar dalam jumlah lemparan yang banyak sekali maka setiap muka dadu diharapkan untuk muncul sama seringnya. Karena itu ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan lewat penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif (Suriasumantri, 2010:78-80). 7
  • 8. ONTOLOGI: BEBERAPA ASUMSI DALAM ILMU, BATAS PENELAHAN ILMU Ilmu menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu pengetahuan yang terjadi di alam. Maka, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.(mulyadiniarty, 2009). Menurut Suhartono dalam mulyadiniarty (2009) asumsi merupakan latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran. Asumsi merupakan anggapan/andaian dasar tentang sebuah realitas. Asumsi merupakan pondasi bagi penyusunan pengetahuan ilmiah. Objek yang dikaji oleh ilmu adalah semua objek yang empiris, yaitu objek yang bisa ditangkap oleh pancaindera. Menurut Burhanudin Ilmu mempunyai tiga asumsi mengenai objek empiris : 1. Menganggap objek- objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain. Misalnya dalam manusia mempunyai kelas serupa dengan kucing yanitu sama sama kelas mamalia. 2. Anggapan bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya Planet- planet memperlihatkan perubahan dalam waktu yang relatif sangat panjang bila dibandingkan dengan sebongkah es batu di suatu panas terik di musim kemarau. 3. Determinisme merupakan asumsi ilmu yang ketiga. Kita menganggap bahwa suatu gejala bukanlah suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Misalnya kita temui dalam kehidupan sehari- hari, sesudah langit medung maka turunlah hujan atau sesudah gelap terbitlah terang. Menurut Sariasumantri (2009:89) dalam mengembangkan asumsi maka harus diperhatikan beberapa hal-hal dalam pengembangan asumsi: 1. Asumsi ini harus asumsi harus relevan dengan bidang ilmu dan tujuan 8 pengkajian disiplin keilmuan.
  • 9. 2. Asumsi ini harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya“ bukan “bagaimana keadaan seharusnya” dalam kegiatan ekonomis maka manusia yang berperan adalah manusia “yang mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan korbanan sekecil- kecilnya” maka itu sajalah yang kita jadikan pegangan tidak usah ditambah sebaiknya begini, atau seharusnya begitu. Ilmu tidak membahas yang di luar pengalaman manusia seperti surga dan neraka. “Ilmu tanpa (bimbingan moral) agama adalah buta”, demikian kata Einstein. Kebutaan moral dari ilmu mungkin membawa kemanusiaan ke jurang malapetaka. Menurut (Rachmat, 2011, p. 143) Ontologi imu membatasi diri pada kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui pancaindera manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang berada pada batas prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pasca-pengalaman (seperti surga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya 9 dari luar. Ilmu terbagi menjadi ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi (the earth science yang mempelajari bumi). ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia), ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya lewat proses pertukaran), sosiologi (mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan bernegara).
  • 10. EPISTIMOLOGI: PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH Pengetahuan adalahkhasana kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sulit dibayangkan apabila kehidupan manusia tanpa pengetahuan sebab pengetahuan adalah sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri cirri yang spesifik mengenai , ontology, epistimologi, dan aksiologi. Ilmu mempelajari alam bagaimana adanya dan terbataspada lingkup pengalaman kita. Randall dan Bucler mmendefinisikan akal sehat sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadic atau kebetulan, berdasarkan akal sehat sangat masuk akal setelah mengalami beberapa kali terbit dan terbenam matahari menyimpulkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode, menurut Senn, merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Menurut kajian epistemologi terdapat beberapa metode untuk memperoleh pengetahuan, diantaranya adalah Metode Empirisme yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. Metode Rasionalisme Untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. Bukan berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan pengalaman dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh suatu pengetahuan. Menurut Rene Descartes (Bapak Rasionalisme), bahwa kebenaran suatu pengetahuan melalui metode deduktif melalui cahaya yang terang dari akal, Metode Fenomenalisme Menurutnya ada empat macam pengetahuan : 10
  • 11. 1. Pengetahuan analisis a priori yaitu pengetahuan yang dihasilkan oleh analisa terhadap unsur-unsur pengetahuan yang tidak tergantung pada adanya pengalaman, atau yang ada sebelum pengalaman. 2. Pengetahuan sintesis a priori, yaitu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan akal terhadap bentuk-bentuk pengalamannya sendiri yang mempersatukan dan penggabungan dua hal yang biasanya terpisah. 3. Pengetahuan analitis a posteriori, yaitu pengetahuan yang terjadi sebagai 11 akibat pengalaman. 4. Pengetahuan sintesis a posteriori yaitu pengetahuan sebagai hasil keadaan yang mempersatukan dua akibat dari pengalaman yang berbeda. Sedangkan Metode Intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan melalui intuisi, Menurut Henry Bergson, penganut intusionisme, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui suatu pengetahuan secara langsung. Metode intuisionisme adalah metode untuk memperoleh pengetahuan dalam bentuk perbuatan yang pernah dialami oleh manusia, Metode Ilmiah memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Berfikir dan pengetahuan dilihat dari ciri prosesnya dapat dibagi ke dalam (1) Berfikir biasa dan sederhana menghasilkan pengetahuan biasa (pengetahuan eksistensial); (2) Berfikir sistematis faktual tentang objek tertentu menghasilkan pengetahuan ilmiah (ilmu); (3) Berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan filosofis (filsafat).
  • 12. EPISTIMOLOGI: INDUKTIVISME, PROBLEMA INDUKSI, KETERGANTUNGAN OBSERVASI PADA TEORI Arifin dalam Susanto (2011:27) mendefinisikan efistemologi sebagai pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme), dari pengalaman panca indera (aliran empirisme), dari ide-ide (aliran idealism), atau dari Tuhan (aliran teologisme), termasuk juga pemikiran tentang validitas pengetahuan manusia, artinya sampai di mana kebenaran pengetahuan kita. Dengan menaklukkan alam, Bacon sangat percaya umat manusia dapat sejahtera melalui ilmu pengetahuannya. Berdasarkan pemikirannya tersebut, Bacon merumuskan dasar-dasar berpikir induktif modern. Menurutnya, metode induksi yang tepat adalah induksi yang bertitik pangkal pada pemeriksaan yang diteliti dan telaten mengenai data-data partikular, yang pada tahap selanjutnya rasio dapat bergerak maju menuju penafsiran terhadap alam (interpretatio natura). Untuk mencari dan menemukan kebenaran dengan metode induksi, Bacon mengemukakan ada dua cara yang harus dilakukan, yaitu: 1) Rasio yang digunakan harus mengacu pada pengamatan inderawi yang partikular, kemudian mengungkapnya secara umum. 2) Rasio yang berpangkal pada pengamatan inderawi yang partikular digunakan untuk merumuskan ungkapan umum yang terdekat dan masih dalam jangkauan pengamatan itu sendiri, kemudian secara bertahap mengungkap yang lebih umum di luar pengamatan. Untuk menghindari penggunaan metode induksi yang keliru, Bacon menyarankan agar menghindari empat macam idola atau rintangan dalam berpikir, yaitu: (1)idola tribus adalah kekeliruan dalam sifat manusia, yang menghalangi untuk mampu mempertimbangkan secara objektif, misalnya manusia cenderung senang dengan hal yang menimbulkan kenikmatan pengindraan. (2)idola specus adalah kekeliruan seseorang yang berkenaan dengan watak, pendidikan, pembacaan dan pengaruh-pengaruh khusus yang tertanam dalam diri seseorang. (3)idola fori 12
  • 13. adalah kekeliruan yang kurang mampu memberikan istilah-istilah yang jelas pengertiannya. (4) idola theatri adalah sistem-sistem filsafat masa lampau yang keliru dalam menggambarkan alam (Mudyahardjo,2010:109). Bacon yang terkenal adalah “Knowledge is Power” (pengetahuan adalah kuasa). Dia sangat berkeyakinan bahwa pengetahuan adalah sumber kemenangan dan kemakmuran manusia di dunia ini. hakikat pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta, yang disebut pengalaman atau empiris. Kritik terhadap empirisme oleh Honer dan Hunt (1968) dalam Suriasumantri (1994) terdiri atas tiga bagiaan yaitu Pengalaman yang merupakan dasar utama induktivisme seringkali tidak berhubungan langsung dengan kenyataan obyektif, Dalam mendapatkan fakta dan pengalaman pada alam nyata, manusia sangat bergantung pada persepsi pancaindera, Dalam induktivisme pada prinsipnya pengetahuan yang diperoleh bersifat tidak pasti. Induktivisme bagian dari empirisme yang sangat menghargai pengamatan empiris. pengetahuan ilmiah disimpulkan dari keterangan-keterangan observasi yang diperoleh melalui induksi. Contohnya, sejak kecil kita memperhatikan bahwa matahari terbit di timur. Masih juga demikian.Sampai hari ini, matahari masih juga terbit di timur. Kenyataan seperti itu merupakan fakta khusus.Berdasarkan pengalaman ini, maka kita menyimpulkan bahwa “setiap hari matahari terbit ditimur”.Perhatikan cara pengambilan kesimpulan. Ini adalah penarikan kesimpulan secara induktif. Dua hal yang ditekankan pada observasi melalui penglihatan menurut induktivis, yaitu pengamat dapat menangkap langsung sifat dari duia luar selama sifat itu terekam oleh otaknya dari tindakan melihat. Kedua, dua pengamat normal memandang objek yang sama dari tempat yang sama akan melihat hal yang sama pula. Jadi untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dapat digunakan secara bersama dan saling mengisi, dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum logika. 13
  • 14. EPISTIMOLOGI: PARADIGMA KHUN. Thomas S. Kuhn dilahirkan di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922. Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette Stroock Kuhn, Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant (Aprillin, 2010), lalu khun belajar di Universtitas Berkeley di California sebagai pengajar di departemen filosofi dan sains. Dia menjadi profesor sejarah ilmu pada 1961. Dia menerbitkan bukunya yang terkenal The Structure Of Scientific Revolution pada tahun 1962. Kuhn (1989) menggunakan paradigma dalam dua pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigma menunjukan sejenis unsur dalam konstelasi itu dan pemecahan teka-teki yang kongkrit yang jika digunakan sebagai model, pola, atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang eksplisit sebagai dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang masih tersisa. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh (Kuhn, 1989). Yang melatarbelakangi pemikiran Kuhn tentang ilmu dan perkembangannya merupakan respon terhadap adanya pandangan Positivisme dan Popper. Kuhn menolak pandangan itu karena Kuhn memandang ilmu dari perspektif sejarah, dimana sejarah ilmu merupakan titik awal pengembangan ilmu karena rekaman akumulasi konsep untuk melihat bagaimana hubungan antara pengetahuan dengan mitos dan takhayul yang berkembang. Pandangan Kuhn tentang perkembangan ilmu dapat diringkas dalam suatu skema yang open-ended, artinya sebuah akhir yang selalu terbuka untuk diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut yaitu Pra paradigma pada tahap ini tidak adanya suatu pandangan tersendiri yang diterima oleh semua ilmuan tentang suatu teori (fenomena) seperi ada yang bilang cahaya berasal dari satu partikel yang keluar dari benda yang berwujud, 14
  • 15. ilmuan yang lain mengatakan cahaya adalah modifikasi dari medium yang menghalang diantara benda denganmata, yang lain menerangkan bahwa cahaya sebagai interaksi antara medium dan yang dikeluarkan oleh mata. Karena dari masing-masing ilmuan tidak ada kesepakatan tentang konsep cahaya, paradigma tentang cahaya tidak bisa disepakati oleh komunitas ilmiah, selama belum adanya kesepakatan maka tidak akan terjadi normal sains (Kuhn, 1989). Pra science pada tahap ini Aktivitas yang terpisah dan pembentukan suatu ilmu akhirnya menjadi terarah pada suatu paradigma tunggal yang telah dianut oleh suatu masyarakat ilmiah misalnya Contoh konsep yang disepakati pada tahapan normal sains ini adalah pada abad ke-18 paradigma disajikan tentang Optik karya Newton yang mengajarkan bahwa cahaya adalah partikel yang sangat halus yang diterima oleh komunitas ilmiah pada zaman tersebut(Kuhn, 1989). paradigma normal science dalam tahap ini ada tiga yaitu Menentukan fakta yang penting, Menyesuaikan fakta dengan teori untuk menyesuaikan fakta dengan teori ini lebih nyata ketergantungannya pada paradigma), Mengartikulasikan teori paradigma dengan memecahkan beberapa ambiguitasnya yang masih tersisa dan memungkinkan pemecahan , paradigma- anomaly apabila dalam pemecahan masalah science normal dan problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang tidak mendasar, maka keadaan ini tidak mendatangkan krisis Sebaliknya jika sejumlah anomali atau fenomena-fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma muncul secara terus menerus dan secara mendasar menyerang paradigma, krisis revolusi Apabila hal baru yang terungkap tidak dapat dijelaskan oleh paradigma dan anomali antara teori dan fakta menimbulkan problem yang gawat, serta anomali menyerang paradigma maka dalam kepercayaan terhadap paradigma mulai goyah menjad keadaan krisis yang berujung pada perubahan paradigma (revolusi) (Kuhn, 1989) 15
  • 16. SARANA BERFIKIR ILMIAH : BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Ernest menyebut manusia sebagai Animal Symbolycum, yaitu makhluk yang mempergunakan symbol. Bahasa Sebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berfikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan jadi tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berfikir sebagai secara sistematis dan teratur. Selain itu sarana berfikir lainnya Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Statistika dikaitkan dengan variabel dan memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Adapun hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan 16
  • 17. pikiran kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus. 17
  • 18. AKSIOLOGI : ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, REVOLUSI GENETIKA Menurut Suriasumantri dalam bukunya, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Suriasumantri, 1998 : 234). Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada Etika menilai perbuatan manusia, dan nilai estetika tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan. The Liang Gie (1987) ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia dimana ada metode yang menghasilkan pengetahuan yang baru dan sistematis. Ilmu yang didapat manusia ini juga harus diiringi dengan moral sebagai perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang sesuai dengan nilai rasa dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial tersebut. Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Revolusi genetika adalah pengaruh dari pesatnya perkembangan ilmu dan moral serta tanggung jawab seorang ilmuwan. Aksiologi memandang hal ini dari permasalahan objek etika dan estetika atau baik buruknya seorang ilmuwan dalam menyikapi Revolusi genetika. 18
  • 19. AKSIOLOGI : ILMU DAN KEBUDAYAAN, PERKEMBANGAN ILMU DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL. Tujuan ilmu untuk mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya. Melalui hakikat ilmu dan nilai-nilai yang dikandungnya memiliki pengaruh terhadap pengembangan kebudayaan nasional yang kembali lagi pada tujuannya untuk mempermudah aktivitas manusia. Kebudayaan pertama kali di definisikan oleh E.B.Taylor dimana kebudayaan adalah keseluruhan yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lain nya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Aliport, Vermon, dan Lindzey dikutip Suriasumantri (2007:263) mengidentifikasikan enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, dan agama. Nilai teori adalah tentang penemuan kebenaran lewat berbagai metode, seperti rasionalisme, empirisme, dan metode ilmiah. Nilai ekonomi mencakup kegunaan benda dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai estetika berhubungan dengan keindahan dan segi-segi artistik yang menyangkut antara lain bentuk, harmoni, wujud kesenian lainnya. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antarmanusia dan penekanan segi-segi kemanusiaan yang luhur. Nilai politik berpusat pada kekuasaan sedangkan nilai agama merengkuh penghayatan yang bersifat mistik dan transedental dalam usaha manusia untuk mengerti dan memberi arti bagi kehadirannya di muka bumi. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. Zaman Renaissance mengantarkan kelahiran pemikiran modern dan diabad 18 munculnya ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan statistika. Zaman kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet dan sebagainya. pengembangan kebudayaan ini pada dasarnya adalah penafsiran kembali dari nilai-nilai konvensional agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman 19
  • 20. serta penumbuhan nilai-nilai baru yang fungsional. Maka dari hal ini ilmu dan kebudayaan mempunyai peranan adalah : 1. ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya perkembangan kebudayaan nasional; 2. ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu 20 bangsa. 3. Filsafat Ilmu (Suriasumantri, 2007:278-279) ada beberapa pemikiran keilmuan bahwa ilmu bersifat mendukung pengembangan kebudayaan nasional yaitu: 4. ilmu merupakan bagian kebudayaan,sehingga setiap langkah dalam kegiatan peningkatan ilmu harus memperhatikan kebudayaan kita; 5. ilmu merupakan salah satu cara menemukan kebenaran; 6. asumsi dasar dari setiap kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah percaya dengan metode yang digunakan; a. kegiatan keilmuan harus dikaitkan dengan moral; b. pengembangan keilmuan harus seiring dengan pengembangan filsafat; c. kegiatan ilmah harus otonom dan bebas dari kekangan struktur kekuasaan. Keenam hal ini merupakan langkah-langkah untuk memberi kontrol bagi masyarakat terhadap kegiatan ilmu dan teknologi.
  • 21. AKSIOLOGI : PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada serta mempunyai tujuan untuk mencari jawaban dalam proses Penemuan. Didalam penelitian mempunyai struktur penelitian yaitu Pengajuan Masalah, Kerangka Teoritis, Metodelogi penelitian, dan Hasil penelitian. Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah dan harus mempunyai alasan yang disebut dengan latabelakang lalu ada permasalahan yang kita kenali sebagai masalah yaitu identifikasi masalah mana yang akan dibahas agar tidak terlalu luas dan jelas maka permasalahan nya perlu dibatasi yang memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik maka seorang peneliti menyatakan tujuan penelitian nya dan kegunaan atau manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah. Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis secara empiris. Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual. Dalam membahas hasil penelitian tujuan nya adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam 21
  • 22. penulisan. Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan kaki(footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.  Contoh catatan kaki sebelum tanda baca : Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1 sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dari percobaan3.  Contoh catatan kaki Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et all : dan lain-lain) 4William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige : Schkenkman, 1965). 5 Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973) Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka. Ada perbedaan penulisan catatan kaki dan daftar pustaka, didalam catatan kaki maka nama pengarang ditulis lengkap tidak ada perubahan, sedangkan daftar pustaka nama pengarang harus disusun berdasarkan abjad. Tujuan utama catatan kaki adalah mengidentifikasi lokasi yang spesifik dari karya yang dikuti sedangkan daftar pustakamengidentifikasi karya ilmia itu sendiri. 22
  • 23. FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IDEALISME, REALISME, MATERIALISME Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah landasan diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Berdasarkan sifat wujudnya terdapat dua jenis landasan, yaitu: landasan material, dan landasan konseptual. Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung. contoh landasan yang bersifat konseptual berupa dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja 2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam 3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya 4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan Idealism bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah/ideal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui berpikir, intuisi, atau mengingat kembali. Kebenaran pengetahuan diuji melalui koherensi/konsistensi ide-idenya. Adapun hakikat nilai diturunkan dari realitas absolute (Tuhan). Implikasinya: pendidikan hendaknya bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, dan kebajikan sosial para siswa, agar mereka dapat melaksanakan kehidupan yang baik didalam masyarakat/negara sesuainilai-nilaiyang diturunkan dariYang Absolut. Kurikulum 23
  • 24. Idealisme bersifat subject matter centered. Guru harus unggul dalam hal intelektual maupun moral; bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia; dan bertanggung jawab menciptakan lingkungan pendidikan bagipara siswa. Adapun siswa berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya, sedangkan Realisme bersifat fisik/material dan objektif; keberadaan dan perkembangan realitas diatur dan diorganisasikan oleh hukum alam. Manusia adalah bagian dan dihasilkan dari alam itu sendiri, manusia mampu berpikir tetapi manusia tidak bebas. Pengetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman. Implikasinya: pendidikan bertujuan agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan mampu melaksanakan tanggungjawab sosial. Kurikulum pendidikan berpusat kepada isi mata pelajaran; adapun mata pelajarannya terdiri atas sains/ IPA, matematika, ilmu kemanusiaan dan IPS, serta nilai-nilai. Kurikulum tersebut harus memuat pengetahuan dan nilai-nilaiesensial kebudayaan yang diberlakukan sama untuk semua siswa. Kurikulum direncanakan dan ditentukan oleh guru. Kurikulum Realisme bersifat subject matter centered. Metode mengajar yang utama adalah pembiasaan; para siswa hendaknya belajar melalui pengalaman langsung ataupun pengalaman tidak langsung. Peranan guru cenderung bersifat otoriter; guru harus menguasaipengetahuan dan keterampilan teknik-teknik mengajar; Guru memiliki kewenangan dalam membentuk prestasisiswa dan siswa berperan untuk menguasai pengetahuan, harus taat pada aturan dan disiplin. Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di sekundernya. Ciri-ciri filsafat materialisme  Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi  Tidak meyakini adanya alam ghaib  Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu  Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum  Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhl 24
  • 25. ESSENSIALISME, PERENIALISME, REKONSTRUKSIONISME Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Bagi penganut Esensialisme pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “Edukation as Cultural Conservation”. Mereka percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Tujuan pendidikan mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas sosial dan kesejahteraan umum. Fungsi utama sekolah adalah memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan menjadi penuntun penyesuayan orang (individu) kepada masyarakat. Kurikulum direncanakan dan diorganisasi oleh seorang dewasa atau guru sebagai wakil masyarakat, society centered. Metode pendidikan agar sekolah-sekolah mempertahankan metode-metode tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental. Metode problem solving memang ada manfaatnya, tetapi bukan prosedur yang dapat diterapkan dalam seluruh kegiatan belajar. Peran Guru sebagai mediator atau jembatan antara dunia masyarakat atau orang dewasa dengan dunia anak. Guru harus disiapkan sedemikian rupa agar secara teknis mampu melaksanakan perannya sebagai pengarah proses belajar. Peran Siswa Belajar berarti menerima dan mengenal dengan sungguh-sungguh nilai-nilai sosial oleh angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada angktan berikutnya 25
  • 26. Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman moderen telah menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan umat manusia. Mengatasi krisis ini perenialisme memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan masa lampau”. pandangan aliran perenialisme terhadap pendidikan yaitu: Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang kebudayaan ideal, Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite itelektual yang mengetahui kebenaran dan suatu waktu akan meneruskannya kepada generasi pelajar yang baru, Kurikulum pendidikan bersifat subject centered berpusat pada materi pelajaran, Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh perenialist adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang dalam the great books dalam rangka mendisiplinkan pikiran, Peran guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “mirid” yang mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan moral authority (otoritas moral) atas murid-muridnya karena ia seorang propesional yang qualifiet dan superior. aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran parennialisme yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis sehingga perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan yang lebih baik akan selalu diadakan dan dijadikan realita, dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan-golongan tertentu, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, agama, dan masyarakat yang bersangkutan, akan tetapi perubahan yang digunakan untuk kepentingan bersama. 26
  • 27. PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME, PROGRESIVISME Penganut pragmatisme yang lain mengatakan bahwa, suatu ide atau tanggapan dianggap benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu, yakni jalan yang dapat membawa manusia ke arah penyelesaian masalah secara tepat (berhasil). Seseorang yang ingin membuat hari depan, ia harus membuat kebenaran, karena masa depan bukanlah sesuatu yang sepenuhnya ditentukan oleh masa lalu (Kattsoff, 1992:130). Pragmatis selalu menolak jika filsafat mereka dikatakan berlandaskan suatu pemikiran metafisik sebagaimana metafisika tradisional yang selalu memandang bahwa dalam hidup ini terdapat sesuatu yang bersifat absolute dan berada di luar jangkauan empiris maka Epistemology pragmatisme sepenuhnya berbasis pendekatan empiris : apa yang bisa dirasakan itulah yang benar. Artinya, akal, jiwa, dan materi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. pendidikan pragmatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda ketika ia berada di luar sekolah. Model pembelajaran pragmatisme adalah anak belajar di dalam kelas dengan cara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan merasa bersama-sama terlibat dalam masalah dan pemecahanya. Anak akan terlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing. Sementara, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Model pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta anak dilatih berpikir secara logis. implikasi dari filsafat pendidikan pragmatisme terhadap pelaksanaan pendidikan mencakup tiga hal pokok. Ketiga hal pokok tersebut, yaitu: 1. Tujuan Pendidikan, adalah memberikan pengalaman 2. Kedudukan Siswa, suatu organisasi yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh. 3. Kurikulum, berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. 4. Metode, metode yang digunakan metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja), serta metode pemecahan masalah (problem 27
  • 28. solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and discovery method). 5. Peran Guru. mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya. Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan idealisme Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda dunia, manusia itu adalah materi , manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi Subjek. Tujuan pendidikan menurut pandangan eksistensialisme adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri dengan memberikan bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan. Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Progresivisme bermaksud menjadikan anak didik yang mempunyai kualitas dan terus maju (progress) sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia (filsafat) pendidikan, terutama sebagai lawan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan konvensional yang diwarisi dari abad kesembilan belas. Tokoh-tokoh progresivisme diantaranya adalah John Dewey, Sigmund Freud, dan Jean Jacques Rousseau. Progresivisme menghendaki sekolah memiliki kurikulum di mana bersifat fleksibilitas (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh doktrin tertentu), luas dan terbuka. Metode pendidikan yang biasa pergunakan adalah metode pendidikan aktif, metode memonitor kegiatan belajar, metode penelitian ilmiah, pemerintahan pelajar, kerjasama sekolah dengan keluarga, sekolah sebagai laboratorium pembaharuan. Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai penasihat, pembimbing, dan pemandu. 28
  • 29. MATERIALISME Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada. Ciri-ciri filsafat materialisme 1. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi 2. Tidak meyakini adanya alam ghaib 3. Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu 4. Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum 5. Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai berikut: 1. Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama. 2.Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks. 3. Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku. 4. Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi. 5. Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar. 29
  • 30. adapun kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh aliran filsafat 30 materialisme dalam pendidikan adalah: 1. Kelebihannya: Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum. Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi,selalu berhubungan dengan sasaran perilaku. Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi, pelajaran berprogram dan kompetensi 2. Kelemahannya: Dalam dunia pendidikan aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar. Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk pengetahuan material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar mengajar. Yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa upaya internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehar-hari anak didik. Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-perilaku mereka.
  • 31. DAFTAR PUSTAKA S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: 31 Pustaka Sinar Harapan, 2009. Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1998 Kneller, G.F. 1971. Contemporary Educational Theories. In Kneller, G.F. (Edition) Foundation of Education. New York: NY: John Wiley and Sons. Mudyahardjo, R. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya