Dokumen tersebut merangkum beberapa konsep dasar filsafat ilmu seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi serta membahas asumsi-asumsi yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan batasan-batasan penelitian ilmiah.
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
Islam merupakan agama yang mengatur dimensi hubungan antara manusia dan Tuhan dan antara manusia dengan manusia. Untuk itu, hubungan antara agama dan negara dalam Islam telah menjadi teladan. Sejarah dalam Islam juga telah mencatat peristiwa-peristiwa penting, salah satunya adalah yang berkaitan dengan persoalan ketatanegaraan.
Pada Masa Rasulullah, beliau telah memberikan gambaran utama mengenai konsep bernegara, yaitu dengan dibentuknya madinah. Peristiwa ini dianggap sebagai penyajian kepada manusia mengenai tatanan social-politik yang mengenai system pendelegasian. Wujud historis terpenting mengenai peristiwa ini adalah piagam madinah yang juga dapat dikatakan sebagai konstitusi pertama kali.
Setelah itu, muncullah Khulafa ar-Rasyidin, yakni empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Terkait system pemerintahan maupun ketatanegaraan ini pun sangat dinamis. Perkembangan mengenai ketatanegaraan dianggap semakin berkembang pesat. Terbukti dengan banyaknya kontribusi-kontribusi khalifah, seperti adanya perluasan wilayah, dhiwan, dan lain-lain.
Dengan mengetahui beberapa peristiwa di atas, maka kita dapat melihat bahwa Islam telah memberikan ruang. Peristiwa-peristiwa di ataspun bukan hanya sekadar cerita, namun juga dapat dijadikan sebagai contoh dan pelajaran bagi kehidupan bernegara saat ini. Untuk itu penting bagi kita mengetahui bagaimana ketatanegaraan pada masa Rasulullah dan Khulafa ar-Rasyidin. Dari latar belakang inilah kami menyusun dan akan membahas lebih lanjut mengenai topic tersebut.
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
Islam merupakan agama yang mengatur dimensi hubungan antara manusia dan Tuhan dan antara manusia dengan manusia. Untuk itu, hubungan antara agama dan negara dalam Islam telah menjadi teladan. Sejarah dalam Islam juga telah mencatat peristiwa-peristiwa penting, salah satunya adalah yang berkaitan dengan persoalan ketatanegaraan.
Pada Masa Rasulullah, beliau telah memberikan gambaran utama mengenai konsep bernegara, yaitu dengan dibentuknya madinah. Peristiwa ini dianggap sebagai penyajian kepada manusia mengenai tatanan social-politik yang mengenai system pendelegasian. Wujud historis terpenting mengenai peristiwa ini adalah piagam madinah yang juga dapat dikatakan sebagai konstitusi pertama kali.
Setelah itu, muncullah Khulafa ar-Rasyidin, yakni empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Terkait system pemerintahan maupun ketatanegaraan ini pun sangat dinamis. Perkembangan mengenai ketatanegaraan dianggap semakin berkembang pesat. Terbukti dengan banyaknya kontribusi-kontribusi khalifah, seperti adanya perluasan wilayah, dhiwan, dan lain-lain.
Dengan mengetahui beberapa peristiwa di atas, maka kita dapat melihat bahwa Islam telah memberikan ruang. Peristiwa-peristiwa di ataspun bukan hanya sekadar cerita, namun juga dapat dijadikan sebagai contoh dan pelajaran bagi kehidupan bernegara saat ini. Untuk itu penting bagi kita mengetahui bagaimana ketatanegaraan pada masa Rasulullah dan Khulafa ar-Rasyidin. Dari latar belakang inilah kami menyusun dan akan membahas lebih lanjut mengenai topic tersebut.
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
Buku ini bersasaran untuk meliputi area-area penting pemerintahan, ekonomi, kebijakan luar negeri dan hukum. Banyak buku telah ada yang merinci bermacam sistem Islam seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem peradilan, sistem pemerintahan dan lainnya. Untuk memahami semua aspek sistem Islam secara rinci diperlukan pemahaman dasar terhadap prinsip-prinsip tiap sistem itu.
Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Pada hakikatnya, fikih sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW.
walaupun belum bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu tersendiri. Karena seluruh
persoalan agama yang dialami oleh umat Islam pada masa itu langsung ditanyakan
dan dijawab oleh Nabi Muhammad SAW. dengan merujuk kepada Alquran dan
sunnah. Namun sejak sepeninggal Rasulullah SAW. mulai munculnya ilmu fikih
yang dikarnakan seringnya muncul persoalan-persoalan yang membutukan hukum
melalui istimbat.
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
Makalah yang berisi penjelasan tentang tafsir, ta'wil dan tarjamah guna memenuhi tugas ULUMUL QUR"AN 1. kunjungi bog saya di khusnulsawo.blogspot.com \(^o^)/ yaa..??
terima kasih
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
Buku ini bersasaran untuk meliputi area-area penting pemerintahan, ekonomi, kebijakan luar negeri dan hukum. Banyak buku telah ada yang merinci bermacam sistem Islam seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem peradilan, sistem pemerintahan dan lainnya. Untuk memahami semua aspek sistem Islam secara rinci diperlukan pemahaman dasar terhadap prinsip-prinsip tiap sistem itu.
Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Pada hakikatnya, fikih sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW.
walaupun belum bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu tersendiri. Karena seluruh
persoalan agama yang dialami oleh umat Islam pada masa itu langsung ditanyakan
dan dijawab oleh Nabi Muhammad SAW. dengan merujuk kepada Alquran dan
sunnah. Namun sejak sepeninggal Rasulullah SAW. mulai munculnya ilmu fikih
yang dikarnakan seringnya muncul persoalan-persoalan yang membutukan hukum
melalui istimbat.
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
Makalah yang berisi penjelasan tentang tafsir, ta'wil dan tarjamah guna memenuhi tugas ULUMUL QUR"AN 1. kunjungi bog saya di khusnulsawo.blogspot.com \(^o^)/ yaa..??
terima kasih
APA ILTU ILMU
PENGERTIAN ILMU
KARAKTERISTIK ILMU
PERBEDAAN & PERSAMAAN ILMU DENGAN FILSAFAT
HUBUNGAN ILMU DENGAN FILSAFAT
ASPEK PENILAIAN ILMU
JENIS-JENIS ILMU
SIFAT ILMU
ONTOLOGI
EPISTEOLOGI
AKSIOLOGI
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan yang dijadikan rujukan dalam melakukan penelaran. logika. sebagai sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran sehingga membantu kita dalam mengkasi sutu ilmu dari bergaia sumber penegtahuan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. TUGAS UJIAN AKHIR
SEMESTER
RESUME FILSAFAT ILMU
SUCI RUKMANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
2. Table of Contents
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3
DASAR DASAR PENGETAHUAN : PENALARAN, LOGIKA, SUMBER PENGETAHUAN,
KRITERIA KEBENARAN ................................................................................................. 4
ONTOLOGI : METAFISIKA, ASUMSI, PELUANG ............................................................... 6
ONTOLOGI: BEBERAPA ASUMSI DALAM ILMU, BATAS PENELAHAN ILMU ....................... 8
EPISTIMOLOGI: PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH . 10
EPISTIMOLOGI: INDUKTIVISME, PROBLEMA INDUKSI, KETERGANTUNGAN OBSERVASI
PADA TEORI.............................................................................................................. 12
EPISTIMOLOGI: PARADIGMA KHUN............................................................................ 14
SARANA BERFIKIR ILMIAH : BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA .......................... 16
AKSIOLOGI : ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, REVOLUSI
GENETIKA ................................................................................................................. 18
AKSIOLOGI : ILMU DAN KEBUDAYAAN, PERKEMBANGAN ILMU DAN PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN NASIONAL........................................................................................... 19
AKSIOLOGI : PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH ...................................................... 21
FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IDEALISME, REALISME, MATERIALISME............................. 23
ESSENSIALISME, PERENIALISME, REKONSTRUKSIONISME ............................................ 25
PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME, PROGRESIVISME ................................................. 27
MATERIALISME ......................................................................................................... 29
DAFTAR ISI................................................................................................................ 31
3. KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
Resume tentang materi “ Filsafat Ilmu ”.
Terselesaikannya pembuatan Resume ini bukanlah karena kepandaian saya
saja. Namun karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Baik berupa adanya
bimbingan, arahan dan saran-saran. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang tulus kepada Bapak Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.
Dan Ibu Dr. Rahmi Susanti, M.Si yang telah memberikan arahan di setiap
pertemuan mata kuliah ini.
Saya menyadari bahwa Resume ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna baik dalam penyusunan maupun penulisannya. Saya berharap semoga
Resume ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentu bagi saya selaku penulis .
3
Palembang, Desember 2014
4. DASAR DASAR PENGETAHUAN : PENALARAN, LOGIKA, SUMBER
PENGETAHUAN, KRITERIA KEBENARAN
Pengetahuan adalah Informasi yang telah diproses yang diperoleh
manusia melalui pemahaman, pembelajaran, pengamatan akal serta pengalaman.
Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu dengan
pendidikan seseorang mendapatkan pengetahuan melalui apa yang telah orang itu
pelajari, dengan pengalaman misalkan apabila sesudah merumput baiknya rumput
tersebut dikumpulkan dan didiamkan untuk beberapa hari maka rumput tersebut
dapat dijadikan pupuk dengan beberapa campuran jadi berdasarkan pengalaman
seseorang bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik lagi, dengan Usia
seseorang juga mempunyai pengetahuan yang lebih banyak lagi karena umur jadi
banyak pengalaman yg orang itu ketahui.
Dengan pengetahuan maka seseorang dapat bernalar, menurut
Suriasumatri (2001: 42) penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam
pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan. Jadi bernalar itu proses
berfikir dimana manusia dapat mengembangkan pengetahuan nya. pengetahuan
mampu dikembangkan manusia karena dua hal yang pertama manusia mempunyai
bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut, yang kedua manusia mampu
mengembangkan pengetauan nya dengan cepat maksud nya kemampuan berfikir
menurut alur kerangka berfikir tersebut. misalnya mengapa gunung bisa meletus
maka disini manusia harus berfikir nalar seperti factor apa saja yang menyebabkan
gunung dapat meletus dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah semua itu.
Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri ciri yaitu logika.
Louis O. Kattsoff (1987:28) Logika ialah ilmu pengetahuan mengenai
penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetahuan ini menguraikan tentang aturan-aturan
serta cara-cara untuk mencapai kesimpulan, setelah didahului oleh suatu prangkat
premise. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Ada dua logika induktif
4
5. dan logika deduktif. Penalaran induktif adalah menarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum misalnya gajah mempunyai mata, kambing mempunyai mata, dan
juga singa, kucing maka ditarik kesimpulan bersifat umum semua binatang
mempunyai mata. Sedangkan penalaran deduktif cara berfikir dimana yang
bersifat umum ditari kesimpulan menjadi khusus, misalnya semua makhluk
mempunyai mata, sipolan adalah seorang makhluk jadi kesimpulan nya sipolan
mempunyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif sebab kesimpulan ini
ditarik secara logis dari dua premis yang mendukung. Pengetahuan dapat
diperoleh dari berbagai aspek yaitu kau rasionalisme mengggunakan metode
deduktif dalam menyusun pengetahuan nya, premis yang dipakai dalam penalaran
nya didapat dari ide yang jelas dan dapat diterima, dan ide ini bukan lah ciptaan
pikiran manusia. Sedangkan kaum empiris menganggap dunia ini nyata karna
dapat dilihat dengan pancaindra dan pengalaman adalah cara dalam menemukan
pengetahuan dan pancaindra sebagai alat yang menangkapnya.
Intuisi adalah Pengetahuan yang tiba-tiba, pengetahuan ini dipergunakan
sebagai hipotesis bagi analisis dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang
dikemukan. Wahyu adalah pengetahuan yang dismpaikan oleh tuhan kepada
manusia melalui nabi nabi yang sudah diutusnya. Kepercayaan kepada tuhan
adalah sumber pengetahuan. Teori kebenaran didasarkan pada criteria kebenaran
yaitu koherensi dimana bentuk pengetahuan yang penyusunan nya dilakukan
dengan pembuktian, misalnya pada pelajaran matematika. Korespodensi adalah
pernyataan yang benar apabila pengetahuanyang dikandung itu berhubungan
misalnya ibu kota republic Indonesia adalah Jakarta maka faktanya benar dan
berhubungan Jakarta memang ibu kota Indonesia. Teori Pragmatisme (Teori
konsekuensi kegunaan) Teori yang dicetuskan oleh Peirce (1839-1914) ini
disandarkan pada teori pragmatisme. Penganut teori ini menyatakan bahwa
kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria
5
6. ONTOLOGI : METAFISIKA, ASUMSI, PELUANG
Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita
ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian
mengenai teori tentang “ada”. Metafisika merupakan bagian dari aspek ontologi
dalam kajian filsafat. Dibidang filsafat metafisika adalah tempat berpijak dari
setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Beberapa penafsiran yang
diberikan manusia mengenai alam ini (Jujun, 2005). Supernaturalisme bersifat
lebih tinggi dibandingkan dengan alam yang nyata. Dari paham Supernatural ini
lahirlah Animisme, dimana manusia percaya bahwa terdapat roh yang sifatnya
gaib terdapat dalam benda-benda, tetapi paham naturalis menentang nya karena
paham in berpendat kalau gejalah alam yang ada tidak disebabkan oleh hal yang
gaib karena kebenaran yang digunakan logika dan akal, sedangkan paham
materialis menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi.
Masalah ini tetap dipelajari mengenai makhluk hidup sehingga timbul dua tafsiran
yang saling bertentangan paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum
mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan
gejala kimia-fisika semata, misalnya didalam tubuh manusia berisi dan tersusun
dari zat zat kimia dan fisika, adanya kandungan zat pada air keringat, Sedangkan
bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara
substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata, misalnya manusia itu
sama seperti robot. Setiap ilmu selalu memerlukan asumsi.
Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan. suatu
hipotesis merupakan asumsi karena kebenaran nya lebih besar apabila membuat
asumsi harus difikirkan factor faktornya misalnya “Bawalah payung agar
pakaianmu tidak basah waktu sampai ke sekolah”. Asumsi yang digunakan adalah
hujan akan jatuh di tengah perjalanan ke sekolah. Implikasinya, memakai payung
akan menghindarkan pakaian dari kebasahan karena hujan. Asumsi menjadi
masalah yang penting dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Kesalahan
6
7. menggunakan asumsi akan berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
Asumsi yang benar akan menjembatani tujuan penelitian sampai penarikan
kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis. Gejala alam tunduk pada tiga
karakteristik yaitu determinisme mengartikan pengetahuan adalah bersifat
empiris, Pilihan Bebas Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan
pilihannya dimana harus berjalan dengan lancer dan tercapai dan tidak terikat
pada hukum alam misal, tidak ada tolak ukur yang tepat dalam melambangkan arti
kebahagiaan. Probabilstik, sifatnya berupa peluang.Ilmu Probabilistik atau ilmu
tentang peluang termasuk cabang ilmu yang baru. ilmu ini bersama dengan
statistika berkembang cukup pesat. Peluang dinyatakan dari angka 0 sampai 1.
Angka 0 menyatakan bahwa suatu kejadian itu tidak mungkin terjadi. Dan angka 1
menyatakan bahwa sesuatu itu pasti terjadi. Misalnya bahwa peluang semua
makhluk hidup itu akan mati dinyatakan dengan angka 1. Statistika hanya
menyatakan distribusi kemungkinan/peluang dari nilai besaran dalam kasus-kasus
individual. Misalnya peluang munculnya angka tertentu dari lemparan dadu
adalah 1/6. Hukum statistik tidak meramalkan apa yang akan terjadi atau apa yang
pasti terjadi dalam suatu lemparan dadu. Hukum ini hanya menyatakan jika kita
melempar dalam jumlah lemparan yang banyak sekali maka setiap muka dadu
diharapkan untuk muncul sama seringnya. Karena itu ilmu memberikan
pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan lewat penafsiran
kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif (Suriasumantri, 2010:78-80).
7
8. ONTOLOGI: BEBERAPA ASUMSI DALAM ILMU, BATAS
PENELAHAN ILMU
Ilmu menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana
teori ilmu pengetahuan yang terjadi di alam. Maka, ilmu menggunakan bukti dari
eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan
individual di dalam suatu masyarakat.(mulyadiniarty, 2009). Menurut Suhartono
dalam mulyadiniarty (2009) asumsi merupakan latar belakang intelektual suatu
jalur pemikiran. Asumsi merupakan anggapan/andaian dasar tentang sebuah
realitas. Asumsi merupakan pondasi bagi penyusunan pengetahuan ilmiah. Objek
yang dikaji oleh ilmu adalah semua objek yang empiris, yaitu objek yang bisa
ditangkap oleh pancaindera. Menurut Burhanudin Ilmu mempunyai tiga asumsi
mengenai objek empiris :
1. Menganggap objek- objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain.
Misalnya dalam manusia mempunyai kelas serupa dengan kucing yanitu
sama sama kelas mamalia.
2. Anggapan bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka
waktu tertentu. Misalnya Planet- planet memperlihatkan perubahan dalam
waktu yang relatif sangat panjang bila dibandingkan dengan sebongkah es
batu di suatu panas terik di musim kemarau.
3. Determinisme merupakan asumsi ilmu yang ketiga. Kita menganggap
bahwa suatu gejala bukanlah suatu kejadian yang bersifat kebetulan.
Misalnya kita temui dalam kehidupan sehari- hari, sesudah langit medung
maka turunlah hujan atau sesudah gelap terbitlah terang.
Menurut Sariasumantri (2009:89) dalam mengembangkan asumsi maka harus
diperhatikan beberapa hal-hal dalam pengembangan asumsi:
1. Asumsi ini harus asumsi harus relevan dengan bidang ilmu dan tujuan
8
pengkajian disiplin keilmuan.
9. 2. Asumsi ini harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya“ bukan
“bagaimana keadaan seharusnya” dalam kegiatan ekonomis maka manusia
yang berperan adalah manusia “yang mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
dengan korbanan sekecil- kecilnya” maka itu sajalah yang kita
jadikan pegangan tidak usah ditambah sebaiknya begini, atau seharusnya
begitu.
Ilmu tidak membahas yang di luar pengalaman manusia seperti surga dan
neraka. “Ilmu tanpa (bimbingan moral) agama adalah buta”, demikian kata
Einstein. Kebutaan moral dari ilmu mungkin membawa kemanusiaan ke jurang
malapetaka. Menurut (Rachmat, 2011, p. 143) Ontologi imu membatasi diri pada
kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa
diamati melalui pancaindera manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang
berada pada batas prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pasca-pengalaman
(seperti surga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya
9
dari luar.
Ilmu terbagi menjadi ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu alam bertujuan mempelajari
zat yang membentuk alam semesta sedangkan alam kemudian bercabang lagi
menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat),
astronomi (mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi (the earth science
yang mempelajari bumi). ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia
dalam perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan
kelakuan manusia), ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan
kehidupannya lewat proses pertukaran), sosiologi (mempelajari sistem dan proses
dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan bernegara).
10. EPISTIMOLOGI: PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR
PENGETAHUAN ILMIAH
Pengetahuan adalahkhasana kekayaan mental yang secara langsung atau
tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sulit dibayangkan apabila
kehidupan manusia tanpa pengetahuan sebab pengetahuan adalah sumber jawaban
bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Setiap jenis pengetahuan
mempunyai ciri cirri yang spesifik mengenai , ontology, epistimologi, dan
aksiologi. Ilmu mempelajari alam bagaimana adanya dan terbataspada lingkup
pengalaman kita. Randall dan Bucler mmendefinisikan akal sehat sebagai
pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat
sporadic atau kebetulan, berdasarkan akal sehat sangat masuk akal setelah
mengalami beberapa kali terbit dan terbenam matahari menyimpulkan bahwa
matahari mengelilingi bumi. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode, menurut Senn, merupakan
prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang memiliki langkah-langkah yang
sistematis. Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan
pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Menurut
kajian epistemologi terdapat beberapa metode untuk memperoleh pengetahuan,
diantaranya adalah Metode Empirisme yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan
tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. Metode Rasionalisme
Untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. Bukan
berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan pengalaman
dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh suatu
pengetahuan. Menurut Rene Descartes (Bapak Rasionalisme), bahwa kebenaran
suatu pengetahuan melalui metode deduktif melalui cahaya yang terang dari akal,
Metode Fenomenalisme Menurutnya ada empat macam pengetahuan :
10
11. 1. Pengetahuan analisis a priori yaitu pengetahuan yang dihasilkan oleh
analisa terhadap unsur-unsur pengetahuan yang tidak tergantung pada
adanya pengalaman, atau yang ada sebelum pengalaman.
2. Pengetahuan sintesis a priori, yaitu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan
akal terhadap bentuk-bentuk pengalamannya sendiri yang mempersatukan
dan penggabungan dua hal yang biasanya terpisah.
3. Pengetahuan analitis a posteriori, yaitu pengetahuan yang terjadi sebagai
11
akibat pengalaman.
4. Pengetahuan sintesis a posteriori yaitu pengetahuan sebagai hasil keadaan
yang mempersatukan dua akibat dari pengalaman yang berbeda.
Sedangkan Metode Intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh
pengetahuan melalui intuisi, Menurut Henry Bergson, penganut intusionisme,
intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui suatu pengetahuan secara langsung.
Metode intuisionisme adalah metode untuk memperoleh pengetahuan dalam
bentuk perbuatan yang pernah dialami oleh manusia, Metode Ilmiah memperoleh
pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran
sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Berfikir dan pengetahuan
dilihat dari ciri prosesnya dapat dibagi ke dalam (1) Berfikir biasa dan sederhana
menghasilkan pengetahuan biasa (pengetahuan eksistensial); (2) Berfikir
sistematis faktual tentang objek tertentu menghasilkan pengetahuan ilmiah (ilmu);
(3) Berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan filosofis
(filsafat).
12. EPISTIMOLOGI: INDUKTIVISME, PROBLEMA INDUKSI,
KETERGANTUNGAN OBSERVASI PADA TEORI
Arifin dalam Susanto (2011:27) mendefinisikan efistemologi sebagai
pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh,
apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme), dari pengalaman panca indera
(aliran empirisme), dari ide-ide (aliran idealism), atau dari Tuhan (aliran
teologisme), termasuk juga pemikiran tentang validitas pengetahuan manusia,
artinya sampai di mana kebenaran pengetahuan kita. Dengan menaklukkan alam,
Bacon sangat percaya umat manusia dapat sejahtera melalui ilmu
pengetahuannya. Berdasarkan pemikirannya tersebut, Bacon merumuskan dasar-dasar
berpikir induktif modern. Menurutnya, metode induksi yang tepat adalah
induksi yang bertitik pangkal pada pemeriksaan yang diteliti dan telaten mengenai
data-data partikular, yang pada tahap selanjutnya rasio dapat bergerak maju
menuju penafsiran terhadap alam (interpretatio natura).
Untuk mencari dan menemukan kebenaran dengan metode induksi, Bacon
mengemukakan ada dua cara yang harus dilakukan, yaitu: 1) Rasio yang
digunakan harus mengacu pada pengamatan inderawi yang partikular, kemudian
mengungkapnya secara umum. 2) Rasio yang berpangkal pada pengamatan
inderawi yang partikular digunakan untuk merumuskan ungkapan umum yang
terdekat dan masih dalam jangkauan pengamatan itu sendiri, kemudian secara
bertahap mengungkap yang lebih umum di luar pengamatan. Untuk menghindari
penggunaan metode induksi yang keliru, Bacon menyarankan agar menghindari
empat macam idola atau rintangan dalam berpikir, yaitu: (1)idola tribus adalah
kekeliruan dalam sifat manusia, yang menghalangi untuk mampu
mempertimbangkan secara objektif, misalnya manusia cenderung senang dengan
hal yang menimbulkan kenikmatan pengindraan. (2)idola specus adalah
kekeliruan seseorang yang berkenaan dengan watak, pendidikan, pembacaan dan
pengaruh-pengaruh khusus yang tertanam dalam diri seseorang. (3)idola fori
12
13. adalah kekeliruan yang kurang mampu memberikan istilah-istilah yang jelas
pengertiannya. (4) idola theatri adalah sistem-sistem filsafat masa lampau yang
keliru dalam menggambarkan alam (Mudyahardjo,2010:109). Bacon yang
terkenal adalah “Knowledge is Power” (pengetahuan adalah kuasa). Dia sangat
berkeyakinan bahwa pengetahuan adalah sumber kemenangan dan kemakmuran
manusia di dunia ini. hakikat pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan
yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta, yang
disebut pengalaman atau empiris. Kritik terhadap empirisme oleh Honer dan Hunt
(1968) dalam Suriasumantri (1994) terdiri atas tiga bagiaan yaitu Pengalaman
yang merupakan dasar utama induktivisme seringkali tidak berhubungan langsung
dengan kenyataan obyektif, Dalam mendapatkan fakta dan pengalaman pada alam
nyata, manusia sangat bergantung pada persepsi pancaindera, Dalam induktivisme
pada prinsipnya pengetahuan yang diperoleh bersifat tidak pasti. Induktivisme
bagian dari empirisme yang sangat menghargai pengamatan empiris. pengetahuan
ilmiah disimpulkan dari keterangan-keterangan observasi yang diperoleh melalui
induksi. Contohnya, sejak kecil kita memperhatikan bahwa matahari terbit di
timur. Masih juga demikian.Sampai hari ini, matahari masih juga terbit di timur.
Kenyataan seperti itu merupakan fakta khusus.Berdasarkan pengalaman
ini, maka kita menyimpulkan bahwa “setiap hari matahari terbit
ditimur”.Perhatikan cara pengambilan kesimpulan. Ini adalah penarikan
kesimpulan secara induktif. Dua hal yang ditekankan pada observasi melalui
penglihatan menurut induktivis, yaitu pengamat dapat menangkap langsung sifat
dari duia luar selama sifat itu terekam oleh otaknya dari tindakan melihat. Kedua,
dua pengamat normal memandang objek yang sama dari tempat yang sama akan
melihat hal yang sama pula. Jadi untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dapat
digunakan secara bersama dan saling mengisi, dilaksanakan dalam suatu wujud
penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum logika.
13
14. EPISTIMOLOGI: PARADIGMA KHUN.
Thomas S. Kuhn dilahirkan di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922.
Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette
Stroock Kuhn, Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada
pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant
(Aprillin, 2010), lalu khun belajar di Universtitas Berkeley di California sebagai
pengajar di departemen filosofi dan sains. Dia menjadi profesor sejarah ilmu pada
1961. Dia menerbitkan bukunya yang terkenal The Structure Of Scientific
Revolution pada tahun 1962. Kuhn (1989) menggunakan paradigma dalam dua
pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keseluruhan konstelasi kepercayaan,
nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di
pihak lain paradigma menunjukan sejenis unsur dalam konstelasi itu dan
pemecahan teka-teki yang kongkrit yang jika digunakan sebagai model, pola, atau
contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang eksplisit sebagai dasar bagi
pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang masih tersisa.
Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan
apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan jawaban yang diperoleh (Kuhn, 1989).
Yang melatarbelakangi pemikiran Kuhn tentang ilmu dan
perkembangannya merupakan respon terhadap adanya pandangan Positivisme dan
Popper. Kuhn menolak pandangan itu karena Kuhn memandang ilmu dari
perspektif sejarah, dimana sejarah ilmu merupakan titik awal pengembangan ilmu
karena rekaman akumulasi konsep untuk melihat bagaimana hubungan antara
pengetahuan dengan mitos dan takhayul yang berkembang. Pandangan Kuhn
tentang perkembangan ilmu dapat diringkas dalam suatu skema yang open-ended,
artinya sebuah akhir yang selalu terbuka untuk diperbaiki dan dikembangkan lebih
lanjut yaitu Pra paradigma pada tahap ini tidak adanya suatu pandangan tersendiri
yang diterima oleh semua ilmuan tentang suatu teori (fenomena) seperi ada yang
bilang cahaya berasal dari satu partikel yang keluar dari benda yang berwujud,
14
15. ilmuan yang lain mengatakan cahaya adalah modifikasi dari medium yang
menghalang diantara benda denganmata, yang lain menerangkan bahwa cahaya
sebagai interaksi antara medium dan yang dikeluarkan oleh mata. Karena dari
masing-masing ilmuan tidak ada kesepakatan tentang konsep cahaya, paradigma
tentang cahaya tidak bisa disepakati oleh komunitas ilmiah, selama belum adanya
kesepakatan maka tidak akan terjadi normal sains (Kuhn, 1989).
Pra science pada tahap ini Aktivitas yang terpisah dan pembentukan suatu
ilmu akhirnya menjadi terarah pada suatu paradigma tunggal yang telah dianut
oleh suatu masyarakat ilmiah misalnya Contoh konsep yang disepakati pada
tahapan normal sains ini adalah pada abad ke-18 paradigma disajikan tentang
Optik karya Newton yang mengajarkan bahwa cahaya adalah partikel yang sangat
halus yang diterima oleh komunitas ilmiah pada zaman tersebut(Kuhn, 1989).
paradigma normal science dalam tahap ini ada tiga yaitu Menentukan fakta yang
penting, Menyesuaikan fakta dengan teori untuk menyesuaikan fakta dengan teori
ini lebih nyata ketergantungannya pada paradigma), Mengartikulasikan teori
paradigma dengan memecahkan beberapa ambiguitasnya yang masih tersisa dan
memungkinkan pemecahan , paradigma- anomaly apabila dalam pemecahan
masalah science normal dan problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang tidak
mendasar, maka keadaan ini tidak mendatangkan krisis Sebaliknya jika sejumlah
anomali atau fenomena-fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma
muncul secara terus menerus dan secara mendasar menyerang paradigma, krisis
revolusi Apabila hal baru yang terungkap tidak dapat dijelaskan oleh paradigma
dan anomali antara teori dan fakta menimbulkan problem yang gawat, serta
anomali menyerang paradigma maka dalam kepercayaan terhadap paradigma
mulai goyah menjad keadaan krisis yang berujung pada perubahan paradigma
(revolusi) (Kuhn, 1989)
15
16. SARANA BERFIKIR ILMIAH : BAHASA, MATEMATIKA DAN
STATISTIKA
Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang
menggabungkan induksi dan deduksi. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses
berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut
bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Ernest
menyebut manusia sebagai Animal Symbolycum, yaitu makhluk yang
mempergunakan symbol. Bahasa Sebagai sarana komunikasi maka segala yang
berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berfikir sistematis
dalam menggapai ilmu dan pengetahuan jadi tanpa mempunyai kemampuan
berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berfikir sebagai secara
sistematis dan teratur. Selain itu sarana berfikir lainnya Matematika adalah bahasa
yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya.
Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus
yang mati. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Statistika dikaitkan dengan variabel dan memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari
populasi yang bersangkutan. Adapun hubungan statiska antara Sarana berfikir
Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan
berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir
ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
16
17. pikiran kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu
merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan
terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan
memakai pola berpikir silogismus.
17
18. AKSIOLOGI : ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ILMUWAN, REVOLUSI GENETIKA
Menurut Suriasumantri dalam bukunya, aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Suriasumantri, 1998
: 234). Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada Etika menilai
perbuatan manusia, dan nilai estetika tentang pengalaman keindahan yang dimiliki
oleh manusia terhadap lingkungan. The Liang Gie (1987) ilmu adalah rangkaian
aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini. Ilmu harus diusahakan
dengan aktivitas manusia dimana ada metode yang menghasilkan pengetahuan
yang baru dan sistematis. Ilmu yang didapat manusia ini juga harus diiringi
dengan moral sebagai perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang sesuai dengan
nilai rasa dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat adalah suatu kewajiban seorang
ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan
sosial tersebut. Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja
karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung
di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi
tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.
Revolusi genetika adalah pengaruh dari pesatnya perkembangan ilmu dan
moral serta tanggung jawab seorang ilmuwan. Aksiologi memandang hal ini dari
permasalahan objek etika dan estetika atau baik buruknya seorang ilmuwan dalam
menyikapi Revolusi genetika.
18
19. AKSIOLOGI : ILMU DAN KEBUDAYAAN, PERKEMBANGAN ILMU
DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL.
Tujuan ilmu untuk mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuannya. Melalui hakikat ilmu dan nilai-nilai yang
dikandungnya memiliki pengaruh terhadap pengembangan kebudayaan nasional
yang kembali lagi pada tujuannya untuk mempermudah aktivitas manusia.
Kebudayaan pertama kali di definisikan oleh E.B.Taylor dimana kebudayaan
adalah keseluruhan yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lain nya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Aliport, Vermon, dan Lindzey dikutip Suriasumantri
(2007:263) mengidentifikasikan enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai
teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, dan agama. Nilai teori adalah tentang
penemuan kebenaran lewat berbagai metode, seperti rasionalisme, empirisme, dan
metode ilmiah. Nilai ekonomi mencakup kegunaan benda dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Nilai estetika berhubungan dengan keindahan dan segi-segi
artistik yang menyangkut antara lain bentuk, harmoni, wujud kesenian lainnya.
Nilai sosial berorientasi pada hubungan antarmanusia dan penekanan segi-segi
kemanusiaan yang luhur. Nilai politik berpusat pada kekuasaan sedangkan nilai
agama merengkuh penghayatan yang bersifat mistik dan transedental dalam usaha
manusia untuk mengerti dan memberi arti bagi kehadirannya di muka bumi.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia. Zaman Renaissance mengantarkan kelahiran pemikiran
modern dan diabad 18 munculnya ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan
statistika. Zaman kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet dan
sebagainya. pengembangan kebudayaan ini pada dasarnya adalah penafsiran
kembali dari nilai-nilai konvensional agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman
19
20. serta penumbuhan nilai-nilai baru yang fungsional. Maka dari hal ini ilmu dan
kebudayaan mempunyai peranan adalah :
1. ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya
perkembangan kebudayaan nasional;
2. ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu
20
bangsa.
3. Filsafat Ilmu (Suriasumantri, 2007:278-279) ada beberapa pemikiran
keilmuan bahwa ilmu bersifat mendukung pengembangan kebudayaan
nasional yaitu:
4. ilmu merupakan bagian kebudayaan,sehingga setiap langkah dalam
kegiatan peningkatan ilmu harus memperhatikan kebudayaan kita;
5. ilmu merupakan salah satu cara menemukan kebenaran;
6. asumsi dasar dari setiap kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah
percaya dengan metode yang digunakan;
a. kegiatan keilmuan harus dikaitkan dengan moral;
b. pengembangan keilmuan harus seiring dengan pengembangan
filsafat;
c. kegiatan ilmah harus otonom dan bebas dari kekangan struktur
kekuasaan.
Keenam hal ini merupakan langkah-langkah untuk memberi kontrol bagi
masyarakat terhadap kegiatan ilmu dan teknologi.
21. AKSIOLOGI : PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH
Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis
mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis,
dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala
yang ada serta mempunyai tujuan untuk mencari jawaban dalam proses
Penemuan. Didalam penelitian mempunyai struktur penelitian yaitu Pengajuan
Masalah, Kerangka Teoritis, Metodelogi penelitian, dan Hasil penelitian. Langkah
pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah dan harus
mempunyai alasan yang disebut dengan latabelakang lalu ada permasalahan yang
kita kenali sebagai masalah yaitu identifikasi masalah mana yang akan dibahas
agar tidak terlalu luas dan jelas maka permasalahan nya perlu dibatasi yang
memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik maka seorang
peneliti menyatakan tujuan penelitian nya dan kegunaan atau manfaat yang dapat
dipetik dari pemecahan masalah.
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua
dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan
atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. kita berhasil
merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah
yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis secara empiris.
Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh
hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat
faktual. Dalam membahas hasil penelitian tujuan nya adalah membandingkan
kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang
diajukan. Secara sistematik maka data yang telah di kumpulkan diolah,
deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah
penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau
menolak hipotesis yang diajukan. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek
yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam
menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam
21
22. penulisan. Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan
kaki(footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian
bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang
dua puluh ketukan.
Contoh catatan kaki sebelum tanda baca :
Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1
sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant
mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari
pengamatan dari percobaan3.
Contoh catatan kaki Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang
dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang
hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et all : dan
lain-lain)
4William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige :
Schkenkman, 1965).
5 Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973)
Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak
langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka. Ada
perbedaan penulisan catatan kaki dan daftar pustaka, didalam catatan kaki maka
nama pengarang ditulis lengkap tidak ada perubahan, sedangkan daftar pustaka
nama pengarang harus disusun berdasarkan abjad. Tujuan utama catatan kaki
adalah mengidentifikasi lokasi yang spesifik dari karya yang dikuti sedangkan
daftar pustakamengidentifikasi karya ilmia itu sendiri.
22
23. FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IDEALISME, REALISME,
MATERIALISME
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah landasan
diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Berdasarkan sifat wujudnya terdapat
dua jenis landasan, yaitu: landasan material, dan landasan konseptual. Contoh
landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang
dan fundasi bangunan gedung. contoh landasan yang bersifat konseptual berupa
dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan
pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Hubungan
filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman
yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
tetapi sudut pandangannya berlainan
Idealism bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah/ideal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui berpikir, intuisi, atau mengingat kembali. Kebenaran
pengetahuan diuji melalui koherensi/konsistensi ide-idenya. Adapun hakikat nilai
diturunkan dari realitas absolute (Tuhan). Implikasinya: pendidikan hendaknya
bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, dan kebajikan sosial para
siswa, agar mereka dapat melaksanakan kehidupan yang baik didalam
masyarakat/negara sesuainilai-nilaiyang diturunkan dariYang Absolut. Kurikulum
23
24. Idealisme bersifat subject matter centered. Guru harus unggul dalam hal
intelektual maupun moral; bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan
manusia; dan bertanggung jawab menciptakan lingkungan pendidikan bagipara
siswa. Adapun siswa berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya,
sedangkan Realisme bersifat fisik/material dan objektif; keberadaan dan
perkembangan realitas diatur dan diorganisasikan oleh hukum alam. Manusia
adalah bagian dan dihasilkan dari alam itu sendiri, manusia mampu berpikir tetapi
manusia tidak bebas. Pengetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman.
Implikasinya: pendidikan bertujuan agar siswa mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, dan mampu melaksanakan tanggungjawab sosial.
Kurikulum pendidikan berpusat kepada isi mata pelajaran; adapun mata
pelajarannya terdiri atas sains/ IPA, matematika, ilmu kemanusiaan dan IPS, serta
nilai-nilai. Kurikulum tersebut harus memuat pengetahuan dan nilai-nilaiesensial
kebudayaan yang diberlakukan sama untuk semua siswa. Kurikulum direncanakan
dan ditentukan oleh guru. Kurikulum Realisme bersifat subject matter centered.
Metode mengajar yang utama adalah pembiasaan; para siswa hendaknya belajar
melalui pengalaman langsung ataupun pengalaman tidak langsung. Peranan guru
cenderung bersifat otoriter; guru harus menguasaipengetahuan dan keterampilan
teknik-teknik mengajar; Guru memiliki kewenangan dalam membentuk
prestasisiswa dan siswa berperan untuk menguasai pengetahuan, harus taat pada
aturan dan disiplin.
Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di
sekundernya. Ciri-ciri filsafat materialisme
Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
Tidak meyakini adanya alam ghaib
Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhl
24
25. ESSENSIALISME, PERENIALISME, REKONSTRUKSIONISME
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak
esensialisme. Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar
manusia kembali kepada kebudayaan lama. Bagi penganut Esensialisme
pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “Edukation as
Cultural Conservation”. Mereka percaya bahwa pendidikan harus didasarkan
kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Tujuan pendidikan mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas
sosial dan kesejahteraan umum. Fungsi utama sekolah
adalah memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan
menjadi penuntun penyesuayan orang (individu) kepada
masyarakat.
Kurikulum direncanakan dan diorganisasi oleh seorang dewasa atau
guru sebagai wakil masyarakat, society centered.
Metode pendidikan agar sekolah-sekolah mempertahankan metode-metode
tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental.
Metode problem solving memang ada manfaatnya, tetapi
bukan prosedur yang dapat diterapkan dalam seluruh
kegiatan belajar.
Peran Guru sebagai mediator atau jembatan antara dunia masyarakat
atau orang dewasa dengan dunia anak. Guru harus disiapkan
sedemikian rupa agar secara teknis mampu melaksanakan
perannya sebagai pengarah proses belajar.
Peran Siswa Belajar berarti menerima dan mengenal dengan sungguh-sungguh
nilai-nilai sosial oleh angkatan baru yang timbul
untuk ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada
angktan berikutnya
25
26. Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman moderen telah
menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan umat manusia. Mengatasi krisis
ini perenialisme memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan
masa lampau”. pandangan aliran perenialisme terhadap pendidikan yaitu: Tugas
pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang
pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang
dipandang kebudayaan ideal, Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite
itelektual yang mengetahui kebenaran dan suatu waktu akan meneruskannya
kepada generasi pelajar yang baru, Kurikulum pendidikan bersifat subject
centered berpusat pada materi pelajaran, Metode pendidikan atau metode belajar
utama yang digunakan oleh perenialist adalah membaca dan diskusi, yaitu
membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang dalam the great
books dalam rangka mendisiplinkan pikiran, Peran guru bukan sebagai perantara
antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “mirid” yang
mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan potensi-potensi
self-discovery, dan ia melakukan moral authority (otoritas moral) atas murid-muridnya
karena ia seorang propesional yang qualifiet dan superior.
aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham
dengan aliran parennialisme yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. aliran
ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia
yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis sehingga perubahan-perubahan
untuk mencapai tujuan yang lebih baik akan selalu diadakan dan
dijadikan realita, dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan-golongan tertentu,
sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi yang
mampu meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan
kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit,
keturunan, agama, dan masyarakat yang bersangkutan, akan tetapi perubahan
yang digunakan untuk kepentingan bersama.
26
27. PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME, PROGRESIVISME
Penganut pragmatisme yang lain mengatakan bahwa, suatu ide atau
tanggapan dianggap benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu,
yakni jalan yang dapat membawa manusia ke arah penyelesaian masalah secara
tepat (berhasil). Seseorang yang ingin membuat hari depan, ia harus membuat
kebenaran, karena masa depan bukanlah sesuatu yang sepenuhnya ditentukan oleh
masa lalu (Kattsoff, 1992:130).
Pragmatis selalu menolak jika filsafat mereka dikatakan berlandaskan
suatu pemikiran metafisik sebagaimana metafisika tradisional yang selalu
memandang bahwa dalam hidup ini terdapat sesuatu yang bersifat absolute dan
berada di luar jangkauan empiris maka Epistemology pragmatisme sepenuhnya
berbasis pendekatan empiris : apa yang bisa dirasakan itulah yang benar. Artinya,
akal, jiwa, dan materi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. pendidikan
pragmatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda
ketika ia berada di luar sekolah. Model pembelajaran pragmatisme adalah anak
belajar di dalam kelas dengan cara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan
merasa bersama-sama terlibat dalam masalah dan pemecahanya. Anak akan
terlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing.
Sementara, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Model
pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta
anak dilatih berpikir secara logis. implikasi dari filsafat pendidikan pragmatisme
terhadap pelaksanaan pendidikan mencakup tiga hal pokok. Ketiga hal pokok
tersebut, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan, adalah memberikan pengalaman
2. Kedudukan Siswa, suatu organisasi yang memiliki kemampuan yang luar
biasa dan kompleks untuk tumbuh.
3. Kurikulum, berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah.
4. Metode, metode yang digunakan metode aktif, yaitu learning by doing
(belajar sambil bekerja), serta metode pemecahan masalah (problem
27
28. solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and
discovery method).
5. Peran Guru. mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa,
tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.
Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan
eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara
manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan
idealisme Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda
dunia, manusia itu adalah materi , manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi
Subjek. Tujuan pendidikan menurut pandangan eksistensialisme adalah untuk
mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk
pemenuhan diri dengan memberikan bekal pengalaman yang luas dan
komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered)
atau bahan pelajaran (subject-centered). Progresivisme bermaksud
menjadikan anak didik yang mempunyai kualitas dan terus maju (progress)
sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru.
Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia (filsafat) pendidikan,
terutama sebagai lawan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan konvensional yang
diwarisi dari abad kesembilan belas. Tokoh-tokoh progresivisme diantaranya
adalah John Dewey, Sigmund Freud, dan Jean Jacques Rousseau. Progresivisme
menghendaki sekolah memiliki kurikulum di mana bersifat fleksibilitas (tidak
kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh doktrin tertentu), luas dan
terbuka. Metode pendidikan yang biasa pergunakan adalah metode pendidikan
aktif, metode memonitor kegiatan belajar, metode penelitian ilmiah, pemerintahan
pelajar, kerjasama sekolah dengan keluarga, sekolah sebagai laboratorium
pembaharuan. Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai
penasihat, pembimbing, dan pemandu.
28
29. MATERIALISME
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan
rohani, bukan spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang
bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat
materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir
tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum
benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada. Ciri-ciri filsafat
materialisme
1. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
2. Tidak meyakini adanya alam ghaib
3. Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
4. Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
5. Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq
Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai
berikut:
1. Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses
pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
2.Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan
manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial
dan pribadi yang kompleks.
3. Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat
dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran
perilaku.
4. Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR
conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram
dan kompetisi.
5. Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh
kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk
hidup, mereka dituntut untuk belajar.
29
30. adapun kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh aliran filsafat
30
materialisme dalam pendidikan adalah:
1. Kelebihannya:
Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum. Isi
pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan
diorganisasi,selalu berhubungan dengan sasaran perilaku. Semua pelajaran
dihasilkan dengan kondisionisasi, pelajaran berprogram dan kompetensi
2. Kelemahannya:
Dalam dunia pendidikan aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak
memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasan
untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur
kualitas dan karakter hasil belajar siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan,
perilaku ditentukan oleh
kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup,
mereka dituntut untuk belajar. Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk
pengetahuan material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar
mengajar. Yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa
upaya internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa
yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehar-hari anak didik.
Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-perilaku
mereka.
31. DAFTAR PUSTAKA
S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
31
Pustaka Sinar Harapan, 2009.
Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan, 1998
Kneller, G.F. 1971. Contemporary Educational Theories. In Kneller, G.F.
(Edition) Foundation of Education. New York: NY: John Wiley and Sons.
Mudyahardjo, R. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung:
Rosdakarya