Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang analisis kualitatif kation golongan pertama yang meliputi perak, merkuri, dan timbal. Terdapat beberapa prosedur yang dilakukan untuk mengidentifikasi ketiga kation tersebut yaitu dengan mereaksikannya dengan asam klorida, amonia, kalium iodida, dan kalium kromat yang menghasilkan berbagai endapan khas.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. MAKALAH PRATIKUM
KIMIA ANALISIS
“ Analisis Kuantitatif Kation ”
Disusun Oleh :
RIDWAN (18123442A)
Kelompok C
Teori 2
Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi
Surakarta
2013
2. Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektik utuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenisanion atau
kation suatu larutan. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
regensia-regensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan
dalam anion tidak sistematik kation. Namun skema yang digunakan juga bukan skema yang
kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Analisis kation dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan
dilakukan dengan mengendapkan kation dari larutannya. Endapan yang dihasilkan dipisahkan
dengan larutannya dicuci dan dibuat larutan dengan cara memusing dengan sentrifius lalu
membagi dua hasi penyaringan. Larutan yang masih memiliki kation lain kemudian diendapkan
lagi sehingga dibetuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok tersebut masih ada kation
lain, proses pengendapan dilakukan lagi sehingga memiliki satu kation saja. Jenis konsentrasi
pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok.
Untuk tujuan analisis kualitatif kation sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Analisis kualitatif
sistematik dengan cara pemisahan akan dibahas dengan intensif, tetapi reaksi-reaksi kation akan
dibahas di sini, menurut urutan yang ditetapkan oleh sistem golongan ini. Selain merupakan cara
yang tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalam mempelajari
reaksi-reaksi, karena ion-ion dengan sifat yang analog, dibahas bersama-sama dalam satu
golongan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum, adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum,
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut.
3. Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-
ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa), dan perak.
Golongan II Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. ion-ion golongan ini
adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V),
stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV). Keempat ion yang pertama
merupakan sub-golongan II.a dan keenam yang terakhir sub-golongan II.b. Sementara
sulfida dari kation dalam Golongan II.a tak dapat larut dalam amonium polisulfida,
sulfida dari kation dalam Golongan II.b justru dapat larut.
Golongan III Kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini
membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.
Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III),
kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II).
Golongan IV Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia Golongan I, II, III.
Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam, kation-kation golongan ini
adalah: kalsium, strontium, dan barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan
meniadakan pemakaian amonium klorida disamping amonium karbonat sebagai reagensia
golongan; dalam hal ini, magnesium harus juga dimasukkan ke dalam golongan ini.
Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis, amonium klorida akan terdapat
banyak sekali ketika kation-kation golongan keempat hendak diendapkan, adalah lebih
logis untuk tidak memasukkan magnesium ke dalam Golongan IV.
Golongan V Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya ,merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion
magnesium, natrium, kalinum, amoium, lilitium dan hidrogen.
4. GOLONGAN KATION PERTAMA : PERAK, MERKURIUM, TIMBEL.
Pereaksi golongan : HCl encer, NH4OH, KI, K2CrO4, NaOH.
Reaksi golongan : AgNO3, Pb(NO3)2, Hg2(NO3)2
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbel klorida
sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golongan
kedua.
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Di antara sulfat-sulfat, timbel sulfat praktis
tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium(I) sulfat terletak di
antara kedua zat di atas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbel
halida tidak sempurna, dan endapan itu muncul sekali melarut dalam air panas. Sulfida tidak
larut. Asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang
agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya
ekuivalen, tetapi kalau reagensia berlebihan,ia dapat bertindak dengan macam-macam cara. Juga
ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia.
1. PERAK (Ag+)
Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatannya tinggi (10.5g ml-1
) dan
ia melebur pada 960.5o
C. Ia tak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau sam nitrat
encer (2M).
Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna. Senyawa-senyawa
perak(II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses-proses oksidasi-reduksi
yang dikatalisiskan oleh perak. Perak nitrat mudah larut dalam air; perak asetat, perak nitrit dan
perak sulfat kurang larut, sedang semua senyawa-senyawa perak lainnya praktis tidak larut.
Tetapi kompleks-kompleks perak, larut. Halida-halida perak peka terhadap cahaya; ciri-ciri khas
ini dipakai secara luas dalam bidang fotografi.
5. Reaksi-reaksi dari ion perak(I):
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih perak klorida
Ag+
+ Cl-
→ AgCl
2. Hidrogen sulfida atau gas atau larutan air jenuh dalam suasana netral atau asam: endapan perak
sulfida
2Ag+
+ H2S → Ag2S + 2H+
3. Larutan amonia : endapan coklat perak oksida
2Ag+
+ 2NH3 + H2O→ Ag2O + 2NH4
+
4. Natrium hidroksida endapan coklat perak oksida:
2Ag+
+ 2OH-
→ Ag2O + H2O
5. Kalium iodida: endapan kuning perak iodida
Ag+
+ I-
→ AgI
6. Kalium kromat dalam larutan netral: endapan merah perak kromat
2Ag+
+ CrO4
2-
→ Ag2CrO4
2. MERKURIUM (Hg2
2+)
Merkurium adalah logam cair ysng putih keperakan padasuhu biasa, dan mempunyai rapatan
13.534g ml-1
pada 25o
C. Ia tak dipengaruhi asam klorida atau asam sulfat encer (2M), tetapi
mudah bereaksi dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang pekatnya (8M).
Kedua ion, merkurium(I) dan merkurium(II), bersifat sangat berbeda terhadap reagensia-
reagensia yang dipakai dalam analisis kualitatif, dan karenanya masuk dalam dua golongan
analitik yang berlainan. Ion merkurium(I) masuk dalam golongan kation pertama, maka reaksi-
reaksinya akan dibahas di sini. Di lain pihak, ion-ion merkurium(II) berada dalam golongan
kation kedua; maka reaksi-reaksinya akan di bahas kelak, bersama-sama dengan anggota-
anggota lain dari golongan itu.
6. Reaksi ion merkurium(I):
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium(I) klorida
(kalomel)
Hg2
2+
+ 2Cl-
→ Hg2Cl2
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam yang merupakan
campuran dari merkurium(II) sulfida dan logam merkurium
Hg2
2+
+ H2S → Hg + HgS + 2H+
3. Kalium kromat dalam larutan panas: endapan kristalin merah merkurium(I) kromat
Hg2
2+
+ CrO4
2-
→ Hg2CrO4
4. Kalium Iodida, ditambahkan perlahan-lahan dalam larutan dingin: endapan hijau merkurium(I)
iodida
Hg2
2+
+ 2I-
→ Hg2I2
PEMBAHASAN
I. Identifikasi kation golongan I : Ag+
, Pb2+ ,
Hg2
2+
.
a. Prosedur 1
1. Ditemukan bahwa bila larutan AgNO3 ditambahkan larutan HCl encer maka larutan menjadi
keruh dan setelah dipanaskan larutan menghasilkan endapan putih. Endapan putih ini adalah
AgCl yang terbentuk menurut reaksi :
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
2. Ditemukan bahwa bila larutan Pb(NO3)2 ditambahkan larutan HCl maka larutan menjadi keruh
dan setel dipanaskan larutan menghasilkan endapan putih. Endapan putih ini adalah PbCl yang
terbentuk menurut reaksi :
Pb(NO3)2 + HCl PbCl2 + HNO3
3. Ditemukan bahwa bila larutan Hg2(NO3)2 ditambahkan larutan HCl encer maka larutan tidak
menghasilkan endapan dan setelah dipanaskan larutan tersebut tidak terjadi perubahan. Larutan
tersebut adalah HgCl2 menurut reaksi :
Hg(NO3)2 + HCl HgCl2 + HNO3
7. b. Prosedur 2
1. Ditemukan bahwa bila larutan AgNO3 ditambahkan HCl menghasilkan endapan putih dan pada
saat di tambah NH4OH maka endapan menghilang sedikit demi sedikit maka larutan ini adalah
AgOH yang terbentuk menurut reaksi :
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
AgCl + HN4OH AgOH + NH4Cl
2. Ditemukan bahwa bila larutan Pb(NO3)2 ditambahkan HCl tidak mengalami perubahan dan pada
saat di tambah larutan NH4OH maka larutan menjadi putih dan mengendap. Endapan putih ini
adalah PbCl2 yang terbentuk menurut reaksi :
Pb(NO3) + HCl PbCl2 + HNO3
3. Ditemukan bahwa bila larutan Hg2(NO3)2 ditambahkanHCl tidak mengalami perubahan ketika di
tambahkan larutan NH4OH menghasilkan endapan. Larutan ini adalah :
Hg2(NO3)2 + HCl HgCl2 + HNO3
HgCl2 + NH4OH Hg(OH)2 + NH4Cl
c. Prosedur 3
1. Ditemukan bahwa bila larutan AgNO3 UIditambahkan larutan KI maka menghasilkan endapan
putih. Endapan putih ini adalah AgI yang terbentuk menurut reaksi :
AgNO3 + KI AgI + KNO3
2. Ditemukan bahwa bila larutan Pb(NO3)2 ditambahkan larutan KI maka larutan menjadi keruh
dan terbentuk endapan kuning. Endapan kuning ini adalah PbI2 yang terbentuk meurut reaksi :
Pb(NO3)2 + KI PbI2 + KNO3
3. Ditemukan bahwa bila larutan Hg2(NO3)2 ditambahkan larutan KI maka larutan menjadi keruh
dan terbentuk endapan oranye. Endapan oranye ini adalah Hg2I yang terbentuk menurut reaksi :
Hg2(NO3)2 + KI HgI2 + K2NO3
8. d. Prosedur 4
1. Ditemukan bahwa bila larutan AgNO3 ditambahkan larutan KCrO4 maka larutan menjadi keruh
dan terbentuk endapan kuning. Endapan kuning ini adalah Ag2CrO4 yang terbentuk menurut
reaksi :
AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + KNO3
2. Ditemukan bahwa bila larutan Pb(NO3)2 ditambahkan larutan K2CrO4 maka larutan menjadi
keruh dan terbentuk endapan kuning. Endapan kuning ini adalah PbCrO4 yang terbentuk
menurut reaksi :
Pb(NO3)2 + K2CrO4 Pb2CrO4 + KNO3
3. Ditemukan bahwa bila larutan Hg2(NO3)2 ditambahkan larutan K2CrO4 maka larutan menjadi
keruh dan terbentuk endapan oranye. Endapan oranye ini adalah Hg2CrO4 yang terbentuk
menurut reaksi :
Hg2(NO3)2 + K2CrO4 Hg2CrO4 + K2NO3
e. Prosedur 5
1. Ditemukan bahwa bila larutan AgNO3 ditambahkan larutan NaOH maka larutan menjadi keruh
dan terbentuk endapan abu. Endapan abu ini adalah NaNO3 yang terbentuk menurut reaksi:
AgNO3 + NaOH AgOH + NaNO3
2. Ditemukan bahwa bila larutan Pb(NO3)2 ditambahkan larutan NaOH maka larutan menjadi
keruh dan terbentuk endapan putih. Endapan putih ini adalah NaNO3 yang terbentuk menurut
reaksi :
Pb(NO3)2 + NaOH Pb(OH)2 + NaNO3
3. Ditemukan bahwa bila larutan Hg2(NO3)2 ditambahkan larutan NaOH maka larutan menjadi
keruh dan terbentuk endapan oranye. Endapan oranye tersebut adalah Na2NO3 yang terbentuk
menurut reaksi :
Hg2(NO3)2 + NaOH Hg(OH)2 + Na2NO3