Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
1. BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau
struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang
terdapat dalam sampel. Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi
bagian kajian dari kimia organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia
analitik. Bahan kimia dalam sampel organik juga cukup banyak ragamnya sesuai
dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia organik molekuler berbeda cara
penetapannya dengan bahan kimia anorganik ionik.
Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup
lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun
1840. Analisis kualitatif untuk anion dan kation dikaji secara terpisah. Analisis
kualitatif anion lebih sederhana dibanding degan analisis kation, tetapi analisis
anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang
timbul. Mengingat keuntungan ini, maka analisis anion dipelajari sebelum analisis
kation. Untuk lebih memahami mengenai anion dan kation, maka dilakukanlah
percobaan ini.
I.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengidentifikasi kation dan anion yang terdapat dalam suatu sampel
dengan melakukan uji spesifik atau dengan penambahan reagen pada sampel.
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Klasifikasi Analisis Kation
Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation dikalsifikasi dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klalisfikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan
membentuk endapan atau tidak.
Menurut G. Svehla (1985), Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas
golongan-golongan ini adalah sebagai berikut :
1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium(I) (raksa), dan perak.
2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium,
arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang
terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIa
tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam
golongan IIb justru dapat larut.
3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dengan suasana
netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II),
besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II).
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II,
III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium, dan barium.
3. 5. Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-
reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
II.2 Klasifikasi Analisis Anion
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan
jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu
elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal
sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari
kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron.
Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu
elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2
-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion
monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam
larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO4
2-, SO3
2-, PO4
3-, Cr2O4
2-, BO3
3- -, Cr2O4
2-, AsO4
3-,AsO3
3-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2
-,C2H3O2
-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3
-, NO2
-, CH3OO- .
4. BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Skema Percobaan
III.1.1 Skema Percobaan Kation
1. Pb2+ [Timbal (II)]
a.
b.
c.
2. Ag+ [Perak (I)]
a.
b.
c.
Larutan Pb2+ 5 tetes
1 tetes HCl 0,5 M +
dipanaskan
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Pb2+ 5 tetes
1 tetes Na2S 0,5 M
+ 1 tetes HNO3
pekat
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Pb2+ 5 tetes
1 tetes H2SO4 0,5 M
+ dipanaskan
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Ag+
5 tetes
1 tetes HCl 0,5 M endapan
dihasilkandicuci dengan air +
HCl pekat + air
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Ag+ 5 tetes
1 tetes Kl 0,5 M + 1
tetes NaCN 0,5M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Ag+
5 tetes
1 tetes K2CrO4 0,25 M + 1
tetes HNO 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
5. 3. Cu2+ [Tembaga(II)]
a.
b.
c.
4. Sn2+ [TimahI(II)]
a.
b.
c.
5. Fe3+ [Besi(III)]
a.
Larutan Cu2+ 5 tetes
1 tetes NaOH 3 M +
dipanaskan
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Cu2+ 5 tetes
1 tetes KI 0,5 M + 1
tetes Na2S2O3 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Cu2+ 5 tetes
1 tetes NaCN 0,5 M
+ reagen berlebih
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Sn2+ 5 tetes
1 tetes Na2S 0,5 M
+ HCL pekat
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Sn2+ 5 tetes
1 tetes NaOH 3 M +
reagen berlebih
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Sn2+ 5 tetes 1 tetes HgCl2 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Fe3+ 5 tetes
1 tetes K4Fe(CN)6
0,5 M + 1 tetes
NaOH 3M
Amati apa yang
terjadi dan catat
6. b.
c.
6. Al3+ [Alumunium (III)]
a.
b.
c.
7. Ni2+ [Nikel (II)]
a.
b.
c.
Larutan Fe3+
5 tetes
1 tetes K3Fe(CN)6 0,167 M
+ H2O2 20%
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Fe3+ 5 tetes
1 tetes CH3COONa
3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Al3+ 5 tetes 1 tetes Na2S 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Al3+ 5 tetes
1 tetes CH2COONa
3 M berlebih +
dipanaskan
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Al3+ 5 tetes
1 tetes Na2HPO4
0,167 M + 1 tetes
NaOH 3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Ni2+ 5 tetes
1 tetes NaOH 3 M +
1 tetes NH3 pekat
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Ni2+ 5 tetes
1 tetes Na2S 0,5 M
+ reagen berlebih
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Ni2+ 5 tetes
1 tetes NaCN 0,5 M
+ reagen berlebih
Amati apa yang
terjadi dan catat
7. III.1.2 Skema Percobaan Anion
1. CO3
2- [Karbonat]
a.
b.
c.
2. S2- [Sulfida]
a.
b.
c.
3. NO2
- [Nitrit]
a.
b.
Larutan CO3
2- 5 tetes 1 tetes HCl 3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan CO3
2- 5 tetes
1 tetes BaCl2 0,25 M
+ 1 tetes HCl 3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan CO3
2- 5 tetes
1 tetes AgNO3 0,1 M
+ 1 tetes HNO3 3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan S2-
5 tetes
1 tetes HCl 3 M, saring dengan
kertas yang telah dibasahi
(CH3COO)2Pb 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan S2- 5 tetes
1 tetes AgNO3 0,1 M
+ HNO3 3 M +
dipanaskan
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan S2- 5 tetes
1 tetes
(CH3COO)2Pb 0,5
M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan NO2
- 5 tetes 1 tetes HCl 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan NO2
- 5 tetes
3 tetes FeSO4 25% +
3 tetes H2SO4 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
8. c.
4. CN- [Sianida]
a.
b.
c.
5. Cl- [Klorida] :
a.
b.
c.
6. SO4
2- [Sulfat] :
a.
Larutan NO2
- 5 tetes 1 tetes AgNO3 0,1 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan CN- 5 tetes 1 tetes HCl 0,5 M
Amati apa yang
terjadi, cium bau gas
dan catat
Larutan CN- 5 tetes
1 tetes AgNO3 0,1 M
+ 1 tetes NH3 pekat
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan
CN- 5 tetes
1 tetes NaOH 6 M + 3 tetes
FeSO4 25% + didihkan + 3 tetes
HCl 3 M + 1 tetes FeCl3 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Cl-
5 tetes
1 tetes H2SO4 pekat +
dipanaskan, letakkan lakmus
biru diatas gas yang dihasilkan
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Cl- 5 tetes
1 tetes AgNO3 0,1 M
+ 1 tetes NH4OH 3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan Cl- 5 tetes
1 tetes
(CH3COO)2Pb 0,5
M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan SO4
2- 5 tetes
1 tetes BaCl2 0,25 M
+ 1 tetes HCl pekat
Amati apa yang
terjadi dan catat
9. b.
c.
7. PO4
3- [ortofosfat] :
a.
b.
III.2 Alat dan Bahan Percobaan
III.2.1 Alat Percobaan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Penjepit
4. Pemanas
5. Rak tabung
6. Alat tulis
7. Panci
III.2.2 Bahan Percobaan
1. Larutan kation Pb2+, Ag+,
Cu2+, Sn2+, Fe3+, Al3+, Ni2+
2. Larutan anion CO3
2-, S2-,
NO2
-, CN-, Cl-, SO4
2-, PO4
3-
3. Air
11. Larutan NaOH 6M dan 3M
12. Larutan FeCl3 0,5 M
13. Larutan NH4OH 3 M
14. Larutan Na2S 0,5 M
15. Larutan NaCN 0,5 M
Larutan SO4
2-
5 tetes
1 tetes (CH3COO)2Pb 0,5
M + 1 tetes NaOH 3 M +
1 tetes HCl 3 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan SO4
2- 5 tetes 1 tetes AgNO3 0,1 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan PO4
3-5 tetes
1 tetes AgNO3 0,1 M
+ 1 tetes HNO3 0,5
M
Amati apa yang
terjadi dan catat
Larutan PO4
3-5 tetes 1 tetes BaCl2 0,25 M
+ 1 tetes HCl 0,5 M
Amati apa yang
terjadi dan catat
10. 4. Larutan HCl 3M, 0,5 M dan
HCl pekat
5. Larutan BaCl2 0,25 M
6. Larutan AgNO3 0,1 M
7. Larutan HNO3 3 M
8. Larutan (CH3COO)2Pb 0,5 M
9. Larutan FeSO4 25%
10. Larutan H2SO4 0,5 M
16. Larutan NH3 pekat
17. Larutan CH3COONa 3 M
18. Larutan Na2HPO4 0,167 M
19. Larutan KI 0,5 M
20. Larutan K2CrO4 0,25 M
21. Larutan K3Fe(CN)6 0,167 M
22. Larutan H2O2 20%
III.3 Gambar Alat
Gambar III.3.1 Tabung Reaksi
Gambar III.3.4 Pipet Tetes
Gambar III.3.2 Penjepit Tabung Reaksi
Gambar III.3.5 Rak Tabung Reaksi
Gambar III.3.3 Alat Tulis
Gambar III.3.6 Pemanas dan Panci
11. BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Hasil Percobaan
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Kation
No. Kation
Perlakuan
Reagen
Reaksi Hasil
1. Pb2+
+ HCl 0,5 M Pb2+ + 2Cl- PbCl2
Endapan putih
Larutan putih
+ Na2S 0,5 M
+ HNO3 pekat
Pb2+ + S2- PbS
Larutan bening
Endapan hitam
+ H2SO4 0,5 M Pb2+ + SO4
2- PbSO4
Larutan bening
Endapan putih
2. Ag+
+ HCl 0,5 M Ag+ + Cl- AgCl
Larutan putih
bening
Endapan putih
+ KI 0,5 M
+ NaCN 0,5 M
Ag+ + I- AgI
Larutan putih
bening
+ K2CrO4 0,25
M
+ HNO3 0,5 M
2Ag+ + CrO4
2-
Ag2CrO4
Larutan merah
bening
Endapan merah
3. Cu2+ + NaOH 3 M
+ Dipanaskan
Cu2+ + 2OH-
Cu(OH)2
Larutan biru
Endapan coklat
+ KI 0,5 M
+ Na2S2O3 0,5
M
Cu2+ + I- CuI
Larutan coklat
bening
Endapan kuning
kecoklatan
+ NaCN 0,5 M
Cu2+ + 2CN-
Cu(CN)2
Larutan kuning
Endapan kuning
4. Sn2+
+ Na2S 0,5 M
+ HCl pekat
Sn2+ + S2- SnS
Larutan kuning
Endapan putih
keemasa
12. + NaOH 3 M
Sn2+ + 2OH-
Sn(OH)2
Larutan putih
tulang
Tidak terdapat
endapan
+ HgCl2 0,25 M Sn2+ + 2Cl- SnCl2
Larutan bening
Tidak terdapat
endapan
5. Fe3+ + K3Fe(CN)6
0,167 M
+ H2O2 20 %
Fe3+ + 3CN-
Fe(CN)3
Larutan hitam
bening
Endapan hitam
+ CH3COONa 3
M
Fe3+ + 3CH3COO-
(CH3COO)3Fe
Larutan kuning
bening
Endapan kuning
6. Al3+
+ Na2S 0,5 M 2Al3+ + 3S- Al2S3
Larutan putih
bening
Tidak terdapat
endapan
+ CH3COONa 3
M
Al3+ + 3CH3COO-
(CH3COO)3Al
Larutan bening
Tidak terdapat
endapan
+ Na2HPO4
0,167 M
+ NaOH 3 M
2Al3+ + 3HPO4
2-
Al2(HPO4)3
Larutan bening
Tidak terdapat
endapan
7. Ni2+
+ NaOH 3 M
+ NH3 pekat
Ni2+ + 2OH-
Ni(OH)2
Larutan abu –
abu kehitaman
Endapan hitam
+ Na2S 0,5 M Ni2+ + S2- NiS
Larutan
kebiruan
Endapan putih
+ NaCN 0,5 M
Ni2+ + 2CN-
Ni(CN)2
Larutan bening
Endapan hitam
13. Tabel IV.1.2 Hasil Percobaan Anion
No. Anion
Perlakuan
Reagen
Reaksi Hasil
1. CO3
2- + HCl 3 M
CO3
2- + 2H+ H2CO3
Larutan bening
Tidak terdapat
endapan
+ BaCl2 0,25 M
+ HCl 3 M
CO3
2- + Ba2+
BaCO3
Larutan bening
Endapan putih
+ AgNO3 0,1 M
+ HNO3 3 M
CO3
2- + 2Ag+
Ag2CO3
Larutan bening
Endapan putih
2. S2- + HCl 3 M
S2- + 2H+ H2S
Larutan bening
Tidak terdapat
endapan
+ AgNO3 0,1 M
+ HNO3 3 M
S2- + 2Ag+ Ag2S
Larutan bening
Endapan hitam
+ (CH3COO)2Pb
0,5 M
S2- + Pb2+ PbS
Larutan hitam
Endapan hitam
3. NO2
- + HCl 0,5 M
NO2
- + H+ HNO3
Larutan bening
Tidak terdapat
endapan
+ FeSO4 25%
+ H2SO4 0,5 M
3NO2
- + Fe3+
Fe(NO2)3
Larutan bening
Endapan coklat
susu
+ AgNO3 0,1 M
NO2
- + Ag+
AgNO2
Larutan putih
bening
Endapan putih
4. CN- + HCl 0,5 M
CN- + H+ HCN
Larutan putih
bening
Tidak terdapat
endapan
+ AgNO3 0,1 M
+ NH3 pekat
CN- + Ag+ AgCN
Larutan putih
bening
Endapan coklat
14. + NaOH 6 M
+ FeSO4 25%
+ HCl 3 M
+ FeCl3 0,5 M
CN- + Na+ NaCN
Larutan putih
bening
Tidak terdapat
endapan
6. Cl- + AgNO3 0,1 M
+ NH4OH 3 M
Cl- + Ag+ AgCl
Larutan bening
Endapan putih
+ (CH3COO)2Pb
0,5 M
2Cl- + Pb2+ PbCl2
Larutan bening
Endapan putih
7. SO4
2- + BaCl2 0,5 M
+ HCl pekat
SO4
2- + Ba2+
BaSO4
Larutan bening
Endapan putih
+ (CH3COO)2Pb
0,5 M
+ NaOH 3 M
+ HCl 3 M
SO4
2- + Pb2+ PbSO4
Larutan putih
Endapan putih
+ AgNO3 0,1 M
SO4
2- + 2Ag+
Ag2SO4
Larutan putih
bening
Tidak terdapat
endapan
8. PO4
3- + AgNO3 0,1 M
+ HNO3 0,5 M
PO4
3- + 3Ag+
Ag3PO4
Larutan putih
Endapan kuning
+ BaCl2 0,25 M
+ HCl 0,5 M
2PO4
3- + 3Ba2+
Ba3(PO4)2
Larutan bening
Endapan putih
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Pembahasan Kation
IV.2.1.1 Kation Pb2+ [Timbal(II)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 3 M akan menghasilkan endapan
berwarna putih, setelah ditambahkan air panas, endapan tersebut larut. Saat
ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan endapan hitam, setelah
ditambahkan HNO3 pekat, menghasilkan endapan hitam. Ketika ditambahkan
setetes H2SO4 3 M akan menghasilkan endapan putih.
15. IV.2.1.2 Kation Ag+ [Perak (I)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 0,5 M akan menghasilkan endapan
putih. Ketika ditambahkan setetes KI 0,5 M akan menghasilkan endapan kuning,
setelah ditambahkan setetes NaCN 0,5 M akan endapan tetap kuning namun
warna berubah menjadi bening. Ketika ditambahkan setetes K2CrO4 0,25 akan
menghasilkan endapan merah, setelah ditambahkan setetes HNO3 0,5 M endapan
tetap merah.
IV.2.1.3 Kation Cu2+ [Tembaga (II)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes NaOH 3 M akan menghasilkan endapan
biru, setelah dipanaskan endapan berubah menjadi hitam. Ketika ditambahkan
setetes KI 0,5 M akan menghasilkan endapan kuning kecoklatan, setelah
ditambahkan Na2S2O3 0,5 M endapan berubah menjadi putih. Ketika ditambahkan
NaCN 0,5 M menghasilkan endapan berwarna kuning.
IV.2.1.4 Kation Sn2+ [Timah (II)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan endapan
putih keemasan. ketika ditambahkan setets HCL pekat, menghasilkan endapan
kuning, setelah ditambahkan setetes NaOH 3 M menghasilkan endapan putih
tetapi ditambahkan Reagen sedikit tidak terjadi perubahan atau netral. Ketika
ditambahkan setetes HgCl2 0,25 M tetap tidak terjadi perubahan.
IV.2.1.5 Kation Al3+ [Alumunium (III)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan akan
menghasilkan endapan putih, setelah ditambahkan dengan CH3COONa 3 M
sedikit tidak terjadi apa – apa ketika dipanaskan tetap tidak terjadi apa – apa.
Ketika ditambahkan dengan larutan Na2HPO4 0,167 M tetap netra. Tetapi setelah
ditambahkan dengan larutan NaOH 3 M menghasilkan endapan putih.
16. BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa, Analisis kualitatif yang
bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup
banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel.
Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian dari kimia
organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia analitik. Bahan kimia dalam
sampel organik juga cukup banyak ragamnya sesuai dengan struktur dari bahan
tersebut. Bahan kimia organik molekuler berbeda cara penetapannya dengan bahan
kimia anorganik ionik. Kemudian dalam klasifikasinya anion dan kation mempunya
golongan masing-masing. Dimana kation tersebut mempunya 5 golongan yaitu,
golongan I, II, III, IV, dan golongan V. Disamping itu anion juga mempunyai 3
golongan yaitu, golongan sulfat, golongan halide, dan golongan nitrat.
V.2 Saran
Dalam praktikum klasifikasi anion dan katiaon perlu diperhatikan takaran yang
sesuai standar yang telah ditentukan agar hasil yang didapatkan lebih maksimal, serta
pada proses praktikum pencampuran cairan kimia diperhatikan agar reaksi kation dan
anion yang didapatkan, dapat sesuai dengan karakter atau ciri-ciri dari anion maupun
kation itu sendiri.