SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PRAKTIKUM FARMASI FISIK
‘‘SIFAT KOLIGATIF’’
Kelompok : 2 C (Teori 2)
Anggota : - Nur Itciani Harlin (18123441A)
- Ridwan (18123442A)
- Rikad Katon Mandiri (18123443A)
- Suryana Suwardi (18123444A)
Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2012
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2012
I. JUDUL
SIFAT KOLIGATIF.
II. TUJUAN
Memahami sifat larutan koligatif larutan.
Menentukn kenaikan titik didih suatu pelarut sebagai salah satu sifat koligatif.
III. TEORI
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam
larutan dan tidak bergantung jenis partikelnya. Penurunan tekanan uap, penurunan titik beku,
tekanan osmosis dan kenaikan titik didih merupakan sifat-sifat koligatif larutan. Semua sifat
trsebut hanya tergantung pada jumlah molekul zat terlarut yang ada dan tidak tergantung pada
ukuran ataupun berat molekul zat terlarut. Kata koligatif berate dikumpulkan bersama-sama dan
menunjukan pada sekumpulan sifat-sifat umum yang dimiliki larutan encer.
Titik didih adalah temperatur di mana tekanan uap cairan menjadi sama dengan tekanan
luar yaitu 760 mmHg. Titik didih larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak menguap
adalah lebih tinggi daripada pelarut murninya.
Kenaikan titik T0 = Δ Tb. perbandingan kenaikan titik didih Δ Tb
terhadap penurunan tekanan uap ΔP = P0 P pada 100o
C kira-kira konstan pada temperatur ini
dan ditulis sebagai :
k’ atau ΔTb = k’ Δp……………….(1)
Karena Po konstan kenaikan titik didih dapat dianggap sebanding ΔP / P0 yaitu penurunan
tekanan uap relatif. Menurut hukum Raoult penurunan tekanan uap relatif sama dengan fraksi
mol zat terlarut sehingga
ΔTb = k . X2 ………………….. (2)
Karena kenaikan titk didih hanya bergantung pada fraksi mol zat terlarut maka ini adalah
sifat koligatif. Dalam kondisi encer X2 kira-kira sma dengan m (1000 / M1 ) sehingga persamaan
dapat ditulis :
ΔTb = m ………………(3) atau ΔTb = Kb m………….(4)
Kb = …………..(5)
Dimana ΔTb = kenaikan titik didih, Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (tetapan
ebulioskopi), m = molalitas zat terlarut, WA = massa pelarut (gram), WB = massa zat
terlarut (gram) dan BMB = berat molekul zat terlarut.
Kalau dibuat grafik titik didih sebagai fungsi dari berat zat yang dilarutkan akan
didapatkan suatu garis lurus dan gradient sehingga ΔT / WB dapat diketahui
Kb = × gradient ………….(6)
Harga Kb dapat diketahui jika massa molar dari zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan
titk didih pelarut murni dan kenaikan titk didih larutan yang diketahui kosentrasinya, dapatlah
ditentukan berat molekul dari zat terlarut dengan menggunakan persamaan :
BMB = …………….(7)
IV. ALAT
1. Labu alas bulat berleher tiga
2. Kondensor liebigh
3. Termometer
4. Beker glass (100 ml)
5. Neraca elektrik
6. Batu didih 4 buah
7. Corong glass
8. Klem statif
9. Modifikasi Waterbath (panci)
10. Aluminium foil
V. BAHAN
1. Kloroform 50 ml
2. Naftalena 8 buah
VI. CARA KERJA
1. Rangkailah alat terdiri dari labu alas bulat berleher tiga, kondensor dan
termometer.
2. Masukan kloroform sebanyak 50 ml ke dalam beker glass tertutup aluminium foil
kemudian timbang dengan teliti.
3. Tuang kloroform ke dalam labu alas bulat masukan 4 butir batu didih.
4. Timbang kembali beker glass beserta tutupnya sehingga diketahui berat
kloroform.
5. Didihkan kloroform dengan hati-hati hingga tercapai titik didihnya
6. Kalau titik didih sudah tercapai baca suhunya pada thermometer setiap 2 menit
7. Timbang 8 buah naftalena beri catatan setiap pelet nya.
8. Masukan satu pelet naftalena kedalam labu lalu tutup kembali, teruskan
pembacaan suhu, catat suhu setelah 2 kali pembacaan sampai suhunya tetap.
9. Ulangi sampai ke 8 pelet terlarutkan.
10. Membuat grafik hubungan antara titik didih dengan berat naftalena yang
ditambahkan.
VII. HASIL PRAKTIKUM
DATA DAN PERHITUNGAN
Nama sampel Suhu (o
C) Suhu rata-rata (o
C) Berat naftalena (gram)
Kloroform
1. 60o
C
2. 63o
C
3. 63o
C
62o
C + 273 = 335o
K -
Pelet 1 1. 64o
C
2. 64o
C 64o
C + 273 = 337o
K 1,79
Pelet 2 1. 65o
C
2. 65o
C 65o
C + 273 = 338o
K 1,69
Pelet 3
1. 66o
C
2. 67o
C
3. 67o
C
66,6o
C + 273 =
339,6o
K
1,68
Pelet 4 1. 70o
C
2. 70o
C 70o
C + 273 = 343o
K 1,75
Pelet 5 1. 71o
C
2. 71o
C 71o
C + 273 = 344o
K 1,74
Pelet 6 1. 74o
C
2. 74o
C 74o
C + 273 = 347o
K 1,76
Pelet 7 1. 76o
C
2. 76o
C 76o
C + 273 = 349o
K 1,80
Pelet 8
1. 78o
C
2. 81o
C
3. 81o
C
80o
C + 273 = 353o
C 1,78
BM naftalen = 128,17
Berat Beker glass + kloroform + tutup = 136,24 gram
Berat beker glass + tutup = 65,90 gram -
Berat kloroform = 70,34 gram
Molalitas kloroform = = = 0,198 gram/mol
Kb1 = = = = 10,07
Kb2 = = = = 7,77
Kb3 = = = = 8,03
Kb4 = = =
= 10,43
Kb5 = = =
= 9,38
Kb6 = =
= = 10,39
Kb7 = =
= = 10,33
Kb8 = =
= = 11,59
GRAFIK
Grafik kenaikan titik didih
Keterangan :
x = Berat naftalen
y = Kenaikan titik didih
10.07
7.77
8.04
10.44
9.38
10.39
10.34
11.60
5
6
7
8
9
10
11
12
pelet 1 pelet 2 pelet 3 pelet 4 pelet 5 pelet 6 pelet 7 pelet 8
kb (tetapan
kenaikan titik
didih)
VIII. PEMBAHASAN
Kenaikan titik didih larutan adalah salah satu bentuk sifat koligatif larutan.
Pengertian titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap cairan menjadi sama dengan
tekanan luar yaitu 760 mmHg. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh
bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian,
ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini
disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi
peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kenaikan
titik didih suatu larutan merupakan salah satu wujud sifat koligatif larutan, karena
kenaikan titik didih ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan bukan ditentukan oleh
jenis partikelnya. Semakin banyak jumlah naftalena (dalam gram) yang ditambahkan
kedalam kloroform, maka titik didih campuran akan semakin naik, dan titik didih
campuran kloroform dan naftalena lebih tinggi dibanding titik didih kloroformnya saja.
Dan diperoleh pula data kenaikkan titik didih suatu pelarut sebagai salah satu sifat
koligatif sebagai berikut :
1. Kb1 = 10,07
2. Kb2 = 7,77
3. Kb3 = 8,03
4. Kb4 = 10,43
5. Kb5 = 9,38
6. Kb6 = 10,39
7. Kb7 = 10,33
8. Kb8 = 11,59
X. DAFTAR PUSTAKA
Dzakwan , Muhammad. 2010 . Petunjuk praktikum farmasi fisik I . Universitas
Setia Budi , 1-3
Martin A. N ,Suargick , J. , dan cammarata , J. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar-
dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi
III , jilid I , penerbit UI ,Jakarta , 8-309-318, 454-495, 559-687
Internet, 2012, sifat koligatif larutan , www.wikipedia.com.
XI. DISKUSI
Mengapa setelah dilakukan percobaan, harga kenaikan titik didih molal (kb) dari pelet
1 hingga pelet 8 mengalami perubahan yang tidak stabil ?
Jawab : Karena pemasukan naftalen ke dalam larutan kloroform beratnya tidak
beraturan (berat setelahnya ada yang lebih berat dan ada yang lebih ringan)

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetriTillapia
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetriIndriati Dewi
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLinda Rosita
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 

What's hot (20)

Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Gravimetric analysis
Gravimetric analysisGravimetric analysis
Gravimetric analysis
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
Gravimetri
GravimetriGravimetri
Gravimetri
 
Gravimetri
GravimetriGravimetri
Gravimetri
 
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
 
Penuntun kd2
Penuntun kd2Penuntun kd2
Penuntun kd2
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 

Viewers also liked

Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusRidwan
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
AlkalimetriRidwan
 
Tes Cerebellum
Tes CerebellumTes Cerebellum
Tes CerebellumRidwan
 
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiRidwan
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
PermanganometriRidwan
 
Analisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationAnalisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationRidwan
 

Viewers also liked (7)

Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Tes Cerebellum
Tes CerebellumTes Cerebellum
Tes Cerebellum
 
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma Gondii
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
Permanganometri
 
Analisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationAnalisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif Kation
 

Similar to SIFAT KOLIGATIF

Similar to SIFAT KOLIGATIF (20)

Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
3 2-rpp-sifat-koligatif-larutan(1)
3 2-rpp-sifat-koligatif-larutan(1)3 2-rpp-sifat-koligatif-larutan(1)
3 2-rpp-sifat-koligatif-larutan(1)
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Soal latihan farfis 1
Soal latihan farfis 1Soal latihan farfis 1
Soal latihan farfis 1
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Sifat koligatif
Sifat koligatifSifat koligatif
Sifat koligatif
 
Sifat koligatif
Sifat koligatifSifat koligatif
Sifat koligatif
 
Rpp berkarakter
Rpp berkarakterRpp berkarakter
Rpp berkarakter
 
Rpp Berkarakter
Rpp BerkarakterRpp Berkarakter
Rpp Berkarakter
 
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
 
Laju Reaksi XI
Laju Reaksi XILaju Reaksi XI
Laju Reaksi XI
 
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
5. larutan
5. larutan5. larutan
5. larutan
 
Promosi
Promosi Promosi
Promosi
 
Pembahasan soal-pilihan-ganda-osn-kimia-tingkat-provinsi-2013
Pembahasan soal-pilihan-ganda-osn-kimia-tingkat-provinsi-2013Pembahasan soal-pilihan-ganda-osn-kimia-tingkat-provinsi-2013
Pembahasan soal-pilihan-ganda-osn-kimia-tingkat-provinsi-2013
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

SIFAT KOLIGATIF

  • 1. PRAKTIKUM FARMASI FISIK ‘‘SIFAT KOLIGATIF’’ Kelompok : 2 C (Teori 2) Anggota : - Nur Itciani Harlin (18123441A) - Ridwan (18123442A) - Rikad Katon Mandiri (18123443A) - Suryana Suwardi (18123444A) Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2012 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI 2012
  • 2. I. JUDUL SIFAT KOLIGATIF. II. TUJUAN Memahami sifat larutan koligatif larutan. Menentukn kenaikan titik didih suatu pelarut sebagai salah satu sifat koligatif. III. TEORI Sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak bergantung jenis partikelnya. Penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, tekanan osmosis dan kenaikan titik didih merupakan sifat-sifat koligatif larutan. Semua sifat trsebut hanya tergantung pada jumlah molekul zat terlarut yang ada dan tidak tergantung pada ukuran ataupun berat molekul zat terlarut. Kata koligatif berate dikumpulkan bersama-sama dan menunjukan pada sekumpulan sifat-sifat umum yang dimiliki larutan encer. Titik didih adalah temperatur di mana tekanan uap cairan menjadi sama dengan tekanan luar yaitu 760 mmHg. Titik didih larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak menguap adalah lebih tinggi daripada pelarut murninya. Kenaikan titik T0 = Δ Tb. perbandingan kenaikan titik didih Δ Tb terhadap penurunan tekanan uap ΔP = P0 P pada 100o C kira-kira konstan pada temperatur ini dan ditulis sebagai : k’ atau ΔTb = k’ Δp……………….(1) Karena Po konstan kenaikan titik didih dapat dianggap sebanding ΔP / P0 yaitu penurunan tekanan uap relatif. Menurut hukum Raoult penurunan tekanan uap relatif sama dengan fraksi mol zat terlarut sehingga ΔTb = k . X2 ………………….. (2)
  • 3. Karena kenaikan titk didih hanya bergantung pada fraksi mol zat terlarut maka ini adalah sifat koligatif. Dalam kondisi encer X2 kira-kira sma dengan m (1000 / M1 ) sehingga persamaan dapat ditulis : ΔTb = m ………………(3) atau ΔTb = Kb m………….(4) Kb = …………..(5) Dimana ΔTb = kenaikan titik didih, Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (tetapan ebulioskopi), m = molalitas zat terlarut, WA = massa pelarut (gram), WB = massa zat terlarut (gram) dan BMB = berat molekul zat terlarut. Kalau dibuat grafik titik didih sebagai fungsi dari berat zat yang dilarutkan akan didapatkan suatu garis lurus dan gradient sehingga ΔT / WB dapat diketahui Kb = × gradient ………….(6) Harga Kb dapat diketahui jika massa molar dari zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan titk didih pelarut murni dan kenaikan titk didih larutan yang diketahui kosentrasinya, dapatlah ditentukan berat molekul dari zat terlarut dengan menggunakan persamaan : BMB = …………….(7) IV. ALAT 1. Labu alas bulat berleher tiga 2. Kondensor liebigh 3. Termometer 4. Beker glass (100 ml) 5. Neraca elektrik 6. Batu didih 4 buah
  • 4. 7. Corong glass 8. Klem statif 9. Modifikasi Waterbath (panci) 10. Aluminium foil V. BAHAN 1. Kloroform 50 ml 2. Naftalena 8 buah VI. CARA KERJA 1. Rangkailah alat terdiri dari labu alas bulat berleher tiga, kondensor dan termometer. 2. Masukan kloroform sebanyak 50 ml ke dalam beker glass tertutup aluminium foil kemudian timbang dengan teliti. 3. Tuang kloroform ke dalam labu alas bulat masukan 4 butir batu didih. 4. Timbang kembali beker glass beserta tutupnya sehingga diketahui berat kloroform. 5. Didihkan kloroform dengan hati-hati hingga tercapai titik didihnya 6. Kalau titik didih sudah tercapai baca suhunya pada thermometer setiap 2 menit 7. Timbang 8 buah naftalena beri catatan setiap pelet nya. 8. Masukan satu pelet naftalena kedalam labu lalu tutup kembali, teruskan pembacaan suhu, catat suhu setelah 2 kali pembacaan sampai suhunya tetap. 9. Ulangi sampai ke 8 pelet terlarutkan. 10. Membuat grafik hubungan antara titik didih dengan berat naftalena yang ditambahkan.
  • 5. VII. HASIL PRAKTIKUM DATA DAN PERHITUNGAN Nama sampel Suhu (o C) Suhu rata-rata (o C) Berat naftalena (gram) Kloroform 1. 60o C 2. 63o C 3. 63o C 62o C + 273 = 335o K - Pelet 1 1. 64o C 2. 64o C 64o C + 273 = 337o K 1,79 Pelet 2 1. 65o C 2. 65o C 65o C + 273 = 338o K 1,69 Pelet 3 1. 66o C 2. 67o C 3. 67o C 66,6o C + 273 = 339,6o K 1,68 Pelet 4 1. 70o C 2. 70o C 70o C + 273 = 343o K 1,75 Pelet 5 1. 71o C 2. 71o C 71o C + 273 = 344o K 1,74 Pelet 6 1. 74o C 2. 74o C 74o C + 273 = 347o K 1,76 Pelet 7 1. 76o C 2. 76o C 76o C + 273 = 349o K 1,80 Pelet 8 1. 78o C 2. 81o C 3. 81o C 80o C + 273 = 353o C 1,78 BM naftalen = 128,17
  • 6. Berat Beker glass + kloroform + tutup = 136,24 gram Berat beker glass + tutup = 65,90 gram - Berat kloroform = 70,34 gram Molalitas kloroform = = = 0,198 gram/mol Kb1 = = = = 10,07 Kb2 = = = = 7,77 Kb3 = = = = 8,03 Kb4 = = = = 10,43 Kb5 = = = = 9,38 Kb6 = = = = 10,39 Kb7 = = = = 10,33
  • 7. Kb8 = = = = 11,59 GRAFIK Grafik kenaikan titik didih Keterangan : x = Berat naftalen y = Kenaikan titik didih 10.07 7.77 8.04 10.44 9.38 10.39 10.34 11.60 5 6 7 8 9 10 11 12 pelet 1 pelet 2 pelet 3 pelet 4 pelet 5 pelet 6 pelet 7 pelet 8 kb (tetapan kenaikan titik didih)
  • 8. VIII. PEMBAHASAN Kenaikan titik didih larutan adalah salah satu bentuk sifat koligatif larutan. Pengertian titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap cairan menjadi sama dengan tekanan luar yaitu 760 mmHg. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. IX. KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kenaikan titik didih suatu larutan merupakan salah satu wujud sifat koligatif larutan, karena kenaikan titik didih ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan bukan ditentukan oleh jenis partikelnya. Semakin banyak jumlah naftalena (dalam gram) yang ditambahkan kedalam kloroform, maka titik didih campuran akan semakin naik, dan titik didih campuran kloroform dan naftalena lebih tinggi dibanding titik didih kloroformnya saja. Dan diperoleh pula data kenaikkan titik didih suatu pelarut sebagai salah satu sifat koligatif sebagai berikut : 1. Kb1 = 10,07 2. Kb2 = 7,77 3. Kb3 = 8,03 4. Kb4 = 10,43 5. Kb5 = 9,38 6. Kb6 = 10,39 7. Kb7 = 10,33 8. Kb8 = 11,59
  • 9. X. DAFTAR PUSTAKA Dzakwan , Muhammad. 2010 . Petunjuk praktikum farmasi fisik I . Universitas Setia Budi , 1-3 Martin A. N ,Suargick , J. , dan cammarata , J. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar- dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid I , penerbit UI ,Jakarta , 8-309-318, 454-495, 559-687 Internet, 2012, sifat koligatif larutan , www.wikipedia.com. XI. DISKUSI Mengapa setelah dilakukan percobaan, harga kenaikan titik didih molal (kb) dari pelet 1 hingga pelet 8 mengalami perubahan yang tidak stabil ? Jawab : Karena pemasukan naftalen ke dalam larutan kloroform beratnya tidak beraturan (berat setelahnya ada yang lebih berat dan ada yang lebih ringan)