SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK 2
REAKSI KUALITATIF ANORGANIK
Disusun Oleh
Kelompok : 4
Anggota : 1. Ami Rizky Andriani (06101381520027)
2. Dionisisus Thomas B. (06101381520027)
3. Mimi Amelia Yulius (06101381520027)
4. Tutik Kharismayanti (06101381520027)
5. Ulfa Tuffahati (06101381520027)
Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli L M,Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
I. Nomor Percobaan : 2
II. Tanggal Percobaan : Selasa, 5 Febuari 2018
III. Judul Percobaan : Reaksi Kualitatif Anorganik
IV. Tujuan Percobaan :
Mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion hidroksida dan larutan amoniak
V. Dasar Teori
Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifykasi zat-zat. Urusannya
adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel
(contoh).Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel.Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai konst
ituen yang dii nginkan atau an alit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian besar
dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan
ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-
golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990).
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan
ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa), dan perak. Kation golongan pertama,
membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbel klorida sedikit larut dalam
air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan
asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation
golongan kedua (Svehla, 1990).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium (III),
stibium (V), timah (II), dan timah (III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan
sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir sub-golongan IIB. Sementara sulfida dari
kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam amonium polosulfida, sulfida dari
kation dalam golongan IIB justru dapat larut (Svehla, 1990).
Kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan
ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan
mangan (II) (Svehla, 1990).
Kation golongan IV tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation
ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium,
strontium, dan barium. Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir,
yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen
(Svehla, 1990).
Dengan pemisahan-pemisahan menjadi kelompok-kelompok yang cukup kecil dan atau
kation tersendiri (terisolasi), lalu dilakukan pembuktian mengenai ada atau tidaknya
kation-kation dalam setiap kelompok. Dengan jalan ini, kita melakukan analisa secara
sistematis. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat-zat yang baru dari zat
semula dan dikenali dari perbedaan sifat fisiknya yang antara lain :
1. Membentuk endapan dari suatu larutan
2. Melarutkan zat yang terbentuk padat/endapan
3. Zat yang berwarna lain
4. Pembentukan gas
5. Bentuk kristal yang khas
(Harjadi, 1993).
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, raksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
sejumlah uji yang dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan
contoh. Misalnya dengan pemanasan, uji pipa-tiup, uji nyala, uji spektroskopi, uji
manik boraks, uji manik fosfat, dan uji manik natrium karbonat. Reaksi basah dibuat
dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung
(a) dengan terbentuknya endapan
(b) dengan pembebasan gas
(c) dengan perubahan warna
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat serta amonium sulfida.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia
ini membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut. Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah
sebagai berikut:
1. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan
ini adalah timbel, merkurium (I), dan perak.
2. Golongan II
Kation golongan ini membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut,
kadnium, arsenik (III), arsenik (IV), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah
(III), (IV).
3. Golongan III
Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana
netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II),
kromium (III), aluminium, Zink dan Mangan.
4. Golongan IV
Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan ini
adalah kalsium, barium, dan stronsium.
5. Golongan V
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation terakhir yang meliputi ion-ion
megnesium, natrium, kalsium, amnium, litium, dan hidrogen (Svehla, 1990).
Setelah pemisahan dan deteksi kation-kation yang sistematik, pencarian terhadap anion-
anion haruslah dimulai. Tiosulfat umumnya tidak larut. Untuk penyelidikan anion, kita
perlu memperoleh larutan yang mengandung semua atau sebagian besar dari anion-
anion itu, bebas dari logam berat sejauh mungkin. Ini paling baik dengan jalan
mendidihkan zat itu dengan larutan natrium karbonat pekat; terjadi penguraian
berganda (entah sebagian atau sempurna) dengan menghasilkan karbonat-karboanat
yang tak larut (dalam beberapa keadaan karbonat basa dan hidroksida-hidroksidanya)
dari logam-logamnya (kecuali logam alkali), dan garam-garam natrium yang larut dari
anion-anionnya, yang akan masuk ke dalam larutan (Vogel, 1985).
Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatannya tinggi (10,5 gr ml-1)
dan ia melebur pada 960,5°C. Ia tak larut dalam asam klorida , asam sulfat encer (1 M)
atau asam nitrat encer (2 M). Ia melarut dalam asam nitrat yang lebih pekat atau dalam
asam sulfat pekat. Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna.
Senyawa-senyawa perak(II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam
proses-proses oksidasi-reduksi yang dikatalisiskan oleh perak. Perak nitrat mudah larut
dalam air; perak asetat, perak nitrit dan perak sulfat kurang larut, sedang semua
senyawa-senyawa perak lainnya praktis tidak larut. Tetapi kompleks-kompleks perak,
larut. Halida-halida perak peka terhadap cahaya; cirri-ciri khas ini dipakai secara luas
dalam bidang fotografi (Svehla, 1990).
Dekontaminasi dengan metode oksidasi elektrokimia menggunakan mediator larutan
perak (II) atau disebut mediator Ag2+, memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
peralatannya sangat kompak dan dapat diinstal di dalam glove box, kondisi
pengoperasian yang ringan di bawah tekanan normal dan suhu kamar, dan material
radioaktif berada di dalam fase cair. Dekontaminasi dengan metode oksidasi
elektrokimia menggunakan mediator Ag2+telah banyak digunakan untuk dekontaminasi
limbah terkontaminasi α, seperti di Perancis telah dibangun instalasi pegolahan limbah
radioaktif terkontaminasi α dengan metode oksidasi elektrokimia sejak tahun 1981 yang
bertempat di Lahague, Amerika, Inggris bahkan belakangan Jepang sudah melakukan
riset tentang pengolahan limbah radioaktif terkontaminasi α dengan metode oksidasi
elektrokimia secara intesif (Suwardiyono, 2010).
Preparasi larutan oligokation besi Agen pemilar dibuat dengan cara hidrolisis.
Sebanyak 86,50 g FeCl3.6H2O dilarutkan dalam 1600 mL air bebas ion sambil diaduk
sehingga diperoleh larutan FeCl3 0,2 M. Larutan ini dihidrolisis dengan penambahan
NaOH (OH-/Fe3+=2,0) sampai diperoleh larutan FeCl3 dengan pH sekitar dua,
kemudian larutan ini diaduk dalam gelas beker 2000 mL selama 24 jam pada
temperatur kamar (25oC). Larutan oligomer yang diperoleh selanjutnya diperam
(aging) selama 24 jam pada temperatur kamar (Wijaya, dkk, 2004).
Penentuan Kandungan besi di dalam Na- montmorillonit dan komposit oksida besi-
montmorillonit Untuk penentuan kandungan Fe dalam lempung terpilar digunakan
metode analisis pengaktifan neutron (APN). Masing-masing 0,1 gram sampel Na-
montmorilonit, montmorilonit termodifikasi oksida besi dan montmorilonit
termodifikasi oksida besi dengan penambahan asam sulfat 1M, 2M, dan 3M yang
masing-masing dituliskan sebagai Komposit -1M, Komposit-2M dan Komposit-3M
serta Standar Reference Material (SRM) 2704 dimasukkan ke dalam tempat sampel
kemudian diradiasi selama 2 menit dan didinginkan selama 5 menit (sebagai waktu
tunda). Selanjutnya sampel dan SRM dicacah dengan alat spektrometer gamma
jenis 92x spectrum master (Wijaya, dkk, 2004).
VI. Alat dan Bahan
Alat : Bahan
1. Tabung Reaksi 1. Larutan NaOH 2 M dan 0,5 M
2. Rak Tabung Reaksi 2. Larutan NH3 2 M
3. Tabung Sentrifuge 3. AlNO3 (0,1 M)
4. Sentrifuge 4. Ag+
5. Pipet Tetes 5. Ni(NO3)
6. Gelas Ukur 6. Akuadest
7. Botol Tetes 7. Larutan AgNO3 0,1 M
VII. Prosedur Percobaan
1. Tempatkan masing-masing 5 ml larutan kation nitrat yag telah diseebutan
diatas, larutan NaOH (0,5 M), larutan Larutan NH3 2 M dan larutan NaOH 2
M ke dalam botol tetes yang telah diberi label. Larutan-larutan tersebut akan
digunakan sebagai stok larutan untuk percobaan yang akan dilakukan.
2. Ke dalam 0,5 ml larutan AlNO3 (0,1 M) tambahkan tetes demi tetes (kira-kira
5 tetes) larutan NaOH (0,5 M). Volume NaOH (0,5 M) yang digunakan tidak
boleh lebih dari 1 ml.
3. Apabila endapan mulai terbentuk, larutan tersebut dibagi menjadi dua bagian
dan masing-masing ditempatkan dalam tabung reaksi semimikro. Kedua
tabung tersebut diletakkan dalam sentrifuge dan diputar selama 1 menit.
Pindahkan supernatant dengan pipet penjet.
a. Pada tabung pertama, tambahkan larutan NaOH 2 M ke dalam endapan
yang terbentuk (volume total jangan lebih dari 1 ml)
b. Pada tabung kedua, tambahkan larutan NH3 2 M ke dalam endapan
yang terbentuk (volume total jangan lebih dari 1 ml)
4. Ulangi langkah 2 dan seterusnya untuk larutan 0,1 M dari kation-kation : Ni2+
dan Ag+ . Catat hasil pengamatan anda pada tabel yang terdapat pada lembar
kerja.
5. Catat kation-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan
NaOH.
6. Catat katio-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan
NaOH tetapi (a). Larut dalam penambahan NaOH berlebihan, (b). Larut pada
penambahan ammonium berlebihan.
7. A. Tambahkan larutan AlNO3 (0,1 M) secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml
larutan NaOH 2 M. Catat hasil pengamatan anda
B. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml
larutan NaOH 2 M. Catat hasil pengamatan anda.
C. Ulangi kegiatan (a) dan (b) tetapi urutan penambahan antar reaktan dibalik.
Catat hasil pengamatan anda dan beri alasan mengapa demikian.
VIII. Data Hasil Pengamatan
No Reaksi Ion Logam Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi
1 0,5 ml AlNO3 (0,1
M) + 0,25 ml
NaOH
 Endapan 1 +
NaOH
 Endapan 2 +
NH3
0,5 ml AlNO3 0,1 M
(bening) + 0,25 ml NaOH
(bening)  larutan menjadi
berwarna keruh dan
terdapat endapan.
 Bening (Endapannya
larut)
 Bening (sedikit
endapan)
AlNO3 + 3NaOH  Al(OH)3
+ 3 NaNO3
Al(OH)3(s)+NaOH(aq) 
[Al(OH)4]-
(aq) + Na+
(aq)
Al(OH)3(s)+ 3NH3(aq) + 3H2O(l)  Al(OH
2 0,5 ml Ag+ + 0,25
ml NaOH
 Endapan 1 +
NaOH
 Endapan 2 +
NH3
0,5 ml Ag+ (bening) + 0,25
ml NaOH (bening) 
larutan menjadi warna
coklat keruh dan terdapat
endapan.
 Larutan agak coklat dan
endapannya tidak larut
 Larutannya bening dan
endapannya tidak larut.
2Ag(NO3)(aq) + 2NaOH (aq) 
Ag2O(s) ↓coklat + 2NaNO3 (aq)
2AgNO3(aq)+2NaOH(aq)Ag2O
(s)↓coklat +2NaNO3(aq)+H2O(l)
2AgNO3(aq)+2NH3(aq) + H2O(l)
Ag2O(s)↓coklat+2NH4NO3(aq)
3 0,5 ml Ni(NO3) +
0,25 ml NaOH
0,5 ml Ni(NO3) (hijau
tosca) + 0,25 ml NaOH
Ni(NO3) + NaOH  Ni(OH)3
+ 3 NaNO3
 Endapan 1 +
NaOH
 Endapan 2 +
NH3
(bening)  larutan menjadi
warna hijau tosca pucaat
dan terdapat endapan.
 Larutannya bening dan
endapan yang berwarna
hijau tosca tidak larut
 Larutannya bening dan
endapan yang berwarna
hijau tosca tidak larut
Ni(NO3)2(aq)+2NaOH(aq)
Ni(OH)2(s)↓ hijau +
2NaNO3(aq)
Ni(NO3)2 (aq) +2NH3(aq) +
2H2O(l)Ni(OH)2(s)↓hijau +
2NH4NO3(aq)
4 0,25 ml AlNO3 (0,1
M) + NaOH 1 ml
0,25 ml AgNO3 + 1
ml NaOH
0,25 ml AlNO3 (0,1 M)
(bening) + NaOH 1 ml
(bening)  larutannya
bening dan ada gumpalan
putih yang mengapung.
0,25 ml AgNO3 (bening) +
1 ml NaOH (bening) 
larutan berubah warna
coklat dan terdapat endapan
Al(NO3)3(aq)+3NaOH(aq)
Al(OH)3(s)↓putih
+3NaNO3(aq)
2AgNO3(aq)+2NaOH(aq)Ag2O
(s)↓coklat+2NaNO3(aq)+H2O(l)
0,4 ml NaOH + 1
ml AlNO3
0,2 ml NaOH + 1
ml AgNO3
0,4 ml NaOH (bening)+ 1
ml AlNO3 (bening) 
larutannya bening dan ada
gumpalan putih yang
mengapung
0,2 ml NaOH (bening) + 1
ml AgNO3 (bening) 
larutan menjadi warna
coklat dan terdapat endapan
NaOH(aq) + AlNO3(aq) 
Al(OH)3 (s)↓ putih +
3NaNO3(aq)
NaOH(aq) + AgNO3 (aq)
 Ag2O (s)↓coklat +
3NaNO3 (aq)
IX. Persamaan Reaksi
Percobaan no.1
- Al(NO3)3(aq) + 3NaOH(aq)  Al(OH)3(s)↓ putih + 3NaNO3(aq)
- Al(OH)3(s) + NaOH(aq)  [Al(OH)4]-
(aq) + Na+
(aq)
- Al(OH)3(s) + 3NH3(aq) + 3H2O(l)  Al(OH)3(s)↓ putih + 3NH4OH(aq)
Percobaan no.2
- 2Ag(NO3)(aq) + 2NaOH (aq)  Ag2O(s) ↓coklat + 2NaNO3 (aq)
- 2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq)  Ag2O (s)↓coklat + 2NaNO3(aq)+H2O(l)
- 2AgNO3(aq) + 2NH3(aq) + H2O(l)  Ag2O(s) ↓coklat + 2NH4NO3(aq)
Percobaan no.3
- Ni(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq)  Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NaNO3(aq)
- Ni(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq)  Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NaNO3(aq)
- Ni(NO3)2 (aq) + 2NH3(aq) + 2H2O(l)  Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NH4NO3(aq)
Percobaan no.4
- Al(NO3)3(aq) + 3NaOH(aq)  Al(OH)3(s)↓ putih + 3NaNO3(aq)
- 2AgNO3(aq)+ 2NaOH(aq)  Ag2O (s)↓coklat +2NaNO3(aq)+H2O(l)
- NaOH(aq) + AlNO3(aq)  Al(OH)3 (s)↓ putih + 3NaNO3(aq)
- NaOH(aq) + AgNO3 (aq)  Ag2O (s)↓coklat + 3NaNO3 (aq)
X. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan tentang reaksi kualitatif
anorganik yang bertujuan untuk mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion
hidroksida dan larutan amoniak.
Pada uji untuk reaksi alluminium senyawa yang praktikan gunakan ialah AlNO3 yang
direaksikan dengan larutan NaOH menjadikan warna larutan yang awalnya bening
menjadi keruh, hal ini dikarenakan campuran larutan tersebut membentuk gel yang tidak
berwarna artinya gelatin Al(OH)3 yang sedikit larut pada reagensia yang berlebih.
Kelarutan kemudian berkurang karena adanya garam-garam ammonium yang disebabkan
oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan akan masuk ke dalam larutan alluminium
hidroksida koloid (sol aluminium hidroksida) yang berkoagulasi pada pendidihan atau
pada penambahan garam-garam yang larut dengan menghasilkan gelatin aluminium
hidroksida. Untuk mendapatkan pengendapan yang sempurna dengan tambahan
aluminium sedikit berlebih maka campuran tersebut haruslh dipaaskan sampai larutan
campuran tersebut menghasilkan bau amonia, jika baru diendapkan larutannya akan
mudah larut dalam asam kuat dan basa kuat tetapi jika dididihkan akan menjadi sedikit
larut (Vogel : 266-267). Endapan yang terbentuk ketika dilarutkan dengan NH3 tidak
terjadi perubahan atau endapannya tidak larut hal ini dikarenakan pengendapan aluminium
oleh larutan hidroksida dan amonia tak akan terjadi bila ada serta asam tartarat, asam
sitrat, asam sulfosalsilat, asam malat, gula dan lain-lain senyawa hidroksi organik. Karena
pembentukan garam-garam kompleks yang larut. Maka zat-zat organik ini harus diuraikan
dengan pemisahan perlahan-lahan atau dengna menguapkan dengan asam sulfat pekat atau
asam nitat pekat sebelum aluminium dapat diendpkan dalam pengerjaan anaisis kualitatif
yang biasa (vogel : 267). Sedangkan jika dilarutkan dengan NaOH maka endapannya akan
menjadi larut.
Sedangkan untuk senyawa perak yang ditambahkan NaOH akan mengahsilakan
larutan yang berwarna coklat dan terdapat endapan. Endapan yang diuji dengan
menggunakan NaOH tidak larut begitu pun juga dengan larutan ammoniak endapannya
juga tidak larut. Padahal seharusnya jika endapan ditambahkan dengan larutan amoniak
maka endapan akan berwarna coklat tapi disini kami mendapatkan hasil bahwa
endapannya berrwarna bening. Kesalahan ini terjadi dikarenakan kekurang telitiannya
praktikan dalam melakukan prosedur praktikum ataupun dari kesalahan dalam pembuatan
bahan untuk praktikum.
Untuk senyawa ion nikel dengan tambahan NaOH didapatkan hasil terdapatnya
endapan dan larutannya menjadi hijau tosca pucat. Ketika endapannya dilarutkan dengan
NaOH dan juga larutan ammoniak maka hasilnya endapan tidak larut pada kedua larutan
tersebut.
XI. Kesimpulan
1. Reaksi perak dengan amonium akan terbentuk larutan berwarna coklat endapan larut
dalam reagensia berlebihan dan akan terbentuk ion kompleks diaminoargentat
2. Reaksi perak (perak nitrat / AgNO3 ) dengan natrium hidroksida (NaOH) endapannya
tidak larut
3. Reaksi aluminium dalah hal ini menggunakan alumnium nitrat dengan natrium
hidroksida (NaOH 0,5 M) terbentuk seperti gel yang tidak berwarna.
4. Kelarutan akan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium yang disebabkan
dengan efek sekutu.
5. Endapan putih aluminium dari reaksi antara aluminum dan natrim hidroksida dapat
melarut dalam reagensia berlebih, yang mana ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk
[ Al (OH) 4] –
XII. Daftar Pustaka
Charly, Hendra. 2013. Laporan Kimia Analisis Kualitatif. (online)
http://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.co.id/2013/06/lapora
n-kimia-analisis-kualitatif.html. diakses pada tanggal 7 Febuari 2016
Gulo, Fakhili dan Desi. 2014. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Unsri : Inderalaya
Han, Mustofa. 2012. Analisis Kualitatif Anorganik . (online)
https://www.academia.edu/10118135/analisis_kualitatif_anorganik
diakses pada tanggal 7 febuari 2016
XIII. Lampiran

More Related Content

What's hot

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Indriati Dewi
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriDwi Karyani
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri pptBillqis yh
 

What's hot (20)

Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Analisis Kation
Analisis KationAnalisis Kation
Analisis Kation
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
Anor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetakAnor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetak
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 

Similar to Laporan kiman percobaan 2

Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Teori anion kation benar
Teori anion kation benarTeori anion kation benar
Teori anion kation benarAyu lestari
 
Analisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationAnalisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationRidwan
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anionLinda Rosita
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikNur Annisa
 
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptxFarm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptxCindyKake
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)Nurmalina Adhiyanti
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxFram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxUdtjeVanDerJeyk
 
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )Dani Novita Rahma
 
Pemisahan kation iib
Pemisahan kation iibPemisahan kation iib
Pemisahan kation iibDian Posfor
 
The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)Umi Nurul
 
Kelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdf
Kelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdfKelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdf
Kelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdfIqbalNoviansyah2
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehirisyanti ALENTA
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaReska wati
 

Similar to Laporan kiman percobaan 2 (20)

Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Teori anion kation benar
Teori anion kation benarTeori anion kation benar
Teori anion kation benar
 
Analisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationAnalisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif Kation
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganik
 
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptxFarm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
Farm.D_P3T1_Kel.6_Kation Golongan V.pptx
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxFram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
 
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
 
Unsur Unsur Transisi Fisika
Unsur Unsur Transisi FisikaUnsur Unsur Transisi Fisika
Unsur Unsur Transisi Fisika
 
Pemisahan kation iib
Pemisahan kation iibPemisahan kation iib
Pemisahan kation iib
 
The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)
 
Kelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdf
Kelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdfKelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdf
Kelimpahan dan Sifat Unsur Golongan Alkali.pdf
 
Unsur Unsur Transisi
Unsur Unsur TransisiUnsur Unsur Transisi
Unsur Unsur Transisi
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reska
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 

Recently uploaded (8)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 

Laporan kiman percobaan 2

  • 1. LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK 2 REAKSI KUALITATIF ANORGANIK Disusun Oleh Kelompok : 4 Anggota : 1. Ami Rizky Andriani (06101381520027) 2. Dionisisus Thomas B. (06101381520027) 3. Mimi Amelia Yulius (06101381520027) 4. Tutik Kharismayanti (06101381520027) 5. Ulfa Tuffahati (06101381520027) Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli L M,Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
  • 2. I. Nomor Percobaan : 2 II. Tanggal Percobaan : Selasa, 5 Febuari 2018 III. Judul Percobaan : Reaksi Kualitatif Anorganik IV. Tujuan Percobaan : Mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion hidroksida dan larutan amoniak V. Dasar Teori Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifykasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh).Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel.Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai konst ituen yang dii nginkan atau an alit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986). Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan- golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990). Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa), dan perak. Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golongan kedua (Svehla, 1990). Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir sub-golongan IIB. Sementara sulfida dari
  • 3. kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam amonium polosulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru dapat larut (Svehla, 1990). Kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II) (Svehla, 1990). Kation golongan IV tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium. Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen (Svehla, 1990). Dengan pemisahan-pemisahan menjadi kelompok-kelompok yang cukup kecil dan atau kation tersendiri (terisolasi), lalu dilakukan pembuktian mengenai ada atau tidaknya kation-kation dalam setiap kelompok. Dengan jalan ini, kita melakukan analisa secara sistematis. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat-zat yang baru dari zat semula dan dikenali dari perbedaan sifat fisiknya yang antara lain : 1. Membentuk endapan dari suatu larutan 2. Melarutkan zat yang terbentuk padat/endapan 3. Zat yang berwarna lain 4. Pembentukan gas 5. Bentuk kristal yang khas (Harjadi, 1993). Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, raksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. sejumlah uji yang dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Misalnya dengan pemanasan, uji pipa-tiup, uji nyala, uji spektroskopi, uji manik boraks, uji manik fosfat, dan uji manik natrium karbonat. Reaksi basah dibuat dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung (a) dengan terbentuknya endapan (b) dengan pembebasan gas (c) dengan perubahan warna
  • 4. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat serta amonium sulfida. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut: 1. Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I), dan perak. 2. Golongan II Kation golongan ini membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, kadnium, arsenik (III), arsenik (IV), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III), (IV). 3. Golongan III Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), kromium (III), aluminium, Zink dan Mangan. 4. Golongan IV Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium, barium, dan stronsium. 5. Golongan V Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation terakhir yang meliputi ion-ion megnesium, natrium, kalsium, amnium, litium, dan hidrogen (Svehla, 1990). Setelah pemisahan dan deteksi kation-kation yang sistematik, pencarian terhadap anion- anion haruslah dimulai. Tiosulfat umumnya tidak larut. Untuk penyelidikan anion, kita perlu memperoleh larutan yang mengandung semua atau sebagian besar dari anion- anion itu, bebas dari logam berat sejauh mungkin. Ini paling baik dengan jalan mendidihkan zat itu dengan larutan natrium karbonat pekat; terjadi penguraian berganda (entah sebagian atau sempurna) dengan menghasilkan karbonat-karboanat yang tak larut (dalam beberapa keadaan karbonat basa dan hidroksida-hidroksidanya)
  • 5. dari logam-logamnya (kecuali logam alkali), dan garam-garam natrium yang larut dari anion-anionnya, yang akan masuk ke dalam larutan (Vogel, 1985). Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatannya tinggi (10,5 gr ml-1) dan ia melebur pada 960,5°C. Ia tak larut dalam asam klorida , asam sulfat encer (1 M) atau asam nitrat encer (2 M). Ia melarut dalam asam nitrat yang lebih pekat atau dalam asam sulfat pekat. Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna. Senyawa-senyawa perak(II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses-proses oksidasi-reduksi yang dikatalisiskan oleh perak. Perak nitrat mudah larut dalam air; perak asetat, perak nitrit dan perak sulfat kurang larut, sedang semua senyawa-senyawa perak lainnya praktis tidak larut. Tetapi kompleks-kompleks perak, larut. Halida-halida perak peka terhadap cahaya; cirri-ciri khas ini dipakai secara luas dalam bidang fotografi (Svehla, 1990). Dekontaminasi dengan metode oksidasi elektrokimia menggunakan mediator larutan perak (II) atau disebut mediator Ag2+, memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut: peralatannya sangat kompak dan dapat diinstal di dalam glove box, kondisi pengoperasian yang ringan di bawah tekanan normal dan suhu kamar, dan material radioaktif berada di dalam fase cair. Dekontaminasi dengan metode oksidasi elektrokimia menggunakan mediator Ag2+telah banyak digunakan untuk dekontaminasi limbah terkontaminasi α, seperti di Perancis telah dibangun instalasi pegolahan limbah radioaktif terkontaminasi α dengan metode oksidasi elektrokimia sejak tahun 1981 yang bertempat di Lahague, Amerika, Inggris bahkan belakangan Jepang sudah melakukan riset tentang pengolahan limbah radioaktif terkontaminasi α dengan metode oksidasi elektrokimia secara intesif (Suwardiyono, 2010). Preparasi larutan oligokation besi Agen pemilar dibuat dengan cara hidrolisis. Sebanyak 86,50 g FeCl3.6H2O dilarutkan dalam 1600 mL air bebas ion sambil diaduk sehingga diperoleh larutan FeCl3 0,2 M. Larutan ini dihidrolisis dengan penambahan NaOH (OH-/Fe3+=2,0) sampai diperoleh larutan FeCl3 dengan pH sekitar dua, kemudian larutan ini diaduk dalam gelas beker 2000 mL selama 24 jam pada temperatur kamar (25oC). Larutan oligomer yang diperoleh selanjutnya diperam (aging) selama 24 jam pada temperatur kamar (Wijaya, dkk, 2004). Penentuan Kandungan besi di dalam Na- montmorillonit dan komposit oksida besi- montmorillonit Untuk penentuan kandungan Fe dalam lempung terpilar digunakan metode analisis pengaktifan neutron (APN). Masing-masing 0,1 gram sampel Na- montmorilonit, montmorilonit termodifikasi oksida besi dan montmorilonit
  • 6. termodifikasi oksida besi dengan penambahan asam sulfat 1M, 2M, dan 3M yang masing-masing dituliskan sebagai Komposit -1M, Komposit-2M dan Komposit-3M serta Standar Reference Material (SRM) 2704 dimasukkan ke dalam tempat sampel kemudian diradiasi selama 2 menit dan didinginkan selama 5 menit (sebagai waktu tunda). Selanjutnya sampel dan SRM dicacah dengan alat spektrometer gamma jenis 92x spectrum master (Wijaya, dkk, 2004). VI. Alat dan Bahan Alat : Bahan 1. Tabung Reaksi 1. Larutan NaOH 2 M dan 0,5 M 2. Rak Tabung Reaksi 2. Larutan NH3 2 M 3. Tabung Sentrifuge 3. AlNO3 (0,1 M) 4. Sentrifuge 4. Ag+ 5. Pipet Tetes 5. Ni(NO3) 6. Gelas Ukur 6. Akuadest 7. Botol Tetes 7. Larutan AgNO3 0,1 M VII. Prosedur Percobaan 1. Tempatkan masing-masing 5 ml larutan kation nitrat yag telah diseebutan diatas, larutan NaOH (0,5 M), larutan Larutan NH3 2 M dan larutan NaOH 2 M ke dalam botol tetes yang telah diberi label. Larutan-larutan tersebut akan digunakan sebagai stok larutan untuk percobaan yang akan dilakukan. 2. Ke dalam 0,5 ml larutan AlNO3 (0,1 M) tambahkan tetes demi tetes (kira-kira 5 tetes) larutan NaOH (0,5 M). Volume NaOH (0,5 M) yang digunakan tidak boleh lebih dari 1 ml. 3. Apabila endapan mulai terbentuk, larutan tersebut dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing ditempatkan dalam tabung reaksi semimikro. Kedua tabung tersebut diletakkan dalam sentrifuge dan diputar selama 1 menit. Pindahkan supernatant dengan pipet penjet. a. Pada tabung pertama, tambahkan larutan NaOH 2 M ke dalam endapan yang terbentuk (volume total jangan lebih dari 1 ml) b. Pada tabung kedua, tambahkan larutan NH3 2 M ke dalam endapan yang terbentuk (volume total jangan lebih dari 1 ml)
  • 7. 4. Ulangi langkah 2 dan seterusnya untuk larutan 0,1 M dari kation-kation : Ni2+ dan Ag+ . Catat hasil pengamatan anda pada tabel yang terdapat pada lembar kerja. 5. Catat kation-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan NaOH. 6. Catat katio-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan NaOH tetapi (a). Larut dalam penambahan NaOH berlebihan, (b). Larut pada penambahan ammonium berlebihan. 7. A. Tambahkan larutan AlNO3 (0,1 M) secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml larutan NaOH 2 M. Catat hasil pengamatan anda B. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml larutan NaOH 2 M. Catat hasil pengamatan anda. C. Ulangi kegiatan (a) dan (b) tetapi urutan penambahan antar reaktan dibalik. Catat hasil pengamatan anda dan beri alasan mengapa demikian.
  • 8. VIII. Data Hasil Pengamatan No Reaksi Ion Logam Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi 1 0,5 ml AlNO3 (0,1 M) + 0,25 ml NaOH  Endapan 1 + NaOH  Endapan 2 + NH3 0,5 ml AlNO3 0,1 M (bening) + 0,25 ml NaOH (bening)  larutan menjadi berwarna keruh dan terdapat endapan.  Bening (Endapannya larut)  Bening (sedikit endapan) AlNO3 + 3NaOH  Al(OH)3 + 3 NaNO3 Al(OH)3(s)+NaOH(aq)  [Al(OH)4]- (aq) + Na+ (aq) Al(OH)3(s)+ 3NH3(aq) + 3H2O(l)  Al(OH 2 0,5 ml Ag+ + 0,25 ml NaOH  Endapan 1 + NaOH  Endapan 2 + NH3 0,5 ml Ag+ (bening) + 0,25 ml NaOH (bening)  larutan menjadi warna coklat keruh dan terdapat endapan.  Larutan agak coklat dan endapannya tidak larut  Larutannya bening dan endapannya tidak larut. 2Ag(NO3)(aq) + 2NaOH (aq)  Ag2O(s) ↓coklat + 2NaNO3 (aq) 2AgNO3(aq)+2NaOH(aq)Ag2O (s)↓coklat +2NaNO3(aq)+H2O(l) 2AgNO3(aq)+2NH3(aq) + H2O(l) Ag2O(s)↓coklat+2NH4NO3(aq) 3 0,5 ml Ni(NO3) + 0,25 ml NaOH 0,5 ml Ni(NO3) (hijau tosca) + 0,25 ml NaOH Ni(NO3) + NaOH  Ni(OH)3 + 3 NaNO3
  • 9.  Endapan 1 + NaOH  Endapan 2 + NH3 (bening)  larutan menjadi warna hijau tosca pucaat dan terdapat endapan.  Larutannya bening dan endapan yang berwarna hijau tosca tidak larut  Larutannya bening dan endapan yang berwarna hijau tosca tidak larut Ni(NO3)2(aq)+2NaOH(aq) Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NaNO3(aq) Ni(NO3)2 (aq) +2NH3(aq) + 2H2O(l)Ni(OH)2(s)↓hijau + 2NH4NO3(aq) 4 0,25 ml AlNO3 (0,1 M) + NaOH 1 ml 0,25 ml AgNO3 + 1 ml NaOH 0,25 ml AlNO3 (0,1 M) (bening) + NaOH 1 ml (bening)  larutannya bening dan ada gumpalan putih yang mengapung. 0,25 ml AgNO3 (bening) + 1 ml NaOH (bening)  larutan berubah warna coklat dan terdapat endapan Al(NO3)3(aq)+3NaOH(aq) Al(OH)3(s)↓putih +3NaNO3(aq) 2AgNO3(aq)+2NaOH(aq)Ag2O (s)↓coklat+2NaNO3(aq)+H2O(l) 0,4 ml NaOH + 1 ml AlNO3 0,2 ml NaOH + 1 ml AgNO3 0,4 ml NaOH (bening)+ 1 ml AlNO3 (bening)  larutannya bening dan ada gumpalan putih yang mengapung 0,2 ml NaOH (bening) + 1 ml AgNO3 (bening)  larutan menjadi warna coklat dan terdapat endapan NaOH(aq) + AlNO3(aq)  Al(OH)3 (s)↓ putih + 3NaNO3(aq) NaOH(aq) + AgNO3 (aq)  Ag2O (s)↓coklat + 3NaNO3 (aq)
  • 10. IX. Persamaan Reaksi Percobaan no.1 - Al(NO3)3(aq) + 3NaOH(aq)  Al(OH)3(s)↓ putih + 3NaNO3(aq) - Al(OH)3(s) + NaOH(aq)  [Al(OH)4]- (aq) + Na+ (aq) - Al(OH)3(s) + 3NH3(aq) + 3H2O(l)  Al(OH)3(s)↓ putih + 3NH4OH(aq) Percobaan no.2 - 2Ag(NO3)(aq) + 2NaOH (aq)  Ag2O(s) ↓coklat + 2NaNO3 (aq) - 2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq)  Ag2O (s)↓coklat + 2NaNO3(aq)+H2O(l) - 2AgNO3(aq) + 2NH3(aq) + H2O(l)  Ag2O(s) ↓coklat + 2NH4NO3(aq) Percobaan no.3 - Ni(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq)  Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NaNO3(aq) - Ni(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq)  Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NaNO3(aq) - Ni(NO3)2 (aq) + 2NH3(aq) + 2H2O(l)  Ni(OH)2(s)↓ hijau + 2NH4NO3(aq) Percobaan no.4 - Al(NO3)3(aq) + 3NaOH(aq)  Al(OH)3(s)↓ putih + 3NaNO3(aq) - 2AgNO3(aq)+ 2NaOH(aq)  Ag2O (s)↓coklat +2NaNO3(aq)+H2O(l) - NaOH(aq) + AlNO3(aq)  Al(OH)3 (s)↓ putih + 3NaNO3(aq) - NaOH(aq) + AgNO3 (aq)  Ag2O (s)↓coklat + 3NaNO3 (aq)
  • 11. X. Pembahasan Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan tentang reaksi kualitatif anorganik yang bertujuan untuk mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion hidroksida dan larutan amoniak. Pada uji untuk reaksi alluminium senyawa yang praktikan gunakan ialah AlNO3 yang direaksikan dengan larutan NaOH menjadikan warna larutan yang awalnya bening menjadi keruh, hal ini dikarenakan campuran larutan tersebut membentuk gel yang tidak berwarna artinya gelatin Al(OH)3 yang sedikit larut pada reagensia yang berlebih. Kelarutan kemudian berkurang karena adanya garam-garam ammonium yang disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan akan masuk ke dalam larutan alluminium hidroksida koloid (sol aluminium hidroksida) yang berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam-garam yang larut dengan menghasilkan gelatin aluminium hidroksida. Untuk mendapatkan pengendapan yang sempurna dengan tambahan aluminium sedikit berlebih maka campuran tersebut haruslh dipaaskan sampai larutan campuran tersebut menghasilkan bau amonia, jika baru diendapkan larutannya akan mudah larut dalam asam kuat dan basa kuat tetapi jika dididihkan akan menjadi sedikit larut (Vogel : 266-267). Endapan yang terbentuk ketika dilarutkan dengan NH3 tidak terjadi perubahan atau endapannya tidak larut hal ini dikarenakan pengendapan aluminium oleh larutan hidroksida dan amonia tak akan terjadi bila ada serta asam tartarat, asam sitrat, asam sulfosalsilat, asam malat, gula dan lain-lain senyawa hidroksi organik. Karena pembentukan garam-garam kompleks yang larut. Maka zat-zat organik ini harus diuraikan dengan pemisahan perlahan-lahan atau dengna menguapkan dengan asam sulfat pekat atau asam nitat pekat sebelum aluminium dapat diendpkan dalam pengerjaan anaisis kualitatif yang biasa (vogel : 267). Sedangkan jika dilarutkan dengan NaOH maka endapannya akan menjadi larut. Sedangkan untuk senyawa perak yang ditambahkan NaOH akan mengahsilakan larutan yang berwarna coklat dan terdapat endapan. Endapan yang diuji dengan menggunakan NaOH tidak larut begitu pun juga dengan larutan ammoniak endapannya juga tidak larut. Padahal seharusnya jika endapan ditambahkan dengan larutan amoniak maka endapan akan berwarna coklat tapi disini kami mendapatkan hasil bahwa endapannya berrwarna bening. Kesalahan ini terjadi dikarenakan kekurang telitiannya praktikan dalam melakukan prosedur praktikum ataupun dari kesalahan dalam pembuatan bahan untuk praktikum.
  • 12. Untuk senyawa ion nikel dengan tambahan NaOH didapatkan hasil terdapatnya endapan dan larutannya menjadi hijau tosca pucat. Ketika endapannya dilarutkan dengan NaOH dan juga larutan ammoniak maka hasilnya endapan tidak larut pada kedua larutan tersebut. XI. Kesimpulan 1. Reaksi perak dengan amonium akan terbentuk larutan berwarna coklat endapan larut dalam reagensia berlebihan dan akan terbentuk ion kompleks diaminoargentat 2. Reaksi perak (perak nitrat / AgNO3 ) dengan natrium hidroksida (NaOH) endapannya tidak larut 3. Reaksi aluminium dalah hal ini menggunakan alumnium nitrat dengan natrium hidroksida (NaOH 0,5 M) terbentuk seperti gel yang tidak berwarna. 4. Kelarutan akan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium yang disebabkan dengan efek sekutu. 5. Endapan putih aluminium dari reaksi antara aluminum dan natrim hidroksida dapat melarut dalam reagensia berlebih, yang mana ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk [ Al (OH) 4] –
  • 13. XII. Daftar Pustaka Charly, Hendra. 2013. Laporan Kimia Analisis Kualitatif. (online) http://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.co.id/2013/06/lapora n-kimia-analisis-kualitatif.html. diakses pada tanggal 7 Febuari 2016 Gulo, Fakhili dan Desi. 2014. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Unsri : Inderalaya Han, Mustofa. 2012. Analisis Kualitatif Anorganik . (online) https://www.academia.edu/10118135/analisis_kualitatif_anorganik diakses pada tanggal 7 febuari 2016