Dokumen tersebut membahas tentang bahaya merokok dan kandungan radiasi dalam tembakau rokok. Secara rinci dibahas mengenai definisi radiasi, jenis radiasi alami yang ada di alam seperti radiasi kosmik dan terestrial, serta keberadaan unsur radioaktif seperti polonium dalam tembakau yang berbahaya bagi kesehatan."
1. 1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini merokok sudah menjadi hal yang wajar kita
jumpai setiap harinya. Walaupun semua produsen rokok sudah
memberikan peringatan ‘Merokok dapat menyebabkan kanker,
serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan
janin’ di setiap bagian bawah bungkus rokok, iklan televisi atau
iklan cetak yang dipajang di jalanan, tetap saja tidak dapat
merubah pola pikir masyarakat kita yang sudah kecanduan
merokok. Mungkin mereka menganggap peringatan tersebut
sebagai penghias bungkus rokok saja.
Merokok di sembarang tempat sekarang sudah menjadi
pemandangan umum. Baik pelajar, mahasiswa, atau
masyarakat lainnya merokok dengan santainya di dalam
kendaraan angkutan umum sudah dianggap biasa saja. Oleh
sebab itu tak mengherankan jika konsumsi rokok di Indonesia
dalam 40 tahun terakhir meningkat tajam dari 33 miliar batang
tahun 1970 menjadi 260,8 miliar batang pada tahun 2009.
Tingkat konsumsi rokok di Indonesia menempati urutan
tertinggi keempat atau termasuk lima besar dunia. Bahkan
prevalensi perokok pada generasi muda juga meningkat. Jika
pada 1995, perokok remaja (usia 15-19 tahun) adalah tujuh
persen dari populasi, pada 2010 jumlahnya meroket menjadi
19 persen. Begitu juga dengan para perokok di kalangan anak-
anak (10-14 tahun). Pada 1995 jumlah perokok anak sekitar
71 ribu. Pada 2010 jumlahnya melompat menjadi sekitar 425
ribu. Dengan kata lain, jumlah perokok anak enam kali lipat
dalam 15 tahun terakhir.
Kenikmataan saat mengkonsumsi rokok membuat
seseorang lupa akan bahaya yang diakibat terhadap
kesehatannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selalu
mengkampanyekan bahaya rokok setiap tahunnya. Peringatan
hari tanpa tembakau selalu dikaitkan dengan persoalan rokok
dan bahaya yang ditimbulkannya. Jurnal-jurnal dan rubrik
kesehatan juga sering membahas tentang efek kesehatan
jangka pendek dan panjang yang diakibatkan oleh rokok.
Namun ulasan mengenai penyebab bahaya rokok masih
terbatas. Selama ini bahasan bahaya hanya sebatas
kandungan senyawa-senyawa kimia tertentu yang sudah
umum dikenal seperti nikotin, tar, dan karbon dioksida.
Padahal dibalik itu semua ada sejenis unsur radioaktif yang
tidak kalah bahayanya dari senyawa-senyawa tersebut.
Sebenarnya, keberadaan unsur radioaktif dalam tembakau
sudah diketahui oleh para peneliti puluhan tahun yang lalu.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan radiasi?
1.2.2 Apa saja kandungan dari tembakau?
1.2.3 Darimana unsur radioaktif tembakau berasal?
1.2.4 Jenis radioaktif apa yang ada di tembakau?
1.2.5 Berapa tingkat kandungan unsur radioaktif dalam
tembakau rokok?
1.2.6 Bagaimana efek unsur radioaktif terhadap kesehatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan definisi dan bahaya dari radiasi.
1.3.2 Menjelaskan kandungan senyawa dan unsur yang ada di
tembakau.
1.3.3 Menjelaskan asal-usul dan jenis unsur radioaktif yang
ada di tembakau.
1.3.4 Menjeskan tingkat kandungan unsur radioaktif dalam
tembakau rokok.
1.3.5 Menjelaskan dampak yang diakibatkan oleh unsur
radioaktif tembakau rokok terhadap kesehatan.
3. 3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Tembakau
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari
daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat
dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk
nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi,
pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau
kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan
sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke
Amerika Utara memopulerkan perdagangan tembakau
terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini
menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian
selatan. Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan
dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan
perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat
berkembang menjadi perusahaan-perusahaan tembakau
hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-
20.
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan
dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai
asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa
Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-
daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas,
1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa
berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut
Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi
Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk
mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang
berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak
abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata
tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada
akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari
Amerika.
2.2 Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak
atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah
ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru
atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu
hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya
adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual
4. 4
seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para
penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan
kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan
merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi
berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan
ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan
semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki
dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara
Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok
sangat menyebabkan ketergantungan, di samping
menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit
pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran,
dan emfisema.
2.3 Definisi Radiasi
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di
mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan
akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana
terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif),
tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik
(yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak,
sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk
proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah
bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam
garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. geometri ini
secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik
yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi
dapat berbahaya.
Di alam ini memang terdapat apa yang disebut dengan
unsur radioaktif, yakni sifat dari suatu zat yang dapat
memancarkan sinar radiasi karena kondisi zat tersebut tidak
stabil. Secara alami dalam tulang kita terdapat (sedikitinya
dua) unsur radioaktif, yakni polonium dan radium. Otot-otot
kita mengandung unsur karbon (C) dan kalium (K) radioaktif.
Sementara itu, dalam paru-paru kita juga terdapat gas mulia
radioaktif dan tritium. Zat-zat ini dan banyak zat lainnya
secara terus-menerus memancarkan radiasi dan menyinari
tubuh kita dari dalam. Kita juga terkena radiasi dari dalam
melalui semua zat radioaktif alam dan buatan yang berasal
dari makanan atau minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
Dalam bidang kesehatan, radiasi justru menjadi
penyelamat. Kadang-kadang kita menjalani pemeriksaan
dengan sinar-X dan mammografi. Dokter gigi kemungkinan
memutuskan untuk menyinari gigi kita dengan sinar-X.
Pengobatan dan pemeriksaan medik juga memerlukan zat-zat
radioaktif yang disuntikkan ke dalam tubuh kita. Penyakit
kanker kadang-kadang diobati dengan sinar-X atau unit
telekobal (disebut juga bom kobal).
Sedangkan dalam sistem komunikasi modern, semuanya
menggunakan bentuk radiasi elektromagnetik. Variasi
5. 5
intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar, atau
informasi lain yang sedang dikirim. Misalnya, suara manusia
dapat dikirim sebagai gelombang radio atau gelombang mikro
dengan membuat gelombang bervariasi sesuai variasi suara.
Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, para peneliti
menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan
yang dulu bagian dari organisme hidup. Usia bahan tersebut
dapat diperkirakan dengan mengukur jumlah karbon radioaktif
mengandung dalam proses yang disebut penanggalan
radiokarbon. Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif
sebagai atom pelacak untuk mengidentifikasi jalur yang dilalui
oleh polutan di lingkungan.
Radiasi digunakan untuk menentukan komposisi bahan
dalam proses yang disebut analisis aktivasi neutron. Dalam
proses ini, para ilmuwan membombardir contoh zat dengan
partikel yang disebut neutron. Beberapa atom dalam sampel
menyerap neutron dan menjadi radioaktif. Para ilmuwan dapat
mengidentifikasi elemen-elemen dalam sampel dengan
mempelajari radiasi yang dilepaskan.
2.4 Sumber-Sumber Radiasi
Radiasi bisa berada di mana saja, karena sumber radiasi
tersebar di alam semesta, baik yang terjadi secara alami
(sumber radiasi alam) maupun yang terjadi karena aktivitas
manusia (sumber radiasi buatan). Sumber radiasi alam sudah
ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang
dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar
belakang. Sedangkan sumber radiasi buatan baru diproduksi di
abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara signifikan
kepada manusia.
2.4.1 Radiasi Alam
Setiap manusia terkena radiasi dari alam (radiasi
latar belakang) yang merupakan bagian terbesar yang
diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang
menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima
radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan.
Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang
dapat berasal dari tiga sumber utama, yaitu sebagai
berikut:
a. Sumber Radiasi Kosmik
Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar,
sebagian berasal dari ruang antarbintang dan
matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan
sinar berenergi tinggi dan berinteraksi dengan
nuklida-nuklida stabil di atmosfir membentuk nuklida
radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22, dan H-3.
Radionuklida yang terjadi karena interaksi nuklida
dengan radiasi kosmik ini disebut radionuklida
Cosmogenic.
Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik
yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari
sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian,
yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar
6. 6
apabila posisinya semakin tinggi dari permukaan laut.
Karena itu seseorang akan menerima lebih banyak
radiasi kosmik apabila berada di puncak gunung atau
ketika berpergian dengan pesawat terbang daripada
di permukaan laut. Tingkat radiasi yang diterima
seseorang bergantung juga kepada garis lintangnya
di bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh
medan magnet bumi. Oleh karena medan magnet
bumi kuat di daerah kutub, maka radiasi yang
diterima di kutub lebih kecil daripada di daerah
katulistiwa.
b. Sumber Radiasi Terestrial (Primordial)
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh
radionuklida di dalam kerak bumi, dan radiasi ini
dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial
dengan waktu paro berorde milyar tahun.
Radionuklida ini ada sejak terbentuknya bumi.
Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama
adalah Uranium-238. Peluruhan Uranium-238
menghasilkan deret nuklida turunan yang berakhir
dengan nuklida stabil Pb-206 (disebut deret
uranium), Uranium-235 menghasilkan deret turunan
yang berakhir dengan unsur stabil Pb-207 (disebut
deret actinium) dan Thorium-232 menghasilkan deret
turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-208
(disebut deret thorium).
Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia
berasal dari Radon (Radon-222) dan Thoron (Radon-
220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa
merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan
tempat tinggal.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari
radiasi terestrial ini berbeda-beda dari satu tempat ke
tempat lain tergantung kepada konsentrasi sumber
radiasi di dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di
bumi yang memiliki tingkat radiasi di atas rata-rata
seperti Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala
dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).
c. Sumber Radiasi dalam Tubuh Manusia
Sumber radiasi alam yang lain adalah
radionuklida yang ada di dalam tubuh manusia.
Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia
sejak dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka.
Radiasi internal ini terutama diterima dari
radionuklida C-14, H-3, K-40, radon. Selain itu masih
ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang
berasal dari ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan
biasanya mengandung unsur K-40. Secara alami di
dalam tulang kita terdapat polonium dan radium
radioaktif, otot mengandung karbon radioaktif dan
7. 7
kalium radioaktif, di dalam paru terdapat gas mulia
radioaktif dan tritium. Zat-zat ini dan banyak zat
lainnya secara terus menerus memancarkan radiasi
dan menyinari tubuh kita dari dalam.
2.4.2 Radiasi Buatan
Selain radiasi yang berasal dari alam, kita juga
dapat menerima radiasi dari beberapa sumber radiasi
yang sengaja dibuat oleh manusia, di antaranya
radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir dan
akselerator.
a. Pesawat Sinar-X
Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm
Roentgen pada tahun 1895, dewasa ini pemakaian
pembangkit atau pesawat sinar-X di bidang industri
maupun di bidang kedokteran semakin meningkat.
Secara sederhana dapat diterangkan bahwa sinar-X
dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas
hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah
elektroda, yaitu anoda (target) dan katoda. Sebagai
akibat interaksi antara elektron cepat yang
dipancarkan dari katoda ke target dihasilkan sinar-X
dari permukaan target.
b. Reaktor Nuklir
Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor
nuklir adalah pembelahan inti. Dari mekanisme
proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi
pembelahan akan menghasilkan lebih dari satu
neutron baru (terjadi multiplikasi neutron) yang akan
menyebabkan pembelahan selanjutnya jika di
sekitarnya terdapat inti dapat belah yang lain. Proses
demikian ini berlangsung terus dan disebut proses
Reaksi Berantai. Dalam reaktor nuklir, proses
pembelahan ini tidak dibiarkan berlangsung secara
bebas seperti pada bom atau senjata nuklir, tetapi
dikendalikan.
c. Akselerator
Akselerator adalah alat yang digunakan untuk
mempercepat partikel bermuatan (ion) melalui
penumbukan atau hamburan partikel dengan target.
Partikel yang dipercepat biasanya proton dan
elektron. Beberapa contoh akselerator dengan
partikel yang dipercepat yang banyak dipakai adalah
akselerator linear (linear accelerator = linac) dan
siklotron. Akselerator digunakan untuk menghasilkan
radionuklida buatan, untuk penelitian partikel dengan
kecepatan tinggi, uji bahan, terapi, dsb.
2.5 Kandungan Kimia dalam Tembakau
Berlainan dengan tanaman lain, tanaman tembakau
diusahakan terutama dimanfaatkan untuk dirokok. Asap yang
8. 8
dihasilkan diharapkan dapat memberikan kenikmatan bagi
perokok. Dari 2.500 komponen kimia yang sudah
teridentifikasi, beberapa komponen berpengaruh terhadap
mutu asap. Tembakau yang bermutu tinggi adalah aromanya
harum, rasa isapnya enteng, dan menyegarkan; dan tidak
memiliki ciri-ciri negatif misalnya rasa pahit, pedas, dan
menggigit. Zat-zat yang berpengaruh terhadap mutu
tembakau dan asap antara lain (Hiroe et al., 1975; Tso, 1999):
1) Persenyawaan nitrogen (nikotin, protein)
Nikotin (β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine) merupakan
senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun
tembakau. Apabila diisap senyawa ini akan menimbulkan
rangsangan psikologis bagi perokok dan membuatnya
menjadi ketagihan. Dalam asap, nikotin berpengaruh
terhadap beratnya rasa isap. Semakin tinggi kadar nikotin
rasa isapnya semakin berat, sebaliknya tembakau yang
berkadar nikotin rendah rasanya enteng (hambar). Protein
membuat rasa isap amat pedas dan menggigit, sehingga
selama prosesing (curing) senyawa ini harus dirombak
menjadi senyawa lain seperti amida dan asam amino.
2) Senyawa karbohidrat (pati, pektin, selulosa, gula)
Pati, pektin, dan selulose merupakan senyawa
bertenaga tinggi yang merugikan aroma dan rasa isap,
sehingga selama prosesing harus dirombak menjadi gula.
Gula mempunyai peranan dalam meringankan rasa berat
dalam pengisapan rokok, tetapi bila terlalu tinggi
menyebabkan panas dan iritasi kerongkongan, dan
menyebabkan tembakau mudah menyerap lengas (air)
sehingga lembap. Dalam asap keseimbangan gula dan
nikotin akan menentukan kenikmatan dalam merokok.
3) Resin dan minyak atsiri
Getah daun yang berada dalam bulu-bulu daun
mengandung resin dan minyak atsiri, dalam pembakaran
akan menimbulkan bau harum pada asap rokok.
4) Asam organik
Asam-asam organik seperti asam oksalat, asam sitrat,
dan asam malat membantu daya pijar dan memberikan
kesegaran dalam rasa isap.
5) Zat warna: klorofil (hijau), santofil (kuning), karotin
(merah)
Apabila klorofil masih ada pada daun tembakau, maka
dalam pijaran rokok akan menimbulkan bau tidak enak
(apek), sedang santofil dan karotin tidak berpengaruh
terhadap aroma dan rasa isap.
Kandungan kimia tembakau siap pakai dibagi menjadi 10
kelompok. Bahan kimia tersebut sebagian mempunyai korelasi
positif terhadap mutu rokok, khususnya rokok keretek.
Kandungan gula diinginkan dalam jumlah tinggi. Gula yang
dimaksud disini adalah gula yang terbentuk di dalam sel-sel
tembakau, bukan gula yang ditambahkan. Untuk tembakau
tertentu yaitu temanggung, papie, dan klodan, fermentasi
dilakukan sampai warna menjadi cokelat, sehingga seluruh pati
dan gula terdegradasi. Kandungan pati dan klorofil untuk
9. 9
semua jenis tembakau dikehendaki rendah karena
menyebabkan iritasi pada tenggorokan saat dirokok. Gula yang
ditambahkan pada saat perajangan daun tembakau
mempunyai dampak negatif karena sangat menganggu proses
fermentasi, dan meningkatkan daya serap air (higroskopisitas).
Tembakau mutu baik, umumnya mengandung kadar nikotin
tinggi, juga asam-asam lemak, minyak atsiri, dan bahan
organik lain yang berfungsi memberikan rasa dan aroma saat
dibakar. Abu sisa pembakaran rokok yang baik berwarna putih
dan tidak mudah putus, yang merupakan indikasi hasil
pembakaran yang sempurna. Daya bakar yang baik
disebabkan antara lain karena tembakau banyak mengandung
garam kalium dan natrium.
2.6 Kandungan Unsur Radioaktif dalam Tembakau
Unsur radioaktif yang ditemukan dalam tembakau adalah
unsur radioaktif alam 210
Pb dan 210
Po. Kedua jenis unsur
tersebut merupakan unsur radioaktif alam yang tergolong ke
dalam deret 238
U. Timbal-210 (210
Pb) merupakan anak luruh
dari radon (222
Rn) yang terbentuk dari peluruhan 226
Ra,
kemudian 210
Pb meluruh menjadi 210
Bi dan selanjutnya
meluruh jadi 210
Po. Timbal-210 mempunyai umur paro 22,3
tahun dan meluruh dengan memancarkan partikel beta.
Sedangkan 210
Po mempunyai umur paro 138,38 hari dan
meluruh dengan memancarkan partikel alpha.
Penelitian membuktikan bahwa tanaman tembakau dapat
menyerap 210
Pb dan 210
Po dari dalam tanah melalui akarnya.
Masuknya unsur radioaktif 210
Pb dan 210
Po ke dalam tembakau
dominan dari tanah lahan tumbuhnya tembakau dan pupuk
yang ditambahkan sebagai media tanam tembakau. Di
samping itu, terbukti juga bahwa 210
Pb dan 210
Po dapat masuk
melalui permukaan daun tembakau dari aerosol atau partikel
debu yang menempel pada permukaan daun tembakau. Proses
pengawetan daun tembakau seperti coating dan lain
sebagainya dapat meningkatkan jumlah debu yang menempel
pada permukaan daun. Konsentrasi aktivitas 210
Pb dan 210
Po
dalam tembakau juga dipengaruhi oleh konsentrasi induk
kedua radionuklida ini seperti 238
U, 226
Ra, dan lain-lain.
Apabila konsentrasi induk dalam tanah lahan atau media
tanam tinggi, maka konsentrasi aktivitas 210
Pb dan 210
Po dalam
tembakau juga akan tinggi.
Pupuk fosfat yang sering digunakan untuk pupuk
tembakau dapat menambah kandungan 210
Pb dan 210
Po dalam
tembakau. Batuan fosfat yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk fosfat mengandung radionuklida alam deret
238
U dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Uranium dalam
bijih fosfat berkisar antara 20-300 ppm (260-3700 Bq/kg).
Pupuk fosfat dibuat dengan cara mereaksikan asam fosfat
secara langsung dengan batuan fosfat. Konsentrasi
radionuklida dalam pupuk fosfat bervariasi tergantung jenis
pupuk dan proses pembuatannya. Rata-rata konsentrasi 226
Ra
berkisar antara 180-740 Bq/kg, Uranium 740-2220 Bq/kg.
10. 10
Penelitian terhadap kandungan 210
Pb dan 210
Po dalam
rokok telah banyak dilakukan di beberapa negara. Ada yang
menghitungnya per-satuan massa (berat) tembakau dan
bahkan ada juga yang menghitungnya per-satuan batang
rokok. Sebagai contoh di USA kandungan 210
Pb dan 210
Po
dalam rokok berkisar antara 0,22-0,67 mBq/batang untuk
210
Pb dan 0,59-23,31 mBq/batang untuk 210
Po. Sedangkan di
Brazil berkisar antara 11,90-30,20 mBq/g untuk 210
Pb dan
6,66-24,79 mBq/g untuk 210
Po.
11. 11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dampak Radiasi terhadap Tubuh Manusia
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan
yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau
hanya melewatinya saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat
mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap
terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan
sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan
menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan
(atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata
lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis
akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi
(getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari
perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek
biologis yang merugikan.
Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel
mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel
terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika
radiasi menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan
terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya
radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen
dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif
dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel.
DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu
molekul yang terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol
struktur dan fungsi sel serta menggandakan dirinya sendiri.
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat
mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi
perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada
DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi
dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi
pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan,
misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang
yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya
sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1
Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya
sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen
atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan
diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan
permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel
yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah
yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia
akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada
seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula
pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka
waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).
12. 12
Secara umum efek radiasi bagi tubuh manusia dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a. Efek stokastik
Efek stokastik yaitu efek radiasi yang kemunculannya
pada individu tidak bisa dipastikan dengan faktor 10-5
(dari
100.000 orang diperkirakan yang terkena hanya 1 orang).
Karena radiasi yang diserap oleh tubuh dalam dosis rendah
yaitu 0,25-1.000 mSv dan diberikan dalam jangka waktu
yang lama (tidak sekaligus), sehingga kemungkinan besar
sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga
tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena
radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh
sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan
tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat
lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal
juga sebagai periode laten.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi,
namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila
dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan
dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu
pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat
penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut.
Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam
waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak
memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau
lebih.
b. Efek deterministik
Efek deterministik yaitu efek radiasi yang pasti muncul
bila jaringan tubuh terkena paparan radiasi pengionan. Efek
determiristik dapat terjadi bila dosis radiasi yang diterima
telah lebih dari ambang batas seharusnya yaitu dibawah
3.000 mSv. Bila radiasi yang diterima diantara 3.000-6.000
mSv maka akan menyebabkan kulit memerah atau
kerontokan rambut. 6.000-12.000 mSv akan menyebabkan
perasaan mual, nafsu makan berkurang, lesu, lemah,
demam, keringat yang berlebihan hingga menyebabkan
shock yang beberapa saat akan timbul keluhan yang lebih
parah yaitu nyeri perut, rambut rontok, bahkan kematian.
Tetapi kemungkinan efek deterministik ini sangat kecil
mengenai kita, dikarenakan berdasarkan survei lembaga
penelitian yang menangani nuklir, radiasi nuklir hanya
sebesar 0.08 mSv.
3.2 Dampak Radiasi Tembakau terhadap Kesehatan
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa tembakau yang
menjadi bahan dasar pembuatan rokok mengandung unsur
radioaktif 210
Pb dan 210
Po, yang keduanya termasuk dalam
kelompok radionuklida dengan toksik sangat tinggi. 210
Pb
adalah pemancar radiasi beta dan 210
Po adalah pemancar
radiasi alpha. Kedua jenis radiasi tersebut, terutama radiasi
alpha berpotensi untuk menimbulkan kerusakan sel tubuh
apabila terhisap atau tertelan.
13. 13
Apabila sebatang rokok dinyalakan dan dihisap, lebih
kurang 10% dari 210
Pb dan 20% dari 210
Po yang terkandung
dalam asap rokok akan masuk ke dalam paru-paru melalui
aliran asap utama. Sisanya 90% (210
Pb) dan 80% (210
Po) akan
berada di udara dan terhisap oleh orang yang berada di
sekitarnya (perokok pasif). Apabila dihisap rokok menghasilkan
dua jenis asap, yaitu asap utama dan asap sampingan. Asap
utama adalah asap yang terhisap langsung masuk ke paru-
paru perokok lalu dihembuskan kembali. Sedangkan asap
sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok
yang terbakar.
Timbal-210 dan Polonium-210 adalah unsur radioaktif
yang bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker).
Timbal-210 meluruh menjadi 210
Bi memancarkan beta,
kemudian 210
Bi meluruh menjadi 210
Po yang juga memancarkan
beta. Jadi 210
Pb dalam peluruhannya memancarkan energi beta
secara bertingkat. Di samping partikel beta, 210
Pb juga
memancarkan energi gamma. Sedangkan 210
Po meluruh
memancarkan partikel alpha energi tinggi karena massanya
besar sehingga daya tembusnya terhadap kulit tidak lebih dari
40µm, tetapi daya rusaknya 100 kali lebih besar dibandingkan
radiasi lain. Di samping itu 210
Po meluruh menjadi timbal
bukan radioaktif atau stabil 206
Pb. Meskipun bukan radioaktif
lagi, 206
Pb tetap masih racun dan bersifat karsinogenik.
Secara umum perbandingan deposit 210
Pb dan 210
Po di
dalam tubuh antara orang perokok dan bukan perokok
memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan. Perokok
berat terbukti mempunyai aktivitas jenis 210
Pb dan 210
Po di
paru-paru empat kali lebih besar dari bukan perokok. Demikian
juga 210
Po dalam darah perokok rata-rata dua kali lebih besar
dari bukan perokok. Konsentrasi 210
Po juga ditemui lebih tinggi
di dalam liver perokok bila dibandingkan dengan bukan
perokok. Kejadian kanker paru-paru pada perokok pun
belakangan diketahui lebih disebabkan oleh radiasi alpha dan
bukan diakibatkan karena tar dalam tembakau.
Asap rokok mengandung unsur radioaktif polonium dalam
tembakau menyebabkan tingkat kerusakan akibat rokok ini
menjadi 7 kali lipat lebih besar dari sinar-X dan 20 kali lipat
dari terapi radiasi kanker, apalagi jika orang tersebut sudah
merokok dalam jangka waktu panjang.
Meski aktivitasnya cukup rendah (3-5 mili
Becquerel/batang) dibandingkan dengan ambang batas dosis
mematikan Polonium-210 untuk manusia berbobot 80 kg yakni
sebesar 148 juta Becquerel (4 mili Curie). Namun aktivitas
merokok membuat Polonium-210 terhirup dan terdepositkan
ke dalam paru-paru tanpa bisa diekskresikan secara langsung
oleh tubuh mengingat sifatnya sebagai logam berat dan
memiliki sifat kimiawi mirip Oksigen sehingga tidak bisa diikat
oleh CO2 maupun ion HCO3-
.
Jika diasumsikan perokok yang bersangkutan
mengkonsumsi rata-rata 2 bungkus rokok/hari selama lima
tahun tanpa terputus, akumulasi Polonium-210 nya sudah
cukup mampu menghasilkan perubahan abnormal pada alvoeli.
14. 14
Dan jika konsumsi terus berlanjut tanpa terputus, maka dalam
masa 10 - 15 tahun sejak awal menjadi perokok, perokok yang
bersangkutan sudah sangat berpotensi menderita kanker paru-
paru, seperti nampak pada penelitian di Brazil (berdasarkan
tembakau setempat). Jika konsumsi dikurangi menjadi 1
bungkus rokok/hari tanpa terputus, maka baru dalam 25 - 30
tahun kemudian potensi menderita kanker paru-paru mulai
muncul.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Surgeon General,
United State Public Health Service, menyatakan bahwa
merokok juga dapat menyebabkan beberapa kanker yang
sebelumnya tidak diketahui hubungannya dengan merokok.
Kanker-kanker tersebut antara lain ginjal, rahim, dan sumsum
tulang. Bukan hanya kanker, penyakit lain yang dilaporkan
disebabkan oleh merokok adalah katarak dan osteoporosis.
Selain itu, merokok juga mengurangi kesehatan secara umum.
Merokok pada wanita hamil bukan hanya akan mengakibatkan
kehamilan yang rapuh melainkan akan berakibat pada
kesehatan sang anak selama kehidupannya kelak.
15. 15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Merokok sekarang sudah menjadi pemandangan umum
yang sering kita jumpai setiap harinya. Bahkan konsumsi rokok
di Indonesia merupakan peringkat keempat terbesar di dunia.
Walaupun sudah diberikan peringatan, baik yang sering terlihat
di bungkus rokoknya sendiri sampai ulasan-ulasan yang
dijelaskan oleh organisasi-organisasi kesehatan mengenai
dampak berbahaya yang diakibatkan oleh rokok, tetap saja
tidak bisa merubah pola pikir masyarakat yang sudah
kecanduan rokok. Namun rata-rata ulasan yang diberikan
hanya sebatas senyawa-senyawa kimia yang terkandung di
rokok, seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida. Padahal di
dalam tembakau yang menjadi bahan dasar rokok
mengandung unsur radioaktif yang tidak kalah bahanya dari
senyawa-senyawa tersebut.
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di
mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan
akhirnya diserap oleh benda lain. Radiasi bisa berada di mana
saja, karena sumber radiasi tersebar di alam semesta, baik
yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam) maupun yang
terjadi karena aktivitas manusia (sumber radiasi buatan). Yang
termasuk radiasi alami adalah radiasi kosmik yang berasal dari
luar angkasa, radiasi terrestrial yang dipancarkan dari dalam
kerak bumi, dan radiasi yang berada di dalam tubuh manusia
sendiri. Sedangkan yang termasuk radiasi buatan seperti
radionuklida (radioisotop) buatan, pesawat sinar-X, reaktor
nuklir, dan akselerator.
Di tanaman tembakau yang menjadi bahan dasar
pembuatan rokok mengandung unsur radioaktif 210
Pb dan
210
Po, yang keduanya termasuk dalam kelompok radionuklida
dengan toksik sangat tinggi. 210
Pb adalah pemancar radiasi
beta dan 210
Po adalah pemancar radiasi alpha. Kedua jenis
radiasi tersebut, terutama radiasi alpha berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan sel tubuh apabila terhisap atau
tertelan. Kejadian kanker paru-paru pada perokok pun
belakangan diketahui lebih disebabkan oleh radiasi alpha dan
bukan diakibatkan karena tar dalam tembakau.
Secara alami mineral radioaktif terakumulasi pada
permukaan lengket dari daun tembakau saat tanaman tersebut
tumbuh, dan mineral ini umumnya akan tetap berada dalam
daun tersebut selama proses manufaktur. Selain itu
penggunaan pupuk yang mengandung timbal dan polonium
untuk tanaman tembakau akan meningkatkan jumlah radiasi
yang mungkin ada pada rokok tembakau.
16. 16
4.2 Saran
Sudah saatnya untuk kita semua untuk menyadari bahaya
merokok bagi kesehatan karena sudah banyak penelitan yang
membuktikannya. Bagi perokok aktif cobalah untuk berhenti
merokok, karena dampak yang diakibatkan oleh rokok bukan
hanya menyerang si perokok tetapi juga orang-orang yang
tidak merokok yang berada di sekitarnya (perokok pasif).
17. 17
DAFTAR PUSTAKA
Ramandita, Shindu. 2011. Asap Rokok Adalah Radioaktif.
www.skp.unair.ac.id. Diunduh Sabtu, 8 Juni 2013.
Tirtosastro, Samsuri dan A.S. Murdiyati. 2010. Kandungan Kimia
Tembakau dan Rokok. www.balittas.litbang.deptan.go.id.
Diunduh Rabu, 5 Juni 2013.
http://102fm-itb.org/2012/07/10/ngerokok-yakin/
http://fisika-indonesia.blogspot.com/2012/03/pltn-vs-rokok.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok
http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau
http://jangan-merokok.blogspot.com/2011/12/bahaya-radiasi-dari-
sebatang-rokok.html
http://batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_r
adiasi/2-3.html
http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/radiasi-nuklir-ternyata-
lebih-ramah-dibanding-radiasi-alam/
http://www.infonuklir.com/read/detail/523/sumber-
radiasi#.UbKxZNic2LQ
http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN%20
MATERI/materi%20fisika/kls%20x/mp_283/materi9.html