1. Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi organisasi, termasuk pengertian, korelasi dengan organisasi, fungsi, cara penyaluran ide, bentuk, dan gaya komunikasi dalam organisasi.
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia
terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat.
Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang
merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari
atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting
untuk sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan,
memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen
perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan
agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih
efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian
manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan.
Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam
lingkungan pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem
pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan, memotivasi manajemen
dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat mengendalikan
aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sistem pengendalian
manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
mengklasifikasikan proses informasi yang dapat membantu manajer dalam
mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku dalam pencapaian tujuan
organisasi yang diharapkan pada dasar yang berkesinambungan (Maciarriello dan
Kirby, 1994). Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya
komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut.
Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam
bekerja.
2. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komunikasi Organisasi?
2. Apa Korelasi Antara Komunikasi Dengan Organisasi?
3. Apa Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi?
4. Bagaimana Cara Penyaluran Ide Melalui Komunikasi Organisasi?
5. Bagaimana Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi?
6. Bagaiamana Gaya Komunikasi dalam Organisasi?
7. Apa Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi?
8. Bagaimana Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi?
9. Apa yang dimaksud dengan Aliran Informasi Komunikasi Organisasi?
10. Bagaimana Sifat Aliran Informasi?
11. Bagaimana Pola Aliran Informasi?
12. Bagaiaman Peran Jaringan kerja Informasi?
13. Bagaimana Arah aliran Informasi?
C. Metode Penulisan
Penyusun memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari
media media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil
dari internet.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
B. Korelasi Antara Komunikasi dan Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara
para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian
tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach,
mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas
dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa
yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan
sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk
4. 4
bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup
organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi
dilancarkan.
C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
berikut:
Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti,
dan sebagainya.
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan
pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
5. 5
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a.
Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas komunikasi
organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada
daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management
klasikal adalah sebagai berikut:
kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas
sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip
kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan
keputusan dan komunikasi.
divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat
spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara
efisien.
tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk
memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara
tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar
seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh
peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
D. Cara Penyaluran Ide Melalui Komunikasi Organisasi
a) Bagaimana menyalurkan ide dalam komunikasi
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
6. 6
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat
bahu. Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan
si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada
penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di
ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan
bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
b) Tahap-Tahap Cara menyalurkan ide melalui komunikasi yaitu:
IDE oleh sender.
PERUMUSAN yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh
kata-kata.
PENYALURAN yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun
isyarat,dll.
TINDAKAN yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam
organisasi dilaksanakan.
PENGERTIAN yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide
oleh si penerima.
PENERIMAAN yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita
(receiver).
E. Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi
1. Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :
a. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-
kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya
kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
b. Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan
geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
a. Komunikasi massa
7. 7
komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar,
umumnya tidak dikenal.
b. Komunikasi kelompok
komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung
dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.misalnya
Perawat dengan pengunjung puskesmas
c. Komunikasi perorangan
komunikasi dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui telepon.contoh
perawat dengan pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
a. Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau
tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya,
misalnya radio.
b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.
Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi
timbal balik.
F. Gaya Komunikasi dalam Organisasi
1. The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud
untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications.
2. The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana
yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya
8. 8
arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way communication).
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender)
lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan
jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur
yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur
yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna
lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada
tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai
oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga
(salesmen atau saleswomen).
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol
orang lain.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi,
artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk
berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan
antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
G. Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
9. 9
Hambatan dalam penyandian/simbol Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama
atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru
dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh
misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun
internasional), adanya istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang
tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim
dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-
pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak
disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi
10. 10
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
H. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
1. Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau
gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
2. Kenali si penerima berita
Bagaimana latar belakang pendidikannya, bagaimana pengetahuan tentang
subyek pembicaraan, sejauh mana minat dan perasaanya
3. Rencanakan secara teliti
pertimbangkan baik-baik : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan
I. Aliran Informasi Komunikasi Organisasi
Aliran informasi atau dikenal juga dengan distribusi informasi adalah proses dimana
informasi yang tepat disampaikan pada orang yang tepat, pada waktu yang
diinginkan. Pendistribusian informasi dalam organisasi adalah cara-cara untuk
memperoleh informasi dan berbagai informasi.
Ruang lingkupnya meliputi:
1. Adalah suatu proses dinamik dalam mana pesan-pesan secara tetap dan
berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan dinterpretasikan yang hidup
dan berkembang dalam sebuah organisasi
2. Aliran Komunikasi Organisasi berfungsi untuk mengetahui bagaimana
informasi itu terdistribusikan kepada anggota-anggota organisasi, bagaimana
pola-pola distribusinya dan bagaimana orang-orang terlibat dalam proses
penyebaran informasi itu dalam sebuah organisasi
3. Aliran Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisai baik
dalam kaitannya dengan hubungan-hubungan ataupun pula dalam pelaksanaan
& pencapaian tujuan organisasi.
Salah satu tantangan besar dalam berkomunikasi organisasi adalah bagaimana
menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi dari seluruh bagian organisasi.
11. 11
Proses aliran informasi merupakan proses yang rumit. Apa yang dikemukan dalam
struktur dapat saja bukan yang sebenarnya terjadi. Efesiensi dapat bergantung pada
aliran informasi, tetapi ini bukan pertimbangan satu-satunya. Organisasi
mengandalkan inovasi dan harus mampu mengahsilkan informasi dari para
anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral
organisasi, yang pada gilirannya berpengaruh pada aliran informasi.
J. Sifat Aliran Informasi
Guetzkow (1964), aliran informasi (penyebaran pesan) dalam organisasi dapat terjadi
dalam tiga cara :
1. Serentak, yaitu proses penyebaran informasi (pesan) yang disampaikan secara
bersamaan dalam suatu waktu dengan objek sasaran yang banyak (lebih dari
satu rang, bukan proses diadik). Bentuk : Memo, Pertemuan, rapat (akbar),
televisi, teleconference (penyampaian pesan bermedia).Keuntungan : cepat,
sudah/dapat diakses pada saat bersamaan, berhubungan dengan banyak
sasaran orang, informasi terbuka, biasanya dipergunakan oleh organisasi
besar. Kerugian : tidak dapat menyebarkan informasi yang sifatnya
rahasia.Biasanya digunakan oleh organisasi publik atau organisasi yang
memiliki jaringan kerja yang luas.
2. Berurutan, yaitu proses penyebaran informasi/pesan secara diadik
(merupakan bentuk komunikasi yang utama, Haney;1962). Dengan pola “siapa
berbicara kepada siapa”. Informasi disampaikan secara berurutan dari satu
orang ke orang lain secara tidak bersamaan. Bentuk : komunikasi
antarpersonal, model jaringan sel. Keuntungan : menjamin kerahasiaan
informasi, lebih mendekatkan hubungan antar anggota. Kerugian : lambat,
memungkinkan terjadinya bias / distorsi informasi (multi
persepsi/interpretasi). Biasanya sangat efektif untuk organisasi yang bersifat
politis, ideologis, rahasia, militer. Ataupun pula untuk suatu kebijakan
organisasi yang sifatnya tertutup / rahasia/ strategis. untuk itu dibutuhkan
kemampuan akurasi penyampaian pesan, daya ingat yang baik dan disiplin
yang tinggi.
3. Serentak – Berurutan, yaitu kombinasi kedua pola aliran yang telah
dsebutkan sebelumnya
12. 12
K. Pola Aliran Informasi
Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan pola aliran
informasi atau jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi berbeda dalam besar
dan strukturnya misalnya mungkin hanya diantara dua orang, tiga orang atau lebih
dan mungkin juga di antara keseluruhan orang dalam organisasi. Bentuk struktur dari
jaringan itupun juga akan berbeda – beda.
Pengertian jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan
pesan dari satu orang ke orang yang lain. Jaringan ini dapat diliht dari dua perspektif.
Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan
mengembangkan pola komuikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan
komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan system komunikasi umum
yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke
orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang
diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasin organisasi.
1. Pola lingkaran
Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota psisinya sama. Mereka
memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.
2. Pola Roda
Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini
merupakan satu-satunya yang dapat mengirim atau menerima pesan dari semua
anggota. Oleh karena itu, jika sesorang ingin berkomunikasi dengan anggota lain,
maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
3. Pola Y
Pola Y relative kurang tersentralissasi dibandingkan dengan pola roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada pola Y terdapat pemimpin
yang jelas. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan dari dua orang lainnya.
Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
4. Pola Rantai
Pola rantai sama dengan dengan pola lingkaran kecuali bahwa para anggota yang
paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat
13. 13
juga terdapat sini. Orang yang berada di posisi tengah-tengah lebih berperan sebagai
pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.
5. Pola Semua Saluran atau Bintang
Pola semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan pola lingkaran dalam arti
semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekutan yang sama untuk
mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan
adanya partisipasi anggota secara optimum.
L. Peran Jaringan Kerja Komunikasi
1. Komponen Dalam Jaringan :
a. Anggota Klik adalah kelompok individu yang paling sedikit/ separuh dari
kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya.
b. Penyendiri adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak
mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya. Bisa jadi seseorang
menjadi penyendiri untuk tema-tema pesan tertentu (yang mungkin tidak dia
sukai atau tidak berhubungan dengan bidang tugasnya) namun menjadi anggota
klik sentral bila pesan-pesannya berhubungan dengan bidang tugasnya.
c. Jembatan adalah anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol
dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain.
Sebuah jumbatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok
pegawai.
d. Penghubung adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau
lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut.
(tekanannya bukan anggota klik dalam kelompk atau orang luar sama sekali)
e. Penjaga Gawang (Gate Keeper) adalah orang yang secara strategis ditempatkan
dalam jaringan agar dapat melakukan pengndalian atas pesan apa yang akan
disebarkan melalui sistem tersebut.
f. Pemimpin Pendapat (Opinion Leader) adalah orang tanpa jabatan formal dalam
semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang
dalam keputusan mereka.
14. 14
g. Kosmopolit adalah orang bebas dari gagasan, prasangka, kecintaan lokal. Orang
yg melakukan kontak dg dunia luar/ di luar organisasi. Menghubungkan aggota
organisasi dg orang & peristiwa diluar struktur organisasi. Mereka adalah anggota
organisasi yang banyak bepergian (duta) aktif dalam organisasi profesional,
membaca terbitan. Memiliki kontak dengan sumber-sumber di luar organisasi,
bertindak sebagai saluran bagi gagasan baru bagi organisasi.
2. Peran & Fungsi Masing-Masing Komponen
a. Anggota Klik : sebagai jantung sistem & bertindak sebagai tujuan akhir bagi
kebanyakan pesan
b. Penyendiri : sebagai pemberi tantangan pada sistem dan mencipta derajat
ketidakpastian pada efektifitas program penyebaran pesan.
c. Jembatan : sebagai pemrosesan sentral informasi yg menyediakan hubungan
langsung diantara klik-klik yang berbeda.
d. Penghubung :mengintegrasikan dan menjadi penghubung antarklik.
e. Penjaga gawang : mengendalikan perpindahan pesan dan kontak-kontak dengan
tujuan meminimalkan kelebihan beban komunikasi dan meningkatkan
keefektifan.
f. Pemimpin pendapat : melancarkan pembentukan & peruabahan sikap &
membantu dalam pengambilan keputusan informal.
g. Kosmopolit : menghubungkan organisasi dg orang-orang dan gagasan-gasgasan
baru dalam lingkungan yang lebih besar.
M. Arah Aliran Informasi
1. Komunikasi Ke Bawah (Downward)
yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang
merotoritas lebih rendah.
Jenis informasi yang biasanya dikomunikasikan :
a. Mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b. Mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
c. Mengenai kebijakan & praktik organisasi
15. 15
d. Informasi kinerja pegawai
e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).
Kriteria memilih metoda penyampaian informasi kepada pegawai :
a. Ketersediaan informasi.
b. Biaya
c. Pengaruh
d. Relevansi (dengan tujuan)
e. Respons
f. Keahlian (yang sesuai dengan kemampuan pengirim)
2. Komunikasi Ke Atas (Up ward)
Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat
yang lebih tinggi (atasan).
Pentingnya komunikasi ke atas :
a. Informasi bagi pembuatan keputusan
b. Memberi informasi bagi atasan kapan bawahan siap menerima informasi dari
mereka & seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada
mereka.
c. Mendorong keterbukaan komunikasi tentang keluh kesah, kritik muncul
kepermukaan sehingg atasan tahu apa yang mengganggu dan menghambat
kerja mereka.
d. Menumbuhkan apresiasi & loyalitas kpd organisasi dg memberi kesempatan
kpd pegawai untuk mengajukan pertanyaan & memberi masukan/gagasan serta
saran.
e. Memberi informasi pada atasan apakah bawahan memahami apa yg
diharapkan dari aliran informasi ke bawah
f. Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka & memperkuat
keterlibatan mereka dg pekerjaan & organisasi
Apa yang dikomunikasikan ?
16. 16
a. Tentang apa yang telah dilakukan bawahan : prestasi, kemajuan, rencana yang
akan datang.
b. Persoalan pekerjaan yang dihadapi yang belum terpecahkan dan membutuhkan
bantuan penyelesaian.
c. Memberikan saran dan agagasan untuk perbaikan pada organisasi.
d. Mengungkakan bagaima perasaan, pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka,
rekan kerja mereka, & organisasi.
Mengapa komunikasi ke atas sulit ? (sharma, 1979) :
a. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
b. Adanya perasaan bahwa atasan tidak tertarik pada permasalahan bawahan.
c. Kurangnya penghargaan & apresiasi bagi komunikasi ke atas yang dilakukan
oleh bawahan/karyawan
d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disamapikan pegawai.
3. Komunikasi Horisontal
Adalah penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja.
Tujuan komunikasi horisontal
a. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja
b. Berbagi informasi mengenai rencana & kegiatan
c. Untuk memecahkan masalah
d. Untuk memperoleh pemahaman bersama
e. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan
f. Untuk menumbuhkan dukungan antar personal
Bentuk komunikasi horisontal :
Rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telpon, memo /
catatan, kegiatan sosial, lingkaran kualitas (sebuah kelompok pekerja sukareka yang
berbagi wilayah tanggungjawab)
17. 17
4. Komunikasi Informal (Selentingan)
Komunikasi yang dilakukan oleh orang organisasi tanpa mengindahkan posisinya
dalam organisasi. Selentingan (Grapevine) : metode penyampaian laporan rahasia dari
orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Stein, 1967).
Ciri selentingan :
a. Melalui interaksi mulut ke mulut
b. Bebas dari kendala organisasi & posisi
c. Penyebaran cepat.
d. Melalui rantai kelompok
e. Memiliki beberapa peran.
f. Produk situasi bukan produk orang dalam organisasi.
g. Semakin cepat orang mengetahui peristiwa semakin cepat kemungkinan
menceritakannya pada orang lain.
h. Jika informasinya menarik, orag cenderung menyampaikan pada yang lain.
i. Pesan selentingan cenderung cermat/jeli (walau terkadang lebih dramatik dari
yg senyatanya)
j. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan
interpretasi bahkan bila rinciannya cermat.
k. Cenderung mempengaruhi organisasi (baik atau buruk)
Cara menanggapi selentingan
a. Jagalah saluran komunikasi formal tetap terbuka yang memberi kesempatan
berlangsungnya komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal dan lintas saluran
yang terus terang, cermat, dan sensitif.
b. Efektifkan hubungan komunikasi antara atasan denga bawahan.
c. Sampaikan bahwa atasan mengerti dan menerima informasi melalui
selentingan tersebut (khususnya yg menyangkut perasaan karyawan)
18. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara
beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi
saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim
untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk
mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal
dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa
(gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan san
mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale
balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu
hubungan yang mutualisme antara keduanya.
Komunikasi merupakan alat terpenting dalam berorganisasi, Karena tanpa adanya
komunikasi, organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Jadi disarankan dalam
sebuah organisasi harus dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah
organisasi yang baik.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan
memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan
berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau
mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa
kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan
kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik
lagi.
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html
http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/07/definisi-komunikasi-dan-tingkatan.html