SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI 
“ANGIN dan KEAWANAN” 
(Acara V & VI) 
Oleh : 
Nama : Venny Novia Utami Putri 
NPM : E1B009049 
Hari/tanggal : Rabu/1 Desember 2010 
Co.Ass. : 
FAKULTAS PERTANIAN 
PROGRAM STUDI BUDI DAYA HUTAN 
UNIVERSITAS BENGKULU 
2010 
I.PENDAHULUAN 
I.1 Latar Belakang 
Awan adalah kumpulan titik-titik air dan atau es yang melayang- layang di atmosfer 
sebagai hasil proses kondensasi yang terdapat pada ketinggian tertentu yang disebabkan karena 
naiknya udara secara vertikal karena proses pendinginan udara secara adiabatik di atmosfer. 
Awan bersifat mengabsorsi dan merefleksikan radisi surya dan radiasi dari bumi dapat
memanaskan atau mendinginkan suhuudara. Bentuk awan dengan kharateristiknya juga 
mencerminkan potensi hujan disuatu daerah di permukaan bumi. 
Dalam proses pembentukan awan tidak terlepas dari proses kondensasi yaitu perubahan 
dari uap air menjadi butir-butir atau es, dan kondensasi ini terjadi karena pendinginan udara. Jika 
udara mengalami pendinginan maka kapasitasnya untuk menampung uap air menurun dan paada 
suatu titik penurunan suhu udara ini menyebabkan udara kenyang atau jenuh (RH = 100%). Suhu 
pada saat kenyang disebut suhu titik embun. 
Jika suhu udara turun hingga di bawah titik embun maka udara tidak mampu 
menampung uap air keluar sebagai titik air dan atau es.Jadi pengembunan sangat ditentukan oleh 
RH dan suhu. Jika RH tinggi diperlukan sedikit penurunan suhu hingga terjadi penurunan suhu 
hingga terjadi pengembunan, sebaliknya RH rendah diperlukan banyak penurunan suhu udara 
untuk terjadinya pengembunan. 
Angin merupakan sumber daya alam yang tidak dapat habis yang bergerak kapan saja apa 
bila massa udara di permukaan bumi memilki tekanan yang berbeda-beda oleh karena factor 
tekanan yang bersuhu tinggi dengan tekanan yang bersuhu rendah. 
Pentingnya angin bagi kehidupan manusia membuat para ilmuwan dan pelajar mempelajar i 
serta mengamati pergerakan angin dan danpaknya bagi aktifitas manusia kehususnya bagi para 
petani. dalam klimatologi angin diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan angin adalah 
jarak tempuh massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu tertentu; jadi satuannya adalah 
jarak perwaktu seperti meter per detik, kilometer per jam. sedang arah angin merupakan arah 
datangnya angin. Misalnya angin barat adalah yang bertiup dari barat. 
2.1 Tujuan 
1. Memberikan pengertian tentang pergerakan massa udara pada berbagai tempat. 
2. Untuk mengetahui macam-macam bentuk awan. 
3. Untuk memberikan pengertian kemungkinan terjadinya hujan dengan melihat kondisi 
cuaca beberapa waktu sebelumnya. 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 PEMBENTUKAN AWAN 
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka 
terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara: 
īąī‚ ī€ Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. 
Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu 
yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang 
tak terhingga banyaknya.
īąī‚ ī€ Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi 
semakin tepu dengan uap air. 
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan 
itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga 
sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. 
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan 
hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang 
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan 
kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan. http://www.wikimediafoundation.org/ 
2.2 BENT UK-BENTUK AWAN 
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi 
bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang 
bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan 
Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus). 
Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak 
gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, 
dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah 
rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan 
petir. 
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus 
yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus 
yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang 
tipis bertebar seperti asap. mailto:doni@gramacom.co.id 
2.3 JENIS-JENIS AWAN 
a) Stratus 
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis 
salju.
b) Kumulus 
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya 
putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan 
c) Stratokumulus 
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak 
membawa hujan. 
d) Kumulonimbus 
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai. 
e) Nimbostratus 
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa 
hujan atau salju. 
f) Altostratus 
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan. 
g) Altokumulus 
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni. 
h) Sirus 
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis 
i) Sirostratus 
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit 
j) Sirokumulus 
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil. 
2.4 KETINGGIAN AWAN 
Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar 
īąī‚ ī€ Stratus, di bawah 450 m 
īą Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450 - 2000 m 
īąī‚ ī€ Nimbostratus, 900 - 3000 m 
īą Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m 
īą Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 - 13.500 m 
Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya 
di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga
Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada 
ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, 
dan alto-sirus. http://id.wikipedia.org/wiki/awan 
2.5 PENGERTIAN ANGIN 
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya 
perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara 
yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu 
udara yang tinggi. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya, namun masih 
dapat diketahui keberadaannya melalui efek yang ditimbulkan pada benda – benda yang mendapat 
hembusan angin. Seperti ketika kita melihat dahan – dahan pohon bergerak atau bendera yang 
berkibar kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin bertiup dan berapa 
kecepatannya dapat diketahui dengan menggunakan alat – alat pengukur angin. 
2.6 SIFAT ANGIN 
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan 
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara 
dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi 
lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran 
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. http://perpustakaan-online. 
blogspot.com/2008/05/angin.html 
2.7 TERJADINYA ANGIN 
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada 
suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima 
oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih 
besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih 
rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas 
lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan 
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. 
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena 
banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih 
rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga 
dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak 
ke tempat lain. 
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana 
hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunaka n 
telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan
secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa 
ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan 
sebagainya untuk menciptakan angin. http://perpustakaan-online. 
blogspot.com/2008/05/angin.html 
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau 
aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, 
bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya 
adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin. http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa-indonesia- 
untuk-anda-ngeblog-yuk 
2.8 ALAT-ALAT UNTUK MENGUKUR ANGIN ANTARA LAIN: 
īƒ– 
Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin. 
īƒ– 
Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin. 
īƒ– 
Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. 
Yang biasanya banyaditemukan di bandara – bandara. 
2.9 JENIS ANGIN 
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. 
ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī€ Angin lokal 3 macam yaitu : 
I. Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. 
Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. 
Angin bertiup dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih 
cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan 
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut. 
II. Angin lembah dan angin gunung 
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas 
dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir 
dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir 
dari gunung ke lembah menjadi angin gunung. 
III. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng 
pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok 
(Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di 
Sulawesi Selatan). 
ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī€ Angin musim ada 5 macam yaitu : 
I. Angin Passat 
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah 
ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan 
Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin 
passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut 
dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan 
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. 
Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya 
daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). 
II. Angin Anti Passat 
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum 
subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat 
Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar 
lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang 
kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk 
gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di 
Australia. 
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, 
turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat 
juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum” 
III. Angin Barat 
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke 
daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di 
belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan 
pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin 
Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
IV. Angin Timur 
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. 
Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut 
angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. 
V. Angin Muson (Monsun) 
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode 
yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap 
setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan 
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober – April, matahari 
berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperole h 
pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah 
(depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini 
menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan 
angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. 
Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap 
air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. (Busri dan Syamsu, 2000) 
Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak 
merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit. 
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi 
lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, 
sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya 
angin dari australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan 
dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas 
maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi 
musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. 
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim 
kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh 
yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim
pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba 
dalam waktu singkat dan lebat. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html 
BAB III 
METODOLOGI 
3.1 ALAT DAN BAHAN KEAWANAN 
Adapun bahan yang akan dipakai untuk membantu proses pengamatan adalah sebagai berikut ; 
īąī‚ ī€ Anemometer dandvan 
īą Termometer dan hygrometer 
īąī‚ ī€ Barometer 
īąī‚ ī€ Kertas 
īąī‚ ī€ Pensil dan penggaris 
3.2 PROSEDUR KERJA KEAWANAN 
īą Mengamati keadaan keawanan sejak pagi hari mulai matahari terbit hingga hampir terbenam 
īą Menyalin dan mengamatai poses pembentukan keawanan serta unsur-unsur lain, yaitu jarak 
pandang, suhu udar, kelembapan udara, tekanan udara, dan arah serta kecepatan angin.
īąī‚ ī€ Mengamati setiap unsur-unsur yang ada pada awan setiap jam. 
īąī‚ ī€ Pengamtan dilakukan secra bebas, baik secara kelompok maupun secra individu. 
īąī‚ ī€ Mencatat apabila terjadi kemungkinan datangnya hujan. memperkirakan berapa luas dan lamanya 
hujan membasahi permukaan bumi. 
3.3 BAHAN DAN ALAT ANGIN 
Adapun bahan yang akan dipakai untuk membantu proses pengamatan adalah sebagai berikut ; 
īąī‚ ī€ Kertas Pengamatan 
īą Pensil dan Penghapus 
īąī‚ ī€ Kayu Bakaran 
īąī‚ ī€ Bendera 
īą dan Tumbuhan Sekitar Pekarangan 
3.4 PROSEDUR KERJA ANGIN 
īąī‚ ī€ Menyiapkan beberapa alat sesuai yang tercamtum diatas. 
īąī‚ ī€ Untuk mengetahui arah angin dapat membakar sebuah kayu. Ketika api sudah menyala lalu 
dipadankan karena pada pengamatan ini asap dari bakaran dapat membantu arah angin bila angin 
bergerak bersekala kecil. 
īąī‚ ī€ Menggunakan bendera untuk mengamti arah angin dan kecepatan angin bila bersekala sedang 
īą Mengamati pepohonan bila angin bersakala besar. 
īą pengamtan dilakukan setiap jam. 
īą mencatat hasil yang diperoleh dari alat-alat pendukung pengamtan arah dan kecepatan angin.
V. HASIL DAN PENGAMATAN 
Hari yang baik untuk mengamati proses pergerakan awan selama12 jam adalah diawali 
dengan cuaca mendung dan kemudian di akhiri dengan awan tertutup Dari pengamatan yang 
dilakukan maka penulis menyajikan dalam bentuk table sebagai berikut : 
Lokasi : Sawah Lebar. tgl: Minggu,5 Desember 2010 
Awan Angin 
Pukul Simbol Kodifikasi Deskripsi Nama awan Arah 
Angin 
Kecepatan 
(beaufort) 
06:00 wib 
s/d 
08:00 wib 
7/8 
Hampir 
Tertutup 
Cirrus 
cnnoulus 
- 
0-0,2 m/s 
08:00 wib 
s/d 
10:00 wib 
2/8 
Sedikit 
Berawan 
Stratus 
- 
1,6-3,3 m/s 
10:00 wib 
s/d 
12:00 wib 
3/8 
Agak 
berawan 
Stratus 
cumulus 
Dari Laut 
3,4-5,4 m/s 
12:00 wib 
s/d 
14:00 wib 
6/8 
Sangat 
berawan 
cumulus 
Dari Laut 
8,0-10,7 
m/s 
14:00 wib 
s/d 
16:00 wib 
7/8 
Hampir 
tertutup 
Cumulus 
Dari Laut 
10,8-13,8 
m/s 
16:00 wib 
s/d 
18:00 wib 
8/8 
tertutup 
nimbostratus 
Dari Darat 
1,6-3,3 m/s 
VI.PEMBAHASAN 
6.1 KEAWANAN 
Pengamatan dilakukan di sekitar tempat tinggal penulis yaitu di halaman rumah Sawah 
Lebar No 33 RT 24 RW 007 Kecamatan Muara Ratu Agung Kota Bengkulu. Pengamatan 
dilakukan selama dua jam berturut-turut mulai dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB sesuai 
dengan ketentuan yang diterapkan. Dari hasil pengamatan yang diperolah penulis yaitu yang 
tercamtum pada bab empat, maka penulis mencoba membahas beberapa hal yang terpenting 
mengenai proses terbentuknya awan serta pergerakannya. 
Terbentuknya awan adalah pada saat penyinaran panjang matahari kepermukaan bumi 
yang menyebabkan terjadinya pengupan disekitar permukaan bumi yang membentuk partikel-pertikel 
kecil yang akan naik keudara membentuk awan. Awan sifatnya tidak tetap, awan akan
bergerak kemana saja seiring dengan pergerakan angin. Karenan pengaruh angin maka 
terbentuklah jenis-jenis awan menerut bentuk yang diciptakan oleh angin. Oleh sebab itu angin 
sangat berperan aktip untuk menentukan apakah akan terjadi hujan atau tidak, sebab awan 
dikatakan akan hujan bila awan membentuk gumpala-gumpalan besar yang disusun atau yang 
dipertemukan oleh angin dari awan yang satu dengan awan yang lain. Perlu diketahui bahwa 
Penyebaran awan biasanya identik dengan penyebaran hujan yaitu kawasan yang tinggi terjadi di 
ekuator karena merupakan wilayah konvergensi udara dan kuatnya radiasi surya dan terendah di 
wilayh subtropika sekitar 20o -30o lintang bumi karena merupakan wilayah disvergensi. Keawanan 
maksimum biasanya siang hingga sore hari minimum malam hari ketika udara stabil. Keawanan 
ini terjadi pada pagi hari ketika kabut naik yang banyak terjadi di daerah yang lembab dan danau. 
Keawanan terbesar terdapat diwilayah sekitar lintang 60o lintang bumi (lintang pertengahan) 
karena wilayah ini merupakn pertemuan massa udara yang hangat dan lembab dari lintang rendah 
dengan massa udara dingin dari wilayah kutub. 
Awan juga dapat membentuk energy petir. Energy petir terjadi ketika terjadinya gesekan 
hebat antara awan yang satu dengan awan yang lain karena factor perbedaan tekanan udara. Selain 
hujan yang dihasilkan oleh awan, awan juga dapat menghasilkan butiran-butiran halus es atau yang 
disebut dengan salju. Salju dapat terjadi ketika suhu udara dibawa 0 . 
6.2 ANGIN 
Dari hasil pengamatan yang diperolah penulis yaitu yang tercamtum pada bab empat maka 
penulis mencoba membahas beberapa hal yang terpenting mengenai arah dan kecepatan angin 
menurut sekala beaufort serta menfaatnya bagi kehidupan manusia. 
Angin merupakan hal terpenting dalam bidang pertanian, sebab angin sangat mempengaruhi 
musim. Angin juga dapat membantu proses perkawinan yaitu dimana serbuksari akan 
diterbangkan kekepala putik. Proses terjadinya pergerakan angin dipengaruhi oleh karena adanya 
tekanan udara yang berbeda, yaitu antara suhu udara yang tinggi bergerak ke suhu yang lebih 
rendah. Angin juga dapat menentukan kapan terjadinya hujan dan juga mengumpulkan awan-awan 
yang ada menjadi sebuah awan yang bergumpal (padat) atau pergerakan angin seiring dengan 
pergerakan awan. Angin merupakan udara yang bergerak secara horizontal dari suatu daerah 
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Udara yang bergerak secara vertikal biasanya tidak
disebut angin melainkan gerakan udara sedangkan udara bergerak berputar disebut turbulens i. 
Penyebab utama perbedaan tekanan udara adalah perbedaan pemanas dan pendingin atau suhu 
pada tempat-tempat di permukaan bumi. 
Angin berfungsi sebagai : pemindahan panas, pemindahan uap air, awan dan pemindahan 
bahan-bahan atau partikel yang ada di udara seperti debu, spora, tepung sari dll. Angin mempunyai 
energi, oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk pelayaran, pergerakan kipas dll. Ada kalanya 
angin berkecepatan tinggi disebut badai dapat menimbulkan kerusakan bangunan, tumbangnya 
pohon-pohon, erosi, mengganggu pelayaran dan penebangan. pada praktikum kali ini penulis 
diajak untuk memahami siklus udara dan proses terbentuknya udara serta manfaatnya bagi 
manusia . Selain itu penulis juga merenungkan bahwa sempurnanya keuasa Tuhan yang 
menciptakan alam dan prangkatnya semua disusun secara sitemamatis menjadi sumber kebutuhan 
manusia. 
BAB VII 
PENUTUP 
6.1 KESIMPULAN 
īą Awan terbentuk karena terjadinya pengupan dipermukaan bumi yang membentuk molekul-molekul 
kecil, karena pengaruh massa jenis lebih rendah maka naik ke permukaan atmosfir membentuk 
gumpalan yaitu awan. 
īą Terjadinya hujan dipengaruhi oleh pergerakan angin serta suhu udara disekitar permukaan bumi. 
īą Pergerakan awan seiring dengan pergarakan angin, karena factor cepat lambatnya pergerakan angin 
maka terbentuklah jenis-jenis awan menurut gerak angin. 
īąī‚ ī€ Angin dikatakan bergerak apabila tekanan udara berbeda dalam artian suhu udara dipermukaan 
bumi adalah yang menentukan terjadinya pergerakan awan. 
īą Pergerakan angin berubah-ubah setiap waktunya dalam artian tidak semua kecepatan angin sama 
atau bisa saja sama kecepatan apa bila tidak di pengaruihi oleh perbedaan suhu panas dan suhu 
dingin.
īąī‚ ī€ Kecepatan angin dapat kita perhatikan dengan fenomena alam yaitu seperti pergerakan ranting 
pohon dan burung di udara. 
īą Kecepatan angin dapat membantu manusia untuk menentukan terjadinya hujan, atau biasanya angin 
yang kencang dapat membawa partikel-pertikel dari suatu tempat ketempat lain. 
DAFTAR PUSTAKA 
Daldjuni.1993.Pokok – pokok klimatologi.penerbit Alumni.Bandung 
Hasan .U.M.1970. Dasar–dasar Meterologi Pertanian.Pt.soeroengan.Jakarta 
Handoko,1993,Klimatologi Dasar,Institut Pertanian Bogor,Bogor. 
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html 
http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa- indonesia-untuk-anda-ngeblog-yuk 
http://www.wikimediafoundation.org/ 
http://id.wikipedia.org/wiki/awan 
mailto:doni@gramacom.co.id 
Nur muin, S, 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi, Universitas Bengkulu 
Saleh,B dan Nur,M.S,2000,Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar 
Klimatologi Universitas Bengkulu,Bengkulu

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Shinta R Naibaho
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
UNESA
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
Abulkhair Abdullah
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Sandi Purnama Jaya
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
Morfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahMorfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buah
Indah Asrida
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
adon lembang
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
Kharistya Amaru
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Ferli Dian SAputra
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Shinta R Naibaho
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
Moh Masnur
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
UNESA
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Joel mabes
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
Iqrimha Lairung
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
Lana Karyatna
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
asriantiputrilestari5
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Morfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahMorfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buah
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 

Similar to Laporan praktikum klimatologi awan

84479398 tugasan-a
84479398 tugasan-a84479398 tugasan-a
84479398 tugasan-aSudirman Saad
 
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUMPENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
amirulramadhan364
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Shinta R Naibaho
 
kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.pptkuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
ssusere1a96a
 
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimLGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
Stanley James
 
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimKumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
cikgu_rashid
 
Sejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awanSejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awan
kasmiah otin
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6isanuri
 
PPT TENTANG FOG (KABUT)
PPT TENTANG FOG (KABUT)PPT TENTANG FOG (KABUT)
PPT TENTANG FOG (KABUT)
Ahmad Dzakiyyurayhan Huda
 
Struktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaStruktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanya
Esti Widiawati
 
Proses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangitProses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangit
LINASITIAISYAH
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
Afifah Zulianuriauwani
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Awan
AwanAwan
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
 
Pengertian awan
Pengertian awanPengertian awan
Pengertian awan
Atik Udayanti
 
Karakteristik Awan
Karakteristik AwanKarakteristik Awan
Karakteristik Awan
Puspawijaya Putra
 
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim GlobalPengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Nurfaizatul Jannah
 

Similar to Laporan praktikum klimatologi awan (20)

84479398 tugasan-a
84479398 tugasan-a84479398 tugasan-a
84479398 tugasan-a
 
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUMPENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
 
kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.pptkuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
 
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimLGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
 
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimKumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
 
Sejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awanSejatan, hujan, awan
Sejatan, hujan, awan
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6
 
PPT TENTANG FOG (KABUT)
PPT TENTANG FOG (KABUT)PPT TENTANG FOG (KABUT)
PPT TENTANG FOG (KABUT)
 
Struktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaStruktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanya
 
Proses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangitProses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangit
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Awan
AwanAwan
Awan
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 
Pengertian awan
Pengertian awanPengertian awan
Pengertian awan
 
Karakteristik Awan
Karakteristik AwanKarakteristik Awan
Karakteristik Awan
 
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim GlobalPengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
 

More from Ferli Dian SAputra

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Ferli Dian SAputra
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Ferli Dian SAputra
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14Pp  irigasi drainasi gnp 13 14
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
Ferli Dian SAputra
 
5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air
Ferli Dian SAputra
 
0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air
Ferli Dian SAputra
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Ferli Dian SAputra
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
Ferli Dian SAputra
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
Ferli Dian SAputra
 
Acara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologiAcara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologi
Ferli Dian SAputra
 
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
Ferli Dian SAputra
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
Ferli Dian SAputra
 
395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan
Ferli Dian SAputra
 
320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np
Ferli Dian SAputra
 
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
Ferli Dian SAputra
 
230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np
Ferli Dian SAputra
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Ferli Dian SAputra
 

More from Ferli Dian SAputra (16)

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14Pp  irigasi drainasi gnp 13 14
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
 
5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air
 
0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Acara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologiAcara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologi
 
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
 
395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan
 
320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np
 
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
 
230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
 

Recently uploaded

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 

Recently uploaded (20)

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 

Laporan praktikum klimatologi awan

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI “ANGIN dan KEAWANAN” (Acara V & VI) Oleh : Nama : Venny Novia Utami Putri NPM : E1B009049 Hari/tanggal : Rabu/1 Desember 2010 Co.Ass. : FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI BUDI DAYA HUTAN UNIVERSITAS BENGKULU 2010 I.PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Awan adalah kumpulan titik-titik air dan atau es yang melayang- layang di atmosfer sebagai hasil proses kondensasi yang terdapat pada ketinggian tertentu yang disebabkan karena naiknya udara secara vertikal karena proses pendinginan udara secara adiabatik di atmosfer. Awan bersifat mengabsorsi dan merefleksikan radisi surya dan radiasi dari bumi dapat
  • 2. memanaskan atau mendinginkan suhuudara. Bentuk awan dengan kharateristiknya juga mencerminkan potensi hujan disuatu daerah di permukaan bumi. Dalam proses pembentukan awan tidak terlepas dari proses kondensasi yaitu perubahan dari uap air menjadi butir-butir atau es, dan kondensasi ini terjadi karena pendinginan udara. Jika udara mengalami pendinginan maka kapasitasnya untuk menampung uap air menurun dan paada suatu titik penurunan suhu udara ini menyebabkan udara kenyang atau jenuh (RH = 100%). Suhu pada saat kenyang disebut suhu titik embun. Jika suhu udara turun hingga di bawah titik embun maka udara tidak mampu menampung uap air keluar sebagai titik air dan atau es.Jadi pengembunan sangat ditentukan oleh RH dan suhu. Jika RH tinggi diperlukan sedikit penurunan suhu hingga terjadi penurunan suhu hingga terjadi pengembunan, sebaliknya RH rendah diperlukan banyak penurunan suhu udara untuk terjadinya pengembunan. Angin merupakan sumber daya alam yang tidak dapat habis yang bergerak kapan saja apa bila massa udara di permukaan bumi memilki tekanan yang berbeda-beda oleh karena factor tekanan yang bersuhu tinggi dengan tekanan yang bersuhu rendah. Pentingnya angin bagi kehidupan manusia membuat para ilmuwan dan pelajar mempelajar i serta mengamati pergerakan angin dan danpaknya bagi aktifitas manusia kehususnya bagi para petani. dalam klimatologi angin diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan angin adalah jarak tempuh massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu tertentu; jadi satuannya adalah jarak perwaktu seperti meter per detik, kilometer per jam. sedang arah angin merupakan arah datangnya angin. Misalnya angin barat adalah yang bertiup dari barat. 2.1 Tujuan 1. Memberikan pengertian tentang pergerakan massa udara pada berbagai tempat. 2. Untuk mengetahui macam-macam bentuk awan. 3. Untuk memberikan pengertian kemungkinan terjadinya hujan dengan melihat kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PEMBENTUKAN AWAN Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara: īąī‚ ī€ Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
  • 3. īąī‚ ī€ Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air. Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan. http://www.wikimediafoundation.org/ 2.2 BENT UK-BENTUK AWAN Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus). Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir. Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap. mailto:doni@gramacom.co.id 2.3 JENIS-JENIS AWAN a) Stratus Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
  • 4. b) Kumulus Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan c) Stratokumulus Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan. d) Kumulonimbus Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai. e) Nimbostratus Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju. f) Altostratus Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan. g) Altokumulus Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni. h) Sirus Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis i) Sirostratus Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit j) Sirokumulus Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil. 2.4 KETINGGIAN AWAN Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar īąī‚ ī€ Stratus, di bawah 450 m īą Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450 - 2000 m īąī‚ ī€ Nimbostratus, 900 - 3000 m īą Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m īą Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 - 13.500 m Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga
  • 5. Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus. http://id.wikipedia.org/wiki/awan 2.5 PENGERTIAN ANGIN Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
  • 6. Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya, namun masih dapat diketahui keberadaannya melalui efek yang ditimbulkan pada benda – benda yang mendapat hembusan angin. Seperti ketika kita melihat dahan – dahan pohon bergerak atau bendera yang berkibar kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin bertiup dan berapa kecepatannya dapat diketahui dengan menggunakan alat – alat pengukur angin. 2.6 SIFAT ANGIN Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. http://perpustakaan-online. blogspot.com/2008/05/angin.html 2.7 TERJADINYA ANGIN Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain. Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunaka n telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan
  • 7. secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin. http://perpustakaan-online. blogspot.com/2008/05/angin.html Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin. http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa-indonesia- untuk-anda-ngeblog-yuk 2.8 ALAT-ALAT UNTUK MENGUKUR ANGIN ANTARA LAIN: īƒ– Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin. īƒ– Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin. īƒ– Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. Yang biasanya banyaditemukan di bandara – bandara. 2.9 JENIS ANGIN Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī€ Angin lokal 3 macam yaitu : I. Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut. II. Angin lembah dan angin gunung Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung. III. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
  • 8. Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan). ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī‚ ī€ Angin musim ada 5 macam yaitu : I. Angin Passat Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). II. Angin Anti Passat Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum” III. Angin Barat Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
  • 9. IV. Angin Timur Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. V. Angin Muson (Monsun) Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperole h pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. (Busri dan Syamsu, 2000) Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim
  • 10. pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html BAB III METODOLOGI 3.1 ALAT DAN BAHAN KEAWANAN Adapun bahan yang akan dipakai untuk membantu proses pengamatan adalah sebagai berikut ; īąī‚ ī€ Anemometer dandvan īą Termometer dan hygrometer īąī‚ ī€ Barometer īąī‚ ī€ Kertas īąī‚ ī€ Pensil dan penggaris 3.2 PROSEDUR KERJA KEAWANAN īą Mengamati keadaan keawanan sejak pagi hari mulai matahari terbit hingga hampir terbenam īą Menyalin dan mengamatai poses pembentukan keawanan serta unsur-unsur lain, yaitu jarak pandang, suhu udar, kelembapan udara, tekanan udara, dan arah serta kecepatan angin.
  • 11. īąī‚ ī€ Mengamati setiap unsur-unsur yang ada pada awan setiap jam. īąī‚ ī€ Pengamtan dilakukan secra bebas, baik secara kelompok maupun secra individu. īąī‚ ī€ Mencatat apabila terjadi kemungkinan datangnya hujan. memperkirakan berapa luas dan lamanya hujan membasahi permukaan bumi. 3.3 BAHAN DAN ALAT ANGIN Adapun bahan yang akan dipakai untuk membantu proses pengamatan adalah sebagai berikut ; īąī‚ ī€ Kertas Pengamatan īą Pensil dan Penghapus īąī‚ ī€ Kayu Bakaran īąī‚ ī€ Bendera īą dan Tumbuhan Sekitar Pekarangan 3.4 PROSEDUR KERJA ANGIN īąī‚ ī€ Menyiapkan beberapa alat sesuai yang tercamtum diatas. īąī‚ ī€ Untuk mengetahui arah angin dapat membakar sebuah kayu. Ketika api sudah menyala lalu dipadankan karena pada pengamatan ini asap dari bakaran dapat membantu arah angin bila angin bergerak bersekala kecil. īąī‚ ī€ Menggunakan bendera untuk mengamti arah angin dan kecepatan angin bila bersekala sedang īą Mengamati pepohonan bila angin bersakala besar. īą pengamtan dilakukan setiap jam. īą mencatat hasil yang diperoleh dari alat-alat pendukung pengamtan arah dan kecepatan angin.
  • 12. V. HASIL DAN PENGAMATAN Hari yang baik untuk mengamati proses pergerakan awan selama12 jam adalah diawali dengan cuaca mendung dan kemudian di akhiri dengan awan tertutup Dari pengamatan yang dilakukan maka penulis menyajikan dalam bentuk table sebagai berikut : Lokasi : Sawah Lebar. tgl: Minggu,5 Desember 2010 Awan Angin Pukul Simbol Kodifikasi Deskripsi Nama awan Arah Angin Kecepatan (beaufort) 06:00 wib s/d 08:00 wib 7/8 Hampir Tertutup Cirrus cnnoulus - 0-0,2 m/s 08:00 wib s/d 10:00 wib 2/8 Sedikit Berawan Stratus - 1,6-3,3 m/s 10:00 wib s/d 12:00 wib 3/8 Agak berawan Stratus cumulus Dari Laut 3,4-5,4 m/s 12:00 wib s/d 14:00 wib 6/8 Sangat berawan cumulus Dari Laut 8,0-10,7 m/s 14:00 wib s/d 16:00 wib 7/8 Hampir tertutup Cumulus Dari Laut 10,8-13,8 m/s 16:00 wib s/d 18:00 wib 8/8 tertutup nimbostratus Dari Darat 1,6-3,3 m/s VI.PEMBAHASAN 6.1 KEAWANAN Pengamatan dilakukan di sekitar tempat tinggal penulis yaitu di halaman rumah Sawah Lebar No 33 RT 24 RW 007 Kecamatan Muara Ratu Agung Kota Bengkulu. Pengamatan dilakukan selama dua jam berturut-turut mulai dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB sesuai dengan ketentuan yang diterapkan. Dari hasil pengamatan yang diperolah penulis yaitu yang tercamtum pada bab empat, maka penulis mencoba membahas beberapa hal yang terpenting mengenai proses terbentuknya awan serta pergerakannya. Terbentuknya awan adalah pada saat penyinaran panjang matahari kepermukaan bumi yang menyebabkan terjadinya pengupan disekitar permukaan bumi yang membentuk partikel-pertikel kecil yang akan naik keudara membentuk awan. Awan sifatnya tidak tetap, awan akan
  • 13. bergerak kemana saja seiring dengan pergerakan angin. Karenan pengaruh angin maka terbentuklah jenis-jenis awan menerut bentuk yang diciptakan oleh angin. Oleh sebab itu angin sangat berperan aktip untuk menentukan apakah akan terjadi hujan atau tidak, sebab awan dikatakan akan hujan bila awan membentuk gumpala-gumpalan besar yang disusun atau yang dipertemukan oleh angin dari awan yang satu dengan awan yang lain. Perlu diketahui bahwa Penyebaran awan biasanya identik dengan penyebaran hujan yaitu kawasan yang tinggi terjadi di ekuator karena merupakan wilayah konvergensi udara dan kuatnya radiasi surya dan terendah di wilayh subtropika sekitar 20o -30o lintang bumi karena merupakan wilayah disvergensi. Keawanan maksimum biasanya siang hingga sore hari minimum malam hari ketika udara stabil. Keawanan ini terjadi pada pagi hari ketika kabut naik yang banyak terjadi di daerah yang lembab dan danau. Keawanan terbesar terdapat diwilayah sekitar lintang 60o lintang bumi (lintang pertengahan) karena wilayah ini merupakn pertemuan massa udara yang hangat dan lembab dari lintang rendah dengan massa udara dingin dari wilayah kutub. Awan juga dapat membentuk energy petir. Energy petir terjadi ketika terjadinya gesekan hebat antara awan yang satu dengan awan yang lain karena factor perbedaan tekanan udara. Selain hujan yang dihasilkan oleh awan, awan juga dapat menghasilkan butiran-butiran halus es atau yang disebut dengan salju. Salju dapat terjadi ketika suhu udara dibawa 0 . 6.2 ANGIN Dari hasil pengamatan yang diperolah penulis yaitu yang tercamtum pada bab empat maka penulis mencoba membahas beberapa hal yang terpenting mengenai arah dan kecepatan angin menurut sekala beaufort serta menfaatnya bagi kehidupan manusia. Angin merupakan hal terpenting dalam bidang pertanian, sebab angin sangat mempengaruhi musim. Angin juga dapat membantu proses perkawinan yaitu dimana serbuksari akan diterbangkan kekepala putik. Proses terjadinya pergerakan angin dipengaruhi oleh karena adanya tekanan udara yang berbeda, yaitu antara suhu udara yang tinggi bergerak ke suhu yang lebih rendah. Angin juga dapat menentukan kapan terjadinya hujan dan juga mengumpulkan awan-awan yang ada menjadi sebuah awan yang bergumpal (padat) atau pergerakan angin seiring dengan pergerakan awan. Angin merupakan udara yang bergerak secara horizontal dari suatu daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Udara yang bergerak secara vertikal biasanya tidak
  • 14. disebut angin melainkan gerakan udara sedangkan udara bergerak berputar disebut turbulens i. Penyebab utama perbedaan tekanan udara adalah perbedaan pemanas dan pendingin atau suhu pada tempat-tempat di permukaan bumi. Angin berfungsi sebagai : pemindahan panas, pemindahan uap air, awan dan pemindahan bahan-bahan atau partikel yang ada di udara seperti debu, spora, tepung sari dll. Angin mempunyai energi, oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk pelayaran, pergerakan kipas dll. Ada kalanya angin berkecepatan tinggi disebut badai dapat menimbulkan kerusakan bangunan, tumbangnya pohon-pohon, erosi, mengganggu pelayaran dan penebangan. pada praktikum kali ini penulis diajak untuk memahami siklus udara dan proses terbentuknya udara serta manfaatnya bagi manusia . Selain itu penulis juga merenungkan bahwa sempurnanya keuasa Tuhan yang menciptakan alam dan prangkatnya semua disusun secara sitemamatis menjadi sumber kebutuhan manusia. BAB VII PENUTUP 6.1 KESIMPULAN īą Awan terbentuk karena terjadinya pengupan dipermukaan bumi yang membentuk molekul-molekul kecil, karena pengaruh massa jenis lebih rendah maka naik ke permukaan atmosfir membentuk gumpalan yaitu awan. īą Terjadinya hujan dipengaruhi oleh pergerakan angin serta suhu udara disekitar permukaan bumi. īą Pergerakan awan seiring dengan pergarakan angin, karena factor cepat lambatnya pergerakan angin maka terbentuklah jenis-jenis awan menurut gerak angin. īąī‚ ī€ Angin dikatakan bergerak apabila tekanan udara berbeda dalam artian suhu udara dipermukaan bumi adalah yang menentukan terjadinya pergerakan awan. īą Pergerakan angin berubah-ubah setiap waktunya dalam artian tidak semua kecepatan angin sama atau bisa saja sama kecepatan apa bila tidak di pengaruihi oleh perbedaan suhu panas dan suhu dingin.
  • 15. īąī‚ ī€ Kecepatan angin dapat kita perhatikan dengan fenomena alam yaitu seperti pergerakan ranting pohon dan burung di udara. īą Kecepatan angin dapat membantu manusia untuk menentukan terjadinya hujan, atau biasanya angin yang kencang dapat membawa partikel-pertikel dari suatu tempat ketempat lain. DAFTAR PUSTAKA Daldjuni.1993.Pokok – pokok klimatologi.penerbit Alumni.Bandung Hasan .U.M.1970. Dasar–dasar Meterologi Pertanian.Pt.soeroengan.Jakarta Handoko,1993,Klimatologi Dasar,Institut Pertanian Bogor,Bogor. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa- indonesia-untuk-anda-ngeblog-yuk http://www.wikimediafoundation.org/ http://id.wikipedia.org/wiki/awan mailto:doni@gramacom.co.id Nur muin, S, 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi, Universitas Bengkulu Saleh,B dan Nur,M.S,2000,Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Klimatologi Universitas Bengkulu,Bengkulu