Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan drainase. Terdapat beberapa pendekatan untuk menentukan jadwal irigasi seperti penurunan kelembaban tanah, indikator turgor tanaman, data iklim, pertumbuhan tanaman, dan status kadar air tanah. Dibahas pula kapasitas air tersedia tanah, kebutuhan air irigasi tanaman, dan cara menghitung jadwal irigasi berdasarkan parameter-parameter tersebut.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Dokumen tersebut membahas sistem drainase polder di Belanda. Sistem ini digunakan untuk mengendalikan banjir dengan mengisolasi daerah dari air luar melalui saluran drainase, kolam retensi, pintu air dan pompa. Sistem ini membutuhkan pengelolaan yang ketat terhadap ketinggian air, debit air, dan batasan wilayah polder.
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan air irigasi untuk tanaman pertanian. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain jenis tanaman, cara pemberian air, jenis tanah, iklim, dan evapotranspirasi tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan parameter seperti kebutuhan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Dokumen tersebut membahas sistem drainase polder di Belanda. Sistem ini digunakan untuk mengendalikan banjir dengan mengisolasi daerah dari air luar melalui saluran drainase, kolam retensi, pintu air dan pompa. Sistem ini membutuhkan pengelolaan yang ketat terhadap ketinggian air, debit air, dan batasan wilayah polder.
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan air irigasi untuk tanaman pertanian. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain jenis tanaman, cara pemberian air, jenis tanah, iklim, dan evapotranspirasi tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan parameter seperti kebutuhan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif.
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Dokumen tersebut merupakan materi kuliah tentang penyakit hutan yang mencakup pengertian penyakit hutan, konsep timbulnya penyakit hutan, dan perkembangan ilmu penyakit hutan khususnya di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem pengolahan air limbah setempat menggunakan tangki septik. Tangki septik adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah domestik individual yang bekerja secara anaerobik untuk memisahkan padatan dan cairan. Dokumen ini menjelaskan proses yang terjadi di dalam tangki septik serta cara perhitungan dan penentuan dimensi tangki septik berdasarkan jumlah pemakai dan standar yang berlaku.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa jenis alat semprot yang digunakan dalam pertanian, termasuk prinsip kerja dan komponen utamanya. Alat semprot secara umum digunakan untuk mendistribusikan cairan secara merata dengan mengatur ukuran tetesannya. Ada dua jenis utama yaitu hand sprayer dan mist blower, dengan komponen kunci seperti tangki, pompa, dan nozzle.
- Multiple cropping is a farming system that can increase land productivity. This increase can be measured using the NKL (Land Equivalency Ratio) or LER (Land Equivalent Ratio).
- For example, an NKL or LER value of 1.8 means that 1.8 hectares of land is needed in monoculture farming to produce the same yield as 1 hectare in multiple cropping.
- Calculating the NKL of chili and long beans grown together showed an NKL value of 1.8, demonstrating that multiple cropping is more productive than monoculture farming.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan percobaan, termasuk pengertian faktor, taraf, perlakuan, dan respons serta perbedaan antara percobaan faktorial dan faktor tunggal. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan percobaan faktorial untuk melihat interaksi antar faktor."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air secara vegetatif dan kimia
2. Metode konservasi tanah secara vegetatif meliputi penghutanan kembali, wanatani, dan pertanaman sela
3. Konservasi tanah secara kimia melibatkan penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Pompa irigasi digunakan untuk memindahkan air melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Sejarah pompa irigasi dimulai sejak Mesir Kuno dan Indonesia Kuno, kemudian Belanda membangun sistem irigasi terpadu untuk mendukung Tanam Paksa. Waduk Jatiluhur dibangun tahun 1955 sebagai waduk serbaguna pertama di Indonesia, mencontoh proyek TVA di Amerika Serikat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pentingnya kalibrasi alat penyemprot untuk menentukan volume semprot yang tepat agar dosis aplikasi bahan aktif tepat sasaran. Ringkasannya adalah kalibrasi alat penyemprot diperlukan untuk menentukan volume semprot yang tepat sehingga dosis yang diaplikasikan sesuai dengan yang direkomendasikan dan efektif.
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Dokumen tersebut merupakan materi kuliah tentang penyakit hutan yang mencakup pengertian penyakit hutan, konsep timbulnya penyakit hutan, dan perkembangan ilmu penyakit hutan khususnya di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem pengolahan air limbah setempat menggunakan tangki septik. Tangki septik adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah domestik individual yang bekerja secara anaerobik untuk memisahkan padatan dan cairan. Dokumen ini menjelaskan proses yang terjadi di dalam tangki septik serta cara perhitungan dan penentuan dimensi tangki septik berdasarkan jumlah pemakai dan standar yang berlaku.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa jenis alat semprot yang digunakan dalam pertanian, termasuk prinsip kerja dan komponen utamanya. Alat semprot secara umum digunakan untuk mendistribusikan cairan secara merata dengan mengatur ukuran tetesannya. Ada dua jenis utama yaitu hand sprayer dan mist blower, dengan komponen kunci seperti tangki, pompa, dan nozzle.
- Multiple cropping is a farming system that can increase land productivity. This increase can be measured using the NKL (Land Equivalency Ratio) or LER (Land Equivalent Ratio).
- For example, an NKL or LER value of 1.8 means that 1.8 hectares of land is needed in monoculture farming to produce the same yield as 1 hectare in multiple cropping.
- Calculating the NKL of chili and long beans grown together showed an NKL value of 1.8, demonstrating that multiple cropping is more productive than monoculture farming.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan percobaan, termasuk pengertian faktor, taraf, perlakuan, dan respons serta perbedaan antara percobaan faktorial dan faktor tunggal. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan percobaan faktorial untuk melihat interaksi antar faktor."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air secara vegetatif dan kimia
2. Metode konservasi tanah secara vegetatif meliputi penghutanan kembali, wanatani, dan pertanaman sela
3. Konservasi tanah secara kimia melibatkan penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Pompa irigasi digunakan untuk memindahkan air melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Sejarah pompa irigasi dimulai sejak Mesir Kuno dan Indonesia Kuno, kemudian Belanda membangun sistem irigasi terpadu untuk mendukung Tanam Paksa. Waduk Jatiluhur dibangun tahun 1955 sebagai waduk serbaguna pertama di Indonesia, mencontoh proyek TVA di Amerika Serikat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pentingnya kalibrasi alat penyemprot untuk menentukan volume semprot yang tepat agar dosis aplikasi bahan aktif tepat sasaran. Ringkasannya adalah kalibrasi alat penyemprot diperlukan untuk menentukan volume semprot yang tepat sehingga dosis yang diaplikasikan sesuai dengan yang direkomendasikan dan efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter-parameter yang menentukan kebutuhan air tanaman seperti evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi dan evapotranspirasi potensial. Juga dijelaskan berbagai metode pengukuran kebutuhan air tanaman secara langsung maupun tidak langsung untuk tanaman sawah dan lahan kering. Metode-metode tersebut digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang evapotranspirasi yang merupakan proses penguapan air dari permukaan tanah dan transpirasi air dari tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi dijelaskan seperti faktor iklim, geografi, dan lainnya. Berbagai metode pengukuran evapotranspirasi secara langsung dan tidak langsung juga diuraikan.
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIRepository Ipb
Penelitian ini membandingkan efektivitas dua jenis embung, yaitu embung permanen dan semi permanen, untuk menyediakan air irigasi tanaman hortikultura pada musim kemarau. Hasilnya, embung permanen memiliki volume air yang lebih besar rata-rata 34% dari embung semi permanen. Penggunaan rumus empiris untuk memprediksi volume air yang tertampung embung juga menghasilkan perkiraan yang mirip dengan hasil pengukuran lapangan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran debit aliran sungai menggunakan metode apung dan alat ukur current meter. Pengukuran dilakukan di Sungai Batang Lubuh untuk menentukan debit dan kecepatan aliran, serta menganalisis faktor-faktor penyebab erosi. Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan debit yang dihasilkan oleh dua metode tersebut.
Dokumen ini membahas sumber daya air di dunia dan siklus hidrologi. Air terbanyak terdapat di samudra (97.2%) dan es (2.15%). Hidrologi mempelajari fenomena air di atmosfer, permukaan bumi, dan dalam tanah serta hubungannya dengan kehidupan. Siklus hidrologi meliputi penguapan, kondensasi, presipitasi, dan perkolasi. Sumber air untuk minum harus memperhatikan kualitas, kuantitas, dan kont
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai ukuran kecepatan dan arah angin menggunakan alat anemometer. Laporan tersebut menjelaskan tentang pengertian angin, faktor-faktor yang mempengaruhi angin, jenis-jenis angin, dan cara pengukuran kecepatan serta arah angin menggunakan berbagai jenis alat anemometer.
Laporan praktikum ini membahas pengukuran kecepatan dan arah angin di lapangan Laboratorium Agroklimat Universitas Bengkulu. Parameter angin diukur pada ketinggian 120 cm dan 200 cm selama 5 menit dan 15 menit menggunakan anemometer dan wind vane. Hasilnya menunjukkan kecepatan angin bervariasi tergantung ketinggian dan waktu pengukuran.
Laporan ini membahas praktikum budidaya tanaman kangkung darat. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara budidaya kangkung darat dengan baik. Mahasiswa belajar cara menanam kangkung darat di lahan perladangan dengan melakukan persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman hingga panen. Sifat tanaman yang diamati antara lain tinggi tanaman dan jumlah daun.
Laporan praktikum ini membahas budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Praktikum dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kangkung. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan variasi kedalaman lubang tanam dan kerapatan tanam. Hasil pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pemberian perintah dan teori-teori motivasi yang dapat mendorong kinerja bawahan. Pemberian perintah merupakan sarana komunikasi antara atasan dan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan teori-teori motivasi seperti Maslow dan Skinner menjelaskan faktor-faktor yang dapat memotivasi seseorang dalam bekerja.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan organisasi, berbeda dengan manajemen yang mencakup kepemimpinan dan fungsi lain. Studi kepemimpinan mengklasifikasikan pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional untuk menentukan faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Ada dua gaya kepemimpinan yaitu berorientasi atasan dan
Dokumen tersebut menjelaskan penggunaan network planning untuk menentukan lintasan kritis dalam perencanaan suatu proyek. Metode ini melibatkan penentuan aktivitas, durasi, dan urutan kegiatan untuk kemudian disusun dalam diagram jaringan yang mengidentifikasi lintasan terpanjang sebagai lintasan kritis. Lintasan kritis merupakan jalur waktu pelaksanaan proyek yang paling menentukan. Dokumen juga menjelaskan penggunaan Earliest Event Time (
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. IRIGASI DAN DRAINASI
Oleh : Ir. Busri Saleh, SU
Materi Pokok
Bagian Pertama : (100 menit)
1. Kriteria sebagai indikator untuk menyusun
Jadwal irigasi
Pendekatan penurunan kelembaban tanah
Indikator turgor tanaman
Pendekatan data iklim
Pendekatan pertumbuhan tanaman
Status kandungan air (tanah) dan hubungannya pada tanaman
2. Teknik sederhana untuk penjadwalan irigasi
UTS
2. Kadar air tanah dinyatakan dalam dua satuan :
a. kadar air tanah berdasar berat kering : g air/100 g tanah kering, g air/g tanah kering
b. Kadar air tanah berdasar volume tanah : cm3 air/100 cm3 tanah, cm3 air/cm3 tanah
Kadar air tanah berdasar volume dapat dikonversi dari kadar air tanah berdasar berat
karing atau sebaliknya dengan bantuan berat volume (BV) , dengan rumus :
Contoh 1 : KA % berat kering 15 %, hitung KA % volume, jika BV = 1,2 g/cm3.
Jawab : KA % volume = KA % berat kering x BV = 15 % x 1,2 g/cm3
= (15 g/100g) x 1,2 g/cm3 = 18 cm3/100 cm3 = 0,18 cm3.cm-3.
3. Untuk teknik irigasi lebih baik menggunakan kadar air tanah berdasar volume tanah ,
agar mudah memprediksi volume air tanah dan kebutuhan air irigasi.
Contoh 2. Hitung volume air tanah (m3) sedalam 20 cm, seluas 1 ha, KA tanah =
0,2 cm3.cm-3.
Jawab : Volume air tanah = luas x dalam x KA
= 1 ha x 20 cm x 0,2 cm3.cm-3
= 104 m2 x 0,2 m x 0,2 m3.m-3.
= 0,04x 104 m3 x m3m-3.
= 4.102 m3.
Contoh 3. Hitung volume air tanah (m3) sedalam 20 cm, seluas 1 ha, KA tanah = 10 %
berat kering, BV = 1,2 g/cm3.
Jawab : Volume air tanah = luas x dalam x KA
= 1 ha x 20 cm x 10 g/100 g
= 104 m2 x 0,2 m x 10 ton/100 ton
Konversi KA tanah dari KA berdasar berat kering tanah ke KA berdasar volume tanah :
4. WHC = water holding capacity (-0,001 bar))
= jumlah maksimum air tersimpan dalam tanah
FC = field capacity (-0,05 to – 0,3 bar)
= batas atas kadar air tanah tersedia bagi tanaman
WP = wilting point (-15 bar)
= titik layu = kadar air tanah pada saat tanaman layu
PWP = Permanent wilting point = titik layu permanen
= kadar air tanah saat tanaman layu tidak dapat disembuhkan meskipun disiram
TWP = temporally wilting point = titik layu sementara
= kadar air tanah saat tanaman layu dapat isembuhkan bila disiram
Bagaimana cara mengukur :
1. KA berdasarkan berat kering tanah ?
2. KA berdasarkan volume tanah ?
3. WHC, FC, PWP, TWP ?
4. BV ?
5. KA tersedia adalah kadar air yang dapat diserap oleh akar tanaman, yaitu batas atas ,
field capacity (FC), dan batas bawah, wilting point (WP).
KA tersedia
FC WP
KA tanah tersedia bagi tanaman berbeda menurut tekstur tanah :
Untuk Liat : FC = 46 % vol KA tersedia
WP = 32 % vol 46 % vol - 32 % vol = 14 % vol
Untuk Debu : FC = 34 % vol
WP = 17 % vol 34 % vol - 17 % vol = 17 % vol
Untuk Pasir : FC = 10 % vol 10 % vol - 3 % vol = 7 % vol
WP = 3 % vol
6. Contoh 3 : Hitung kapasitas air tersedia untuk tanah pasir, debu, dan liat pada tanah
1 ha, kedalaman 20 cm, BV = 1,2 g/cm3.
Jawab
1. PASIR : Kapsitas KA tersedia = Luas x dalam x KA tersedia % vol
= 1 ha x 20 cm x 7 %
= 104 m2x 0,20 m x 7 m3/100 m-3.
= 0,014 x 104 m3 x m3/m-3.
= 140 m3.
2. DEBU : Kapsitas KA tersedia = Luas x dalam x KA tersedia % vol
= 104 m2x 0,20 m x 17 m3/100 m-3.
= 0,034 x 104 m3 x m3/m-3.
= 340 m3.
3. LIAT : Kapsitas KA tersedia = Luas x dalam x KA tersedia % vol
= 104 m2x 0,20 m x 14 m3/100 m-3.
= 0,028 x 104 m3 x m3/m-3.
= 280 m3.
7. Turgor : perubahan tekanan dalam isi sel yang membuat tanaman segar atau layu
Turgit : bengkak, pembengkakan
Jika kandungan air dalam sel cukup sel membengkak tanaman segar, jika
kurang air isi sel mengkerut tanaman layu.
E = evaporasi = penguapan melalu tanah atau permukaan air
T = transpirasi = penguapan melalui jaringan tanaman
ET = evapotranspirasi = gabungan evaporasi dan transpirasi = penguapan pada lahan
yang ditanami
Pe = curah hujan efektif = curah hujan masuk tanah dan tersedia bagi tanaman
ETo = evapotranspirasi standart = evaporasi pada lahan tertutup vegetasi seragam
tinggi 8-15 cm, cukup air, cuaca tenang, bebas gangguan lingkungan
ETc = ev-trans tanaman
ETc = ETo x Kc
Kc = koefisien tanaman = indeks kebutuhan air spesifik tanaman
8. Trh = suhu rata-rata harian ( oC)
Ph = panjang hari (%) atau lama penyinaran efektif
Tabel 1. Nilai Kc dari beberapa jenis tanaman
Jenis Tanaman
Kc
Kisaran Rata-rata
Kacangan 0,7-1,1 0,9
Timun 0,7-0,9 0,8
Tommat 0,75-1,15 0,95
Jagung 0,8-1,15 0,975
Melon 0,75-1,0 0,875
Bawang 0,75-1,0 0,875
kentang 0,75-1,15 0,95
Kedelai 0,75-1,1 0,925
Padi 1,0-1,2 1,1
9. IWN = CWN –Pe
IWN = Irrigation Water Need
CWC = Crop Water Need
Pe = Curah hujan efektif
CWN = ETc
ETc = ETo x Kc
ETo dapat diprediksi dengan rumus Blaney-Crindle, seperti :
ETo = ph (0,46 Trh + 8)
Atau dengan rumus :
ETo = cpEo
Eo = evaporasi panci (mm/hr)
cp = koefisien panci 0,7-0,8
10. Contoh 4. Berapa M3 air irigasi dibutuhkan pada lahan 1 ha yang ditanam kacang
tanah selama 3 bulan, jika lama penyinaran (ph) 80 %, rata-rata suhu harian
(Trh) 23 oC, curah hujan efektif (Pe) 200 mm per bulan
Diketahui : Penanaman kacang tanah pada lahan 1 ha selama 3 bulan suhu rata-rata
(Trh) = 23 oC, lama penyinaran (ph) = 0,8, curah hujan efektif (Pe) = 200 mm
selama 3 bulan = 600 mm, koefisien tanaman (Kc) = 0,9 (lihat Tabel 1. )
Ditanya : Hitung IWN (m3) untuk mengairi tanaman kacang tanah pada lahan tsb.
Jawab :
IWN ETc –Pe
ETc = ETo x Kc
ETo = ph ( 0,46 x 23 + 8)
= 0,8 (0,46 x 23 + 8)
= 0,8 x 18,58 = 14,86 mm/hr
ETc = 14,86x0,9 = 13,38 mm/hr (Tabel 2, nilai Kc kacang tanah)
ETc (3 bulan) = 90 x 13,38 = 1.204,2 mm
ETc (3 bulan)/ha = 104m2x1,2042 m= 12.042 m3.
Pe (3 bulan) = 3 x 200 mm = 600 mm = 0,6 m
Pe (3 bulan)/ha = 104m2 x0,6 m = 6.000 m3.
IWN = ETc – Pe = 12.042 m3 – 6.000 m3 = 6.042 m3/ha
11. Nilai Kc menurut fase pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan awal = 0,3 Kc
Pertumbuhan tengahan = 0,5 x Kc
Pertumbuhan akhir = 0,3 x Kc
Field capacity
Wilting point
Kapasitas kadar air tersedia bagi tanaman
Menentukan kebutuhan air tanaman
Kadar air aktual
Contoh : palawija (sumber karbohidrat) , sayuran dan buahan (sumber vitamin dan
mineral), kacangan (sumber minyak atau lemak , dan protein)
12. Ketinggian permukaan air 5-10 cm
Field capacity
Wilting point
Kadar air tersedia
Ketinggian permukaan air di petak sawah = 0 cm
Contoh : padi (sumber karbohidrat)
bagaimana cara memonitor dan mengontrol kadar air tanah insitu dan apa alatnya ?
13. Tanaman Pendekatan Jadwal irigasi
Lahan kering :
a. Penurunan kelembaban
1 Jagung
tanah
2. Kacang tanah
b. Indikator turgor
3……
c. Pendekatan data iklim
dst..
d. Pendekatan pertumbuh
an tanaman
e. Status kadar air tanah
dan hubungannya de
ngan tanaman
a. Penurunan kelembab
an tanah
- Jika kelembaban tanah
menurun di irigari
- 1 x sehari
- 1 x 2 hari
- 1 x 3 hari
- dst
Lahan basah
1. Padi
2. ……
dst.
14. 1. Pedekatan : Penurunan kelembaban tanah :
80 % toleransi maksimum kadar air tersedia telah hilang
Jawal : 1 x sehari
1 x 2 hari
1 x 3 hari
dst..
2. Pendekatan : indikator turgor tanaman
- tanaman mendekati titik layu
Jawal : 1 x sehari
1 x 2 hari
1 x 3 hari
dst..
3. Pendekatan : Pendekatan data iklim
- irigasi tiap hari jika tidak ada hujan
- 1 x irigasi jika 1 hari tidak hujan
- 1 x irigasi jika 2 hari tidak hujan
- 1 x irigasi jika 3 hari tidak hujan
dst.. .
15. 4. Pendekatan : Pendekatan pertumbuhan tanaman
- Pertumbuhan awal
1 x 2 hari
dst..
- Pertumbuhan tengahan
1 x 1 hari
dst..
- Pertumbuhan akhir
1 x 2 hari
dst.
Pendekatan : Status kadar air tanah dan hubungannya dengan tanaman
Kapasitas air tersedia untuk tanaman di zone perakaran (FC-WP)=…m3/ha : 20 -30 cm (A)
kebutuhan air irigasi tanaman IWN) = …. m3/ha/hr (B)
Toleransi kehilangan air tersedia tanah untuk tanaman 80 % = 0,8 (C)
16. Contoh : Kapasitas air tersedia pada zone perakaran sedalam 20 cm : 280 m3/ha (A)
Kebutuhan air irigasi tanaman : 67 m3/ha/hari (B)
Toleransi kehilangan kapasitas air tersedia = 80 % (C)
Jadwal irigasi = C (A/B) = (0,8 ) ( 280 m3ha-1/67 m3 ha-1 hari -1 .)
= 3 hari sekali
17. Kapasitas air tersedia tanah untuk tanaman di zone perakaran (FC-WP) = ….... m3/ha
: 20 -30 cm (A)
Kebutuhan air irigasi tanaman (IWN) = ………m3/ha/hr (B)
Toleransi kehilangan air tersedia tanah untuk tanaman 80 % = 0,8 (C)
Volume air di patak sawah ……. m3/ha : ketinggian air = 5-10 cm (D)
Volume perkolasi : …. mm/hr =……..m3/ha/hr (P)
Volume air di patak sawah setinggi 10 cm : …. m3/ha (A)
Kapasitas air tersedia tanah untuk tanaman di zone perakaran 20 cm (FC-WP)
tanah liat = ….... m3/ha (A)
Kebutuhan air irigasi tanaman : NIM dua angka terakhir m3/ha/hari (B)
Toleransi kehilangan kapasitas air tersedia 80 % (C)
Volume perkolasi : 1 mm/hr =……..m3/ha/hr (P)
Jadwal irigasi = C ( A+D /B+P) = (0,8 ) (…… m3ha-1/…… m3 ha-1 hari -1 .)
= ….. hari sekali
18. Tugas irigasi 1a : Menentukan jadwal irigasi
Nama :
NIM :
Kelas :
Prodi/Jur :
Tanggal :
Penyelesaian tugas
……….
………
Dst…..
Petunjuk mengerjakan tugas
1. Kerjakanlah tugas dengan format seperti di atas
2. Tugas dikerkan di atas kertas daouble folio langsung mulai pada halam pertama
3. Tidak boleh ada coret-coretan
4. Tugas dikumpul minggu depan
5. Lampirkan cara menghitungnya