Laporan praktikum ini membahas pengukuran kecepatan dan arah angin di lapangan Laboratorium Agroklimat Universitas Bengkulu. Parameter angin diukur pada ketinggian 120 cm dan 200 cm selama 5 menit dan 15 menit menggunakan anemometer dan wind vane. Hasilnya menunjukkan kecepatan angin bervariasi tergantung ketinggian dan waktu pengukuran.
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
Laporan ini membahas tentang praktikum klimatologi mata kuliah hujan 2 dan klasifikasi iklim. Laporan menjelaskan cara pengolahan data hujan harian, bulanan, dan tahunan serta pola hujan suatu tempat. Jenis dan pembagian hujan dijelaskan beserta kaitannya dengan hutan. Laporan juga menjelaskan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson serta Oldeman untuk menentukan kelas iklim suatu daerah.
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan praktikum klimatologi mengenai pengukuran suhu udara dan suhu tanah. Mahasiswa mengukur suhu pada berbagai ketinggian dan kedalaman tanah untuk melihat perbedaan suhu. Hasilnya menunjukkan suhu udara dan tanah berkurang seiring ketinggian dan kedalaman yang bertambah.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai ukuran kecepatan dan arah angin menggunakan alat anemometer. Laporan tersebut menjelaskan tentang pengertian angin, faktor-faktor yang mempengaruhi angin, jenis-jenis angin, dan cara pengukuran kecepatan serta arah angin menggunakan berbagai jenis alat anemometer.
Dokumen tersebut membahas tentang agrohidrologi. Secara singkat, dibahas mengenai siklus hidrologi yang terjadi secara berulang antara air sebagai zat cair, padat, dan uap, serta empat proses utamanya yaitu evaporasi, infiltrasi, limpasan permukaan, dan limpasan air tanah. Selanjutnya dijelaskan mengenai tujuan ilmu hidrologi untuk pertanian yaitu irigasi, drainase, pola tanam, dan konservasi tan
Laporan ini membahas tentang kuliah lapang di bidang meteorologi dan klimatologi yang dilaksanakan di Stasiun Maritim Paotere Makassar dan Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Maros. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap alat-alat ukur iklim dan cuaca serta mendapat penjelasan dari petugas."
Laporan praktikum ini membahas pengukuran kecepatan dan arah angin di lapangan Laboratorium Agroklimat Universitas Bengkulu. Parameter angin diukur pada ketinggian 120 cm dan 200 cm selama 5 menit dan 15 menit menggunakan anemometer dan wind vane. Hasilnya menunjukkan kecepatan angin bervariasi tergantung ketinggian dan waktu pengukuran.
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
Laporan ini membahas tentang praktikum klimatologi mata kuliah hujan 2 dan klasifikasi iklim. Laporan menjelaskan cara pengolahan data hujan harian, bulanan, dan tahunan serta pola hujan suatu tempat. Jenis dan pembagian hujan dijelaskan beserta kaitannya dengan hutan. Laporan juga menjelaskan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson serta Oldeman untuk menentukan kelas iklim suatu daerah.
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan praktikum klimatologi mengenai pengukuran suhu udara dan suhu tanah. Mahasiswa mengukur suhu pada berbagai ketinggian dan kedalaman tanah untuk melihat perbedaan suhu. Hasilnya menunjukkan suhu udara dan tanah berkurang seiring ketinggian dan kedalaman yang bertambah.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai ukuran kecepatan dan arah angin menggunakan alat anemometer. Laporan tersebut menjelaskan tentang pengertian angin, faktor-faktor yang mempengaruhi angin, jenis-jenis angin, dan cara pengukuran kecepatan serta arah angin menggunakan berbagai jenis alat anemometer.
Dokumen tersebut membahas tentang agrohidrologi. Secara singkat, dibahas mengenai siklus hidrologi yang terjadi secara berulang antara air sebagai zat cair, padat, dan uap, serta empat proses utamanya yaitu evaporasi, infiltrasi, limpasan permukaan, dan limpasan air tanah. Selanjutnya dijelaskan mengenai tujuan ilmu hidrologi untuk pertanian yaitu irigasi, drainase, pola tanam, dan konservasi tan
Laporan ini membahas tentang kuliah lapang di bidang meteorologi dan klimatologi yang dilaksanakan di Stasiun Maritim Paotere Makassar dan Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Maros. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap alat-alat ukur iklim dan cuaca serta mendapat penjelasan dari petugas."
Dokumen tersebut membahas mengenai alat-alat pengukur cuaca yang digunakan di stasiun meteorologi pertanian. Beberapa alat yang disebutkan antara lain termometer, psikrometer, anemometer, dan termohigrograf yang berfungsi untuk mengukur suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan secara bersamaan. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip kerja dan cara pengukuran dari masing-masing alat tersebut.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran intensitas radiasi dan lama penyinaran surya menggunakan alat solarimeter dan kertas pias. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa lama penyinaran terpanjang terjadi pada kertas pias kelompok empat yaitu 4,5 jam, sedangkan yang terpendek pada kelompok dua yaitu 1,5 jam. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan langit yang berawan atau cerah saat pengukuran.
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
Dokumen tersebut membahas tentang suhu, tekanan, dan kelembaban udara serta pengaruhnya terhadap tanaman. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis dan respirasi serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Praktikum mengukur intensitas radiasi surya dan lama penyinaran menggunakan alat Campbell Stokes. Dihitung panjang bakar kertas pias selama dua interval waktu untuk menentukan lama penyinaran harian dan rata-rata intensitasnya. Hasilnya adalah lama penyinaran harian 17,5 cm/jam.
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran hujan dengan berbagai alat. Beberapa alat pengukuran hujan yang dijelaskan adalah pengukur hujan manual jenis OBS dan Netta, serta pengukur hujan otomatis jenis Hellman. Laporan ini juga menjelaskan cara kerja, perawatan, dan penempatan masing-masing alat pengukuran hujan.
Dokumen tersebut membahas tentang udara tanah, termasuk komposisi, pergerakan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Udara tanah berisi oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan aktivitas mikroorganisme. Pergerakan udara tanah dipengaruhi oleh proses difusi, aliran massa gas, dan air hujan.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor abiotik tanah dan topografi. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi tanah seperti tekstur, suhu, udara, dan air, pengaruh tanah terhadap makhluk hidup, serta pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang curah hujan di Indonesia, mencakup karakteristik hujan, pola curah hujan, dan jenis-jenis hujan. Pola umum curah hujan di Indonesia adalah daerah pantai barat menerima lebih banyak curah hujan dibanding pantai timur, dan curah hujan bertambah dari dataran rendah ke pegunungan. Jenis-jenis hujan yang dijelaskan adalah hujan zenithal dan hujan sirkulasi.
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalJoel mabes
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran suhu dan kelembaban udara di beberapa lokasi seperti hutan, lapangan terbuka, dan permukaan aspal. Terdapat penjelasan mengenai prinsip pengukuran suhu dan kelembaban serta prosedur kerja pengukuran. Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan suhu dan kelembaban di ketiga lokasi.
Suhu tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu, kedalaman tanah, sumber energi, iklim, topografi dan karakteristik tanah. Suhu tanah sangat penting karena mempengaruhi aktivitas biologi, kimia, pertumbuhan tanaman dan pelapukan tanah. Suhu tanah dapat dikendalikan dengan penambahan atau pengurangan air tanah, penutupan tanah, dan pemberian mulsa.
Kandungan air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan stabilitas konstruksi. Praktikum ini mengukur tiga parameter kandungan air tanah yaitu kadar lengas kering angin, kapasitas lapang, dan persediaan air maksimum menggunakan metode gravimetri.
Pengujian mutu fisik benih dilakukan untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain, dan kotoran pada contoh benih. Contoh dibagi menjadi tiga komponen berdasarkan kriteria dan ditimbang. Persentase masing-masing dihitung dari berat awal dan akhir. Hasil menunjukkan kadar benih murni, benih lain, dan kotoran pada benih kedelai, jagung, dan padi.
Kitaran batu adalah proses perubahan batuan melalui tiga jenis batuan utama iaitu batuan igneous, sedimentari dan metamorfik. Batuan igneous terbentuk melalui peleburan dan pembekuan magma di dalam bumi atau di permukaan bumi. Batuan sedimentari pula terbentuk daripada pengendapan dan pengumpulan sisa-sisa batuan lain. Batuan metamorfik pula terbentuk melalui perubahan struktur dan komposisi batuan asal ak
Dokumen tersebut membahas mengenai alat-alat pengukur cuaca yang digunakan di stasiun meteorologi pertanian. Beberapa alat yang disebutkan antara lain termometer, psikrometer, anemometer, dan termohigrograf yang berfungsi untuk mengukur suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan secara bersamaan. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip kerja dan cara pengukuran dari masing-masing alat tersebut.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran intensitas radiasi dan lama penyinaran surya menggunakan alat solarimeter dan kertas pias. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa lama penyinaran terpanjang terjadi pada kertas pias kelompok empat yaitu 4,5 jam, sedangkan yang terpendek pada kelompok dua yaitu 1,5 jam. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan langit yang berawan atau cerah saat pengukuran.
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
Dokumen tersebut membahas tentang suhu, tekanan, dan kelembaban udara serta pengaruhnya terhadap tanaman. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis dan respirasi serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Praktikum mengukur intensitas radiasi surya dan lama penyinaran menggunakan alat Campbell Stokes. Dihitung panjang bakar kertas pias selama dua interval waktu untuk menentukan lama penyinaran harian dan rata-rata intensitasnya. Hasilnya adalah lama penyinaran harian 17,5 cm/jam.
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran hujan dengan berbagai alat. Beberapa alat pengukuran hujan yang dijelaskan adalah pengukur hujan manual jenis OBS dan Netta, serta pengukur hujan otomatis jenis Hellman. Laporan ini juga menjelaskan cara kerja, perawatan, dan penempatan masing-masing alat pengukuran hujan.
Dokumen tersebut membahas tentang udara tanah, termasuk komposisi, pergerakan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Udara tanah berisi oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan aktivitas mikroorganisme. Pergerakan udara tanah dipengaruhi oleh proses difusi, aliran massa gas, dan air hujan.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor abiotik tanah dan topografi. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi tanah seperti tekstur, suhu, udara, dan air, pengaruh tanah terhadap makhluk hidup, serta pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang curah hujan di Indonesia, mencakup karakteristik hujan, pola curah hujan, dan jenis-jenis hujan. Pola umum curah hujan di Indonesia adalah daerah pantai barat menerima lebih banyak curah hujan dibanding pantai timur, dan curah hujan bertambah dari dataran rendah ke pegunungan. Jenis-jenis hujan yang dijelaskan adalah hujan zenithal dan hujan sirkulasi.
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalJoel mabes
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran suhu dan kelembaban udara di beberapa lokasi seperti hutan, lapangan terbuka, dan permukaan aspal. Terdapat penjelasan mengenai prinsip pengukuran suhu dan kelembaban serta prosedur kerja pengukuran. Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan suhu dan kelembaban di ketiga lokasi.
Suhu tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu, kedalaman tanah, sumber energi, iklim, topografi dan karakteristik tanah. Suhu tanah sangat penting karena mempengaruhi aktivitas biologi, kimia, pertumbuhan tanaman dan pelapukan tanah. Suhu tanah dapat dikendalikan dengan penambahan atau pengurangan air tanah, penutupan tanah, dan pemberian mulsa.
Kandungan air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan stabilitas konstruksi. Praktikum ini mengukur tiga parameter kandungan air tanah yaitu kadar lengas kering angin, kapasitas lapang, dan persediaan air maksimum menggunakan metode gravimetri.
Pengujian mutu fisik benih dilakukan untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain, dan kotoran pada contoh benih. Contoh dibagi menjadi tiga komponen berdasarkan kriteria dan ditimbang. Persentase masing-masing dihitung dari berat awal dan akhir. Hasil menunjukkan kadar benih murni, benih lain, dan kotoran pada benih kedelai, jagung, dan padi.
Kitaran batu adalah proses perubahan batuan melalui tiga jenis batuan utama iaitu batuan igneous, sedimentari dan metamorfik. Batuan igneous terbentuk melalui peleburan dan pembekuan magma di dalam bumi atau di permukaan bumi. Batuan sedimentari pula terbentuk daripada pengendapan dan pengumpulan sisa-sisa batuan lain. Batuan metamorfik pula terbentuk melalui perubahan struktur dan komposisi batuan asal ak
Awan terbentuk dari proses kondensasi uap air menjadi tetesan air atau butiran es. Ada beberapa jenis awan yang dibedakan berdasarkan bentuk, ketinggian, dan kemampuan menghasilkan hujan. Awan berperan penting dalam siklus air dengan mengangkut air dari permukaan laut ke daratan melalui proses kondensasi dan evaporasi.
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimStanley James
Dokumen tersebut membahas proses-proses pembentukan hujan, klasifikasi awan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim sepanjang tahun. Proses-proses pembentukan hujan meliputi hujan perolakan, hujan siklon/frontal, dan hujan bukit. Klasifikasi awan dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan ketinggian dan proses pembentukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim antara l
Awan terbentuk dari uap air yang naik ke atmosfer akibat panasnya matahari. Uap air mengembun pada debu di udara dan membentuk butiran-butiran air kecil yang kemudian berkumpul menjadi awan. Bentuk awan bergantung pada ketinggian, ada awan rendah seperti stratus dan kumulus, awan menengah seperti altostratus, dan awan tinggi seperti sirus.
1. Awan terbentuk dari uap air yang membeku atau mengembun di udara.
2. Terdapat berbagai jenis awan yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk, ketinggian, dan proses pembentukannya seperti awan cirrus, stratus, cumulus.
3. Awan dapat menyebabkan hujan, salju, atau cuaca cerah tergantung komposisi dan ketinggiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2, jenis-jenis awan berdasarkan ketinggian dan bentuknya, proses terbentuknya awan dan hujan, serta pengertian kelembaban absolut dan relatif.
Awan adalah massa yang terlihat di atmosfer yang terbentuk dari tetesan air atau kristal es. Awan dibedakan berdasarkan ketinggian dan ketebalannya, dan memiliki peran penting dalam siklus air serta pengaruh cuaca dan iklim.
1. Awan terbentuk dari uap air yang mengkondensasi di atmosfer. Uap air akan mengkondensasi menjadi butiran air atau kristal es ketika udara naik ke ketinggian yang lebih tinggi dan suhunya menurun.
2. Terdapat berbagai jenis awan yang diklasifikasikan berdasarkan ketinggian dan bentuknya, seperti awan rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
3. Radiasi matahari yang dipantulkan awan
Laporan praktikum agroklimatologi tentang hujan memberikan informasi mengenai proses terjadinya hujan, jenis-jenis hujan, dan cara pengukuran curah hujan di lapangan menggunakan alat ombrograf. Hujan terbentuk ketika butir-butir air di awan saling bergabung dan jatuh ke bumi. Jenis hujan antara lain hujan konvektif, frontal, dan musiman.
Modul ini membahas tentang proses terbentuknya awan, meliputi definisi awan, proses pembentukan awan yang terjadi ketika uap air berkondensasi menjadi butiran-butiran air, dan klasifikasi awan berdasarkan ketinggian dan suhu menjadi empat kelompok utama yaitu awan rendah, awan sederhana tinggi, awan tinggi, dan awan yang tinggi ke atas.
Similar to Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli (20)
Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan drainase. Terdapat beberapa pendekatan untuk menentukan jadwal irigasi seperti penurunan kelembaban tanah, indikator turgor tanaman, data iklim, pertumbuhan tanaman, dan status kadar air tanah. Dibahas pula kapasitas air tersedia tanah, kebutuhan air irigasi tanaman, dan cara menghitung jadwal irigasi berdasarkan parameter-parameter tersebut.
Dokumen ini membahas sumber daya air di dunia dan siklus hidrologi. Air terbanyak terdapat di samudra (97.2%) dan es (2.15%). Hidrologi mempelajari fenomena air di atmosfer, permukaan bumi, dan dalam tanah serta hubungannya dengan kehidupan. Siklus hidrologi meliputi penguapan, kondensasi, presipitasi, dan perkolasi. Sumber air untuk minum harus memperhatikan kualitas, kuantitas, dan kont
Laporan ini membahas praktikum budidaya tanaman kangkung darat. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara budidaya kangkung darat dengan baik. Mahasiswa belajar cara menanam kangkung darat di lahan perladangan dengan melakukan persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman hingga panen. Sifat tanaman yang diamati antara lain tinggi tanaman dan jumlah daun.
Laporan praktikum ini membahas budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Praktikum dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kangkung. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan variasi kedalaman lubang tanam dan kerapatan tanam. Hasil pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pemberian perintah dan teori-teori motivasi yang dapat mendorong kinerja bawahan. Pemberian perintah merupakan sarana komunikasi antara atasan dan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan teori-teori motivasi seperti Maslow dan Skinner menjelaskan faktor-faktor yang dapat memotivasi seseorang dalam bekerja.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan organisasi, berbeda dengan manajemen yang mencakup kepemimpinan dan fungsi lain. Studi kepemimpinan mengklasifikasikan pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional untuk menentukan faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Ada dua gaya kepemimpinan yaitu berorientasi atasan dan
Dokumen tersebut menjelaskan penggunaan network planning untuk menentukan lintasan kritis dalam perencanaan suatu proyek. Metode ini melibatkan penentuan aktivitas, durasi, dan urutan kegiatan untuk kemudian disusun dalam diagram jaringan yang mengidentifikasi lintasan terpanjang sebagai lintasan kritis. Lintasan kritis merupakan jalur waktu pelaksanaan proyek yang paling menentukan. Dokumen juga menjelaskan penggunaan Earliest Event Time (
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA VI
KEAWANAN
Oleh
Nama : Ferli Dian Saputra
NPM : E1J012108
Prodi : Agroekoteknologi
Coass : 1. Depi Aprianto
2. Sari Yulia Kartika
LABORATORIUM AGROKLIMAT
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Awan adalah kumpulan titik-titik air dan atau es yang melayang- layang
di atmosfer sebagai hasil proses kondensasi yang terdapat pada ketinggia n
tertentu yang disebabkan karena naiknya udara secara vertikal karena proses
pendinginan udara secara adiabatik di atmosfer. Awan bersifat mengabsors i
dan merefleksikan radisi surya dan radiasi dari bumi dapat memanaskan atau
mendinginkan suhu udara. Bentuk awan dengan kharateristiknya juga
mencerminkan potensi hujan disuatu daerah di permukaan bumi. Dalam proses
pembentukan awan tidak terlepas dari proses kondensasi yaitu perubahan dari
uap air menjadi butir-butir atau es, dan kondensasi ini terjadi karena
pendinginan udara. Jika udara mengalami pendinginan maka kapasitasnya
untuk menampung uap air menurun dan paada suatu titik penurunan suhu
udara ini menyebabkan udara kenyang atau jenuh (RH = 100%). Suhu pada
saat kenyang disebut suhu titik embun.
Jika suhu udara turun hingga di bawah titik embun maka udara tidak
mampu menampung uap air keluar sebagai titik air dan atau es.Jadi
pengembunan sangat ditentukan oleh RH dan suhu. Jika RH tinggi diperlukan
sedikit penurunan suhu hingga terjadi penurunan suhu hingga terjadi
pengembunan, sebaliknya RH rendah diperlukan banyak penurunan suhu
udara untuk terjadinya pengembunan.
2. Tujuan
Mengetahui berbagi macam bentuk awan.
Memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan dengan melihat
kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua
cara:
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena
air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik
tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap
itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang
tak terhingga banyaknya.
Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin
lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi
semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-laha n
daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik -
titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan
menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu
berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti
menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan
yang tidak membawa hujan. http://www.wikimediafoundation.org/
1. Bentuk – bentuk Awan
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan
ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis
dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut
cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus,
sirus, dan kumulus).
Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan
stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah
rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggia n
3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah
4. disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya
guruh dan petir.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana
terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau
bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping
terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti
asap. mailto:doni@gramacom.co.id
2. Jenis – jenis Awan
a) Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan
menghasilkan hujan gerimis salju.
b) Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya
berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilka n
hujan
c) Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya
bergelombang dan tidak membawa hujan
d) Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa
badai.
e) Nimbosratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah
bergerigi serta membawa hujan atau salju.
f) Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung
hujan.
g) Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau
melingkar seperti makaroni.
h) Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-gar is
i) Sirostratus
5. Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi
langit
j) Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
i. Ketinggian Awan
Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari
bagian dasar :
Stratus, di bawah 450 m
Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian
450- 2000 m
Nimbostratus, 900 - 3000 m
Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m
Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 –
13.500
Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak
pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan
selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu
diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini
dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.
http://id.wikipedia.org/wiki/awan
6. BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah:
Alat tulis dan kertas pengamatan.
Buku/ materi petunjuk klasifikasi awan.
3.2 Waktu dan tempat pengamatan
Pengamatan dilaukan pada 3 November 2014 jam 04:00 pm- 05:40 pm di
halaman laboratorium agroklimat Universitas Bengkulu.
3.3 Prosedur kerja
Mengamati keadaan awan pada saat jam praktikum berlangsung.
Melakukan pengamatan secara berkelompok.
Mencatat hasil pengamatan kelompok pada lembar pengamatan.
7. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Waktu Awan
16:00- 17:30 Simbol Kodefikasi Diskripsi Nama awan
6/8 Langit
tertutup awan
6/8 bagian
1. Alto komulus
2. Stratus
3. Nimbostratus
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada hari senin jam 04:00 pm-05:30 langit
tertutup awan sebesar 6/8 bagian langit, dengan tertutupnya langit ini berarti jumlah radiasi dan
lam penyinaran sang surya jadi berkurang, dan awan yang kami dapat simpulkan dari
pengamatan ada 3 jenis yaitu: alto komulus, stratus dan nimbostratus. Awan alto komulus
adalah awan yang berbentuk bulat dan berlapis yang berwarna putih sampai kecoklatan jenis
awan ini adalah awan sedang yang berada pada ketinggian 2000- 6000 meter dari permukaan
laut. Stratus adalah jenis awan yang berwarna abu-abu sampai kehitaman dan berbentuk seperti
kabut, awan ini adalah jenis awan sedang yang berada pada ketinggian 2000- 6000 meter dari
permukaan laut, awan jenis ini sering sekali menyebabkan hujan rintik- rintik atau sering
disebut dengan gerimis. Nimbo stratus adalah suatu jenis awan yang berbentuk tebal dan tidak
beraturan yang menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi.
8. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Langit pada saat pengamtan berawan dan terdapat 3 jenis awan.
Kemungkinan besar akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan rendah
karena langit di dominasi oleh awan yang menyebabkan hujan.
5.2 Saran
Sebaiknya semua praktikan mengamati langit pada saat itu bukan main-main.
9. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Materi kuliah klimatologi awan.
Http://perpustakaanonline.blogspot.com/2014/11/awan.html diakses 08/11/2014 at 08:00 pm.
Anonim. 2014. Materi kuliah keawanan. Http://www.wikimediafoundation.org/
Anonim. 2014. Pengertian awan. Http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa- indonesia-untuk-anda-
ngeblog-yuk. Diakses pada 08/11/2014 at 08:20 pm.
Doni. 2014. Kalsifikasi awan. Http: mailto:doni@gramacom.co.id. Diakses pada 09:15 pm.
http://id.wikipedia.org/wiki/awan. Diakses pada 08/11/2014 at 08:45 pm
Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Faperta. Universitas Bengkulu.
Hal: 17-18.