Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan praktikum klimatologi mengenai pengukuran suhu udara dan suhu tanah. Mahasiswa mengukur suhu pada berbagai ketinggian dan kedalaman tanah untuk melihat perbedaan suhu. Hasilnya menunjukkan suhu udara dan tanah berkurang seiring ketinggian dan kedalaman yang bertambah.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Dampak Perubahan Iklim terhadap Tanaman menjadi salah satu bahasan dalam memahami bagaimana berbudidaya tanaman dengan baik.
Memahami kompleks sistem dalam budidaya tanaman akan membantu kita mendekati teks-teks alam dengan seksama dan lebih mudah, salah satunya dengan mengetahui pakem-pakem alam.
Pranata Mangsa, perubahan iklim global, el nino, la nina adalah informasi yang baik untuk kita ketahui agar kita tepat dalam memahami budidaya.
banjir dimana2, kekeringan dmana2.... dan bagaimana mengatasinya...adalah problem manusia saat ini.. maka, pengenalan dampak perubahan iklim ini terhadap tanaman akan menguatkan masing-masing kita untuk membudidayakan tanaman dengan lebih arif dan cerdas.
Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan menjaga pemanfaatan pupuk organik secara rutin dan terpadu pada lahan dan daun tanaman, meningkatkan efektifitas lahan dalam produksi dengan drip irigation di musim kering panjang dan sistem budidaya vertikultur adalah alat-alat terbaik saat ini.
Pada saatnya, kita bisa mewariskan hal-hal baik bagi anak cucu kita....
Laporan Praktikum Stasiun Cuaca - Tugas agronomi semester 1 - Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.
!Dimohon mencantumkan sumber!
Dampak Perubahan Iklim terhadap Tanaman menjadi salah satu bahasan dalam memahami bagaimana berbudidaya tanaman dengan baik.
Memahami kompleks sistem dalam budidaya tanaman akan membantu kita mendekati teks-teks alam dengan seksama dan lebih mudah, salah satunya dengan mengetahui pakem-pakem alam.
Pranata Mangsa, perubahan iklim global, el nino, la nina adalah informasi yang baik untuk kita ketahui agar kita tepat dalam memahami budidaya.
banjir dimana2, kekeringan dmana2.... dan bagaimana mengatasinya...adalah problem manusia saat ini.. maka, pengenalan dampak perubahan iklim ini terhadap tanaman akan menguatkan masing-masing kita untuk membudidayakan tanaman dengan lebih arif dan cerdas.
Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan menjaga pemanfaatan pupuk organik secara rutin dan terpadu pada lahan dan daun tanaman, meningkatkan efektifitas lahan dalam produksi dengan drip irigation di musim kering panjang dan sistem budidaya vertikultur adalah alat-alat terbaik saat ini.
Pada saatnya, kita bisa mewariskan hal-hal baik bagi anak cucu kita....
Laporan Praktikum Stasiun Cuaca - Tugas agronomi semester 1 - Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.
!Dimohon mencantumkan sumber!
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar pengertian tanah secara umum.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tanah berdasarkan pandangan ahli kimia, geologi, pertanian, geomorfologi.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tanah menurut ilmu pedologi dan edapologi.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tanah menurut ilmu geografi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
1. LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
ACARA III
Suhu Udara dan Suhu Tanah
Oleh
Nama
: Shinta Rebecca Naibaho
NPM
: E1B012004
Prodi
: Kehutanan
Coass
: Rian Ferry Andreas
LABORATORIUM AGROKLIMAT
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasakan keadaan panas
maupun dingin. Keadaan yang panas dan dingin tersebut disebabkan oleh perbedaan
suhu yang rendah maka akan dingin, suhu yang tinggi maka akan panas. Kita dapat
merasakan apakah suhu di suatu tempat adalah rendah atau tinggi hanya dengan
menggunakan indera. Tetapi hasil yang didapat akan menjadi relatif, karena tiap
manusia memiliki sensor indera yang berbeda sehingga akan didapat hasil yang
beragam.
Semakin berkembangnya zaman akhirnya ditemukan alat yang bisa
menentukan nilai suhu yang pasti. Mulai dari yang sederhana dan manual seperti
termometer biasa, termometer tanah sampai yang bisa mencatat hasil secara otomatis
seperti termograf. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat. Ada tiga macam satuan
penggolongan suhu yang umum, yaitu sistem Reamur, sistem Fahreinheit, dan
Celcius. Namun satuan suhu dalam SI adalah Kelvin.
Dalam biosfer, suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang
disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energi radiasi surya dan hasil
pengaruh energi ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak
menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh
sudut inklinasi surya.
1.2.
Tujuan
-
Agar mahasiswa mengerti tentang sifat panas dari udara dan tanah.
-
Mengerti tentang fluktuasi dan sebaran suhu menurut tempat dan waktu.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi Kinetik
rata-rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (oC),
Fahreinheit (oF), Reamur (oR), Kelvin (oK).(Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi)
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara atau derajat panas disebut thermometer. Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah
didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada
waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu
akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient
temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Benyamin,
1997).
Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari
jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah,
dan Nitisapto,M. 1982)
Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya
penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyebaran suhu secara vertikal
permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga semakin tinggi tempat maka semakin
rendah suhunya. Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia
sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara sangat rendah,
suhu udara sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah dan
air, udara merupakan konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik
(Handoko, 1994).
Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat kita kaji dalam dua pola :1. pola suhu
diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam), dan 2. pola suhu udara rata-rata harian
menurut bulanan dan tahunan.(Dasar-dasar Klimatologi 2000)
4. Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimun
terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimun
terjadi pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib. Suhu udara harian rata-rata
didefinisiakan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap
jam. Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi
dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu
bulanan rata-rata dibagi dengan 12.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :
1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun – per hari – per musim.
2. Pengaruh daratan atau laut, dan
3. Pengaruh ketinggian tempat,
4. Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari
sumbernya secara horizontal.
5. Pengaruh panas laten : panas yang disimpan dalam atmosfer.
6. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang
daripada tanah tanpa vegetasi.
7. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi,
8. Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu ebih
panas daripada yang datangnya miring.
Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga
pertumbuhanya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatankegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang lebih
cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau tanaman tinggi
maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, suhu
optimum.
Suhu maksimum yaitu pada suhu tinggi tertentu, di mana suatu tanaman masih dapat
tumbuh, suhun minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup, sedang
suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, di aman proses pertumbuhanya
dapat berjalan lancar.
5. Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara. Dalam
keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas yang dipancarkan dari
tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat pencemar keatas kemudian
dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Jika terjadi inversi suhu, udara yang hangat
akan berada diatas udara dingin seperti suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang
pembentukan Co dan O. Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co
akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan
waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah (Kensaku,
Kristanto, 2002).
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas
mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara
tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting
sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan
mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali,
2005).
Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan
pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm,
10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor
dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin,
kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar iar tanah,
kandungan bahan organik, dan warna tanah. Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air.
Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Kartasapoetra, 2005).
Sebaliknya makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah
penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran di
lakukan pada tanah berumput pendek dan pada areal terbuka dan datar.
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman.
Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman
tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat
bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu
total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch
terdapat variasi harian pada suhu tanah (Sostrodarsono, 2006).
Thermometer tanah yang biasa digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
6. a)
Theermometer Tanah Berselubung Kayu
Thermometer ini menggunakan thermometer Hg. Yang panjangnya di
sesuaikan dengan kebutuhan dan di beri selunung kayu. Tipe ini mempunyai
kelmahan yaitu pembacaan agak sulit di lakukan karena letaknya yang terlalu
rendah dan selubung kayu mudah rusak.
b)
Thermometer Tanah Bengkok (Berskala Bengkok)
Jenis thermometer ini merupakan modifikasi bentuk thermometer air
raksa. Untuk mempermudah pembacaan maka skala di nuat bengkok, dengan
sudut : 6o;45o;15o; atau 0o atau 0o dari permukaan tanah. Thermometer berskala
bengkok ini bekerja dengan baik sampai kedalaman 5;10 dan 20 cm.
kelemahan jenis thermometer ini adalah mudahnya terjadi adhesi air raksa
dengan dinding kaca karena radiasi intensif dari sinar matahari, sehingga
radiasi skala perlu dlindungi kain putih atau selubung putih yang mengkilat.
7. BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 07 November 2013 pukul 16.00 WIB
sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium Agroklimatologi Universitas
Bengkulu.
3.2.
Alat dan Bahan
Termometer Udara
Termometer Tanah
Meteran
Alat Tulis
3.3.
Prosedur kerja
Pengukuran Suhu Tanah
1. Ambil termometer dan tempatkan pada titik pengamatan yang diinginkan.
2. Tempat yang diukur adalah di atas permukaan lapangan yang berumput,
lapangan beraspal, dan di bawah pohon rindang.
3. Titik-titik ketinggian pengamatan adalah 5 cm, 20 cm, 75 cm, 120 cm dari
permukaan tanah.
4. Pengamatan dilakukan dengan membiarkan termometer di tempat titik
pengamatan sekitar 3 menit.
Pengukuran Suhu Tanah
1. Siapkan termometer tanah.
2. Pilih tempat yang ingin diukur.
3. Ukur suhu di permukaan tanah 5 cm, 10 cm, 15 cm dari permukaan tanah.
4. Catat hasil yang diperoleh.
8. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Suhu Udara
Titik Ketinggian
(cm)
Berumput
5
20
75
120
29
28,5
28
28
Suhu T (˚C)
Beraspal
Pohon yang Rindang
30,5
28
30,5
28
30
28
29
28
Suhu Tanah
Titik Kedalaman
(cm)
5
10
15
4.2.
Suhu T (˚C)
33,5
33
32,8
Pembahasan
Suhu Udara
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada setiap tempat yang berbeda
memilik suhu yang berbeda pula. Suhu yang berbeda tersebut dapat disebabkan
oleh lingkungan sekitar. Seperti pengambilan data di tempat beraspal, semakin
tinggi atau semakin jauh dari aspal maka suhu semakin rendah. Ini disebabkan
9. karena aspal menyerap panas sehingga suhu di dekat aspal suhunya relatif tinggi
daripada tempat yang jauh dari aspal. Di tempat yang berumput diperoleh hasil
bahwa semakin tinggi sari rumput suhu semakin rendah. Ini mungkin disebabkan
karena panas yang ada di permukaan tanah. Sedangkan hasil yang didapat di
pohon yang rindang adalah sama. Ini mungkin disebabkan karena iklim mikrp
yang dihasilkan oleh pohon tersebut sama besar pada tiap ketinggian. Karena dari
5 cm sampai 100 cm pohon tersebut memiliki kerindangan yang sama.
Suhu Tanah
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semakin dalam tanahnya maka
suhunya akan semakin rendah. Ini disebabkan tanah yang dalam memiliki
kelembaban yang tinggi dan sinar matahari sangat rendah masuk kedalam tanah
sehingga lebih dalam tanah yang kita ukur maka lebih rendah suhu yang akan kita
dapat.
Jika pengukuran suhu tanah dilakukan pada pagi dan sore hari maka akan
didapat perolehan hasil yang berbeda. Pada pagi hari semakin dalam tanah maka
suhunya akan semakin rendah. Pada sore hari semakin dalam tanah maka suhunya
akan semakin tinggi. Ini disebabkan karena suhu tanah dipagi hari belum terkena
sinar matahari. Tapi bila kita mengukur suhu tanah pada sore hari maka suhu
tanah akan meningkat dibandingkan dengan suhu tanah di pagi hari. Ini di
sebabkan tanah sudah terkena sinar matahari dan suhu tanah pun meningkat.
Mengukur suhu tanah ini juga memiliki kegunaan di bidang pertanian
maupun kehutanan. Dengan kita mengetahui suhu tanah maka kita dapat
mengetahui tingkat kesuburan tanah tersebut. Dan kita juga dapat menanam
tanaman yang sesuai dengan suhu tersebut agar tanaman itu dapat tumbuh dengan
sehat, jauh dari penyakit dan dapat memberi hasil yang baik.
10. BAB V
KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
Suhu udara dan suhu tanah memiliki perbedaan perlakukan dan bentuk
termometernya pun berbeda.
Pada suhu udara, memiliki suhu yang berbeda pada tiap tempat yang berbeda,
tergantung lingkungan di tempat tersebut. Dan dipengaruhi oleh faktor abiotik
yang lain seperti panas, sinar matahari, kelembaban udara, iklim mikro, angin dan
lainnya.
Perbedaan suhu tanah tergantung kedalaman tanah yang diukur, lebih dalam tanah
yang diukur maka lebih rendah suhu yang didapat.
Faktor pengaruh suhu tanah yaitu
Faktor eksternal yaitu radiasi matahari keawanan,curah hujan, angin dan
kelembapan udara
Faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan
bahan organik dan warna tanah.
11. DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2009) http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/suhu-udara-tanah/
(diunduh pada 07 November 2013)
Anonim (2011) http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/suhu-udara-dan-suhu-tanah.html
(diunduh pada 07 November 2013)
Anonim (2012) http://agroekoteknologifp.wordpress.com/2012/11/19/laporan-klimatologisuhu-udara-dan-suhu-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013)
Anonim (2013) http://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiunklimatologi/pengukuran-suhu-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013)
Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat
Fakultas Pertanian. UNIB. Bengkulu.