UPT Balai Yasa Yogyakarta melakukan perawatan dan perbaikan lokomotif, generator set, dan kereta rel diesel di seluruh Pulau Jawa. Perawatan dilakukan setiap 325 km dan 650 km untuk lokomotif, serta memiliki sejarah panjang sejak didirikan pada 1914 oleh NIS.
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
1. LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
MANAJEMEN PERAWATAN DAN KEHANDALAN
UPT BALAI YASA YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Al Hadid Pandu Setyawan (21050115120046)
Muhamad Rezky Prasetyaji (21050115120047)
Amrih Prayogo (21050115120048)
Dewi Paras Utami (21050115120050)
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
2. Kata Pengantar
Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
rahmat-Nya kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
laporan hasil kunjungan industri ke Balai Yasa Yogyakarta ini.
Kami tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam
prakteknya juga sangat menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam
melaksanakan pengerjaan sudah mengetahui teorinya. Dengan hal itu juga pembangunan
Negara menjadi lebih baik dan dapat disegani oleh negara lainnya.Karena kami tahu teori
tanpa praktek itu adalah tidak akan bisa,dan praktek tanpa teori itu hal ceroboh.
Dalam proses pembuatan laporan ini kami sangat berterima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu.Dan pada
kesempatan ini juga kami memohn maaf apabila dalam laporan ini ada sebuah kesalahan
ataupun hal yang menyinggung kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesalahan
itu tidak kami rencanakan
Laporan ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar –mengajar para
insan yang berkecimpung di dunia pendidikan.Bila ada saran dalam laporan ini bisa
menghubungi kami.Sekian,terima kasih.
Semarang, 1 November 2016
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang
dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta
adalah industri yang melakukan perawatan (maintenance) lokomotif diesel dan
kereta rel diesel (KRD) yang beroperasi di Pulau Jawa. Perawatan dilakukan untuk
menjaga kehandalan sistem lokomotif maupun kereta sehingga sistem tersebut
dapat beroperasi secara optimal (Almy, 2014).
Lokomotif yang hendak dilakukan maintenance sebelumnya dibongkar
agar tiap-tiap komponennya dapat dilakukan pengujian satu per satu. Komponenkomponen
yang telah dibongkar kemudian dilakukan pengujian di stasiun-stasiun
pengujian tertentu. Setelah dilakukan pengujian masing-masing komponen
selanjutnya dirangkai kembali dalam bentuk utuh lokomotif kereta api.
Sebelum lokomotif siap dipakai, dilakukan pengujian final berupa load test
pada stasiun pengujian beban bernama load box. Pada tahap inilah sumber
kebisingan dihasilkan sangat tinggi dan dalam interval waktu yang cukup lama.
Pengujian beban pada lokomotif dilakukan dengan perlakuan yang menimbulkan
kebisingan tinggi. Pengujian beban untuk lokomotif dilakukan dalam waktu yang
cukup lama, yaitu selama empat jam. Dalam satu hari, kurang lebih terdapat dua
hingga tiga lokomotif yang harus diuji, sehingga rata-rata pekerja yang bekerja di
stasiun pengujian menerima paparan bising antara delapan hingga dua belas jam.
UPT Balai Yasa Yogyakarta adalah sebuah tempat untuk perawatan dan perbaikan
sarana perkeretaapian seperti lokomotif dan lain lain di seluruh Pulau Jawa. Di Balai Yasa
Yogyakarta juga melakukan perawatan dan perbaikan overwhole generator set untuk 350
KVA dan 500 KVA, selain itu juga melakukan perawatan dan perbaikan terhadap engine
Kereta Rel Diesel (KRD). Untuk perawatan dan perbaikan lokomotif dilakukan setiap
lokomotif sudah mencapai 325 km dan 650 km. Perawatan setelah kilometer mencapai 325
km masuk dalam perawatan semi overwhole (semi perawatan akhir) yang biasanya
dilakukan 2 tahun sekali. Sementara untuk perawatan setelah kilometer mencapai 650 km
masuk dalam perawatan overwhole (perawatan akhir) yang biasanya dilakukan 4 tahun
sekali.
4. Di seluruh Pulau Jawa terdapat 9 Dipo Lokomotif lainnya, diantaranya ada di
Manggarai, Malang, Cirebon, Madiun, Purwokerto, Cijerah dan lain lain. Sementara itu
untuk rating kecelakaan kerjanya dari tahun 2007 sangat minim, atau bisa dibilang tidak ada.
Sehingga mendapat kredit langsung dari Gubernur DIY. Balai Yasa Yogyakarta ini juga
sudah bersertifikasi ISO 9001 mengenai manajemen mutunya pada tahun 2010, sehingga
hal - hal apapun yang ada di Balai Yasa Yogyakarta tersebut sangat ter-organisir.
1.2 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Kunjungan Industri ini adalah :
1 Sebagai wujud pengaktualisasi dan studi perbandingan antara ilmu yang bersifat teori
dengan ilmu aplikasi teknologi.
2 Mengetahui secara umum sistem manajemen perawatan lokomotif pada Balai Yasa
Yogyakarta.
3 Mengetaui secara khusus mengenai manajemen perawatan lokomotif bagian traksi
listrik.
4 Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini dipelajari di kelas
5 Untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Manajemen Perawatan dan Kehandalan
1.3 Waktu dan Tempat Kunjungan Industri
Kegiatan kunjungan industri ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 28 September 2016
Waktu : 08.30 – 15.00 WIB
Tempat : UPT Balai Yasa Yogyakarta, Yogyakarta
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil UPT Balai Yasa Yogyakarta
Lebih dikenal dengan sebutan Balai Yasa Pengok (berdasarkan kampung tempat
balai yasa itu berada), balai yasa ini menjadi balai yasa terbesar di Indonesia. Balai yasa ini
khusus digunakan untuk perbaikan dan perawatan lokomotif diesel
elektrik maupun hidraulik. Seluruh lokomotif KAI mengalami perawatan dan pemeliharaan
akhir (PA) maupun semiperawatan akhir (SPA) di balai yasa ini. Balai Yasa Yogyakarta
sudah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 dan bakal bekerja sama dengan General
Electric dalam proses perakitan dan pembuatan lokomotif diesel di Asia Tenggara
Balai Yasa Yogyakarta dibangun mulai tahun 1914 oleh Nederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan nama Centraal Werkplaats. Setelah diambil alih oleh
Djawatan Kereta Api, Centraal Werkplaats ini diubah namanya menjadi "Balai Karya", dan
kini menjadi "Balai Yasa".
Kegiatan semiperawatan akhir (SPA) untuk lokomotif diesel elektrik di Balai Yasa
Yogyakarta dilaksanakan apabila lokomotif telah berdinas selama 2 tahun setelah dilakukan
pemeliharaan akhir sebelumnya atau sudah menempuh jarak 325.000 km. Sementara itu,
kegiatan pemeliharaan akhir (PA) lokomotif diesel elektrik dilaksanakan apabila lokomotif
telah berdinas selama 4 tahun setelah pemeliharaan akhir sebelumnya atau sudah menempuh
jarak 650.000 km. Untuk lokomotif diesel hidraulik, SPA dilakukan apabila sudah berdinas
selama 12.000 jam dinas (sekitar 500 hari), sedangkan PA dilakukan apabila sudah berdinas
selama 24.000 jam dinas (sekitar 1.000 hari).
Selain itu, Balai Yasa Yogyakarta melayani perawatan kereta rel diesel elektrik.
Sejak tahun 2014, Balai Yasa Yogyakarta juga melayani pemeliharaan kereta pembangkit
(P) maupun kereta makan pembangkit (MP/KMP), termasuk di antaranya perbaikan
generator hingga pengecatan kereta. Kampung yang berhubungan dengan Perkeretaapian di
sekitar Balai Yasa
Di belakang balai yasa ini, terdapat kampung permukiman penduduk yang tersebar
merata di Jalan Mutiara. Kampung ini diberi nama Pengok yang berasal dari frasa bahasa
Jawa mempeng mbengok. Namun versi lain menyebutkan bahwa Pengok berasal dari bunyi
suling lokomotif uap saat itu, "Ngook! ngook!", sehingga kampung itu diberi nama Pengok.
Selain itu, terdapat pula kampung yang erat hubungannya dengan Perkeretaapian, yakni
Klitren, yang tidak jauh dari Pengok. Istilah klitren berasal dari bahasa
Belanda koelitreinatau porter kereta api. Aset-aset di kampung itu sebagian besar masih
dikuasai oleh PT KAI, dan disewakan untuk warga yang tinggal di situ.
6. 2.2 Sejarah Balai Yasa Yogyakarta
Balai Yasa Pengok,Yogyakarta dibangun pada tahun 1914 oleh Nederland Indische
Spoorweg Maatschapij (NIS), namanya waktu itu adalah Centraal Werkplaats dan tugas
pokoknya adalah melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta.
Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintahan Jepang dan perkeretaapian menjadi
perusahaan kereta api pemerintah tugas pokoknya waktu itu sama dengan di awal dibangun
yakni melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tanggal 28 September
1945 perkeretaapian diambilalih oleh Pemerintah Indonesia. Tanggal pengambilalihan ini
kemudian ditetapkan sebagai HARI KERETA API dan mana perusahaannya adalah
Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), sedangkan nama bengkel sendiri di
ubah menjadi Balai Karya tetapi tugas pokoknya masih sama yakni melaksanakan overhaul
lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tahun 1959 Balai Karya diubah lagi menjadi Balai Yasa
Traksi dan tugas pokoknya hanya melaksanakan overhaul lokomotif.
2.3 Sistem Kelistrikan Pada Lokomotif
Kereta api diesel elektrik mempunyai sistem perpindahan daya dengan
menggunakan peralatan listrik. Adapun komponen-komponen penting dari system
kelistrikan kereta api diesel elektrik adalah sebagai berikut :
1. Motor Diesel
Sumber listrik pada peralatan kelistrikan lokomotof diambil dari generator utama.
Karena generator terpasang pada lokomotif sehingga selalu dibawa kemana-mana, maka
sebagai penggerak generator diperoleh dari mesin yang juga selalu mengikutinya yaitu
mesin diesel dengan tenaga tinggi. Pada masalah ini motor diesel tidak dibahas mendalam.
2. Generator
Pada lokomotif terdapat beberapa generator yang saling memiliki keterkaitan.
Generator-generator tersebut adalah :
a) Generator utama/ main generator
Generator utama pada lokomotif diesel elektrik berfungsi untuk menghasilkan
tenaga listrik yang diperlukan untuk menggerakan roda lokomotif. Generator ini digerakan
oleh sebuah motor diesel yang terkopel dengan poros generator. Pada saat start, generator
utama berfungsi sebagai motor start, dengan arus listrik yang diperoleh dari battery.
Generator utama pada lokomotif diesel elektrik selain mempunyai 10 medan magnet
utama juga memiliki 10 medan magnet bantu, dengan jalur kumparan (alur) pada angker
berjumlah 135 buah. Untuk perpindahan tenaga listrik dari rotor terdapat 405 buah lamel
(komutator) yang terhubung ke 10 buah gagang sikat. Generator ini menghasilkan daya
sebesar 1950 HP.
b) Generator exiter
7. Generator exiter merupakan generator yang digunakan untuk mengendalikan
besarnya tenaga listrik yang keluar dari generator utama sesuai kebutuhan motor traksi.
Generator ini memiliki 3 buah penguat magnet yaitu penguat dari battery, penguat
differensial, dan penguat shunt. Besarnya tegangan output generator exiter diatur dengan
mengubah arus penguat dari battery melalui gagang tenaga serta dengan mengatur putaran
mesin. Kemudian penguat differensial berfungsi untuk mengurangi arus yang keluar dari
generator exiter.
c) Generator shunt
Generator shunt merupaka generator yang digerakan oleh roda lokomotif. Generator ini
bekerja saat kecepatan kereta api pada 63 km/jam. Generator shunt berfungsi untuk
menggerakan kontak FSCR (Field Shunt Control Rellay) sehingga terjadi hubungan parallel
lapang lemah pada motor trksi.
d) Auxiliary generator (generator bantu)
Generator bantu berfungsi untuk memberikan tenagan listrik bagi peralatan bantu
lokomotif seperti lampu-lampu penerangan, lampu isyarat, untuk pengisian battery
lokomotif, serta peralatan control lainya. Pada generator ini terdapat 2 penguat medan yaitu
penguat magnet shunt dan penguat magnet seri. Untuk menjaga kestabilan tegangan output
dari generator bantu, dipasang suatu regulator tegangan 72 V, agar peralatan control bekerja
dengan normal sehingga tidak terjadi kelebihan tegangan.
e) Motor Traksi
Motor traksi merupakan motor yang digunakan untukmenggerakan roda lokomotif.
Motor trksi berjenis motor DC (direct current) dengan belitan seri, 4 kutub ditambah kutub
komutasi. Kecepatan maksimum motor adalah 2100 rpm dengan data tahanan sebagai
berikut :
Tahanan armature : 0,0188 – 0,0195 Ω
Tahan penguat magnet exiter : 0,01095 – 0,01151 Ω
Tahan medan komutasi : 0,00754 – 0,00724 Ω
8. BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Mekanisme Pemeliharaan Lokomotif
Terdapat beberapa lokasi di Balai Yasa Yogyakarta yang memampang Mekanisme
Pemeliharaan Lokomotif. Hal itu dilakukan sebagai langkah koordinasi bagi para pekerja
maupun sebagai Informasi bagi para pengunjung (konsumen) atau selain pekerja. Hal
tersebut juga termasuk dalam sarana edukasi dalam pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Berikut adalah mekanisme pemeliharaan lokomotif yang telah penulis
catat dan rangkum.
Di Balai Yasa Yogyakarta ini setidaknya ada sekitar 10 – 12 lokomotif per bulannya
yang masuk untuk dilakukan perawatan dan perbaikan. Sementara untuk perawatan
lokomotif tersebut setiap satu lokomotif kurang lebih sampai 32 hari untuk kemudian
dikembalikan kembali ke DIPO Lokomotif. Balai Yasa Yogyakarta itu sendiri menargetkan
sekitar 96 lokomotif yang masuk per tahunnya. Dikirim ke golongan masing-masing
(generator ke traksi listrik, motor diesel ke diesel, fan radiator dan radiator ke auxiliary).
setelah masuk ke golongan masing-masing komponen-komponen dipisah-pisah lagi
(dibongkar, dibersihkan, diteliti dan diukur). Yang masih masuk limit masih dipakai, tetapi
Lokomotif
masuk Balai
Yasa
Pemeriksaan
awal dan
pencucian
Pembongkaran
Lokomotif
Pembongkaran
Komponen
Pemeliharaan dan
perbaikan Main
Generator
Pemeliharaan dan
perbaikan Rangka
Pemeliharaan dan
perbaikan Fan
Radiator
Pemeliharaan dan
perbaikan Compressor
Pemeliharaan dan
perbaikan Traksi Motor
Pemeliharaan dan
perbaikan Roda
Pemeliharaan dan
perbaikan Peralatan
Listrik
Pemeliharaan
dan perbaikan
Motor Diesel
Perakitan
Komponen
9. yang over limit diakhiri ke pengerjaan baru. Berikut faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan manajemen perawatan di Balai Yasa Yogyakarta:
1. Bentuk Observasi
Di Balai Yasa Yogyakarta juga melaksanakan bentuk bentuk observasi seperti
supervisi, inspeksi, monitoring dan evaluasi. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan oleh
masing-masing departemen di Balai Yasa Yogyakarta sesuai dengan tugasnya masing-
masing. Misalnya untuk departemen fasilitas, mereka melakukan supervisi, inspeksi,
monitoring dan evaluasi terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di Balai Yasa Yogyakarta, baik
itu fasilitas elektrik maupun mekanik. Departemen fasilitas juga melakukan perawatan,
perbaikan dan pengadaan fasilitas di Balai Yasa Yogyakarta tersebut. Untuk perawatan
fasilitas jangka pendek dilakukan 1 bulan sekali, sementara untuk jangka panjangnya
dilakukan 1 tahun sekali tergantung masing-masing alat yang di observasi.
2. Kebutuhan Observasi
a) Manusia
Jam kerja di Balai Yasa Yogyakarta adalah dari pukul 07.00 – 16.00, disertai waktu
istirahat untuk makan dan lain lain. Akan tetapi di Balai Yasa Yogyakarta tidak memberi
asupan gizi setiap harinya. Balai Yasa Yogyakarta juga melakukan pemberdayaan terhadap
para pekerjanya, diantaranya adalah dengan memberi nutrisi tambahan (asupan gizi) kepada
para pekerjanya. Sementara itu juga dilakukan pemeriksaan rutin kepada para pekerjanya,
yaitu setiap satu tahun sekali dan biasanya dilakukan di bulan oktober.
Semetara itu juga terdapat Balai Pengobatan khusus bagi para pekerjanya jika terjadi
kecelakaan kerja ataupun hanya untuk medical check saja. Hal ini sangat bagus karena
sangat dibutuhkan untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja. Sehingga akses
pekerja untuk memperoleh pekerjaan tidak menyulitkan. Ada juga tunjangan untuk para
pekerjanya di setiap tahun, yaitu tunjangan refreshing. Pada tahun – tahun sebelumnya di
Balai Yasa Yogyakarta, tunjangan refreshing yang diberikan adalah dengan berlibur
bersama seluruh pekerja Balai Yasa Yogyakarta, akan tetapi pada saat ini tunjangan
refreshing yang diberikan adalah dalam bentuk uang, dikarenakan lebih efisien dan para
pekerjanya pun bisa berlibur sendiri.
b) Peralatan
10. Departemen Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta adalah departemen yang mengurusi hal
pengadaan dan perawatan peralatan di Balai Yasa Yogyakarta. Untuk pengadaan fasilitas,
sebelumnya Departemen Fasilitas mengadakan observasi terlebih dahulu untuk menentukan
peralatan apa yang akan diadakan, sehingga peralatan yang ada di Balai Yasa Yogyakarta
lebih efisien dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Sementara itu Departemen
Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta juga melakukan perawatan dan perbaikan peralatan.
Perawatan ada yang dilakukan setiap 1 bulan sekali dan ada juga yang 1 tahun sekali, hal
tersebut tergantung peralatan mana yang akan diobservasi untuk kemudian dilakukan
perawatan ataupun perbaikan.
3. Dampak Terhadap Lingkungan
Dalam melakukan observasi dampak terhadap lingkungan, kami menemukan adanya
pembuangan limbah batere dan limbah pencucian mesin. Akan tetapi hal itu sudah ditangani
oleh tim dari Balai Yasa Yogyakarta, dengan adanya pengolahan limbah air di bagian
belakang gedung Balai Yasa Yogyakarta.
Pembuangannya dilakukan dengan cara dialirkan ke saluran utama di bawah,
kemudian dipisahkan antara limbah minyak dan limbah air, lalu limbah minyak tersebut di
pompa ke atas dan kemudian dimasukkan ke drum untuk selanjutnya diolah. Sementara itu
limbah airnya dibuang lewat saluran air.
4. Pelaku Observasi
Untuk observer (pelaku observasi) di Balai Yasa Yogyakarta ini sendiri adalah tim
dari Departemen Fasilitas yang menangani masalah pengadaan dan perawatan peralatan di
Balai Yasa Yogyakarta. Selain itu ada juga tim yang melakukan observasi di Balai Yasa
Yogyakarta, yaitu adalah atasan dari para pekerja. Mereka melakukan observasi terhadap
para pekerjanya, memberikan sosialisasi dan motivasi terhadap para pekerjanya. Selain itu
juga untuk melihat kondisi langsung di lingkungan kerja Balai Yasa Yogyakarta, sehingga
apabila mereka mengetahui hal hal yang dikerjakan para pekerja tersebut sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) atau tidak, agar keselamatan dan kesehatan para
pekerjanya juga terjamin.
11. 5. Tingkat Bahaya
Tingkat bahaya di Balai Yasa Yogyakarta sangat kecil, hal tersebut terbukti bahwa
sejak tahun 2007 tingkat kecelakaan kerja di Balai Yasa Yogyakarta sangat minim, bahkan
bisa dikatakan tidak pernah ada kecelakaan kerja. Hal tersebut dapat terjadi karena
kesadaran akan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Balai Yasa Yogyakarta sangat tinggi.
Kesadaran tersebut dibangun Balai Yasa Yogyakarta dengan sosialisasi terhadap para
pekerjanya, baik secara lisan melalui training maupun secara tertulis melalui slogan,
spanduk maupun banner. Sosialisasi secara tertulis tersebut sangat jelas terlihat ketika kami
masuk ke dalam bengkel Balai Yasa Yogyakarta. Dimana banyak dilihat slogan - slogan
yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, bahkan juga terdapat instruksi
kerja yang tertempel di mading setiap sudut ruangan. Untuk penanganan jika terjadi
kecelakaan kerja, Balai Yasa Yogyakarta juga menyediakan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) di setiap sudut ruangan, dan jumlahnya dapat dikatakan mencukupi kebutuhan.
Selain APAR juga disiapkan jalur evakuasi jika terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran
maupun gempa bumi, jalur tersebut berwarna hijau.
6. Tingkat Resiko
Untuk tingkat resiko di Balai Yasa Yogyakarta juga dapat dikatakan kecil, namun
hal hal tertentu masih dapat terjadi dan tidak boleh diabaikan. Ada 3 jenis tingkat resiko
yaitu Low Risk (resiko rendah), Medium Risk (resiko menengah), dan High Risk (resiko
tinggi)
Low Risk adalah resiko terjadinya bahaya pada tingkat rendah, seperti licinnya
tempat kerja pada saat membersihkan mesin lokomotif. Hal itu diatasi dengan menggunakan
sepatu boot agar tidak licin. Low Risk ini adalah tingkat resiko pekerjaan yang menimbulkan
kecelakaan kerja ringan. Sementara itu Medium Risk adalah tingkat resiko terjadinya bahaya
pada tingkat menengah, seperti pada pekerjaan mengelas bagian – bagian tertentu dari
lokomotif. Hal tersebut dapat menimbulkan kecelakaan kerja apabila pekerja tidak
menggunakan SOP yang benar, ataupun peralatan yang seharusnya sudah diganti. Sehingga
menimbulkan kecelakan kerja tingkat menengah. Dan yang terakhir adalah High Risk, yaitu
tingkat resiko kerja tinggi, seperti resiko mesin – mesin lokomotif yang sangat besar jatuh
ketika diangkat dengan hoist. Hal tersebut dapat menimbulkan kecelakaan kerja baik bagi
pekerjanya maupun kerugian terhadap mesin milik konsumen. Apabila terjadi kecelakaan
kerja terhadap pekerjanya dapat menimbulkan kecacatan kepada pekerjanya, karena mesin
tersebut sangat besar dan jatuh pada ketinggian. Akan tetapi ketiga resiko tersebut dapat
12. dicegah dengan melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas di Balai Yasa Yogyakarta
secara kontinyu. Dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Departemen Fasilitas Balai Yasa
Yogyakarta.
3.2 Interaksi Kerja
1. Pembongkaran Main Generator
No. Alat Deskripsi Pekerjaan Gambar /point
1. Wearpack, sefety
helmet, safety shoes,
dan masker
-Pastikan JIB crane dan OHC telah
diperiksa dan berfungsi dengan
baik
-Pastikan seling dan rantai bantu
angkat sudah diinspeksi harian
2. Alat tulis dan meger Catat nomer seri rotor dan status
lalu ukur tahanan isolasinya dengan
meger lalu buka tutup generator
dan buka pegas-pegas howernya
Hati-hati saat
membuka pegas
howernya
3. Kunci ring 9/16” Lepas baut 3/8” yang mengikat
hower dengan bush ring
Pastikan
pemasangan
kunci sudah tepat
4. Kunci ring 15/16” Lepas baut 15/32” yang mengikat
hower dengan body stator bagian
atas
Pastikan
pemasangan
kunci sudah tepat
5. Sket mat, tracker
hidrolik, las acetylin,
temperatur sensor
Pasang tracker hidrolik pada drive
gear lalu panasi drive gear dengan
las acetylin hingga suhu mencapai
180°C kemudian pompa tracker
hidrolik hingga drive gear terlepas
dari poros rotor
Lakukan
pengecekan
kondisi selang
dan stang blander
sebelum
digunakan dan
pastikan
kondisinya baik.
6. House crane 10 ton,
filler gauge
Angkat stator dengan house crane
sampai stator dapat diputar dan
ukur celah bearing rotor dengan
menggunakan filler gauge lalu
angkat stator hingga terpisah dari
rotor dan masukkan ke bak
pencucian
Pasang rantai
pengangkat
dengan benar dan
pastikan operator
memiliki S10
mengoperasikan
OHC
7. Header rotor, kunci
ring 15/16”
Pasang header rotor Pastikan
pemasangan
kunci sudah tepat
8. Seling baja, house
crane 10 ton, House
crane 3 ton, dudukan
rotor
Angkat rotor dengan house crane
10 ton dan 3 ton untuk membalik
rotor, setelah terbalik letakkan rotor
pada dudukan rotor
Beri penyangga
pada dudukan
rotor agar rotor
tidak tergelincir
13. 9. Rantai, house crane 10
ton
Pasang rantai pada kipas rotor
untuk menggantung kipas rotor
pada house crane
Pasang rantai
pengangkat
dengan benar
10. Tang, kunci shock 1
1/8”
Lepas baut-baut kipas kemudian
lepas 18 baut 3/4 “
Pastikan
pemasangan
kunci sudah tepat
11. House crane 10 ton,
rantai crane
Angkat kipas hingga terlepas dari
rotor lalu masukkan kipas ke bak
pencucian
Pasang rantai
pengangkat
dengan benar dan
pastikan operator
memiliki S10
mengoperasikan
OHC
12. Seling baja, house
crane 10 ton, House
crane 3 ton
Angkat dan balik kembali rotor
dengan house crane kemudian
masukkan rotor ke bak pencucian
Pasang rantai
pengangkat
dengan benar dan
pastikan operator
memiliki S10
mengoperasikan
OHC
13. Majun Bersihkan peralatan Kerja dan
simpan kembali ketempat semula
Pakai masker kain
yang tebal
2. Pencucian dan Pengeringan Main Generator
No. Alat Deskripsi Pekerjaan Gambar /point
1. Wearpack, sefety
helmet, safety shoes,
dan masker
-Pastikan JIB crane dan OHC telah
diperiksa dan berfungsi dengan baik
-Pastikan seling dan rantai bantu
angkat sudah diinspeksi harian
2. Solar, Majun, Jet
washer (Kancher)
Gosok Bagian luar dari stator, kipas
gear box, dengan solar kemudian
semprot dengan jet washer sampai
bersih
Pstikan tidak ada
genangan
minyak di area
pencucian
3. Majun,ember,
detergen, jet washer
Gosok seluruh bagian generator
dengn air detergen lalu semprot
seluruh bagian generator dengan jet
washer sampai bersih
Pastikan
sirkulasi udara
baik
4. Seling baja, house
crane 10 ton, oven
pengering
Angkat Kipas dan gear box dari
tempat pencucian dengan house
crane, untuk rotor dan stator
masukkan dalam oven pengering
selama 8 jam dengan suhu 150°C
Pastikan
pengaturan suhu
dan timer oven
dengan benar
5. Seling baja, house
crane 10 ton,
dudukan stator
Setelah 8 jam keluarkan stator dari
dalam oven dan letakkan pada
dudukan stator
Pastikan
peletakkan stator
pada
dudukannya
sudah tepat
14. 7. Seling baja, house
crane 10 ton, Varnish
120 2 & Kuas 2 in
Keluarkan rotor dari dalam oven dan
lapisi permukan rotor dengan
Varnish 120 2
Pakai exhaust
fan atau blower
saat proses
Varnish
3. Revisi Stator Main Generator
No Alat Deskripsi Pekerjaan Point Penting
1 -Wear Pack
-Safety Shoes
-Safety Helmet
-Masker
- Pastikan JIB crane telah diperiksan
dan berfungsi dengan baik dan sudah
di inspeksi harian
-Pastikan seling dan rantai bantu
angkat sudah diinspeksi harian
-
2 -Meger
-House crane
-Dududkan stator
- Test statir dengan meger jika
hasilnya baik langsung ke no.6 tetapi
jika hasilnya jelek (rendah/zero)
maka lakukan perbaikan pada main
pool/inter pool atau ganti dengan
main pool/inter pool yang baik
- Pasang rantai
perangkat
dengan benar
dan pastikan
operator OHC
memiliki SIO
3- - Kunci Ring - Lepas kabel-kabel penghubung
antar main pool lalu lepas jumper-
jumper main pool dan inter pool
-Pastikan kunci
terpasang
dengan baik
4 - Kunci Shock
- Pipa sambungan
- Kunci Shock
- Lepas baut main pool 1” atau inter
pool yang terindikasi rendah atau
zero lalu lepas main pool/inter pool
dari stator
- Pastikan kunci
terpasang
dengan baik
5. - Kunci Shock
-Kunci momen
- Ganti main pool/inter pool dengan
yang baik lalu keraskan baut 1” dan
- Pastikan
kekerasan baut
main pool 495
dan inter
pool 136
6. - Kunci ring - Pasang jumper – jumper main
pool/inter pool lalu pasang kabel-
kabel penghubung antar main pool
-Pastikan semua
baut sudah keras
7. - Kuas 2”
- Glyptol
- Lapisi permukaan main pool/ inter
pool dan kabel kabel penghubung
antar main pool dengan Glyptol
- Gunakan
masker saat
menggunakan
Gryptol
8. - Hypot tester - Lakukan pengetestan stator dengan
hypot meliputi :
1. Shunt Field to Ground : 1000volt
2. Commutating Field to Ground :
1000volt
3. Antara Shunt Field dan Start Field
: 1000 volt
- Pastikan tidak
ada kebocoran
arus pada kabel
hypot dan
gunakan rambu
saat test hypot
11 3 3
", ", "
32 8 4
5 1
1 ",1 "
8 2
7
"
8
5 1
1 ",1 "
8 2 7
"
8 lbft
lbft
11 3 3
", ", "
32 8 4
15. 9. - Mili Ohm Hi Tester - Ukur tahanan spull dengan mili
ohm hi tester meliputi :
1. Shunt Field : 1.71-1.81 ohm
2. Commutationg Field : 0.00573-
0.00609 ohm
3. starting Field : 0.0015-0.0015 ohm
- Ukur dengan
teliti dan bekerja
dengan hati-hati
10. - Vleger
- Alat Tulis
- Ukur tahanan isolasi stator dan
catat hasilnya
- Untuk data
pembuatan
format
11. - Cat abu-abu
- Kuas 2 inci
- Cat seluruh body stator bagian luar
beserta kedua tutup generator
- Memakai
masker saat
mengecat
16. 4. Revisi Rotor Main Genertor
No Alat Deskripsi pekerjaan Gambar/peran penting
1. Alat keselamatan
kerja, meger
Periksa kerataan permukaan
lamel dan ukur tahanan
isolasinya jika hasilnya baik
bisa langsung no. 6, tapi jika
hasil megernya zero maka
lakukan perbaikan isolator
(ganti teflon atau mica cone)
Periksa dengan teliti
2. Kunci L 5/8,
House crane,
Amplas
Lepas baut dan angkat penahan
commutator kemudian
bersihkan bagian dalam-
dalamnya.
Pasang rantai pengangkat
dengan benar dan pastikan
operator OHC memiliki
SIO
3. Vleger, Hypot test Test rotor jika zero lanjutkan
denga best hypot jika hasilnya
baik pasang kembali mica cone
(setelah diperbaiki atau ganti
mica cone baru)
Pastikan tidak ada
kebocoran arus pada kabel
hypot dan gunakan rambu
saat test hypot.
4. Kunci L 5/8, kunci
momen, las listrik
Pasang kembali penahan
commutator dan keraskan
sampai 120 lb.ft kemudian
berikan las listrik pada kepala-
kepala baut commutator
dengan body penahan
commutator.
Pastikan baut terpasang
baik dan gunakan
kacamata khusus saat
mengelas
5. Kikir, amplas, 1
set teflon band,
cutter
Bersihkan dudukan teflon
band, lalu pasang teflon band
baru pada rotor dan sesuaikan
panjangnya dengan cutter.
Gunakan masker safety
6. House crave rotor,
oven pemanas
Setelah teflon band terpasang
masukkan rotor kedalam oven
selama 8 jam dengan suhu 150
C agar teflon band dapat
melekat dengan sempurna.
Pasang rantai pengangkat
dengan benar dan pastikan
operator OHC memiliki
SIO
7. Adapter rotor,
house crane 10 ton
Setelah rotor dikeluarkan dari
oven, panjang adapter rotor dan
selanjutnya kirim rotor ke
bagian pembubutan.
Pasang rantai pengangkat
dengan benar dan pastikan
operator OHC memiliki
SIO
8. House crane 10
ton, alat scrup
lamel, dudukan
rotor.
Setelah dibubut letakkan rotor
pada dudukannya kemudian
bersihkan lamel rotor dari bram
bekas pembubutan dengan alat
scrap.
Pasang setting pengangkat
dengan benar dan pastikan
operator OHC memiliki
SIO
9. Mesin
pengamplas, kuas
2 inch, vacum
cleaner
Amplas permukaan lamel
setelah diserap agar
permukaannya halus dan rata
kemudian bersihkan sisa
kotoran
Gunakan blower hisap
17. 10. Glyptol, Kuas dua
inci
Lapisi permukaan rotor dengan
glyptol pada bagian bandasi
dan kisi-kisi rotor
Gunakan masker safety
11. Hypot test, stop
watch
Test rotor dengan hypot test
sampai 1000volt selama 1
menit
Pastikan tidak ada
kebocoran arus pada kabel
hypot, gunakan rambu
saat test hypot
12.
Kunci shock ,
kunci manen, tang,
kawat 5 mm,
house crane 10 ton
Pasang kipas rotor lalu
keraskan 18 buah baut
sampai 270 kemudian
kawat plombir pada baut-baut
sebagai pengaman agar baut
kipas tidak bergerak atau lepas
Pastikan kunci shock
terpasang dengan baik.
13. Surge test Test bar to bar antar lamel Memakai sarung tangan
14. House crane 10
ton, seal rotor,
cutter
Angkat rotor dari tempat surge
dan tempatkan di area kerja
generator, ukur diameter lamel
lalu pasang seal.
Memasang rantai
pengangkat dengan benar
dan operator OHC
memiliki SIO
15. Meger, alat tulis Ukur tahanan isolasi rotor
setelah revisi dan catat hasil-
hasil pengukurannya untuk
data riwayat perawatan dan
sumber data pembuatan format.
Catat dengan teliti
1
1 "
8 3
"
4
lbft
18. 5. Perakitan Main Generator
No. Alat Diskripsi Pekerjaan Gambar/ Point penting
1. Wearpack, safety
helmet, safety
shoes, masker
- Pastikan JIB crane dan OHC
telah diperiksa dan berfungsi
dengan baik dan sudah di inspeksi
- Pastikan seling dan rantai bantu
angkat diinspeksi harian
-
2. House crane 10
ton, pilot sleeve
(selongsong as
rotor)
- Pasang pilo sleeve untuk
memudahkan pemasangan stator
- Pasang rantai pengangkat
dengan benar dan operator
OHC memiliki SIO
3. House crane 10
ton
- Angkat stator dengan house
crane lalu gabungkan stator
dengan rotor tersebut, setelah rotor
dan stator bergabung maka
lepaskan pilot sleeve
- Pasang rantai pengangkat
dengan benar dan operator
OHC memiliki SIO
4. Sarung tangan, las
acetylin, alat
pengukur suhu
(rytek)
- Pasang drive gear generator
dengan cara memanasi drive gear
dengan las acetylin sampai
suhunya 180℃ lalu memasukkan
drive gear pada as rotor
- Lakukan pengecekan
kondisi selang dan stang
blander sebelum
digunakan dan pastikan
kondisinya baik
5.
Kunci ring ,
, mal 3 mm,
palu
- Pasang hower dan atur jaraknya
dengan palu dan mal 3 mm lalu
keraskan baut kemudian
keraskan baut dan kancingkan
semua pegas hower.
- Pastikan pemasangan
kunci pada baut sudah
tepat.
6. Kunci moment,
Kunci shock
- Keraskan 10 baut sampai
120 dengan kunci momen
- Pakai baut yang masih
baik atau baru
7. Meger - Ukur tahanan total generator
setelah revisi kemudian pasang
kedua tutup main generator.
- Memakai sarung tangan
8. Header rotor,
kunci ring ,
house crane 10 ton
- Pasang header pada generator
lalu pindahkan ke daerah
generator siap pakai dan taruh
gearboxnya yang sudah direvisi
menjadi satu dengan generator
- Pasang seling
pengangkat dengan benar
dan operator OHC
memiliki SIO
9. Plastik penutup - Tutup generator siap pakai
dengan plastik penutup
- Memakai masker
10. Alat tulis - Buatlah format setiap generator
selesai revisi
-
9
"
16
15
"
16
15
"
32
13
"
8
15
"
16
15
"
32
lbft
5
"
16
19. BAB IV
PENUTUP
4.1 Penutup
Usaha Balai Yasa Yogyakarta dalam melakukan tindakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja sangat baik. Dari dilakukannya sosialisasi lisan maupun tertulis
kepada para pekerjanya, sampai melakukan perawatan dan perbaikan secara kontinyu
yang dilakukan oleh Departemen Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta. Karena itu, layaklah
Balai Yasa Yogyakarta berserfitikasi ISO 9001 pada tahun 2010.
Namun ada yang sedikit kurang dari APD yang dikenakan para pekerjanya, yaitu
masker. Saya melihat ada pekerja yang sedang melakukan pekerjaan mengelas tidak
menggunakan masker padahal pekerjaan mengelas tersebut justru sangat membutuhkan
masker untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Sementara itu untuk pemberdayaan kepada pekerjanya sudah cukup baik, akan
tetapi menurut saya ada sedikit yang kurang yaitu mengenai asupan gizi tiap harinya yang
tidak disediakan oleh pihak Balai Yasa Yogyakarta. Selain itu, mengenai edukasi
terhadap pekerjanya juga kurang karena tidak adanya pelatihan pelatihan tertentu kepada
para pekerja.
4.2.1 Kesimpulan
1. Balai Yasa Yogyakarta khusus digunakan untuk perbaikan dan
perawatan lokomotif diesel elektrik maupun hidraulik.
2. Sumber listrik pada peralatan kelistrikan lokomotof diambil dari generator utama.
Karena generator terpasang pada lokomotif sehingga selalu dibawa kemana-
mana, maka sebagai penggerak generator diperoleh dari mesin yang juga selalu
mengikutinya yaitu mesin diesel dengan tenaga tinggi.
3. Dalam melakukan perwaratan diperlukannya interaksi kerja yang berbeda
interaksi kerjanya sehingga diperlukan ketelitian kan konsentrasu khusus dalam
melakukan manajemen perawatan.
4. kegiatan pemeliharaan akhir (PA) lokomotif diesel elektrik dilaksanakan apabila
lokomotif telah berdinas selama 4 tahun setelah pemeliharaan akhir sebelumnya
atau sudah menempuh jarak 650.000 km. Untuk lokomotif diesel hidraulik, SPA
dilakukan apabila sudah berdinas selama 12.000 jam dinas (sekitar 500 hari),
20. sedangkan PA dilakukan apabila sudah berdinas selama 24.000 jam dinas (sekitar
1.000 hari).
4.3.1 Saran
1. Perlunya memperhatikan point penting dalam melakukan interaksi kerja
selama proses perawatan lokomotif khususnya dibagian main generator
2. Sebaiknya diperhatikan dan dikontrol lebi lanjut dalam melakukan
pembuangan limbah pemcucian agar tidak mengganggu lingkungan.
4.3.2 Lampiran
UPT. Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 1
Depan UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 2
Denah UPT Balai Yasa Yogyakarta
21. Gambar 3. Petunjuk pemakaian dan tata letak alat Kesehatan dan
Keselamatan Kerja UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 4. Helm untuk pengunjung selain pekerja dan APAR di UPT Balai
Yasa Yogyakarta
22. Gambar 5. Drainase di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 5. Mekanisme Pemeliharaan Lokomotif di UPT Balai Yasa Yogyakarta
23. Gambar 6. Papan informasi APD di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 7. Slogan UPT Balai Yasa Yogyakarta
24. Gambar 8. Lantai menggunakan sistem warna di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 9. Kulturisasi di UPT Balai Yasa Yogyakarta
25. Gambar 10. Pengolahan limbah di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 11. Generator Kereta