SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB IV
PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT
4.1 PROSEDUR PENGUKURAN
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk mengukur benda kerja
dengan menggunakan vernier caliper adalah sebagai berikut.
4.1.1 Pengukuran Linier Paku
1. Persiapkan paku dan alat ukur yang akan digunakan.
2. Beri nomor pada paku dengan nomor 1-4.
3. Lakukan pengukuran satu persatu dari empat paku yang ada.
4. Gunakan vernier caliper untuk mengukur (A) diameter batang, (B) diameter
kepala, dan (C) panjang paku sebanyak tiga kali.
Gambar 4.1 Geometri paku.( Modul Praktikum Metrologi Industri, 2017)
5. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel 4.2.
6. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula.
4.1.2 Pengukuran Linier Crankshaft
Alur pengukuran menggunakn vernier caliper sebagai berikut:
1. Persiapkan crankshaft dan alat ukur.
2. Tulis data awal pada lembar kerja meliputi temperatur awal dan kelembapan
ruangan.
3. Gunakan vernier caliper untuk mengukur geometri crankshaft.
4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.2 dan tulis hasil
pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 9 pada tabel
4.3 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.4.
Gambar 4.2 Crankshaft sisi kanan (A)(Solidwork 2016)
5. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.3 dan tulis hasil
pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 4 pada tabel
4.5 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.6.
Gambar 4.3 Crankshaft sisi kiri (B) (Solidwork 2016)
6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.4 ini dan tulis hasil
pengukuran panjang yang dilambangkan dengan A-L pada tabel 4.7.
Gambar 4.4 Connecting rod tampak atas, kanan, dan kiri.(Solidwork 2016)
7. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula.
4.2 ALAT DAN BENDA UKUR
4.2.1 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada praktikum pengukuran linier paku dan
crankshaft adalah vernier caliper dan micrometer sekrup dengan detail produk
sebagai berikut.
A. Vernier Caliper
Tabel 4.1 Data alat ukur.
Merk Mitutoyo
Kapasitas Ukur 0 – 150 mm
Kecermatan 0,02 mm
Gambar 4.5 Vernier caliper (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
Keterangan gambar :
1. Inside jaws (rahang dalam) digunakan untuk mengukur diameter dalam benda.
2. Outside jaws (rahang luar) digunakan untuk mengukur diameter luar benda.
3. Clamp screw (pengunci) digunakan untuk mengunci bagian yang bergerak
dari vernier caliper.
4. Main scale (skala utama) digunakan untuk membaca hasil pengukuran suatu
benda.
5. Nonius scale (skala nonius) digunakan untuk membaca hasil pengukuran
suatu benda dengan skala detail yang ditunjukkan dengan nilai desimal di
belakang koma setelah pembacaan hasil pengukuran pada skala utama.
2
5
6
1
3
4
6. Depth bar digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk
rongga.
B. Micrometer Sekrup
Tabel 4.2. Data Alat Ukur
Merk Mitutoyo
Kapasitas Ukur 50 – 75 mm
Kecermatan 0,01 mm
Gambar 4.6. Mikrometer Sekrup (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
Keterangan gambar :
1. Frame digunakan untuk meminimalkan terjadinya transfer panas dari
tangan manusia terhadap baja saat proses pengukuran.
2. Anvil atau poros tetap memiliki fungsi sebagai penahan saat sebuah benda
akan diukur dan ditempatkan diantara anvil dengan spindle.
3. Spindle atau poros gerak merupakan sebuah silinder yang bisa digerakan
menuju anvil.
4. Pengunci atau lock mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros
gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran benda.
5. Sleeve merupakan tempat diletakannya skala utama( satuan milimeter ).
6. Thimble merupakan tempat skala nonius atau skala putar berada.
7. Ratchet Knob dipakai untuk memutar spindle atau poros gerak saat ujung
dari spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur.
6
2
4
1
3
5
7
4.2.2 Benda Kerja
Benda kerja yang digunakan dalam praktikum Metrologi Industri dan Kontrol
Kualitas 2017 pada pos pengukuran linier paku dan crankshaft adalah sebagai
berikut.
1. Paku
Paku yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat buah yang
ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7 Paku (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
2. Crankshaft
Crankshaft yang digunakan dalam praktikum ini ditunjukkan pada gambar
4.8, 4.9, dan 4.10 berikut ini.
Gambar 4.8 Crankshaft (tampak atas) (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
(A) (B)
Gambar 4.9 Crankshaft tampak kanan(A) dan tampak kiri(B)(Laboratorium
Metrologi Industri, 2017)
3. Connecting rod
Connecting rod yang digunakan dalam praktikum kali ini dapat dilihat dari
gambar 4.10 dibawah ini.
Gambar 4.10 Connecting rod(Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
4.3 PENGOLAHAN DATA
Dalam Praktikum pengukuran linier paku dan crankshaft pengolahan data
diperoleh dari perhitungan data hasil perhitungan yang disebutkan pada sub bab 4.2.1.
4.3.1 Data Hasil Pengukuran
Data hasil pengukuran dari pengukuran linier paku dan crankshaft dapat
dilihat dari tabel 4.2 – 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.3 Data Pengukuran Paku dalam (mm).
Obye
k
Ukur
DK DB C
Pengukuran
1
Pengukuran
2
Pengukuran
3
Rata -
Rata
1 8.48 4.03 110.3 110.3 110.3 110.3
2 9.48 5.13 99.7 99.7 99.7 99.7
3 6.32 3.6 76.42 76.44 76.42 76.43.
4 5.44 2.8 80.14 80.13 80.13 80.14
5
Tabel 4.4 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata – Rata
1 27.2 27.4 27.1 27.2333
2 23.3 23.2 21.3 22.2666
3 18.3 18.1 18.1 18.16667
4 22.5 21.3 22.2 21.332
5 1.9 1.9 1.8 1.8667
6 7 7 7.02 7.0033
7 1.3 1.3 1.3 1.3
8 90.4 90.6 90.2 90.43333
9 49.92 49.93 49.92 49.96667
Tabel 4.5 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam
(mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata – Rata
I 29 29.02 29.03 29.01333
II 43.33 41.33 41.30 41.316667
III 68 68.03 68.03 68.0333
IV 35.2 35.2 35.2 35.2
V 11.19 11.2 11.19 11.8333
Tabel 4.6 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata – rata
1 11.2 11.21 11.20 11.20333
2 34.23 34.24 34.22 34.23
3 21.10 21.10 21.23 21.103333
4 21.20 21.12 21.13 21.15
Tabel 4.7 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam
(mm).
Tabel 4.8 Data pengukuran Connecting Rod (C) dalam (mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata- Rata
A 125.66 126.6 125.66 125.64
B 34.7 34.5 34.4 34.5
C 2.44 2.39 2.4 2.43
D 23 23 23 23
E 18 18.2 18 18.06
F 12.9 12.9 12.7 12.8
G 12 12 12.2 12.06
H 14.3 14.1 14.3 14.23
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata-Rata
I 83 82.01 82 82.03333
II 20.3 20.3 20.4 20.3333
III 68.5 68.5 68.6 68.53333
IV 110.60 110.58 110.60 110.59333
V 105.51 105.52 105.50 105.53
I 10.9 10.6 10.7 10.73
J 11.8 11.8 11.6 11.3
K 4.84 4.82 4.84 4.83
L 26 26 26.02 26.04
4.3.2 Perhitungan Ralat
A. Paku
Sampel data dari tabel 4.2 pengukuran Paku 1 diketahui data sebagai berikut
yang disajikan pada tabel 4.7
Tabel 4.9 Sampel data pengukuran paku 1
Paku L ( 𝐿̅ − 𝐿𝑛)2
1 110.3 0
110.3 0
110.3 0
𝐿̅ = 110.3 Σ =0
Berdasarkan tabel 4.9 maka pengukuran galat yang dihasilkan akan menjadi :
Σ𝐿 = |
𝐿̅−𝐿 𝑛
𝐿̅
| 𝑥 100%
Σ𝐿𝑝1 = |
110.3 − 110 .3
110 .3
| 𝑥 100% = 0 %
Σ𝐿𝑝2 = |
110.3 − 110 .3
110 .3
| 𝑥 100% = 0%
Σ𝐿𝑝3 = |
110.3 − 110 .3
110 .3
| 𝑥 100% = 0%
𝛿𝐿 = √
Σ (𝐿 𝑛−𝐿̅)
𝑛(𝑛−1)
= √
0
3(3−1)
= 0
Berdasarkan nilai 𝛿𝐿 yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat panjang
paku 1 akan menjadi :
Nilai L sesungguhnya = 𝐿̅ ± 𝛿𝐿
= 0 ± 0 mm
Ralat Nisbi = (
𝛿𝐿
𝐿̅
) 𝑥 100% = (
0
110.3
) 𝑥 100%
= 0%
Keseksamaan = (1 −
𝛿𝐿
𝐿̅
) 𝑥 100% = (1 −
0
110.3
) 𝑥 100%
= 100%
Dengan menggunakan cara perhitungan yang serupa pada setiap hasil
pengukuran dari tiap-tiap paku yang digunakan, maka akan dihasilkan resume hasil
perhitungan ralat seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.10 Hasil perhitungan pengukuran linier paku
Pa
ku
ke
-
Galat
(%)
𝛿𝐿
(mm)
Nilai
Sesungguhnya
(mm)
Ralat Nisbi
(%)
Keseks
amaan
(%)
𝐿1 𝐿2 𝐿3
1 0 0 0 0 0 0 100
2 0 0 0 0 0 0 100
3
0.017
123
0.0171
23
0.0171
23
0.0707
106
76.43 ±
0.0707106
0.0009298
765
99.990
7
4 0 1.2478 1.2478
0.0577
35
80.14 ±
0.057735
0.07204
99.927
95
B. Crankshaft
Sampel data pengukuran crankshaft diketahui dari tabel 4.10, sampel data
pegukuran crankshaft (L)
Tabel 4.11 Sampel data pengukuran crankshaft
Crankshaft L (Ln-𝐿̅)2
1
27.2 0,0011
27.4 0,0278
27.1 0,01778
𝐿̅ = 27.2333 Σ = 0.0467
 Galat (Eror)
Σ𝐿 = |
𝐿̅−𝐿 𝑛
𝐿̅
| 𝑥 100%
Σ𝐿𝑝1 = |
27.2333 − 27.2
27.333
| 𝑥 100% = 0.122%
Σ𝐿𝑝2 = |
27.2333 − 27.4
27.333
| 𝑥 100% = 0.612%
Σ𝐿𝑝3 = |
27.2333− 31.00
27.2333
| 𝑥 100%= 0.490%
𝛿𝐿 = √
Σ (𝐿 𝑛−𝐿𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)
𝑛(𝑛−1)
= √
0.0467
3(3−1)
= 0.088
Nilai L sesungguhnya = 𝐿̅ ± 𝛿𝐿
= 27.2333 ± 0.088 mm
Ralat Nisbi = (
𝛿𝐿
𝐿̅
) 𝑥 100% = (
0.088
27.2333
) 𝑥 100%
= 0.1876%
Keseksamaan = (1 −
𝛿𝐿
𝐿̅
) 𝑥 100% = (1 −
0.088
27.2333
) 𝑥 100%
= 99.676%
Tabel 4.12 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kanan (A)
No
Galat %
𝛿𝐿
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.122 0.612 0.489 0.088 0.324 99.676
2 4.641 4.192 4.341 0.692 3.108 96.892
3 0.734 0.367 0.367 0.067 0.367 99.633
4 5.475 0150 4.069 0.594 2.786 97.214
5 1.784 1.784 3.573 0.033 1.786 98.214
6 0.047 0.047 0.238 0.007 0.101 99.899
7 0 0 0 0 0 100
8 0.037 0.184 0 0.118 0.130 99.870
9 0.093 0.073 0.093 0.031 0.062 99.938
Tabel 4.13 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A)
N
o
Galat %
𝛿𝐿
Ralat Nisbi % Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.046 0.023 0.057 0.009 0.031 99.969
2 4.873 0.032 0.040 0.8222 1.989 98.011
3 0.049 0.049 0.005 0.014 0.020 99.980
4 0 0 0 0 0 100
5 5.437 5.352 5.437 0.453 3.824 96.176
Tabel 4.14 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kiri (B)
No Galat %
𝛿𝐿
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.030 0.060 0.030 0.003 0.030 99.970
2 0 0.029 0.029 0.006 0.017 99.983
3 0.016 0.016 0.6 0.245 0.3483 99.755
4 0.236 0.142 0 0.025 0.119 99.881
Tabel 4.15 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B)
No Galat %
𝛿𝐿
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 1.178 0.028 0.041 0.395 0.482 99.518
2 0.164 0.164 0.328 0.033 0.164 99.836
3 0.049 0.049 0.097 0.033 0.049 99.951
4 0.006 0.012 0 0.007 0.006 99.994
5 0.019 0.009 0.028 0.015 0.014 99.986
Tabel 4.16 Hasil perhitungan connecting rod (C)
No
Galat %
𝛿𝐿
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.016 0.764 0.016 0.392 0.312 99.688
2 0.580 0 0.290 0.091 0.265 99.735
3 0.412 0.412 1.235 0.021 0.857 99.143
4 0 0 0 0 0 100
5 0.332 0.775 0.332 0.067 0.370 99.630
6 0.781 0.0781 0.781 0.071 0.552 99.448
7 0.498 0.498 1.161 0.067 0.554 99.446
8 0.492 0.492 0.492 0.067 0.469 99.531
9 1.584 1.212 0 0.088 0.822 99.178
10 4.425 4.425 2.655 0.314 2.775 97.225
11 0.207 0.207 0.207 0.007 0.146 99.854
12 0.154 0.154 0.077 0.024 0.094 99.906
4.3.3 Gambar 2D dan 3D Menggunakan Dimensi Hasil Pengukuran
Untuk mempermudah dalam memahami benda yang diukur dalam praktikum
ini, maka perlu dibuat suatu gambar teknik. Gambar teknik berikut menampilkan lima
buah paku dan ketiga bagian crankshaft yang diukur. Gambar teknik ini dibuat
dengan solidworks. Berikut adalah gambar 2D dan 3D dari paku dan crankshaft.
4.3.3.1 Gambar 2D
A. Paku
Terlampir
B. Crankshaft
Terlampir
4.3.3.2 Gambar 3D
A. Paku
Terlampir
B. Crankshaft
Terlampir
4.4 Aplikasi Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft
Dikutip dari jurnal “Design and experimental verification of novel six-
degree of freedom geometric error measurement system for linear stage”, dapat
disimpulkan, dalam penelitian ini, sebuah sistem pengukuran sederhana dan
sederhana untuk mengukur kesalahan geometrik secara simultan dalam enam derajat
kebebasan (6-DOF) untuk tahap linier bergerak dari alat mesin dirancang dan
divalidasi. Dibandingkan dengan laser interferometer dan sistem laser Doppler,
sistem pengukuran baru ini lebih murah dan mampu beberapa fungsi. Sistem
pengukuran yang diusulkan terdiri dari modul optik, terdiri dari dua reflektor dan dua
pemisah balok kubik; Modul penginderaan, terdiri dari tiga detektor sensitif posisi
dua dimensi (PSD); Dan laser helium-neon (He-Ne). Dengan menggunakan
pelacakan skew-ray dan rangkaian deret Taylor urutan-pertama, kesalahan geometris
6-DOF dari tahap linier bergerak, yang meliputi kesalahan translasi dan rotasi,
dianalisis. Sistem prototipe laboratorium dibangun untuk memverifikasi keefektifan
dan keakuratan sistem pengukuran yang diusulkan. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa ketidakpastian perpindahan dan ketidakpastian sudut dari sistem pengukuran
yang diusulkan masing-masing kurang dari 1,2 μm dan 0,4 ". Dibandingkan dengan
laser laser interferometer Renishaw XL-80, akurasi translasi dan akurasi rotasi dari
sistem pengukuran yang diusulkan masing-masing kurang dari ± 1 μm dan ± 0,2 ",
bila tahap linier melaju 6 mm.(Yu Ta Chen,dkk)
Selama inspeksi platform minyak dan gas Laut Utara, sebuah celah
diidentifikasi pada Poros engkol kompresor. Selanjutnya, komponen tersebut
mengalami penundaan dan pemeriksaan kegagalan Dilakukan untuk mengetahui
mekanisme kegagalan. Crankshaft dianalisis dengan menggunakan Berbagai teknik
pemeriksaan, pengukuran dan fraksografi. Pemeriksaan partikel magnetik (MPI)
menunjukkan bahwa celah tersebut diperpanjang untuk sebagian besar Panjang poros,
berputar sekitar 225 derajat lingkar poros. Pemindaian laser memverifikasi dimensi
dan konsentrisitas poros engkol berada di dalamnya Sesuai dengan spesifikasi
pabriknya. Pada bagian retak dan memaksanya Terbuka, fitur rekahan yang kompleks
terungkap. Mikroskop elektron optik dan pemindaian Digunakan untuk memeriksa
fitur ini dan juga permukaan poros engkol. Investigasi menentukan bahwa
mekanisme kegagalan poros engkol itu Mungkin kelelahan korosi, mulai dari
serangan korosif lokal pada poros engkol permukaan.(William, dkk)

More Related Content

What's hot

Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar LubangMesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar LubangEssyKarundeng
 
gambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambargambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambarArdy YM
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton Arnas Aidil
 
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
ekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalentekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalentutuuud
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]Marfizal Marfizal
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4LAZY MAGICIAN
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika TekniklombkTBK
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
 
Metrologi pengukuran
Metrologi pengukuranMetrologi pengukuran
Metrologi pengukuranartyudy
 
Dasar dasar metrologi industri pengukuran sudut
Dasar dasar metrologi industri  pengukuran sudutDasar dasar metrologi industri  pengukuran sudut
Dasar dasar metrologi industri pengukuran sudutnettiherlina1
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3LAZY MAGICIAN
 
Mesin milling-Teknologi Mekanik
Mesin milling-Teknologi MekanikMesin milling-Teknologi Mekanik
Mesin milling-Teknologi MekanikDzulkarnaen
 

What's hot (20)

Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar LubangMesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
 
gambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambargambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambar
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
ekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalentekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalent
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Ulir Pipa
Ulir PipaUlir Pipa
Ulir Pipa
 
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Metrologi pengukuran
Metrologi pengukuranMetrologi pengukuran
Metrologi pengukuran
 
Dasar dasar metrologi industri pengukuran sudut
Dasar dasar metrologi industri  pengukuran sudutDasar dasar metrologi industri  pengukuran sudut
Dasar dasar metrologi industri pengukuran sudut
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3
 
Mesin milling-Teknologi Mekanik
Mesin milling-Teknologi MekanikMesin milling-Teknologi Mekanik
Mesin milling-Teknologi Mekanik
 

Similar to Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft

BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONBAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONAmrih Prayogo
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGAAmrih Prayogo
 
Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongwindi pujiwati
 
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESINMemahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101anggah12
 
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfLKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfDonnyAsmarawanBios1
 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAdiPutro15
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRAmrih Prayogo
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawiesu Herman
 
Besaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkBesaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkemri3
 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...bram santo
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARIFarida Dadari
 

Similar to Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft (20)

BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONBAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
 
Bab ii alat ukur
Bab ii alat ukurBab ii alat ukur
Bab ii alat ukur
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorong
 
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESINMemahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESIN
 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101
 
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfLKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
 
MICROMETER.pptx
MICROMETER.pptxMICROMETER.pptx
MICROMETER.pptx
 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
PENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIERPENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIER
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
 
Besaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkBesaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smk
 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
 
Ke 1 pengukuran
Ke 1 pengukuranKe 1 pengukuran
Ke 1 pengukuran
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
 

More from Amrih Prayogo

Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIANBab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIANAmrih Prayogo
 
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASANBab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASANAmrih Prayogo
 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANAmrih Prayogo
 
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan KonvensionalJenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan KonvensionalAmrih Prayogo
 
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubutMembuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubutAmrih Prayogo
 
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3ABab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3AAmrih Prayogo
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingAmrih Prayogo
 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasAmrih Prayogo
 
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakartaLaporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakartaAmrih Prayogo
 
Pengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiPengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiAmrih Prayogo
 

More from Amrih Prayogo (12)

UNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDINGUNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDING
 
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIANBab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
 
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASANBab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
 
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan KonvensionalJenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
 
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubutMembuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
 
2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais
 
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3ABab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearing
 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gas
 
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakartaLaporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
 
Pengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiPengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft

  • 1. BAB IV PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT 4.1 PROSEDUR PENGUKURAN Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk mengukur benda kerja dengan menggunakan vernier caliper adalah sebagai berikut. 4.1.1 Pengukuran Linier Paku 1. Persiapkan paku dan alat ukur yang akan digunakan. 2. Beri nomor pada paku dengan nomor 1-4. 3. Lakukan pengukuran satu persatu dari empat paku yang ada. 4. Gunakan vernier caliper untuk mengukur (A) diameter batang, (B) diameter kepala, dan (C) panjang paku sebanyak tiga kali. Gambar 4.1 Geometri paku.( Modul Praktikum Metrologi Industri, 2017) 5. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel 4.2. 6. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula. 4.1.2 Pengukuran Linier Crankshaft Alur pengukuran menggunakn vernier caliper sebagai berikut: 1. Persiapkan crankshaft dan alat ukur. 2. Tulis data awal pada lembar kerja meliputi temperatur awal dan kelembapan ruangan. 3. Gunakan vernier caliper untuk mengukur geometri crankshaft. 4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.2 dan tulis hasil pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 9 pada tabel 4.3 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.4.
  • 2. Gambar 4.2 Crankshaft sisi kanan (A)(Solidwork 2016) 5. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.3 dan tulis hasil pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 4 pada tabel 4.5 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.6. Gambar 4.3 Crankshaft sisi kiri (B) (Solidwork 2016) 6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.4 ini dan tulis hasil pengukuran panjang yang dilambangkan dengan A-L pada tabel 4.7. Gambar 4.4 Connecting rod tampak atas, kanan, dan kiri.(Solidwork 2016) 7. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula.
  • 3. 4.2 ALAT DAN BENDA UKUR 4.2.1 Alat Ukur Alat ukur yang digunakan pada praktikum pengukuran linier paku dan crankshaft adalah vernier caliper dan micrometer sekrup dengan detail produk sebagai berikut. A. Vernier Caliper Tabel 4.1 Data alat ukur. Merk Mitutoyo Kapasitas Ukur 0 – 150 mm Kecermatan 0,02 mm Gambar 4.5 Vernier caliper (Laboratorium Metrologi Industri, 2017) Keterangan gambar : 1. Inside jaws (rahang dalam) digunakan untuk mengukur diameter dalam benda. 2. Outside jaws (rahang luar) digunakan untuk mengukur diameter luar benda. 3. Clamp screw (pengunci) digunakan untuk mengunci bagian yang bergerak dari vernier caliper. 4. Main scale (skala utama) digunakan untuk membaca hasil pengukuran suatu benda. 5. Nonius scale (skala nonius) digunakan untuk membaca hasil pengukuran suatu benda dengan skala detail yang ditunjukkan dengan nilai desimal di belakang koma setelah pembacaan hasil pengukuran pada skala utama. 2 5 6 1 3 4
  • 4. 6. Depth bar digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk rongga. B. Micrometer Sekrup Tabel 4.2. Data Alat Ukur Merk Mitutoyo Kapasitas Ukur 50 – 75 mm Kecermatan 0,01 mm Gambar 4.6. Mikrometer Sekrup (Laboratorium Metrologi Industri, 2017) Keterangan gambar : 1. Frame digunakan untuk meminimalkan terjadinya transfer panas dari tangan manusia terhadap baja saat proses pengukuran. 2. Anvil atau poros tetap memiliki fungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan diantara anvil dengan spindle. 3. Spindle atau poros gerak merupakan sebuah silinder yang bisa digerakan menuju anvil. 4. Pengunci atau lock mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran benda. 5. Sleeve merupakan tempat diletakannya skala utama( satuan milimeter ). 6. Thimble merupakan tempat skala nonius atau skala putar berada. 7. Ratchet Knob dipakai untuk memutar spindle atau poros gerak saat ujung dari spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur. 6 2 4 1 3 5 7
  • 5. 4.2.2 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan dalam praktikum Metrologi Industri dan Kontrol Kualitas 2017 pada pos pengukuran linier paku dan crankshaft adalah sebagai berikut. 1. Paku Paku yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat buah yang ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut. Gambar 4.7 Paku (Laboratorium Metrologi Industri, 2017) 2. Crankshaft Crankshaft yang digunakan dalam praktikum ini ditunjukkan pada gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 berikut ini. Gambar 4.8 Crankshaft (tampak atas) (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
  • 6. (A) (B) Gambar 4.9 Crankshaft tampak kanan(A) dan tampak kiri(B)(Laboratorium Metrologi Industri, 2017) 3. Connecting rod Connecting rod yang digunakan dalam praktikum kali ini dapat dilihat dari gambar 4.10 dibawah ini. Gambar 4.10 Connecting rod(Laboratorium Metrologi Industri, 2017) 4.3 PENGOLAHAN DATA Dalam Praktikum pengukuran linier paku dan crankshaft pengolahan data diperoleh dari perhitungan data hasil perhitungan yang disebutkan pada sub bab 4.2.1. 4.3.1 Data Hasil Pengukuran Data hasil pengukuran dari pengukuran linier paku dan crankshaft dapat dilihat dari tabel 4.2 – 4.7 di bawah ini.
  • 7. Tabel 4.3 Data Pengukuran Paku dalam (mm). Obye k Ukur DK DB C Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata - Rata 1 8.48 4.03 110.3 110.3 110.3 110.3 2 9.48 5.13 99.7 99.7 99.7 99.7 3 6.32 3.6 76.42 76.44 76.42 76.43. 4 5.44 2.8 80.14 80.13 80.13 80.14 5 Tabel 4.4 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata – Rata 1 27.2 27.4 27.1 27.2333 2 23.3 23.2 21.3 22.2666 3 18.3 18.1 18.1 18.16667 4 22.5 21.3 22.2 21.332 5 1.9 1.9 1.8 1.8667 6 7 7 7.02 7.0033 7 1.3 1.3 1.3 1.3 8 90.4 90.6 90.2 90.43333 9 49.92 49.93 49.92 49.96667
  • 8. Tabel 4.5 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata – Rata I 29 29.02 29.03 29.01333 II 43.33 41.33 41.30 41.316667 III 68 68.03 68.03 68.0333 IV 35.2 35.2 35.2 35.2 V 11.19 11.2 11.19 11.8333 Tabel 4.6 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata – rata 1 11.2 11.21 11.20 11.20333 2 34.23 34.24 34.22 34.23 3 21.10 21.10 21.23 21.103333 4 21.20 21.12 21.13 21.15
  • 9. Tabel 4.7 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm). Tabel 4.8 Data pengukuran Connecting Rod (C) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata- Rata A 125.66 126.6 125.66 125.64 B 34.7 34.5 34.4 34.5 C 2.44 2.39 2.4 2.43 D 23 23 23 23 E 18 18.2 18 18.06 F 12.9 12.9 12.7 12.8 G 12 12 12.2 12.06 H 14.3 14.1 14.3 14.23 NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata-Rata I 83 82.01 82 82.03333 II 20.3 20.3 20.4 20.3333 III 68.5 68.5 68.6 68.53333 IV 110.60 110.58 110.60 110.59333 V 105.51 105.52 105.50 105.53
  • 10. I 10.9 10.6 10.7 10.73 J 11.8 11.8 11.6 11.3 K 4.84 4.82 4.84 4.83 L 26 26 26.02 26.04 4.3.2 Perhitungan Ralat A. Paku Sampel data dari tabel 4.2 pengukuran Paku 1 diketahui data sebagai berikut yang disajikan pada tabel 4.7 Tabel 4.9 Sampel data pengukuran paku 1 Paku L ( 𝐿̅ − 𝐿𝑛)2 1 110.3 0 110.3 0 110.3 0 𝐿̅ = 110.3 Σ =0 Berdasarkan tabel 4.9 maka pengukuran galat yang dihasilkan akan menjadi : Σ𝐿 = | 𝐿̅−𝐿 𝑛 𝐿̅ | 𝑥 100% Σ𝐿𝑝1 = | 110.3 − 110 .3 110 .3 | 𝑥 100% = 0 % Σ𝐿𝑝2 = | 110.3 − 110 .3 110 .3 | 𝑥 100% = 0% Σ𝐿𝑝3 = | 110.3 − 110 .3 110 .3 | 𝑥 100% = 0% 𝛿𝐿 = √ Σ (𝐿 𝑛−𝐿̅) 𝑛(𝑛−1) = √ 0 3(3−1) = 0
  • 11. Berdasarkan nilai 𝛿𝐿 yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat panjang paku 1 akan menjadi : Nilai L sesungguhnya = 𝐿̅ ± 𝛿𝐿 = 0 ± 0 mm Ralat Nisbi = ( 𝛿𝐿 𝐿̅ ) 𝑥 100% = ( 0 110.3 ) 𝑥 100% = 0% Keseksamaan = (1 − 𝛿𝐿 𝐿̅ ) 𝑥 100% = (1 − 0 110.3 ) 𝑥 100% = 100% Dengan menggunakan cara perhitungan yang serupa pada setiap hasil pengukuran dari tiap-tiap paku yang digunakan, maka akan dihasilkan resume hasil perhitungan ralat seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.9 berikut: Tabel 4.10 Hasil perhitungan pengukuran linier paku Pa ku ke - Galat (%) 𝛿𝐿 (mm) Nilai Sesungguhnya (mm) Ralat Nisbi (%) Keseks amaan (%) 𝐿1 𝐿2 𝐿3 1 0 0 0 0 0 0 100 2 0 0 0 0 0 0 100 3 0.017 123 0.0171 23 0.0171 23 0.0707 106 76.43 ± 0.0707106 0.0009298 765 99.990 7 4 0 1.2478 1.2478 0.0577 35 80.14 ± 0.057735 0.07204 99.927 95
  • 12. B. Crankshaft Sampel data pengukuran crankshaft diketahui dari tabel 4.10, sampel data pegukuran crankshaft (L) Tabel 4.11 Sampel data pengukuran crankshaft Crankshaft L (Ln-𝐿̅)2 1 27.2 0,0011 27.4 0,0278 27.1 0,01778 𝐿̅ = 27.2333 Σ = 0.0467  Galat (Eror) Σ𝐿 = | 𝐿̅−𝐿 𝑛 𝐿̅ | 𝑥 100% Σ𝐿𝑝1 = | 27.2333 − 27.2 27.333 | 𝑥 100% = 0.122% Σ𝐿𝑝2 = | 27.2333 − 27.4 27.333 | 𝑥 100% = 0.612% Σ𝐿𝑝3 = | 27.2333− 31.00 27.2333 | 𝑥 100%= 0.490% 𝛿𝐿 = √ Σ (𝐿 𝑛−𝐿𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎) 𝑛(𝑛−1) = √ 0.0467 3(3−1) = 0.088
  • 13. Nilai L sesungguhnya = 𝐿̅ ± 𝛿𝐿 = 27.2333 ± 0.088 mm Ralat Nisbi = ( 𝛿𝐿 𝐿̅ ) 𝑥 100% = ( 0.088 27.2333 ) 𝑥 100% = 0.1876% Keseksamaan = (1 − 𝛿𝐿 𝐿̅ ) 𝑥 100% = (1 − 0.088 27.2333 ) 𝑥 100% = 99.676% Tabel 4.12 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kanan (A) No Galat % 𝛿𝐿 Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.122 0.612 0.489 0.088 0.324 99.676 2 4.641 4.192 4.341 0.692 3.108 96.892 3 0.734 0.367 0.367 0.067 0.367 99.633 4 5.475 0150 4.069 0.594 2.786 97.214 5 1.784 1.784 3.573 0.033 1.786 98.214 6 0.047 0.047 0.238 0.007 0.101 99.899 7 0 0 0 0 0 100 8 0.037 0.184 0 0.118 0.130 99.870 9 0.093 0.073 0.093 0.031 0.062 99.938
  • 14. Tabel 4.13 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A) N o Galat % 𝛿𝐿 Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.046 0.023 0.057 0.009 0.031 99.969 2 4.873 0.032 0.040 0.8222 1.989 98.011 3 0.049 0.049 0.005 0.014 0.020 99.980 4 0 0 0 0 0 100 5 5.437 5.352 5.437 0.453 3.824 96.176 Tabel 4.14 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kiri (B) No Galat % 𝛿𝐿 Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.030 0.060 0.030 0.003 0.030 99.970 2 0 0.029 0.029 0.006 0.017 99.983 3 0.016 0.016 0.6 0.245 0.3483 99.755 4 0.236 0.142 0 0.025 0.119 99.881
  • 15. Tabel 4.15 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B) No Galat % 𝛿𝐿 Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 1.178 0.028 0.041 0.395 0.482 99.518 2 0.164 0.164 0.328 0.033 0.164 99.836 3 0.049 0.049 0.097 0.033 0.049 99.951 4 0.006 0.012 0 0.007 0.006 99.994 5 0.019 0.009 0.028 0.015 0.014 99.986 Tabel 4.16 Hasil perhitungan connecting rod (C) No Galat % 𝛿𝐿 Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.016 0.764 0.016 0.392 0.312 99.688 2 0.580 0 0.290 0.091 0.265 99.735 3 0.412 0.412 1.235 0.021 0.857 99.143 4 0 0 0 0 0 100 5 0.332 0.775 0.332 0.067 0.370 99.630 6 0.781 0.0781 0.781 0.071 0.552 99.448 7 0.498 0.498 1.161 0.067 0.554 99.446 8 0.492 0.492 0.492 0.067 0.469 99.531 9 1.584 1.212 0 0.088 0.822 99.178
  • 16. 10 4.425 4.425 2.655 0.314 2.775 97.225 11 0.207 0.207 0.207 0.007 0.146 99.854 12 0.154 0.154 0.077 0.024 0.094 99.906 4.3.3 Gambar 2D dan 3D Menggunakan Dimensi Hasil Pengukuran Untuk mempermudah dalam memahami benda yang diukur dalam praktikum ini, maka perlu dibuat suatu gambar teknik. Gambar teknik berikut menampilkan lima buah paku dan ketiga bagian crankshaft yang diukur. Gambar teknik ini dibuat dengan solidworks. Berikut adalah gambar 2D dan 3D dari paku dan crankshaft. 4.3.3.1 Gambar 2D A. Paku Terlampir B. Crankshaft Terlampir 4.3.3.2 Gambar 3D A. Paku Terlampir B. Crankshaft Terlampir 4.4 Aplikasi Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft Dikutip dari jurnal “Design and experimental verification of novel six- degree of freedom geometric error measurement system for linear stage”, dapat disimpulkan, dalam penelitian ini, sebuah sistem pengukuran sederhana dan sederhana untuk mengukur kesalahan geometrik secara simultan dalam enam derajat kebebasan (6-DOF) untuk tahap linier bergerak dari alat mesin dirancang dan divalidasi. Dibandingkan dengan laser interferometer dan sistem laser Doppler,
  • 17. sistem pengukuran baru ini lebih murah dan mampu beberapa fungsi. Sistem pengukuran yang diusulkan terdiri dari modul optik, terdiri dari dua reflektor dan dua pemisah balok kubik; Modul penginderaan, terdiri dari tiga detektor sensitif posisi dua dimensi (PSD); Dan laser helium-neon (He-Ne). Dengan menggunakan pelacakan skew-ray dan rangkaian deret Taylor urutan-pertama, kesalahan geometris 6-DOF dari tahap linier bergerak, yang meliputi kesalahan translasi dan rotasi, dianalisis. Sistem prototipe laboratorium dibangun untuk memverifikasi keefektifan dan keakuratan sistem pengukuran yang diusulkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketidakpastian perpindahan dan ketidakpastian sudut dari sistem pengukuran yang diusulkan masing-masing kurang dari 1,2 μm dan 0,4 ". Dibandingkan dengan laser laser interferometer Renishaw XL-80, akurasi translasi dan akurasi rotasi dari sistem pengukuran yang diusulkan masing-masing kurang dari ± 1 μm dan ± 0,2 ", bila tahap linier melaju 6 mm.(Yu Ta Chen,dkk) Selama inspeksi platform minyak dan gas Laut Utara, sebuah celah diidentifikasi pada Poros engkol kompresor. Selanjutnya, komponen tersebut mengalami penundaan dan pemeriksaan kegagalan Dilakukan untuk mengetahui mekanisme kegagalan. Crankshaft dianalisis dengan menggunakan Berbagai teknik pemeriksaan, pengukuran dan fraksografi. Pemeriksaan partikel magnetik (MPI) menunjukkan bahwa celah tersebut diperpanjang untuk sebagian besar Panjang poros, berputar sekitar 225 derajat lingkar poros. Pemindaian laser memverifikasi dimensi dan konsentrisitas poros engkol berada di dalamnya Sesuai dengan spesifikasi pabriknya. Pada bagian retak dan memaksanya Terbuka, fitur rekahan yang kompleks terungkap. Mikroskop elektron optik dan pemindaian Digunakan untuk memeriksa fitur ini dan juga permukaan poros engkol. Investigasi menentukan bahwa mekanisme kegagalan poros engkol itu Mungkin kelelahan korosi, mulai dari serangan korosif lokal pada poros engkol permukaan.(William, dkk)