SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
MODUL 3
GEODESI SATELIT
A. Deskripsi Singkat
Geodesi Satelit merupakan cabang ilmu
Geodesi yang dengan bantuan teknologi Satelite
dapat menjawab persoalan-persoalan
Geodesi seperti Penentuan Posisi, Jarak
dan sebagainya. Geodesi satelit tentu melibatkan
satelit buatan manusia yang ditempatkan pada
posisi tertentu di ruang angkasa, kemudian dengan gelombang yang dipancarkan dari satelit
termasuk kepermukaan bumi, maka jarak teliti antara satelit dan posisi di bumi dapat dihitung
dengan teliti. Dengan tersedianya banyak satelit posisi di ruang angkasa (GPS, GLONASS,
GALILEO, COMPAS), maka jika penerimaan sinyal oleh receiver terhadap gelombang yang
dipancarkan, maka posisi teliti di permukaan bumi dapat juga ditentukan dengan teliti. Dalam
aplikasi Badan Pertanahan Nasional-RI, Geodesi Satelit khususnya dipakai dalam penentuan
posisi relative antara dua titik (differensial) yang teliti (misalnya posisi relative antara Titik dasar
Teknik Orde 1 (Bakosurtanal) dengan TDT Orde 2 (BPN)), sehingga dengan ditetapkannya
koordinat Geodetik TDT Orde 1 berdasarkan standard Bakosurtanal yang sangat teliti, maka
Posisi TDT orde 2 juga akan didapat posisi yang teliti juga, karena pengukuran jarak antara titik
tersebut juga sudah diukur secara teliti. Selain Penentuan posisi secara differenssial, di BPN RI
juag sedang dikembangkan Penentuan Posisi dengan metoda Real Time Kinematik (RTK) atau
Continuously Operating Reference Stations (CORS) yaitu dengan menggunakan beberapa Stasiun
referensi secara Network. Kedua metoda Differensial dan Real Time Kinematik ini akan menjadi
focus pembahasan dalam Modul ini.
B. Relevansi.
Sejak diberlakukannya PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah dan Peraturan
pelaksanaannya, maka Geodesi Satelit ini sudah dipakai BPN RI dalam pelaksanaan Pelayanan
Pengukuran dan Pemetaan khususnya dalam penentuan Posisi Titik Dasar Teknik Orde 2 dan
orde 3 . Dimulai Tahun 2009, Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan menginisiasi
penggunaan Geodesi Satelit dengan applikasi Networked Real Time Kinematik (NRTK) atau
CORS yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia JRSP (Jaringan Satelit Pertanahan
Indonesia). Sehingga ilmu Geodesi Satelit ini sangat relevan untuk dipelajari oleh semua juru
ukur Pertanahan diseluruh Indonesia. Geodesi Satelit ini tentu memerlukan pengetahuan Dasar
tentang Ilmu Dasar Geodesi pada umumnya yang sebagian telah dijelaskan dalam modul-modul
sebelumnya.
C. Tujuan Instruksional Khusus.
Anda setelah mempelajari seluruh materi dalam modul ini, secara khusus diharapkan
mampu :
 Menjelaskan Konstalasi Satelit GPS, GLONAS.
 Menjelaskan Sistim Waktu dan Orbit.
 Menjelaskan Gelombang-gelombang yang diapakai.
 Menjelaskan Penentuan Posisi (positioning) dengan Differensial dan RTK.
D. Uraian.
Untuk lebih mempermudah memahami isi materi dari modul ini, maka dibuat sistimatika
serta materi sebagai berikut:
 Konstalasi Satelite GPS/GNSS yang menjelaskan tentang konstalasi satelit GPS/GNSS
diatas permukaan bumi.
 Sitim Waktu dan Orbit yang menjelaskan tentang Sistim waktu dan Orbit.
 Gelombang yang menjelaskan tentang gelombang-gelombang yang ada di GPS/GNSS.
 Penentuan Posisi dengan GPS/GNSS yang menjelaskan metoda Penentuan Posisi yang
dipakai di BPN-RI.
E. Konstalasi Satelite GPS/GNSS
Satelite Posisi yang tersedia saat ini adalah Global Positioning Systems (USA) sebanyak
29 satelit, Glonass (Rusia) sebanyak 14 satelit, Galileo (Eropa) sebanyak 1 satelit, dan Compass
(China) sebanyak 1 satelit. Kesemua satelit dengan nama masing-masing tersebut dinamakan
GNSS (Global Navigation Satellite Systems). Pada umumnya peralatan Receiver Satelite
Penentuan posisi sudah diberi kemampuan untuk menerima sinyal-sinyal yang dipancarkan dari
semua satellite posisi yang ada tersebut diatas. Satelite GPS dan lainnya mengelilingi bumi kita
selama dua kali dalam sehari pada ketinggian 20.200 km. Bidang orbit yang adalah sebanyak n6
bidang dan membentuk sudut satu bidang dengan lainnya kira-kira 60 drajat jadi kira-kira satu
orbit terdiri dari 4 sampai 5 satelite yang berputar beriring-iringan.Posisi Satelit GPS pada
orbitnya diatur sedemikian rupa sehingga receiver di permukaan bumi dimanapun berada dapat
menerima sinyal satellite GPS minimal sebanyak 5 satelit. Jika digabungkan dengan Satelit
Glonass maka pada saat ini receiver GPS dapat menerima sinyal dari 7 atau delapan satelit. Untuk
lebih jelasnya dipersilahkan leihat gambar 3.E.1.
Gambar 3.E.1 Konstalasi Satelit GPS
F. Karakteristik GPS/GNSS
Global positioning Systems dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu secara
akurat yang dibagi dalam 3 (tiga) segmen GPS yaitu : Segmen Satelit, segmen Pengguna (receiver), dan
segmen Kontrol. Satelit memancarkan sinyal dan data ke permukaan bumi yang diterima oleh receiver
GPS dalam penentuan posisi yang terlebih dahulu sudah di centring ke suatu posisi tertentu. Dengan
diketahuinya posisi satelit GPS di ruang angkasa dan diukurnya jarak antara satelit dan receiver, maka
dapat ditentukan koordinat receiver dimaksud.
Segmen control satelit terletak di 4 (empat) lokasi yang menyebar diseluruh dunia dengan master
kontrolnya berada di Colorado Spring, USA. Segmen Kontrol bertugas memelihara satelit GPS termasuk
kesehatannya yaitu apakah berfungsi secara baik atau tidak. Selain itu juga segmen control ini menjaga
agar posisi posisi satelit tidak keluar dari posisi yang telah ditentukan sebelumnay., menjaga agar semua
komponen yang ada di satelit bekerja sebagaimana mestinya dan menentukan serta menjaga waktu sistim
GPS.
Segmen pengguna adalah juru ukur yang memakai receiver GPS/GNSS dalam berbagai keperluan seperti
Perhubungan, Pemetaan, Pendaftaran Tanah, Pertambangan, dll. Kegiatan utama dari segmen pengguna
ini adalah : menerima (mengkoleksi) sinyal/Data GPS/GNSS dengan cara mengokupasi suatu titik yang
akan ditentukan posisinya, Mengolah data yang dikoleksi untuk menentukan possi absolute (satu receiver)
dan posisi relative (differensial/dua alat receiver), dan mendapatkan informasi tentang waktu berupa
oscillator yang sangat teliti dan di relatifkan dengan sistim waktu tertentu.
Kegunaan dan kelebihan GPS/GNSS dari penentuan posisi lainnya adalah :
 Dapat mengukur jarak panjang secara tidak langsung( lebih dari 2 km), hal ini tidak dapat
dilakuka oleh EDM atau Total Stasion) dan tidak memerlukan saling melihat antar titik yang
diukur (perhatikan gambar 3.F.1)
.
Gambar 3.F.1. Penentuan Jarak antara dua titik dibalik gunung
 Juru ukur BPN tidak dapat memanipulasi data. Biasanya data-data ukuran polygon sudut dan
jarak, dapat disesuaikan dengan besar koreksi yang diinginkan.
 Hasil ketelitian jarak cukup teliti dalam fraksi mm (millimeter).
 Pelaksanaan Pengukuran dapat dilangsungkan dalam 24 jam sehari (berarti malam dapat
dilakukan pengukuran).
 Operasional Pengukuran tidak tergantung cuaca (baik hujan maupun panas hari).
Disamping kelebihan-kelebihan diatas , GPS/GNSS memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:
 Sistim GPS/GNSS belum dapat digunakan didalam ruangan tertutup atau dibawah pohon yang
rindang atau dibawah hutan yang lebat. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya propagasi
(berjalannya) gelombang dari satelit ke receiver.
 Pemancaran sinyal dan data GPS/GNSS diatur oleh pemiliknya masing-masing sehingga pemakai
receiver GPS/GNSS sangat tergantung kepada pemilik Sistim.
 Diperlukan biaya yang besar untuk mendidik dan melatih juru ukur BPN RI untuk memahami
tekonologi ini.
 Pemakaian Sistim ini pada daerah yang padat gedung bertingkat akan mengalami kesulitan karena
adanya pantulan gelombang yang mengakibatkan efek multipath, dimana hal ini sangat
mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diukur.
G. Metoda Penentuan Posisi dengan GPS/GNSS
Metoda Penentuan Posisi yang berlaku secara umum dengan menggunakan Sistim GPS/GNSS
berdasarkan kegunaannya (tingkat akurasinya) dibagi menjadi keperluan Survey dan Navigasi. Metoda
yang dapat dipakai untuk kedua keperluan tersebut adalah metoda Absolut dan metoda relative
(Differensial). Metoda Diferensial dibagi menjadi dua yaitu Metoda Post Processing dan metoda Real
Time (Kinematik satu Statik). Metoda Post Processing dapat dibagi menjadi metoda: Metoda Statik,
Rapid Statik, Stop and Go, Pseudo Kinematik dan Kinematik. BPN RI pada pelaksanaan pengukurannya
umumnya menggunakan Metoda Differensial Statik (Untuk Pengukuran dan Pemetaan Titik Dasar
Teknik Orde 2 dan Orde 3) dan metoda Real Time Kinematik (RTK) yang pada saat ini sedang
dikembangkan dalam rangka Pengukuran Dasar dan Pengukuran lainnya termasuk pengukuran Bidang
Tanah. Kedua Metoda yang dipakai di BPN RI tersebut akan dibahas lebih dalam pada bagian lain.
Metoda Penentuan Posisi Kinematik dipakai untuk menentukan posisi dan kecepatan sesuatu benda yang
bergerak seperti pesawatterbang dan kapal laut. Metoda ini dapat dlakukan secara Real Time Kinematik
(RTK) atau Post Processing. Metoda Real time Kinematik langsung menghasilkan harga koordinat posisi
dan kecepatan sesuatu benda yang bergerak secara langsung pada saat itu juga. Sedangkan metoda
Processing memerlukan waktu untuk memproses data yang dikoleksi pada sesuatu benda yang bergerak
dan data yang dikoleksi pada stasiun referensi pada durasi dan epok yang sama, kemudian datanya diolah
dengan menggunakan software applikasi untuk menentukan besar vector base line serta posisi relative
terhadap sistim koordinat tertentu.
Penentuan posisi dengan metoda Rapid Statik menggunakan dua alat receiver dimanasatu diam dan satu
bergerak gerak berpindah dfari satu titik ke titik lainnya tetapi dengan waktu okupasi pada titik tersebut
cukup singkat yaitu antara 5 sampai dengan 10 menit. (perhatikan gambar 3.G.1). Metoda ini dapat
dipakai untuk penentuan posisi dengan ketelitian centimeter.
Gambar : 3.G.1 Metoda Rapid Statik
Penentuan Posisi dengan metoda Pseudo Kinematik menerapkan dua sesi okupasi data pada titik yang
sama secara singkat (5 menit), dengan perbedaan satu sesi dengan lainnya kurang lebih 1 (satu) jam. Hal
ini dimaksudkan agar kedua sesi pengamatan dilakukan pada dua geometric satelit yang berbeda.
Penentuan Posisi dengan metoda Stop and Go dilakukan dengan receiver GPS/GNSS yang bergerak dari
satu titik ke titik lainnya, tetapi selama perjalanan dari satu titik ke titik lainnya receiver tetap melakukan
koleksi data. Ukopasi pada titik yang akan ditentukan posisinya adalah kurang lebih 10 sampai dengan 15
detik. Metoda ini sangat memerlukan geometri Satelit yang sangat baik (satelit tidak berkumpul pada satu
areal yang sempit) dalamrangka untuk mendapatkan hasil posisi yang baik.
H. Penentuan Posisi di BPN RI
Penentuan Posisi dengan menggunakan Sistim Satelit GPS/GNSS yang sudah biasa dilakukan di BPN RI
adalah dua metoda sebagai berikut:
 Metoda Differensial Statik.
 Metoda Real Time Kinematik (RTK).
Metoda Differensial Statik bisanya dipakai dalam penentuan posisi Titik Dasar Teknik Orde 2 dan 3 dan
metoda ini sudah dipakai sejak berlakunya PP 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Contoh
Jaringan Kerangka Dasar yang diapakai dapat dilihat pada gambar 3.H 1.
Gambar 3. H.1. Contoh Diagram Jaringan Statik Differensial
Bagan alir Pengukuran dan pemetaan Titik dasar Teknik dengan metoda Statik Differensial dapat dilihat
pada diagram sebagai berikut:
Metoda Real Time Kinamatik yang dipakai di BPN RI adalah metoda penentuan Posisi dengan GNSS
CORS (Global Navigation Sateellite Systems Continuously Operating Reference Stations) yang sudah
dipasang 3 (tiga) stasiun referensi di Jabodetabek dan 37 (tiga puluh tujuh) stasiun Referensi lainnya yang
tersebar di pulau Jawa dan Bali. Sehingga pada akhir tahun 2010 ini, Pulau Jawa sudah dapat
menggunakan teknologi ini baik untuk Pengukuran Kawasan dan Wilayah Administrasi. Fasilitas GNSS
CORS yang sudah terbangun ini dapat digunakan untuk pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan dengan
metoda Post Processing dan Real Time.
Metoda Post Processing yaitu Metoda Pengukuran GNSS CORS dimana hasil koordinat yang diukur
tidak secara seketika didapatkan tetapi dengan melalui tahapan setelah pelaksanaan koleksi data
dilakukan. Data yang dikoleksi pada GNSS Rover pada titik titik tertentu telah memiliki epok dan durasi
koleksi data tertentu pula. Pada epok dan durasi yang bersamaan data efemeris yang ditangkap pada
stasiun referensi dan di koleksi pada server stasiun Pengontrol (Direktorat Pengukuran Dasar) dapat
didownload pada Komputer yang telah memiliki Software Pengolah Data GNSS (contoh SKIPRO),
sehingga dengan demikian dapat dihitung besar vector antara titik Stasiun Referensi (yang sudah
mempunyai koordinat defenitif), sehingga otomatis koordinat titik titik yang diukur dapat dihitung
koordinatnya relative terhadap titik titik Stasiun Referensi.
Pelaksanaan Pengukuran Real Time dengan menggunakan GNSS CORS yaitu menghitung dan
menentukan koordinat titik-titik yang diokupasi (diukur) dengn menghasilkan koordinat differensial
(teliti) terhadap titik Stasiun Referensi secara langsung (real time) terekam di Rover GNSS CORS.
Pertama-tama Rover mengasilkan koordinat Absolut secara single positioning, posisi absolute kemudian
dikirim ke server. Pada saat yang bersamaan Semua Stasiun Referensi yang telah memiliki koordinat
defenitip mengirim data efemeris ke server kemudian data tersebut diolah dengan software applikasi (
misalnya SPIDER) dan akan menghasilkan koreksi yang akan diberikan kepada posisi absolute pada
Rover. Pengiriman Data data efemeris maupun koreksi tersebut memerlukan sarana komunikasi data
melalui jaringan Internet. Pada bagian Mata Ajar lain anda akan melakukan pengukuran penentuan posisi
dengan metoda GNSS CORS baik secara post processing maupung Real Time Kinematik.
Metoda Penentuan Posisi secara Real Time Kinematik dibagi dalam dua bagian yaitu Single RTK dan
Network RTK. Single RTK yaitu penentuan posisi titik dimana besarnya koreksi yang diberikan terhadap
posisi absolutenya hanaya ditentuakn oleh satu satsiun Referensi. Ketelitian dari hasil Penentuan Posisi
dengan metoda Single RTK ini tergantung dari jarak antara Rover (titik yang ditentukan posisinya) dan
Stasiun Referensi yang memberikan besar koreksi terhadap posisi Rover, biasanya diberikan dalam
bentuk 10 mm ± 1 ppm (part per million) untuk X dan Y, sedangkan untuk ketelitian tinggi (Z) biasanya
30 mm ± 5 ppm (tergantung jenis dan merek alat yang digunakan). Metoda Network RTK yaitu
penentuan posisi suatu titik di lapangan dengan memberikan koreksi kepada hasil koordinat absolute pada
ttik tersebut, dimana koreksi tersebut didapatkan dari hasil pengolahan data efemeris dari semua Stasiun
referensi diwilayah yang bersangkutan yang di hitung dengan software applikasi pada server stasiun
pengendali. Pengiriman Data efemeris dari stasiun referensi ke server stasiun pengendali dapat
menggunakan jaringan internet dan menghasilkan koreksi (koreksi besaran absolute ke besaran
differensial antara rover dan stasiun referensi). Pengiriman posisi absolute suatu Rover ke stasiun
pengendali dan pengiriman koreksi dari Server stasiun pengendali ke rover biasanya mengunakan mobile
phone yang memiliki fasilitas GPRS (General Package Radio Service).

More Related Content

What's hot

171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gpsssuserf8e577
 
katalog Sistem & aplikasi gps & glonass
katalog Sistem & aplikasi gps & glonasskatalog Sistem & aplikasi gps & glonass
katalog Sistem & aplikasi gps & glonassandy jaya
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialFaisal Widodo Bancin
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0Rusdianto
 

What's hot (20)

Pengenalan alat gps
Pengenalan alat gpsPengenalan alat gps
Pengenalan alat gps
 
171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps
 
katalog Sistem & aplikasi gps & glonass
katalog Sistem & aplikasi gps & glonasskatalog Sistem & aplikasi gps & glonass
katalog Sistem & aplikasi gps & glonass
 
pengenalan GPS
pengenalan GPSpengenalan GPS
pengenalan GPS
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
 
Makalah gps
Makalah gpsMakalah gps
Makalah gps
 
Gps dan cara kerjanya
Gps dan cara kerjanyaGps dan cara kerjanya
Gps dan cara kerjanya
 
Bab 22-sistem-navigasi
Bab 22-sistem-navigasiBab 22-sistem-navigasi
Bab 22-sistem-navigasi
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
GPS Rozi saputra
GPS Rozi saputraGPS Rozi saputra
GPS Rozi saputra
 
Apa dan Bagaimana GPS
Apa dan Bagaimana GPSApa dan Bagaimana GPS
Apa dan Bagaimana GPS
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 
Penggabungan citra
Penggabungan citraPenggabungan citra
Penggabungan citra
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Gps dan bias
Gps dan biasGps dan bias
Gps dan bias
 
1649 1615-1-sm
1649 1615-1-sm1649 1615-1-sm
1649 1615-1-sm
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0
 

Similar to GPS-GEODESI

Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Global Positioning System
Global Positioning SystemGlobal Positioning System
Global Positioning SystemLaili Aidi
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016bramantiyo marjuki
 
Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)mardian saputra
 
PPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptxPPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptxDaudWahyu
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRetno Pratiwi
 
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR BTRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR Boriza steva andra
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batassyafrilr
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxAthThariq3
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptxRendiAr2
 
Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)
Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)
Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)Susilo Triwibowo Triwibowo
 
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...Yazid Muchlisin
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 

Similar to GPS-GEODESI (20)

Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Global Positioning System
Global Positioning SystemGlobal Positioning System
Global Positioning System
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
 
Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)
 
PPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptxPPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptx
 
Gps network satellite
Gps network satelliteGps network satellite
Gps network satellite
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
 
makalah-gps 1
makalah-gps 1makalah-gps 1
makalah-gps 1
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR BTRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batas
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
 
Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)
Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)
Jurnal Penerapan Global Navigation Sattelite System (GNSS)
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

GPS-GEODESI

  • 1. MODUL 3 GEODESI SATELIT A. Deskripsi Singkat Geodesi Satelit merupakan cabang ilmu Geodesi yang dengan bantuan teknologi Satelite dapat menjawab persoalan-persoalan Geodesi seperti Penentuan Posisi, Jarak dan sebagainya. Geodesi satelit tentu melibatkan satelit buatan manusia yang ditempatkan pada posisi tertentu di ruang angkasa, kemudian dengan gelombang yang dipancarkan dari satelit termasuk kepermukaan bumi, maka jarak teliti antara satelit dan posisi di bumi dapat dihitung dengan teliti. Dengan tersedianya banyak satelit posisi di ruang angkasa (GPS, GLONASS, GALILEO, COMPAS), maka jika penerimaan sinyal oleh receiver terhadap gelombang yang dipancarkan, maka posisi teliti di permukaan bumi dapat juga ditentukan dengan teliti. Dalam aplikasi Badan Pertanahan Nasional-RI, Geodesi Satelit khususnya dipakai dalam penentuan posisi relative antara dua titik (differensial) yang teliti (misalnya posisi relative antara Titik dasar Teknik Orde 1 (Bakosurtanal) dengan TDT Orde 2 (BPN)), sehingga dengan ditetapkannya koordinat Geodetik TDT Orde 1 berdasarkan standard Bakosurtanal yang sangat teliti, maka Posisi TDT orde 2 juga akan didapat posisi yang teliti juga, karena pengukuran jarak antara titik tersebut juga sudah diukur secara teliti. Selain Penentuan posisi secara differenssial, di BPN RI juag sedang dikembangkan Penentuan Posisi dengan metoda Real Time Kinematik (RTK) atau Continuously Operating Reference Stations (CORS) yaitu dengan menggunakan beberapa Stasiun referensi secara Network. Kedua metoda Differensial dan Real Time Kinematik ini akan menjadi focus pembahasan dalam Modul ini. B. Relevansi. Sejak diberlakukannya PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah dan Peraturan pelaksanaannya, maka Geodesi Satelit ini sudah dipakai BPN RI dalam pelaksanaan Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan khususnya dalam penentuan Posisi Titik Dasar Teknik Orde 2 dan orde 3 . Dimulai Tahun 2009, Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan menginisiasi penggunaan Geodesi Satelit dengan applikasi Networked Real Time Kinematik (NRTK) atau CORS yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia JRSP (Jaringan Satelit Pertanahan Indonesia). Sehingga ilmu Geodesi Satelit ini sangat relevan untuk dipelajari oleh semua juru ukur Pertanahan diseluruh Indonesia. Geodesi Satelit ini tentu memerlukan pengetahuan Dasar tentang Ilmu Dasar Geodesi pada umumnya yang sebagian telah dijelaskan dalam modul-modul sebelumnya.
  • 2. C. Tujuan Instruksional Khusus. Anda setelah mempelajari seluruh materi dalam modul ini, secara khusus diharapkan mampu :  Menjelaskan Konstalasi Satelit GPS, GLONAS.  Menjelaskan Sistim Waktu dan Orbit.  Menjelaskan Gelombang-gelombang yang diapakai.  Menjelaskan Penentuan Posisi (positioning) dengan Differensial dan RTK. D. Uraian. Untuk lebih mempermudah memahami isi materi dari modul ini, maka dibuat sistimatika serta materi sebagai berikut:  Konstalasi Satelite GPS/GNSS yang menjelaskan tentang konstalasi satelit GPS/GNSS diatas permukaan bumi.  Sitim Waktu dan Orbit yang menjelaskan tentang Sistim waktu dan Orbit.  Gelombang yang menjelaskan tentang gelombang-gelombang yang ada di GPS/GNSS.  Penentuan Posisi dengan GPS/GNSS yang menjelaskan metoda Penentuan Posisi yang dipakai di BPN-RI. E. Konstalasi Satelite GPS/GNSS Satelite Posisi yang tersedia saat ini adalah Global Positioning Systems (USA) sebanyak 29 satelit, Glonass (Rusia) sebanyak 14 satelit, Galileo (Eropa) sebanyak 1 satelit, dan Compass (China) sebanyak 1 satelit. Kesemua satelit dengan nama masing-masing tersebut dinamakan GNSS (Global Navigation Satellite Systems). Pada umumnya peralatan Receiver Satelite Penentuan posisi sudah diberi kemampuan untuk menerima sinyal-sinyal yang dipancarkan dari semua satellite posisi yang ada tersebut diatas. Satelite GPS dan lainnya mengelilingi bumi kita selama dua kali dalam sehari pada ketinggian 20.200 km. Bidang orbit yang adalah sebanyak n6 bidang dan membentuk sudut satu bidang dengan lainnya kira-kira 60 drajat jadi kira-kira satu orbit terdiri dari 4 sampai 5 satelite yang berputar beriring-iringan.Posisi Satelit GPS pada orbitnya diatur sedemikian rupa sehingga receiver di permukaan bumi dimanapun berada dapat menerima sinyal satellite GPS minimal sebanyak 5 satelit. Jika digabungkan dengan Satelit Glonass maka pada saat ini receiver GPS dapat menerima sinyal dari 7 atau delapan satelit. Untuk lebih jelasnya dipersilahkan leihat gambar 3.E.1.
  • 3. Gambar 3.E.1 Konstalasi Satelit GPS F. Karakteristik GPS/GNSS Global positioning Systems dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu secara akurat yang dibagi dalam 3 (tiga) segmen GPS yaitu : Segmen Satelit, segmen Pengguna (receiver), dan segmen Kontrol. Satelit memancarkan sinyal dan data ke permukaan bumi yang diterima oleh receiver GPS dalam penentuan posisi yang terlebih dahulu sudah di centring ke suatu posisi tertentu. Dengan diketahuinya posisi satelit GPS di ruang angkasa dan diukurnya jarak antara satelit dan receiver, maka dapat ditentukan koordinat receiver dimaksud. Segmen control satelit terletak di 4 (empat) lokasi yang menyebar diseluruh dunia dengan master kontrolnya berada di Colorado Spring, USA. Segmen Kontrol bertugas memelihara satelit GPS termasuk kesehatannya yaitu apakah berfungsi secara baik atau tidak. Selain itu juga segmen control ini menjaga agar posisi posisi satelit tidak keluar dari posisi yang telah ditentukan sebelumnay., menjaga agar semua komponen yang ada di satelit bekerja sebagaimana mestinya dan menentukan serta menjaga waktu sistim GPS. Segmen pengguna adalah juru ukur yang memakai receiver GPS/GNSS dalam berbagai keperluan seperti Perhubungan, Pemetaan, Pendaftaran Tanah, Pertambangan, dll. Kegiatan utama dari segmen pengguna ini adalah : menerima (mengkoleksi) sinyal/Data GPS/GNSS dengan cara mengokupasi suatu titik yang akan ditentukan posisinya, Mengolah data yang dikoleksi untuk menentukan possi absolute (satu receiver) dan posisi relative (differensial/dua alat receiver), dan mendapatkan informasi tentang waktu berupa oscillator yang sangat teliti dan di relatifkan dengan sistim waktu tertentu. Kegunaan dan kelebihan GPS/GNSS dari penentuan posisi lainnya adalah :  Dapat mengukur jarak panjang secara tidak langsung( lebih dari 2 km), hal ini tidak dapat dilakuka oleh EDM atau Total Stasion) dan tidak memerlukan saling melihat antar titik yang diukur (perhatikan gambar 3.F.1)
  • 4. . Gambar 3.F.1. Penentuan Jarak antara dua titik dibalik gunung  Juru ukur BPN tidak dapat memanipulasi data. Biasanya data-data ukuran polygon sudut dan jarak, dapat disesuaikan dengan besar koreksi yang diinginkan.  Hasil ketelitian jarak cukup teliti dalam fraksi mm (millimeter).  Pelaksanaan Pengukuran dapat dilangsungkan dalam 24 jam sehari (berarti malam dapat dilakukan pengukuran).  Operasional Pengukuran tidak tergantung cuaca (baik hujan maupun panas hari). Disamping kelebihan-kelebihan diatas , GPS/GNSS memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:  Sistim GPS/GNSS belum dapat digunakan didalam ruangan tertutup atau dibawah pohon yang rindang atau dibawah hutan yang lebat. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya propagasi (berjalannya) gelombang dari satelit ke receiver.  Pemancaran sinyal dan data GPS/GNSS diatur oleh pemiliknya masing-masing sehingga pemakai receiver GPS/GNSS sangat tergantung kepada pemilik Sistim.  Diperlukan biaya yang besar untuk mendidik dan melatih juru ukur BPN RI untuk memahami tekonologi ini.  Pemakaian Sistim ini pada daerah yang padat gedung bertingkat akan mengalami kesulitan karena adanya pantulan gelombang yang mengakibatkan efek multipath, dimana hal ini sangat mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diukur. G. Metoda Penentuan Posisi dengan GPS/GNSS Metoda Penentuan Posisi yang berlaku secara umum dengan menggunakan Sistim GPS/GNSS berdasarkan kegunaannya (tingkat akurasinya) dibagi menjadi keperluan Survey dan Navigasi. Metoda yang dapat dipakai untuk kedua keperluan tersebut adalah metoda Absolut dan metoda relative (Differensial). Metoda Diferensial dibagi menjadi dua yaitu Metoda Post Processing dan metoda Real Time (Kinematik satu Statik). Metoda Post Processing dapat dibagi menjadi metoda: Metoda Statik, Rapid Statik, Stop and Go, Pseudo Kinematik dan Kinematik. BPN RI pada pelaksanaan pengukurannya umumnya menggunakan Metoda Differensial Statik (Untuk Pengukuran dan Pemetaan Titik Dasar Teknik Orde 2 dan Orde 3) dan metoda Real Time Kinematik (RTK) yang pada saat ini sedang
  • 5. dikembangkan dalam rangka Pengukuran Dasar dan Pengukuran lainnya termasuk pengukuran Bidang Tanah. Kedua Metoda yang dipakai di BPN RI tersebut akan dibahas lebih dalam pada bagian lain. Metoda Penentuan Posisi Kinematik dipakai untuk menentukan posisi dan kecepatan sesuatu benda yang bergerak seperti pesawatterbang dan kapal laut. Metoda ini dapat dlakukan secara Real Time Kinematik (RTK) atau Post Processing. Metoda Real time Kinematik langsung menghasilkan harga koordinat posisi dan kecepatan sesuatu benda yang bergerak secara langsung pada saat itu juga. Sedangkan metoda Processing memerlukan waktu untuk memproses data yang dikoleksi pada sesuatu benda yang bergerak dan data yang dikoleksi pada stasiun referensi pada durasi dan epok yang sama, kemudian datanya diolah dengan menggunakan software applikasi untuk menentukan besar vector base line serta posisi relative terhadap sistim koordinat tertentu. Penentuan posisi dengan metoda Rapid Statik menggunakan dua alat receiver dimanasatu diam dan satu bergerak gerak berpindah dfari satu titik ke titik lainnya tetapi dengan waktu okupasi pada titik tersebut cukup singkat yaitu antara 5 sampai dengan 10 menit. (perhatikan gambar 3.G.1). Metoda ini dapat dipakai untuk penentuan posisi dengan ketelitian centimeter. Gambar : 3.G.1 Metoda Rapid Statik Penentuan Posisi dengan metoda Pseudo Kinematik menerapkan dua sesi okupasi data pada titik yang sama secara singkat (5 menit), dengan perbedaan satu sesi dengan lainnya kurang lebih 1 (satu) jam. Hal ini dimaksudkan agar kedua sesi pengamatan dilakukan pada dua geometric satelit yang berbeda. Penentuan Posisi dengan metoda Stop and Go dilakukan dengan receiver GPS/GNSS yang bergerak dari satu titik ke titik lainnya, tetapi selama perjalanan dari satu titik ke titik lainnya receiver tetap melakukan koleksi data. Ukopasi pada titik yang akan ditentukan posisinya adalah kurang lebih 10 sampai dengan 15 detik. Metoda ini sangat memerlukan geometri Satelit yang sangat baik (satelit tidak berkumpul pada satu areal yang sempit) dalamrangka untuk mendapatkan hasil posisi yang baik.
  • 6. H. Penentuan Posisi di BPN RI Penentuan Posisi dengan menggunakan Sistim Satelit GPS/GNSS yang sudah biasa dilakukan di BPN RI adalah dua metoda sebagai berikut:  Metoda Differensial Statik.  Metoda Real Time Kinematik (RTK). Metoda Differensial Statik bisanya dipakai dalam penentuan posisi Titik Dasar Teknik Orde 2 dan 3 dan metoda ini sudah dipakai sejak berlakunya PP 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Contoh Jaringan Kerangka Dasar yang diapakai dapat dilihat pada gambar 3.H 1. Gambar 3. H.1. Contoh Diagram Jaringan Statik Differensial
  • 7. Bagan alir Pengukuran dan pemetaan Titik dasar Teknik dengan metoda Statik Differensial dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:
  • 8.
  • 9. Metoda Real Time Kinamatik yang dipakai di BPN RI adalah metoda penentuan Posisi dengan GNSS CORS (Global Navigation Sateellite Systems Continuously Operating Reference Stations) yang sudah dipasang 3 (tiga) stasiun referensi di Jabodetabek dan 37 (tiga puluh tujuh) stasiun Referensi lainnya yang tersebar di pulau Jawa dan Bali. Sehingga pada akhir tahun 2010 ini, Pulau Jawa sudah dapat menggunakan teknologi ini baik untuk Pengukuran Kawasan dan Wilayah Administrasi. Fasilitas GNSS CORS yang sudah terbangun ini dapat digunakan untuk pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan dengan metoda Post Processing dan Real Time. Metoda Post Processing yaitu Metoda Pengukuran GNSS CORS dimana hasil koordinat yang diukur tidak secara seketika didapatkan tetapi dengan melalui tahapan setelah pelaksanaan koleksi data dilakukan. Data yang dikoleksi pada GNSS Rover pada titik titik tertentu telah memiliki epok dan durasi koleksi data tertentu pula. Pada epok dan durasi yang bersamaan data efemeris yang ditangkap pada stasiun referensi dan di koleksi pada server stasiun Pengontrol (Direktorat Pengukuran Dasar) dapat didownload pada Komputer yang telah memiliki Software Pengolah Data GNSS (contoh SKIPRO), sehingga dengan demikian dapat dihitung besar vector antara titik Stasiun Referensi (yang sudah mempunyai koordinat defenitif), sehingga otomatis koordinat titik titik yang diukur dapat dihitung koordinatnya relative terhadap titik titik Stasiun Referensi. Pelaksanaan Pengukuran Real Time dengan menggunakan GNSS CORS yaitu menghitung dan menentukan koordinat titik-titik yang diokupasi (diukur) dengn menghasilkan koordinat differensial (teliti) terhadap titik Stasiun Referensi secara langsung (real time) terekam di Rover GNSS CORS. Pertama-tama Rover mengasilkan koordinat Absolut secara single positioning, posisi absolute kemudian dikirim ke server. Pada saat yang bersamaan Semua Stasiun Referensi yang telah memiliki koordinat defenitip mengirim data efemeris ke server kemudian data tersebut diolah dengan software applikasi ( misalnya SPIDER) dan akan menghasilkan koreksi yang akan diberikan kepada posisi absolute pada Rover. Pengiriman Data data efemeris maupun koreksi tersebut memerlukan sarana komunikasi data melalui jaringan Internet. Pada bagian Mata Ajar lain anda akan melakukan pengukuran penentuan posisi dengan metoda GNSS CORS baik secara post processing maupung Real Time Kinematik. Metoda Penentuan Posisi secara Real Time Kinematik dibagi dalam dua bagian yaitu Single RTK dan Network RTK. Single RTK yaitu penentuan posisi titik dimana besarnya koreksi yang diberikan terhadap posisi absolutenya hanaya ditentuakn oleh satu satsiun Referensi. Ketelitian dari hasil Penentuan Posisi dengan metoda Single RTK ini tergantung dari jarak antara Rover (titik yang ditentukan posisinya) dan Stasiun Referensi yang memberikan besar koreksi terhadap posisi Rover, biasanya diberikan dalam bentuk 10 mm ± 1 ppm (part per million) untuk X dan Y, sedangkan untuk ketelitian tinggi (Z) biasanya 30 mm ± 5 ppm (tergantung jenis dan merek alat yang digunakan). Metoda Network RTK yaitu penentuan posisi suatu titik di lapangan dengan memberikan koreksi kepada hasil koordinat absolute pada ttik tersebut, dimana koreksi tersebut didapatkan dari hasil pengolahan data efemeris dari semua Stasiun referensi diwilayah yang bersangkutan yang di hitung dengan software applikasi pada server stasiun pengendali. Pengiriman Data efemeris dari stasiun referensi ke server stasiun pengendali dapat menggunakan jaringan internet dan menghasilkan koreksi (koreksi besaran absolute ke besaran differensial antara rover dan stasiun referensi). Pengiriman posisi absolute suatu Rover ke stasiun pengendali dan pengiriman koreksi dari Server stasiun pengendali ke rover biasanya mengunakan mobile phone yang memiliki fasilitas GPRS (General Package Radio Service).