SlideShare a Scribd company logo
KONTAMINASIKONTAMINASI
MAKANANMAKANAN
Aspek pokok penyehatan makanan yg mempengaruhiAspek pokok penyehatan makanan yg mempengaruhi
keamanan makanan :keamanan makanan :
1.1.KontaminasiKontaminasi
2.2.PembusukanPembusukan
3.3.PemalsuanPemalsuan
4.4.KeracunanKeracunan
1. Kontaminasi :1. Kontaminasi :
 Masuknya zat asing ke dalam makanan yangMasuknya zat asing ke dalam makanan yang
tidak dikehendaki atau diinginkantidak dikehendaki atau diinginkan
 Kontaminasi makanan adalah terdapatnya
bahan atau organisme berbahaya dalam
makanan secara tidak sengaja.
Bahan atau organisme berbahaya disebut kontaminan
Meliputi :Meliputi :
Pencemaran oleh mikroba (bakteri, jamur)Pencemaran oleh mikroba (bakteri, jamur)
Pencemaran fisik (rambut, plastik, serangga)Pencemaran fisik (rambut, plastik, serangga)
Pencemaran kimia (pestisida, mercury, arsen)Pencemaran kimia (pestisida, mercury, arsen)
Pencemaran radio aktifPencemaran radio aktif
Sumber KontaminanSumber Kontaminan
Kontaminasi biologis:Kontaminasi biologis:
Organisme yang hidup dan menimbulkanOrganisme yang hidup dan menimbulkan
kontaminani makanan.kontaminani makanan.
Organisme berukuran besar seperti tikus, serangga,Organisme berukuran besar seperti tikus, serangga,
sampai yang amat kecil seperti mikroorganisme.sampai yang amat kecil seperti mikroorganisme.
Penyebab kerusakan makanan atau keracunanPenyebab kerusakan makanan atau keracunan
makanan.makanan.
Jenis mikroorganisme yang sering menyebabkanJenis mikroorganisme yang sering menyebabkan
pencemaran makanan adalahpencemaran makanan adalah
Bakteri (Clostridium perfringens, Streptokoki fecal,Bakteri (Clostridium perfringens, Streptokoki fecal,
Salmonella),Salmonella),
Fungi (Aspergillius, Penicillium, Fusarium),Fungi (Aspergillius, Penicillium, Fusarium),
Parasit (Entamoeba histolytica, Taenia saginata,Parasit (Entamoeba histolytica, Taenia saginata,
Trichinella spiralis)Trichinella spiralis)
 Virus (virus hepatitis, dllVirus (virus hepatitis, dll).).
Clostridium botulinum
Meracuni dengan cara mengeluarkan racun
Penderita yang terserang toksin ini umumnya
mengalami kesulitan bernapas, bisa sebabkan
kematian
Terdapat pada makanan kaleng yang sudah
rusak, misalnya kaleng kembung, berkarat,
bocor, segel rusak, isinya menggelembung,
berbau, atau berwarna tak normal.
 Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan
racun pada tempe bongkrek
 Staphylococcus aureus yang mengeluarkan toksin
pada makanan berprotein tinggi (daging, telur,
susu, ikan).
Salmonella sp.
Menginfeksi saluran pencernaan di antaranya
penyebab salmonellosis.
Orang bisa menularkan penyakit ini bila menderita
sakit atau sebagai pembawa (karier)
Makanan yang sering tercemar salmonela antara
lain daging atau hasil olahannya, telur retak, dan
makanan yang disimpan pada suhu 10-60 derajat C
(danger zone).
Kontaminan fisik:
Kontaminan fisik dapat berupa benda-benda asing
yang terdapat dalam makanan, yang bukan menjadi
bagian dari makanan tersebut.
Menurunkan nilai estetis makanan juga dapat
menimbulkan luka serius bila tertelan, seperti kerikil,
pecahan logam dan lainnya.
Kontaminasi kimiawi
adalah berbagai macam bahan atau unsur kimia yang
menimbulkan pencemaran pada bahan makanan.
Melalui beberapa cara seperti terlarutnya lapisan alat
pengolah karena digunakan untuk mengolah makanan yang
dapat melarutkan zat kimia dalam pelapis
Logam yang terakumulasi di dalam produk perairan misalnya
kerang atau tanaman yang habitat asalnya tercemar
bahan pembersih atau sanitasi kimia yang tidak bersih
pembilasannya
Penyimpanan yang berdekatan.
Terjadinya pencemaran :Terjadinya pencemaran :
 Pencemaran langsung (Pencemaran langsung (direct contaminationdirect contamination))
 Pencemaran silang (Pencemaran silang (cross contaminationcross contamination))
 Pencemaran ulangPencemaran ulang (recontamination(recontamination))
Kontaminasi langsung adalah kontaminasi yang
terjadi pada bahan makanan mentah, baik tanaman
maupun hewan yang diperoleh dari tempat hidup atau
asal bahan makanan tersebut.
Kontaminasi silang adalah pindahnya bahan
pencemar/kontaminan ke dalam makanan dari
sumber lain yang sudah terkontaminasi.
Sumber kontaminasi silang secara umum bisa
dikategorikan berdasarkan sumbernya menjadi:
Kontaminasi dari bahan pangan ke bahan pangan
lain
Kontaminasi dari peralatan ke bahan pangan
Kontaminasi dari manusia ke bahan pangan
Beberapa KasusBeberapa Kasus
 Diantara kasus-kasus berikut, manakah ygDiantara kasus-kasus berikut, manakah yg
tergolong kontaminasi langsung, kontaminasi silangtergolong kontaminasi langsung, kontaminasi silang
& kontaminasi ulang ?& kontaminasi ulang ?
Beberapa KasusBeberapa Kasus
1.1. Tanpa sengaja, mungkin Anda pernah menyimpanTanpa sengaja, mungkin Anda pernah menyimpan
bahan makanan mentah, misalnya daging, tidak dibahan makanan mentah, misalnya daging, tidak di
bagian “freezer” (pembeku) dalam lemaribagian “freezer” (pembeku) dalam lemari
pendingin karena sudah terlalu penuh. Sementarapendingin karena sudah terlalu penuh. Sementara
itu, di bawahnya Anda menyimpan makanan yangitu, di bawahnya Anda menyimpan makanan yang
sudah matang sehingga adanya tetesan darisudah matang sehingga adanya tetesan dari
daging bisa jatuh ke dalam makanan yang sudahdaging bisa jatuh ke dalam makanan yang sudah
matang tadimatang tadi..
2.2. Singkong dan daunnya mengandung zat amidalin.Singkong dan daunnya mengandung zat amidalin.
Sewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepasSewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepas
dari ikatannya sehingga bisa menimbulkandari ikatannya sehingga bisa menimbulkan
keracunan sianida.keracunan sianida.
3. Keterbatasan waktu juga menyebabkan Anda lalai
mencuci tangan setiap kali tangan berpindah dari
bahan makanan mentah ke makanan yang lain
yang sudah matang. Setelah memecahkan telur,
tangan yang terciprat putih telur, tanpa mencuci
tangan Anda gunakan untuk menyusun ayam
goreng di piring untuk disajikan
4. Beberapa orang lebih suka menikmati hidangan
makanan/masakan padang langsung dengan
tangan tidak menggunakan sendok. Karena
tergesa-gesa lalai tidak mencuci tangan sebelum
makan.
Peranan makanan sebagai perantara penyebaran
penyakit dan keracunan makanan, antara lain:
agent (penyebab),
vehichel (pembawa)
dan sebagai media
Sebagai Agent :
Pada kasus ini dapat kita ambil contoh tumbuhan
maupun binatang yang secara alamiah telah
mengandung zat beracun.
 Agen penyakit infeksi banyak berasal dari binatang
dan menularkan kepada manusia lewat makanan,
tetapi penularannya masih bisa dengan cara yang lain
Sebagai Vehicle:
Sebagai pembawa penyebab penyakit, seperti
bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama
makanan dan juga mikroorganisme yang patogen
serta bahan radioaktif.
Makanan tersebut semula tidak mengandung zat-zat
yang membahayakan tubuh, tetapi karena satu dan
lain hal akhirnya mengandung zat yang
membahayakan kesehatan
Sebagai Media:
Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan berada dalam
makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka akan
tumbuh dan berkembang sehingga menjadi banyak dan dapat
menyebabkan wabah yang serius.
Penjamah makanan yang menderita sakit atau karier
menularkan penyakit yang dideritanya melalui saluran
pernapasan, sewaktu batuk atau bersin dan melalui saluran
pencernaan, biasanya kuman penyakit mencemari makanan
karena terjadi kontak atau bersentuhan dengan tangan yang
mengandung kuman penyakit.
2. Pembusukan2. Pembusukan
Proses berubahan komposisi makananProses berubahan komposisi makanan
baik sebagian atau seluruhnya daribaik sebagian atau seluruhnya dari
keadaan normal menjadi tidak normal dankeadaan normal menjadi tidak normal dan
tidak dikehendaki sebagai akibat daritidak dikehendaki sebagai akibat dari
maturasi, fermentasi ataupun kontaminasimaturasi, fermentasi ataupun kontaminasi
Pembusukan dapat terjadi oleh :Pembusukan dapat terjadi oleh :
 Fisik (layu, mengkerut, berlubang krnFisik (layu, mengkerut, berlubang krn
binatang)binatang)
 Enzym : lipase, protease, amilaseEnzym : lipase, protease, amilase
 Mikroba : bakteri atau cendawan (berubahMikroba : bakteri atau cendawan (berubah
warna, rasa, basi, bau dll)warna, rasa, basi, bau dll)
3. Pemalsuan :3. Pemalsuan :
Upaya perubahan tampilan/sifat mutuUpaya perubahan tampilan/sifat mutu
dengan cara menambah atau mengganti bahandengan cara menambah atau mengganti bahan
makanan yang disengaja dengan tujuanmakanan yang disengaja dengan tujuan
meningkatkan tampilan makanan untukmeningkatkan tampilan makanan untuk
memperoleh keuntungan shg merugikanmemperoleh keuntungan shg merugikan
konsumenkonsumen
Contoh pemalsuan:Contoh pemalsuan:
- Pemakaian zat warna rhodamin B, sunset yellow, wantex,- Pemakaian zat warna rhodamin B, sunset yellow, wantex,
dlldll
- Pemakaian zat pemanis (sacharin, siklamat)- Pemakaian zat pemanis (sacharin, siklamat)
- Bahan pengawet/pengental (asam bensoat, sitric acid, soda- Bahan pengawet/pengental (asam bensoat, sitric acid, soda
kue, dll)kue, dll)
- Bahan pengganti (tomat dg pepaya pada saus tomat)- Bahan pengganti (tomat dg pepaya pada saus tomat)
- Merk/label (tidak sesuai dengan kandungan sebenarnya)- Merk/label (tidak sesuai dengan kandungan sebenarnya)
4. Keracunan:4. Keracunan:
Timbulnya gejala klinis suatu penyakitTimbulnya gejala klinis suatu penyakit
akibat mengkonsumsi makanan yang tidakakibat mengkonsumsi makanan yang tidak
hygienis baik oleh unsur fisika, kimiahygienis baik oleh unsur fisika, kimia
maupun mikroba.maupun mikroba.
Keracunan dapat terjadi karenaKeracunan dapat terjadi karena
 Bahan makanan alami (jamur, umbi gadung, ketela, dll)Bahan makanan alami (jamur, umbi gadung, ketela, dll)
 Mikroba : bakteri dr makanan masuk dalam tubuh dalamMikroba : bakteri dr makanan masuk dalam tubuh dalam
jumlah yang besar (mis: diare, desentri, kolera)jumlah yang besar (mis: diare, desentri, kolera)
 Racun/toksin mikroba : staphilococcus, clostridium,Racun/toksin mikroba : staphilococcus, clostridium,
streptoccocus, aflatoksin pd kacang tanah, asamstreptoccocus, aflatoksin pd kacang tanah, asam
bongkrek & toksoflavin pd tempe bongkrekbongkrek & toksoflavin pd tempe bongkrek
 Zat kimia: residu pestisida pada sayuran, logam Hg, Pb,Zat kimia: residu pestisida pada sayuran, logam Hg, Pb,
CuCu
 Alergi: adanya bahan alergen pada makanan (udang,Alergi: adanya bahan alergen pada makanan (udang,
tongkol, telur, dll)tongkol, telur, dll)
 Di Indonesia, data yang dilaporkan keDi Indonesia, data yang dilaporkan ke
Direktorat Jenderal Pemberantasan PenyakitDirektorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular menunjukkan bahwa 30% dari kasus-Menular menunjukkan bahwa 30% dari kasus-
kasus keracunan disebabkan oleh makanankasus keracunan disebabkan oleh makanan
siap santap yang dihasilkan oleh jasa katering.siap santap yang dihasilkan oleh jasa katering.
 Amerika Serikat, wabah ( outbreak )
keracunan makanan yang disebabkan oleh
patogen asal pangan juga paling banyak (70%)
disebabkan oleh makanan siap santap olahan
industri jasa boga.
Mengapa Makanan Siap Santap Menyebabkan
Keracunan?
 Makanan siap santap adalah makanan yang
umumnya telah diproses melalui proses
pemanasan.
 Di Indonesia, sebagian besar makanan siap
santap diproses dengan panas tinggi dalam
waktu yang cukup lama, makanan benar-benar
matang, kekecualian tentu ada, misalnya pada
lalap sayur atau buah
 sebagian besar makanan olahan telahsebagian besar makanan olahan telah
mengalami proses yang cukup untukmengalami proses yang cukup untuk
membunuh bakteri patogen bukan pembentukmembunuh bakteri patogen bukan pembentuk
spora.spora.
 kemungkinan terbesar keracunan disebabkan
oleh bakteri-bakteri tahan panas yang
membentuk spora selama pemasakan
 Spora bergerminasi ketika makanan mengalami pendinginan
dan peritiwa ini didukung oleh pendinginan yang lambat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mencapai suhu yang
aman (4 o C atau lebih rendah).
 Hal ini menjawab pertanyaan mengapa kebanyakan keracunan
makanan siap santap tidak terjadi di rumah-rumah tangga
dengan ukuran (jumlah) masakan kecil.
 Jumlah makanan yang kecil lebih memungkinkan penurunan
suhu lebih cepat.
 Kebiasaan masyarakat Indonesia menyimpan makanan di suhu
ruang dan tidak tersedianya sarana pendinginan cepat
menyebabkan tumbuh kembalinya bakteri pembentuk spora
tersebut
Keracunan oleh Bakteri PembentukKeracunan oleh Bakteri Pembentuk
SporaSpora
 Di Amerika kasus keracunan pangan oleh patogen paling
sering (30%) disebabkan oleh tidak tepatnya proses
pendinginan setelah pemasakan.
 Bakteri-bakteri yang bertahan dan membentuk spora selama
pemanasan yang lazim ditemukan pada makanan siap santap
misalnya Clostridium perfringens dan Bacillus cereus . C.
perfringens yang bergerminasi pada saat pendinginan lambat
dan tertelan bersama-sama makanan
 Menginfeksi usus dan menimbulkan gejala khas keracunan
seperti diare, mual dan muntah 16-24 jam setelah konsumsi.
Keracunan Makanan oleh Bakteri Patogen BukanKeracunan Makanan oleh Bakteri Patogen Bukan
Pembentuk SporaPembentuk Spora
 Makanan yang benar-benar matang dapat menghindarkan kita dariMakanan yang benar-benar matang dapat menghindarkan kita dari
keracunan oleh patogen bukan pembentuk spora. Hal ini disebabkankeracunan oleh patogen bukan pembentuk spora. Hal ini disebabkan
karena patogen-patogen jenis ini, relatif tidak tahan panas dan dapatkarena patogen-patogen jenis ini, relatif tidak tahan panas dan dapat
dimusnahkan selama proses pemasakan.dimusnahkan selama proses pemasakan.
 Kenyataannya keracunan makanan siap santap kadang-kadangKenyataannya keracunan makanan siap santap kadang-kadang
terjadi karena bakteri patogen bukan pembentuk spora.terjadi karena bakteri patogen bukan pembentuk spora.
 Terjadi karena kontaminasi silang (cross contamination) maupunTerjadi karena kontaminasi silang (cross contamination) maupun
kontaminasi ulang (recontamination) yang terjadi setelah pemasakankontaminasi ulang (recontamination) yang terjadi setelah pemasakan
 Kotaminasi silang dapat terjadi jika sarana, wadah atau alat
pengolahan dan atau penyimpanan digunakan bersama-
sama baik untuk bahan mentah maupun bahan yang telah
matang.
 Kontaminasi ulang terutama terjadi karena kurangnya
sanitasi dan higiene.
 Kontaminasi ulang dapat disebabkan karena penggunaan
air, sarana, wadah, atau alat penyimpanan yang tercemar
serta oleh pekerja yang tidak menjaga kebersihan dirinya
 Di negara maju, kontaminasi ulang dari pekerja adalah faktor yang
cukup sering (13%) berkontribusi pada peristiwa keracunan.
 Patogen asal pekerja dapat berupa Staphylococcus aureus yang
berasal dari rongga mulut, hidung atau tangan pekerja.
 Jika ada jeda waktu yang cukup antara pemasakan dan konsumsi, S.
aureus yang mencemari makanan matang akan tumbuh dan
membentuk berbagai enterotoksin.
 Enterotoksin S. aureus bersifat tahan panas sehingga tidak dapat
dihilangkan dengan pemanasan kembali yang benar sekalipun.
 Keracunan enterotoksin S. aureus dapat dikenali dengan tanda
utama muntah 1-6 jam setelah konsumsi makanan tersebut.
 Bakteri ini telah dilaporkan menyebabkan keracunan melalui roti lapis
daging, pastry berisi krim dan sebagainya
 Cemaran lain dari pekerja dapat berasal dari usus yang
mencemari secara langsung (melalui tangan) maupun tidak
langsung (melalui air)
 Termasuk patogen enterik ini antara lain Salmonella,
Escherichia coli, Vibr io parahaemolyticus, Campylobacter
jejuni dan Listeria monocytogenes.
 Apabila kondisi (kandungan air, pH, aw dan suhu) makanan
memungkinkan, maka bakteri ini dapat tumbuh dan
berkembang biak dan mungkin mencapai jumlah yang
cukup tinggi yang menyebabkan infeksi usus jika
dikonsumsi.
 Keracunan kelompok bakteri ini ditandai dengan lebih
lamanya (12-48 jam) jangka waktu antara konsumsi dan
munculnya gejala-gejala penyakit yang umumnya terdiri
dari diare, mual, muntah (kadang-kadang) dan demam
(kadang-kadang).
 Bakteri-baktei ini telah diketahui sebagai penyebab
berbagai wabah keracunan besar, misalnya E.coli O157:H7
pada hamburger, L. monocytogenes pada keju lunak dan
salad kubis
Bagaimanan Mencegahnya?Bagaimanan Mencegahnya?
 Keracunan oleh bakteri pembentuk spora terutama dapat
diatasi dengan pendinginan cepat, dimana makanan yang
usai dimasak sesegera mungkin dibawa ke suhu di bawah
4ᵒ C jika tidak langsung dikonsumsi.
 Untuk jumlah makanan yang besar maka sebaiknya
diusahakan dapat mencapai suhu 31.5ᵒ C dalam waktu 2
jam dan mencapai 4ᵒ C dalam 4 jam berikutnya.
 Keracunan oleh bakteri pembentuk spora dapat juga diatasi
dengan memasak dalam waktu yang dekat dengan waktu
penyajian.
 Pendeknya rentang waktu akan membatasi terjadinya
germinasi spora.
 Disamping itu sel yang bergerminasi dapat dikurangi
dengan cara memanaskan kembali makanan sebelum
dikonsumsi.
 Untuk itu maka pemanasan kembali harus dilakukan
sehingga suhu makanan siap santap mencapai 60ᵒ C atau
lebih, karena suhu pemanasan kembali yang tidak cukup
dapat merangsang germinasi spora.
 Pencegahan keracunan oleh bakteri bukan pembentuk
spora dilakukan dengan mencegah kontaminasi silang
maupun kontaminasi ulang.
 Pemisahan ruang serta peralatan untuk bahan mentah dan
matang dapat menghindarkan kontaminasi silang.
 Pemanasan kembali dengan suhu yang cukup hanya dapat
menghilangkan bakteri enterik tetapi tidak dapat
menginaktifkan enterotoksin yang telah terlanjur terbentuk
oleh S. aureus .
 Kontaminasi ulang dapat dicegah melalui program sanitasi
dan higiene yang baik pada ruangan, peralatan maupun
pekerja dan pengawasan kebiasan-kebiasaan pekerja.
Kontaminasi Makanan

More Related Content

What's hot

Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOMKebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Stenly Mandagi
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
Agnescia Sera
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Mei LiizZatika LiizZatika
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Agnescia Sera
 
Ppt jajanan sehat
Ppt jajanan sehatPpt jajanan sehat
Ppt jajanan sehat
resa_mardiana
 
Panelis dalam evaluasi sensori
Panelis dalam evaluasi sensoriPanelis dalam evaluasi sensori
Panelis dalam evaluasi sensori
Teknologi Hasil Pertanian
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
Agnescia Sera
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Amirotul Khusna
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
DwiKristanto10
 
Training sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by Jamaludin
Training sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by JamaludinTraining sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by Jamaludin
Training sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by Jamaludin
Jamaludin S.Pd
 
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptxHYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
ssuser93c5b4
 
Personanal Hygiene.ppt
Personanal Hygiene.pptPersonanal Hygiene.ppt
Personanal Hygiene.ppt
ZulfaYandra
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Sutyawan
 
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
Septi Dwisidi Hapsari
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Titis Sari
 
Presentasi bpom ri
Presentasi bpom riPresentasi bpom ri
Presentasi bpom ri
Tri Damayantho
 

What's hot (20)

Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOMKebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Ppt jajanan sehat
Ppt jajanan sehatPpt jajanan sehat
Ppt jajanan sehat
 
Panelis dalam evaluasi sensori
Panelis dalam evaluasi sensoriPanelis dalam evaluasi sensori
Panelis dalam evaluasi sensori
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
 
Training sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by Jamaludin
Training sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by JamaludinTraining sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by Jamaludin
Training sanitasi dan Hiygiene makanan - Created by Jamaludin
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
PENGAWETAN MAKANAN
PENGAWETAN MAKANANPENGAWETAN MAKANAN
PENGAWETAN MAKANAN
 
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptxHYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
 
Personanal Hygiene.ppt
Personanal Hygiene.pptPersonanal Hygiene.ppt
Personanal Hygiene.ppt
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi Pangan
 
Presentasi bpom ri
Presentasi bpom riPresentasi bpom ri
Presentasi bpom ri
 

Viewers also liked

Keamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusiaKeamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
Aila Yumeko
 
Proses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minuman
Proses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minumanProses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minuman
Proses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minumanputrianggrn
 
Virus pada makanan
Virus pada makananVirus pada makanan
Virus pada makanan
Ngulya Imroatul
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
infosanitasi
 
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan PanganKeamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Lilik Sholeha
 
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
Muhammad Nasrullah
 
Sanitasi Makanan
Sanitasi MakananSanitasi Makanan
Sanitasi Makanan
Sri Sumarni
 
Pengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makananPengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makananArya Aria
 
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANANPENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
aldika wau, SH,MH ALDIKA
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
Apapunituzar
 
Pencemaran Makanan
Pencemaran MakananPencemaran Makanan
Pencemaran MakananCikgu Afezi
 
Makalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1eMakalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1eKarla Terematez
 
Bab 1 Pengenalan Kepada Gerko
Bab 1 Pengenalan Kepada GerkoBab 1 Pengenalan Kepada Gerko
Bab 1 Pengenalan Kepada Gerko
guest71b30b
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
Siti Jum'atun
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Dhiarrafii Bintang Matahari
 
Respirasi Aerob dan Anaerob
Respirasi Aerob dan AnaerobRespirasi Aerob dan Anaerob
Respirasi Aerob dan Anaerob
Islamic University of Indonesia
 
Ppt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanPpt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikan
FKM-AP2013
 

Viewers also liked (20)

Keamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusiaKeamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
 
Proses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minuman
Proses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minumanProses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minuman
Proses pencemar dalam tubuh melalui makanan dan minuman
 
Virus pada makanan
Virus pada makananVirus pada makanan
Virus pada makanan
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan PanganKeamanan dan Ketahanan Pangan
Keamanan dan Ketahanan Pangan
 
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
 
Sanitasi Makanan
Sanitasi MakananSanitasi Makanan
Sanitasi Makanan
 
Pengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makananPengawetan bahan makanan
Pengawetan bahan makanan
 
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANANPENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
 
Pencemaran Makanan
Pencemaran MakananPencemaran Makanan
Pencemaran Makanan
 
Makalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1eMakalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1e
 
Bab 1 Pengenalan Kepada Gerko
Bab 1 Pengenalan Kepada GerkoBab 1 Pengenalan Kepada Gerko
Bab 1 Pengenalan Kepada Gerko
 
Penyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin APenyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin A
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Hujan asam
Hujan asamHujan asam
Hujan asam
 
Respirasi Aerob dan Anaerob
Respirasi Aerob dan AnaerobRespirasi Aerob dan Anaerob
Respirasi Aerob dan Anaerob
 
Ppt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanPpt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikan
 
Pengawetan makanan
Pengawetan makananPengawetan makanan
Pengawetan makanan
 

Similar to Kontaminasi Makanan

Pencemaran Makanan dan Minuman
Pencemaran Makanan dan MinumanPencemaran Makanan dan Minuman
Pencemaran Makanan dan Minuman
NilnaFircha
 
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfPert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
WayuOctavia
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
Mira66540
 
kontaminasi makanan dan makanan kesehatan.ppt
kontaminasi makanan dan makanan kesehatan.pptkontaminasi makanan dan makanan kesehatan.ppt
kontaminasi makanan dan makanan kesehatan.ppt
lisa hidayati
 
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatanPresentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapSariana Csg
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
widhyanto muttaqien
 
Gmp
GmpGmp
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmHygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
adisalim
 
KONTAMINASI MAKANAN.pptx
KONTAMINASI MAKANAN.pptxKONTAMINASI MAKANAN.pptx
KONTAMINASI MAKANAN.pptx
wenienjelina1
 
memahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docx
memahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docxmemahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docx
memahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docx
yusupbae
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptx
Wulandari9832
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
hamrirendi27
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
hamrirendi27
 
Tugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widyaTugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widyaAila Yumeko
 
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxdokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
DianWahyu40
 
bahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksibahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksiMelly Luthfiyani
 
Toksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptx
Toksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptxToksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptx
Toksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptx
AnonymousHLzd5nVdx2
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
ILKKM SG BULOH
 
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasiKeamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Aul Ndink
 

Similar to Kontaminasi Makanan (20)

Pencemaran Makanan dan Minuman
Pencemaran Makanan dan MinumanPencemaran Makanan dan Minuman
Pencemaran Makanan dan Minuman
 
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdfPert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
Pert 1 _ BAHAN PENCEMAR TERHADAP MAKANANedit.pdf
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
 
kontaminasi makanan dan makanan kesehatan.ppt
kontaminasi makanan dan makanan kesehatan.pptkontaminasi makanan dan makanan kesehatan.ppt
kontaminasi makanan dan makanan kesehatan.ppt
 
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatanPresentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
 
Gmp
GmpGmp
Gmp
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmHygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
KONTAMINASI MAKANAN.pptx
KONTAMINASI MAKANAN.pptxKONTAMINASI MAKANAN.pptx
KONTAMINASI MAKANAN.pptx
 
memahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docx
memahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docxmemahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docx
memahami prinsip-prinsip Kontaminasi.docx
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptx
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
Tugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widyaTugas makalah etprof bu widya
Tugas makalah etprof bu widya
 
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptxdokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
dokumen.tips_keamanan-pangan-ppt.pptx
 
bahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksibahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksi
 
Toksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptx
Toksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptxToksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptx
Toksikologi-Pangan di bidang kesehatan Presentasi pptx
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
 
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasiKeamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
 

Kontaminasi Makanan

  • 1. KONTAMINASIKONTAMINASI MAKANANMAKANAN Aspek pokok penyehatan makanan yg mempengaruhiAspek pokok penyehatan makanan yg mempengaruhi keamanan makanan :keamanan makanan : 1.1.KontaminasiKontaminasi 2.2.PembusukanPembusukan 3.3.PemalsuanPemalsuan 4.4.KeracunanKeracunan
  • 2.
  • 3.
  • 4. 1. Kontaminasi :1. Kontaminasi :  Masuknya zat asing ke dalam makanan yangMasuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki atau diinginkantidak dikehendaki atau diinginkan  Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja.
  • 5. Bahan atau organisme berbahaya disebut kontaminan Meliputi :Meliputi : Pencemaran oleh mikroba (bakteri, jamur)Pencemaran oleh mikroba (bakteri, jamur) Pencemaran fisik (rambut, plastik, serangga)Pencemaran fisik (rambut, plastik, serangga) Pencemaran kimia (pestisida, mercury, arsen)Pencemaran kimia (pestisida, mercury, arsen) Pencemaran radio aktifPencemaran radio aktif
  • 6. Sumber KontaminanSumber Kontaminan Kontaminasi biologis:Kontaminasi biologis: Organisme yang hidup dan menimbulkanOrganisme yang hidup dan menimbulkan kontaminani makanan.kontaminani makanan. Organisme berukuran besar seperti tikus, serangga,Organisme berukuran besar seperti tikus, serangga, sampai yang amat kecil seperti mikroorganisme.sampai yang amat kecil seperti mikroorganisme. Penyebab kerusakan makanan atau keracunanPenyebab kerusakan makanan atau keracunan makanan.makanan.
  • 7. Jenis mikroorganisme yang sering menyebabkanJenis mikroorganisme yang sering menyebabkan pencemaran makanan adalahpencemaran makanan adalah Bakteri (Clostridium perfringens, Streptokoki fecal,Bakteri (Clostridium perfringens, Streptokoki fecal, Salmonella),Salmonella), Fungi (Aspergillius, Penicillium, Fusarium),Fungi (Aspergillius, Penicillium, Fusarium), Parasit (Entamoeba histolytica, Taenia saginata,Parasit (Entamoeba histolytica, Taenia saginata, Trichinella spiralis)Trichinella spiralis)  Virus (virus hepatitis, dllVirus (virus hepatitis, dll).).
  • 8. Clostridium botulinum Meracuni dengan cara mengeluarkan racun Penderita yang terserang toksin ini umumnya mengalami kesulitan bernapas, bisa sebabkan kematian Terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak, misalnya kaleng kembung, berkarat, bocor, segel rusak, isinya menggelembung, berbau, atau berwarna tak normal.
  • 9.  Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan racun pada tempe bongkrek  Staphylococcus aureus yang mengeluarkan toksin pada makanan berprotein tinggi (daging, telur, susu, ikan).
  • 10. Salmonella sp. Menginfeksi saluran pencernaan di antaranya penyebab salmonellosis. Orang bisa menularkan penyakit ini bila menderita sakit atau sebagai pembawa (karier) Makanan yang sering tercemar salmonela antara lain daging atau hasil olahannya, telur retak, dan makanan yang disimpan pada suhu 10-60 derajat C (danger zone).
  • 11. Kontaminan fisik: Kontaminan fisik dapat berupa benda-benda asing yang terdapat dalam makanan, yang bukan menjadi bagian dari makanan tersebut. Menurunkan nilai estetis makanan juga dapat menimbulkan luka serius bila tertelan, seperti kerikil, pecahan logam dan lainnya.
  • 12.
  • 13. Kontaminasi kimiawi adalah berbagai macam bahan atau unsur kimia yang menimbulkan pencemaran pada bahan makanan. Melalui beberapa cara seperti terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan untuk mengolah makanan yang dapat melarutkan zat kimia dalam pelapis Logam yang terakumulasi di dalam produk perairan misalnya kerang atau tanaman yang habitat asalnya tercemar bahan pembersih atau sanitasi kimia yang tidak bersih pembilasannya Penyimpanan yang berdekatan.
  • 14.
  • 15. Terjadinya pencemaran :Terjadinya pencemaran :  Pencemaran langsung (Pencemaran langsung (direct contaminationdirect contamination))  Pencemaran silang (Pencemaran silang (cross contaminationcross contamination))  Pencemaran ulangPencemaran ulang (recontamination(recontamination))
  • 16.
  • 17. Kontaminasi langsung adalah kontaminasi yang terjadi pada bahan makanan mentah, baik tanaman maupun hewan yang diperoleh dari tempat hidup atau asal bahan makanan tersebut. Kontaminasi silang adalah pindahnya bahan pencemar/kontaminan ke dalam makanan dari sumber lain yang sudah terkontaminasi.
  • 18.
  • 19. Sumber kontaminasi silang secara umum bisa dikategorikan berdasarkan sumbernya menjadi: Kontaminasi dari bahan pangan ke bahan pangan lain Kontaminasi dari peralatan ke bahan pangan Kontaminasi dari manusia ke bahan pangan
  • 20. Beberapa KasusBeberapa Kasus  Diantara kasus-kasus berikut, manakah ygDiantara kasus-kasus berikut, manakah yg tergolong kontaminasi langsung, kontaminasi silangtergolong kontaminasi langsung, kontaminasi silang & kontaminasi ulang ?& kontaminasi ulang ?
  • 21. Beberapa KasusBeberapa Kasus 1.1. Tanpa sengaja, mungkin Anda pernah menyimpanTanpa sengaja, mungkin Anda pernah menyimpan bahan makanan mentah, misalnya daging, tidak dibahan makanan mentah, misalnya daging, tidak di bagian “freezer” (pembeku) dalam lemaribagian “freezer” (pembeku) dalam lemari pendingin karena sudah terlalu penuh. Sementarapendingin karena sudah terlalu penuh. Sementara itu, di bawahnya Anda menyimpan makanan yangitu, di bawahnya Anda menyimpan makanan yang sudah matang sehingga adanya tetesan darisudah matang sehingga adanya tetesan dari daging bisa jatuh ke dalam makanan yang sudahdaging bisa jatuh ke dalam makanan yang sudah matang tadimatang tadi..
  • 22. 2.2. Singkong dan daunnya mengandung zat amidalin.Singkong dan daunnya mengandung zat amidalin. Sewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepasSewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepas dari ikatannya sehingga bisa menimbulkandari ikatannya sehingga bisa menimbulkan keracunan sianida.keracunan sianida.
  • 23. 3. Keterbatasan waktu juga menyebabkan Anda lalai mencuci tangan setiap kali tangan berpindah dari bahan makanan mentah ke makanan yang lain yang sudah matang. Setelah memecahkan telur, tangan yang terciprat putih telur, tanpa mencuci tangan Anda gunakan untuk menyusun ayam goreng di piring untuk disajikan
  • 24. 4. Beberapa orang lebih suka menikmati hidangan makanan/masakan padang langsung dengan tangan tidak menggunakan sendok. Karena tergesa-gesa lalai tidak mencuci tangan sebelum makan.
  • 25. Peranan makanan sebagai perantara penyebaran penyakit dan keracunan makanan, antara lain: agent (penyebab), vehichel (pembawa) dan sebagai media
  • 26. Sebagai Agent : Pada kasus ini dapat kita ambil contoh tumbuhan maupun binatang yang secara alamiah telah mengandung zat beracun.  Agen penyakit infeksi banyak berasal dari binatang dan menularkan kepada manusia lewat makanan, tetapi penularannya masih bisa dengan cara yang lain
  • 27. Sebagai Vehicle: Sebagai pembawa penyebab penyakit, seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga mikroorganisme yang patogen serta bahan radioaktif. Makanan tersebut semula tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh, tetapi karena satu dan lain hal akhirnya mengandung zat yang membahayakan kesehatan
  • 28. Sebagai Media: Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka akan tumbuh dan berkembang sehingga menjadi banyak dan dapat menyebabkan wabah yang serius. Penjamah makanan yang menderita sakit atau karier menularkan penyakit yang dideritanya melalui saluran pernapasan, sewaktu batuk atau bersin dan melalui saluran pencernaan, biasanya kuman penyakit mencemari makanan karena terjadi kontak atau bersentuhan dengan tangan yang mengandung kuman penyakit.
  • 29. 2. Pembusukan2. Pembusukan Proses berubahan komposisi makananProses berubahan komposisi makanan baik sebagian atau seluruhnya daribaik sebagian atau seluruhnya dari keadaan normal menjadi tidak normal dankeadaan normal menjadi tidak normal dan tidak dikehendaki sebagai akibat daritidak dikehendaki sebagai akibat dari maturasi, fermentasi ataupun kontaminasimaturasi, fermentasi ataupun kontaminasi
  • 30. Pembusukan dapat terjadi oleh :Pembusukan dapat terjadi oleh :  Fisik (layu, mengkerut, berlubang krnFisik (layu, mengkerut, berlubang krn binatang)binatang)  Enzym : lipase, protease, amilaseEnzym : lipase, protease, amilase  Mikroba : bakteri atau cendawan (berubahMikroba : bakteri atau cendawan (berubah warna, rasa, basi, bau dll)warna, rasa, basi, bau dll)
  • 31. 3. Pemalsuan :3. Pemalsuan : Upaya perubahan tampilan/sifat mutuUpaya perubahan tampilan/sifat mutu dengan cara menambah atau mengganti bahandengan cara menambah atau mengganti bahan makanan yang disengaja dengan tujuanmakanan yang disengaja dengan tujuan meningkatkan tampilan makanan untukmeningkatkan tampilan makanan untuk memperoleh keuntungan shg merugikanmemperoleh keuntungan shg merugikan konsumenkonsumen
  • 32. Contoh pemalsuan:Contoh pemalsuan: - Pemakaian zat warna rhodamin B, sunset yellow, wantex,- Pemakaian zat warna rhodamin B, sunset yellow, wantex, dlldll - Pemakaian zat pemanis (sacharin, siklamat)- Pemakaian zat pemanis (sacharin, siklamat) - Bahan pengawet/pengental (asam bensoat, sitric acid, soda- Bahan pengawet/pengental (asam bensoat, sitric acid, soda kue, dll)kue, dll) - Bahan pengganti (tomat dg pepaya pada saus tomat)- Bahan pengganti (tomat dg pepaya pada saus tomat) - Merk/label (tidak sesuai dengan kandungan sebenarnya)- Merk/label (tidak sesuai dengan kandungan sebenarnya)
  • 33. 4. Keracunan:4. Keracunan: Timbulnya gejala klinis suatu penyakitTimbulnya gejala klinis suatu penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang tidakakibat mengkonsumsi makanan yang tidak hygienis baik oleh unsur fisika, kimiahygienis baik oleh unsur fisika, kimia maupun mikroba.maupun mikroba.
  • 34. Keracunan dapat terjadi karenaKeracunan dapat terjadi karena  Bahan makanan alami (jamur, umbi gadung, ketela, dll)Bahan makanan alami (jamur, umbi gadung, ketela, dll)  Mikroba : bakteri dr makanan masuk dalam tubuh dalamMikroba : bakteri dr makanan masuk dalam tubuh dalam jumlah yang besar (mis: diare, desentri, kolera)jumlah yang besar (mis: diare, desentri, kolera)  Racun/toksin mikroba : staphilococcus, clostridium,Racun/toksin mikroba : staphilococcus, clostridium, streptoccocus, aflatoksin pd kacang tanah, asamstreptoccocus, aflatoksin pd kacang tanah, asam bongkrek & toksoflavin pd tempe bongkrekbongkrek & toksoflavin pd tempe bongkrek  Zat kimia: residu pestisida pada sayuran, logam Hg, Pb,Zat kimia: residu pestisida pada sayuran, logam Hg, Pb, CuCu  Alergi: adanya bahan alergen pada makanan (udang,Alergi: adanya bahan alergen pada makanan (udang, tongkol, telur, dll)tongkol, telur, dll)
  • 35.  Di Indonesia, data yang dilaporkan keDi Indonesia, data yang dilaporkan ke Direktorat Jenderal Pemberantasan PenyakitDirektorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular menunjukkan bahwa 30% dari kasus-Menular menunjukkan bahwa 30% dari kasus- kasus keracunan disebabkan oleh makanankasus keracunan disebabkan oleh makanan siap santap yang dihasilkan oleh jasa katering.siap santap yang dihasilkan oleh jasa katering.  Amerika Serikat, wabah ( outbreak ) keracunan makanan yang disebabkan oleh patogen asal pangan juga paling banyak (70%) disebabkan oleh makanan siap santap olahan industri jasa boga.
  • 36. Mengapa Makanan Siap Santap Menyebabkan Keracunan?  Makanan siap santap adalah makanan yang umumnya telah diproses melalui proses pemanasan.  Di Indonesia, sebagian besar makanan siap santap diproses dengan panas tinggi dalam waktu yang cukup lama, makanan benar-benar matang, kekecualian tentu ada, misalnya pada lalap sayur atau buah
  • 37.  sebagian besar makanan olahan telahsebagian besar makanan olahan telah mengalami proses yang cukup untukmengalami proses yang cukup untuk membunuh bakteri patogen bukan pembentukmembunuh bakteri patogen bukan pembentuk spora.spora.  kemungkinan terbesar keracunan disebabkan oleh bakteri-bakteri tahan panas yang membentuk spora selama pemasakan
  • 38.  Spora bergerminasi ketika makanan mengalami pendinginan dan peritiwa ini didukung oleh pendinginan yang lambat sehingga memerlukan waktu lama untuk mencapai suhu yang aman (4 o C atau lebih rendah).  Hal ini menjawab pertanyaan mengapa kebanyakan keracunan makanan siap santap tidak terjadi di rumah-rumah tangga dengan ukuran (jumlah) masakan kecil.  Jumlah makanan yang kecil lebih memungkinkan penurunan suhu lebih cepat.  Kebiasaan masyarakat Indonesia menyimpan makanan di suhu ruang dan tidak tersedianya sarana pendinginan cepat menyebabkan tumbuh kembalinya bakteri pembentuk spora tersebut
  • 39. Keracunan oleh Bakteri PembentukKeracunan oleh Bakteri Pembentuk SporaSpora  Di Amerika kasus keracunan pangan oleh patogen paling sering (30%) disebabkan oleh tidak tepatnya proses pendinginan setelah pemasakan.  Bakteri-bakteri yang bertahan dan membentuk spora selama pemanasan yang lazim ditemukan pada makanan siap santap misalnya Clostridium perfringens dan Bacillus cereus . C. perfringens yang bergerminasi pada saat pendinginan lambat dan tertelan bersama-sama makanan  Menginfeksi usus dan menimbulkan gejala khas keracunan seperti diare, mual dan muntah 16-24 jam setelah konsumsi.
  • 40. Keracunan Makanan oleh Bakteri Patogen BukanKeracunan Makanan oleh Bakteri Patogen Bukan Pembentuk SporaPembentuk Spora  Makanan yang benar-benar matang dapat menghindarkan kita dariMakanan yang benar-benar matang dapat menghindarkan kita dari keracunan oleh patogen bukan pembentuk spora. Hal ini disebabkankeracunan oleh patogen bukan pembentuk spora. Hal ini disebabkan karena patogen-patogen jenis ini, relatif tidak tahan panas dan dapatkarena patogen-patogen jenis ini, relatif tidak tahan panas dan dapat dimusnahkan selama proses pemasakan.dimusnahkan selama proses pemasakan.  Kenyataannya keracunan makanan siap santap kadang-kadangKenyataannya keracunan makanan siap santap kadang-kadang terjadi karena bakteri patogen bukan pembentuk spora.terjadi karena bakteri patogen bukan pembentuk spora.  Terjadi karena kontaminasi silang (cross contamination) maupunTerjadi karena kontaminasi silang (cross contamination) maupun kontaminasi ulang (recontamination) yang terjadi setelah pemasakankontaminasi ulang (recontamination) yang terjadi setelah pemasakan
  • 41.  Kotaminasi silang dapat terjadi jika sarana, wadah atau alat pengolahan dan atau penyimpanan digunakan bersama- sama baik untuk bahan mentah maupun bahan yang telah matang.  Kontaminasi ulang terutama terjadi karena kurangnya sanitasi dan higiene.  Kontaminasi ulang dapat disebabkan karena penggunaan air, sarana, wadah, atau alat penyimpanan yang tercemar serta oleh pekerja yang tidak menjaga kebersihan dirinya
  • 42.  Di negara maju, kontaminasi ulang dari pekerja adalah faktor yang cukup sering (13%) berkontribusi pada peristiwa keracunan.  Patogen asal pekerja dapat berupa Staphylococcus aureus yang berasal dari rongga mulut, hidung atau tangan pekerja.  Jika ada jeda waktu yang cukup antara pemasakan dan konsumsi, S. aureus yang mencemari makanan matang akan tumbuh dan membentuk berbagai enterotoksin.  Enterotoksin S. aureus bersifat tahan panas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan kembali yang benar sekalipun.  Keracunan enterotoksin S. aureus dapat dikenali dengan tanda utama muntah 1-6 jam setelah konsumsi makanan tersebut.  Bakteri ini telah dilaporkan menyebabkan keracunan melalui roti lapis daging, pastry berisi krim dan sebagainya
  • 43.  Cemaran lain dari pekerja dapat berasal dari usus yang mencemari secara langsung (melalui tangan) maupun tidak langsung (melalui air)  Termasuk patogen enterik ini antara lain Salmonella, Escherichia coli, Vibr io parahaemolyticus, Campylobacter jejuni dan Listeria monocytogenes.  Apabila kondisi (kandungan air, pH, aw dan suhu) makanan memungkinkan, maka bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang biak dan mungkin mencapai jumlah yang cukup tinggi yang menyebabkan infeksi usus jika dikonsumsi.
  • 44.  Keracunan kelompok bakteri ini ditandai dengan lebih lamanya (12-48 jam) jangka waktu antara konsumsi dan munculnya gejala-gejala penyakit yang umumnya terdiri dari diare, mual, muntah (kadang-kadang) dan demam (kadang-kadang).  Bakteri-baktei ini telah diketahui sebagai penyebab berbagai wabah keracunan besar, misalnya E.coli O157:H7 pada hamburger, L. monocytogenes pada keju lunak dan salad kubis
  • 45. Bagaimanan Mencegahnya?Bagaimanan Mencegahnya?  Keracunan oleh bakteri pembentuk spora terutama dapat diatasi dengan pendinginan cepat, dimana makanan yang usai dimasak sesegera mungkin dibawa ke suhu di bawah 4ᵒ C jika tidak langsung dikonsumsi.  Untuk jumlah makanan yang besar maka sebaiknya diusahakan dapat mencapai suhu 31.5ᵒ C dalam waktu 2 jam dan mencapai 4ᵒ C dalam 4 jam berikutnya.
  • 46.  Keracunan oleh bakteri pembentuk spora dapat juga diatasi dengan memasak dalam waktu yang dekat dengan waktu penyajian.  Pendeknya rentang waktu akan membatasi terjadinya germinasi spora.  Disamping itu sel yang bergerminasi dapat dikurangi dengan cara memanaskan kembali makanan sebelum dikonsumsi.  Untuk itu maka pemanasan kembali harus dilakukan sehingga suhu makanan siap santap mencapai 60ᵒ C atau lebih, karena suhu pemanasan kembali yang tidak cukup dapat merangsang germinasi spora.
  • 47.  Pencegahan keracunan oleh bakteri bukan pembentuk spora dilakukan dengan mencegah kontaminasi silang maupun kontaminasi ulang.  Pemisahan ruang serta peralatan untuk bahan mentah dan matang dapat menghindarkan kontaminasi silang.  Pemanasan kembali dengan suhu yang cukup hanya dapat menghilangkan bakteri enterik tetapi tidak dapat menginaktifkan enterotoksin yang telah terlanjur terbentuk oleh S. aureus .  Kontaminasi ulang dapat dicegah melalui program sanitasi dan higiene yang baik pada ruangan, peralatan maupun pekerja dan pengawasan kebiasan-kebiasaan pekerja.