SlideShare a Scribd company logo
FOODBORNE DISEASE
Foodborne Disease
 Penyakit akibat pangan (foodborne disease)
didefinisikan oleh WHO (World Health Organization)
sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi
atau racun, disebabkan oleh agent yang masuk ke
dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.
 Sedangkan Sharp dan Reilly (2000) mendefinisikan
secara lebih luas bahwa penyakit akibat pangan
atau keracunan makanan adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi atau intoksikasi sebagai
akibat mengkonsumsi makanan, minuman atau air
yang telah terkontaminasi.
 Pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran fisik,
biologis, dan kimia yang dapat membahayakan
kesehatan manusia  FBD
 Gejala klinis yang muncul dari foodborne disease
antara lain gejala-gejala pada saluran cerna
(gastrointestinal symptoms), neurological,
gynaecological, immunological dan gejala-gejala
yang lain
 Dapat mengakibatkan kegagalan multiorgan, kanker,
hingga kematian
Klasifikasi Foodborne Disease
 Berdasarkan agen penyebabnya, FBD
diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu :
1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne
infection)
2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi
(foodborne intoxication)
1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne
infection)
Disebabkan oleh pangan yang terkontaminasi virus,
bakteri atau parasit.
Dapat terjadi dengan dua cara :
• Virus, atau parasit  pangan  sal.cerna 
berkembang biak dalam jaringan usus maupun
jaringan tubuh lainnya  infeksi  FBD
• Bakteri  sal.cerna  berkembang biak dalam
jaringan usus maupun jaringan tubuh lainnya 
mengeluarkan toksin  FBD (toxin-mediated
infection)
2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi
(foodborne intoxication)
Disebabkan oleh pangan yang telah
terkontaminasi suatu toksin (racun).
Sumber racun (toksin) dapat berasal dari :
• Racun oleh kontaminan bahan kimia, seperti :
logam berat (tembaga, timbal, raksa)
• Toksin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu
Tabel Perbedaan Infeksi dan Intoksifikasi Akibat
Pangan
 Diperkirakan terdapat 2 kelompok utama penyebab
foodborne disease :
1. Patogen yang telah diketahui sebagai penyebab
diketahui ±31 patogen yang dapat
menyebabkan foodborne disease
2. Agen-agen yang tidak spesifik  agen/zat
dengan data2 yang tidak mencukupi untuk
memperkirakan bahaya yang dapat ditimbulkan
secara spesifik . Mikrobia, zat kimia, dan
substansi yang lain yang ada dalam makanan
yang mempunyai kemampuan sebagai penyebab
penyakit  sulit teridentifikasi secara pasti 
akut gastroenteritis
Foodborne Pathogen
 BAKTERI
Bacillus anthracis
Bacillus cereus, foodborne
Brucella spp.
Campylobacter spp.
Clostridium botulinum
Clostridium perfringens, foodborne
Diarrheagenic E. coli other than STEC and ETEC
ETEC, foodborne
Listeria monocytogenes
Mycobacterium bovis
Salmonella enterica serotype Typhi
Salmonella spp., nontyphoidal
Shigella spp.
Staphylococcus aureus, foodborne
STEC non-O157
STEC O157
Streptococcus spp. group A, foodborne
Vibrio cholerae, toxigenic
Vibrio parahaemolyticus
Vibrio spp., other
Vibrio vulnificus
Yersinia enterocolitica
Yersinia pseudotuberculosis
 PARASITIC
Cryptosporidium spp.
Cyclospora cayetanensis
Giardia intestinalis
Toxoplasma gondii
Trichinella spp.
 VIRAL
Astrovirus
Hepatitis A virus
Norovirus
Rotavirus
Sapovirus
Insident Foodborne Disease
 CDC estimates that each year roughly 1 in 6 Americans
(or 48 million people) gets sick, 128,000 are
hospitalized, and 3,000 die of foodborne diseases
(CDC, 2011)
 Bagaimana dengan data di INDONESIA ??
TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATOGEN
PENYEBAB FOODBORNE DISEASE
Pathogen
Estimated
number of
illnesses
90% Credible
Interval
%
Norovirus 5,461,731
3,227,078–
8,309,480
58
Salmonella,
nontyphoidal
1,027,561
644,786–
1,679,667
11
Clostridium
perfringens
965,958
192,316–
2,483,309
10
Campylobacter
spp.
845,024
337,031–
1,611,083
9
Staphylococcus
aureus
241,148 72,341–529,417 3
Subtotal 91
TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN YANG
MENGAKIBATKAN HOSPITALIZATION FOODBORNE DISEASE
Pathogen
Estimated
number of
hospitalizations
90% Credible
Interval
%
Salmonella,
nontyphoidal
19,336 8,545–37,490 35
Norovirus 14,663 8,097–23,323 26
Campylobacter
spp.
8,463 4,300–15,227 15
Toxoplasma
gondii
4,428 3,060–7,146 8
E.coli (STEC)
O157
2,138 549–4,614 4
Subtotal 88
TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN
YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN
Pathogen
Estimated
number of
deaths
90% Credible
Interval
%
Salmonella,
nontyphoidal
378 0–1,011 28
Toxoplasma
gondii
327 200–482 24
Listeria
monocytogenes
255 0–733 19
Norovirus 149 84–237 11
Campylobacter
spp.
76 0–332 6
Subtotal 88
Kajian Foodborne Disease
 Foodborne disease menjadi isu utama dunia
 Sulitnya memperkirakan insiden pasti foodborne
disease karena manajemen data yang tidak
mendukung
 Perkembangan dampak klinis dari patogen dan
munculnya strain-strain baru dari mikroorganisme
penyebab foodborne disease membuat topik ini
terus dikaji
 CLIMATE CHANGE merupakan hal mendasar yang
sedang menjadi topik utama global terkait dengan
food security, food safety dan foodborne disease
 Pro kontra seputar penanganan foodborne disease
muncul
Perkembangan Foodborne Disease
 Spektrum foodborne diseases berubah secara konstan
 Satu abad yang lalu typhoid fever,tuberculosis ,cholera
merupakan foodborne diseases yang sering terjadi 
berkurang karena perkembangan food safety
(ex.pasturisasi susu, pengalengan yang aman,
disinfectan,dll)
 Setelah tahun 90-an ditemukan FBD terkait dengan
penyebab lain, seperti pada tahun1996, ditemukan
parasit Cyclospora pada Guatemalan raspberries
(unusual parasite)  diare.
 Pada tahun 1998, ditemukan strain baru bakteri Vibrio
parahemolyticus yang mengkontaminasi kerang di
Galveston Bay  epidemic of diarrheal illness
Perkembangan tersebut dapat terjadi karena beberapa
hal :
 mikrobia secara mudah dapat menyebar ke semua
penjuru dunia
 berkembangnya jenis mikrobia baru,
 perubahan lingkungan dan ekologi
 perubahan praktek produksi makanan dan
kebiasaan konsumsi manusia
 Perkembangan yang lain : diketahui bahwa
beberapa penyakit serius ternyata dapat terjadi
karena komplikasi dari foodborne disease
 Contohnya :
 Guillain-Barre Syndrome yang dapat disebabkan
oleh infeksi Campylobacter
 Penyebab paling umum dari gagal ginjal akut
pada anak dan hemolytic uremic syndrome adalah
infeksi E. coli O157:H7 dan bakteri terkait
 Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi Listeria
monocytogenes
CLIMATE CHANGE VS FOODBORNE DISEASE
 Perubahan iklim yang menjadi issue global saat ini,
ternyata menjadi salah satu hal yang mendasari
perkembangan FOODBORNE DISEASE
 Dari beberapa penelitian ternyata diketahui bahwa
perubahan iklim dapat meningkatkan pertumbuhan
patogen, meningkatkan ketahanan patogen terhadap
anti hama, menigkatkan produksi toksin oleh bakteri
dan jamur, meningkatkan distribusi zat-zat kimia
karsinogenik, penurunan nilai gizi pangan, dsb
Perlindungan Terhadap Foodborne
Disease
 Banyak dikembangkan teknologi pangan untuk mengurangi
foodborne disease
 Salah satunya adalah dengan konsumsi probiotik dan
prebiotik
 Penelitian Castillo et.al. 2013. Comparative study of the
protective capacity against Salmonella infection between
probiotic and nonprobiotic lactobacill. Journal of Applied
Microbiology, Vol 114,(3) : 861-876(16)
“Probiotic strain Lact. casei CRL 431 was the one that induced
protection against Salmonella, by increasing the intestinal
barrier function and by decreasing the local inflammatory
response. Significance and Impact of the Study
Not all lactobacilli, even with some immunostimulating
properties at gut level, can protect
against Salmonella infection. Lactobacillus casei CRL 431, a
probiotic bacterium, could be useful as an oral mucosal
adjuvant of the immune system to improve gut health,
especially in the prevention or amelioration
Tindakan Untuk Mengontrol Foodborne
Disease
 Kontrol FBD dapat dilakukan melalui berbagai upaya
=
 Mengetahui zat-zat dalam makanan yang
berpotensi FBD
 Menentukan risiko pada setiap tahapan proses
pengolahan pangan
 Menilai kemungkinan dampak dari perubahan iklim
terhadap food safety, ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu
 Mengetahui insiden FBD  Sistem investigasi &
manajemen data
 Peran kunci dari ahli gizi dalam keamanan pangan :
1. Ahli gizi berperan dalam operasi pelayanan
makanan
2. Mendidik para profesional kesehatan masyarakat
dan lainnya
3. Mempengaruhi kebijakan pangan
Foodborne disease

More Related Content

What's hot

Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
Gilang Rosul
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Gizi
winautm
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
NajMah Usman
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
NajMah Usman
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
Agnescia Sera
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
IKAMAGI (Ikatan Keluarga Mahasiswa Diploma Gizi Indonesia)
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
Sutyawan
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapSariana Csg
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Encepal Cere
 
Surveilans epidemiologi gizi
Surveilans epidemiologi giziSurveilans epidemiologi gizi
Surveilans epidemiologi giziPepi Umar
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epidbjahboi
 
Gizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaGizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaLicia Dewi
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Sutyawan
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
University of Brawijaya
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
dewisetiyana52
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
Ratnawati Sigamma
 

What's hot (20)

Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Gizi
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan Penyakit
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
Surveilans epidemiologi gizi
Surveilans epidemiologi giziSurveilans epidemiologi gizi
Surveilans epidemiologi gizi
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epid
 
Gizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaGizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerja
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 

Viewers also liked

Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.
Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.
Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.
Deepak Somaji-Sawant
 
Picón, mi pueblo
Picón, mi puebloPicón, mi pueblo
Picón, mi pueblo
Olga Rodriguez
 
Guía vegetariana para principiantes
Guía vegetariana para principiantesGuía vegetariana para principiantes
Guía vegetariana para principiantes
Johan Alejando Pulido Velandia
 
GWU- Mem2017 brochure
GWU- Mem2017 brochureGWU- Mem2017 brochure
GWU- Mem2017 brochure
Dr.Venugopalan Poovathum Parambil
 
Es ea inicial estrategico
Es ea   inicial estrategicoEs ea   inicial estrategico
Es ea inicial estrategico
Roberto Caro Sánchez
 
Game development essay presentation
Game development essay presentationGame development essay presentation
Game development essay presentation
MarianD
 
Presentasi new
Presentasi newPresentasi new
Presentasi new
Xue Qii
 
Redes electricas
Redes electricasRedes electricas
Kashmir shaivism versus vedanta – a synopsis
Kashmir shaivism versus vedanta – a synopsisKashmir shaivism versus vedanta – a synopsis
Kashmir shaivism versus vedanta – a synopsis
Deepak-Atim Somaji-Sawant
 
Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03
Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03
Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03
Antoine Torquebiau
 
Goal oriented project planning for effective problem solving by vinay
Goal oriented project planning for effective problem solving by vinayGoal oriented project planning for effective problem solving by vinay
Goal oriented project planning for effective problem solving by vinay
Vinay Kumar
 

Viewers also liked (12)

Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.
Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.
Class *sony-world-photography snap photos acquired @ www.google.com.
 
Picón, mi pueblo
Picón, mi puebloPicón, mi pueblo
Picón, mi pueblo
 
Guía vegetariana para principiantes
Guía vegetariana para principiantesGuía vegetariana para principiantes
Guía vegetariana para principiantes
 
GWU- Mem2017 brochure
GWU- Mem2017 brochureGWU- Mem2017 brochure
GWU- Mem2017 brochure
 
Es ea inicial estrategico
Es ea   inicial estrategicoEs ea   inicial estrategico
Es ea inicial estrategico
 
Game development essay presentation
Game development essay presentationGame development essay presentation
Game development essay presentation
 
Presentasi new
Presentasi newPresentasi new
Presentasi new
 
Sound question 2
Sound   question 2Sound   question 2
Sound question 2
 
Redes electricas
Redes electricasRedes electricas
Redes electricas
 
Kashmir shaivism versus vedanta – a synopsis
Kashmir shaivism versus vedanta – a synopsisKashmir shaivism versus vedanta – a synopsis
Kashmir shaivism versus vedanta – a synopsis
 
Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03
Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03
Brèves pmm rhône alpes du 27 02 au 03 03
 
Goal oriented project planning for effective problem solving by vinay
Goal oriented project planning for effective problem solving by vinayGoal oriented project planning for effective problem solving by vinay
Goal oriented project planning for effective problem solving by vinay
 

Similar to Foodborne disease

What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
Mohd Farhan Ismail
 
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURANKONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
Rolina Zahhara Tambunan
 
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasiKeamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Aul Ndink
 
MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdf
MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdfMIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdf
MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdf
AgathaHaselvin
 
ppt lp kelompok GEA.pptx
ppt lp kelompok GEA.pptxppt lp kelompok GEA.pptx
ppt lp kelompok GEA.pptx
SantriHandayani
 
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxPPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
dinakardina13
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
ILKKM SG BULOH
 
Paper gastritis
Paper gastritisPaper gastritis
Paper gastritis
Yuni Ambarwati
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
Syscha Lumempouw
 
Gizi dan Osteoporosis
Gizi dan OsteoporosisGizi dan Osteoporosis
Gizi dan Osteoporosis
Lisa Mona Angelia
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Amirotul Khusna
 
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITKESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
EDIS BLOG
 
Power Point Materi Kebencanaan di Indonesia.ppt
Power Point Materi Kebencanaan di Indonesia.pptPower Point Materi Kebencanaan di Indonesia.ppt
Power Point Materi Kebencanaan di Indonesia.ppt
sriwahyu52
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
Septian Muna Barakati
 
Mikroba patogen
 Mikroba patogen Mikroba patogen
Mikroba patogen
Syartiwidya Syariful
 
presentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makananpresentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makanan
Apapunituzar
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
homeworkping3
 

Similar to Foodborne disease (20)

What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURANKONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
 
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasiKeamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
 
MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdf
MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdfMIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdf
MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN-MIKROBA_PATOGEN_PADA_MAKANAN.pdf.pdf
 
ppt lp kelompok GEA.pptx
ppt lp kelompok GEA.pptxppt lp kelompok GEA.pptx
ppt lp kelompok GEA.pptx
 
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxPPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
 
Paper gastritis
Paper gastritisPaper gastritis
Paper gastritis
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Gizi dan Osteoporosis
Gizi dan OsteoporosisGizi dan Osteoporosis
Gizi dan Osteoporosis
 
Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
 
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITKESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
 
Power Point Materi Kebencanaan di Indonesia.ppt
Power Point Materi Kebencanaan di Indonesia.pptPower Point Materi Kebencanaan di Indonesia.ppt
Power Point Materi Kebencanaan di Indonesia.ppt
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Mikroba patogen
 Mikroba patogen Mikroba patogen
Mikroba patogen
 
presentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makananpresentasi makalah sanitasi makanan
presentasi makalah sanitasi makanan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 

Foodborne disease

  • 2. Foodborne Disease  Penyakit akibat pangan (foodborne disease) didefinisikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.  Sedangkan Sharp dan Reilly (2000) mendefinisikan secara lebih luas bahwa penyakit akibat pangan atau keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau intoksikasi sebagai akibat mengkonsumsi makanan, minuman atau air yang telah terkontaminasi.
  • 3.  Pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran fisik, biologis, dan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia  FBD  Gejala klinis yang muncul dari foodborne disease antara lain gejala-gejala pada saluran cerna (gastrointestinal symptoms), neurological, gynaecological, immunological dan gejala-gejala yang lain  Dapat mengakibatkan kegagalan multiorgan, kanker, hingga kematian
  • 4. Klasifikasi Foodborne Disease  Berdasarkan agen penyebabnya, FBD diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu : 1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne infection) 2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi (foodborne intoxication)
  • 5. 1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne infection) Disebabkan oleh pangan yang terkontaminasi virus, bakteri atau parasit. Dapat terjadi dengan dua cara : • Virus, atau parasit  pangan  sal.cerna  berkembang biak dalam jaringan usus maupun jaringan tubuh lainnya  infeksi  FBD • Bakteri  sal.cerna  berkembang biak dalam jaringan usus maupun jaringan tubuh lainnya  mengeluarkan toksin  FBD (toxin-mediated infection)
  • 6. 2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi (foodborne intoxication) Disebabkan oleh pangan yang telah terkontaminasi suatu toksin (racun). Sumber racun (toksin) dapat berasal dari : • Racun oleh kontaminan bahan kimia, seperti : logam berat (tembaga, timbal, raksa) • Toksin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu
  • 7. Tabel Perbedaan Infeksi dan Intoksifikasi Akibat Pangan
  • 8.  Diperkirakan terdapat 2 kelompok utama penyebab foodborne disease : 1. Patogen yang telah diketahui sebagai penyebab diketahui ±31 patogen yang dapat menyebabkan foodborne disease 2. Agen-agen yang tidak spesifik  agen/zat dengan data2 yang tidak mencukupi untuk memperkirakan bahaya yang dapat ditimbulkan secara spesifik . Mikrobia, zat kimia, dan substansi yang lain yang ada dalam makanan yang mempunyai kemampuan sebagai penyebab penyakit  sulit teridentifikasi secara pasti  akut gastroenteritis
  • 9. Foodborne Pathogen  BAKTERI Bacillus anthracis Bacillus cereus, foodborne Brucella spp. Campylobacter spp. Clostridium botulinum Clostridium perfringens, foodborne Diarrheagenic E. coli other than STEC and ETEC ETEC, foodborne Listeria monocytogenes Mycobacterium bovis Salmonella enterica serotype Typhi Salmonella spp., nontyphoidal Shigella spp. Staphylococcus aureus, foodborne STEC non-O157 STEC O157 Streptococcus spp. group A, foodborne Vibrio cholerae, toxigenic Vibrio parahaemolyticus Vibrio spp., other Vibrio vulnificus Yersinia enterocolitica Yersinia pseudotuberculosis
  • 10.  PARASITIC Cryptosporidium spp. Cyclospora cayetanensis Giardia intestinalis Toxoplasma gondii Trichinella spp.  VIRAL Astrovirus Hepatitis A virus Norovirus Rotavirus Sapovirus
  • 11. Insident Foodborne Disease  CDC estimates that each year roughly 1 in 6 Americans (or 48 million people) gets sick, 128,000 are hospitalized, and 3,000 die of foodborne diseases (CDC, 2011)  Bagaimana dengan data di INDONESIA ??
  • 12.
  • 13.
  • 14. TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATOGEN PENYEBAB FOODBORNE DISEASE Pathogen Estimated number of illnesses 90% Credible Interval % Norovirus 5,461,731 3,227,078– 8,309,480 58 Salmonella, nontyphoidal 1,027,561 644,786– 1,679,667 11 Clostridium perfringens 965,958 192,316– 2,483,309 10 Campylobacter spp. 845,024 337,031– 1,611,083 9 Staphylococcus aureus 241,148 72,341–529,417 3 Subtotal 91
  • 15. TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN YANG MENGAKIBATKAN HOSPITALIZATION FOODBORNE DISEASE Pathogen Estimated number of hospitalizations 90% Credible Interval % Salmonella, nontyphoidal 19,336 8,545–37,490 35 Norovirus 14,663 8,097–23,323 26 Campylobacter spp. 8,463 4,300–15,227 15 Toxoplasma gondii 4,428 3,060–7,146 8 E.coli (STEC) O157 2,138 549–4,614 4 Subtotal 88
  • 16. TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN Pathogen Estimated number of deaths 90% Credible Interval % Salmonella, nontyphoidal 378 0–1,011 28 Toxoplasma gondii 327 200–482 24 Listeria monocytogenes 255 0–733 19 Norovirus 149 84–237 11 Campylobacter spp. 76 0–332 6 Subtotal 88
  • 17. Kajian Foodborne Disease  Foodborne disease menjadi isu utama dunia  Sulitnya memperkirakan insiden pasti foodborne disease karena manajemen data yang tidak mendukung  Perkembangan dampak klinis dari patogen dan munculnya strain-strain baru dari mikroorganisme penyebab foodborne disease membuat topik ini terus dikaji  CLIMATE CHANGE merupakan hal mendasar yang sedang menjadi topik utama global terkait dengan food security, food safety dan foodborne disease  Pro kontra seputar penanganan foodborne disease muncul
  • 18. Perkembangan Foodborne Disease  Spektrum foodborne diseases berubah secara konstan  Satu abad yang lalu typhoid fever,tuberculosis ,cholera merupakan foodborne diseases yang sering terjadi  berkurang karena perkembangan food safety (ex.pasturisasi susu, pengalengan yang aman, disinfectan,dll)  Setelah tahun 90-an ditemukan FBD terkait dengan penyebab lain, seperti pada tahun1996, ditemukan parasit Cyclospora pada Guatemalan raspberries (unusual parasite)  diare.  Pada tahun 1998, ditemukan strain baru bakteri Vibrio parahemolyticus yang mengkontaminasi kerang di Galveston Bay  epidemic of diarrheal illness
  • 19. Perkembangan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal :  mikrobia secara mudah dapat menyebar ke semua penjuru dunia  berkembangnya jenis mikrobia baru,  perubahan lingkungan dan ekologi  perubahan praktek produksi makanan dan kebiasaan konsumsi manusia
  • 20.  Perkembangan yang lain : diketahui bahwa beberapa penyakit serius ternyata dapat terjadi karena komplikasi dari foodborne disease  Contohnya :  Guillain-Barre Syndrome yang dapat disebabkan oleh infeksi Campylobacter  Penyebab paling umum dari gagal ginjal akut pada anak dan hemolytic uremic syndrome adalah infeksi E. coli O157:H7 dan bakteri terkait  Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi Listeria monocytogenes
  • 21. CLIMATE CHANGE VS FOODBORNE DISEASE  Perubahan iklim yang menjadi issue global saat ini, ternyata menjadi salah satu hal yang mendasari perkembangan FOODBORNE DISEASE  Dari beberapa penelitian ternyata diketahui bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan pertumbuhan patogen, meningkatkan ketahanan patogen terhadap anti hama, menigkatkan produksi toksin oleh bakteri dan jamur, meningkatkan distribusi zat-zat kimia karsinogenik, penurunan nilai gizi pangan, dsb
  • 22. Perlindungan Terhadap Foodborne Disease  Banyak dikembangkan teknologi pangan untuk mengurangi foodborne disease  Salah satunya adalah dengan konsumsi probiotik dan prebiotik  Penelitian Castillo et.al. 2013. Comparative study of the protective capacity against Salmonella infection between probiotic and nonprobiotic lactobacill. Journal of Applied Microbiology, Vol 114,(3) : 861-876(16) “Probiotic strain Lact. casei CRL 431 was the one that induced protection against Salmonella, by increasing the intestinal barrier function and by decreasing the local inflammatory response. Significance and Impact of the Study Not all lactobacilli, even with some immunostimulating properties at gut level, can protect against Salmonella infection. Lactobacillus casei CRL 431, a probiotic bacterium, could be useful as an oral mucosal adjuvant of the immune system to improve gut health, especially in the prevention or amelioration
  • 23. Tindakan Untuk Mengontrol Foodborne Disease  Kontrol FBD dapat dilakukan melalui berbagai upaya =  Mengetahui zat-zat dalam makanan yang berpotensi FBD  Menentukan risiko pada setiap tahapan proses pengolahan pangan  Menilai kemungkinan dampak dari perubahan iklim terhadap food safety, ditinjau dari berbagai disiplin ilmu  Mengetahui insiden FBD  Sistem investigasi & manajemen data
  • 24.
  • 25.  Peran kunci dari ahli gizi dalam keamanan pangan : 1. Ahli gizi berperan dalam operasi pelayanan makanan 2. Mendidik para profesional kesehatan masyarakat dan lainnya 3. Mempengaruhi kebijakan pangan