Hygiene Sanitasi Makanan, pentingnya HSM bagi industri makanan indonesia khususnya UKM. karena permasalah klasik UKM terkait hyigiene sanitasi makanan, sehingga susah bersaing dengan produk-produk pabrikan bermodal besar. dengan HSM diharapkan UKM dapat menjaga kualitas, sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan industri yg lebih besar.
slide presentasi yang berisi proses rantai penularan dari penyakit, disertai pathway, definis, dan contohnya. Silahkan dibaca :) please read this thanks
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
Hygiene Sanitasi Makanan, pentingnya HSM bagi industri makanan indonesia khususnya UKM. karena permasalah klasik UKM terkait hyigiene sanitasi makanan, sehingga susah bersaing dengan produk-produk pabrikan bermodal besar. dengan HSM diharapkan UKM dapat menjaga kualitas, sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan industri yg lebih besar.
slide presentasi yang berisi proses rantai penularan dari penyakit, disertai pathway, definis, dan contohnya. Silahkan dibaca :) please read this thanks
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
Si estás leyendo esto, ya diste el primer paso
para mejorar tu vida y el mundo. ¿Suena
importante? Lo es. Dejar de comer carne y
otros productos de origen animal salva un
sinnúmero de vidas y es la mejor manera de
proteger el ambiente. Además, estarás en
forma y te verás mejor que nunca.
Keracunan makanan dan penyakit karena mengonsumsi buah-buahan atau sayuran segar maupun olahan mengindikasikan adanya kontaminan (pestisida, mikroba, logam berat) dalam bahan pangan tersebut.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan penyakit asal pangan (foodborne disease) sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun yang disebabkan oleh senyawa yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi.
Menurut data FDA Amerika Serikat, penyakit asal pangan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroba menempati urutan pertama di atas racun alami, residu pestisida, dan bahan tambahan pangan.
Jika anda menemukan ini. maka anda tinggal mencari makalahnya dalam upload saya.
berbagi sangat sehat. :).
salam . saya anak aceh. banda aceh. indonesia
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Foodborne Disease
Penyakit akibat pangan (foodborne disease)
didefinisikan oleh WHO (World Health Organization)
sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi
atau racun, disebabkan oleh agent yang masuk ke
dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.
Sedangkan Sharp dan Reilly (2000) mendefinisikan
secara lebih luas bahwa penyakit akibat pangan
atau keracunan makanan adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi atau intoksikasi sebagai
akibat mengkonsumsi makanan, minuman atau air
yang telah terkontaminasi.
3. Pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran fisik,
biologis, dan kimia yang dapat membahayakan
kesehatan manusia FBD
Gejala klinis yang muncul dari foodborne disease
antara lain gejala-gejala pada saluran cerna
(gastrointestinal symptoms), neurological,
gynaecological, immunological dan gejala-gejala
yang lain
Dapat mengakibatkan kegagalan multiorgan, kanker,
hingga kematian
4. Klasifikasi Foodborne Disease
Berdasarkan agen penyebabnya, FBD
diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu :
1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne
infection)
2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi
(foodborne intoxication)
5. 1. Penyakit akibat pangan karena infeksi (foodborne
infection)
Disebabkan oleh pangan yang terkontaminasi virus,
bakteri atau parasit.
Dapat terjadi dengan dua cara :
• Virus, atau parasit pangan sal.cerna
berkembang biak dalam jaringan usus maupun
jaringan tubuh lainnya infeksi FBD
• Bakteri sal.cerna berkembang biak dalam
jaringan usus maupun jaringan tubuh lainnya
mengeluarkan toksin FBD (toxin-mediated
infection)
6. 2. Penyakit akibat pangan karena intoksikasi
(foodborne intoxication)
Disebabkan oleh pangan yang telah
terkontaminasi suatu toksin (racun).
Sumber racun (toksin) dapat berasal dari :
• Racun oleh kontaminan bahan kimia, seperti :
logam berat (tembaga, timbal, raksa)
• Toksin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu
8. Diperkirakan terdapat 2 kelompok utama penyebab
foodborne disease :
1. Patogen yang telah diketahui sebagai penyebab
diketahui ±31 patogen yang dapat
menyebabkan foodborne disease
2. Agen-agen yang tidak spesifik agen/zat
dengan data2 yang tidak mencukupi untuk
memperkirakan bahaya yang dapat ditimbulkan
secara spesifik . Mikrobia, zat kimia, dan
substansi yang lain yang ada dalam makanan
yang mempunyai kemampuan sebagai penyebab
penyakit sulit teridentifikasi secara pasti
akut gastroenteritis
9. Foodborne Pathogen
BAKTERI
Bacillus anthracis
Bacillus cereus, foodborne
Brucella spp.
Campylobacter spp.
Clostridium botulinum
Clostridium perfringens, foodborne
Diarrheagenic E. coli other than STEC and ETEC
ETEC, foodborne
Listeria monocytogenes
Mycobacterium bovis
Salmonella enterica serotype Typhi
Salmonella spp., nontyphoidal
Shigella spp.
Staphylococcus aureus, foodborne
STEC non-O157
STEC O157
Streptococcus spp. group A, foodborne
Vibrio cholerae, toxigenic
Vibrio parahaemolyticus
Vibrio spp., other
Vibrio vulnificus
Yersinia enterocolitica
Yersinia pseudotuberculosis
11. Insident Foodborne Disease
CDC estimates that each year roughly 1 in 6 Americans
(or 48 million people) gets sick, 128,000 are
hospitalized, and 3,000 die of foodborne diseases
(CDC, 2011)
Bagaimana dengan data di INDONESIA ??
15. TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN YANG
MENGAKIBATKAN HOSPITALIZATION FOODBORNE DISEASE
Pathogen
Estimated
number of
hospitalizations
90% Credible
Interval
%
Salmonella,
nontyphoidal
19,336 8,545–37,490 35
Norovirus 14,663 8,097–23,323 26
Campylobacter
spp.
8,463 4,300–15,227 15
Toxoplasma
gondii
4,428 3,060–7,146 8
E.coli (STEC)
O157
2,138 549–4,614 4
Subtotal 88
16. TABEL KELOMPOK 5 BESAR PATHOGEN
YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN
Pathogen
Estimated
number of
deaths
90% Credible
Interval
%
Salmonella,
nontyphoidal
378 0–1,011 28
Toxoplasma
gondii
327 200–482 24
Listeria
monocytogenes
255 0–733 19
Norovirus 149 84–237 11
Campylobacter
spp.
76 0–332 6
Subtotal 88
17. Kajian Foodborne Disease
Foodborne disease menjadi isu utama dunia
Sulitnya memperkirakan insiden pasti foodborne
disease karena manajemen data yang tidak
mendukung
Perkembangan dampak klinis dari patogen dan
munculnya strain-strain baru dari mikroorganisme
penyebab foodborne disease membuat topik ini
terus dikaji
CLIMATE CHANGE merupakan hal mendasar yang
sedang menjadi topik utama global terkait dengan
food security, food safety dan foodborne disease
Pro kontra seputar penanganan foodborne disease
muncul
18. Perkembangan Foodborne Disease
Spektrum foodborne diseases berubah secara konstan
Satu abad yang lalu typhoid fever,tuberculosis ,cholera
merupakan foodborne diseases yang sering terjadi
berkurang karena perkembangan food safety
(ex.pasturisasi susu, pengalengan yang aman,
disinfectan,dll)
Setelah tahun 90-an ditemukan FBD terkait dengan
penyebab lain, seperti pada tahun1996, ditemukan
parasit Cyclospora pada Guatemalan raspberries
(unusual parasite) diare.
Pada tahun 1998, ditemukan strain baru bakteri Vibrio
parahemolyticus yang mengkontaminasi kerang di
Galveston Bay epidemic of diarrheal illness
19. Perkembangan tersebut dapat terjadi karena beberapa
hal :
mikrobia secara mudah dapat menyebar ke semua
penjuru dunia
berkembangnya jenis mikrobia baru,
perubahan lingkungan dan ekologi
perubahan praktek produksi makanan dan
kebiasaan konsumsi manusia
20. Perkembangan yang lain : diketahui bahwa
beberapa penyakit serius ternyata dapat terjadi
karena komplikasi dari foodborne disease
Contohnya :
Guillain-Barre Syndrome yang dapat disebabkan
oleh infeksi Campylobacter
Penyebab paling umum dari gagal ginjal akut
pada anak dan hemolytic uremic syndrome adalah
infeksi E. coli O157:H7 dan bakteri terkait
Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi Listeria
monocytogenes
21. CLIMATE CHANGE VS FOODBORNE DISEASE
Perubahan iklim yang menjadi issue global saat ini,
ternyata menjadi salah satu hal yang mendasari
perkembangan FOODBORNE DISEASE
Dari beberapa penelitian ternyata diketahui bahwa
perubahan iklim dapat meningkatkan pertumbuhan
patogen, meningkatkan ketahanan patogen terhadap
anti hama, menigkatkan produksi toksin oleh bakteri
dan jamur, meningkatkan distribusi zat-zat kimia
karsinogenik, penurunan nilai gizi pangan, dsb
22. Perlindungan Terhadap Foodborne
Disease
Banyak dikembangkan teknologi pangan untuk mengurangi
foodborne disease
Salah satunya adalah dengan konsumsi probiotik dan
prebiotik
Penelitian Castillo et.al. 2013. Comparative study of the
protective capacity against Salmonella infection between
probiotic and nonprobiotic lactobacill. Journal of Applied
Microbiology, Vol 114,(3) : 861-876(16)
“Probiotic strain Lact. casei CRL 431 was the one that induced
protection against Salmonella, by increasing the intestinal
barrier function and by decreasing the local inflammatory
response. Significance and Impact of the Study
Not all lactobacilli, even with some immunostimulating
properties at gut level, can protect
against Salmonella infection. Lactobacillus casei CRL 431, a
probiotic bacterium, could be useful as an oral mucosal
adjuvant of the immune system to improve gut health,
especially in the prevention or amelioration
23. Tindakan Untuk Mengontrol Foodborne
Disease
Kontrol FBD dapat dilakukan melalui berbagai upaya
=
Mengetahui zat-zat dalam makanan yang
berpotensi FBD
Menentukan risiko pada setiap tahapan proses
pengolahan pangan
Menilai kemungkinan dampak dari perubahan iklim
terhadap food safety, ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu
Mengetahui insiden FBD Sistem investigasi &
manajemen data
24.
25. Peran kunci dari ahli gizi dalam keamanan pangan :
1. Ahli gizi berperan dalam operasi pelayanan
makanan
2. Mendidik para profesional kesehatan masyarakat
dan lainnya
3. Mempengaruhi kebijakan pangan